• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN LDAP DAN SAMBA PDC DENGAN CENTOS 6.5 DI LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN LDAP DAN SAMBA PDC DENGAN CENTOS 6.5 DI LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN LDAP DAN SAMBA PDC DENGAN CENTOS 6.5 DI

LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Mahendra Wahyu Angkasa 11.11.5241

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

(2)
(3)

1

PERANCANGAN FILE SERVER MENGGUNAKAN LDAP DAN SAMBA PDC DENGAN CENTOS 6.5 DI

LAPAS KELAS IIA YOGYAKARTA

Mahendra Wahyu Angkasa1), Melwin Syafrizal2),

1)Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta,

2)Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email : mahendra.a@students.amikom.ac.id1), melwin@amikom.ac.id2)

Abstract - Yogyakarta Class IIA Prisons already have a network infrastructure that is pretty good, but not taken in the process of sharing data so that data sharing process is still manual. Human resources in prisons Class IIA Yogyakarta not understand much about the technology and the data in Yogyakarta Class IIA Prison most confidential, and therefore needed a file server that is easy to use, has a cotton redundant data storage and safe.

In this study has the objective to design a file server that is easy to use, has a cotton redundant data storage and secure from theft or loss of data can later be used as a reference for the construction of a file server in prison Class IIA Yogyakarta. The design file server using CentOS 6.5 as operating system with LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) and Samba as applications thus create a file server that is easy to use, has a cotton redundant data storage and secure from theft or loss of data.

With the construction of the file server can speed up the process of sharing data between part because it does not need to come to another section to obtain the required documents. Those who need documents only need to access to the directory section that has the desired document and then copy them to their computer and print documents from the computer itself.

Keyword: file, server, Samba, LDAP, CentOS.

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Lapas kelas IIA Yogyakarta sudah memiliki infrastruktur jaringan komputer yang sudah cukup memadahi untuk mencukupi kebutuhan lalu lintas data baik yang bersifat lokal maupun melalui internet. Namun untuk fasilitas pengelolaan data masih kurang baik.

Walaupun sebagian sudah tersajikan secara digital namun untuk data-data tertentu masih disajikan dalam hard-copy dan layanan untuk berbagi data antar bagian masih bersifat datang dan ambil.

Data-data yang ada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta sebagian besar hanya berupa data berbasis teks maka untuk penampungan datanya tidak diperlukan kapasitas yang terlalu besar dalam artian hanya mencukupi sesuai kebutuhan saja guna menghindari kapasitas yang berlebih dan meminimalisir biaya. Dan pada umumnya

data yang ada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta adalah data rahasia sehingga dibutuhkan sistem keamanan yang baik.

Minimnya sumber daya manusia yang mengerti tentang teknologi informasi saat ini dan kebanyakan sumber daya manusia yang berada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta berusia lanjut dan anti akan teknologi modern menutut penulis untuk merancang sebuah file server yang mudah dalam akses dan pengaplikasiaanya.

Hal itulah yang membuat penulis akan mengangkat penelitian yang berkenaan dengan perancangan file server berbasis LDAP dan Samba PDC untuk memperbaiki sistem penyimpanan data digital di Lapas kelas IIA Yogyakarta agar dapat mempermudah dalam penyimpanan data, berbagi data dan pengamanan data.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah “Bagaimana merancang suatu file server dengan menggunakan LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) dan Samba PDC (Primary Domain Controller) di CentOS 6.5?”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah file server dengan menggunakan LDAP (Lightweight Directory Access Protocol) dan Samba PDC (Primary Domain Controller) di CentOS 6.5 agar menjadi sebuah acuan pembangunan file server yang baik serta sesui dengan kebutuhan yang ada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

2 Tinjauan Pustaka

Fadli Irawan (2011), yang meneliti tentang

“Membangun Samba File Server Sebagai Domain Controller Dengan Sistem Operasi Linux Ubuntu Server 8.04” adalah penelitian yang membahas tentang perancangan pembangunan sebuah file server dan PDC (Primary Domain Controller). Adapun masalah yang diambil adalah bagaimana sistem ini menghubungkan Samba server sebagai Primary Domain Controller (PDC) untuk melayani klien Windows dan Linux.[1]

Dalam penelitian itu dijelaskan bahwa Linux dapat menggantikan fungsi Windows sebagai file server dan PDC. Samba server memiliki kemampuan untuk

(4)

2 menggantikan mesin Linux/Unix dan mesin Windows sebagai fungsi PDC dengan demikian database untuk membantu autentikasi account user dan profile tiap klien yang nantinya akan dugunakan untuk login ke Windows domain tersimpan di Server Samba.

Winarto Babo (2012), yang meneliti tentang

“Penerapan Samba Sebagai File Server dan PDC (Primary Domain Controller) Secara Terpusat Berbasis Linux Ubuntu 11.10 pada Laboratorium CISCO Di Universitas Gunadarma” merupakan sebuah penelitian yang mencoba menerapkan samba sebagai file server dan PDC secara terpusat. Dalam penelitian ini dilakukan di laboratorium CISCO Universitas Gunadarma. [2]

Peneliti mengungkapkan bahwa Samba sebagai file server dan PDC yang telah diterapkan secara terpusat pada satu mesin server, dapat memberikan kemudahan dalam pengelolaan dan penyimpanan data atau berkas bagi pengguna laboratorium Cisco Universitas Gunadarma. Pengiriman data atau berkas ke media penyimpanan juga menjadi lebih mudah karena hanya ada satu komputer yang menangani hal tersebut yaitu mesin server yang ada.

Setiap user Samba yang login ke workgroup akan memiliki folder profile masing-masing yang digunakan sebagai tempat penyimpanan data atau file pada drive khusus, selain itu pengaksesan data atau file dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada, yaitu pengguna komputer lain dapat mengakses dengan menyimpan data atau file diluar folder profile, dan pengguna komputer lain tidak dapat mengakses dengan menyimpan data atau file pada folder profile. Samba server selain dapat digunakan sebagai file sharing, dapat juga digunakan menjadi file server dan PDC.

Sari, Dharmayanti dan M.Ikbal (2013), yang meneliti tentang “Sharing Data Antara Linux Dan Windows dengan Jaringan Peer-to-Peer”. Pada penelitian tersebut dibahas tentang pembangunan sebuah jaringan Peer-to-Peer untuk menyiasati permasalahan pemindahan data bagi pengguna Linux dan pengguna Windows. Dalam kasus ini jaringan Peer-to-Peer digunakan sebagai jembatan antara keduanya dengan bantuan software Samba untuk membantu mengkoneksikan dua platform Sistem Operasi yang berbeda yang mana dalam kasus ini adalah Linux dan Windows.[3]

2.1 Penjelasan Singkat File Server

File server adalah sebuah komputer yang memiliki fungsi utama menjadi tempat penyimpanan file yang dapat diakses oleh jaringan workstation. Sebuah file server dapat di letakkan di setiap komputer, atau dapat menggunakan sebuah komputer khusus server. Sebuah file server terhubung dalam router jaringan lokal seperti komponen jaringan yang lain.4

2.2 Jenis- Jenis File Server

Sebuah file server dapat berbentuk dedicated atau

4Parsons dan Oja, New Perspective on Computer Concepts 2014 : Comprehensive, Cengage Learning, 2013 hlm. 278

non-dedicated. File server yang bersifat dedicated adalah sebuah server yang memang dibuat khusus untuk digunakan sebagai file server dengan workstation untuk membaca dan menulis file.

File server juga dapat dikategorikan menurut metode aksesnya. Ada file server jaringan internet yang diakses oleh FTP (File Transfer Protocol) atau oleh HTTP dan file server jaringan lokal yang biasa diakses oleh protocol SMB/CIFS (Windows dan Unix-like) atau NFS (Unix-like).

2.3 LDAP ( Lightweight Directory Access Protocol ) LDAP adalah sebuah direktori terpusat yang menyimpan berbagai informasi user dan profil sehingga dapat mempermudah dalam pengambilan informasi user dan profil tertentu oleh aplikasi yang terhubung dengan direktori LDAP. Isi dari LDAP itu sendiri ada berbagai macam, seperti username, password dan data profil yang mencakup user diantaranya nomor telepon, email, alamat, jabatan dan lain-lain. 5

2.4 Samba

“Samba” adalah sebuah perangkat software untuk remote sharing file dan printer dengan jaringan computer melalui protokol Server Message Block (SMB).

SMB adalah sebuah protokol berbasis Net-BIOS yang biasanya digunakan di jaringan LAN manager, Windows dan OS/2 untuk mengakses remote file dan printer, atau dikenal sebagai sharing. 6

2.5 CentOS

CentOS (disingkat dari Community Enterprise Operating System) adalah distribusi dari linux open source yang diberikan kepada publik oleh Red Hat untuk Red Hat Enterprise Linux (RHEL). Dengan demikian, tujuan fungsional Linux CentOS adalah untuk dapat kompatibel dengan RHEL. Proyek CentOS diutamakan dalam pengubahan paket untuk menghapus upstream vendor branding dan artwork.

Linux CentOS adalah system operasi gratis dan bebas untuk di distribusikan. Setiap versi CentOS dipelihara hingga 10 tahun (dengan cara update keamanan dan durasi dukungan interval dengan Red Hat). Sebuah versi CentOS baru dirilis kira-kira setiap 2 tahun dan setiap versi CentOS diperbarui secara berkala (kira-kira setiap 6 bulan) untuk mendukung perangkat keras baru. Hal ini menghasilkan system yang aman, minim pemeliharaan, dapat diandalkan, dapat diprediksi dan direproduksi lingkungan Linux.

Para pengembang CentOS menggunakan kode sumber dari Red Hat, dikompilasi dengan tujuan membuat sebuah produk final yang sangat mirip dengan RHEL. Semua hal-hal yang berkaitan dengan merek dagang ataupun logo kemudian diubah disebabkan Red Hat tidak mengijinkan mereka untuk mendistribusikan ulang logo tersebut.

5Askari Azikin, Debian GNU & Linux, INFORMATIKA, 2011 hlm.

261

6James W. Deroest, SAMBA UNIX & NT Internetworking, McGraw- Hill, 2000 hlm. 68

Gambar 1 Alur proses berbagi berkas saat ini.

(5)

3 3 Pembahasan

3.1 Analisis Masalah

Gambar 4 Alur proses berbagi berkas saat ini

Dari alur proses diatas ditemukan beberapa masalah yang dapat berimbas ke berbagai aspek, yaitu :

1. Proses berbagi berkas masih bersifat datang dan ambil yang mengakibatkan proses berjalan lama.

2. Karena proses berbagi berkas yang mengakibatkan tersampainya suatu informasi akan terlambat.

3. Pelayanan kepada berbagai pihak akan terlambat karena proses yang lama.

4. Pencetakan setiap file yang akan diberikan ke pihak lain memerlukan kertas dan tinta yang nantinya dalam jangka panjang akan memakan biaya yang cukup besar.

5. Banyaknya data yang bersifat hard-copy akan mempersulit dalam pengontrolan dan pengamanan data.

3.2 Solusi Masalah

Dengan pembuatan file server tersebut dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Mempercepat proses berbagi data antar bagian.

2. Meningkatkan pelayanan di berbagai aspek karena proses berbagi berkas sangat cepat.

3. Mengurangi biaya pencetakan dokumen.

4. Biaya pembuatan file server tidak terlalu tinggi dan kapasitas penyimpanan tidak terlalu berlebihan.

5. Mudah dalam pengaturan dan perawatannya.

6. Mudah dalam mengontrol dan mengawasi berkas.

7. Aman karena menggunakan sistem autentifikasi.

3.3 Analisis kebutuhan 3.3.1 Kebutuhan Fungsional

Sistem yang dibuat harus mampu melakukan fungsi- fungsi seperti berikut:

1. Sistem harus mampu melakukan sharing data.

2. Sistem dapat melakukan proses login seperti login ke sistem operasi windows.

3. Sistem dapat membuat user baru.

4. Sistem dapat melakukan proses autentikasi.

3.3.2 Kebutuhan Non Fungsional

Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang digunakan untuk membuat aplikasi ini, yaitu menliputi ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak.

1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hadware)

a.

Komputer Server dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 1 Kebutuhan Server

Processor Intel Pentium Dual Core 2,4 Ghz

Motherboard Amptron

RAM 4 GB DDR 3

Harddisk 1 TB

VGA On board

Lan Card Gigabit Ethernet Adapter

Keyboard Logitech

Mouse Logitech

b.

Switch

c.

LAN Card

d.

Kabel

e.

Komputer klien

2. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Pernagkat lunak yang dibutuhkan dalam pembangunan aplikasi Penghitung Kalor berbasis android adalah sebagai berikut:

Tabel 2 kebutuhan perangkat lunak

OS CentOS 6.5 64-bit

OS Windows XP dan 7 32/64-bit

OpenLDAP v2.4.40

Samba v3.6.24

Konfirmasi berkas di bagian B

A : Menyimpan dan mengambil berkas dari server

Server yang berisi berkas dari semua

bagian

B : Menyimpan dan mengambil berkas dari server

Gambar 2 Alur proses berbagi berkas setelah dibangun file server

A : Datang ke bagian B

B: Mencetak berkas yang dibutuhkan A:

Kembali ke Ruangan

Memberikan berkas yang telah dicetak A: Cek dokumen

yang dibutuhkan

(6)

4 3.4 Perancangan Sistem

Pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan sistem mulai dari rancangan topologi jaringan dan fasilitas yang terdapat pada sistem file server ini sehingga dapat di implementasikan dengan sebaik mungkin, dan bisa diterapkan sesuai dengan kebutuhan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta.

3.4.1 Topologi

Gambar 3 Topologi File Server

3.4.2 Layanan 1. File Sharing

File sharing adalah aktifitas dimana para pengguna jaringan saling berbagi file dengan cara penyedia file menyimpannya didalam sebuah server dan pengguna lain dapat megakses file tersebut sesuai dengan hak akses yang diberikan oleh penyedia file.

Dalam sistem ini berbagi file akan menjadi lebih mudah dan cepat tanpa harus mendatangi penyedia file dan mengambil file yang sudah dicetak atau hard-copy.

2. Autentikasi

Setiap klien akan diberikan sebuah username dan password tertentu untuk dapat mengakses ke server, hal ini diberikan guna untuk memberikan keamanan pada server itu sendiri sehingga tidak semua orang dapat mengakses ke server.

3. Hak Akses

Setiap klien akan diberikan hak akses yang berbeda- beda dalam mengakses file yang berada di server ditentukan dari tingkat kepentingan dan jabatan dari masing-masing klien.

4. Pembatasan jenis berkas

Untuk menjaga agar file server tidak dipenuhi oleh berkas yang memerlukan kapasitas penyimpanan besar maka dibuat batasan agar beberapa format berkas tidak dapat disimpan di dalam server.

3.5 Implementasi

Implementasi sistem File Server di Lapas Kelas IIA Yogyakarta menggunakan sebuah komputer yang didesain khusus hanya untuk menampung file-file yang ada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta. Dalam komputer tersebut disematkan sistem operasi CentOS 6.5 dan sebagai sistem File Server itu sendiri menggukan software Samba.

Sistem keamanan data menggunakan sistem autentifikasi dari software OpenLDAP untuk menampung data klien-klien yang terhubung dalam File Server. Dalam sistem ini juga hanya menggunakan jaringan Local Area Network (LAN) sehingga dapat meningkatkan keamanan karena yang akan mengakses data dalam server hanya oleh internal kantor.

Dengan penggunaan jaringan Local Area Network (LAN) juga dapat meningkatkan kecepatan akses karena tidak dibatasi bandwidth dari Internet Service Provider (ISP) yang pada umumnya terbatas dan dapat memperlambat kinerja server.

Untuk langkah-langkah implementasi File Server adalah sebagai berikut :

1. Membangun File Server dengan Samba dan OpenLDAP.

2. Pengujian File Server.

3.5.1 Pengujian

Jika semua pengaturan telah selesai maka lakukan pengujian file server agar dapat dipastikan file server dapat berjalan dengan baik.

3.5.1.1 Membuat user baru untuk samba ldap klien Dengan membuat user baru kita dapat memastikan bahwa pengaturan yang kita buat sudah benar, user nantinya akan digunakan untuk login ke domain yang telah dibuat dari PC client, langkahnya sebagai berikut :

1. Membuat user baru dengan nama ‘mahendra’

dengan perintah :

2. Berikan password untuk user ‘mahendra’.

3. Melakukan pengecekkan user samba-ldap yang telah dibuat.

3.5.1.2 Menguji dari komputer klien

Gambar 4 Pengaturan IP Address id mahendra

ldapsearch -b

"ou=People,dc=wirogunan,dc=local" -x

"(uid=mahendra)"

smbldap-passwd mahendra

smldap-useradd -a -m 'mahendra'

(7)

5 Gambar 5 Uji coba koneksi LDAP Admin

Gambar 6 Bergabung dengan domain

Gambar 7 Tampilan windows explorer setelah join domain 3.6 Pembahasan

3.6.1 Layanan File Sharing

Layanan file sharing adalah layanan utama dari file server ini yang dibuat menggunakan samba. Dengan menggunakan samba file sharing menjadi lebih mudah karena letak berkas yang terpusat dan dibuat folder- folder dengan nama dari tiap-tiap bagian yang ada di Lapas Kelas IIA Yogyakarta. Dalam file sharing ini terdapat 5 folder utama yaitu KPLP, BINAPI, GIATJA, TU, dan KAMTIB jadi setiap bagian memiliki folder sendiri untuk menyimpan berkas dan bagian lain dapat langsung mengambil berkas dari bagian yang lainnya.

3.6.2 Autentikasi

Merupakan layanan keamanan untuk login ke domain sehingga tidak semua orang dapat masuk dan menggunakan file server ini. Layanan autentifikasi ini menggunakan Lightweight Directory Access Protocol (LDAP) yaitu sebuah protocol sederhana untuk mengakses suatu file atau direktori. Proses pengamanan kata sandi menggunakan enkripsi SSHA.

3.6.3 Hak Akses

Hak akses merupakan suatu layanan untuk

membatasi tiap klien dalam mengakses direktori maupun berkas. File server ini membatasi hak akses dengan menggunakan perintah “setfacl”. Setiap klien hanya dapat mengubah isi direktorinya sendiri dan hanya bisa melihat dan menyalin berkas di direktori lain. Pembagian hak aksesnya adalah seperti berikut.

1. Admin : memiliki hak akses penuh ke semua direktori

2. User KPLP : hanya dapat mengubah isi direktori KPLP dan tidak bisa mengubah isi direktori lain 3. User TU : hanya dapat mengubah isi direktori TU

dan tidak bisa mengubah isi direktori lain

4. User BINAPI : hanya dapat mengubah isi direktori BINAPI dan tidak bisa mengubah isi direktori lain 5. User GIATJA : hanya dapat mengubah isi direktori

GIATJA dan tidak bisa mengubah isi direktori lain 6. User KAMTIB : hanya dapat mengubah isi

direktori KAMTIB dan tidak bisa mengubah isi direktori lain

3.6.4 Pembatasan jenis berkas

Untuk menjaga agar file server tidak dipenuhi oleh berkas-berkas yang memerlukan kapasitas penyimpanan besar maka diberikan batasan untuk jenis berkas-berkas tertentu dengan menggunakan veto files,jenis-jenis berkas tersebut adalah: .mp3, .wmv, .avi, .wma, .wav, .mpg, .mpeg, .mp4, .iso, .MP3, .WMV, .AVI, .WAV, .MOV, .MPG, .MPEG, .MP4, dan .MKV. Dengan demikian file server hanya dapat menyimpan berkas- berkas yang penting saja dan ruang penyimpanannya akan dapat menampung banyak sekali file untuk kurun waktu yang sangat lama.

3.6.5 Domain login

Dengan memanfaatkan Samba dan LDAP untuk membangun file server maka diperlukan proses login untuk dapat mengakses seluruh fasilitas yang ada di file server, namun proses login-nya hanya seperti login ke sistem operasi windows biasa sehingga tidak diperlukan aplikasi tambahan yang dapat menyulitkan user.

4.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membangun sebuah file server dengan dapat dilakukan dengan tahapan- tahapan sebagai berikut :

1. Instalasi paket-paket yang dibutuhkan 2. Konfigurasi LDAP server

3. Konfigurasi LDAP klien 4. Konfigurasi Samba

5. Konfigurasi Samba PDC menjadi klien LDAP 6. Pengaturan firewall

Setelah melakukan konfigurasi kemudian dilakukan uji coba untuk memastikan semua layanan file server dapat berjalan dengan baik, berikut langkah-langkahnya :

1. Mengatur IP Address komputer client

2. Menguji coba koneksi dengan aplikasi LDAP Admin 3. Bergabung dengan domain dan mencoba semua fitur

yang ada di file server.

(8)

6 Dengan dibangunnya file server ini dapat mempercepat proses berbagi data antar bagian karena tidak perlu lagi datang ke bagian lain untuk mendapatkan dokumen yang dibutuhkan. Pihak yang membutuhkan dokumen hanya perlu mengakses ke direktori bagian yang memiliki dokumen yang diinginkan lalu menyalinnya ke komputer dan mencetak dokumen tersebut dari komputernya sendiri.

Penggunaan file server hanya diperlukan login layaknya login ke sistem operasi Windows biasa dan direktorinya sudah berada pada windows explorer tanpa perlu menggunakan aplikasi tambahan seperti web browser maupun yang lainnya, sehingga para pegawai yang pengetahuannya tentang komputer sangat terbatas pun bisa menggunakan file server ini.

Keamanan terjamin dengan sistem autentikasi. Setiap direktori hanya bisa dirubah oleh satu user yaitu pemilik direktori tersebut.dan tiap user memiliki kata sandi yang berbeda-beda sehingga yang mengetahui kata sandi itu adalah si pemilik akun itu sendiri. Penggunakan jaringan Local Area Network (LAN) juga menambah keamanan tersendiri karena hanya komputer yang terhubung di jaringan local Lapas Kelas IIA Yogyakarta yang bisa mengakses file server.

Pengontrolan dan pemantauan berkas lebih mudah karena semua berkas tersimpan di satu komputer. Biaya operasionalnya pun untuk jangka panjang berkurang cukup banyak dikarenakan berkurangnya proses pencetakan dokumen.

4.2 Saran

Saran untuk Lapas Kelas IIA Yogyakarta yang diharapkan agar dapat membantu memaksimalkan penggunakan File Server adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pelatihan kepada karyawan yang berurusan dengan IT untuk perawatan server yang telah dibuat agar sistem dapat berjalan dengan baik, dapat menganalisa dan memperbaiki jika terdapat kerusakan, dan memaksimalkan kinerja sistem.

2. Membangun backup server untuk mem-backup semua data yang ada di server utama agar jika terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam, perusakan oleh pihak tidak bertanggung jawab pada server utama datanya masih bisa diselamatkan.

Daftar Pustaka

[1] Irawan, Fadli. Membangun File Server Sebagai Domain Controller Dengan Sistem Operasi Linux Ubuntu Server 8.04. 2011.

[2] Babo, Winarto. Penerapan Samba Sebagai File Server dan PDC (Primary Domain Controller) Secara Terpusat Berbasis Linux Ubuntu 11.10 Pada Laboratorium CISCO Di Universitas Gunadarma.

2012.

[3] Sari, Dharmayanti dan M.Ikbal. Sharing Data Antara Linux Dan Windows Dengan Jaringan Peer-to-Peer. 2013.

[4] Parsons and Oja, New Perspective on Computer Concepts 2014 : Comprehensive, Cengage Learning, 2013.

[5] Azikin, Askari, Debian GNU & Linux, INFORMATIKA, 2011

[6] James W. Deroest, SAMBA UNIX & NT Internetworking, McGraw-Hill, 2000.

[7] Anonymous, CentOS forum,

https://www.centos.org/about/#centos-linux, diakses pada : 16 November 2014.

Biodata Penulis

Mahendra Wahyu Angkasa, Menempuh pendidikan strata 1 Jurusan Teknik Informatika di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Melwin Syafrizal, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), di STMIK AMIKOM Yogyakarta dan memperoleh gelar Master of Engineering (M.Eng) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Saat ini menjadi Dosen di STMIK AMIKOM Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1  Kebutuhan Server
Gambar 4 Pengaturan IP Address id mahendra ldapsearch  -b "ou=People,dc=wirogunan,dc=local" -x  "(uid=mahendra)" smbldap-passwd mahendra smldap-useradd -a -m 'mahendra'
Gambar 6 Bergabung dengan domain

Referensi

Dokumen terkait

Menciptakan alat pengukur tinggi badan menggunakan sensor ultrasonik berbasis mikrokontroler ATmega328 dengan menghasilkan output suara yang dirancang dan dibuat untuk

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Hasil uji Cochran terhadap warna susu kambing Peranakan Etawa pada penyimpanan suhu ruang menunjukkan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) mulai jam

Dari daftar di bawah ini, Anda diminta untuk memilih 4 sumber informasi apa yang paling efektif membantu Anda dalam mencari informasi dan membuat keputusan pemilihan supplier.. 41%

Aspek yang perlu diperhatikan dalam penerapan teknik Fotogrametri Rentang Dekat ini setidaknya menyangkut target yang digunakan, kamera yang digunakan, kalibrasi kamera,

Selain dari teorema kriteria pengintegralan di atas, berikut juga terdapat beberapa teorema yang akan menjamin bahwa fungsi bernilai real yang memiliki sifat tertentu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman auditor terhadap ketepatan pemberian opini audit dan pengaruh keahlian auditor terhadap ketepatan

• METODE SIMPLE AVERAGES/TOTAL HISTORICAL AVERAGE MENGGUNAKAN RATA-RATA DARI SEMUA DATA PERAMALAN.... SIMPLE MOVING