• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN DISPERSI KARBON DIOKSIDA YANG DIEMISIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TESIS. Oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMETAAN DISPERSI KARBON DIOKSIDA YANG DIEMISIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TESIS. Oleh"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)PEMETAAN DISPERSI KARBON DIOKSIDA YANG DIEMISIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. TESIS. Oleh KHAIRUL HADI LUBIS 147004005/PSL. SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) PEMETAAN DISPERSI KARBON DIOKSIDA YANG DIEMISIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI KAMPUS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN. TESIS. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Oleh. KHAIRUL HADI LUBIS 147004005/PSL. SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) Telah diuji pada Tanggal : 26 Oktober 2016. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua. : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D. Anggota. : 1. Dr. dr. Wirsal Hasan, M.P.H 2. Drs. Chairuddin, M.Sc 3. Dr. Budi Utomo, SP., MP. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) ABSTRAK Perkembangan Kota Medan menuju Kota Metropolitan juga ditandai dengan pertambahan jumlah kendaraan bermotor yang sangat pesat di semua kalangan, tidak terkecuali di dunia kampus. Terdapat banyak sekali para pelajar dan mahasiswa, juga para pegawai dan dosen pengajar yang menggunakan kendaraan pribadi demi kelancaran mobilitasnya. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas udara yang diakibatkan emisi kendaraan bermotor dan menjadi suatu masalah yang perlu ditangani apabila telah melampaui batas keamanan dan kenyamanan. Penelitian Yang berjudul ”Pemetaan Dispersi Karbon Dioksida yang Diemisikan Kendaraan Bermotor di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan” ini bertujuan untuk ; Mengetahui besarnya konsentrasi emisi gas karbon dioksida (CO2) yang diemisikan kendaraan bermotor ; Mengetahui bagaimanakah pola sebaran konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) ; Mengetahui apakah ada pengaruh yang dirasakan para mahasiswa yang terpapar CO2 pada saat menunggu bus USU di halte bus. Dari hasil penelitian, di Universitas Sumatera Utara terdapat sekitar 721 unit kendaraan berlalu–lalang per jam nya termasuk becak bermotor, truck sedang dan bus. Namun, konsentrasi emisi CO2 di Universitas Sumatera Utara ini tidak melampaui batas aman dengan nilai emisi harian tertinggi sebesar 1121,11 ppm. Pola sebaran emisi karbon dioksida (CO2) ini bergerak menuju arah barat daya mata angin. Pengaruh emisi CO2 yang diemisikan kendaraan bermotor di wilayah Universitas Sumatera Utara terhadap kesehatan tidak dirasakan oleh para mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan di kampus, baik yang menunggu bus dan juga yang sedang berada di dalam bus. Kata Kunci : Emisi Gas CO2, Universitas Sumatera Utara, Pola Sebaran, Gejala Gangguan Kesehatan. i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) ABSTRACT The development of Medan into a Metropolitan City is also marked by the increasing number of motor vehicles in all aspects, including campus. For a smooth mobility, many school and university students, employees and lecturers use their personal vehicles. Consequently, it causes the decreasing of air quality due to the emission of motor vehicles which becomes a problem and needs to be solved by creating some policies to control air quality if it has exceeded the safety and comfort limits. The objectives of the research entitled “ The Dispersion Mapping of Carbon Dioxide Emitted by Motor Vehicles in University of Sumatera Utara, Medan” are to find out the concentration of carbon dioxide (CO2) emission emitted by motor vehicles in University of Sumatera Utara, the distribution patterns of carbon dioxide (CO2) concentration, and whether the students exposed by CO2 feel the impact while waiting for USU buses at the bus stops. The results show that there are 721 units of motor vehicles operating in University of Sumatera Utara per hour, including motor becak , medium-sized trucks and buses. However, the emission of CO2 does not exceed the safety limit with maximum of 1,121.11 ppm emission per day. The ditribution patterns of carbon dioxide (CO2) emission move toward the southwest. Neither the students waiting for the buses nor the students inside the buses feel the impact of CO2 emission emitted by the motor vehicles on their health. Keywords: CO2 emission, University of Sumatera Utara, distribution patterns, health nuisance symptoms.. ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Pemetaan Dispersi Karbon Dioksida yang Diemisikan Kendaraan Bermotor di Kampus Universitas Sumatera Utara Medan, yang merupakan sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. dr. Wirsal Hasan, M.P.H selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan berharga kepada penulis mulai dari tahap awal sampai selesainya penelitian. Di samping itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Delvian, SP., MP selaku Ketua Program Studi Pascasarjana PSL serta kepada para dosen dan staf pengajar di Program Studi PSL Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Bapak Drs. Chairuddin, M.Sc. yang telah banyak memberikan masukan mulai dari penetapan judul, pelaksanaan penelitian hingga selesainya penelitian ini. Ucapan yang sama juga kepada Badan Lingkungan Hidup Kota Medan dan juga kepada seluruh rekan – rekan mahasiswa Program Studi PSL khususnya angkatan 2014 yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) Terimakasih yang tak terhingga juga saya ucapkan kepada Ibunda saya Dra. Hj. Zulaifah dan istri saya drg. Ika Marlina yang selalu memberikan dukungan dan motifasi kepada saya. Akhir kata, semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.. Medan, Oktober 2016. Penulis. iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) RIWAYAT HIDUP Khairul Hadi Lubis, dilahirkan di Medan pada tanggal 28 April 1991, merupakan putra tunggal dari Ayah Ir. H. Tanwir Lubis (Alm.) dan Ibu Dra. Hj. Zulaifah. Tahun 2003 penulis lulus dari SD Swasta Harapan Medan, dan melanjutkan sekolah di SMP Swasta Al – Azhar Medan. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Medan dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Reguler Mandiri (SPMRM). Penulis memilih Program Studi Keteknikan Pertanian, Fakultas Pertanian. Pada tahun 2014 penulis memulai studi di Program Studi Pengelolaan. Sumberdaya. Alam. dan. Lingkungan,. Sekolah. Pascasarjana. Universitas Sumatera Utara. Menikah pada tanggal 11 Juli 2016 dengan drg. Ika Marlina, anak pertama dari Bapak H. Muslim dan Ibu Hj. Armiana. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) DAFTAR ISI Halaman. ABSTRAK/ ABSTRACT ...................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................ iii RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v DAFTAR TABEL.............................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 Latar Belakang .............................................................................................1 Perumusan Masalah .....................................................................................4 Tujuan Penelitian .........................................................................................5 Manfaat Penelitian .......................................................................................5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6 Definisi Pencemaran ....................................................................................6 Karbon Dioksida ..........................................................................................8 Besar Emisi Karbon Dioksida ....................................................................10 Perhitungan Dispersi Karbon Dioksida......................................................12 Bahaya Karbon Dioksida bagi Kesehatan ..................................................12 Ruang Terbuka Hijau .................................................................................16 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................18 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................18 Metode Pengambilan Data .........................................................................19 Metode Pengolahan Data ...........................................................................20 Metode Pemetaan Pola Sebaran Karbon Dioksida ....................................22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................23 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................41 Kesimpulan ................................................................................................41 Saran ...........................................................................................................41 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................42 LAMPIRAN ..........................................................................................................45. vi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) DAFTAR TABEL No.. Judul. Halaman. 1. Faktor Konversi Jumlah Kendaraan ..................................................................11 2. Faktor Emisi Berdasarkan Jenis Bahan Bakar ...................................................11 3. Faktor Emisi Berdasarkan Jenis Kendaraan ......................................................11 4. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 1 ...................................23 5. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 1 ...................................24 6. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 2 ...................................24 7. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 3 ...................................25 8. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 4 ...................................26 9. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 4 ...................................26 10. Jumlah Kendaraan Harian di Titik Lokasi Pintu 1 ...........................................27 11. Jumlah Kendaraan Harian di Titik Lokasi Pintu 2 ...........................................28 12. Jumlah Kendaraan Harian di Titik Lokasi Pintu 3 ...........................................29 13. Jumlah Kendaraan Harian di Titik Lokasi Pintu 4 ...........................................30 14. Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan .................................................................32 15. Hasil Perhitungan Emisi Harian .......................................................................32 16. Hasil Perhitungan pada Masing – Masing Lokasi ...........................................32 17. Hasil Kuesioner Penilaian Terhadap Fasilitas Bus ..........................................38 18. Hasil Kuesioner Gejala Gangguan Kesehatan Saat Menunggu di Halte Bus ....................................................................................................................39 19. Hasil Kuesioner Gejala Gangguan Kesehatan Saat Berada di Dalam Bus ......40. vii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) DAFTAR GAMBAR. No.. Judul. Halaman. 1. Perubahan Temperatur di Indonesia untuk Tahun 1950 – 2100 ..........................7 2. Peta Lokasi Universitas Sumatera Utara ............................................................18 3. Wind Rose (Peta Arah Angin) ............................................................................31 4. Peta Konsentrasi CO2 pada Titik Lokasi Penelitian ...........................................35 5. Peta Sebaran Konsentrasi CO2 di Kampus USU ...............................................36. viii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) DAFTAR LAMPIRAN. No.. Judul. Halaman. 1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ............................................. 45 2. Daftar Nama Responden ................................................................. 51. ix UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) BAB I PENDAHULUAN. 1.1.. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang. terbaik di Pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar Jawa. USU didirikan sebagai Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pada tanggal 20 November 1957, USU diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr. Ir. Soekarno menjadi universitas negeri yang ketujuh di Indonesia dengan fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang diresmikan pada 20 Agustus 1952. Universitas Sumatera Utara terletak di Kecamatan Medan Baru, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya pada 3o33' Lintang Utara dan 98o39' Bujur Timur dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Kampus USU berlokasi di sebuah area yang hijau dan rindang di sebelah barat daya Kota Medan, tujuh kilometer dari pusat kota, yaitu di Jl. dr. T. Mansur No. 9 Padang Bulan, Medan. Kampus ini yang memiliki keluasan 120 Ha dengan luas zona akademik sebesar 90 Ha. Di sini terdapat lebih dari 100 bangunan dengan luas lantai keseluruhan 133,141 meter persegi. Selain bangunan pendidikan dan pendukung, di kawasan ini juga terdapat berbagai fasilitas sosial dan umum seperti taman dan fasilitas olahraga. Fasilitas ini yang telah digunakan sejak 50 tahun yang lalu untuk menampung kegiatan universitas. Universitas Sumatera Utara saat ini memiliki 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan dan Pascasarjana. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing. Lingkungan merupakan sumber utama karbon dioksida termasuk knalpot mobil, asap rokok dan bahan bakar fosil. Setiap liter bahan bakar yang dibakar akan mengemisikan sekitar 100 gram karbon monoksida; 30 gram oksida nitrogen; 2,5 Kg karbon dioksida dan berbagai senyawa lainnya termasuk senyawa sulfur (Hickman, 1999). Transportasi merupakan bagian yang sangat bernilai dan diperlukan saat ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, tidak terkecuali dalam sektor pendidikan. Tidak jarang kita lihat kemacetan terjadi di sekolah – sekolah dan kampus – kampus di Kota Medan yang merupakan akibat dari padatnya kendaraan. Kendaraan tersebut berasal dari para pengantar, maupun para siswa dan mahasiswa yang membawa kendaraan pribadi ke sekolah dan kampus merekan..Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas udara yang diakibatkan emisi kendaraan bermotor yang mana hal tersebut dapat menimbulkan masalah pada proses belajar mengajar di sekolah ataupun kampus tersebut. Kegiatan transportasi mempunyai kontribusi terhadap polusi udara atmosfir. Menurut Sugiyono (1998), Pada tahun 2021 sektor ini memerlukan BBM sebesar 83 % dari total produksi BBM nasional. Dengan peningkatan penggunaan BBM untuk sektor transportasi maka gas buang yang mengandung polutan juga akan naik dan akan mempertinggi kadar pencemaran udara.. 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) Jika berbicara mengenai konsentrasi gas karbon dioksida udara ambien, hal ini tentu behubungan dengan kepadatan kendaraan. Menurut Suryanto (2012), tingkat polusi udara meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan. Kadar polutan polutan hasil dari pembakaran mesin kendaraan bermotor mengalami peningkatan dan penurunan pada jam jam tertentu. Hal ini tentu disebabkan pertambahan dan pengurangan jumlah kendaraan pada jam sibuk dan tidak. Mahayana, dkk (2008) juga mengatakan bahwa semakin padat kendaraan maka konsentrasi gas karbon dioksida di udara ambien semakin tinggi. Peningkatan jumlah emisi dari kendaraan bermotor juga berpengaruh dalam meningkatnya gejala gangguan penyakit pada masyarakat sekitarnya. Paparan emisi gas CO2 juga memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi tubuh manusia. Terpapar CO2 bisa berakibat sakit kepala, pusing, gelisah, kesemutan atau serasa ditusuk jarum, kesulitan bernapas, berkeringat, kelelahan, peningkatan denyut jantung, tekanan darah tinggi, koma, asfiksia, dan kejang-kejang. Dampak CO2 terhadap kesehatan, pada konsentrasi di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan, dapat menyebabkan mengantuk, sakit kepala, dan menurunkan aktivitas (CCOHS, 2005) Kegiatan transportasi merupakan penyumbang terbesar polusi di udara. Menurut Gusnita (2010), Pemerintah perlu melakukan perencanaan sistem transportasi perkotaan untuk mengatasi emisi udara yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor, salah satunya dengan menyediakan sarana transportasi massal yang nyaman agar masyarakat dapat menggunakannya, serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di jalan, khususnya pada saat jam sibuk.. 3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) Peningkatan kandungan CO2 juga menyebabkan suhu global juga naik karena radiasi sinar matahari akan terperangkap dalam gas rumah kaca. Aktivitas manusia, khususnya ekstraksi dan pembakaran minyak bumi (fossil fuel) serta penggundulan hutan menyebabkan peningkatan jumlah CO2 dan gas rumah kaca lainnya (Stavins dan Richard, 2005) Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM (2012) menyatakan emisi CO2 merupakan bagian terbesar dari emisi GRK yang ada. Emisi CO2 yang merupakan bagian terbesar dari emisi GRK di Indonesia dengan pangsa sebesar hampir 70% sedangkan gas lainnya sebesar 30%. Total emisi GRK pada tahun 2010 di sektor transportasi adalah sebesar105,1 juta ton CO2 ekuivalen, yang meliputi emisi CO2 sebesar 104,4 juta ton CO2 ekuivalen, CH4 sebesar 0,4 juta ton CO2 ekuivalen dan N2O sebesar 0,3 juta ton CO2 ekuivalen.. 1.2.. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka permasalahan yang dapat. dirumuskan adalah: 1. Berapa besar konsentrasi emisi gas karbon dioksida (CO2) yang diemisikan kendaraan bermotor di kampus Universitas Sumatera Utara? 2. Bagaimanakah pola persebaran konsentrasi karbon dioksida (CO2) di kampus Universitas Sumatera Utara? 3. Apakah ada pengaruh yang dirasakan para mahasiswa yang terpapar CO2 pada saat menunggu bus USU di halte bus?. 4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) 1.3.. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:. 1. Mengetahui besarnya konsentrasi emisi gas karbon dioksida (CO2) yang diemisikan kendaraan bermotor di kampus Universitas Sumatera Utara. 2. Mengetahui bagaimanakah pola sebaran konsentrasi karbon dioksida (CO2) di kampus Universitas Sumatera Utara. 3. Mengetahui apakah ada pengaruh yang dirasakan para mahasiswa yang terpapar CO2 pada saat menunggu bus USU di halte bus.. 1.4.. Manfaat Penelitian. 1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan: sebagai bahan masukan dalam melakukan kajian ilmiah tentang pengendalian udara terutama dari sektor transportasi. 2. Manfaat bagi pihak Universitas Sumatera Utara : sebagai bahan masukan dalam pembuatan kebijakan dalam bidang lingkungan dan transportasi di lingkungan kampus. 3. Manfaat bagi masyarakat : sebagai masukan untuk mengetahui pengawasan terhadap perubahan kualitas udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor.. 5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.. Perubahan Iklim Perubahan iklim global sebagai implikasi dari pemanasan global telah. mengakibatkan ketidakstabilan atmosfer di lapisan bawah terutama yang dekat dengan permukaan bumi. Pemanasan global ini disebabkan oleh meningkatnya gas-gas rumah kaca yang dominan ditimbulkan oleh industri-industri dan transportasi. Kegiatan transportasi merupakan penyumbang terbesar polusi di udara. Penggunaan bahan bakar untuk sektor transportasi juga meningkat setiap tahunnya. Gas-gas rumah kaca yang meningkat menimbulkan efek pemantulan dan penyerapan terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi. Menurut Susandi, dkk (2008), pengamatan temperatur global sejak abad 19 menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang menjadi indikator adanya perubahan iklim. Perubahan temperatur global ini ditunjukkan dengan naiknya rata-rata temperatur hingga 0.74o C antara tahun 1906 hingga tahun 2005. Temperatur rata-rata global ini diproyeksikan akan terus meningkat sekitar 1.8-4.0o C di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.16.4o C.. 6 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) Gambar 1. Perubahan temperatur di Indonesia untuk tahun 1950 – 2100 (Susandi, 2004) Perubahan temperatur atmosfer menyebabkan kondisi fisis atmosfer kian tak stabil dan menimbulkan terjadinya anomali-anomali terhadap parameter cuaca yang berlangsung lama. Dalam jangka panjang anomali-anomali parameter cuaca tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Menurut Mulia (2005) pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem, maupun iklim. Gangguan kesehatan sebagai akibat pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema. Susandi, dkk (2008) juga menyatakan terdapat dampak – dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim tersebut diantaranya adalah : semakin banyak penyakit (Tifus, Malaria, Demam, dll.), meningkatnya frekuensi bencana alam/cuaca ekstrim (tanah longsor, banjir, kekeringan, badai tropis, dll.), mengancam ketersediaan air, mengakibatkan pergeseran musim dan perubahan pola hujan, menurunkan produktivitas pertanian, peningkatan temperatur akan mengakibatkan kebakaran hutan, mengancam biodiversitas dan keanekaragaman hayati, kenaikan muka laut menyebabkan banjir permanen dan kerusakan infrastruktur di daerah pantai. 7 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) 2.2.. Karbon dioksida Jika kita berbicara mengenai karbon dioksida, maka kita selalu terkait. dengan aspek lingkungan. Bahkan karbon dioksida sendiri juga memiliki fungsi bagi kehidupan manusia. Lingkungan merupakan sumber utama karbon dioksida termasuk knalpot mobil, asap rokok dan bahan bakar fosil. Setiap liter bahan bakar yang dibakar akan mengemisikan sekitar 100 gram karbon monoksida; 30 gram oksida nitrogen; 2,5 Kg karbon dioksida dan berbagai senyawa lainnya termasuk senyawa sulfur (Hickman, 1999) Gas di atmosfir dikelompokkan menjadi dua golongan , yaitu gas dengan konsentrsai tetap tetap (fixed gases) dan gas konsentrasi tidak tidak tetap (variable gases) . Oksigen , Nitrogen , Argon , Xenon, Helium , Krypton, Xenon termasuk fixed gases . Uap air , Karbon dioksida, Metan , Ozone termasuk Variable gases. Komposisi gas di atmosfir dapat dilihat pada Tabel 1 berikut : Menurut Mulia (2005) pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan, harta benda, ekosistem, maupun iklim. Gangguan kesehatan sebagai akibat pencemaran udara terjadi pada saluran pernafasan dan organ penglihatan. Salah satu dampak kronis dari pencemaran udara adalah bronchitis dan emphysema. Ada tujuh jenis GRK yang didefiniskan oleh UNFCCC (United Nations Frameworks Convention on Climate Change), yaitu, CO2 (karbon dioksida), CH4 (metana),. N2O. (nitrous. oxide),. HFCs. (hidrofluorokarbon),. PFCs. (perfluorokarbon), CFC (kloroflourokarbon) dan SF6 (sulfur heksafluorida). Menurut data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM (2012), emisi CO2 merupakan bagian terbesar dari emisi GRK yang ada. Emisi CO2 yang. 8 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) merupakan bagian terbesar dari emisi GRK di Indonesia dengan pangsa sebesar hampir 70% sedangkan gas lainnya sebesar 30%. Total emisi GRK pada tahun 2010 di sektor transportasi adalah sebesar105,1 juta ton CO2 ekuivalen, yang meliputi emisi CO2 sebesar 104,4 juta ton CO2 ekuivalen, CH4 sebesar 0,4 juta ton CO2 ekuivalen dan N2O sebesar 0,3 juta ton CO2 ekuivalen. Gas rumah kaca (GRK) menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (ERK). efek rumah kaca ini sebenarnya memiliki peranan bagi makhluk hidup di bumi. Tanpa gas rumah kaca, suhu di bumi rata – rata -18oC yang mana suhu ini terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup bumi, termasuk manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu dipermukaan bumi menjadi sesuai dengan kehidupan makhluk hidup, yakni meningkat sekitar 33oC lebih tinggi (Soemarwoto, 1994). Pusat Data dan Informasi Kementerian ESDM (2012) menyatakan emisi CO2 merupakan bagian terbesar dari emisi GRK yang ada. Emisi CO2 yang merupakan bagian terbesar dari emisi GRK di Indonesia dengan pangsa sebesar hampir 70% sedangkan gas lainnya sebesar 30%. Total emisi GRK pada tahun 2010 di sektor transportasi adalah sebesar105,1 juta ton CO2 ekuivalen, yang meliputi emisi CO2 sebesar 104,4 juta ton CO2 ekuivalen, CH4 sebesar 0,4 juta ton CO2 ekuivalen dan N2O sebesar 0,3 juta ton CO2 ekuivalen. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas – gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Peningkatan temperatur di bumi akan mengakibatkan fenomena perubahan iklim yang terjadi. 9 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) bumi akhir akhir ini. Panel antar Pemerintah mengenai Perubahan Iklim (Intergovermental Panel on Climate Change atau IPCC) juga melaporkan bahwa suhu rata rata permukaan bumi meningkat 0,6º C pada abad 20. Pertemuan IPCC selalu berisi himbauan untuk semua negara berpartisipasi untuk mengurangi peningkatan temperatur bumi (pemanasan global) dengan mengurangi produksi Gas Rumah Kaca.. 2.3.. Besar Emisi Karbon Dioksida Besar emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh kegiatan transportasi. dapat kita hitung dengan pendekatan perhitungan emisi karbon dioksida. Tingkat kekuatan emisi untuk parameter kualitas udara ambient yang dihitung dengan menggunakan persamaan Yamin et.al (2009) yang dikutip dalam Sihotang dan Assomadi (2010) : Q = n x FE x K x L Dimana: Q. =. kekuatan emisi (gram/detik). n. =. jumlah kendaraan (smp/detik). FE. =. faktor emisi (gram/liter). K. =. konsumsi bahan bakar (liter/100km). L. =. panjang jalan (km). Menurut data yang dikutip dari MKJI (1993) dalam Sihotang dan Assomadi (2010), untuk mengkonversi jumlah kendaraan yang diperoleh dari perhitungan di lapangan ke satuan mobil penumpang (SMP), dapat dilihat dari tabel berikut.. 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) No.. Tabel 1. Faktor Konversi Jumlah Kendaraan Jenis Kendaraan SMP. 1. Kendaraan Ringan. 1,00. 2. Kendaraan Berat. 1,20. 3. Sepeda Motor. 0,25. Faktor emisi adalah nilai yang digunakan untuk mendapatkan berat karbon dioksida berdasarkan besaran – besaran yang dinilai seperti minyak tanah, bensin, solar, LPG dsb. Menurut Defra (2005) dan The National Energy Foundation (2005) dalam Gratimah (2009), faktor emisi adalah sebagai berikut.. No.. Tabel 2. Faktor Emisi Berdasarkan Jenis Bahan Bakar Jenis Bahan Bakar Jumlah Emisi Satuan. 1. Bensin. 2,31. Kg/L. 2. Solar. 2,68. Kg/L. 3. Minyak Tanah. 2,52. Kg/L. 4. LPG. 1,51. Kg/L. Arti dari faktor emisi diatas adalah, setiap liter bahan bakar yang digunakan akan menghasilkan emisi CO2 sebanyak nilai faktor emisi tersebut. Contohnya bensin, maka setiap liter bensin akan menghasilkan 2,31 kg CO2. Berikut ini tabel faktor emisi untuk masing-masing jenis kendaraan bermotor. Tabel 3. Faktor Emisi Berdasarkan Jenis Kendaraan Kategori. CO. HC. NOX. PM10. CO2. SO2. Sepeda Motor. (g/km) 14. (g/km) 5,9. (g/km) 0,29. (g/km) 0,24. (g/kgBBM) 3180. (g/km) 0,008. Mobil (bensin). 40. 4. 2. 0,01. 3180. 0,026. Mobil (solar). 2,8. 0,2. 3,5. 0,53. 3172. 0,44. Bis. 11. 1,3. 11,9. 1,4. 3172. 0,93. Truk. 8,4. 1,8. 17,7. 1,4. 3172. 0,82. Sumber : Suhadi dalam Srikandi, 2008. 11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) 2.4.. Perhitungan Dispersi Karbon Dioksida Perhitungan dispersi karbon dioksida dihitung dengan persamaan. Gaussian. Bentuk dasar sebagai persamaan Gauss untuk penyebaran pencemar di udara tipe line source sebagai berikut :. 𝐶(𝑥, 𝑧) =. 1 ℎ2 𝑒𝑥𝑝 (− ( 2 )) 2 2𝜏𝑧 √2𝜋 × 𝑢 × 𝜏𝑧 2𝑞. dimana : C(x,z). = Konsentrasi Polutan (mg/m3). q. = kekuatan sumber polutan (g/s). u. = kecepatan angin rata – rata (m/s). h. = ketinggian sumber emisi (m). 𝜏𝑧. = koefisien dispersi arah z. 2.5.. Bahaya Karbon Dioksida bagi Kesehatan Nilai konsentrasi karbon dioksida di udara digunakan oleh Badan. Kesehatan Dunia (WHO) untuk menilai kualitas udara. Menurut WHO Udara bersih mempunyai nilai konsentrasi karbon dioksida 310 ppm sampai 330 ppm sedangkan udara tercemar mempunyai nilai konsentrasi 350 ppm sampai 700 ppm. Pada suhu dan tekanan standart kerapatan karbon dioksida berkisar 1,98 kg/m3. Karbon dioksida di udara bersifat toksik ( Sumirat. 2005). Kadar gas CO2 yang tinggi dalam suatu ruangan dapat memberikan pengaruh kesehatan terhadap manusia. Merujuk pada Canadian Center for Occupational and Health and Safety (CCOHS, 2005), jika terpapar CO2 dengan konsentrasi di udara melebihi 2.000. 12 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) part per million (ppm) maka bisa berakibat sakit kepala, pusing, gelisah, kesemutan atau serasa ditusuk jarum, kesulitan bernapas, berkeringat, kelelahan, peningkatan denyut jantung, tekanan darah tinggi, koma, asfiksia, dan kejangkejang. Dampak CO2 terhadap kesehatan, pada konsentrasi di atas nilai ambang batas yang dipersyaratkan, dapat menyebabkan mengantuk, sakit kepala, dan menurunkan aktivitas fisik. Menurut Davidson (2003),. Otoritas Keselamatan Maritim Australia. menyatakan bahwa paparan berkepanjangan terhadap konsentrasi karbon dioksida yang sedang dapat menyebabkan asidosis dan efek-efek merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang menyebabkan peningkatan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan menurunnya gaya kontraktil. Pada konsentrasi tiga persen berdasarkan volume di udara, ia bersifat narkotik ringan dan menyebabkan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi, dan menyebabkan penurunan daya dengar. Pada konsentrasi sekitar lima persen berdasarkan volume, ia menyebabkan stimulasi pusat pernapasan, pusing-pusing, kebingungan, dan kesulitan pernapasan yang diikuti sakit kepala dan sesak napas. Pada konsentrasi delapan persen, ia menyebabkan sakit kepala, keringatan, penglihatan buram, tremor, dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama lima sampai sepuluh menit. Menurut Astra (2010), konsentrasi karbon dioksida di udara segar adalah (rata rata dari permukaan laut 10 tingkat hPa yaitu sekitar 30 Km) bervariasi antara 0,036 % ( 360 ppm) sampai 0,039 % (390 ppm) tergantung pada waktu (temporal) dan lokasi (spasial) . Kontak yang terlalu lama dapat menyebabkan asidosis dan efek yang merugikan pada metabolisme kalsium fosforus yang. 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) menyebabkan endapan kalsium pada jaringan lunak. Karbon dioksida beracun kepada jantung dan menyebabkan kontraksi berkurang. Racun dan dampaknya akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi karbon dioksida (CO2). Beberapa nilai konsentrasi karbondioksida (CO2 ) yang dapat digunakan : •. 1. %. dapat. menyebabkan. mengantuk. dengan. pemaparan. yang. berkepanjangan •. 2 % dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi dan menyebabkan pandangan berkurang. •. 5 % menyebabkan stimulasi pusat pernafasan, pusing, bingung dan kesulitan bernafas disertai sakit kepala dan sesak napas dan kepanikan. •. 8 % menyebabkan sakit kepala berkeringat penglihatan kabur, gemetar, kehilanagan kesadaran setelah pemaparan selama 5 – 10 menit Oleh karena bahaya kesehatan yang diasosiasikan dengan paparan karbon. dioksida, Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat menyatakan bahwa paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%). Batas aman maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil. Untuk paparan dalam jangka waktu pendek (di bawah 10 menit), batasan dari Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keamanan Kerja Amerika Serikat (NIOSH) adalah 30.000 ppm (3%). NIOSH juga menyatakan bahwa konsentrasi karbon dioksida yang melebihi 4% adalah langsung berbahaya bagi keselamatan jiwa dan kesehatan. (Occupational Safety and Health Administration, 2008). 14 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) Menurut Lambertsen (1971) dalam IFEM Report No. 2-71, dalam ruangan tertutup yang dipenuhi orang, konsentrasi karbon dioksida akan mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada konsentrasi di udara bebas. Konsentrasi yang lebih besar dari 1.000 ppm akan menyebabkan ketidaknyamanan terhadap 20% penghuni dan ketidaknyamanan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi CO2. Ketidaknyamanan ini diakibatkan oleh gas-gas yang dikeluarkan sewaktu pernapasan dan keringatan manusia, bukan oleh CO2. Pada konsentrasi 2.000 ppm, mayoritas penghuni akan merasakan ketidaknyamanan yang signifikan dan banyak yang akan mual-mual dan sakit kepala. Konsentrasi CO2 antara 300 ppm sampai dengan 2.500 ppm digunakan sebagai indikator kualitas udara dalam ruangan. Menurut Sumirat (2005), efek yang ditumbulkan oleh karbon dioksida adalah Asfiksia. Asfiksia adalah keadaan di mana darah dan jaringan tubuh kekurangan oksigen dan tidak dapat membuang karbon dioksida. Konsekuensinya ialah organ vital tidak mendapat oksigen, sehingga banyak sel yang mati, dan organ tidak dapat berfungsi. Asfiksia juga diartikan sebagain tubuh yang tidak dapat memanfaatkan oksigen sekalipun tersedia banyak oksigen. Kedua kondisi ini bila tidak lekas ditolong akan menyebabkan kematian Asfiksia disebabkan oleh segala macam penyumbatan saluran pernafasan dan adanya racun yang menyebabkan haemobglobin tidak dapat berfungsi. Satu dari penyebab adalah konsentrasi karbon dioksida (CO2) yang tinggi. Gas karbon dioksida (CO2) pada situasi tertentu dapat bereaksi menjadi gas karbon monoksida (CO). Karbon monoksida ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan hipoksia jaringan dengan gejala kelemahan,. 15 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) mual, muntah, vertigo, bahkan kematian (United States Department of Labor, 1996 dalam Ratnawati, dkk., 2010). Hipoksia jaringan disebabkan karena keracunan CO dapat menurunkan kemampuan hemoglobin (Hb) untuk mengangkut oksigen, karena kekuatan ikatan antara CO dengan hemoglobin adalah 250 kali lebih kuat dari pada kekuatan ikatan antara O2 dengan hemoglobin. Bila terjadi hipoksia di jaringan otak dapat mengakibatkan gangguan ingatan, gangguan kesadaran dan gangguan konsentrasi yang mengarah pada gangguan kewaspadaan (Guyton dan Hall, 1997 ; Lutrell, dkk. 2008 dalam Ratnawati, dkk., 2010). 2.6.. Ruang Terbuka Hijau Pengertian ruang terbuka hijau, (1) adalah suatu lapang yang ditumbuhi. berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); (2) Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuan, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi ruang terbuka hijau yang bersangkutan (Purnomohadi, 1994). Menurut Undang-Undang No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 29 ayat 2, ruang terbuka hijau yang ideal paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena bermain,. 16 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada. Tumbuhan dapat diarahkan untuk mengatasi efek rumah kaca. Tumbuhan menyerap karbon dioksida untuk proses fotosintesis. Semua jenis tumbuhan membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis. Namun, masing – masing tumbuhan memiliki daya serap terhadap CO2 yang berbeda beda. Penelitian Gratimah (2009) menyatakan bahwa pohon yang mempunyai daya serap terhadap karbon dioksida tertinggi adalah pohon Antidesma bunius dengan daya serap 31.31 ton per tahun. Gratimah (2009) juga menambahkan, kebutuhan luasan ruang terbuka hijau untuk menyerap karbon dioksida terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat dan penggunaan bahan bakar fosil. Maka emisi karbon dioksida perlu untuk diminimalisasikan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, mengganti bahan bakar fosil dengan biofuel, menggunakan energi alternatif lain, dan menanam pohon yang mempunyai daya serap CO2 yang tinggi.. 17 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Maret 2016 hingga Juni 2016 yang. bertempat di beberapa ruas jalan inti di lingkungan kampus Universitas Sumatera Utara, yaitu :. Gambar 2. Peta Lokasi Universitas Sumatera Utara. 18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) 1. Jalur masuk dan keluar Jl. Universitas Pintu I 2. Jalur keluar Jl. Civitas Akademika Pintu II 3. Jalur masuk Jl. Almamater Pintu III 4. Jalur masuk dan keluar Jl. Tri Dharma Pintu IV Penentuan kordinat titik lokasi penelitian menggunakan GPS (Global Positioning System) di 4 titik lokasi.. 3.2.. Metode Pengambilan Data Penelitian ini menggunakan Data Primer yaitu : jumlah dan jenis. kendaraan yang melintas yang dihitung langsung pada lokasi penelitian menggunakan counter, dan juga lama waktu menunggu bus di halte. Data Sekunder yang merupakan hasil dari studi pustaka yaitu : Peta Universitas Sumatera Utara, Data spesifikasi kendaraan, faktor konversi emisi kendaraan bermotor, dan Data Meteorologi berupa kecepatan angin. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:. Pengambilan data di lapangan : 1.. Menghitung jumlah dan jenis kendaraan yang melintas. Menghitung volume kendaraan yang masuk dan keluar kampus. Universitas Sumatera Utara melalui Pintu 1, Pintu 2, Pintu 3 dan Pintu 4 dengan menempatkan 6 orang tim survey perhitungan kendaraan masing – masing di setiap jalur. Perhitungan dilakukan pada hari Senin sampai dengan hari Minggu, dan dilakukan pada pukul 06.00 s/d 18.00 WIB. Dari data tersebut diolah untuk mendapatkan data tingkat emisi karbon dioksida (CO2).. 19 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) 2.. Pengisian Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan oleh para responden untuk mengetahui. gejala – gejala gangguan kesehatan yang dirasakan para penunggu bus di wilayah kampus Universitas Sumatera Utara. Dari kuesioner ini juga dapat diketahui lama waktu menunggu dari satu bus ke bus berikutnya, untuk mengetahui berapa lama kemungkinan para penumpang terpapar karbon dioksida CO2 pada saat menunggu bus. Pengisian kuesioner dilakukan di halte – halte bus di wilayah kampus USU, dengan sasaran responden adalah para penumpang bus yang sedang menunggu kedatangan bus di halte.. 3.3. Metode Pengolahan data : 1.. Faktor Konversi Kendaraan Lalu lintas pada kenyataanya terdiri berbagai macam jenis kendaraan yang. berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendekatan matematis untuk meminimalisir perbedaan dari masing-masing jenis kendaraan yang ada sehingga lebih mudah dalam perhitungan faktor emisi. Jumlah kendaraan yang akan dianalisis adalah total jumlah kendaraan kemudian dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp). Dikutip dari MKJI (1993) dalam Sihotang dan Assomadi (2010), konversi dilakukan dengan cara mengalikan jumlah kendaraan dengan faktor konversi. Perhitungan dilakukan dengan persamaan berikut.. N = M x FK ....…………………………..…............(1) Dimana : N. = jumlah kendaraan setelah dikonversi (smp). 20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) M. = jumlah kendaraan sebelum dikonversi (kendaraan). FK. = Faktor Konversi (smp/kendaraan). Menurut Indonesia Highway Capacity Manual Part 1 Urban Road No. 09/T/BNKT/1993, pemakaian praktis nilai smp tiap jenis kendaraan digunakan nilai standar seperti pada tabel berikut. No. 2.. Jenis Kendaraan. smp. 1. Kendaraan Ringan. 1,00. 2. Kendaraan Berat. 1,20. 3. Sepeda Motor. 0,25. Konsentrasi Emisi Karbon Dioksida Emisi karbon yang dikeluarkan bisa ditentukan dengan menggunakan. faktor emisi yang merupakan nilai representatif yang menghubungkan kuantitas suatu polutan yang dilepaskan ke atmosfer dari suatu kegiatan yang terkait dengan sumber polutan. Faktor-faktor ini biasanya dinyatakan sebagai berat polutan dibagi dengan satuan berat, volume, jarak, lamanya aktivitas yang mengemisikan polutan atau durasi dari komponen kegiatan yang mengemisikan polutan tersebut. Kekuatan emisi (emission strength) menunjukkan volume emisi yang dikeluarkan per satuan waktu. Untuk menentukan kekuatan emisi (Q) diperoleh dengan persamaan Yamin et.al (2009) yang dikutip dalam Sihotang dan Assomadi (2010). 𝑄 = 𝑛 × 𝐹𝐸 × 𝐾 × 𝐿 …………………………..…............(2) Dimana: Q. = kekuatan emisi (gram/detik). n. = jumlah kendaraan (smp/detik). FE. = faktor emisi (gram/liter). 21 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) 3.. K. = konsumsi bahan bakar (liter/100km). L. = panjang jalan (km). Perhitungan dispersi karbon dioksida Perhitungan dispersi karbon dioksida dihitung dengan persamaan Gaussian. tipe line source sebagai berikut : 𝐶(𝑥, 𝑧) =. 2𝑞 √2𝜋×𝑢 × 𝜏𝑧. 1. ℎ2. 𝑒𝑥𝑝 (− 2 (2𝜏2)) .................................................(3) 𝑧. dimana : C(x,z) = Konsentrasi Polutan (µg/m3) q. = kekuatan sumber polutan (g/s). u. = kecepatan angin rata – rata (m/s). h. = ketinggian sumber emisi (m). 𝜏𝑧. = koefisien dispersi arah z. 3.4. Metode Pemetaan Pola Sebaran Karbon Dioksida Pemetaan pola sebaran karbon dioksida hasil perhitungan dilakukan menggunakan Arc Gis dengan Analisis Spasial metode Kriging.. 22 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil survey perhitungan jumlah dan jenis kendaraan yang melintas. Perhitungan volume kendaraan yang masuk ke kampus Universitas Sumatera Utara dilakukan pada Jalur Masuk dan Keluar Pintu 1, Pintu 2, Pintu 3 dan jalur masuk dan keluar Pintu 4 Kampus USU. Perhitungan dilakukan setiap hari, yaitu mulai hari Senin sampai dengan Minggu, pada pukul 07.00 WIB s/d 18.00 WIB. Dari survey tersebut diperoleh data : Tabel 4. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 1 Pintu I Hari. Keluar 7-8. 8-9. 9- 10. 10 - 11. 11-12. 12-13. 13-14. 14 -15. 15 -16. 16 -17. 17 -18. Senin. 943. 487. 591. 630. 742. 408. 543. 696. 582. 724. 771. Rata rata 647. Selasa. 1359. 879. 772. 817. 686. 628. 563. 519. 779. 743. 686. 766. Rabu. 1167. 896. 608. 536. 462. 421. 484. 666. 576. 659. 815. 663. Kamis. 1723. 1193. 994. 894. 708. 269. 305. 588. 498. 663. 907. 795. Jum'at. 1624. 1036. 843. 656. 611. 580. 575. 597. 834. 977. 1228. 869. Sabtu. 608. 427. 314. 296. 189. 415. 511. 631. 862. 856. 937. 550. Minggu. 301. 262. 289. 292. 321. 561. 607. 817. 1028. 674. 632. 526. Pada lokasi jalur keluar Pintu I, diperoleh jam puncak kendaraan pada hari Senin sampai dengan Jum’at adalah pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, sementara untuk hari Sabtu yaitu pukul 17.00 sampai 18.00 WIB dan Minggu yaitu pukul 15.00 sampai 16.00 WIB. Waktu dengan jumlah kendaraan minimum terjadi pada rentang pukul 12.00 sampai 15.00 WIB.. 23 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) Tabel 5. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 1 Pintu I Masuk. Hari 7-8. 8-9. 9-10. 10-11. 11-12. 12-13. 13-14. 14-15. 15-16. 16-17. 17-18. Rata Rata. Senin. 580. 737. 761. 755. 787. 667. 580. 535. 595. 929. 973. 718. Selasa. 895. 437. 537. 587. 660. 644. 518. 427. 632. 685. 808. 621. Rabu. 877. 665. 626. 646. 610. 365. 475. 555. 718. 687. 602. 621. Kamis. 958. 901. 805. 772. 738. 434. 444. 466. 492. 705. 930. 695. Jum’at. 1005. 831. 830. 815. 550. 552. 321. 704. 697. 885. 989. 744. Sabtu. 514. 447. 395. 360. 400. 467. 528. 915. 815. 949. 964. 614. Minggu. 396. 324. 323. 341. 372. 200. 831. 1004. 955. 903. 832. 589. Pada lokasi jalur masuk Pintu I, diperoleh jam puncak kendaraan pada hari Senin yaitu pukul 17.00 sampai dengan pukul 18.00 WIB. Hari Selasa sampai Jum’at adalah pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, sementara untuk hari Sabtu yaitu pukul 17.00 sampai 18.00 WIB dan Minggu yaitu pukul 14.00 sampai 15.00 WIB. Tabel 6. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 2 Pintu II Keluar Hari. Rat aRat a 899. 78. 8-9. 9-10. 10 - 11. 11 - 12. 12-13. 13-14. 14-15. 15-16. 16–17. 17-18. Senin. 546. 753. 757. 770. 780. 1117. 942. 853. 1036. 1233. 1097. Selasa. 611. 538. 683. 695. 839. 798. 765. 752. Rabu. 646. 694. 758. 772. 835. 967. 806. 643. 768. 813. 875. 780. Kamis. 399. 404. 504. 561. 702. 1058. 915. 781. 807. 734. 641. 682. Jum’at. 464. 683. 667. 664. 1017. 818. 823. 622. 917. 734. 601. 728. Sabtu. 216. 426. 417. 424. 420. 827. 0. 0. 0. 0. 0. 455. Minggu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 1067. 939. 812. 773. 24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) Pada lokasi Pintu II, diperoleh jam puncak kendaraan pada hari Senin yaitu pukul 16.00 sampai 17.00 WIB. Hari Selasa sampai Sabtu adalah antara pukul 11.00 sampai 13.00 WIB, sementara untuk hari Minggu, jalur Pintu II ditutup. Tabel 7. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 3 Pintu III Masuk Hari 7-8. 8-9. 9-10. 10-11. 11-12. 12-13. 13-14. 14-15. 15-16. 16-17. 17-18. Senin. 1334. 936. 683. 614. 639. 780. 623. 629. 715. 851. 620. Rata Rata 766. Selasa. 1160. 888. 791. 724. 676. 693. 659. 652. 611. 720. 565. 740. Rabu. 1324. 884. 790. 707. 619. 642. 617. 693. 665. 667. 612. 747. Kamis. 1109. 945. 779. 722. 600. 601. 581. 564. 511. 475. 460. 668. Jum’at. 1042. 1068. 924. 790. 620. 717. 615. 666. 734. 647. 528. 759. Sabtu. 719. 1231. 902. 739. 594. 485. 0. 0. 0. 0. 0. 778. Minggu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Pada lokasi Pintu III, diperoleh jam puncak kendaraan pada hari Senin sampai dengan Sabtu yaitu mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB. Sementara untuk hari Minggu, jalur Pintu II ditutup. Pada lokasi jalur keluar Pintu IV, jam puncak kendaraan berbeda beda di setiap harinya. Hari Senin dan Kamis tercatat jam puncak kendaraan adalah pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, sementara untuk hari Selasa dan Rabu yaitu pukul 16.00 sampai 17.00 WIB. Hari Jum’at tercatat pukul 17.00 sampai 18.00 WIB. Untuk hari Sabtu dan Minggu jalur Pintu IV ditutup.. 25 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) Tabel 8. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 4 Pintu IV Keluar Hari 7-8. 8-9. 9-10. 10 – 11. 11 12. 12 13. 13 14. 14 15. 15 16. 16 17. 17 18. Senin. 586. 368. 355. 369. 351. 339. 415. 434. 259. 398. 414. Rata – Rata 390. Selasa. 165. 169. 277. 309. 387. 413. 372. 363. 395. 605. 417. 352. Rabu. 408. 149. 238. 199. 292. 314. 398. 481. 635. 640. 535. 390. Kamis. 715. 133. 332. 357. 551. 249. 341. 425. 510. 507. 427. 413. Jum’at. 460. 216. 274. 390. 251. 283. 307. 346. 238. 381. 482. 317. Sabtu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Minggu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Tabel 9. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Masuk Pintu 4 Pintu IV Masuk Hari 7-8. 8-9. 9-10. 10-11. 11-12. 12-13. 13-14. 14-15. 15-16. 16-17. 17-18. Senin. 1321. 1033. 983. 950. 912. 1040. 944. 1021. 592. 555. 211. Rata Rata 869. Selasa. 1317. 339. 619. 573. 538. 971. 827. 739. 704. 709. 703. 731. Rabu. 1302. 1004. 900. 845. 760. 894. 880. 767. 862. 832. 464. 865. Kamis. 1280. 1102. 1000. 962. 897. 616. 667. 721. 733. 662. 323. 815. Jum’at. 1067. 1047. 1093. 1155. 355. 1109. 1034. 1211. 546. 554. 563. 885. Sabtu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Minggu. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. 0. Pada lokasi jalur masuk Pintu IV, hari Senin sampai dengan Kamis tercatat jam puncak kendaraan adalah pukul 07.00 sampai 08.00 WIB, sementara untuk hari Jum’at yaitu pukul 14.00 sampai 15.00 WIB. Untuk hari Sabtu dan Minggu jalur Pintu IV ditutup.. 26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) 2. Faktor Konversi Kendaraan Jumlah kendaraan yang akan dianalisis adalah total jumlah kendaraan kemudian dikonversi ke satuan mobil penumpang (smp). Setelah dilakukan konversi, didapat data sebagai berikut : Tabel 10. Jumlah Kendaraan Harian Setelah Dikonversi pada Lokasi Pintu 1. Pintu I Jenis Hari Keluar Masuk Kendaraan Jumlah n (SMP) Jumlah n (SMP) Senin Mobil Bensin 1889 1889 2335 2335 Mobil Solar 87 87 219 219 Mobil Besar 67 80 1 1 Sepeda Motor 5074 1269 5383 1346 Selasa Mobil Bensin 1624 1624 1931 1931 Mobil Solar 133 133 200 200 Mobil Besar 68 82 2 2 Sepeda Motor 6606 1652 4697 1174 Rabu Mobil Bensin 1488 1488 2084 2084 Mobil Solar 94 94 184 184 Mobil Besar 58 70 1 1 Sepeda Motor 5650 1413 4548 1137 Kamis Mobil Bensin 1453 1453 1994 1994 Mobil Solar 119 119 236 236 Mobil Besar 63 76 2 2 Sepeda Motor 7107 1777 5413 1353 Jum'at Mobil Bensin 1522 1522 2138 2138 Mobil Solar 129 129 213 213 Mobil Besar 58 70 4 5 Sepeda Motor 7852 1963 5820 1455 Sabtu Mobil Bensin 1745 1745 1208 1208 Mobil Solar 142 142 342 342 Mobil Besar 13 16 5 6 Sepeda Motor 4146 1037 5199 1300 Minggu Mobil Bensin 2081 2081 19555 19555 Mobil Solar 255 255 324 324 Mobil Besar 4 5 1 1 Sepeda Motor 3443 861 4601 1150. 27 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) Tabel 11. Jumlah Kendaraan Harian Setelah Dikonversi pada Lokasi Pintu 2. Pintu II Hari. Senin. Selasa. Rabu. Kamis. Jum'at. Sabtu. Minggu. Jenis Kendaraan. Keluar Jumlah. n (SMP). 4294. 4294. Mobil Solar. 310. 310. Mobil Besar. 11. 13. Sepeda Motor. 5269. 1317. Mobil Bensin. 3513. 3513. Mobil Solar. 353. 353. Mobil Besar. 15. 18. Sepeda Motor. 4618. 1155. Mobil Bensin. 3712. 3712. Mobil Solar. 338. 338. Mobil Besar. 47. 56. Sepeda Motor. 4480. 1120. Mobil Bensin. 3128. 3128. Mobil Solar. 383. 383. Mobil Besar. 70. 84. Sepeda Motor. 3925. 981. Mobil Bensin. 3519. 3519. Mobil Solar. 223. 223. Mobil Besar. 65. 78. Sepeda Motor. 4183. 1046. Mobil Bensin. 1067. 1067. Mobil Solar. 45. 45. Mobil Besar. 6. 7. Sepeda Motor. 1612. 403. Mobil Bensin. 0. 0. Mobil Solar. 0. 0. Mobil Besar. 0. 0. Sepeda Motor. 0. 0. Mobil Bensin. 28 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) Tabel 12. Jumlah Kendaraan Harian Setelah Dikonversi pada Lokasi Pintu 3. Pintu III Hari. Senin. Selasa. Rabu. Kamis. Jum'at. Sabtu. Minggu. Jenis Kendaraan. Masuk Jumlah. n (SMP). 2749. 2749. Mobil Solar. 554. 554. Mobil Besar. 14. 17. Sepeda Motor. 5107. 1277. Mobil Bensin. 2646. 2646. Mobil Solar. 412. 412. Mobil Besar. 13. 16. Sepeda Motor. 5067. 1267. Mobil Bensin. 2779. 2779. Mobil Solar. 455. 455. Mobil Besar. 11. 13. Sepeda Motor. 4975. 1244. Mobil Bensin. 2445. 2445. Mobil Solar. 327. 327. Mobil Besar. 57. 68. Sepeda Motor. 4518. 1130. Mobil Bensin. 2553. 2553. Mobil Solar. 376. 376. Mobil Besar. 56. 67. Sepeda Motor. 5266. 1317. Mobil Bensin. 1429. 1429. Mobil Solar. 262. 262. Mobil Besar. 5. 6. Sepeda Motor. 2974. 744. Mobil Bensin. 0. 0. Mobil Solar. 0. 0. Mobil Besar. 0. 0. Sepeda Motor. 0. 0. Mobil Bensin. 29 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) Tabel 13. Jumlah Kendaraan Harian Setelah Dikonversi pada Lokasi Pintu 4. Pintu IV Jenis Hari Keluar Masuk Kendaraan Jumlah n (SMP) Jumlah n (SMP) Senin Mobil Bensin 1064 1064 905 905 Mobil Solar 317 317 161 161 Mobil Besar 89 107 83 100 Sepeda Motor 2818 705 8413 2103 Selasa Mobil Bensin 831 831 732 732 Mobil Solar 240 240 152 152 Mobil Besar 82 98 90 108 Sepeda Motor 2919 730 7065 1766 Rabu Mobil Bensin 776 776 633 633 Mobil Solar 215 215 142 142 Mobil Besar 74 89 67 80 Sepeda Motor 3224 806 8668 2167 Kamis Mobil Bensin 1283 1283 1029 1029 Mobil Solar 222 222 246 246 Mobil Besar 74 89 67 80 Sepeda Motor 2969 742 7624 1906 Jum'at Mobil Bensin 990 990 996 996 Mobil Solar 302 302 248 248 Mobil Besar 56 67 65 78 Sepeda Motor 2278 570 8465 2116 Sabtu Mobil Bensin 0 0 0 0 Mobil Solar 0 0 0 0 Mobil Besar 0 0 0 0 Sepeda Motor 0 0 0 0 Minggu Mobil Bensin 0 0 0 0 Mobil Solar 0 0 0 0 Mobil Besar 0 0 0 0 Sepeda Motor 0 0 0 0 3. Pengambilan Data Sekunder Dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) unit Sampali Kota Medan, diperoleh kecepatan angin sebesar 1.49 m/s dengan arah dominan mengarah ke barat daya. Data yang didapat tersebut di analisis dalam bentuk Wind Rose, dengan hasil sebagai berikut.. 30 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) Gambar 3. Wind Rose (Peta Arah Angin). 4.. Perhitungan Konsentrasi Emisi Karbon Dioksida dan Distribusi Gauss tipe Line Source (Sumber Garis) Untuk menentukan kekuatan emisi (Q) dilakukan perhitungan dengan. persamaan (2), maka didapat hasil sebagai berikut : No.. Jenis Bahan Bakar. Jumlah Emisi. Satuan. 1 2 3 4. Bensin Solar Minyak Tanah LPG. 2,31 2,68 2,52 1,51. Kg/lt Kg/lt Kg/lt Kg/lt. 31 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) Tabel 14. Konsumsi Bahan Bakar Kendaraan. Jenis Kendaraan. Konsumsi (Km/L). Konsumsi (L/100km). Sepeda Motor. 33.50. 2.985. Mobil. 10.42. 9.597. Mobil Besar. 8.10. 12.346. Dalam penelitian ini, panjang jalan di hitung sebesar 0.5 km. Kemudian dilakukan perhitungan dispersi karbon dioksida dihitung dengan persamaan Gaussian tipe line source dan diperoleh hasil : Tabel 15. Hasil Perhitungan Emisi Harian Hari. Q (g/s). C (g/m3). ppm. Senin. 50.71. 1.59. 885.56. Selasa. 44.50. 1.40. 777.22. Rabu. 44.91. 1.41. 783.89. Kamis. 45.24. 1.42. 790.00. Jum'at. 46.54. 1.46. 812.78. Sabtu. 21.00. 0.66. 366.67. Minggu. 64.22. 2.02. 1121.11. Tabel 16. Hasil Perhitungan Emisi Pada Masing – Masing Lokasi Lokasi. Q (g/s). C (g/m3). ppm. Pintu I. 21.05. 0.66. 367.78. Pintu II. 9.36. 0.29. 163.33. Pintu III. 7.92. 0.25. 138.33. Pintu IV. 6.96. 0.22. 121.67. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, dapat dilihat bahwa rata – rata kekuatan emisi (Q) harian dari keseluruhan pintu di lokasi penelitian adalah sebesar 45.30 g/s dan rata – rata konsentrasi emisi (C) adalah 1.42 g/m3 atau setara dengan 791.03 ppm. Jika dilihat pada titik lokasi penelitian, titik lokasi yang tertinggi adalah pintu I dengan kekuatan emisi (Q) 21.05 g/det dan konsentrasi emisi (C) 0.66. 32 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) g/m3 atau setara dengan 367.78 ppm, dan yang terendah adalah pintu IV dengan kekuatan emisi (Q) 6.96 g/det dan konsentrasi emisi (C) 0.22 g/m3 atau setara dengan 121.67 ppm. Rata – rata kekuatan emisi (Q) dari masing – masing lokasi penelitian adalah 11.33 g/det dan rata – rata konsentrasi emisi (C) adalah 0.36 g/m3 atau setara dengan 197.78 ppm. Bila dilihat penelitian Sihotang dan Assomadi (2010) di Kampus ITS pada jam puncak masuk yaitu pukul 06.00 – 07.00 WIB, kekuatan emisi (Q) karbon dioksida (CO2) dari kendaraan bermotor pada jam puncak masuk sebesar 84,03 gram/detik yang berasal dari sepeda motor sebesar 58,38 gram/detik (69,47%), mobil berbahan bakar bensin sebsar 19,58 gram/detik (23,3%), dan mobil berbahan bakar solar sebesar 6,07 gram/detik (7,23%). Pada jam puncak keluar yaitu pukul 16.00 – 17.00 WIB, kekuatan emisi (Q) sebesar 79,01 gram/detik, yang berasal dari sepeda motor sebesar 49,34 gram/detik (62,45%), mobil berbahan bakar bensin sebesar 23,41 gram/detik (29,63%) dan mobil berbahan bakar solar sebesar 6,25 gram/detik (7,92%). Dibandingkan dengan penelitian Sihotang dan Assomadi (2010), di kampus ITS nilai kekuatan emisi (Q) yang dihitung jauh lebih besar dibandingkan USU, yaitu pada jam 06.00 – 07.00 WIB diperoleh nilai sebesar 84,03 g/s dan pada jam 16.00 – 17.00 WIB sebesar 79,01 g/s. Sementara dari perhitungan yang dilakukan di USU mulai hari Senin sampai dengan Minggu, rata – rata kekuatan (Q) yang diperoleh adalah 45,30 g/s per hari dengan nilai maksimum 64,22 g/s pada hari Minggu. Penelitian Gratimah (2009) menyatakan hasil pengukuran udara ambien gas CO2 pada beberapa titik di Kota Medan yaitu Jalan MT. Haryono sebesar. 33 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) 4.164 ppm, Jalan Padang Golf sebesar 10.422 ppm dan Jalan Sudirman sebesar 20.575 ppm. Nilai ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan nilai perhitungan emisi CO2 di USU yang hanya menunjukkan nilai 791,11 ppm. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi jalan dimana jalan tersebut merupakan jalan yang selalu sibuk dan dipadati oleh kendaraan. Selain itu pengaruh kecepatan kendaraan yang melintas juga menjadi pengaruh emisi CO2 yang dihasilkan. Menurut literatur yang dikutip dari Buku Laporan Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Badan Lingkungan Hidup Kota Medan, pembakan bensin ataupun solar akan lebih efisien dan sempurna jika kendaraan dalam keadaan konstan. Sebaliknya dalam kondisi macet, terjadi pembakaran yang tidak efisien dan sempurna yang menghasilkan banyak bahan yang tidak diinginkan dan meningkatkan pencemaran. Hasil perhitungan konsentrasi emisi karbon dioksida diatas relatif tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Menurut Astra (2010), konsentrasi karbon dioksida di udara segar adalah bervariasi antara 0,036 % ( 360 ppm) sampai 0,039 % (390 ppm) tergantung pada waktu (temporal) dan lokasi (spasial). Administrasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Amerika Serikat juga menyatakan, paparan rata-rata untuk orang dewasa yang sehat selama waktu kerja 8 jam sehari tidak boleh melebihi 5.000 ppm (0,5%), sementara hasil perhitungan tertinggi 1121.11 ppm. Batas aman maksimum untuk balita, anak-anak, orang tua, dan individu dengan masalah kesehatan kardiopulmonari (jatung dan paru-paru) secara signifikan lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwasannya emisi CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor masih dalam nilai yang aman dan relatif tidak berpengaruh terhadap kesehatan.. 34 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) 4.. Pemetaan Pola Sebaran Karbon Dioksida. Peta hasil perhitungan emisi karbon dioksida di 4 titik wilayah di Kampus. USU dapat kita lihat pada gambar berikut ini. Titik – titik lokasi penelitian merupakan titik yang ramai dilalui kendaraan.. Gambar 4. Peta Konsentrasi CO2 pada Titik Lokasi Penelitian Setelah diperoleh peta diatas, maka dilakukan pemetaan pola sebaran karbon dioksida hasil perhitungan dilakukan menggunakan Software Arc Gis dengan Analisis Spasial metode Kriging. Kriging adalah suatu metode geostatistika yang memanfaatkan nilai spasial pada lokasi tersampel dan variogram untuk memprediksi nilai pada lokasi lain yang belum dan/atau tidak tersampel dimana. 35 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) nilai prediksi tersebut tergantung pada kedekatannya terhadap lokasi tersampel. Kriging adalah metode geostatistik yang digunakan untuk mengestimasi nilai dari sebuah titik atau blok sebagai kombinasi linier dari nilai contoh yang terdapat disekitar titik yang akan diestimasi. Hasil pemetaannya sebagai berikut :. Gambar 5. Peta Sebaran Konsentrasi CO2 di Kampus USU Dari peta distribusi Emisi Karbon dioksida (CO2) diatas, dapat kita lihat pola sebaran emisi karbon dioksida (CO2) bergerak menuju arah barat daya mata angin. Di titik Pintu 1, emisi CO2 yang dihasilkan sebesar 367.78 ppm. Karbon dioksida tersebut menyebar keseliling titik, dengan wilayah yang terkena sebaran terbesar adalah Fakultas Hukum dengan konsentrasi emisi sebesar 324,79 sampai. 36 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) 365 ppm, dan Fakultas Ilmu Budaya dengan konsentrasi emisi sebesar 294,03 sampai 320 ppm. Pola sebaran emisi karbon dioksida ini dipengaruh oleh arah dan kecepatan angin pada lokasi penelitian, seperti dapat kita lihat pada peta arah angin Windrose, angin dominan mengarah ke barat daya arah mata angin dengan kecepatan 1,49 m/s.. 37 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) 5. Hasil Kuesioner 1. Penilaian Terhadap Fasilitas Bus USU Tabel 17. Hasil Kuesioner Penilaian Terhadap Fasilitas Bus USU. Tidak Setuju (1). Kurang Setuju(2). Cukup Setuju (3). 1. Armada Bus USU yang tersedia cukup baik. 1. 0.60%. 9. 5.39%. 41. 24.55%. 107. 64.07. 9. 5.39%. 2. Fasilitas yang tesedia di dalam Bus USU cukup baik. 2. 1.20%. 7. 4.19%. 52. 31.14%. 93. 55.69. 13. 7.78%. 3. Halte (pemberhentian) Bus USU memiliki fasilitas yang cukup baik. 1. 0.60%. 25. 14.97%. 77. 46.11%. 60. 35.93. 4. 2.40%. 4. Jeda waktu tiba antar Bus USU terlalu lama. 1. 0.60%. 15. 8.98%. 49. 29.34%. 69. 41.32. 33. 19.76%. 5. Para penumpang yang ingin menggunakan Bus USU terlalu Ramai. 2. 1.20%. 0. 0.00%. 16. 9.58%. 67. 40.12. 82. 49.10%. 6. Saya merasa keberadaan Bus USU sangat membantu kegiatan saya. 1. 0.60%. 0. 0.00%. 29. 17.37%. 83. 49.70%. 54. 32.34%. Setuju (4). Sangat Setuju (5). Dari kuesioner yang dibagikan kepada 167 responden yang menggunakan fasilitas bus USU, 64.07 % setuju dengan armada bus yang tersedia cukup Baik. 55.69 % setuju dengan fasilitas yang terdapat di dalam bus cukup baik. 46.11 % cukup setuju dan 35.93 % setuju dengan fasilitas di halte bus juga cukup baik. Namun, 49.10 % sangat setuju bahwasannya para penumpang yang menggunakan bus USU terlalu ramai dan 41.32 % setuju dengan jeda waktu tiba antar bus juga terlalu lama.. 38 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) 2. Gejala Gangguan Kesehatan Pada Saat Menunggu Bus Di Halte Tabel 18. Hasil Kuesioner Gejala Gangguan Kesehatan Pada Saat Menunggu di Halte Bus. Tidak Pernah (1). Jarang (2). Cukup Sering (3). Sering (4). Sangat Sering (5). 1. Merasa nyaman. 2.99%. 5. 42.51%. 71. 33.53%. 56. 19.76%. 33. 1.20%. 2. 2. Berdiri saat menunggu di halte Bus. 1.20%. 2. 10.78%. 18. 31.74%. 53. 42.51%. 71. 13.77%. 23. 3. Merasakan pusing. 22.16%. 37. 42.51%. 71. 14.97%. 25. 17.96%. 30. 2.40%. 4. 4. Merasakan ngantuk. 13.17%. 22. 29.34%. 49. 24.55%. 41. 28.14%. 47. 4.79%. 8. 5. Merasa sulit untuk bernafas. 42.51%. 71. 35.93%. 60. 13.77%. 23. 5.99%. 10. 1.80%. 3. 29.94%. 50. 36.53%. 61. 18.56%. 31. 11.38%. 19. 3.59%. 6. 54.49%. 91. 32.34%. 54. 9.58%. 16. 2.40%. 4. 1.20%. 2. 8. Merasa mual mual. 65.87%. 110. 25.15%. 42. 6.59%. 11. 1.20%. 2. 1.20%. 2. 9. Penglihatan berkurang (buram). 64.67%. 108. 24.55%. 41. 4.79%. 8. 4.19%. 7. 1.80%. 3. 100%. 167. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 6. Merasa sulit berkonsentrasi 7. Merasakan sakit kepala yang luar biasa. 10. Mengalami pingsan (hilang kesadaran). Dari kuesioner yang dibagikan kepada 167 responden yang menunggu di halte bus USU, 42.51 % menyatakan jarang merasa nyaman. 42.51% menyatakan sering berdiri pada saat menunggu bus. 42.51% jarang merasakan pusing. 29.34% jarang mengantuk. 42.51% tidak pernah merasa sulit untuk bernafas. 36.53% jarang merasa sulit berkonsentrasi. 54.49% tidak pernah merasakan sakit kepala yang luar biasa.65.87% tidak pernah merasakan mual – mual. 64.67% tidak pernah merasakan penglihatan berkurang, 100% menyatakan tidak pernah mengalami pingsan. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan konsentrasi emisi yang masih dalam batas aman dan relatif tidak berpengaruh terhadap kesehatan.. 39 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) 3. Gejala Gangguan Kesehatan Pada Saat Berada Di Dalam Bus Tabel 19. Hasil Kuesioner Gejala Gangguan Kesehatan Pada Saat Berada di Dalam Bus. Tidak Pernah (1). Jarang (2). 1. Merasa nyaman. 4.79%. 8. 29.94%. 50. 37.72%. 63. 22.75%. 38. 4.79%. 8. 2. Berdiri saat berada di dalam Bus. 1.80%. 3. 14.97%. 25. 34.13%. 57. 37.13%. 62. 11.98%. 20. 3. Merasakan pusing. 39.52%. 66. 33.53%. 56. 17.37%. 29. 8.98%. 15. 0.60%. 1. 4. Merasakan ngantuk 22.75%. 38. 36.53%. 61. 19.76%. 33. 17.37%. 29. 3.59%. 6. 5. Merasa sulit untuk bernafas. 44.31%. 74. 38.32%. 64. 11.38%. 19. 4.79%. 8. 1.20%. 2. 6. Merasa sulit berkonsentrasi. 34.13%. 57. 40.72%. 68. 16.17%. 27. 7.19%. 12. 1.80%. 3. 7. Merasakan sakit kepala yang luar biasa. 59.88%. 100. 29.94%. 50. 8.38%. 14. 1.80%. 3. 0.00%. 0. 8. Merasa mual mual. 66.47%. 111. 23.35%. 39. 7.19%. 12. 2.40%. 4. 0.60%. 1. 9. Penglihatan 65.87% berkurang (buram). 110. 26.35%. 44. 5.39%. 9. 2.40%. 4. 0.00%. 0. 10. Mengalami pingsan (hilang kesadaran). 167. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 0.00%. 0. 100%. Cukup Sering (3). Sangat Sering (5). Sering (4). Dari kuesioner yang dibagikan kepada 167 responden yang menunggu di halte bus USU, 37.72 % menyatakan cukup seing merasa nyaman. 37.13% menyatakan sering berdiri pada saat menunggu bus. 39.52% tidak pernah merasakan pusing. 36.53% jarang mengantuk. 44.31% tidak pernah merasa sulit untuk bernafas. 40.72% jarang merasa sulit berkonsentrasi. 59.88% tidak pernah merasakan sakit kepala yang luar biasa. 66.47% tidak pernah merasakan mual – mual. 65.87% tidak pernah merasakan penglihatan berkurang, 85.03% menyatakan tidak pernah mengalami pingsan. Hal ini sejalan dengan hasil perhitungan konsentrasi emisi yang masih dalam batas aman dan relatif tidak berpengaruh terhadap kesehatan.. 40 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan 1. Rata – rata kekuatan emisi (Q) harian dari keseluruhan pintu di lokasi penelitian adalah sebesar 45.30 g/s dan rata – rata konsentrasi emisi (C) adalah 1.42 g/m3 atau setara dengan 791.03 ppm. 2. Rata – rata kekuatan emisi (Q) dari masing – masing pintu di lokasi penelitian adalah 11.33 g/det dan rata – rata konsentrasi emisi (C) adalah 0.36 g/m3 atau setara dengan 197.78 ppm 3. Titik lokasi penelitian yang tertinggi adalah pada lokasi pintu I dengan konsentrasi emisi (C) 0.66 g/m3 atau setara dengan 367,78 ppm. 4. Titik lokasi penelitian yang terendah adalah pada lokasi pintu IV dengan konsentrasi emisi (C) 0.22 g/m3atau setara dengan 121,67 ppm. 5. Emisi karbon dioksida yang dihitung tidak berpengaruh terhadap kesehatan para penunggu bus. 5.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengaruh lain yang menyebabkan meningkatnya karbon dioksida. 2. Perlu dilakukan upaya pengelolaan kendaraan bermotor, sehingga tidak terjadi lonjakan kendaraan bermotor di lokasi penelitian dan emisi yang dihasilkan tetap dalam keadaan aman.. 41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) DAFTAR PUSTAKA. Astra, I. M. 2010. Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal Meteorologi dan Geofisika vol. 11 no.2 – november 2010 : 131-139 [BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. Jumlah mahasiswa, dosen dan Rasio Mahasiswa Terhadap Dosen Di Universitas SUmatera Utara 2003/2004 – 2013/2014. http://sumut.bps.go.id/frontend/linkTabelStatis /view/id/332 [30 Oktober 2015] [BLH] Badan Lingkungan Hidup Kota Medan. Laporan Kegiatan Pengujian Kualitas Udara Roadsite Tahun 2015. Davidson, Clive. 2003. "Marine Notice: Carbon Dioxide: Health Hazard". Australian Maritime Safety Authority. https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida Dinas Kependudukan Kota Medan. 2013. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk. http://disdukcapil.pemkomedan.go.id/kategori/2013/9/jumlahdan-laju-pertumbuhan-penduduk.html [14 April 2015] Direktoral Jenderal Cipta Karya. 2014. Profil Kabupaten/Kota. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. http//:ciptakarya.pu.go.id/profil/ [14 April 2015] Gusnita, D. 2010. Green Transport : Transportasi Ramah Lingkungan Dan Kontribusinya Dalam Mengurangi Polusi Udara. Berita Dirgantara Vol. 11 70-71. Gratimah, G. RD. 2009. Analisis Kebutuhan Hutan Kota Sebagai Penyerap Gas CO2 Antropogenik Di Pusat Kota Medan. Universitas SUmatera Utara, Medan. Hickman, A. J., 1999. Methodology for Calculating Transport Emissions and Energy Consumption, Transport Research Laboratory. http://www.riyawan.com/p/makalah-keracunan-co-dan-ifo.html. Makalah Kegawat Daruratan Keracunan CO dan IFO. [diakses 7 Juli 2015] Jacobson , M.Z (2005) Fundamental of Atmospheric Modelling . Cambridge University Press . 2 nd . Cambridge. 42 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Kajian Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Transportasi. Pusat Data dan Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta. Kusminingrum, N. 2008. Potensi Tanaman dalam Menyerap CO2 dan CO untuk mengurangi Dampak Pemanasan Global. Jurnal Permukiman Vol.3 No. 2 Juli 2008. Lambertsen, C. J. (1971). "Carbon Dioxide Tolerance and Toxicity". Environmental Biomedical Stress Data Center, Institute for Environmental Medicine, University of Pennsylvania Medical Center (Philadelphia, PA). IFEM Report No. 2-71. https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida Lesmana, S. 2014. Kerugian Ekonomi Dan Kebutuhan Vegetasi Untuk Menurunkan Emisi Karbon Kendaraan Bermotor Di Kota Bogor. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Mahayana, I.M.B., Suyasa, I.W.B., Laksmiwati, I.D.A.A. 2010. Hubungan Kepadatan Kendaraan dengan Gas Karbon Monoksida Udara Ambien dan Karboksihemoglobin Juru Parkir di Jalan Gajah Mada Denpasar. Ecotrophic 4 (1) : 66-70 Occupational Safety and Health Administration. Chemical Sampling Information: Carbon Dioxide. 2008. https://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_dioksida Purnomohadi, H. 1994. Peran Ruang Terbuka Hijau Dalam Pengendalian Kualitas Udara di DKI Jakarta. Disertasi. Program Pascasarjana, IPB. Bogor.. Purwasih, H., Latifah, S., Sukmana, A., 2012. Identifikasi Jenis Tanaman di Beberapa Jalur Hijau Jalan Kota Medan. Jurnal [108-116]. Ratnawati, H., Widowati, W., Gunawan, E., 2010. Hubungan antara Kadar Karbon Monoksida (CO) Udara dan Tingkat Kewaspadaan Petugas Parkir di Tiga Jenis Tempat Parkir. JKM Vol.10 No. 1 Juli 2010 :10-17. Selvia. Rahmawati,I. Mulyanto, J. 2011. Hubungan Kadar Hbco Dengan Kapasitas Vital Paru Pedagang Di Terminal Bus Purwokerto. Mandala of Health. Volume 5, Nomor 2. Sihotang, S. R. dan Assomadi, A. F. 2010. Pemetaan Distribusi Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) Dari Kontribusi Kendaraan Bermotor Di Kampus ITS Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.. 43 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) Silalahi, J. dan Harianja, A. H., 2014. Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Medan. Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Medan. Soedomo, M. 2001. Pencemaran Udara. Bandung: Institut Teknologi Bandung Soemarwoto, O. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan. Soemirat , J. (2005) Toksikologi Lingkungan , Gajah Mada University Press Srikandi, N., dan Driejana. 2009. Pengaruh Karakteristik Faktor Emisi Terhadap Estimasi Beban Emisi Oksida Nitrogen (NOx) dari Sektor Transportasi. Faculty of Civil and Environmental Engineering. Bandung : ITB. Stavins, RN and Richards KR. 2005. Cost of US Forest Based Carbon Sequestration, Prepare for the Pew Cencer on Global Climate Change. Arlinton, USA. Sugiyono, A. 1998. Strategi Penggunaan Energi di Sektor Transportasi. Majalah BPP Teknologi, No. LXXXV 34-37. Suryanto, D.A., 2012. Analisis Tingkat Polusi Udara Terhadap Pengaruh Pertumbuhan Kendaraan Studi Kasus DKI Jakarta. UG Jurnal Vol. 6. Susandi, A. Herlianti, I. Tamamdin, M. Nurlela, I. 2008. Dampak Perubahan Iklim Terhadap Ketinggina Muka Laut Di Wilayah Banjarmasin. Jurnal Ekonomi Lingkungan Vol. 12/No.2/2008. The National Energy Foundation. (2005). Simple Carbon Calculator. [online] dari http://www.nef.org.uk/greencompany/co2calculator.htm [Agustus 2015].. 44 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) Lampiran 1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian.. Gambar 1. Pengarahan Tim Survey. Gambar 2. Survey Perhitungan Jumlah Kendaraan Pintu 1. 45 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) Gambar 3. Survey Perhitungan Jumlah Kendaraan Pintu 2. Gambar 4. Survey Perhitungan Jumlah Kendaraan Pintu 3. 46 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) Gambar 5. Survey Perhitungan Jumlah Kendaraan Pintu 4. Gambar 6. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. 47 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(60) Gambar 7. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. Gambar 8. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. 48 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(61) Gambar 9. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. Gambar 10. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. 49 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(62) Gambar 11. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. Gambar 12. Pengisian Kuesioner oleh Para Penunggu Bus USU. 50 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(63) Lampiran 2. Daftar Responden.. 1. Maria Sonya. 20 Tahun. Jenis Kelamin Perempuan. 2. Esrawati Pardede. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 3. Dilla Lutfia Destari. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 4. Ines Simanjuntak. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 5. Dewi Tarigan. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 6. Deby Ayu Syafira. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 7. Christine Sumbayak. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 8. Ririn Mahdiana. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 9. Ayu Putri Pertiwi. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 10. Madina Meuthia Sari. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 11. Adriani Fitrah Arif Hrp. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 12. Amal Asifa. 22 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa Fisip. 13. Try Suhandiko. 20 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa Fisip. 14. Hana Pratiwi Sihombing. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Pertanian. 15. Lia K. S.. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Kehutanan. 16. Patricia Lorenza Ompusunggu. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Kehutanan. 17. Rizky Dwi Ananda G.. 18 Tahun. Perempuan. 18. Jenny Tiffany. 19 Tahun. Perempuan. 19. Indah Sari Lubis. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Teknik Ekonomi Mahasiswa Bisnis Mahasiswa Fisip. 20. Sri Wahyuni. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 21. Raja Tumanggor. 19 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa MIPA. 22. Gita Wulandari. 18 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Teknik. 23. Leli Fatimah. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa FKM. 24. Melvi Arini. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa FKM. 25. Angga Pratama. 23 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa Adm Bisnis. 26. Nuratika Fitri Manurung. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Ilmu Budaya. 27. Mutia Fadillah. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa FKM. 28. Debi Faya Siregar. 22 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 29. Laina Ulfa. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Ekonomi. 30. Evi Tri Ulina. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Pertanian. 31. Antasari Malau. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Pertanian. 32. Nurhamida Ritonga. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Pertanian. No.. Nama. Umur. Pekerjaan. Fakultas. Mahasiswa MIPA. Ekonomi Bisnis. 51 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(64) 33. Devaijana Gultom. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 34. Siti Khairani Nasution. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 35. Aulia Anisa. 20 Tahun. Perempuan. 36. Rezki Tara Viaty. 20 Tahun. Perempuan. 37. Essy Ayu Shendipa. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Kedokteran Ekonomi Mahasiswa Bisnis Mahasiswa FKM. 38. Rahmah Zamzami Maysarah. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 39. Ricky Sandi. 25 Tahun. Laki - laki. 40. Ardi Fauzi. 21 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa Pertanian. 41. Yenny Diviana Sari Nst. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Hukum. 42. Nana Rizky Fitria. 21 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Ekonomi. 43. Agung Afranda A. F.. 22 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa Fisip. 44. Rey Silvami. 20 Tahun. Laki - laki. Mahasiswa. 45. Riana. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 46. Clara. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 47. Dwi Aisyatul Qodri Pasaribu. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 48. Nida. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 49. Sri Rezki Wulandari. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa. 50. Veronica Damanik. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Kehutanan. 51. Yohanita N. W. S.. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa MSP. 52. Laila UlfA. 22 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 53. Asih Kurniati. 18 Tahun. Perempuan. 54. Esra Munthe. 18 Tahun. Perempuan. 55. Ririn. 18 Tahun. Perempuan. 56. Debora J. Simbolon. 19 Tahun. Perempuan. 57. Aida Warni Lubis. 18 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Teknik Ekonomi Mahasiswa Bisnis Mahasiswa Teknik Ekonomi Mahasiswa Bisnis Mahasiswa FKM. 58. Suci Syafitri. 22 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Farmasi. 59. Devi Lestari. 22 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 60. Wardah Sabrina Sirait. 18 Tahun. Perempuan. Mahasiswa FKM. 61. Roslina. 26 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Farmasi. 62. Siti Fatimah Gorab. 19 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Ilmu Budaya. 63. Mia Maulida. 18 Tahun. Perempuan. Mahasiswa FKM. 64. Riris Jesika P.. 20 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Fisip. 65. Emy Tannady. 18 Tahun. Perempuan. Mahasiswa Farmasi. Pegawai. Ilmu Budaya. Ekonomi Bisnis Fasilkom TI Ekonomi Bisnis Ekonomi Bisnis MIPA. 52 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Gambar

Gambar 1. Perubahan temperatur di Indonesia untuk tahun 1950 – 2100   (Susandi, 2004)
Gambar 2. Peta Lokasi Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 1
Tabel 6. Hasil Survey Jumlah Kendaraan di Jalur Keluar Pintu 2
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa perlakuan dedak tanpa pemberian ekstrak daun nimba (R 0 )menghasilkan rataan jumlah hidup Tribolium castaneum nyata lebih tinggi (p<0,05)

Hasil yang diperoleh dari respon siswa kelompok kecil terhadap media pembelajaran lectora inspire 17 adalah sebesar 381 dengan persentase 88,9% yang termasuk kategori “sangat

Addendum ( Bila ada ) Selasa 15 Januari 2013 16:00 Didownload Melalui

maka dengan ini kami tetapkan Pemenang Pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Puskesmas Sukamerindu pada lingkungan SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut

Berdasarkan Surat Penetapan Peringkat Teknis Jasa Konsultansi Pengawas Renovasi Gedung Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang oleh Panitia Pengadaan Nomor : PEN-

Isilah titik-titik pada pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat.. bermain sepak bola biasanya di lakukan oleh

Majelis hakim dalam persidangan sudah mendengarkan keterangan terdakwa, saksi- saksi, Jaksa Penuntut Umum dan telah memperhatikan beberapa hal yang memberatkan dan

Perbedaan tersebut dipengaruhi dari pekerja- an memetik teh dengan alokasi waktu antara 6 sampai 8 jam per hari memiliki tingkat ak- tivitas fisik yang lebih tinggi dibandingkan de-