• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. yang dihasilkan oleh pelaku usaha.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. yang dihasilkan oleh pelaku usaha."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

“Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bisnis semakin

berkembang. Kita perlu mempelajari bisnis karena dunia bisnis sangat mempengaruhi kehidupan seseorang khususnya para pelaku usaha.

Diperlukan juga kemampuan para pelaku usaha untuk membaca pasar, yaitu terkait pemilihan kualitas benda atau jasa yang ditawarkan dan profesionalitas dalam memuaskan pembeli atau pelanggannya khususnya mengenai pemilihan merek dagang yang akan menjadi simbol dari produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha.”

“Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disingkat

HKI) senantiasa mengikuti dinamika perkembangan masyarakat itu sendiri. Begitu pula halnya dengan masyarakat Indonesia yang mau tidak mau bersinggungan dan terlibat langsung dengan masalah HKI.

Permasalahan mengenai HKI akan menyentuh berbagai aspek seperti aspek teknologi, industri, sosial, budaya, dan berbagai aspek lainnya.1

“Kemajuan dunia perdagangan, baik dalam skala nasional maupun

internasional, membuat para pelaku bisnis semakin memperhatikan objek perdagangan mereka. Apalagi di era globalisasi ketika arus barang

1 Erlina, Analisis Penghapusan Merek Terdaftar Oleh Direktorat Merek, Studi pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Jurnal Pranata Hukum, Volume 8, Nomor 1, Tahun 2013.

(2)

2

berputar sangat cepat dan luas. Merek menunjukkan asal dan kualitas produk dan jasa yang diperdagangkan.2

“Merek adalah salah satu bagian dari wujud karya intelektual

memiliki peranan penting bagi kelancaran dan peningkatan perdagangan barang atau atau jasa dalam kegiatan perdagangan dan investasi yang terjadi pada perkembangan globalisasi sekarang ini. Demikian pentingnya peranan merek ini, maka terhadapnya dilekatkan perlindungan hukum, yakni sebagai objek terhadapnya terkait hak- hak perseorangan atau badan hukum.3

“Peran merek dalam dunia pemasaran sangat penting, karena

publik sering mengkaitkan suatu kualitas atau reputasi barang dan jasa dengan merek tertentu. Merek juga harus memiliki daya pembeda yang cukup, artinya memiliki kekuatan untuk membedakan barang atau jasa produk suatu perusahaan lainnya.4

“Hak Merek merupakan salah satu bentuk perlindungan Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) dimana hak eksklusif akan diberikan kepada pemilik pendaftaran atas suatu merek untuk menggunakan mereknya tersebut dalam perdagangan barang atau jasa untuk mana ia terdaftar. Jika suatu merek terdaftar untuk jenis pakaian jadi, misalnya, maka hak eksklusif si pemilik merek adalah sebagai satu- satunya orang yang berhak

2 Ramadhiani, Nur Febry, dan Budiningsih, Catharina Ria, Analisis Hukum Penghapusan Merek IKEA, Jurnal Syiar Hukum UNISBA, Volume 15, Nomor 2, Tahun 2017.

3 Sutedi, Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta, Sinar Grafika, 2009, hal 55.

4 Khoironi, Iffan, Implementasi Pendaftaran Merek Sebagai Bentuk Perlindungan Hukum Pada Home Industry Eggroll, Unnes Law Journal, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013.

(3)

3

menggunakan merek tersebut sebagai merek pakaian jadi, tapi tidak untuk jenis barang atau jasa yang lain.5

“Pendaftaran atas merek merupakan suatu keharusan bagi pemilik

merek, akan tetapi hak atas merek hanya akan diberikan oleh Direktorat Merek jika permintaan pendaftaran merek oleh pemohon merek dilakukan dengan itikad baik. Unsur itikad baik dalam suatu permintaan pendaftaran merek merupakan unsur yang penting. Pemohon yang beritikad baik adalah pemohon yang mendaftarkan mereknya secara jujur dan layak tanpa ada niat apapun untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain itu atau menimbulkan kondisi persaingan curang, mengecoh atau menyesatkan konsumen.6

“Di Indonesia sering dijumpai kasus mengenai klaim atas merek.

Kasus sengketa merek yang sedang ramai dibicarakan di Indonesia salah satunya adalah kasus yang melibatkan antara merek yang dimiliki oleh publik figure atas nama Samuel Ruben Onsu dengan merek Bensu

(bengkel susu) yang dimiliki oleh Jessy Handalim serta merek yang dimiliki oleh badan hukum perseroan terbatas dengan nama merek I am geprek bensu sedep beneerrr.”

“Diketahu bahwa awal mula dalam sengketa merek tersebut berupa

penggugatan nama yang sama dalam satu nama merek yakni “BENSU”

antara Samuel Ruben Onsu dengan Jessy Handalim pada Tahun 2018.

5 Mengakses: http://www.hki.co.id/opini, Pada Tanggal 08 Oktober 2020, Pukul 20.00 Waktu Indonesia Barat.

6 Mardianto, Penghapusan Pendaftaran Merek Berdasarkan Gugatan Pihak Ketiga. Jurnal Dinamika Hukum, Volume 10, Nomor 1, Tahun 2010.

(4)

4

Dimana nama merek “BENSU” yang dimiliki oleh Jessy Handalim digugat oleh publik figur atas nama Samuel Ruben Onsu dengan dalil bahwa Ruben Samuel Onsu merupakan artis atau seniman yang sering menjadi pembawa acara di televisi dan juga actor. Selanjutnya, bahwa Ruben Samuel Onsu memiliki singkatan nama yang telah dikenal oleh masyarakat pada umumnya yaitu BENSU. Dari ketenarannya, maka Ruben Samuel Onsu mengajukan permohonan pendaftaran namanya

“BENSU” sebagai merek dalam kelas 41 dengan nomor refrensi pemohon BTM-23/IX/2018 yang diajukan pada tanggal 17 September 2018.

Kemudian, singkatan dari nama Ruben Samuel Onsu yaitu BENSU termasuk sebagai singkatan nama orang terkenal sebagaimana dengan maksud dari Pasal 21 Ayat (2) huruf a Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek Dan Indikasi Geografis. Berdasarkan dari itu, maka nama dari Ruben Onsu dan singkatan namanya yang berupa Bensu harus mendapatkan perlindungan hukum. Akan tetapi, di dalam Putusan

Pengadilan Negeri Niaga Nomor

48/PDT.SUS/Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst atas kasus sengketa merek dengan nama yang sama yakni BENSU, hakim memutuskan menolak gugatan dari Ruben Samuel Onsu.”

“Pada tahun 2019, timbul kembali perkara yang sama atas

kesamaan nama merek yakni “BENSU” didalam nama merek “I am geprek bensu sedep beneerrr” di Pengadilan Negeri Niaga Jakarta Pusat dengan Putusan Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN.Niaga Jkt.Pst. “I am geprek bensu sedep beneerrr” merupakan nama merek yang dimiliki oleh

(5)

5

publik figur perorangan yaitu Ruben Samuel Onsu yang terdaftar tanggal

24 Mei 2019. Akan tetapi, Perseroan Terbatas Ayam Geprek Benny Sujono memiliki nama merek yang sama dan terdaftar pada tanggal 24 Mei 2019. Merek tersebut bergerak dibidang usaha yang sama yaitu di jenis usaha makanan yang berbentuk ayam geprek. Menelisik dari tanggal pendaftaran merek tersebut, kedua pemegang merek tersebut memiliki nama merek yang sama “I am geprek bensu sedep beneerrr” dengan lukisan atau logo yang berbeda. Dalam putusannya, berdasarkan dari hasil pertimbangan hakim, sengketa atas nama merek yang sama antara Ruben Samuel Onsu dengan Perseroan Terbatas Ayam Geprek Benny Sujono dimenangkan kepada pihak tergugat yakni Perseroan Terbatas Ayam Geprek Benny Sujono.”

“Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN.Niaga Jkt.Pst., pihak penggugat yakni Ruben Samuel Onsu mengajukan upaya hukum melalui pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung. Tetapi, dalam Putusan Mahkamah Agung Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst., atas sengketa nama merek yang sama, dalam putusan tersebut hakim memutuskan bahwa pemegang merek yang di pertahankan kepemilikinya dari pertimbangan hakim adalah Perseroan Terbatas Ayam Geprek Benny Sujono dengan nama merek “I am geprek sedep beneerrr” plus logo dari merek tersebut.”

“Apabila dikaitkan dengan Pasal 21 Ayat (2) huruf a Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016, seharusnya nama orang terkenal yang dapat dibuktikan harus mendapatkan perlindungan hukum guna

(6)

6

mempertahankan hak dari pemilik nama tersebut. Ruben Samuel Onsu, terkenal dengan sebutan atau julukannya berupa bensu pada umumnya.

Publik figur tersebut mendaftarkan merek sesuai dengan nama julukannya yang banyak diketahui masyarakat luas. Keadaan ini di khususkan untuk memasarkan usahanya melalui merek tersebut. Akan tetapi pada fakta di pengadilan, bahwa nama orang terkenal yang dapat dibuktikan harus mendapatkan perlindungan hukum guna mempertahankan hak dari pemilik nama tersebut bukan menjadi pertimbangan mutlak bagi pandangan hakim dalam memutuskan perkara yang sedang sengkerta tersebut.”

“Dengan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk

menganalisis perkara atas hasil Putusan Pengadilan Nomor:

48/PDT.SUS/Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst dengan Putusan Pengadilan Nomor: 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst., serta Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020 perkara penggunaan nama merek yang sama dalam usaha dagang antara Ruben Samuel Onsu dengan Jessy Handalim serta perkara penggunaan nama merek yang sama dalam usaha dagang antara Ruben Samuel Onsu dengan PT Ayam Geprek Benny Sujono atas nama merek yang sama yaitu “I am geprek bensu sedep beneerrr” dengan hasil putusan yang selalu tidak memihak terhadap Ruben Samuel Onsu atas kepemilikan mereknya dalam pespektif perlindungan hukum yang timbul dalam putusan pengadilan tersebut.”

Bertalian dengan ini, putusan pengadilan tersebut sangat menarik untuk peneliti kaji dalam skripsi dengan judul “ANALISIS TERHADAP SENGKETA MEREK DENGAN NAMA MEREK YANG SAMA (Studi

(7)

7

Kasus Putusan Pengadilan Nomor:

48/PDT.SUS/Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan merumuskan sebuah permasalahan yang akan dilakukan penelitian untuk mencapai pembahasan yang sempurna yaitu:

1. Apa dasar pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga dan Hakim Mahkamah Agung terhadap Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020 dari perspektif Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis?

2. Bagaimana akibat hukum yang timbul terhadap para pihak dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus- HKI/2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui serta menganalisis atas dasar pemikiran hakim dalam menentukan Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus- Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020.

2. Untuk mengetahui serta menganalisis bentuk akibat hukum yang timbul dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-

(8)

8

Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020.

D. Manfaat Penulisan

“Manfaat dalam penulisan skripsi ini berupa pemahaman yang

mendalam atas dasar pemikiran hakim dalam mewujudkan bentuk perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi pemegang atas merek yang bersengketa sebagaimana dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020.”

E. Kegunaan Penulisan

Adapun Kegunaan dari Penulisan ini adalah:

1. Bagi Penegak Hukum

“Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi Penegak hukum agar

dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah khususnya DJKI (Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual) agar lebih kompetitif dalam memberikan kepastian hukum bagi pendaftaran merek.”

2. Bagi Masyarakat a) Secara Umum

“Memberikan pengetahuan kepada masyarakat secara umum untuk

meningkatkan kesadaran hukum atas Hak Kekayaan Intelektual dalam pendaftaran dan kepemilikan nama merek.”

b) Secara Khusus

“Secara khusus manfaat yang diperoleh bagi masyarakat khususnya bagi masyarakat yang memiliki pendaftaran atau merek dagang yang telah didaftarkan agar masyarakat lebih memahami dan

(9)

9

mengetahui perihal Hak Kekayaan Intelektual di bidang merek guna memberikan perlindungan hukum terhadap masyarakat yang bergerak di bidang usaha dagang.”

F. Metode Penelitian

“Penulisan karya ilmiah ini akan dibuat dalam bentuk penelitian

yang juga membutuhkan beberapa terapan ilmu demi memudahkan tercapainya penelitian yang ilmiah dan akurat. Penelitian dalam ilmu hukum adalah keseluruhan aktivitas berdasarkan disiplin ilmiah untuk mengumpulkan, mengklarifikasikan, menganalisis dan menginterpretasi aturan-aturan hukum yang relevan bagi kehidupan hukum, dan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dapat dikembangkan prinsip- prinsip ilmu pengetahuan dan cara-cara ilmiah untuk menanggapi berbagai aturan-aturan dan hubungan tersebut.7

1. Jenis Penelitian

“Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, metode

penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif. Menurut Soerjono Soekanto yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.8

2. Metode Pendekatan

7Johnny Ibrahim. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang.

Penerbit : Bayumedia Publishing. hal. 295

8 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji. 2001. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta. Penerbit Rajawali Pers. hal 13-14

(10)

10

“Pada penulisan penelitian ini, digunakan metode yuridis normatif.

Penelitian yuridis normatif yakni menggunakan studi kasus hukum normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji rancangan undang-undang. Pokok kajiannya adalah hukum yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang berlaku.9 Sedangkan dalam menerapkan metode ini digunakan dua jenis pendekatan yakni pendekatan melalui statue approach (pendekatan perundang- undangan), conseptual approach (pendekatan konsep). Berikut adalah pengertian dari masing masing pendekatan yang digunakan oleh penulis :”

1) “Pendekatan Perundang-Undangan (statue approach) Dalam pendekataan ini yang di lakukan adalah menelaah semua undang undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang di hadapi.10

2) “Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach) Metode pendekatan konseptual merupakan pandangan yang beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin didalam ilmu hukum, penemuan ide-ide akan didapat guna untuk melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut dapat dijadikan sebagai sandaran bagi

9Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan PenelitianHukum. Bandung. Penerbit PT. Citra AdityaBakti. Hal. 52.

10 Ibid.

(11)

11

peneliti dalam membuat sebuah argumentasi hukum untuk memecahkan isu hukum yang terjadi11

3. Jenis Bahan Hukum

Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

a. “Bahan hukum primer dalam kaitanya dengan penelitian ini penelitian ini yaitu berupa peraturan perundang-undangan sebagai berikut:”

1. “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;”

2. “Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek Dan Indikasi Geografis;”

3. “Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”

4. “Putusan PN Nomor

48/PDT.SUS/Merek/2018/PN.Niaga.Jkt.Pst”

5. “Putusan PN

Nomor”57/PDT.SUS/Merek/201957/PN.Niaga.Jkt.Pst

6. “Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus- HKI/2020”

b. “Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi, publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.”

11 Ibid.

(12)

12

c. “Bahan Tersier merupakan penunjang dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan non hukum dapat berupa buku-buku di luar ilmu hukum, akan tetapi masih ada kaitannya dengan isu hukum yang dibahas. Selain itu, bahan non hukum juga dapat diperoleh dari bahan melalui internet, kamus, ataupun buku pedoman penulisan karya ilmiah. Bahan non hukum internet jangan sampai dominan sehingga peneliti kehilangan artinya.12

4. Teknik pengumpulan bahan hukum

“Pengumpulan data yang digunakan dalam paper ini menggunakan

studi kepustakaan. Yang pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas serta dibutuhkan dalam penelitian hukum normatif13. Yakni penulisan yang berdasarkan data-data yang dijadikan obyek penelitian yang kemudian dikaji dan disusun secara komperehensif.”

5. Analisa Bahan Hukum

“Cara untuk menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang sudah

ada terkumpul dipergunakan metode analisa bahan hukum deduktif, yang berguna untuk menarik suatu kesimpulan atas suatu permasalahan secara umum terhadap masalah yang dihadapi secara khusus. Kemudian sebagai suatu acuan dan pertimbangan hukum untuk menganalisa permasalahan berdasarkan konsep atau teori yang

12Ibid

13 Jhony Ibrahim, 2006. Op Cit, hlm 392

(13)

13

bersifat umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang fakta hukum, atau mengkomparisi dengan isu atau permasalahan hukum yang terjadi, secara sistematis berdasarkan kumpulan bahan hukum yang diperoleh, dan ditambahkan pendapat para sarjana yang mempunyai hubungan dengan bahan kajian sebagai bahan komparatif.”

“Peter Mahmud Marzuki menyatakan dalam melakukan penelitian

hukum digunakan langkah-langkah sebagai berikut:”

1. Mengindentifikasi fakta hukum dan mengeliminasi hal-hal yang tidak relevan untuk menetapkan isu hukum yang di pecahkan;

2. Pengumpulan bahan-bahan hukum yang dipandang mempunyai reverensi juga bahan-bahan non hukum;

3. Melakukan telaah atas isu hukum yag diajukan berdasarkan bahan-bahan yang telah dikumpulkan;

4. Menarik kesimpulan dalam bentuk argumentasi yang menjawab isu hukum.;

5. Memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangu dalam kesimpulan.14

Beberapa langkah yang dijelaskan di atas untuk mendapatkan hasil analisa guna menyelesaikan suatu masalah yang terjadi serta memberikan solusi atas masalah tersebut. akan didapat kesesuaian

14 Peter Mahmud Marzuki, 2016, Penelitian Hukum (Edisi Revisi), cet.12, Jakarta : Prenada Media Group, hlm, hlm 183

(14)

14

hubungan antara data satu denga data lainnya, sehingga penelitian ini bisa menemukan kesimpulan berupa kesimpulan akhir.

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan penulisan hukum ini penulis menyusun dalam empat bab yang didalamnya terdiri atas sub bab agar mempermudah memahami penulisan hukum. Adapun sistematika penelitian adalah sebagai berikut;

BAB 1 : PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub bab yakni latar belakang yang menjelaskan akar dari permasalahan yang diangkat, rumusan masalah yang menjelaskan kedudukan dan tanggung jawab hukum serta akibat hukum atas Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020, Tujuan penulisan, merupakan penyampaian yang akan dilakukan penulis dalam pembuatan penulisan hukum ini. Manfaat penulisan terdiri dari teoritis dan praktis yang akan didapatkan dari penulisan hukum ini, serta kegunaan penulisan bagi penegak hukum dan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan oleh Penulis adalah jenis penelitian yuridis normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan Konseptual.

Adapun sistematika dalam penelitian hukum ini terdiri dari Bab I, Bab II, Bab III, dan Bab IV.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

(15)

15

Tinjaua pustaka merupakan penggunaan beberapa terminologi yang akan digunakan Penulis untuk memfokuskan permasalahan yang akan dibahas. Dalam tinjauan pustaka, maka batasan yang dibuat sesuai dengan kajian pustaka yang ada dan disertai dengan pendapat ahli yang akan didapatkan penulis melalui kepustakaan. Dalam bab ini penulis menguraikan pengaturan mengenai Hak Kekayaan Intelektual khususnya meliputi dari pengertian Hak Kekayaan Intelektual, ruang lingkup Hak Kekayaan Intelektual, subyek Hak Kekayaan Intelektual dan menguraikan bentuk pengaturan Merek yang meliputi dari pengertian Merek, syarat dan fungsi Merek, serta Jenis-jenis Merek dan menguraikan bentuk produk bensu yang meliputi pengertian produk bensu dan sejarah produk bensu.

BAB III : PEMBAHASAN

Di dalam pembahasan, penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa analisa atau kajian tentang dasar pemikiran hakim dalam Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus-Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020 serta menganalisis bentuk implikasi hukum yang timbul bagi para pihak yang bersengketa dari Putusan Pengadilan Niaga Nomor 57/Pdt.Sus- Merek/2019/PN Niaga Jkt.Pst. jo Putusan Mahkamah Agung Nomor 575K/Pdt.Sus-HKI/2020 yang merupakan penyesuaian dari rumusan masalah dan bab tinjauan pustaka yang telah dipaparkan

BAB IV : PENUTUP

(16)

16

Dalam bab penutup yang menjadi sub bab yakni kesimpulan dan saran dari penulis. Kesimpulan berisikan inti dari hasil pembahasan yang didapatkan dalam penulisan ini. Sedangkan saran berisikan rekomendasi dari penulis atas beberapa permasalahan yang diangkat.

Referensi

Dokumen terkait

36 Perencanaan : proses perbuatan atau cara merencanakan sesuatu, merupakan suatu penyusunan kerangka kerja/gambaran dari apa yang dikerjakan. b) Perancangan

Menurut Mohd Najib (2003), soal selidik adalah satu instrumen yang lazim digunakan untuk mengukur tingkah laku responden. Bahagian A terdiri daripada 3 item yang berkaitan dengan

Bagaimana peningkatan Keterampilan memperaktekkan bacaan hukum tajuwid Pembelajaran Al-Qur’an Hadist tentang materi mengenal nun sukun dan tanwin pada siswa di MI An Najah

Hasil penilaian pada tingkat keluhan low back pain pekerja batik tulis sebelum menggunkan rancangan sarana kerja ergonomis menunjukkan sebanyak 10 (66,7%)

69/PUUXIII/2015, sebaiknya bagi pasangan yang melakukan perkawinan campuran segera membuat perjanjian perkawinan yang mana dalam hal ini akan mempermudah bagi

oleh orang lain karena pekerjaannya serabutan. Aku ingin suamiku bekerja yang layak misalnya perusahaan atau yang sejenis”. Kemudian konselor melanjutkan konfrontasi agar

Hanya dengan optimasi bentuk dengan tetap menggunakan bahan timbal, berat akhir kontainer menjadi 43,9 kg (Iihat Tabel 3). Bila menggunakan tungsten pejal murni, berat kontainer

Artinya konsumsi iodium yang dicerminkan dari konsentrasi iodium dalam urin anak sekolah tidak sesuai dengan perkiraan konsumsi iodium dari garam beriodium