• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research ). Menurut Singarimbun dan Effendy (2006: 65) penelitian penjelasan tersebut dimaksudkan untuk menyoroti hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif eksplanatif, karena penelitian ini tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas (Bungin, 2001 : 48). Untuk mendukung penelitian ini, digunakan metode survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.

Riset survey merupakan pengumpulan informasi/ data secara sistematis dari responden untuk memperoleh pengertian mengenai perilaku mereka. Dengan menggunakan metode survei memungkinkan peneliti melakukan generalisasi suatu gejala sosial atau variabel sosial tertentu kepada gejala sosial atau variabel sosial dengan populasi yang lebih besar (Bungin, 2001 : 53).

B. Obyek Penelitian, Unit Analisis dan Lokasi

Obyek penelitian merupakan merupakan himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi ataupun barang yang akan diteliti. Dalam hal ini obyek penelitiannya adalah penilaian pegawai atas kepuasan komunikasi, kepuasan kerja dan kinerja di dalam organisasi

Unit analisis penelitian ini adalah staff pelaksana pada Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen. Pemilihan lokasi di Sekretariat Daerah ini karena Pemerintah Kabupaten Sragen merupakan salah satu kabupaten dengan pelayanan publik dan kinerja pemerintahan terbaik di Indonesia. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya penghargaan yang didapat oleh Kabupaten Sragen. Prestasi tersebut tentu tidak lepas dari peran Sekretariat Daerah sebagai pemberi layanan administratif kepada seluruh SKPD di Kabupaten Sragen.

36

(2)

Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah obyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian (Riduwan, 2012 : 6).

Populasi dalam penelitian ini adalah pelaksana di Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen yang berjumlah 191 orang dengan pembagian sebagai berikut berikut :

Tabel 2

Data Pegawai Pelaksana Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen

No Bagian Jumlah Pegawai

1 Pemerintahan dan Pertanahan 15

2 Hukum 9

3 Pemberdayaan Perempuan 7

4 Pembangunan 13

5 Sumber Daya Alam 6

6 Kesejahteraan Masyarakat 15

7 Umum 78

8 Organisasi Pemuda 9

9 Humas dan Protokoler 39

Jumlah 191

Sumber : Data Bagian Orpeg Sekretariat Daerah Sragen, 2015 2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan obyek penelitian (Sugiyono, 2010 : 60).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi, dalam hal ini adalah keseluruhan pegawai pelaksana di Sekretariat Daerah yang berjumlah 191 dijadikan sampel penelitian. Penggunaan total populasi sebagai sampel ini diharapkan akan lebih mewakili fakta yang ada.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu : 1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung dari responden

dalam hal ini adalah pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Sragen dengan

menggunakan kuesioner. Data primer dalam penelitian ini adalah jawaban dari

(3)

responden terhadap peryanyaan tentang kepuasan komunikasi, kepuasan kerja dan kinerja pegawai.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data diperoleh secara tidak langsung oleh peneliti, data ini dikutip dari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan penelitian, baik melalui buku, jurnal penelitian serta data tentang profil Sekretariat Daerah, struktur organisasi dan personalia.

E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini berisi indikator – indikator dari suatu variabel yang terkait dengan variabel tersebut. Singarimbun (1995:46) mendefinisikan definisi operasional sebagai semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur sebuah variabel.

1. Kepuasan Komunikasi (X)

Kepuasan komunikasi merupakan tingkat kepuasan pegawai Sekretariat Daerah dalam mempersepsikan komunikasi di lingkungannya secara keseluruhan. Untuk mengukur kepuasan komunikasi, penelitian ini menggunakan Communication Satisfaction Questionnaire (CSQ) yang dikembangkan oleh Downs dan Hazen (1977). CSQ ini merupakan salah satu instrumen yang paling komprehensif untuk mengukur kepuasan komunikasi. Banyak sekali penelitian di dunia yang menggunakan instrumen ini ketika melakukan riset terkait kepuasan komunikasi (Engin&Akgoz, 2013; Gulnar, 2006; Liang&Back, 2011; Ogunjinmi et al., 2013; Terek et al., 2015). Dalam CSQ terdapat delapan dimensi yang mengidentifikasikan kepuasan komunikasi yang stabil, yaitu iklim komunikasi, komunikasi dengan atasan, integrasi organisasi, kualitas media, perspektif organisasi, komunikasi dengan rekan kerja, umpan balik serta komunikasi dengan bawahan. Karena dalam penelitian ini yang diteliti adalah staff pelaksana maka indikator yang digunakan hanya tujuh, tanpa menyertakan indikator komunikasi dengan bawahan. Pengukuran dengan skala likert 1 sampai 5 mulai dari Sangat Tidak Memuaskan sampai dengan Sangat Memuaskan.

Pertanyaan dari tujuh indikator tersebut adalah :

(4)

1. Iklim Komunikasi

(X4) Orang – orang dalam organisasi saya memiliki kemampuan sebagai komunikator

(X11) Komunikasi organisasi memotivasi dan merangsang antusiasme untuk memenuhi tujuan organisasi

(X13) Komunikasi dalam organisasi menyenangkan dan sangat membantu saya

(X19) Komunikasi dalam organisasi pada dasarnya sehat 2. Komunikasi dengan atasan

(X8) Atasan saya mengetahui dan memahami masalah yang dihadapi oleh pekerja

(X10) Atasan saya mendengarkan dan memperhatikan saya

(X12) Atasan saya menawarkan bimbingan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan

3. Integrasi organisasi

(X1) Informasi tentang kemajuan dalam pekerjaan saya (X6) Informasi terkait pekerjaan saya

(X15) Saya menerima informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan saya

4. Kualitas media

(X16) Konflik ditangani dengan tepat melalui saluran komunikasi yang tepat (X18) Perintah/ instruksi dan laporan tertulis singkat dan jelas

(X21) Komunikasi dalam organisasi berjalan dengan baik 5. Komunikasi dengan rekan kerja

(X17) Komunikasi dengan karyawan lain berjalan dengan akurat dan mengalir bebas

(X20) Komunikasi informal berjalan dengan aktif dan tepat 6. Perspektif organisasi

(X2) Informasi tentang kebijakan dan tujuan organisasi

(X5) Informasi tentang kebijakan dan tujuan subbag organisasi

(X7) Informasi tentang capaian dan kegagalan organisasi

(5)

7. Umpan balik

(X3) Informasi tentang penilaian terhadap saya (X9) Pengakuan untuk usaha yang telah saya lakukan (X14) Atasan saya mempercayai saya

2. Kepuasan Kerja (Y)

Kepuasan kerja merupakan sebagai suatu keadaan emosional pegawai Sekretariat Daerah baik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan. Indikator kepuasan kerja menggunakan lima buah dimensi menurut Celluci dan De Vries dalam Mas’ud (2004:288) yaitu kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri, kepuasan atas gaji, kepuasan akan promosi jabatan, kepuasan dengan atasan serta kepuasan dengan rekan kerja.

Selanjutnya kelima indikator kepuasan kerja tersebut dibuat dalam pertanyaan untuk kuestioner. Pengukuran menggunakan skala Likert 1 sampai 5 mulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan Sangat Setuju.

Kelima Indikator tersebut selanjutnya dijadikan menjadi item pertanyaan.

1. Kepuasan dengan pekerjaan itu sendiri

(Y.1) Saya puas bekerja di instansi ini karena pekerjaan sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab saya

(Y.2) Saya puas bekerja di instansi ini karena pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang saya miliki

2. Kepuasan gaji

(Y.3) Saya puas bekerja di instansi ini karena gaji dibayarkan tepat waktu (Y.4) Saya puas bekerja di instansi ini karena mendapatkan tunjangan tepat

waktu

3. Kepuasan akan promosi jabatan

(Y.5) Saya puas bekerja di instansi ini karena atasan memberikan promosi jabatan secara adil

(Y.6) Saya puas bekerja di instansi ini karena atasan memberikan promosi jabatan secara terbuka kepada semua pegawai

4. Kepuasan dengan atasan

(Y.7) Saya puas bekerja di instansi ini karena atasan mengawasi

pekerjannya

(6)

(Y.8) Saya puas bekerja di instansi ini karena atasan memberikan kesempatan untuk berpartisipasi

5. Kepuasan deangan rekan kerja

(Y.9) Saya puas bekerja di instansi ini karena sesama rekan dapat saling bekerjasama

(Y.10) Saya puas bekerja di instansi ini karena sesama rekan saling membantu

3. Kinerja Pegawai (Z)

Kinejra adalah hasil kerja pegawai Sekretariat Daerah baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan. Indikator kinerja pegawai berdasarkan pernyataan Riduwan (2007:125) ada empat yaitu kualitas hasil kerja, kuantitas hasil kerja, konsistensi pegawai dan sikap pegawai. Diukur dengan skala Likert 1 sampai 5 mulai dari Sangat Tidak Setuju sampai dengan Sangat Setuju.

Selanjutnya keempat indikator tersebut dijadikan menjadi item pertanyaan kuestioner.

1. Kualitas hasil kerja

(Z.1) Saya mengerjakan suatu pekerjaan dengan penuh kecermatan

(Z.2) Skil / ketrampilan yang saya miliki sesuai dengan pekerjaan yang saya kerjakan

(Z.3) Melakukan evaluasi pekerjaan sebagai bentuk tanggung jawab pekerjaan

2. Kuantitas hasil kerja

(Z.4) Tingkat pencapaian volume kerja yang saya hasilkan telah sesuai dengan harapan instansi

(Z.5) Instansi menetapkan target pekerjaan pada pegawai dengan penuh perhitungan

3. Konsistensi pegawai

(Z.6) Datang dan pulang ke kantor untuk bekerja sesuai dengan waktu yang ditetapkan

(Z.7) Selalu bersedia bekerja lembur apabila pekerjaan belum selesai

(7)

4. Sikap pegawai

(Z.8) Mampu bekerjasama dengan pegawai lain dengan baik

(Z.9) Komunikasi terjalin dengan baik antar pegawai dan juga dengan pimpinan

(Z.10) Membantu rekan kerja yang lain apabila membutuhkan bantuan dalam penyelesaian pekerjaan

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian-rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis pula.

Dalam penelitian ini peneliti menyebar kuesioner yang berisikan pertanyaan tentang kepuasan komunikasi, kepuasan kerja dan kinerja yang sesuai dengan indikator definisi operasional. Kuesioner diberikan kepada seluruh sampel dengan tujuan untuk mengumpulkan jawaban yang akan dijadikan data penelitian. Dalam pertanyaan tersebut para responden telah disertai dengan alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert. Pengukuran dalam seluruh kuesioner menggunakan lima skala tingkatan dan responden diminta memberikan jawaban dengan memilih salah satu dari lima jawaban tersebut.

Lima pilihan jawaban tersebut berjenjang dimulai dengan respon negatif hingga positif.

Contohnya adalah :

Informasi tentang kemajuan dalam pekerjaan saya

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Memuaskan Tidak Memuaskan Ckp Memuaskan Memuaskan Sangat Memuaskan

Saya puas bekerja di instansi ini karena sesama rekan dapat saling bekerjasama

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Cukup Setuju Setuju Sangat Setuju

(8)

2. Studi Pustaka

Yaitu dengan menggunakan studi pustaka melalui buku, jurnal penelitian serta data dari Pemkab Sragen yang ada hubungannya dengan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Beberapa teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010 ). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur.

Penelitian ini menggunakan uji validitas Product moment (analisa butir) dimana skor-skor yang dimaksud dikolerasikan dengan skor total. Rumus korelasi tersebut adalah sebagai berikut :

{ }

2 2

{

2

( )

2

}

XY

n ( X) }

Y) X)(

( - XY r N

Υ

− Υ

∑ Σ

Σ Σ

= ∑

n X

Keterangan

r

xy

= Koefisien korelasi product moment X = Skor setiap item pertanyaan pertanyaan Y = Skor total dar item pertanyaan

n = Jumlah sampel

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2005: 39).

Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner kepuasan komunikasi yang dikembangkan oleh Downs dan Hazen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sementara untuk kuesioner kepuasan kerja dan kinerja, peneliti akan menguji cobakan terhadap 30 orang responden diluar sampel.

Hasil uji coba ini akan digunakan untuk mengukur validitas dan

reabilitasnya. Apabila pertanyaan sudah valid maka bisa digunakan untuk

penelitian namun apabila tidak valid pertanyaan bisa dibuang atau direvisi.

(9)

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005 : 42). Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius serta mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Sebuah kuestioner dikatakan reliabel apabila kuestioner tersebut digunakan untuk mengumpulkan data selama beberapa kali untuk mengukur gejala yang sama diperoleh hasil pengukuran yang relatif konsisten.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). “Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,60” (Ghozali, 2005: 42).

Apabila nilai reliabilitasnya berada dibawah 0,60 maka akan dianggap tidak reliabel atau handal.

Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS. Uji ini dibutuhkan karena Analisis Path dapat digunakan apabila variabel yang akan diukur dilakukan dengan alat ukur yang benar atau alat ukur tersebut telah memenuhi syarat valid dan realiabel.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji ini dilakukan sebagai syarat untuk melakukan uji regresi.

a. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ada korelasi antar variabel bebas, dengan memperhatikan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Sebagai prasyarat model regresi harus mempunyai nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2005 : 92).

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dimaksudkan untuk menguji apakah antar residual

terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat korelasi

maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Uji statistik yang

(10)

digunakan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Runs Test.

Apabila p value > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2005:104).

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regesi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas di dalam penelitian ini menggunakan Grafik Scatterplot . Ada tidaknya heteroskedastisitas diketahui dengan melihat sebaran serta ada tidaknya titik – titik yang membentuk pola tertentu, seperti titik – titik yang membentuk pola melebar kemudian menyempit, pola seperti gelombang pada Grafik Scatterplot. Apabila tidak ada pola yang jelas atau titik – titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y pada Grafik Scatterplot maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini digunakan kolmogorov smirnov, jika p value > 0,05, maka sebaran data dikatakan mendekati dsitribusi normal atau normal (Ghozali, 2005 : 114).

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Analisis jalur adalah suatu metode untuk menganalisis korelasi – korelasi yang menghasilkan estimasi empiris mengenai efek – efek dari variabel di dalam sistem kasual yang dihipotesiskan. Analisis jalur (path analysis) merupakan perluasan dari regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model kausal). Model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Secara matematis, analisis ini tidak lain adalah analisis regresi berganda terhadap data yang dibakukan. Dengan demikian, perangkat lunak statistika yang mampu melakukan analisis regresi berganda dapat pula dipakai untuk analisis jalur.

Subjek utama analisis ini adalah variabel-variabel yang saling berkorelasi.

(11)

Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis jalur, menurut Riduwan (2006) beberapa asumsi tersebut adalah :

a. Hubungan antar variabel bersifat linear, adaptif dan bersifat normal

b. Hanya sistem aliran kausal ke suatu arah yang berarti tidak ada arah kausal yang berbalik.

c. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau rasio d. Menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Penggunaan total

populasi sebagai sampel ini diharapkan akan lebih mewakili fakta yang ada e. Observed variabel atau variabel yang diteliti dapat diobservasi secara

langsung dan dapat diukur tanpoa kesalahan dimana instrumen pengukurannya harus terbukti validitas dan reliabilitasnya.

f. Model yang dianalisis diidentifikasikan dengan benar berdasarkan teori dan konsep yang relevan. Yang dapat diartikan model teori yang diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan sebab akibat variabel yang diteliti.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam path analysis adalah sebagai berikut.

1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

(1) menggambarkan diagram jalur lengkap, mentukan sub-sub strukturnya dan merumuskan persamaan struktural yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Gambar diagram jalur lengkapnya seperti pada gambar 4.

e

1

P

yx

P

zy

e

2

P

zx

Gambar 4.

Gambar analisis path Pengaruh Kepuasan Komunikasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai

Kepuasan Komunikasi (X) Kinerja Pegawai

(Z)

Kepuasan kerja

(Y)

(12)

(2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Persamaan regresi ganda:

Y = a + bX + e

1

Z = a + b Y + e

2

Keterangan :

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan (standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap, variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama dengan koefisien korelasi r sederhana.

(3) Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS

a. Apabila nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05 ≤ Sig), maka H

0

diterima dan H

a

ditolak, artinya tidak signifikan.

b. Apabila nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas Sig atau (0,05 > Sig), maka H

0

ditolak dan H

a

diterima, artinya signifikan.

3) Menghitung koefisien jalur secara individu.

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik H

0

: Pyx ≤ 0

H

a

: Pyx > 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t dengan

program SPSS. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur,

(13)

dibandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel denga taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan; dk = (n – 2) . Selanjutnya dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

(1) Jika t-hitung < t-tabel, maka H

0

diterima dan H

a

ditolak, artinya tidak signifikan.

(2) Jika t-hitung > t-tabel, maka H

0

ditolak dan H

a

diterima, artinya signifikan.

4) Meringkas dan menginterpretasikan hasil hitungan pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total.

Pengaruh langsung adalah pengaruh yang tidak dimediasi oleh variabel lain

dalam sebuah model. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah ukuran

perubahan dimana variabel terikat berubah menjadi variabel mediasi apabila

variabel bebas dibuat fit. Pengaruh total adalah pengaruh langsung ditambah

dengan pengaruh tidak langsung (Riadi: 2013: 12-20).

Gambar

Gambar analisis path Pengaruh Kepuasan Komunikasi dan Kepuasan Kerja  terhadap Kinerja Pegawai

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerangka pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematik mahasiswa Program Studi Pendidikan

seperti berkelahi, pada awalnya mereka selesaikan sendiri tanpa harus diselesaikan oleh pengasuh. Kondisi ini menunjukkan perilaku dapat menyelesaikan masalah sendiri

Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh negara anggota dan bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil.. Pertemuan pertama

Kini menjadi hal yang mungkin untuk mengisolasi suatu region spesifik dari suatu genome, yaitu total informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme; dan untuk

Berdasarkan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan memanfaatkan beberapa bahan baku lokal tersebut dalam formulasi pakan pembesaran udang vaname yang

menggunakan bentuk penyajian simbolis didasarkan kepada penelusuran pada aspek-aspek yang terdiri dari tipe tari, gerak, alur tari, kostum dan properti yang

Vasodilator yang bekerja langsung adalah obat tahap III yang bekerja dengan merelaksasikan otot-otot polos dari pembuluh darah terutama arteri, sehingga