• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN KAS PADA PT. PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA OLEH: DESTOR DELANO SILITONGA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR SISTEM PENGENDALIAN KAS PADA PT. PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA OLEH: DESTOR DELANO SILITONGA"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN KAS PADA PT. PLN(PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

OLEH:

DESTOR DELANO SILITONGA 152102072

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan,pengalaman,kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul " Sistem Pengendalian Kas Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara".Tugas Akhir ini merupakan syarat wajib bagi setiap mahasiswa agar dapat menyelesaikan Program Studi Diploma III Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Mutia Ismail,SE., MM. Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si. Ak., sebagai Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing penyusunan Tugas Akhir.

4. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

(4)

5. Kepada orang tua tercinta yang telah banyak berkorban dan memberikan kasih sayang, dukungan, doa, perhatian, yang tiada henti-hentinya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas akhir ini.

6. Rekan Seperjuangan Khususnya Mahasiswa Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara stambuk 2015.

Atas bantuan dan dorongan tersebut, penulis hanya bisa berdoa semoga amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan penulisberharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, April 2019 Penulis

Destor Delano 152102072

(5)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 3

1.4. Rencana Penulisan ... 4

BAB II PROFIL PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat ... 7

2.2. Visi dan Misi ... 10

2.3. Job Description ... 15

2.4. Jaringan Usaha ... 22

2.5. Kinerja Terkini ... 24

2.6. Rencana Kegiatan ... 24

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Kas ... 25

3.2. Pengertian dan Tujuan Pengendalian Kas ... 29

3.3. Unsur-Unsur Pengendalian Kas ... 31

3.4. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Kas Perusahaan ... 32

3.5. Pengendalian Penerimaan Kas Perusahaan ... 36

3.6. Pengendalian Pengeluaran Kas Perusahaan ... 39

(6)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 44 4.2. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA ... 45

(7)

v

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1. Jadwal Survei/Observasi Dan Penyusunan Tugas Akhir ... 4

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1. Logo PLN………...……… ... 13

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, dunia usaha semakin berkembang diikuti dengan tingkat persaingan yang semakin ketat pula. Hal ini terlihat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bermunculan, baik perusahaan nasional milik pemerintah, perusahaan swasta nasional maupun swasta milik asing.

Semakin berkembangnya satu perusahaan, dimana ruang lingkupnya semakin besar dan kompleks menyebabkan manajemen tidak lagi terikat langsung dalam setiap unit kegiatan yang ada didalam perusahaan. Oleh karena itu diperlukan satu sistem pengendalian yang efektif dan terpadu yang nantinya diharapkan dapat membantu manajemen dalam rangka mempertahankan

kelangsungan jalan perusahaan serta meningkatkan efektifitasnya.

Setiap perusahaan memerlukan adanya prinsip akuntansi yang baik, terutama dalam pengelolaan kas . Kas sangat mempengaruhi transaksi dalam perusahaan. Oleh karena itu pengunaannya harus secara optimal. Idealnya, dalam arti yang sebenarnya, keseimbangan dapat dipertahankan antara jumlah yang cukup untuk memastikan berfungsinya bisnis dan untuk menghindari uang tunai dalam pengangguran. Arus kas menjadi modal kerja yang paling mudah terdistorsi,kita membutuhkan sistem kontrol kas yang baik.

(10)

Suatu sistem pengendalian kas yang baik akan menghasilkan informasi yang benar dan dapat diterima oleh karyawan dan pimpinan perusahaan serta mampu memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan aktiva yang perlu diawasi. Untuk menciptakan suatu sistem pengendalian yang baik bukanlah yang mudah, tetapi hal tersebut diusahakan agar aktifitas perusahaan dapat berjalan dengan pekerjaan lancar.

Pengendalian kas merupakan salah satu unsur pokok internal perusahaan yang perlu mendapat perhatian serius. Pengendalian bagi suatu perusahaan juga merupakan alat untuk mengukur keberhasilan atas aktifitas yang telah dilaksanakan dan sekaligus juga mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan apabila terjadi penyimpangan.

Seperti halnya pada PT .PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, bahwa kas yang dimiliki perusahaan ini sulit dikendalikan pengolahaannya secara efektif dan efisien. Ditambah lagi bila keadaan perekonomian negara kurang baik, sehingga tidak mendukung operasional perusahaan tersebut.

Dengan dilandasi alasan dan pertimbangan diatas, maka penulis bermaksud meneliti dan mengevaluasi secara langsung untuk dapat mengetahui sejauh mana pengendalian kas yang dilaksanakan oleh perusahaan . Untuk itu penulis mengambil judul “ Sistem Pengendalian Kas pada PT . PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara ”.

(11)

3

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam penulisan ini adalah : bagaimana pengendalian kas pada PT. PLN(Persero) Wilayah Sumatera Utara?

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah :

Untuk mengetahui Sistem Pengendalian Kas yang dilakukan oleh PT . PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

B. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penulisan ini adalah :

a. Bagi penulis, penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di program Diploma III, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Sekaligus bisa menambah wawasan penulis.

b. Menjadi bahan referensi dan bacaan yang bermanfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

c. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai sumbangan saran dalam melaksanakan aktifitasnya menciptakan suatu pengendalian kas yang efektif.

(12)

1.4. Rencana Penulisan

Adapun rencana penulisan ini adalah : 1. Jadwal Survey/Observasi

Survey/observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pencatatan atas kegiatan yang berhubungan dengan objek penelitian. Lokasi yang di pilih penulis yaitu :

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara di Jalan Yos Sudarso,lebih jelasnya jadwal kegiatan dapat di lihat pada tabel.

Table 1.1

Jadwal Survei/Observasi Dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN APRIL - MARET

1 Pengesahan penulisan Tugas Akhir 

2 Pengajuan judul 

3 Izin permohonan riset 

4 Penunjukkan Dosen Pembimbing 

5 Pengumpulan Data 

6 Penyusunan Tugas Akhir 

7 Bimbingan Tugas Akhir 

8 Penyelesaian Tugas Akhir 

(13)

5

2. Rencana Isi

Secara garis besar, pembahasan dan penyusunan tugas akhir ini di bagi atas empat bab, dimana masing masing bab ini terdiri dari sub bab sesuai dengan kebutuhan tugas akhir dengan tujuan agar memperoleh pemahaman yang sistematis.

Secara garis besar pembagian bab dalam tugas akhir ini adalah sebgai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal survei/observasi, dan rencana isi.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini menguraikan hasil penelitian penulis yang meliputi sejarah ringkasan peruahaan, struktur organisasi & personalia, job description, jaringan usaha/kegiatan, kinerja terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PEMBAHASAN ISI

Pada bab ini menguraikan mengenai pengendalian kas pada PT.

PLN(Persero) Wilayah Sumatera Utara.

(14)

BAB IV : PENUTUP

Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan terhadap uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, sekaligus berisi saran yang di harapkan dapat bermanfaat bagi pembaca.

(15)

7 BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1. Sejarah PT. PLN (Persero)

Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad kesembilan belas, ketika beberapa perusahaan Belanda membangun pembangkit listrik untuk keperluan mereka sendiri. Sektor listrik telah menjadi layanan publik, dimulai dengan perusahaan swasta Belanda, NV. NIGM memperluas kegiatannya dari industri gas ke industri energi. Selama Perang Dunia II, perusahaan-perusahaan listrik dikendalikan oleh Jepang dan direbut setelah kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh pemuda Indonesia pada bulan September 1945 dan menyerah kepada Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno mendirikan perusahaan listrik dan gas publik dengan kapasitas produksi energi hanya 157,5 MW.

Pada 1 Januari 1961, layanan pasokan listrik dan gas dialihkan ke BPU- PLN (General Manager Perusahaan Listrik Nasional), yang bertanggung jawab atas aliran gas dan kokas. Pada 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dua badan usaha milik negara dibentuk, yaitu Perusahaan Listrik Nasional (PLN), yang mengelola listrik, dan Perusahaan Gas Nasional (PGN). ), yang mengelola gas. Saat itu, kapasitas pembangkit listrik PLN hanya 300 MW.

Pada tahun 1972, pemerintah Indonesia menetapkan status perusahaan listrik nasional sebagai perusahaan listrik nasional (PLN). Pada tahun 1990, Keputusan Pemerintah No. 17 menetapkan PLN sebagai pemilik otoritas komersial

(16)

Listrik. Pada tahun 1992, pemerintah memberi peluang kepada sektor swasta untuk menyediakan listrik. Sesuai dengan Arahan yang disebutkan di atas, status PLN dipindahkan pada bulan Juni 1994 dari perusahaan saham gabungan ke suatu kemitraan (PERSERO).

Sejarah PT. PLN (Persero) wilayah Medan A. Sejarah Ringkas

Di Indonesia, listrik baru dikenal pada akhir abad ke-19, pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Saat itu, pasokan listrik negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan, termasuk NV. OGEM (Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy) berbasis di Belanda dan Indonesia di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923), listrik dimulai di Medan. Pusat ini dibangun oleh kantor PLN cabang Medan, yang sekarang berada di Jalan Raya Nasional 12 yang dibangun di Medan. NIGEM / OGEM, salah satu perusahaan swasta Belanda.

Pendudukan Jepang hanya mengambil alih manajemen perusahaan listrik swasta dan Belanda, tanpa mesin dan jaringan diperpanjang.

Karyanya telah dibagi lagi menjadi perusahaan listrik di Sumatra, perusahaan listrik di Jawa, dll. Sesuai dengan struktur organisasi tentara Jepang pada saat itu. Setelah deklarasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, perusahaan listrik di seluruh negeri mengambil alih unit aksi untuk mantan pemilik swasta Belanda yang dimiliki oleh Jepang.

(17)

9

Perusahaan listrik yang diakuisisi akan diserahkan kepada pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum.

Mengingat tindakan pengambilalihan, Keputusan Pemerintah No. 1SD / 45 menetapkan hari listrik pada tanggal 27 Oktober. Sejarah kemudian membuktikan bahwa surat itu diterbitkan pada 3 Oktober 1953, dalam suasana yang semakin terdegradasi dalam hubunganindo-Belanda.

Keputusan Presiden No 163 yang memuat ketentuan tentang nasionalisasi perusahaan listrik Belanda, sesuai dengan Pasal 33 (2) (1945), cabang di Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli), di satu sisi oleh Ir Soekarno (pada saat yang sama waktu). Presiden di Aceh), 1959 oleh Ahmad Syaifullah. Setelah pengenalan BPU PLN dengan Keputusan Menteri 16 1. 20.5.1961, organisasi listrik diubah. Sumatra Utara, Aceh, Sumatra Barat, dan Riau dibubarkan pada tahun 1965 untuk operasi PLN pertama. PLN-BPU dibubarkan sesuai dengan Peraturan No.

9 / PRT / 64 dan Peraturan Menteri No. 1 / PRT / LPO. Divisi ruang kerja PLN dibentuk dalam 15 unit regional 1. Sumatera Utara tetap beroperasi I.

Setelah pendirian Perusahaan Listrik Nasional Sumatera Utara, saya membuat keputusan dewan PLN, No. KPP 009 / DIRPLN / 66 April 14 , 1966, Eksplorasi PLN I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor terbagi, Medan,Binjai, Sibolga, P.Siantar (terletak di Tebing Tinggi PP).

No. 18 tahun 1972 memperkuat posisi PLN sebagai perusahaan listrik milik negara, yang mengalihkan hak, kekuasaan, dan tanggung jawab utilitas ke pembangkit dan distribusi listrik. Listrik di seluruh Republik

(18)

Indonesia. Dalam sebuah keputusan menteri, eksploitasi zloty I oleh Sumatera Utara telah digantikan oleh zloty II Sumatera Utara. Kemudian ikuti Keputusan Menteri PUTL No. 013 / PRT / 75, yang mengubah operasi PLN menjadi PLN daerah. Operasi PLN II menjadi PLN Wilayah II, Sumatera Utara. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 4564.K / 702 / M.PE / 1993, Form Transfer Team Perusahaan didirikan pada tanggal 17 Desember 1993. Keadaan umum seni listrik menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

A. Visi PT. PLN (Persero) Wilayah Wilayah Sumatera Utara Medan Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang tumbuh, unggul dan percaya dengan mengandalkan potensi manusia.

B. Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Wilayah Sumatera Utara Medan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Wilayah Medan memiliki beberapa misi, yaitu:

1. Mengelola bisnis di gedung dan bidang terkait lainnya, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemilik bisnis.

2. Listrik sebagai cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

3. Berusaha menjadikan listrik sebagai pendorong kegiatan ekonomi.

4. Berbisnis ramah lingkungan.

5. Mendukung bisnis melalui layanan listrik

6. Penyediaan listrik dan layanan kepada pelanggan atau masyarakat.

(19)

11

7. Memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dalam distribusi listrik.

8. Perpanjangan tenaga listrik dan layanan.

C. Motto PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki motto

“Listrik Untuk Kehidupan yang Lebih Baik”. Dengan motto tersebut PT.

PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan berharap akan mencapai kesuksesan dalam pelayanan dan pembangunan ketenagalistri- kan.

D. Nilai-Nilai PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Nilai-nilai pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area

Medan adalah sebagai berikut:

1.Peka terhadap kebutuhan pelanggan, selalu berusaha untuk

menyediakan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan cepat, akurat dan tepat.

2. Untuk menjaga martabat manusia, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan untuk mengakui dan melindungi hak asasi manusia dalam menjalankan bisnis.

3. Integritas, menghargai nilai-nilai kejujuran dan objektivitas dalam manajemen.

4. Kualitas produk, peningkatan kualitas dan keandalan produk secara terus-menerus. Mengukur dan menjaga kualitas lingkungan dalam operasi

(20)

perusahaan.

5. Peluang Karir: Berikan setiap anggota perusahaan peluang yang sama, dan paling lengkap, untuk mengisi posisi berdasarkan kriteria dan

kualifikasi posisi yang ditentukan.

6. Inovatif, siap untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan anggota lain dari perusahaan, membangkitkan rasa ingin tahu dan menghargai ide-ide dan kerja inovatif.

7. Prioritas kepentingan perusahaan untuk menghindari konflik kepentingan.

8. Pastikan setiap keputusan adalah demi kepentingan terbaik perusahaan.

9. Dalam membuat keputusan, perhatian khusus diberikan untuk meningkatkan nilai investasi pemegang saham.

10. Saling percaya, integritas dan kepedulian terhadap komunitas.

(21)

13

E. Makna Logo Perusahaan

Logo PLN

Gambar 2.1 Logo PT. PLN (Persero)

Sumber : PT. PLN (persero)

PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

1. Bidang persegi panjang vertikal

Disimbolkan sebagai bidang dasar untuk elemen simbol selain PT. PLN (Persero) adalah wadah atau organisasi yang terorganisasi dengan sempurna. Kuning untuk menggambarkan pencerahan karena PLN mengharapkan listrik untuk menciptakan pencerahan bagi kehidupan

(22)

masyarakat. Warna kuning juga melambangkan semangat setiap karyawan di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Ini melambangkan energi listrik yang dikandungnya sebagai produk layanan utama yang diproduksi oleh perusahaan. Selain kilat, itu juga berarti pekerjaan yang cepat dan akurat oleh orang-orang PT. PLN (Persero) untuk memberikan solusi terbaik kepada pelanggannya. Warna merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik terkemuka di Indonesia dan pergerakan dinamis masyarakat dan setiap masyarakat, serta keberanian untuk menghadapi tantangan saat ini.

3. Tiga gelombang

Ini adalah penyebaran energi listrik dari tiga area bisnis utama perusahaan yaitu produksi, distribusi dan distribusi, sesuai dengan kerja keras

karyawan PT. PLN (Persero) untuk menawarkan pelanggannya layanan terbaik. Warna biru menunjukkan kesan konstan (sesuatu yang tersisa) serta listrik yang selalu diperlukan untuk kehidupan manusia. Selain itu, biru berarti keandalan karyawan perusahaan untuk menyediakan layanan terbaik bagi pelanggannya. Logo tersebut menunjukkan bahwa perusahaan

(23)

15

2.2. Job Description

Struktur organisasi adalah wadah untuk sekelompok orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Struktur organisasi harus memberikan gambaran umum tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, serta hubungan antara pihak-pihak yang berbeda,

berdasarkan pengaturan yang ada. Struktur organisasi juga harus menciptakan sistem hubungan dalam organisasi untuk komunikasi yang efektif, koordinasi dan integrasi semua kegiatan.

Atas dasar keputusan Direktur Jenderal PT. PLN (Persero) Sumut nomor 019.K / GM. WSU / 2008 3 Juni 2008 untuk menggambarkan fungsi dan tugas utama PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara meliputi:

a). Manajer Area Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan untuk secara efektif menjual listrik, layanan pelanggan, operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi daya di bidang kegiatan mereka sesuai dengan tata kelola perusahaan berdasarkan kebijakan kantor pusat untuk mendukung pendapatan perusahaan berdasarkan layanan, kualitas dan kinerja. , Menanggapi kebutuhan klien, membimbing dan memberdayakan unit perawatan di bawahnya

(24)

b). Bagian Jaringan

Mengkordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif, efisien dengan mutu serta keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Melaksanakan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penertiban penggunaan jaringan distibusi tenaga listrik kepada pelanggan.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di jelaskan diatas, Bagian Jaringan mempunyai fungsi:

1. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik.

2. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik.

3. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil.

4. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.

5. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan sistem pendistribusian tenaga listrik.

6. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik.

7. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi.

(25)

17

8. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan.

9. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi jaringan listrik.

10. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional sistem pendistribusian tenaga listrik.

11. Melaksanakan pelayanan / penanggulangan gangguan jaringan tenaga rendah, gardu distribusi, alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian ke pelanggan.

12. Melaksanakan penyusunan sasaran operasi pemeriksaan (P2TL) APP pelanggan.

13. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listrik pada pelanggan.

14. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.

15. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan JTM & JTR serta peralatan jaringan listrik.

16. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga.

(26)

c). Bagian Transaksi Energi

Mengkoordinasikan pengoperasian / pemeliharaan peralatan pengukuran, proteksi dan mengawasi pengoperasian / pemeliharaan AMR untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik yang efektif & efesien kepada masyarakat pelanggan.

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit- unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana butir 2 diatas, bagian transaksi energi memiliki tugas:

1. Merencanakan jadwal pemeliharaan proteksi dan pengukuran.

2. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi dan pengukuran.

3. Mengkordinir pengoperasian & pemeliharaan perangkat AMR.

4. Mengawasi kegiatan penerapan KWh meter dan pemeliharaan peralatan tera.

5. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koordinasi setting relay proteksi.

6. Memonitor unjuk kerja sistem proteksi dan pengukuran.

7. Merencanakan pengembangan sistem proteksi dengan konfigurasi loopscheme.

(27)

19

8. Membuat SOP pekerjaan pemasangan / pemeliharaan sistem proteksi &

pengukuran.

9. Mengawasi pelaksanaan pemasangan / pemeliharaan APP pelanggan khususnya pelanggan > 66 KVA.

10. Mengevaluasi hasil pembacaan KWh terima dari G.induk, Pembangkit yang menjadi energi terima di unit Cabang.

11. Mengevaluasi dan analisa data DLPD yang ditampilkan dari hasil pembacaan AMR.

12. Membuat data aset / inventaris peralatan pengukuran dan proteksi di unit cabang.

13. Menyusun RAO / UAI bagian pengukuran dan proteksi.

14. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan.

15. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan.

16. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar.

17. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

18. Menyusun segmentasi pelanggan.

19. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan.

20. Melakukan survei kepuasan pelanggan.

21. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan layanan pelanggan.

22. Mengembangkan standar layanan dan produk.

23. Setuju dan evaluasi kualitas layanan.

(28)

24. Menentukan kebijakan SPJBTL untuk klien. Penilaian perkembangan Captive Power.

25. Hitung biaya penggantian listrik untuk konsumen.

d) Bagian Pelayanan dan Administrasi

Melaksanakan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata

kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan kegiatan inventarisasi, pembukuan dan penagihan rekening listrik ke pelanggan yang menunggak.

Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelola anggaran,keuangan, perpajakan dan asuransi sesuai dengan prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akuntansi akurat dan tepat waktu.

Bertanggung jawab atas pengelolaan administrasi keuangan perusahaan, fasilitas pasokan energi, dan pelaporan penggunaan setiap item anggaran.

Melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, penagihan dan kegiatan pemutusan dan penyambungan.

Untuk melaksanakan tugas pokok bagian pelayanan dan administrasi mempunyai tugas:

1. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bagian niaga dan pelayanan pelanggan.

2. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen

(29)

21

3. Menyusun RAO/UAI bagian niaga dan pelayanan secara berkala

4. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pelanggan

5. Melaksanakan inventarisasi piutang listrik 6. Melakukan pembukuan piutang listrik

7. Melaksanakan kegiatan penangihan rekening listrik 8. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

9. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan

10. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dalam pengelolaan keuangan 11. Mengkoordinasikan usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit

pelaksanaan

12. Menyusun laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan keuangan.

13. Membuat BP dan UJL kepada pelanggan.

14. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan penggolongan rekening listrik

15. Membuat DIL untuk pengusahaan tenaga listrik.

16. Melakukan perhitungan pemakaian rekening listrik

17. Mengevaluasi Kwh meter yang terpakai akibat pemakaian ilegal sebagai dasar penurunan susut jaringan

18. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekenining bercetak

(30)

19. Melaksanakan forum komunikasi dengan pelanggan 20. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening listrik 21. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

22. Melaksanakan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan rekening listrik.

2.3. Jaringan Usaha Terkini

PT. PLN (Persero) Sumatera Utara sebenarnya merupakan perwakilan bersama dari beberapa entitas yang bekerja bersama di wilayah kerja Provinsi Sumatera Utara. Ada 6 unit PLN, masing-masing memiliki fungsi spesifik pelengkap dalam sistem operasi bertenaga, yaitu:

1. PT. PLN (Persero) Sumut dan Aceh, yang tugas utamanya melakukan pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi serta Gardu Induk.

2. PT. PLN (Persero Pembangkit Sumatera Bagian Utara), bertanggung jawab atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik dalam jumlah besar yang bersumber dari pemanfaatan berbagai energi primer.

3. PT. PLN (Persero) P3B Sumatera – Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi, dan pengoperasian sistem tenaga listrik

4. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk sampai ke tangan konsumen melalui Jaringan.

(31)

23

5. Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah (SR).

6. PT. PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain diluar PLN yang membutuhkan.

Secara umum, Wilayah Regional Nordsumatra, yang terletak di Wilayah Utara, melayani wilayah 20 kabupaten dan 7 komunitas di provinsi Sumatera Utara.

Layanan PLN mengandalkan 7 cabang, 11 rak, 50 cabang, 4 cabang pembantu, dan 114 kantor keamanan dengan jaringan tegangan

menengah 20.064 km, jaringan tegangan rendah 21.242 km, dan 14.703 gardu ditempatkan di bawah naungan PLN wilayah 916 pelanggan Sumatera Utara.

Permintaan listrik di wilayah Sumatera Utara dipenuhi oleh 8 pembangkit listrik di pembangkit PLN Sumbagut. Makanan terpenting berasal dari PLTGU Belawan di Pulau Naga Putri Sicanang, dengan kapasitas terpasang 10.779 MW. Untuk mendistribusikan listrik kepada pelanggan, PLN juga mengoperasikan jaringan transmisi tegangan tinggi dan gardu induk dengan kapasitas 2.175 Mva dari Unit Kontrol Beban Beban P3B PLN Sumatra.

Sumbagut. [PLN 2006].

(32)

2.5. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2019, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Wilayah Medan memiliki beberapa proyek untuk di selesaikan, serta proyek yang sedang berlangsung.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain:

1. PT. PLN (Persero) Sumatera Utara telah bermitra dengan PT. INALUM untuk mengatasi defisit produksi listrik.

2. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara saat ini dapat meminimalkan pencurian saat ini dengan mengatur kontrol daya

2.6. Rencana Kegiatan

Rencana PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah meningkatkan kekuatannya, bekerja sama dengan agen-agen dan memberikan layanan yang lebih baik kepada konsumen.

(33)

25 BAB III PEMBAHASAN

3.1. PENGERTIAN KAS

Kas adalah aset paling aktif dan memiliki dampak signifikan pada setiap transaksi. Memang, setiap transaksi membutuhkan dasar penilaian, yaitu uang tunai. Meskipun estimasi kas tidak termasuk langsung dalam transaksi, nilai transaksi diukur dalam tunai.

Dalam kehidupan sehari-hari, kas hanya diartikan sebagai mata uang yang digunakan sebagai alat pembayaran dan alat pertukaran. Berdasarkan pengertian akuntansi, kas meliputi uang dan alat pembayaran lain yang disamakan dengan uang atau pembayaran untuk mempermudah jalannya suatu transaksi. Disamping itu, kas juga merupakan suatu aktiva yang mudah diselewengkan dan digunakan dengan semestinya oleh karyawan, karena kas merupakan aktiva yang paling mudah dipindah tangankan. Banyak transaksi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran kas. Tidak hanya terbatas pada uang tunai yang tersedia di dalam perusahaan saja, melainkan meliputi semua jenis aktiva yang dapat dipergunakan dengan segera untuk membiayai seluruh kegiatan perusahaan.

Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007) bahwa:

“Kas terdiri dari saldo kas (cash and hand) dan rekening giro setara kas (cash equipment) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan-perubahan yang signifikan”.

(34)

Melihat pengertian kas yang di kemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia diatas dapat di katakan bahwa kas merupakan alat pembayaran paling lancar untuk kegiatan transaksi perusahaan dan oleh sebab itu pengelolaan kas dalam perusahaan sangat penting.

Bila pengelolaan kas tidak di lakukan dengan baik maka kemungkinan besar mengakibatkan terjadinya kerugian. Dengan alasan itulah maka para pemimpin perusahaan berupaya menciptakan suatu Pengendalian Intern Kas dalam perusahaannya.

Menurut Suharli (2006: 173), "kas dan setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat dengan cepat dikonversi ke jumlah tertentu tanpa risiko perubahan nilai yang signifikan".

Dari pengertian kas di atas, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Yang termasuk golongan kas terdiri atas : 1. Uang Tunai (uang kertas dan uang logam)

Uang tunai adalah seluruh alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh siapa saja sebagai alat pembayaran.

2. Dana yang Tersedia di Bank

Maksud dari dana yang tersedia di bank adalah simpanan yang setiap saat dapat diambil dan dikeluarkan untuk pembayaran.

(35)

27

3. Cek

Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat pembayaran dan cek tersebut setiap saat dapat dicairkan di bank.

4. Cek Perusahaan

Cek perusahaan adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk mengeluarkan uang bagi pihak-pihak lain dalam perusahaan itu sendiri untuk membayar kepada pihak lain.

5. Cek Dalam Perjalanan

Cek dalam perjalanan adalah cek yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain tetapi belum di uangkan di bank.

6. Wesel Pos

Wesel pos yang menurut sifatnya dapat segera diuangkan pada waktu diperlukan.

7. Penyimpanan Bank di luar Negeri

Penyimpanan uang di luar negeri tidak di berikan batas penarikan.Saldo di dalam neraca dilaporkan dalam mata uang rupiah sebesar nilai kursnya.

8. Hal-hal Lain yang Dapat Disamakan Dengan Uang

Terdiri dari surat-surat yang dapat diuangkan setiap saat di bank, dimana bank bersedia membayar seperti nominal yang tertera dalam surat tersebut.

(36)

b. Yang tidak termasuk kas terdiri atas : 1. Cek mundur

2. Pembayaran-pembayaran yang dimuka 3. Surat berharga jangka pendek

4. Perangko dan materai 5. Deposito berjangka

6. Kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan sifatnya terkait seperti dana pensiun, pelunasan obligasi dan pembayaran deviden 7. Wesel tagih

Adapun fungsi dari kas sebagai berikut :

a. Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil.

b. Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai nominalnya.

c. Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.

Untuk memastikan keamanan uang tunai, perusahaan harus menyiapkan sistem kontrol internal. Sistem kontrol internal mencakup struktur organisasi, metode, dan langkah-langkah terkoordinasi untuk memastikan kesejahteraan organisasi, memverifikasi keakuratan dan keandalan data akuntansi,

meningkatkan efisiensi, dan mendorong kepatuhan dengan kebijakan manajemen.

Kontrol internal menentukan tujuan yang akan dicapai dan bukan blok bangunan sistem. Definisi kontrol internal di atas berlaku untuk perusahaan

(37)

29

yang memproses informasi secara manual, serta untuk mesin akuntansi atau komputer.

3.2. PENGERTIAN DAN TUJUAN PENGENDALIAN KAS 1. Pengertian Pengendalian Kas

Awalnya, pengendalian dana dianggap sebagai tinjauan internal atau masalah audit yang hanya membahas aspek-aspek teknik akuntansi yang memastikan keakuratan dan keakuratan data perusahaan dan implementasinya. serta ulasan atau prosedur tambahan untuk kerentanan.

Menurut Komite Sponsor dari Komisi Organisasi dari conveyor belt (COSO), dalam laporannya yang berjudul Kerangka kerja pengendalian internal, "kontrol perbendaharaan adalah suatu sistem yang harus dapat mengelola semua tingkat aktivitas dalam negara Untuk memantau dan mengendalikan bisnis, mencoba mengikuti perubahan dalam dunia bisnis semakin lama dan semakin kompleks. "

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) "Kontrol uang tunai mencakup organisasi dan semua metode pengiriman terkoordinasi yang digunakan oleh perusahaan untuk melindungi asetnya, memverifikasi keakuratan dan keandalan informasi akuntansi, meningkatkan efisiensi bisnis. 'Bisnis dan memastikan kepatuhan , dijelaskan kebijakan manajemen. ', Dapat disimpulkan dari dua definisi di atas bahwa pengendalian internal adalah tanggung jawab perusahaan untuk mengawasi struktur organisasi, prosedur keuangan dan catatan untuk memastikan keakuratan dan keakuratan data akuntansi, efisiensi dan efektivitas pemrosesan dan kepatuhan, membuat pedoman manajemen.

(38)

Menurut Simamora (2000: 183), "Kontrol Tunai mencakup langkah- langkah yang diambil oleh perusahaan untuk memastikan keandalan data akuntingnya, melindungi asetnya terhadap pencurian dan penyalahgunaan, memastikan bahwa karyawan mematuhi kebijakan dan prosedur perusahaan Dan mengevaluasi kinerja mereka,Departemen, divisi, dan seluruh masyarakat ".

2. Tujuan Pengendalian Kas

Dalam kontrol uang tunai dan pencapaian tujuan kontrol, treasury harus mengetahui karakteristik spesifik uang tunai dan langkah-langkah yang dapat mengarah pada penyelewengan uang. Tujuan yang ingin dicapai dengan pengendalian sistem kontrol kas adalah sebagai berikut:

a. Mengandalkan keandalan dokumen akuntansi yang berkaitan dengan arus kas.

b. Bukti keberadaan kas dalam neraca.

c. Bukti kewajaran penyajian uang yang tercantum dineraca.

d. Bukti kemungkinan penggelapan.

Temukan kebenaran dan bukti spesifik dari penerapan kontrol internal perusahaan pada pengamanan aset, terutama uang tunai, dan kepatuhan terhadap keputusan atau kebijakan manajemen. Konsisten dengan upaya untuk mencapai tujuan pengendalian likuiditas PT. PLN (Persero) wilayah Sumatera Utara, dalam hal ini perusahaan akan memperkenalkan sistem kontrol kas skala besar, yang akan dihubungkan dengan sistem dan prosedur pengumpulan dan penarikan yang digunakan oleh perusahaan. Pencapaian tujuan dari sistem kontrol treasuri dapat ditentukan oleh tingkat keamanan aset perusahaan, keakuratan dan keandalan data

(39)

31

akuntansi, peningkatan efisiensi operasi perusahaan dan kepatuhan dengan kebijakan manajemen.

Tujuan pengendalian kas adalah (Mulyadi, 2008; Jusup, 2011) a. Jaga keamanan properti perusahaan.

b. Periksa keakuratan dan keakuratan data akuntansi.

c. Mempromosikan efisiensi kegiatan operasional perusahaan.

d. Mencegah penyimpangan dan penipuan di perusahaan.

3.3. UNSUR-UNSUR PENGENDALIAN KAS

Untuk memastikan kontrol kas berfungsi dengan baik, manajer harus mengetahui elemen atau elemen kontrol uang tunai. Pemantauan likuiditas internal yang baik dicapai tidak hanya dengan sistem yang terkoordinasi, tetapi juga dengan prosedur yang andal dan berbiaya rendah. Menurut Mulyadi (2009:

183), unsur utama pengendalian kas adalah:

1. Lingkungan kontrol

Lingkungan kontrol menciptakan suasana kontrol dalam organisasi dan memengaruhi staf organisasi dalam hal kontrol. Dan lingkungan kontrol juga merupakan elemen yang membentuk dasar dari semua elemen kontrol internal yang membentuk disiplin dan struktur.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko biasanya digunakan dalam pelaksanaan pelaporan keuangan, yaitu penaksiran risiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain implementasi aktivitas pengendalian

(40)

yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaatnya.

3. Informasi dan Komunikasi

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi.

4. Mengontrol kegiatan

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa instruksi manajemen dipatuhi. Kegiatan dan prosedur ini dilakukan untuk mengurangi risiko mencapai tujuan bisnis.

5. pemantauan

Pemantauan adalah proses mengevaluasi kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke waktu.

3.4. SUMBER PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PERUSAHAAN Sumber Penerimaan Kas pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara digolongkan atas 2 bagian yaitu :

1. Pendapatan Operasi

Hasil operasi adalah hasil dari kegiatan komersial PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, terdiri dari:

(41)

33

a. Pendapatan Usaha

Pendapatan bisnis adalah produk dari penjualan listrik kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan listrik kepada pelanggan terdiri dari biaya dan biaya pemakaian. Biaya pengisian adalah biaya tetap, yang dibayarkan oleh pelanggan berdasarkan kelas tarif dan layanan yang terhubung. Biaya pengguna adalah biaya yang digunakan pada periode saat ini, sesuai dengan kelas tarif dan biaya pengguna.

b. Pendapatan Biaya Penyambungan

Pendapatan Biaya Penyambungan adalah pendapatan yang diperoleh dari biaya penyambungan tenga listrik kepada pelanggan. Besarnya tarif yang dikenakan dalam penyambungan tenaga listrik kepada pelanggan untuk menyambung arus listrik berbeda sesuai dengan kelompok tarif.

Adapun pada perusahaan ini adalah :

1. Rumah Tangga, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyabung tenaga listrik adalah Rp. 297/kwh

2. Bisnis, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah Rp. 592/kwh

3. Industri, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah Rp. 455/kwh

4. Sosial, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah Rp. 361/kwh

5. Pemerintah, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah Rp. 547/kwh

(42)

6. Multi guna, besarnya tarif yang dikenakan untuk menyambung tenaga listrik adalah Rp. 517/kwh

c. Pendapatan Pengganti Peralatan

Pendapatan Penggantian Peralatan adalah pendapatan yang diperoleh dari penggantian peralatan listrik yamg rusak. Misalnya penggatian Kwh meter rusak, maka pelanggan dikenakan biaya material terhadap penggantian tersebut.

2. Pendapatan di Luar Operasi

Pendapatan di Luar Operasi adalah pendapatan yang diperoleh PT.

PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dari kegiatan diluar operasi perusahaan, yaitu meliputi :

a. Jasa Giro

Jasa Giro adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga uang yang ditabung di bank.

b.Biaya Keterlambatan

Biaya keterlambatan adalah pendapatan denda PT. PLN (Persero) Sumatera Utara untuk pelanggan yang terlambat membayar listrik. Jika pelanggan membayar terlambat pada tanggal 20 setiap bulan, PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara sementara akan memutuskan aliran listrik sampai pelanggan membayar tagihan listrik.

(43)

35

c. Pekerjaan Diberikan Pihak Ketiga

Pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari pihak ketiga yang melakukan pekerjaan itu.

Sebagai contoh, pemerintah daerah Sumatera Utara ingin mencegah pelebaran jalan di sekitar Jl. Gajah Mada, di mana ada beberapa tiang di sisi jalan yang bisa menghalangi pelebaran jalan. Administrasi Darah Sumatera Utara memberikan PR. 50,000,000.00 (lima puluh juta rupiah) untuk biaya pos. Setelah pekerjaan selesai, biaya yang digunakan hanya dihitung sekitar RP. 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah), penghasilan PT. Wilayah PLN (Persero) Sumatera Utara adalah RP. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

d. Pendapatan Penjualan Aktiva Tidak Terpakai

Penerimaan dari penjualan Aset yang tidak digunakan adalah pendapatan dari penjualan aset yang tidak lagi beroperasi. Misalnya saja penjualan mobil yang rusak.

e.Subsidi Pemerintah

Hibah pemerintah adalah pendapatan dari dukungan publik.

(44)

3.5. PENGENDALIAN PENERIMAAN KAS PERUSAHAAN

Untuk melindungi uang tunai dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan uang tunai, mulai dari tanda terima hingga setoran di bank. Jenis prosedur ini disebut kontrol preventif. Metode mendeteksi pencurian atau penyalahgunaan uang tunai disebut sebagai pemeriksaan polisi.

Dalam arti tertentu, kontrol deteksi juga bersifat preventif, karena karyawan berusaha menghindari pencurian atau penyalahgunaan ketika mereka tahu itu mungkin terjadi.

menurut Hall (2011: 180), "Pembentukan dan pemeliharaan sistem pengendalian likuiditas adalah tanggung jawab penting manajemen." Selain itu, manajemen bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan yang tepat waktu dan andal kepada pemegang saham dan investor potensial, dan sistem kontrol internal yang tepat sangat penting untuk memungkinkan manajemen memenuhi kewajiban ini. "

Salah satu tugas seorang petugas adalah mengawasi semua kegiatan perusahaan yang dikontrolnya, termasuk uang tunai yang dipegang perusahaan.

Kegiatan ini sangat penting, tetapi karena semakin berkembangnya kegiatan perusahaan, hal ini cukup sulit untuk dilaksanakan. Dalam konteks ini, PLN Ekon Sumatera Utara membutuhkan sistem pengendalian internal spesies, spesies menjadi bagian terpenting dari kegiatan komersial. Selain itu, uang adalah cara termudah untuk menyalahgunakan aset.

(45)

37

1. Prosedur Penerimaan Kas

Dalam setiap bisnis, penarikan tunai memainkan peran yang sangat penting, dengan uang tunai menjadi salah satu faktor utama dalam operasi perusahaan. Proses pembayaran tunai melibatkan beberapa bagian dari bisnis, sehingga transaksi tunai tidak harus fokus hanya pada satu bagian, tetapi prinsip- prinsip pengendalian kas harus dihormati. Bagian-bagian yang terlibat dalam proses pemesanan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara meliputi bidang administrasi, anggaran dan keuangan, serta akuntansi.

a. Bagian Administrasi

Administrasi bertanggung jawab untuk menerima semua surat yang telah diterima perusahaan. Surat dengan tanda terima harus dipisahkan dari surat lainnya.

b. Seksi Anggaran dan Keuangan

Semua penerimaan kas harus disetor ke Seksi Anggaran dan Keuangan kecuali yang langsung ke bank.

c. Seksi Akuntansi

Seksi Akuntansi mempunyai fungsi melakukan pencatatan transaksi penerimaan kas dan memasukkan transaksi tersebut ke program. Selain itu Seksi Akuntansi juga harus membuat pembukuan tahunan neraca untuk mengetahui sistem sudah berjalan dengan baik.

(46)

2. Pengendalian Penerimaan Kas

Setiap perusahaan memiliki sumber uang, apakah itu umum atau tidak.

Dalam hal prosedur pengumpulan yang baik, dapat dipastikan bahwa semua tanda terima didaftar dengan benar dan tepat dengan dukungan tanda terima.

Untuk setiap tanda terima, ini berisi:

a. Berapa banyak uang yang akan diterima b. tanggal penerimaan

c. Transaksi mana yang terkait dengan tanda terima

d. Nama orang atau perusahaan yang melakukan pembayaran e. Nama orang atau perusahaan yang menerima uang

Seperti halnya PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, bukti pembayaran rangkap tiga, yaitu:

1. Lembar pertama untuk bidang akuntansi.

2. Halaman kedua untuk bagian anggaran dan keuangan.

3. Lembar ketiga untuk kasir.

Untuk dapat memeriksa penerimaan kas, perlu memisahkan fungsi entri dan manajer mesin kasir. Kontrol internal koleksi dimaksudkan untuk:

a. Pastikan semua tanda terima diterima dan didaftarkan dengan benar.

b. Penggunaan maksimum dari jumlah uang yang diterima, yang menjadi milik perusahaan, untuk menciptakan kontrol uang yang baik.

Untuk pengendalian internal kwitansi PT. Wilayah PLN (Persero) Sumatera Utara memisahkan fungsi pencatat dan penggalangan dana dan

(47)

39

menghasilkan laporan tentang penggunaan uang harian oleh departemen anggaran, keuangan, dan akuntansi. Karena kontrol perlu disesuaikan dengan keadaan spesifik suatu perusahaan, sistem kontrol kas umumnya menolak praktik pengumpulan dan penanganan uang tunai dari satu sumber tunggal.

Kemungkinan bahwa sebagian besar uang akan disalahgunakan dapat dikurangi jika dua atau lebih karyawan bekerja sama untuk memerangi penyelewengan dana.

Kontrol internal pada interval yang tidak teratur dapat mendorong karyawan untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Ini dapat dicapai dengan menganalisis, mengevaluasi rekomendasi, dan mengomentari kinerja dan kegiatan perusahaan.

3.6. PENGENDALIAN PENGELUARAN KAS PERUSAHAAN

Kontrol pembayaran tunai harus memastikan bahwa pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasi. Selain itu, kontrol harus memastikan bahwa uang digunakan secara efektif. Pembayaran tunai di perusahaan dilakukan dengan cek. Pencairan yang tidak dapat dibayar dengan cek (biasanya karena jumlah yang relatif kecil) dilakukan melalui dana yang dikelola oleh suatu sistem: sistem rotasi personel dan sistem imperial.

Menghabiskan uang dengan cek masuk akal dalam hal kontrol arus kas:

1. Cek digunakan atas nama pesanan untuk menerima biaya chequing dari pihak yang namanya cocok dengan rincian formulir cek, sehingga pembayaran dengan cek menjamin penerimaan cek ke pihak yang dituju. pihak yang membayar,

(48)

2. Keterlibatan pihak eksternal (dalam hal ini bank) dalam pengumpulan operasi penarikan perusahaan. Dengan penggunaan cek dalam masalah masing-masing perusahaan, transaksi penarikan juga dicatat oleh bank, yang secara teratur mengirimkan laporan bank ke bisnis pelanggan. Mengumpulkan laporan bank ini, yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk memeriksa keakuratan catatan transaksi keuangan perusahaan dalam tanda terima dan pengeluaran jurnal.

3. Sistem back bank telah dibatalkan oleh kontrol dan kontrol pengguna yang sebenarnya. Biaya Tunai menawarkan manfaat tambahan bagi perusahaan yang menerbitkan cek karena mereka dapat membatalkan cek lebih andal daripada slip pengiriman karena terkait dengan bank dalam tiket, yang merupakan bagian dari cek independen dari pembayar dan pembayar.

Unsur-unsur kontrol moneter dari birokrasi keuangan yang sehat dari Mulyadi (2001: 78) untuk organisasi, sistem perizinan, prosedur pendaftaran dan praktik terbaik adalah:

1. Fungsi penyimpanan uang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi penerimaan dan pengeluaran tidak dapat dilakukan oleh kasir dari awal hingga akhir tanpa gangguan dari fungsi lain.

3. Biaya tunai harus disahkan oleh agen resmi.

4. Rekening dan penutupan rekening bank harus disetujui oleh otoritas yang kompeten.

5. Rekaman pada slip penarikan (atau metode cek register) harus didasarkan pada bukti pencairan, yang telah menerima wewenang pejabat yang berwenang dan disertai dengan tanda terima penuh.

(49)

41

6. Saldo kas harus dilindungi dari pencurian dan penyalahgunaan.

7. Dokumen dasar dan bukti pembayaran tunai harus ditandai "dibayar" oleh IMF setelah pembayaran tunai.

8. Penggunaan pernyataan akun, yang berisi informasi dari pihak ketiga, untuk memverifikasi keakuratan mesin kasir melalui fungsi audit internal, yang tidak bertanggung jawab atas pengumpulan dan pemrosesan mesin kasir. penyimpanan dana.

9. Semua pembayaran tunai harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima atau melalui transfer bank.

10. Jika pengeluaran tunai kecil, mereka akan diproses melalui sistem

penyelesaian tunai melalui dana kecil yang akunnya dikelola oleh sistem Imperst.

11. Seimbangkan jumlah uang tunai fisik secara berkala dengan jumlah uang tunai sesuai dengan catatan akuntansi.

12. Spesies (spesies) dan spesies dalam perjalanan (tunai) diasuransikan terhadap kerugian.

13. Kasir diasuransikan (asuransi kesetiaan).

14. Mesin kasir dilengkapi dengan alat untuk mencegah pencurian uang dari tangan (mis. Register kas, brankas, dan ruang keamanan).

15. Semua nomor cek harus ditetapkan oleh kasir.

1. Prosedur Pengeluaran Kas

Rangkaian prosedur pengeluaran kas pda PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat diuraikan sebagai berikut:

(50)

a. Bagian yang membutuhkan dana

Membuat surat permohonan kepada bagian Administrasi untuk mengeluarkan dana, disertai dengan rincian penggunaan dana.

b. Bagian Administrasi

Sebagai sarana menyampaikan permohonan ke PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

c. Seksi Anggaran dan Keuangan

Memeriksa kebenaran perhitungan sah atau tidaknya permintaan pembayaran dan melengkapi daftar yang akan dibayar, menulis cek atau giro tersebut, kemudian menyerahkannya kepada pihak yang dibayar.

d. Seksi Akuntansi

Mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dan memasukkannya ke program jangka panjang perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara.

2. Pengendalian Pengeluaran Kas

Selain kontrol internal kwitansi, kontrol internal pengeluaran keuangan harus dikontrol sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan dan kasus penipuan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Pengenalan sistem pemantauan yang memuaskan akan memastikan bahwa pengeluaran yang terjadi terkait dan dicatat dengan benar dan bahwa ada persetujuan peraturan.

(51)

43

Di PT. PLN (Persero) Sumatera Utara, pembayaran tunai dapat dilakukan dalam bentuk cek (untuk pihak internal) atau dalam bentuk penerimaan kas kecil sesuai dengan prosedur Sistem Dana Fruktruated, yang dikelola oleh Dana di daerah anggaran. dan keuangan. Namun, sumber daya tunai jarang digunakan karena PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara masih memiliki sejumlah besar uang dalam bentuk cek atau giro.

Bukti pembayaran tunai kepada PT. Wilayah PLN (Persero) Sumatera Utara dalam rangkap dua, yaitu :

a. Saldo kas dari akun.

b. Tinjauan pendapatan untuk sektor anggaran dan keuangan.

c. Kwitansi tunai untuk kasir.

d. Perbendaharaan audit internal.

(52)

BAB IV PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan berikut:

1. Pendapatan ke PT. Wilayah Sumatera Utara (Persero) meliputi beberapa bagian, yaitu bidang administrasi, anggaran dan keuangan, serta akuntansi, untuk mencegah penipuan uang tunai.

2. Pengeluaran uang tunai di PT. PLN (Persero) Sumatra Utara menggunakan cek dan giro.

3. Setoran tunai disimpan setiap hari di Bank oleh Departemen Anggaran dan Keuangan dan disajikan dalam rekening sebagai bukti akurasinya.

4.2. SARAN

Berdasarkan temuan dan hasil diskusi, penulis membuat saran untuk meningkatkan kontrol transaksi tunai di perusahaan yang dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi secara umum. Mengingat perkembangan teknologi yang meningkat, lebih baik untuk memperhatikan sistem kontrol internal. Sistem kontrol yang ada dimonitor secara teratur untuk menjadikannya seefisien mungkin dan untuk segera mendeteksi kelemahan untuk perbaikan segera.

(53)

45

DAFTAR PUSTAKA

Hall, James, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donal E dan Jerry J, Weygandt, 2001, Akuntansi Intermedite, Edisi kesepuluh Erlangga, Jakarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, cetakan ketiga, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi ,2009. Auditing, Buku 1, Edisi Keenam, Cetakan Keenam, Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000. Akuntansi untuk Keputusan Komersial, Edisi Pertama, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso, SR 2004, Pengantar Akuntansi, Edisi ke-5, Salemba Empat, Jakarta.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi Layanan dan Perdagangan, edisi pertama, edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 2.1  Logo PT. PLN (Persero)

Referensi

Dokumen terkait

“ Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) Dalam meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas VII SMP N 5 Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik akseptor vasektomi (meliputi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

Tri Widiarni : Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian Jangka Panjang, 2001... Tri Widiarni : Modifikasi Jembatan Sementara Resin Akrilik Untuk Pemakaian

Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui pengaruh sistim Tabela (tanam benih langsung) dan Tapin (tanam pindah) terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas

Artinya ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan produksi ASI pada ibu menyusui di BPS Tatik S, Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten

Based on the result of simulation and matching, special features (e.g. like double bounce lines, shadow areas etc.) can be automatically indicated in SAR

Tujuan Kegiatan: Melalui diskusi kelompok peserta mampu menyusun RPP yang menerapkan pendekatan saintifik sesuai model belajar yang relevan dan menelaah RPP untuk

The 3D models extracted are characterized by high resolution data (0.5 cm and 5 cm for TLS and terrestrial photogrammetry respectively) but different precisions