• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Permasalahan Pembelajaran Materi Struktur & Fungsi Jaringan Tumbuhan

Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan (Hamdani, 2011). Adapun pembelajaran merupakan suatu usaha yang disengaja dan terkendali agar terjadi perubahan yang menetap pada diri orang lain. Menurut Yamin (2013) pembelajaran adalah usaha yang dilakukan pendidik untuk membuat pembelajar dapat belajar dan mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah yang terkendali dan bertujuan menghasilkan pengetahuan tertentu.

Pada pelaksanaannya, ketika proses pembelajaran tentunya tidak luput dari suatu permasalahan. Permasalahan pembelajaran sangat beragam pada setiap materi. Pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, sering ditemui berbagai masalah dalam pembelajaran. Menurut Kusumawati (2016), materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan materi yang memuat banyak konsep dan konsep tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Konsep yang termuat dalam materi antara lain keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan, struktur jaringan penyusun organ, perbedaan anatomi jaringan, dan lain-lain. Hal tersebut membuat siswa merasa kesulitan karena konsep yang dipahami tumpang tindih misalnya konsep struktur jaringan pada organ tumbuhan akar, batang dan daun (Widyaningtyas, et al., 2012). Materi jaringan juga dianggap sulit oleh siswa karena banyak dijumpai istilah asing (Puspitasari, et al., 2012).

(2)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Suryani, et al (2014), siswa merasa kesulitan dalam mempelajari materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan karena terdapat istilah ilmiah yang banyak dan sulit untuk dibayangkan karena siswa tidak melakukan kegiatan praktikum.

Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan materi yang membutuhkan visualisasi dan proses penggambaran secara nyata karena materi tersebut mempelajari bagian mikroskopis dari jaringan tumbuhan (Nurbayanti, 2016). Apabila siswa hanya belajar melalui gambar-gambar tanpa memiliki pengalaman langsung dalam praktikum, maka siswa akan kesulitan dalam memahami karena objek yang dipelajari tidak nyata. Jadi, kegiatan praktikum sangat penting untuk dilakukan pada materi tersebut karena dengan adanya praktikum siswa dapat mengamati secara langsung anatomi jaringan pada tumbuhan sehingga memperoleh pengalaman yang nyata.

Permasalahan pembelajaran mengenai kesulitan dalam memahami materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan juga ditunjukkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2016), yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah dimana masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM. Kesulitan yang dialami siswa sangat beragam, antara lain siswa kesulitan dalam membedakan ciri-ciri jaringan meristem dan jaringan dewasa, membedakan jaringan meristem berdasarkan letak dan asalnya, mengenali tipe-tipe modifikasi epidermis, dan lain sebagainya. Secara keseluruhan maka siswa kesulitan memahami dalam ranah memahami struktur jaringan, fungsi jaringan, serta struktur dan fungsi jaringan.

2. Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan

Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas XI pada KD 3.3 (menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan) dan 4.3 (menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan

(3)

organ pada tumbuhan). Pokok bahasan konsep materi tersebut antara lain macam-macam jaringan pada tumbuhan, jaringan penyusun pada organ tumbuhan (akar, batang, dan daun), serta struktur perbedaan anatomi pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Materi jaringan tumbuhan mempelajari bentuk dan susunan dari berbagai jaringan tumbuhan yang bersifat mikroskopis (Kurniawati & Rahayu, 2014).

Tumbuhan merupakan suatu organisme yang tersusun dari sistem organ. Sistem organ tersusun dari kumpulan berbagai organ. Organ tersusun dari berbagai jaringan. Jaringan merupakan sekumpulan dari sel yang memiliki sifat dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan secara garis besar dapat dibedakan menjadi jaringan meristem dan jaringan dewasa (Irnaningtyas, 2013).

a. Macam-Macam Jaringan Tumbuhan 1) Jaringan Meristem

Jaringan meristem merupakan jaringan muda yang sel nya senantiasa aktif membelah diri. Berdasarkan asalnya, jaringan meristem dapat dibedakan menjadi jaringan meristem primer (berkembang dari sel embrionik) dan jaringan meristem sekunder (berkembang dari jaringan yang telah berdiferensiasi). Adapun berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu jaringan meristem apikal, lateral, dan meristem interkalar (Irnaningtyas, 2013). Meristem apikal, terletak di ujung batang dan ujung akar, menyediakan sel tambahan yang memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh panjang, yakni proses yang dikenal sebagai pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer memungkinkan akar meluas ke seluruh tanah untuk meningkatkan paparan cahaya. Adapun pertumbuhan sekunder disebabkan karena aktivitas dari meristem lateral yang dikenal dengan kambium vaskular dan kambium gabus. Kambium vaskular menambahkan jaringan vaskular yang disebut xylem sekunder dan floem sekunder, sedangkan

(4)

kambium gabus menggantikan epidermis dengan periderm yang lebih keras (Campbell, 2008).

2) Jaringan Dewasa a) Jaringan Epidermis

Gambar 2.1 Bentuk Sel Epidermis dan Stomata Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas) Perbesaran 400X (Anu, et al., 2017)

Epidermis merupakan lapisan sel yang letaknya terluar dan menutupi lapisan akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

Epidermis berperan sebagai pelindung organ tumbuhan. Epidermis dapat mengalami modifikasi menjadi stomata, trikoma, spina, emergensia, dan sebagainya. Setiap jenis tumbuhan memiliki struktur sel epidermis yang berbeda-beda baik bentuknya, letaknya, susunannya, jumlah selnya, atau yang lainnya (Rompas, 2011).

b) Jaringan Parenkim

Jaringan parenkim juga dikenal dengan jaringan dasar, karena dapat ditemui di seluruh tubuh tumbuhan seperti mesofil daun, daging buah, perisikel, xylem floem, dll. Jaringan parenkim tersusun atas sel dengan ukuran yang besar, tipis dan renggang susunannya (Mulyani, 2006). Berdasarkan fungsinya, jaringan parenkim dapat dibedakan menjadi parenkim air, udara, asimilasi, penimbun, dan lain-lain.

(5)

Gambar 2.2 Penampang Melintang Batang Lamium truncatum 100 𝜇𝑚 (co: kolenkim, cp: parenkim korteks, e:

epidermis, t: trakea) (Celep, et al., 2011)

c) Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong atau dikenal dengan jaringan penguat, merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong bagian tubuh tumbuhan atau menunjang berdirinya tumbuhan. Jaringan penyokong terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Terdapat perbedaan antara kolenkim dan sklerenkim, yaitu terkait dengan sel penyusunnya.

d) Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut terdiri atas xylem dan floem. Xylem berperan dalam pengangkutan air serta garam mineral dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan. Unsur-unsur xylem terdiri atas unsur trakeal, serat xylem dan parenkim xylem. Sedangkan floem berperan dalam pendistribusian hasil fotosintesis dari organ daun ke organ yang lain. Floem tersusun atas bermacam-macam bentuk sel yang hidup dan juga mati. Unsur floem meliputi unsur tapis, sel pengiring, serat floem, parenkim floem, dll (Nugroho, 2012).

(6)

b. Struktur Jaringan Penyusun Akar, Batang Daun (Purnomo, 2009) 1) Akar

Gambar 2.3 Penampang Melintang Akar Lamium truncatum 100 𝜇m (cp: parenkim koretks, pe:periderm, pr:empulur, x: xylem, t: trachea) (Celep, et al., 2011)

a) Epidermis

Epidermis terdiri dari selapis sel dengan susunan yang rapat. Sel nya berdinding tipis sehingga mudah untuk ditembus air. Pada epidermis akar terdapat rambut-rambut akar yang merupakan ciri khas dan berperan dalam memperluas bidang penyerapan.

b) Korteks

Korteks terdiri atas banyak sel dan susunannya berlapis- lapis. Korteks memiliki dinding sel yang tipis dan memiliki ruang antar sel yang banyak dengan perannya dalam pertukaran gas. Sebagian besar korteks dibangun oleh jaringan parenkim yang berperan menyimpan cadangan makanan.

c) Endodermis

(7)

Letak endodermis adalah di sebelah dalam dari korteks.

Endodermis menjadi pemisah antara stele dengan korteks.

Endodermis terdiri dari 1 lapisan sel dengan susunan yang rapat tanpa ruang antar sel.

d) Stele

Letak stele atau silinder pusat adalah di sebelah dalam endodermis. Jadi, stele ini menempati pada bagian tengah- tengah akar. Berkas pengangkut yaitu xylem floem terdapat di antara stele.

2) Batang

Gambar 2.4 Penampang Lintang Batang Muda Komak Perbesaran 40X (Jayanti, 2017)

a) Epidermis

Epidermis tersusun dari satu lapisan sel dengan susunan rapat. Pada dinding sebelah luar terdapat kutikula yang berperan sebagai pelindung batang dari hilangnya air yang terlalu besar.

b) Korteks

Korteks tersusun dari beberapa lapisan sel parenkim yang tidak beraturan dan dindingnya tipis. Terdapat juga kolenkim dan sklerenkim untuk penyokong tubuh.

(8)

c) Stele

Lapisan yang letaknya paling luar disebut dengan perisikel.

Di dalamnya dijumpai berkas pengangkut dan parenkim.

3) Daun

Gambar 2.5 Penampang Helaian Daun Lamium truncatum 100 𝜇m (ue: epidermis atas, le: epidermis bawah, vb:

berkas pembuluh, pp: parenkim palisade, sp:

parenkim bunga karang) (Celep, et al., 2011)

a) Epidermis

Pada epidermis, dapat ditemukan mulut daun atau stomata yang berperan dalam pertukaran gas dan penguapan air. Letak stomata pada tumbuhan berbeda-beda, ada yang terletak di permukaan atas saja namun ada juga yang terletak di permukaan atas dan bawah daun.

b) Mesofil

Mesofil terletak di sebelah dalam epidermis. Mesofil merupakan jaringan dasar atau bersifat parenkim. Mesofil terdiri dari jaringan spons dan palisade.

c) Jaringan pengangkut

Jaringan pengangkut terletak pada tulang daun yang berperan sebagai alat transport dan menguatkan daun.

(9)

c. Perbedaan Anatomi Organ Dikotil dan Monokotil

Tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki perbedaan pada struktur anatomi organnya, baik akar, batang maupun daun. Perbedaan tersebut dapat disajikan pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Anatomi Dikotil dan Monokotil (Purnomo, et al, 2009)

Organ Dikotil Monokotil

Akar o Antara xylem floem terdapat kambium fasikuler o Tidak memiliki empulur

o Xylem terletak di pusat akar berselang seling dengan floem

o Tidak dijumpai kambium

o Empulur berada di pusat akar dan bagian tepi sesudah lapisan endodermis

o Xylem dan floem tersusun melingkar

Batang o Bagian tepi silinder pusat dibatasi oleh kambium sehingga batang dapat terus membesar

o Berkas pengangkut tersusun teratur

o Tidak dijumpai kambium sehingga batang monokotil tidak dapat membesar

o Berkas pengangkut tersusun tersebar

Daun o Mesofil terletak diantara epidermis atas dan bawah

o Mesofil terletak di bagian cekungan antara urat daun

3. Media Pembelajaran E-Magazine

Media pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan sebagai sarana penyalur pesan dan informasi pembelajaran sehingga terjadi proses belajar dalam diri siswa (Mawardi, 2018). Media pembelajaran berperan dalam menyalurkan pesan dari sumbernya sehingga dapat tercipta kondisi belajar yang kondusif dan penerima pesan dapat belajar secara efektif dan

(10)

efisien (Munadi, 2011). Media pembelajaran menjadi salah satu pendukung yang efektif dalam membantu proses belajar siswa. Berdasarkan beberapa definisi mengenai media pembelajaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang dapat menyalurkan pesan belajar sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam belajar dan mencapai tujuan pembelajaran.

Saat ini media pembelajaran mulai mengalami transisi dari kelas tradisional menuju ke arah digital. Esensi mengajar di era teknologi juga bergeser dari transfer ilmu menjadi budaya belajar secara mandiri (Mawardi, 2018). Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan teknologi informasi dalam dunia pendidikan telah menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan (Muhson, 2010). Kemajuan IPTEK juga merubah pola pikir guru dalam memfasilitasi kebutuhan belajar siswa. Guru dituntut untuk lebih mengeksplorasi kemampuannya utamanya dalam pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi sesuai dengan kemajuan zaman (Ekayani, 2017). Media pembelajaran yang berbasis teknologi pun mulai banyak digunakan, salah satunya yaitu e-magazine.

E-magazine biologi merupakan majalah elektronik yang berisi informasi dan pengetahuan seputar materi biologi (Rifqiawati, et al., 2020).

E-magazine sudah dalam bentuk digital yang dapat diakses dengan menggunakan handpone, laptop, dan lain-lain. E-magazine merupakan sebuah terobosan pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. E-magazine dapat mendorong siswa untuk belajar secara mandiri sehingga dapat lebih fokus dalam mempelajari materi (Akbar &

Mukminan, 2019).

E-magazine flipbook dapat memberikan tampilan animasi yang menarik pada setiap halaman yang dibuka seperti halnya buku fisik. E- magazine flipbook dapat di bolak-balik halamannya ketika dibaca dan dilengkapi berbagai fitur pendukung. Materi yang terdapat di dalam e- magazine flipbook bersumber dari buku teks, jurnal hasil penelitian, video youtube, dan lain sebagainya. E-magazine flipbook memiliki tampilan lebih

(11)

menarik dan colorful sehingga tidak monoton. Flipbook dapat memberikan akses yang lebih fleksibel bagi siswa untuk belajar dan sebagai alternatif media untuk mendukung pembelajaran (Perdana, et al.,2021). Desain dari e-magazine dibuat dengan menggunakan Canva sehingga filenya berupa Pdf, selanjutnya file tersebut diolah dengan flip pdf corporate edition 2.4.9.31 untuk menambahkan fitur pendukung lain. Flip Pdf Corporate Edition merupakan sebuah aplikasi yang di dalamnya dapat memuat teks, gambar, animasi, video, audio, dan lainnya (Rauda, 2011). Aplikasi ini dapat mengkonversi file pdf dan memuat berbagai file seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Aplikasi ini sering digunakan untuk membuat e- modul, e-magazine, e-book, juga e-newspaper. Flip pdf corporate edition memiliki kelebihan yaitu mudah untuk untuk dioperasikan atau digunakan, memiliki link yang beraneka ragam, publikasi dilengkapi dengan proteksi password, dapat menambahkan bookmark ke halaman, dan masih banyak kelebihan yang lain sehingga aplikasi ini banyak digunakan (Asyrofi, et al., 2017).

E-magazine flipbook memberikan tampilan yang lebih menarik sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam belajar biologi. Berbeda dengan e-book yang didalamnya hanya memuat teks atau gambar diam tanpa adanya variasi seperti video ataupun fitur lainnnya sehingga terkesan monoton. E-magazine flipbook dapat membantu guru-guru dalam mengajar agar lebih memanfaatkan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menciptakan variasi media pembelajaran.

Pencarian artikel dengan menggunakan kata kunci “media pembelajaran e-magazine” diperoleh 274 artikel dan dengan kata kunci

“media pembelajaran majalah elektronik biologi” diperoleh 7780 artikel penelitian pada database Google scholar. Systematic literature review dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengkaji semua penelitian yang tersedia secara sistematis terkait topik tertentu sesuai dengan langkah langkah yang telah ditetapkan (Fink, 2010). Kriteria inklusi yang digunakan dalam penelitian adalah artikel penelitian yang berupa jurnal dan prosiding

(12)

pada rentang waktu 2010 hingga 2021 pada database google scholar. dan fokus pada pengembangan media pembelajaran e-magazine atau majalah biologi untuk siswa SMA. Artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi tersebut dengan kata kunci “media pembelajaran e-magazine” dan kata kunci “media pembelajaran majalah elektronik biologi” diperoleh sebanyak 11 artikel.

Berdasarkan Tabel 2.2, artikel penelitian yang dijumpai memiliki metode, desain dan materi yang beragam. Artikel penelitian mengenai media pembelajaran e-magazine sebagian besar menggunakan metode R&D (Research and Development). Penelitian dengan metode R&D merupakan sebuah metode penelitian untuk menghasilkan suatu produk dan melakukan pengujian keefektifan terhadap produk yang dibuat (Haryati, 2012). Hanya dijumpai 1 artikel yang menggunakan metode eksperimental yaitu artikel yang ditulis oleh Qoryani, et al (2015).

Artikel penelitian yang dijumpai juga mengembangkan materi yang beragam. Materi yang dimuat dalam e-magazine berdasarkan artikel penelitian antara lain materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (Fuad, et al., 2020), virus (Sri Anggoro, et al., 2019) dan (Dani, et al., 2017), sistem peredaran darah (Deswati, 2020), sistem reproduksi (Dewi & Warso, 2014), protista (Nurjanah, et al., 2014), metabolisme (Qoryani, 2019),

plantae (Ratnasari, et al., 2017), sistem gerak (Supriyadi, et al., 2018), invertebrata (Nurasih, et al., 2020) dan genetika (Arifin, et al., 2019).

Berdasarkan artikel yang ditemukan, belum dijumpai e-magazine dengan materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

Pengembangan e-magazine pada artikel menggunakan pengujian yang bermacam macam diantaranya uji kevalidan, uji kepraktisan dan uji keefektifan. E-magazine yang dikembangkan oleh Fuad, et al (2020) dinyatakan valid berdasarkan penilaian dari ahli media (82%) dan ahli materi (81%) serta dinyatakan praktis berdasarkan uji kepraktisan dari respon guru (87%) dan siswa (85%). Majalah yang dikembangkan oleh Sri

(13)

Anggoro, et al (2019) dinyatakan sangat layak berdasarkan penilaian dari ahli desain (82,8%), ahli materi (83,5%) dan ahli bahasa (83%).

Pengembangan majalah biologi oleh Dani, et al (2017) termasuk dalam kategori sangat valid berdasarkan penilaian dari ahli media (96%) dan ahli materi (100%) dan terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang menggunakan majalah dengan siswa yang tidak berdasarkan uji statistik. Selanjutnya biomagz yang dikembangkan oleh Deswati (2020) termasuk dalam kategori sangat valid (91%) dan sangat praktis (95,83%).

Majalah green yang dikembangkan oleh Dewi & Warso (2019) dinyatakan layak dikembangkan untuk pembelajaran berdasarkan penilaian dari ahli materi, media, guru dan siswa.

Majalah biologi yang dikembangkan oleh Nurjanah, et al (2014) termasuk dalam kategori layak berdasarkan penilaian dari ahli media (78,75%) dan ahli materi (82,5%). Adapun e-magazine dengan menggunakan flipcreator yang dikembangkan oleh Qoryani, et al (2015) dinilai efektif meningkatkan hasil belajar dan membantu siswa dalam mempermudah pemahaman materi. Selanjutnya majalah yang dikembangkan oleh Ratnasari, et al (2017) dinyatakan valid berdasarkan penilaian dari ahli media dan ahli materi. E-magazine yang dikembangkan oleh Supriyadi, et al (2014), Nurasih, et al (2020) dan Arifin, et al (2019) telah dinyatakan valid dan praktis untuk digunakan sebagai media pembelajaran.

Artikel penelitian yang dijumpai dalam systematic literature review mengembangkan majalah biologi dalam berbagai bentuk, baik dalam bentuk majalah cetak atau dalam bentuk elektronik. Majalah dalam bentuk elektronik diantaranya dikembangkan oleh Supriyadi, et al (2014), Qoryani, et al (2015), Fuad, et al (2020), dan Arifin, et al (2019). Majalah yang dikembangkan tersebut didesain dengan menggunakan aplikasi flipcreator.

Flipcreator merupakan aplikasi untuk mendesain buku elektronik yang dapat menambahkan teks, animasi, video, gambar bergerak dll.

(14)

Tabel 2.2 Hasil SLR

No Peneliti Jurnal Tahun Jenis

Penelitian

Desain Penelitian

Materi Hasil Penelitian 1 Ainul Fuad, Hilda Karim, Muhiddin

Palennari

Biology Teaching and Learning, Vol

3, No 1

2020 R&D Model ADDIE Pertumbuhan dan perkembangan

tumbuhan

Valid dan praktis

2 Bambang Sri Anggoro, Nukhbatul Bidayati Haka, Hawani

Biodik, Vol 3 No 2

2019 R&D Model pengembangan

Borg & Gall

Virus Sangat layak

3 Husnul Budiatman Dani, Yahdi, Hadi Kusuma Ningrat

Biota, Vol 10 No 1

2017 R&D Model ADDIE Virus Sangat valid

4 Naimah , Gusmaweti , Lisa Deswati Vol 10 No 2 2020 R&D Model 4D Sistem peredaran darah

Sangat valid, sangat praktis 5 Nesya Arantika Dewi, Agus

Wasisto Dwi Doso Warso

Jupemasi, Vol 1 No 1

2014 R&D Model pengembangan

Borg & Gall

Sistem reproduksi Layak

6 Nurjannah Pratiwi, Gardjito, Afreni Hamidah

Biodik, Vol 3 No 1

2017 R&D Model ADDIE Protista Layak

7 Qoryani, Muhiddin Palennari, Muh.

Wiharto

Prosiding 2019 Eksperime ntal

Pre-experiment one grup pre-

posttest

Metabolisme Efektif

8 Romi Dewi Ratnasari, Ika Priantari, Ari Indriana Hapsari

Jurnal Biologi Vol 2 No 2

2017 R&D Model IDI Plantae Valid

9 Supriyadi, Wahyu Hidayat, Arsad Bahri

Prosiding 2018 R&D Model ADDIE Sistem gerak Valid dan praktis

(15)

10 Yoelinda Prilia Nurasih , Suroso Mukti Leksono, Indria Wahyuni

Gagasan Pendidikan Vol 1 No 2

2020 R&D Model 3D Invertebrata Sangat layak

11 Arifah Novia Arifin, Arsad Bahri, Muhiddin Palennari, Yogi Saputra

Prosiding 2019 R&D Model ADDIE Genetika Valid dan praktis

(16)

B. Kerangka Berpikir

Materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan merupakan salah satu materi biologi yang diajarkan pada kelas XI semester ganjil pada KD 3.3 dan 4.3. Pada materi tersebut, dijumpai adanya permasalahan dalam pembelajaran. Permasalahan yang dijumpai berdasarkan studi literatur antara lain hasil belajar siswa yang rendah pada data ujian nasional dan ulangan harian, siswa kesulitan memahami materi karena banyak terdapat istilah baru, materinya cukup kompleks, media pembelajaran kurang variatif, dan lain sebagainya.

Berdasarkan permasalahan siswa yang dijumpai pada pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan, maka perlu adanya pengembangan media pembelajaran berdasarkan permasalahan yang dijumpai. Media pembelajaran yang dikembangkan yaitu e-magazine flipbook. Sebelum mengembangkan media pembelajaran, maka pengambilan data perlu dilakukan untuk mengetahui permasalahan pembelajaran yang terdapat di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara kepada guru biologi dan siswa sebagai data kualitatif serta penyebaran angket analisis permasalahan untuk siswa sebagai data kuantitatif.

Data yang diperoleh digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan media pembelajaran e-magazine flipbook. E-magazine flipbook merupakan media pembelajaran yang lebih variatif sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi karena pengemasan yang menarik. E-magazine dengan tampilan flipbook dapat memberikan tampilan animasi yang menarik pada setiap halaman yang dibuka seperti halnya buku fisik dan menyajikan ragam cerita dan fakta unik di dalamnya. E-magazine flipbook dapat di bolak balik halamannya ketika dibaca dan dilengkapi berbagai fitur pendukung seperti gambar, video, audio, animasi, dan lain-lain.

(17)

Skema Kerangka Berpikir Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

PERMASALAHAN

o Siswa kesulitan memahami materi o Media pembelajaran kurang variatif o Hasil belajar siswa pada UN rendah o Pembelajaran secara daring karena

pandemi Covid-19

SOLUSI Pengembangan media pembelajaran berdasarkan permasalahan pembelajaran pada materi struktur dan fungsi

jaringan tumbuhan

Analisis Permasalahan Pembelajaran Pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Untuk Mengembangkan Media Pembelajaran E-magazine

Flipbook Pembelajaran pada materi struktur dan fungsi

jaringan tumbuhan kelas XI

Media pembelajaran E- magazine flipbook

Gambar

Gambar  2.1  Bentuk  Sel  Epidermis  dan  Stomata  Daun  Jarak  Pagar (Jatropha curcas) Perbesaran 400X (Anu, et  al., 2017)
Gambar 2.2  Penampang Melintang Batang Lamium truncatum  100
Gambar 2.3   Penampang Melintang Akar Lamium truncatum 100
Gambar 2.4   Penampang  Lintang  Batang  Muda  Komak  Perbesaran 40X (Jayanti, 2017)
+2

Referensi

Dokumen terkait

In measuring phase the sequences (i.e. patterns) of HO and LAU zones can be determined and stored in database on each road. There are operating solutions and IPRs based

Penelitian mengenai pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh manusia menyatakan bahwa untuk daya sampai dengan 10 mW/cm2 masih termasuk dalam nilai ambang batas aman

[r]

Penggunaan hak pilih bagi Warga Negara Indonesia yang menggunakan KTP yang masih berlaku hanya dapat dipergunakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada

PENERAPAN PAKEM MELALUI STRATEGI MASTER UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan media poster untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Sertifikasi Bidang Studi NRG

Data hasil pretes dan postes yang telah diperoleh akan dianalisis untuk melihat bagaimana efektivitas model pembelajaran reflektif untuk meningkatkan pemahaman