• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh ASYHABUL KAHFI NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Oleh ASYHABUL KAHFI NIM"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII MTs. Muhammadiyah

Panaikang Kabupateng Bantaeng

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ASYHABUL KAHFI NIM 10536 4861 14

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

2020

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERNYATAAN

Nama : Asyhabul Kahfi

Nim : 10536486114

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang, Kabupaten Bantaeng.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Desember 2020 Yang Membuat Pernyataan

Asyhabul Kahfi

NIM. 10536486114

(5)

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Asyhabul kahfi

Nim : 10536486114

Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul Skripsi : Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang, Kabupaten Bantaeng.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2020 Yang Membuat Pernyataan

Asyhabul Kahfi

NIM. 10536486114

(6)

vi ABSTRAK

Asyhabul Kahfi. 2020. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang, Kabupaten Bantaeng. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Djadir Dan Pembimbing II Ilhamuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel(spldv). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.

Pengambilan subjek penelitian ini adalah siswa kelas MTs. Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng. Pengambilan subjek dilakukan dengan memberikan tes kemampuan yang kemudian dari hasil tersebut dipilih 3 subjek penelitian berdasarkan kategori yang ada. Instrumen yang digunakan adalah, tes tertulis kemampuan komunikasi matematis yang memuat 5 butir soal uraian dengan materi sistem persamaan linear dua variabel (spldv ), dan pedoman wawancara. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang kemampuan komunikasi matematis siswa MTs. Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng. baik secara lisan ataupun tulisan pada materi khususnya dalam mengerjakan soal pada soal cerita sehingga dalam proses pembelajaran siswa mampu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa matematika.

Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematis, Sistem Persamaan Linear

Dua Variabel (SPLDV)

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah dan kasih sayangNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian hingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi matematis siswa pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII Mts. Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng” dengan baik. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dan memperoleh gelar sarjana di Program Studi S1 Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penelitian skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak kesulitan yang dihadapi namun berkat usaha dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaannya, untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran untuk memperbaikinya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Genda dan St. halimah yang telah membesarkan, dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan selalu meberikan doa,cinta serta motivasi yang tiada henti.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayahanda, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag. selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

2. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Mukhlis, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ayahanda Ma’rup, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ayahanda Dr. Djadir, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

6. Ayahanda Ilhamuddin, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis

7. Ayahanda Amri, S.Pd., M.M., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen penelitian.

8. Ayahanda Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd., selaku validator yang telah memberikan arahan dan petunjuk terhadap instrumen penelitian.

9. Para Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu selama penulis menempuh pendidikan.

10. Para staf Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah melayani

dengan penuh sabar demi kelancaran proses perkuliahan.

(9)

ix

11. Ibu Sitti Kurnia, S.Pd.I. selaku MTs. Muhammadiyah Panaikang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

12. Bapak A. Eka Utami, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika MTs.

Muhammadiyah Panaikang yang telah membantu peneliti selama proses penelitian.

13. Siswa-siswi kelas VIII MTs. Muhammadiyah Panaikang yang telah bekerjasama dalam pelaksanaan penelitian ini.

14. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan termuat bila dicamtumkang satu persatu, oleh karena itu kepada merea semua tanpa terkecuali penulis ucapkan terimah kasih sebanyak-banyaknya. Semoga Allah SWT membalasan semua kebaikan dan jerih payah kita dengan pahala yang berlipat ganda kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Amin. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Desember 2020

Penulis

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Pengertian Kemampuan ... 6

2. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 7

3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) ... 10

B. Kerangka Pikir ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

A. Jenis Penelitian ... 14

B. Desain Penelitian ... 14

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 14

(11)

xi

D. Subjek Penelitian ... 15

E. Prosedur Penelitian ... 16

F. Instrumen Penelitian ... 17

G. Teknik Pengumpulan Data ... 18

H. Teknik Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil Penelitian ... 21

B. Pembahasan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zaman moderen sekarang, bidang teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat salah satunya yaitu pendidikan. Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan dan kemajuan bangsa, pendidikan adalah usaha yang terencana dalam menwujudkan pembelajaran aktif agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang diperlukan dirinya, masayarakat, bangsa serta Negara. Menurut Wedan (2016), pendidikan yang berkualitas akan menciptakan SDM yang berkualitas juga.

Sejak Indonesia merdeka, pendidikan menjadi prioritas utama sebagai

pondasi negara. Pendidikan menjadi harga mati bagi setiap warga negara jika

ingin berkompetensi dan mendapatkan tempat di tengah-tengah perubahan

zaman yang menuntut keharusan bagi siapa saja untuk mengenal dan menyelami

lautan pendidikan yang tiada batasnya. Untuk saat ini pendidikan memegang

peran penting untuk membangunan bangsa, dapat dikatakan bahwa negara bisa

disebut berkembang ketika kualitas pendidikan dinegara tersebut berkembang

serta berkualitas. Jadi, sebaiknya pemerintah berpikir kedepan agar pendidikan

di Indonesia ini dapat meningkat serta bermutu, sehingga SDM dinegara ini

berkualitas. Pendidikan memiliki tujuan untuk menumbuhkembangkan manusia

sehingga beradab, serta membawa perubahan sikap, perilaku dan nilai-nilai pada

individu, kelompok, dan masyarakat.

(14)

2

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia

secara berkelanjutan yang diharapkan mampu memberi bekal kemampuan

menerapkan pengetahuannya di kehidupan sehari-hari. matematika pendidikan

yang mempunyai pengaruh besar terhadap itu adalah matematika. Mengacu pada

pendapat National Research Council (1989), “Matematika adalah dasar dari sains

dan teknologi”, hal itu menunjukkan bahwa matematika salah satu bidang ilmu

pengetahuan yang setiap saat berkembang dalam merespon situasi yang terjadi di

kehidupan manusia. Maka dari itu, pendidikan matematika diupayakan bukan

hanya diberikan pengetahuan berhitung serta rumus didalam menyelesaikan tes

tertulis atau soal-soal saja, tetapi diharapkan dengan pengetahuan ini pelaku ilmu

pengetahuan dapat pula menggunakan kemampuan bernalarnya untu memecahan

permasalahan diehidupan sehari-harinya. menurut NCTM (National Council of

Teaching Mathematics) yang menjadikan Komunikasi Matematis, Pemecahan

masalah, Penalaran Matematis, Koneksi Matematis, serta Representasi Matematis,

sebagai tolak ukur dan standar pembelajaran matematika. Didalam Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 Tahun 2016 tentang standar isi

pendidikan dasar serta menengah yakni. Pertama, menunjukkan sikap logis, kritis,

kreatif, cermat, serta teliti, dan bertanggung jawab. Kedua, memiliki rasa percaya

diri dan rasa ingin tahu, dan semangat belajar. Ketiga, mempunyai rasa percaya

diri. Keempat, memiliki sikap terbuka dan menghargai karya teman serta

kelempok lain. Kelima, mempunyai keterampilan mengkomunikasikan

matematika dengan jelas. Keenam, menggunakan pola untuk melakukan prediksi

(15)

3

jangka panjang, dan yang Ketujuh, menentukan strategi dan melakukan perumusan.

Matematika merupakan ilmu yang dipelajari disetiap jenjang, untuk proses pembelajaran matematika dikenal mempunyai konsep-konsep yang memerlukan aktifitas untuk mempelajarinya disebabkan konsep itu bersipat abstrak, matematika merupakan sarana berpikir logis, karena itu matematika memegang peran dalam perembangan ilmu dan teknologi (Amral,2017:3). Tapi penguasaan matematika di Indonesia masih terbilang rendah karena hanya sebagian kecil siswa yang mencapai prestasi belajar tinggi (Suherman, 2015). Hal ini juga ditunjukkan dari hasil studi yang dilakukan TIMSS (Trends International Mathematics and Science Study) bahwa penguasaan matematika peserta didik di Indonesia saat itu berada di peringkat 45 dari 50 negara. Data tersebut menunjukkan perlu adanya peningkatan pembelajaran matematika utamanya dalam hal kemampuan matematis.

Dalam mempelajari materi-materi matematika dibutuhkan kemampuan matematis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Kemampuan matematis yang dapat dilatih yaitu kemampuan koneksi matematis, penalaran matematis, koneksi matematis, komunikasi matematis, representasi,pemecahan masalah. Untuk itu Matematika adalah pengetahuan wajibyang harus dipahami oleh setiap orang, terkhusus untu siswa yang melaukan pendidikan formal (Fatqurhohman, 2016).

Komunikasi khususnya pada bidang matematika dapat menolong guru

dalam memahami siswa untuk mengekspresikan apa yang dipahami tentang

(16)

4

konsep matematika yang dipelajari. Menurut Arians (2007), komunikasi pada matematika adalah kemampuan mendasar yang harus dimiliki oleh pelaku selama proses belajar ataupun mengajar.

Akan tetapi, kenyataannya komunikasi adalah salah satu masalah yang sering dihadapi oleh setiap siswa, permasalahan ini perna dijadikan bahan penelitian dimana ditemukan beberapa kelas pada sekolah dimana terkadang siswa sering kali tidak dapat menyelesaikan masalah matematika disebabkan oleh siswa kesulitan mengkomunikasikan gagasannya.

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pelajaran di kelas VIII MTs Muhammadiyah panaikang kabupaten Bantaeng pada tanggal 20 Juni 2019 Tahun Ajaran 2018/2019 dapat terlihat permasalahan yaitu banyak siswa sulit mengkomunikasikan matematika baik secara lisan maupun tertulis, terutama untuk materi system persamaan linear dua variabel dan berbentuk soal cerita yang membutuhkan nalar yang tinggi untuk memahami maksud dari soal tersebut.

Proses komunakasi pada dasarnya bisa membantu membangun pemahamannya terhadap matematika dan membuatnya mudah di pahami. Ketika siswa ditantang berpiir mengenai matematika, serta mengkomunikasikannya kepada orang lain, maa siswa dituntut untuk mebuat ide-ide mtematia secara menyakinkan agar lebih mudah dipahami.

Melalui penelitian ini, siswa akan diuji kemampun mengkomunikasikan matematika,secara tulisan dan lisan. Karenanya, peneliti melakukan dengan judul

“ Analis Kemampuan komunikasi matematis siswa pada Materi Sistem Persamaan

(17)

5

Linear Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII MTs. Muhammadiyah Panaikang Kabupateng Bantaeng“

B. Rumusan Masalah

Melihat dari latar belakang yang dipaparan sebelumnya. Maka,rumusan masalahnya adalah: Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi system persamaan linear dua variabel (SPLDV) elas VIII MTs.

Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah, maka dari itu tujuannya adalah mengetahui tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) kelas VIII MTs Muhammadiyah Panaikang Kabupateng Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagi sekolah: Sebagai tambahan pengetahuan sehingga dapat menunjang tercapainya hasil belajar mengajar sesuai dengan target kurikulum.

2. Bagi guru: Dapat menjadi bahan acuan dalam mengetahui masalah-masalah

yang berkenaan dengan kemampuan komunikasi metematis siswa.

(18)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Kemampuan

Menurut Fakhrizal (Hardian, 2018 : 6), kemampuan adalah kompetensi mendasar yang perlu dimiliki siswa yang mempelajari lingkup materi dalam suatu pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan menurut Rober R. Katz, ada 3 jenis kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk mendukung seseorang dalam melaksanakan tugas, sehingga tercapai hasil yang maksimal:

a. Kemampuan Teknis (Technical Skill), yakni pengetahuan yang bersakutan pekerjaan alat-alat kerja

b. Kemampuan Bersipat Manusiawi (Human Skill), kemampuan bekerja di dalam kelompok atau organisasi dan bebas menyampaikan masalah

c. Kemampuan Konseptual ( Conceptual Skill), kemampuan melihat gambar serta mengenali adanya unsur dalam situasi memahami antara unsur-unsur tersebut

Kemampuan sejatinya terbagi menjadi dua macam yaitu, pertma, kemampuan Intristik yakni yang mecakup situasi belajar, memenuhi kebutuhan serta tujuan siswa, kedua, kemampuan Ekstristik yaitu kemampuan yang ada dalam diri dan berguna di situasi yang penting, Hamalik (Hardian, 2018 : 7).

Guerreiro, (2008), Komunikasi matematika merupakan alat bantu dalam

transmisi pengetahuan matematika atau sebagai pondasi dalam membangun

pengetahuan matematika. Menurut Musfiqon (2012:16) “Komunikasi merupakan

(19)

7

kegiatan rutin setiap interaksi antara dua orang atau lebih. Pada hakekatnya setiap kegiatan untuk memindahkan ide atau gagasan dari satu pihak ke pihak lain, baik itu antar manusia, antara manusia dengan alam sekitarnya atau sebaliknya, di situ akan terjadi proses komunikasi”.

Sedangkan menurut Ahmad Susanto (2001 : 97) menyebutkan bahwa kemampuan merupakan suatu daya atau kesanggupan seseorang dari bawaan serta latihan yang mendukung seseorang menyelesaikan tugasnya

Dari beberapa pengertian kemampuan di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecapakapan atau kesanggupan sesorang individu untuk dapat melakukan tugas atau mencapai tujuannya.

2. Kemampuan Komunikasi Matematis

a. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan matematika yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Karena dengan komunikasi siswa dapat mengerti dan memahami serta dapat mengembangkan konsep yang dipelajarinya. Dalam Lestari (2017: 83) Kamampuan kumunikasi adalah kemampuan menyampaikan gagasan/ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ide matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis dan evaluasi untuk mempertajam pemahaman.

Dalam Hendriana (2017 : 59), ada beberapa hal yang mendasari pentingnya

kemampuan komunikasi yaitu:

(20)

8

1) Kemampuan komunikasi matematis tercantum dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran matematika

2) Pada dasarnya matematika adalah bahasa simbol yang efesien, teratur dan berkemampuan analisis kuantitatif

3) Komunikasi matematis merupakan esensi dari mengajar dan belajar

4) Komunikasi matematis merupakan kekuatan sentral dalam merumuskan konsep dan strategi matematika

5) Komunikasi matematika marupakan modal dalam menyelesaikan, mengeksplorasi dan menginvestigasi matematik.

6) Komunikasi matematika bnyak digunakan dalam beragam konten matematika dan bidang studi lainnya.

Sedangkan menurut Greenes et al (Hardian, 2019 : 10), komunikasi matematis adalah kekuatan utama bagi siswa untuk merumuskan strategi, modal bagi siswa untuk pendekatan dan penyelesaian dalam investigasi matematik, tempat untuk siswa dalam berkomunikasi dengan temannya, , curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk meyakinkan yang lain.

Within (Herdian, 2010 : 2) kemampuan komunikasi matematis bisa dilihat dari beberapa kemapuan berikut:

1. Menggabunkan benda, serta gambar ke dalam bentuk matematika 2. Menjelaskan ide, baik secara tulisan maupun lisan.

3. Menghubungkan peristiwa kehidupan kedalam bentuk matematika

4. Menulis tentang matematika dari hasil diskusi

(21)

9

5. Mengambil pemahaman dari presentasi matematika diperoleh

6. Memperoleh serta menyusun pertanyaan matematika yang relevan dengan situasi masalah

7. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, komunikasi merupaan poin sangat penting didalam pembelajaran matematika, melalui komunikasi yang dilakukan dapat mengantisipasi salah paham dari informasi yang diperoleh.

Sehingga

b. Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi indikator-indikator emapuan komunikasi matematis, sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada penelitian ini, adapun indikator-indikator pada penelitian ini yaitu:

1. Menuliskan apa yang diketahui serta ditanyakan kedalam suatu permasalahan 2. Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

3. Menentukan operasi perhitungan sesuai maksud soal

4. Menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika serta solusinya

5. Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

(22)

10

3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear du variabel merupaan persamaan yang memiliki dua macam variabel.

Secara umum bentuk spldv dapat dilihat sebagai berikut :

da + eb + c = 0

ket :

1. a serta b adalah 2 variabel 2. d adalah koefisien dari variabel a 3. e adalah koefisien dari variabel b 4. c adalah konstanta

5. 0 adalah bentuk umum fungsi dari persamaan linear

Adapun Metode penyelesaian system persamaan linear dua variabel yaitu :

1. Eliminasi yakni, metode yang menghilangkan nilai dari sebuah variabel untuk menentukan nilai variabel lainnya.

2. Subtitusi yaitu, metode yang bisa disebut juga denngan pengganti, 3. Gabungan yaitu, metode gabungan antar eliminasi dan subtitusi

B. Penelitian Relevan

1. Muhammad Yusuf Hardian dengan judul penelitian “Analisis kemampuan

Matematis dalam Memahami Materi Eksponen dan Logaritma pada Siswa

(23)

11

Kelas X MIPA SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros”. Penelitian ini meneliti tentang seberapa besar kemampuan matematis dalam memahami materi Eksponen dan Logaritma pada siswa. Kemampuan matematis terdiri dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan representasi matematis. Hasil analisis kemampuan pemecahan masalah menunjukan 74% siswa diategorikan berkemampuan rendah, 18%

berkemampuan sedang, dan 8% berkemampuan tinggi. Hal ini dipengaruhi dari kurangnya pemahaman konsep. Analisis kemampuan penalaran menunjukkan 42% berkemampuan rendah, 48% berkempuan sedang, dan 10% berkemampuan tinggi serta dipengaruhi kurangnya sifat-sifat yang diingat maupun dipahami. Analisis kemampuan komunikasi matematis menunjukkan 30% berkemampuan rendah, 54% berkemampuan sedang, dan 16% beremampuan tinggi dengan masalah umum yang dihadapi yaitu kurang paham dengan materi. Analisis kemampuan koneksi menujukkan 59%

berkemampuan rendah, 28% berkemampuan sedang, dan 13%

berkemampuan tinggi dengan masalah yang dihadapi yaitu kurang paham menyelesaikan soal dengan konsep yang lain. Dan analisis kemampuan representasi menunjukkan 37% berkemampuan rendah, 20% berkemampuan sedang, dan 43% berkemampuan tinggi serta masih kurang dalam membuat model matematika dari suatu masalah.

2. M. Zainur Rofiq dengan judul penelitian “Kemampuan Komunikasi

Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan

(24)

12

Linier Dua Variabel (SPLDV) Kelas VIII-B di MTs Negeri 1 Tulungagung Tahun Ajaran 2017/2018”. Penelitian ini meneliti tentang seberapa besar kemampuan komuniasi matematis dalam menyelesaikan soal cerita materi system persamaan linear dua variabel (spldv). Berdasarkan paparan hasil penelitian, diketahui bahwa siswa yang berategori kemampuan komunikasi matematis tinggi dan sedang dapat memenuhi semua indikator komunikasi matematis Sedangkan untuk kemampuan komunikasi matematis siswa rendah belum memenuhi semua indikator komunikasi matematis

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ketiga peneliti di atas, peneliti mengambil penelitian tentang kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) kelas VIII MTs.

Muhammadiyah Panaikang kabupaten Bantaeng.

C. Kerangka Pikir

Dalam pembelajaran matematika pada umunya mengarahkan siswa agar mendapatan kemampuan. Tingkat kemampuan komunikasi matematis terkadang bergantung materi apa yang di ajarkan diseolah, untuk penelitian materi yang berhungan dengan komunikasi matematis peneliti menggunakan materi sistem persamaan linear dua variabel (spldv). Indikator pada kemampuan komunikasi matematis dapat di kembangkan melalui materi ini.

Sebelumnya dapat diketahui bahwa matematika adalah ratu ilmu

pengetahuan, akan tetapi masih banyak siswa yang bosan serta kesulitan

menyelesaikan masalah-maslah yang berhubungan dengan matematika.

(25)

13

Dikarenaan metode yang guru gunakan dalam proses mengajarmasing urang bervariasi, sehingga siswa teradang tida aktif,. Dibeberapa kasus, setelah siswa diberikan pembelajaran, masih ada saja siswa tidak memahami atau mengetahui penggunaan pengetahuan yg telah merea pelajari. Maka dari itu, menganalisis kemampuan matematis siswa sebaiknya dilaksanaan etika siswa telah mempelajari materi tersebut.

Berikut dapat disajikan bagan keranga pikir

(26)

14

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

Kemampuan Komunikasi Matematis siswa Kelas VIII MTs.

Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis

Menyusun pertanyaan dari masalah yang

diberikan Kemampuan

menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan

M enyusun pertanyaan dari masalah yang

diberikan

Menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya

Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

Analisis Data

Hasil Analisis Data

Kesimpulan

(27)

15 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yakni penelitian yang mengumpulkan data berbentuk kata-kata ataupun gambar, yang bertujuan untuk membuat penilaian dan mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal cerita pada materi system persamaan linear dua variabel (SPLDV) baik secara tertulis ataupun lisan.

B. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian yang memfokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, yaitu kemampuan komunikasi matematis. Penelitian dilakukan dengan skala kecil yaitu sekelompok siswa yang memiliki keunggulan di bidang matematika. Kemampuan komunikasi matematis siswa ini akan dianalisis berdasarkan caranya menyelesaikan soal-soal dan diikuti dengan proses wawancara yang berkaitan dengan langkah-langkahnya dalam menyelesaikan soal-soal cerita.

C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian ini dilakukan di MTs. Muhammadiyah Panaikang Kab. Bantaeng.

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 29 September 2020 sampai dengan 01

Oktober 2020.

(28)

16 D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa MTs Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng khususnya Kelas VIII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 10 orang Kelas VIII A dan 9 orang Kelas VIII B. penelitian kualitatif deskriftif menggunakan definisi operasional, yang berarti peneliti menggunakan perspektif etiki, yakni peneliti menetapkan jenis serta jumlah indicator, sehingga pada penelitian ini peneliti telah membatasi subjek penelitian.

Untuk metode penelitian kualitatif, secara umum ada 4 karateristik pada pengambilan sampel penelitian yaitu berskala kecil, tidak refresentatif, menggunakan purposive, dan snowball sampling serta berembang selama proses penelitian. Pada penelitian tehnik yang digunakan dalam menentukan subjek yaitu tehnik purposive sampling.

Menurut Natoatmodjo (2010) purposive sampling merupakan tehnik

pengambilan subjek yang didasari oleh suatu pertimbangan-pertimbangan

tertentu seperti sifat-sifat atau ciri-ciri populasi. Mengikut paparan diatas ciri -ciri

yang dimaksud dalam tehnik purposive sampling adalah subjek yang berkategori

kemampuan komunikasi matematis tinggi, sedang dan rendah. Oleh karena itu

pada penelitian ini, peneliti menggunakan 3 subjek yang masing-masing mewakili

siswa yang berkemampuan tingggi, sedang, dan rendah. Pemilihan subjek ini

dilakukan agar mendapatkan suatu hasil atau data penelitian yang valid, sesuai

dengan peneliti harapkan.

(29)

17

Secara umum, untuk menentukan subjek peneliti melakukan 4 tahap dengan langkah-langkah berikut:

1. Memberikan tes tertulis kepada siswa 2. Memeriksa hasil pekerjaan siswa

3. Mengelompokkan siswa menjadi 3 kategori yakni, rendah, sedang, dan tinggi.

4. Memilih 3 siswa untuk diwawancara.

Disisi lain, pada proses penelitian terkadang hal-hal yang yang diinginkan tidak sesuai dengan fakta lapangan, salah satu contohnya subjek yang ditemukan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk permasalahan ini, peneliti dapat menggunakan snowball sampling.

Menurut Sugiyono (2014) snowball sampling adalah teknik yang awalnya jumlahnya kecil emudian bertambah. Biasanya teknik tersebut digunakan ketika peneliti tidak menemukan atau merasa data yang didapatkan tida lengkap.

E. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur-prosedur pelaksanaan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Mengakaji teori sehingga mendapat teori-teori yang bersifat konseptual seperti indikator-indikator kemampuan komunikasi matematis.

b. Penyusunan intrumen penelitian dan pengajuan intrumen penelitian.

(30)

18 2. Tahap Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dari hasil tes tertulis siswa, serta wawancara.

b. Validasi data, reduksi data c. Analisis data

d. Kesimpulan hasil analisis data

F. Intrumen penelitian

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian kali ini adalah soal-soal matematika kelas VIII yang sudah di modifikasi dalam bentuk soal cerita yang meliputi materi system persamaan linear dua variabel (SPLDV).

a. Intrumen Kemampuan Komunikasi Matematis

Pada tahap awal peneliti memberikan soal-soal kepada siswa memuat materi sistem persamaan linear dua variable (SPLDV) dalam bentuk soal cerita yang dimodifikasi yang kemudian divalidasi oleh tim validator. Soal yang diberikan berjumlah lima (5) nomor. Waktu pengerjaan soal adalah 30 menit.

b. Wawancara

Tahap selanjutnya adalah wawancara, setelah mendapat hasil tes tertulis siswa aan dipilih 3 orang untuk dilakukan wawancara untuk mendapatkan deskripsi kemapuan siswa dalam megerjakan soal-soal tersebut.

Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas VIII MTs

Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng. Proses wawancara ini dilakukan

untuk mengetahui alasan siswa memilih cara tersebut dalam menyelesaikan soal-

(31)

19

soal yang diberikan sebelumnya. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dibeikan pada proses wawancara:

1. Apakah anda mengerti maksud soal?

2. Informasi apa yang diperoleh dari soal?

3. Bagaimana caranya mengubah soal kedalam bentuk matematika?

4. Bagaimana kamu menyelesaikan soal ini?

5. Apakah ada cara lain yang anda tahu untu menyelesaikan soal ini?

Intrumen-intrumen tersebut telah divalidasi oleh ahli dan telah dinyatakan valid untuk digunakan dalam penelitian ini.

G. Tehnik Pengumpulan Data 1. Tes Tertulis

Adapaun tes kemampuan komunikasi dilakukan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Tes ini diberikan kepada 19 subjek yang hadir pada saat tes berlangsung. Dari hasil tes yang telah mereka lakukan, selanjutnya peneliti melakukan pengkategorian kemampuan komunikasi matematis siswa.

Pengumpulan data untuk mengukur tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa MTs Muhammadiyah Panaikang Kabupaten Bantaeng berdasarkan indikator-indikator adalah sebagai berikut :

a. Menghitung rata-rata atau presentase kemampuan komunikasi matematis

siswa.

(32)

20

Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan

Proses Presentase Skor

Mengubah soal kedalam bentuk matematika 25%

Menggunakan konsep matematika 50%

Mengevaluasi hasil yang diperoleh 25%

Total 100%

b. Melaukan Penilaian Acuan Patokan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Kemampuan

No Hasil Tes Kemampuan Keterangan Kemampuan

1 0 – 35 Rendah

2 36 – 75 Sedang

3 76 – 100 Tinggi

2. Wawancara

Wawancara adalah proses untuk mendapatkan proses informasi dengan melakukan proses tanya jawab . wawancara biasanya dipakai alat pembuktian terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya serta melengkapi data yang telah diperoleh melalui tehnik sebelumnya.

(33)

21 H. Teknik Analisis Data

Pada penelitian kali ini ada 4 tahap yang dilakukan yang berhunguan dengan data yakni:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tahap pengumpulkan data di lokasi dengan cara dokumentasi. Data yang telah diperoleh dapat mengambarkan serta memberikan aspek situasi yang diteliti. Untuk penelitian ini data yang dikumpulkan terdiri dari hasil tes tertulis dan wawancara.

2. Mereduksi Data

Pada tahap ini peneliti akan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting sehingga peneliti akan memperoleh gambaran yang lebih jelas serta mempermudah dalam pembuatan kesimpulan.

Untuk penelitian ini data yang akan direduksi yaitu hasil wawancara kemampuan matematis siswa.

3. Penyajian Data

Pada penelitian kualitatif penyajian data dalam bentuk uraian. Melalui penyajian data, data aan disusun sehingga aan semakin mudah untuk dipahami.

Untuk penelitian ini peneliti menyajikan hasil skor kedalam tabel dan mendeskripsikan data sehingga lebih mudah dipahami oleh pembaca.

4. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang telah

dikumpulkan sebelumnya yani melalui tes tertulis dan hasil wawancara.

(34)

22 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian dilakukan pada siswa MTs Muhamadiyah Panaikang Kab.

Bantaeng Kelas VIII dengan materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), yang diikuti oleh 19 siswa, terdiri dari 10 siswa kelas VIII A dan 9 siswa kelas VIII B. Data pada penelitian ini diperoleh melalui dua tahap yakni pertama dengan tes tertulis kemudian dilanjutkan dengan wawancara. Kemudian dipilih tiga siswa yang masing-masing memperoleh skor tinggi, sedang dan rendah. Adapun hasil dari pekerjaan tes tertulis siswa diperoleh data tentang kemampuan komunikasi matematis siswa yang disajikan pada tabel 4.1 dan 4.2 yaitu:

Tabel 4.1

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII A

No. Nama No. Soal Jumlah

Skor

Kategori

1 2 3 4 5

1. M Aidil Fitrah

0 5 5 5 0 15 Rendah

2. Agus Rajab 0 10 15 15 0 25 Rendah

3. Sahid 0 5 5 5 0 15 Rendah

4. A Ridha M 20 20 20 20 20 100 Tinggi

5. Nur

Rahmadani

15 20 20 20 20 95 Tinggi

6. Indri Awaliyah

0 20 20 20 0 60 Sedang

7. A Rasdiana A

0 5 20 20 0 45 Sedang

8. Suci Agung Mahligai

0 20 20 15 0 55 Sedang

(35)

23 Syam

9. Nabila Salsabila

20 15 15 15 15 80 Tinggi

10. Suriani 0 15 15 15 0 45 Sedang

Tabel 4.2

Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII B

No. Nama No. Soal Jumlah

Skor

Kategori

1 2 3 4 5

1. Sukardi 15 0 5 5 0 20 Rendah

2. Andika 15 0 5 0 0 10 Rendah

3. Fiki 0 0 5 20 0 25 Rendah

4. Ahmad Fauzi 20 10 10 10 0 50 Sedang

5. Antong Agung Prasetyo

Syam

15 20 20 20 0 75

Sedang

6. Ahmad

Algifari

20 20 20 20 20 100 Tinggi

7. Citra 15 20 20 20 0 75 Sedang

8. Irmayani 0 10 10 10 0 30 Rendah

9. Kurnia 10 10 5 5 0 30 Rendah

Tabel 4.3

Presentase Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

No Skor Frekuensi Presentase Tingkat Kemampuan

1 0 – 35 8 42% Rendah

2 36 – 75 7 37% Sedang

3 76 – 100 4 21% Tinggi

Jumlah 19 100%

(36)

24

Secara umum, dalam menentuan subjek dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memberikan tes tertulis yang berhubungan dengan materi sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).

2. Memeriksa hasil tes tertulis siwa

3. Mengelompokkan siswa menjadi 3 kategori yaitu siswa yang memiliki kemampuan komunikasi tinggi, sedang, dan rendah.

4. Memilih tiga orang siswa untuk diwawancarai.

Tabel 4.4 Subjek Penelitian

Hasil Tes Kemampuan

Komunikasi Matematis Kemampuan Skor Subjek

Kode subjek

0 – 35 Rendah 20 SK

Sedang 45 ARA

Tinggi 100 AA

Ketiga subjek tersebut kemudian dilakukan analisis lanjutan yakni

menggunaan metode wawancara. Pemilihan subjek penelitian ini tidak terlepas

dari pertimbangan guru bidang studi yaitu siswa yang mampu berkomunikasi

dengan baik saat mengemukakan pendapat/ide secara lisan maupun tertulis serta

bersedia mengikuti proses pengumpulan data dalam penelitian ini.

(37)

25

Untuk memudahkan peneliti dalam kegiatan menganalisis data, maka setiap petikan jawaban dan dialog pada saat wawancara diberi kode tertentu. Untuk petikan wawancara peneliti diberi kode “P”, Sedangkan petikan wawancara subjek diberi kode “S”, S1 untuk subjek pertama yakni siswa yang berkemampuan rendah (SK), S2 untuk subjek kedua dengan siswa yang berkemampuan sedang (ARA), dan S3 untuk subjek yang berkemampuan tinggi (AA).

1. Subjek Dengan Kategori Rendah.

a. Soal Nomor 1

Diketahui umur taufiq 9 tahun lebih tua dari fajar.jika selisih umur mereka 49 tahun, maka umur mereka masing-masing adalah ?

Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 1

1) Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan

Pada soal tersebut, SK hanya mampu menuliskan beberapa poin

yang dipahami dalam soal, seperti kambing disimbolan k dan ayam

disimbolkan a. SK juga mapu menuliskan apa yang ingin dicapai, SK

menyatakan setiap informasi yang dipahami kedalam bentuk

(38)

26

matematika untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Apakah Sukardi mengerti maksud soal? (Sambil menunjuk soal)?

S1 : Iye kak

P : Informasi apa yang Sukardi dapatkan dari soal ini?

S1 : Kambing dan ayam 17 dan jumlah kakinya 46 dan berapa jumlah kambing dan ayam

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan. SK mengatakan dengan melihat soal SK bisa mengetahui apa yang akan ditulis.

2) Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

Pada soal tersebut, SK juga telah memahami maksud dari soal, yakni menulisan informasi yang diperoleh dari soal kedalam bentuk matematika seperti, 4k + 2a = 46 dan k + a = 17. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara mengubah soal kebentuk matematika?

S1 : Langsung kutulis kak, kumasukkan nilainya sesuai soal

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK

mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan, namun SK

tidak mampu menjelaskan jawaban yang diperoleh. Sesuai hasil

wawancara diatas SK hanya langsung menulis jawabannya, meskipun

tidak mengetahui apakah jawaban yang dia tulis benar atau salah.

(39)

27

3) Menentukan operasi perhitungan sesuai dengan maksud soal

Pada soal tersebut, SK langsung mengerjaan soal tanpa menulisan informasi yang didapat dari soal. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Menurut Sukardi apa yang mau di cari dalam soal ini?

S1 : Berapa kambing dan ayam kak

P : Selanjutnya, langkah apa yang gunakan untuk menyajikan maksud soal tersebut ?

S1 : Langsung kutulis kak, kumasukkan nilainya sesuai soal

Berdasarkan hasil dari wawancara di atas, SK mampu menentukan operasi perhitungan berdasarkan masud soal, namun SK kurang mampu menjelaskan jawabannya. Sesuai hasil wawancara diatas SK hanya langsung menulis jawabannya, meskipun SK tidak mengetahui apakah jawaban yang dia tulis benar atau salah.

4) Menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya

Dengan melihat lembar jawaban SK, dapat disimpulan bahwa SK

kurang mengerti materi SPLDV, dimana SK langsung mencari nilai

dari salah satu variabel, akan tetapi SK keliru didalam proses

pengerjaan soal dimana SK hanya menggunakan metode eliminasi

kemudian menyimpulan pekerjaannya. Berikut hasil wawancara

dengan SK.

(40)

28

P : Bagaimana cara Sukardi menyelesaikan soal ini?(sambil menunjuk pekerjaan subjek)

S1 : Langsung kutulis begitu kak, karena begitu yang kutahu kak P : Apakah ada cara lain yang bias digunakan untuk menyelesaikan

soal ini dek?

S1 : Tidak kutahu kak

Berdasarkan hasil wawancara, SK mampu menafsirkan solusi yang diperoleh, namun SK tidak bisa menjelaskan jawaban yang diperoleh. Sesuai hasil wawancara diatas SK hanya langsung menulis jawabannya sesuai dengan apa yang pernah SK pelajari.

5) Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

Pada penyelesaian soal tersebut, SK mampu menjelaskan dan menuliskan kesimpulan yang diperoleh sesuai maksud soal yang diberikan.

P : Kesimpulan menurutta harus dituliskan tidak?

S1 : Iye mungkin kak

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh, hal menunjukkan bahwa kesimpulan yang ditulis dapat memperjelas jawaban yang diperoleh.

Berdasarkan hasil wawancara, SK mampu menuliskan apa yang

diketahui serta yang ditanyakan kedalam suatu permasalahan. SK

(41)

29

masih kurang mampu menyusung pertanyaan dari masalah yang diberikan. Untuk penyelesaian SK kurang mampu menuliskan operasi perhitungan yaitu dengan metode subtitusi. SK tidak dapat menafsirkan solusi yang diperoleh untu menyataan onsep serta solusinya dengan metode subtitusi sehingga SK dapat menjelaskan penyelesaiannya dan memberian kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa SK dalam mengerjakan soal nomor 1 :

1) Sudah mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permaslahan.

2) Kurang mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

3) Tidak mampu menentukan operasi perhitungan sesuai dengan maksud soal.

4) Tidak mampu menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya.

5) Kurang mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh b. Soal Nomor 2

Jika diketahui 3 durian ditambah 4 kelapa dapat ditukar dengan 144

rambutan, dan 2 durian ditambah 3 kelapa dapat ditukar dengan 104

rambutan. Berapakah jumlah rambutan jika ditukar dengan 5 durian dan 4

kelapa?

(42)

30

Gambar 4.2 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 2

1) Menuliskan apa yang diketahui dan dtanyakan dalam suatu permasalahan

Pada soal tersebut, SK hanya mampu menuliskan beberapa poin yang dipahami dalam soal, seperti durian disimbolkan d, kelapa disimbolan k, dan rambutan disimbol r, SK juga mampu menulisan apa yang ingin dicapai meskipun dalam penulisan jawaban SK kurang jelas, akan tetapi maksud dari soal tercapai. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Apakah SK mengerti maksud soal? (Sambil menunjuk soal) S1 : Iye kak

P : Informasi apa yang dapatkan dari soal ini?

S1 : 3 durian sama 4 kelapa bisa ditukar sama 144 rambutan, 2

durian sama 3 kelapa bisa dtukar sama 104. Dan berapa

rambutan

(43)

31

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan. SK mengatakan dengan melihat soal SK bisa mengetahui apa yang akan ditulis.

2) Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

Pada soal ini, SK tidak paham maksud soal sehingga pada proses pengerjaan soal SK salah dalam menyelesaiannya. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara mengubah soal kebentuk matematika? (sambil menunjuk pekerjaan subjek)

S1 : Langsung kutulis saja kak

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan, namun SK tidak mampu menjelaskan jawaban yang diperoleh. Sesuai hasil wawancara diatas SK hanya langsung menulis jawabannya, meskipun tidak mengetahui apakah jawaban yang dia tulis benar atau salah.

3) Menentukan operasi perhitungan sesuai dengan maksud soal

Pada soal tersebut, SK langsung saja mengerjan soal tersebut tampa menggunaan metode apapun sesuai dengan materi SPLDV yani metode eliminasi dan subtitusi. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Menurut Sukardi apa yang mau di cari dalam soal ini?

S1 : Berapa rambutan didapat atau 5 durian dan 4 kelapa

(44)

32

P : Selanjutnya, langkah apa yang gunakan untuk menyajikan maksud soal tersebut ?

S1 : Tidak kutahu kak

Berdasarkan hasil wawancara, SK tidak menuliskan operasi perhitungan berdasrkan dengan maksud soal. Selain itu, SK merasa kebingungan dalam proses penyelesaian soal tersebut.

P : Nomor 1 tadi sukardi dapat mengerjakan soal tersebut, kenapa pada soal ini sukardi bingun? Padahal caranya kerjanya sama dengan nomor 1.

S1 : Tidak kutahu kak, waktu belajar dulu beda contohnya, mau sama dengan nomor 1

SK sebenarnya mampu mengerjakan soal soal cerita pada materi SPLDV, akan tetapi ketika diperadapan dengan soal yang berbeda SK akan kebingunan untuk mengerjakan soal. Hal tersebut disebabkan SK hanya berfous pada contoh atau penjelasan guru pada saat proses belajar.

4) Menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyataan konsep matematika dan solusinya

Pada penyelesaikan soal diatas, SK tidak bisa memberikan konsep matematika sesuai dengan materi SPLDV, SK juga tidak mampu memberian informasi apapun dalam menyelesaikan soal hal ini disebabkan SK tidak mampu mengahdirkan rumus yang dalam menyelesaikan soal ini.

5) Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

(45)

33

Pada penyelesaian soal diatas, SK menulisan kesimpulan dari pengerjaan soal tersebut, akan tetapi dalam pengerjaan soal SK salah jadi kesimpulan yang diberian tidak benar.

Berdasarkan hasil wawancara, SK kurang menuliskan apa yang telah diketahui dan ditanyakan. SK tidak mampu menyusung pertanyaan dari masalah yang diberikan. Untuk penyelesaian SK tidak menentukan operasi perhitungan yaitu menggunakan metode subtitusi. SK tidak dapat menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika dengan metode subtitusi sehingga SK tidak dapat menjelaskan penyelesaiannya dan memberian kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa SK dalam mengerjakan soal nomor 2 :

1) Kurang mampu menulisan yang dietahui serta yang ditanyakan dalam suatu permasalahan

2) Tidak mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan 3) Tidak mampu menentukan operasi perhitungan sesuai maksud

soal

4) Tidak mampu menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyatakan konsep matematika dan solusinya

5) Tidak mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

(46)

34 c. Soal Nomor 3

Soal yang diberikan pada nomor 3 yaitu Jika diketahui 2 baju dan 1 celana seharga Rp. 460.000 dan harga 3 baju dan 2 celana Rp. 720.000.

Maka harga 1 baju dan 1 celana adalah?

Gambar 4.3 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 3

1) Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan

Dalam menyelesaikan permasalahan di atas, SK hanya mampu menuliskan beberapa poin yang dipahami dalam soal, seperti baju dismbol b dan celana disimbol c, SK juga mampu menulisan apa yang ingin dicapai. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Apakah Sukardi mengerti maksud soal? (Sambil menunjuk soal) S1 : Iye kak

P : Informasi apa yang Sukardi dapatkan dari soal ini?

(47)

35

S1 : Diketahui 2 baju sama 1 celana seharga Rp. 460.000, 3 baju sama 2 celana seharga Rp. 720.000. Berapa harga celana dan baju

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan. SK mengatakan dengan melihat soal subjek bisa mengetahui apa yang akan ditulis.

2) Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

Pada soal tersebut, SK tidak menyusung pertanyaan yang didapatkan akan tetapi SK langsung mengerjakan penyelesaiannya . Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara mengubah soal kebentuk matematika?

S1 : Langsung kutulis sesuai soal kak

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan, namun SK tidak mampu menjelaskan jawaban yang diperoleh. Sesuai hasil wawancara diatas SK hanya langsung menulis jawabannya, meskipun tidak mengetahui apakah jawaban yang dia tulis benar atau salah.

3) Menentukan operasi perhitungan sesuai dengan maksud soal

Pada gambar diatas, SK kembali tida mencamtungkan operasi

penyelesaian berdasarkan materi SPLDV. Berikut hasil wawancara

dengan SK.

(48)

36

P : Menurut Sukardi apa yang ingin dicapai pada soal ini?

S1 : Berapa harga 1 baju sama celana kak

P : Selanjutnya, langkah apa yang agung gunakan untuk menyajikan maksud soal tersebut ?

S1 : Langsung saya kurangi saja kak

Berdasarkan cuplikan wawancara, SK tida mampu menuliskan operasi perhitungan berdasarkan maksud soal. Selain itu, SK merasa kebingungan jika dihadapkan dengan soal yang berbeda dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya.

4) Menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika dan solusinya

Pada gambar tersebut, SK hampir dibilang belum menguasai maskud soal tersebut dikarenakan SK langsung mencari nila akhir dari soal tersebut, dengan cara mengurangi persamaan 1 dan persamaan 2 dan menentuan hasilnya. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara Sukardi menyelesaikan soal ini?

S1 : Langsung saya kurangi soal itu, karna yang dicari 1B dan 1C jadi kalau cara itu langsung mi di dapat jawabannya, jadi begitu ji caraku kak

Melihat dari hasil wawncara, SK tidak mampu menafsirkan solusi

yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika beserta

solusinya. Selain itu, SK mengambil inisiatif sendiri dalam

(49)

37

mengerjaan soal tersebut dengan melihat informasi dari soal yang diberikan. Hal ini disebabkan karena kebingungan jika dihadapkan dengan soal yang berbeda dari soal cerita yang dipelajari sebelumnya.

5) Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

SK kembali menuliskan hasil akhir yang diperoleh, akan tetapi kesimpulan yang dituliskan tidak sesuai maksud soal.

Berdasarkan hasil wawancara, SK dapat menulis apa yang telah dietahui serta yang ditanyaan dalam suatu permaslahan. SK sudah mampu menyusung pertanyaan dari masalah yang diberikan. Untuk penyelesaian SK belum bisa menentukan operasi perhitungan seuai dengan maksud dari soal. Dalam menafsirkan solusi yang diperoleh untuk menyatakan konsep matematika beserta solusinya dengan menggunakan metode subtitusi SK belum paham , untuk penyelesaian SK tidak dapat memberian kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa SK dalam mengerjakan soal nomor 3 :

1) Mampu menuliskan apa yang telah dietahui serta ditanyakan dalam suatu permasalahan

2) Mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

3) Tidak mampu menentukan operasi perhitungan sesuai dengan

maksud soal

(50)

38

4) Tidak mampu menafsirkan solusi yang telah diperoleh dalam menyatakan konsep matematika dan solusinya

5) Kurang mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh d. Soal nomor 4

1. Seorang tukang parkir mendapat uang sebesar Rp. 29.000 dari 5 mobill dan 2 motor, sedangkan dari 4 mobil dan 2 motor mendapat uang Rp.

24.000 Jika terdapat 15 Mobil dan 20 motor, banyak uang yang diperoleh adalah

Gambar 4.4 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 4

1) Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permaslahan

Untuk permasalahan pada gambar, SK hanya mampu menuliskan

beberapa poin yang dipahami dalam soal, seperti motor dismbol m dan

motor disimbol m, SK juga mampu menulisan apa yang ingin dicapai

akan tetapi SK salah dalam mengabil informasi sehingga pada

(51)

39

penulisan yang ditanyakan subjek hanya mampu menuliskan uang yang didapatkan. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Apakah Sukardi mengerti maksud soal? (Sambil menunjuk soal)?

S1 : Iye kak

P : Informasi apa yang Sukardi dapatkan dari soal ini?

S1 : 5 mobil tambah 2 motor uang yang didapat Rp. 29.000, 4 mobil tambah 2 motor uang yang didapat Rp. 24.000

Berdasarkan cuplikan wawancara di atas menunjukkan bahwa SK mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan. Dengan melihat soal SK bisa mengetahui apa yang akan ditulis. Hal ini dikarenkan SK pahan dalam menulis informasi, meskipun dalam penulisannya masih kurang jelas akan tetap maksud dari soal tercapai.

2) Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

Pada soal tersebut, SK tidak menyusung pertanyaan yang didapatkan akan tetapi SK langsung mengerjakan penyelesaiannya.

3) Menentukan operasi perhitungan sesuai maksud soal

Untuk kasus tersebut, SK kembali tida mencamtungkan operasi penyelesaian berdasarkan materi SPLDV. SK langsung mengerjakan penyelesaiaannya

4) Menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep

matematika serta solusinya

(52)

40

Untuk permasalahan ini, SK hampir dibilang belum bisa menguasai maskud soal tersebut dikarenakan SK langsung mencari nila akhir dari soal tersebut, dapat dilihat pada gambar 4.14 bahwa SK kembali tidak menggunakan metode eliminasi dan subtitusi pada penyelesaian soal tersebut aan tetapi langsung mengkalian 15 m dengan 29.000 dan 20 m dengan 24.000. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara Sukardi menyelesaikan soal ini?(sambil menunjuk hasil pekerjaannya

S1 : Langsung ji kukali kak, kudapat mi hasilnya

Dari hasil wawancara, menunjuan bahwa SK tida mampu menafsirkan solusi yang diperoleh. Selain itu, SK mengambil inisiatif sendiri dalam mengerjaan soal tersebut dengan melihat informasi dari soal yang diberikan. Hal ini disebabkan karena kebingungan jika dihadapkan dengan soal yang berbeda dari soal cerita yang dipelajari sebelumnya.

5) Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

SK kembali mencamtungan hasil akhir, meskipun kesimpulan yang diberkian salah.

Berdasarkan hasil wawancara, SK masih kurang dalam

menetukan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu

permasalahan. SK sudah mampu menyusung pertanyaan dari masalah

(53)

41

yang diberikan. Untuk penyelesaian SK masih belum bisa menentukan operasi perhitungan berdasarkan maksud soal yaitu metode subtitusi.

SK belum menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika sehingga SK tidak dapat menjelaskan penyelesaiannya dan memberian kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa SK dalam mengerjakan soal nomor 4 :

1) Mampu menulis dan menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan kedalam suatu permasalahan

2) Mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan 3) Tidak mampu menuliskan operasi perhitungan berdasarkan soal 4) Tidak mampu menafsirkan solusi dalam menyatakan konsep

matematika beserta solusinya

5) Tidak mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh e. Soal Nomor 5

Diketahui umur taufiq 9 tahun lebih tua dari fajar.jika selisih umur mereka 49 tahun, maka umur mereka masing-masing adalah ?

Gambar 4.5 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 5

(54)

42

1) Menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permaslahan

Untuk gambar diatas, SK hanya mampu menuliskan beberapa poin yang dipahami dalam soal, seperti Taufiq dan Fajar disimbol (T dan F), SK juga mampu menulisan apa yang ingin dicapai akan diacapai, tetapi SK salah dalam mengabil informasi dapat diliat pada gambbar 4.15. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Apakah Sukardi mengerti maksud soal? (Sambil menunjuk soal)?

S1 : Iye kak

P : Informasi apa yang Sukardi dapatkan dari soal ini?

S1 : Tidak kutaui kak

Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa SK kurang mampu menulis dan menentukan apa yang ditanyakan serta apa yang diketahui dalam suatu permaslahan, meskipun SK mengetahui informasi dari soal akan tetapi SK kebingunan dalam menulisan setiap informasi yang didapatan.

2) Menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan

Pada soal tersebut, SK tidak menyusung pertanyaan dari masalah yang diberian.

3) Menentukan operasi perhitungan sesuai maksud soal

(55)

43

Untuk gambar diatas, SK kembali belum bisa menentukan operasi perhitungan berdasarkan maksud soal yakni dengan metode eliminasi atapun subtitusi.

4) Menafsirkan solusi yang diperoleh dalam menyatakan konsep matematika dan solusinya

Pada gambar diatas, SK hampir dibilang masih belum menguasai maskud soal tersebut dikarenakan SK langsung mencari nilai akhir dari soal tersebut, dapat dilihat pada gambar 4.5 bahwa SK kembali tidak menggunakan metode eliminasi dan subtitusi pada penyelesaian soal tersebut akan tetapi langsung menjumlahkan nilai yang yang diperoleh dari soal tanpa mengunaan penyelesaian SPLDV. Berikut hasil wawancara dengan SK.

P : Bagaimana cara Sukardi menyelesaikan soal ini?(sambil menunjuk pekerjaan subjek)

S1 : Tidak kutauki

5) Kemampuan menjelaskan kesimpulan yang diperoleh

dalam penyelesaian permaslahan diatas, SK kembali dapat menetuan kesimpulan, meskipun kesimpulan yang ditulis salah.

Berdasarkan hasil wawancara, SK kembali tida bisa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam suatu permasalahan. SK tidak mampu menyusung pertanyaan dari masalah yang diberikan.

Untuk penyelesaian SK kembali tidak menetukan operasi perhitungan

(56)

44

sesuai dengan maksud soal yaitu menggunakan metode subtitusi. SK kembali tidak dapat menafsirkan solusi yang diperoleh sehingga dan SK tidak dapat menjelaskan penyelesaiannya dan memberian kesimpulan.

Berdasarkan hasil tes dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa SK dalam mengerjakan soal nomor 5 :

1) Tidak mampu menulis dan menentukan apa yang diketahui dan dtanyakan dalam suatu permasalahan

2) Tidak mampu menyusun pertanyaan dari masalah yang diberikan 3) Tidak mampu menentukan operasi perhitungan sesuai masud soal 4) Tidak mampu menafsirkan solusi dalam menyatakan konsep

matematika dan solusinya

5) Tidak mampu menjelaskan kesimpulan yang diperoleh Tabel 4.5

Pencapaian Indiikator kemampuan Komunikasi Matematis Siswa (SK) Berdasarkan hasil Tes dan Wawancara

No Indikator Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3 Nomor 4 Nomor 5 M K

M T M

M K M

T M

M K M

T M

M K M

T M

M K M

T M 1. Menuliskan apa yang

diketahui dan ditanyakan dalam suatu permaslahan

   

2. Menyusun pertanyaan dari masalah yang

    

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Kemampuan
Tabel 4.4 Subjek Penelitian
Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 1
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Siswa SK Nomor 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dari uraian di atas, diperoleh kesimpulan bahwa, 1 praktik kerjasama dilakukan dengan langkah mendengarkan penjelasaan dari tim marketing dan negosiasi

Pemilih adalah semua pihak sebagai tujuan utama para kontestan untuk mereka pengaruhi dan yakinkan agar mereka mendukung dan kemudian dapat memberikan suaranya

sekalipun Anggaran DAU mengalami pengurangan yang sangat berarti, sebagai akibat berkurangnya wilayah Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah yang diakibatkan oleh ketentuan pasal 7

Pada proses fermentasi terjadi reaksi dimana senyawa komplek diubah menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim dari mikroorganisme Penelitian yang

Pertanggungjawaban pidana Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dalam hal melakukan tembak di tempat terduga teroris apabila telah sesuai dengan beberapa ketentuan

Dalam penelitian ini, peningkatan kadar kolesterol menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna dengan kadar kolesterol sebelum pemberian pakan tinggi kolesterol.. Hal

Bentuk pematuhan kesantunan kalimat atau tuturan yang terdapat dalam buku ajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMK Kelas XII karangan Siswasih dkk disebabkan penulis

c) Pencarian mediator dilakukan diwilayah-wilayah yang sudah ditentukan oleh SPV UFI dalam mapping sebelumnya. d) Sales menawarkan kepada calon Sahabat UKM untuk