• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas,karena Perlindungan terhadap konsumen sampai sekarang ini masih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas,karena Perlindungan terhadap konsumen sampai sekarang ini masih"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak dan perlindungan konsumen merupakan salah satu hal yang menarik untuk dibahas,karena Perlindungan terhadap konsumen sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul,banyak yang masih tidak terselesaikan dengan baik.Hal ini juga makin diperparah dengan tidak bijaknya pemerintah dalam menyikapi masalah perlindungan terhadap konsumen.Padahal dapat dilihat bahwa perlindungan terhadap konsumen sangatlah penting diberikan oleh pemerintah dan pihak pelaku usaha.

Di Indonesia perusahaan listrik PT.PLN (Persero) sudah lama ada dan berkembang untuk memenuhi kebutuhan rakyat akan energi listrik. Perusahan tersebut mempunyai program unggulan yaitu program listrik pasca bayar dan listrik prabayar (listrik pintar) dan dapat dinikmati masyarakat diseluruh Indonesia. Sebagai pelaku usaha di bidang jasa penyedia listrik, maka PT.PLN (Persero) harus memperlakukan dan melayani konsumen secara benar, jujur dan tidak diskriminatif. Selain itu, PT.PLN (Persero) juga harus memperhatikan hak- hak konsumen agar dapat tercipta kerjasama yang baik antara konsumen dan pelaku usaha, mengingat konsumen tidak secara langsung memiliki hubungan hukum dengan pelaku usaha. Dengan terbentuknya Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dimaksudkan untuk menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen

(2)

swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsume.

Mengenai hukum yang melindungi konsumen tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para pelaku usaha, tetapi justru sebaliknya perlindungan konsumen dapat mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam menghadapi persaingan melalui penyediaan barang dan/atau jasa berkualitas.1

Peraturan mengenai Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen pada dasarnya bukan merupakan awal dan akhir dari hukum yang mengatue tentang perlindungan konsumen. Telah ada beberapa undang-undang lain ynag materinya melindungi kepentingan konsumen, seperti peraturan untuk melindungi konsumen maupun pelaku usaha listrik yaitu Undang- undanng No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Di dalam pasal 1 ayat (10) UU Ketenagalistrikan ini, hubungan konsumen listrik atau atau pengguna jasa listrik dengan pihak PT.PLN adalah jual beli tenaga listrik yag diatur dalam surat Perjanjian jula beli Tenaga Listrik.2Dalm perjanjian tersebut pengguna jasa listrik mengikatkan dirinya untuk membayar rekening listrik dan berhak mendapatkan tenaga listrik dan/atau pelayanan ketenagalistrikan, dan PT.PLN (Persero) berkewajiban meyediakan tenaga listrik kepada pengguna jasa listrik sehingga PT.PLN (Persero) berhak menerima pembayaran berupa sejumlah uang dari pengguna jasa listrik.Konsumen merupakan pengguna jasa listrik yang harus dilindungi, mengingat banyaknya konsumen yang masih merasa dirugikan.

1Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

2Pasal 1 ayat (10) Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan.

(3)

Selama ini banyak konsumen yang merasa dirugikan akibat tidak jelasnya perlindungan terhadap mereka,salah satu penyebab dikarenakan oleh lemahnya hukum dan perlindungan terhadap konsumen,selain itu juga pihak konsumen yang merasa dirugikan dengan pemadaman listrik .

Hukum perlindungan konsumen bertujuan untuk melindungi konsumen dari berbagai kerugian akibat pengkonsumsian barang atau pemkaian atas suatu jasa.Tetapi sebagaimana dari hasil penelitian yang dilakuan oleh Saidul Amin, disebutkan bahwa perlindungan hukum yang umum diberikan hanya dalam bentuk ganti rugi sebagai kompensasi hak nya yang di rugikan dan prosedur hukum yang berlaku bagi lembaga peradilan Indonesia cenderung menyebebkan konsumen tidak dapat atau enggan mencari keadilan.3

Sebagai suatu konsep konsumen telah di perkenalkan beberapa puluh tahun lalu di berbagai Negara dan sampai saat ini sudah puluhan Negara memiliki undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan kepada konsumen termasuk penyediaan sarana dan peradilannya.Sejalan dengan perkembangan itu, berbagai Negara telah pula menetapkan hak-hak konsumen yang digunakan sebagai landasan pengaturan perlindungan konsumen4.

Perusahaan Listruk Negara (PLN) adalah sebuah Badan Uaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia, ketika beberapa perusahan Belanda mendirikan pembangkit listrik untuk

3 Skripsi Saidul Amni,Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dilihat dari Kerugiannya akibat Barang Cacat dan Berbahaya diIndonesia. Fakultas Hukum UIR. Pekanbaru. 2012

4 Nurmadjito, makalah”Kesiapan Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Konsumen Dalam Menghadapi Era Perdagangan Bebas” dalam buku perlindungan konsumen,Mandar Mamuju,Bandung, 2000,hlm.12.

(4)

keperluan sendiri.Penguasaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta.

Belanda memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas .kemudian meluas dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya5.

Berikut macam-macam pusat pembangkit listrik yang umumnya di pergunakan :

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan air untuk menghasilkan energi listrik.

2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang megandalkan energy dari uap untuk menghasilkan energy listrik.

3. Pembangkit listrik Tenaga Geoternal / Panas Bumi (PLTG) adalah pembangkit yang mengandalkan uap yang disarikan dari brbatuan yang penas dari bawah tanah.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reactor nuklir pembangkit listrik.

5. Pembangkit Listrik Tenaga Matahari/Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang mengubah enegri surya menjadi energi listrik.

6. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) adalah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak dan merupakan

5http//Perusahaan Listrik Negara-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm diakses tanggal 22 Maret 2017 Jam 22:07 Wib.

(5)

peralatan yang fungsinya untuk menghasilkan energy mekanis yang di perlukan untuk rotor generator.

Salah satu isu konsumen yang sangat menarik pada saat ini adalah soal sering terjadinya pemadaman listrik dikecamatan Rambah rayon Pasir Pengaraian karena di wilayah ini beberapa kali terjadi pemadaman listrik oleh pihak PT.PLN (Persero), dengan melakukan pemadaman listrik.Peristiwa hukum yang dialami konsumen dengan pemadaman listrik adalah kasus kerugian pelanggan listrik dikalangan rumah tangga dan bisnis. Seorang ibu yang bernamaria adalah ibu ASI yang merasakan kerugian akibat pemadaman listrik karena ASI yang disimpan didalam lemari pendingin dapat basi sehingga tidak baik jika diberikan kepada anak balita. Selain itu , kerugian juga dirasakan dikalangan bisnis foto copy, laundry karena aktifitas bisnis maupun karyawan akan berhenti akibat adanya pemadaman listrik6.

Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen telah dijelaskan pada pasal 4 huruf (a) ”hak atas kenyamanan , keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa” 7. Tentu dengan adanya pemadaman listrik yang terjadi di kecamatan Rambah kota Pasir Pengaraian tentu telah bertentangan dengan hak-hak konsumen yang mana telah diatur oleh undang- undang perlindungan konsumen tepatnya untuk mendapatkan hak dari segi kenyamanan pemakaian listrik oleh pelanggan yang menggunakan listrik sebagai kebutuhan yang sangat diperlukan pada saat sekarang ini.

6 Sumber data, Hasil dari survey lapangan terhadap Ibu ria dan beberapa Pengusaha pada tanggal 16 Agustus 2017.

7Ahmad dan Sutarman, Hukum Perlindungan Konsumen, Rajawali Pers, Jakarta, 2010.

(6)

Kerugian dari pihak konsumen mengakibatkan adanya wanprestasi karena tidak terpenuhinya isi perjanjian yang telah di sepakati dalam Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL).Dalam perjanjian tersebut pengguna jasa listrik mengikatkan dirinya untuk membayar rekening listrik dan berhak mendapatkan tenaga listrik dan/atau pelayanan ketenagalistrikan.Namun apabila diperhatikan dalam kenyataannya masih ada konsumen PT. PLN (Persero) Area Pekanbaru Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pengaraian yang tidak menerima pelayanan listrik secara semestinya.Apabila ada tuntutan dari konsumen maka pihak pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas penggunaan tenaga listrik.

Pemberian ganti rugi atau kompensasi adalah hak dari masyarakat yang menjadi pelanggan sehingga dapat di perhitungkan. Namun selama ini , keluhan-keluhan yang disampaikan oleh masyarakat kepada lembaga konsumen hanya sebatas lisan saja. Selain mendapatkan ganti rugi, masyarakat juga berhak mendapatkan informasi terkait rencana PT.PLN (Persero) dalam pelaksanaan pemadaman listrik.8Mengingat listrik sangat lah berguna utuk menunjang aktifitas manusia, maka pelaksanaan pelayannan untuk memenuhi hak-hak konsumen merupakan hal yang utama yang harus diakukan.

Dan telah dijelaskan juga pada pasal 19 ”(1) bahwa pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat mengkomsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau di perdagangkan. (2) Ganti rugi tersebut dapat berupa pengambilan uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau serta nilainya, atau perawatan

8 http://www.antaranews.com

(7)

kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.” Bahwa segala upaya yang dimaksudkan dalam perlindungan konsumen tersebut tidak saja terhadap tindakan preventif, akan tetapi juga tindakan represif dalam semua bidang perlindungan yang diberikan kepada konsumen. Maka pengaturan perlindungan konsumen dilakukan dengan :9

1. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur keterbukaan akses informasi, serta menjamin kepastian hukum.

2. Melindungi kepentingan konsumen pada khususnya dan kepentingan seluruh pelaku usaha.

3. Meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa.

4. Memeberikan perlindungan kepada konsumen dari prektiknya usaha yang menipu dan menyesatkan.

5. Memadukan penyelenggaraan, pengembangan dan pengaturan perlindungan konsumen dengan bidang-bidang perlindungan pada bidang-bidang lainnya.

Namun dengan pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) yang terjadi di kecamatan Rambah rayon Pasir Pengaraian, pelanggan telah mengalami kerugian akibat dari pemadaman listrik ini, untuk itu haruslah dilakukan penelitian agar mengetahui perlindungan hukum terhadap kerugian pelanggan terkait pemadaman listrik diwilayah kecamatan Rambah.

9Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati.Hukum Perlindungan Konsumen , Mandar Muju, Bandung, 2000, hlm. 7.

(8)

Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi ini dengan masalah yang lebih mengerucut mengenai tidak terpenuhinya hak konsumen atas informasi yang benar, jelas dan jujur dan hak konsumen untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan atau penggantian, apabila barang dan/ atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru kecamatan Rambah Rayon Pasir Pangaraian.

Berdasarkan latarbelakang masalah diatas, penulis mengangkat tema ini dengan judul skripsi Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggan Listrik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru Kecamtan Rambah Rayon Pasir Pengaraian.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tanggung jawab yang di berikan oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru rayon Pasir Pengaraian di Kecamatan Rambah terhadap Pelanggan Listrik mengenai pemadaman listrik telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen?

2. Bagaimana upaya hukum konsumen yang telah dirugikan dengan adanya pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru Rayon Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah?

(9)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui perlindungan hukum yang di berikan oleh PT.PLN rayon Pasir Pengaraian di kecamatan Rambahmengenai pemadaman listrik telah sesuai dengan Undang-undang No.8 Tahun 1999.

b) Untuk mengetahui upaya hukum konsumen yang telah dirugikan akibat adanya pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru rayon Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah.

2. Manfaat Penelitian

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi para pelanggan listrik agar mengetahui perlindungan hukum terhadap hak Konsumen dalam penggunaan listrik pada PT.PLN ( Persero ) Area pekanbaru rayon Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah.

D. Tinjauan Pustaka

Perlindungan konsumen menyangkut banyak aspek dan salah satunya adalah aspek hukum. Dalam berbagai kajian/penelitian hukum tentang perlindungan konsumen terdapat seolah-olah sangat mengambang , bahkan kebijakan ekonomi yang ditempuh Orde Baru begitu mengabaikan kepentingan- kepentingan konsumen. Isu perlindungan konsumen oleh hiruk-pikuk pembangunan ekonomi lainnya yang sangat timpang.

Dalam Negara hukum sseperti Indonesia yang mengukuhkan sebagai Negara hukum yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat

(10)

(3) yang berbunyi : “ Indonesia adalah Negara hukum”. Ini bearti bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum.Dengan sendirinya perlindungan hukum menjadi unsur esensial serta menjadi konsekuensi dalam Negara hukum. Negara wajib menjamin hak-hak warga negaranya10

Prinsip perlindungan hukum di Indonesia adalah prinsip pengakukan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang bersumber pada pancasila, prinsip perlindungan hukum terhadap tindakan pemerintah bertumpu dan bersumber dari konsep pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi masnusia karena menurut sejarahnya di barat, lahirnya konseo-konsep tentang pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia diarahkan kepada pembatasan- pembatasan dan perletakan kewajiban masyarkat dan pemerintah.11

Konsumen merupakan pihak yang sangat rentan terhadap perilaku merugikan yang dilakukan oleh pelaku usaha, sehingga konsumen perlu mendapat perlindungan.Perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum yang memberi perlindungan kepada konsumen.12

Dengan adanya perlindungan konsumen maka diharapkan tindakan sewenang-wenang pelaku usaha yang merugikan konsumen dapat ditindak.

Adapun yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dari perlindungan konsumen, dimuat dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yang menyatakan bahwa Perlindungan konsumen bertujuan :

10 Muktie & A.Fadjar, Tipe Negara Hukkum, Bayumedia Publishing, Malang, 2005, hlm. 34.

11 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Ui Press, Jakarta, 1986, hlm, 22.

12Indonesia, Undang-undang Tentang Perlindungan Konsumen, UU No. 8 Tahun 1999, LN No.42 Tahun 1999, Pasal 1 angka 1.

(11)

a. Meningkatkan kesadaran , kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari akses negative pemakaian barang dan/atau jasa;

c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memiliki, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

d. Menciptakan sistem perlindungan yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha;

f. Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselematan konsumen.13

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang berlaku efektif pada 20 April 2000 hingga dikeluarkannya sejumlah peraturan perundang-undangan pelaksana Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) , belum banyak terdapat perubahan sikap perlakuan pelaku usaha terhadap konsumen. Hal ini jelas terlihat sebagaian besar komoditas yang terdapat pelanggaran-pelanggaran hak-hak.

13Ibid.pasal 3

(12)

Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen.Oleh karena itu,Undang-Undang Perlindungan Konsumen dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi Pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan.Faktor lain yang ikut menentukan rendahnya hukum konsumen adalah budaya hukum masyarakat Indonesia. Budaya hukum adalah nilai yang dianut, yang mempengaruhi sikap warga masyarakat tersebut, termasuk sikap tindakannya di bidang hukum.Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat kuat berusaha untuk mempertahankan harmoni dalam hubungan diantara mereka.Hal ini sangat berpengaruh terhadap sikap dan tindakan mereka di bidang hukum.

Upaya pemberdayaan ini penting kerena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha yang pada dasarnya prinsip ekonomi pelaku usaha adalah mendapat keuntungan yang semaksimal mungkin dengan modal seminimal mungkin. Prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Secara umum tuntutan ganti kerugian atas kerugian yang dialami oleh konsumen sebagai akibat pengguna produk, baik yang berupa materi, fisik maupun jiwa, dapat didasarkan pada beberapa ketentuan yang telah disebutkan, yang secara garis besarnya hanya ada dua kategori, yaitu ganti kerugian yang

(13)

berdasarkan wanprestasi dan tuntutan ganti kerugian berdasarkan perbuatan melanggar hukum.14

Perlindungan hukum adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen15. Kepastian hukum untuk memberikan perlindungan konsumen itu antaralain adalah dengan meningkatkan harkat dan martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang/jasa baginya, dan menumbuhkan sikap pelaku usaha yang jujur dan tanggung jawab16.

Perlindungan konsumen dalam hukum perdata berawal dari tarik menarik kepentingan antara sesama anggota masyarakat. Apabila seseorang merasa dirugikan oleh warga masyarakat lainnya tentu ia akan menggugat pihak lain tersebut untuk bertanggung jawab atas perbuatannya ,dalam hal ini bisa saja sudah terdapat hubungan hukum berupa perjanjian dibidang hukum perdata atau karena Undang-Undang17. PT.PLN (Persero) adalah suatu perusahaan yang bergerak selaku pemegang kuasa ketenagalistrikan yang maksudnya yaitu kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diserahi tugas semata-mata untuk melaksanakan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum, yang diberikan tugas untuk melakukan pekerjaan usaha penunjang tenaga listrik18 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 pasal 28

14Ahmadi Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada,2007, hlm.127.

15 Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm. 99

16Andrian Suted, Tanggung Jawab Produk Dalam Perlindungan Konsumen,Ghalia Indonesia, Bogor, 2008, hlm. 1

17 Radiansyah, Perlindungan Hukum Konsumen, di dalam Jurnal Mahkamah, Vol.6.No.1, UIR Pers, Pekanbaru, 2014, hlm. 78

18 Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 15 Tahun 1985 Tentang Ketenagalistrikan

(14)

ayat 1 mengatur mengenai kewajiban pemegang kuasa ketenagalistrikan yang berbunyi :

“pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik wajib :

a. menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar untuk dan keandalan yang berlaku;

b. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat;

c. memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan;dan d. mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

Menurut Cornrlis LAY, seorang sosiolog, hampir semua anak negeri disadarkan terhadap sejumlah persoalan pokok di seputar kelistrikan yang sekian lama diterima sebagai persoalan pribadi, kini bertukar raut dalam hitungan detik menjadi persoalan semua orang, akibat padamnya listrik (black-out). Pokok persoalan tersebut, antara lain:

1. kewenangan pada tingkat teknisi yang terungkap lewat melalui keringkihan sistem jaringan interkoneksi kelistrikan kita pada kemungkinan sabotase ;

2. Akibat-akibat sosial di tengah-tengah masyarakat seperti terungkap melalui kesadaran berupa derajat ketergantungan masyarakat yang sudah kronis pada listrik sebagai bagian yang sangat penting dalam siklus hidup,terutama masyarakat perkotaan Indonesia.

Tidak kunjung diselesaikan persoalan itu, ditanggapi masyarakat yang sering mengalami gangguan listrik dengan menyalahkan PLN sebagai perusahaan

(15)

lilin Negara karena sedemikian seringnya lilin menggantikan fungsi listrik yang sering padam tanpa pemberitahuan.

Merujuk prinsip-prinsip yang dianut undang-undang Ketenagalistrikan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PLN) wajib menyediakan tenaga listrik secara berkesinambungan dengan mutu dan keandalan yang baik sesuai dengan Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Nomor 30 Tahun 2009 yaitu :

a) Menyediakan tenaga listrik yang memenuhi standar mutu dan keandalan yang berlaku;

b) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada konsumen dan masyarakat;

c) Memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan ; dan d) Mengutamakan produk dan potensi dalam negeri.

Masalah yang diataur dalam peraturan tersebut diatas, sebenarnya sudah memberi dasar yangkuat tentang arti pentingnya standar mutu pelayanan PLN.

Ada dua langkah yang dilakukan sebagai penjabaran ketentuan diatas yaitu perlunya pelaksanaan yang mengaturdetail ketentuan diatas dan mensosisalisasikan peraturan tersebut kemasyarakat luas.

Dalam hal ini penulis telah melakukan tijauan terhadap penelitian terdahulu untuk menjadi acuan penulis melakukan penelitian sehingga dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian tersebut terdapat kesamaan penelitian “Skripsi Adi Mandala Putra dibuat tahun 2015 yang berjudul Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Pemadaman Listrik Oleh PT.PLN Rayon Panam Di Kecamatan Tampan

(16)

Kota Pekanbaru. Penelitian ini menjelaskan bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen terhadap pemadaman listrik oleh PT.PLN di kecamatan Tampan kota Pekanbaru .” Namun perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian peneliti terletak pada permasalahannya, dalam penelitian ini peneliti meneliti bagaimana perlindungan hukum terhadap kerugian Pelanggan mengenai pemadaman listrik oleh PT.PLN rayon Pasir Pengaraian di Kecamatan Rambah berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Sedangkan pada penelitian terdahulu hanya mengenai perlindungan hukum terhadap pemadaman listrik oleh PT.PLN.

E. Konsep Oprasional

Untuk menghindari kesalahpahaman pada penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan bahasan pengertian sesuai judul penelitian tersebut di atas sebagai berikut :

Perlindungan adalah perlindungan yang diberikan tidak hanya kepada seseorang, sekelompok orang, tapidiberikan rata kepada semuanya.19

Hukum adalah seluruh aturan tingkah laku berupa norma atau kaedah baik tertulis maupun yang tidak tertulis yang dapat mengatur dan menciptakan tata tertib dalam masyarakat, yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakatnya berdasarkan keyakinan dan kekuasaan hukum itu.20

Perlindungan hukum adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib dilaksanankan oleh aparat penegak hukum atau aparat keamanan untuk

19https://id.answers.yahoo.com, Diakses tanggal 20 Agustus 2017 jam 03. 10 Wib.

20Chainur Arrasijid, Pengantar Ilmu Hukum, Yani Corporation, Medan, 1988, hlm. 24.

(17)

memberikan rasa aman, baik fisik maupun mental, kepada korban dan sanksi dari ancaman, ganguan, error, dan kekerasan dari pihak manapun yang diberikan pada tahap penyelidikan, penuntutan, dan atas pemeriksaan disidang pengadilan.

Pengertian kerugian menurut Nieuwenhuis, adalah berkurangnya harta kekayaan pihak yang satu, yang disebabkan oleh perbuatan (melakukan atau membiarkan) yang melanggar norma oleh pihak lain21. Kerugian yang diderita seseorang secara garis besar dapat dibagi atas dua bagian, yaitu kerugian yang menimpa diri dan kerugian yang menimpa harta benda seseorang.Sedangkan kerugian harta benda sendiri dapat berupa kerugian nyata yang dialami serta kehilangan keuntungan yang diharapkan.

Dalam pengertian sehari-hari pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli dan menggunakan suatu produk ,baik barang maupun jasa ,secara terusmenerus.

Perlindungan konsumen dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen disebut “Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.”

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini termasuk dalam golongan penelitian observasi (observational research), yaitu dengan cara survey

21 Nieuwenhuis, pokok-pokok hukum perikatan, terjemahan Djasadin saragih, Universitas Airlangga, Surabaya, 1985,hlm. 57.

(18)

atau meninjau langsung kelokasi penelitian dengan menggunakan alat pengumpulan data yaitu wawancara dan kuesioner.22

Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penulis mencoba memeberikan gambaran secara rinci tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggan Listrik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pangaraian.23

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini berlokasi di PT.PLN (Persero) kecamatan Rambah rayon Pasir PengaraianPertimbangan penulis untuk menjadikan lokasi ini sebagai tempat penelitian kerena berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Populasi dan Sampel

Tabel I.I Populasi dan Sampel

NO Jenis Populasi Populasi Responden Keterangan 1 Pelanggan PLN 9.734 orang 20 orang Purposive

sampling 2 Menejer PT.PLN

Kecamatan Rambah

1 orang 1 orang Sensus Jumlah 9.735 orang 21 orang

Berdasarkan tabel I.I tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa dalam pengumpulan data dari Pelanggan listrik di Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pengaraian dilakukan dengan kuesieoner dengan metode pengambilan sampelnya adalah teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan

22Syafrinaldi, Buku Panduan Skripsi, UIR Press, Pekanbaru, 2014, hlm. 15.

23 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2004, hlm. 10.

(19)

pertimbangan tertentu agar sampel yang diambil nantinya sesuai dengan tujuan penelitian dapat memecahkan permasalahan penelitian serta dapat memberikan nilai yang dianggap relevan atau dapat mewakili objek yang akan diteliti24,sedangkan pengambilan sampel pada PT.PLN (Persero) RayonPasir Pengaraian dilakukan dengan wawancara dengan metode pengambilan sampel secara sensus.

4. Data dan Sumber data

Adapun data yang digunakan dalam mempelajari, membahas, dan meneliti penelitian ini yaitu:

1. Data primer,adalah data utama yang di peroleh oleh peneliti melalui responden atau sampel dengan menggunakan alat pengumpulan datadengan kuesioner dan wawancara yakni :

a. Tanggung jawab PT.PLN terhadap konsumen listrik berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pangaraian.

b. Upaya hukum Konsumen yang telah dirugikan akibat pemadaman listrik oleh PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru kecamatan Rambah Rayon Pasir Pangaraian.

2. Data sekunder, ialah data yang didapat dari bahan-bahan bacaan maupun literature panduan, berupa:

24Masri Singaribun, Metode Penelitian Survei, LP3es, 2012, hlm. 172.

(20)

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

b. Sumber- sumber pendukung lain baik dalam bentuk tulisan atau laporan yang telah disusun dalam daftar maupun yang telah dibukkan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

5. Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka alat pengumpulan data yang dipergunakanadalah :

a. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan terstruktur dengan alternative jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pun pendapat pribadinya. Dalam peneitian survey, penggunaan kuesioner merupakan hal pokok untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan sesuai pokok permasalahan dan tujuan penelitian hasil kuesioner tersebut berupa (pilihan) jawaban dari responden harus diolah , diedit, dan diberi kode lalu dihitung bersama dengan kuesioner lainnya. Dalam laporan hasil penelitian, data kuesioner akan menjadi uraian deskriptif dan teoritis, dan akhirnya diperoleh kesimpulan.25

Pengambilan sampling pelanggan listrik PT.PLN (persero) Area Pekanbaru Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pengaraian menggunakan penentuan purposive sampling .

25 Hardian Nawawi & M. Martini Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, Gajahmada Universiti Pers , Yogyakata, 1995, hlm. 101.

(21)

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam suatu penelitian untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face of face).26 Penulis akan melakukan dengan cara sistimatis dan dilandaskan kepada tujuan penelitian untuk memperoleh data yang tepat.

Interviwe yang digunakan adalah interview terpimpin yaitu dilakukan dengan mengunakan kerangka pertanyaan agar tidak banyak waktu terbuang, akan tetapi tidak menutup kemungkinan muncul pertanyaan yang baru agar pengumpulan data ini tidak monoton den terkesan formal tapi dibuat santai dan terarah27. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan wawancara kepada narasumber yaitu

“Pelaku usaha ialah PT.PLN (Persero) Area Pekanbaru Kecamatan Rambah Rayon Pasir Pangaraian”.

6. Analisis data

Analisis data setelah data diperoleh dengan baik data primer maupun data sekunder. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner disajikan dalam bentuk grafik sedangkan darihasil wawancara disajikan dalam bentuk uraian kalimat yang sederhana dan rinci dan kemudian data dianalisis dengan cara membandingkan dengan teori-teori hukum dan pendapat para ahli serta ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

26Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan, Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 69.

27Ibid.

(22)

7. Metode Penarikan Kesimpulan

Penuils mengambil kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif yaitu menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum kepada hal yaitu bersifat khusus yang berkaitan dengan sistem.

Gambar

Tabel I.I  Populasi dan Sampel

Referensi

Dokumen terkait

Disarankan kepada guru Biologi untuk menggunakan model kooperatif tipe STAD sebagai alternatif model pembelajaran dalam mengajarkan materi Biologi yang berhubungan

hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh Harga terhadap Kepuasan Pelanggan pengguna jasa kereta api sribilah kelas exsekutif Medan.. karakteristik dasar dalam orientasi

Istilah nilai (value) sering kali digunakan untuk mengacu pada kualitas relative suatu produk dikaitkan dengan strategi pemasaran produk bersangkutan. Perusahaan harus

Pertama-tama saya ingin mengucapkan Alhamdullilah puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok siswa yang belajar dengan strategi-strategi pembelajaran inovatif, yaitu strategi Kooperatif GI, PBL,

TUGAS UTAMA KPPU Pengawasan Kemitraan Pengendalian Merger Penegakan Hukum Advokasi Kebijakan KPPU memiliki kewenangan untuk memberikan saran dan pertimbangan atas kebijakan

Pemakaran dan Pendinginan Klinker9 >ampuran ahan aku #ang sudah ter*ampur rata diumpankan ke pre,heater' #ang merupakan alat penukar panas #ang terdiri dari serangkaian

Terhadap para terdakwa yang telah melakukan perdamaian (ishlah) dengan korban tidak serta merta dapat menghapuskan atau menghilangkan tanggung jawab para terdakwa terhadap