• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi dan Peran dan PBB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Fungsi dan Peran dan PBB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah dan Perkembangan PBB

A. Latar Belakang

Setiap peperangan selalu menimbulkan kehancuran, baik pihak yang dikatakan menang maupun pihak yang kalah, bahkan banyak peristiwa perang mengakibatkan lenyapnya sebuah bangsa atau sebuah negara. Upaya menghindari peperangan yang mengancam manusia, diusahakan dengan membentuk suatu lembaga perdamaian yang merupakan persatuan seluruh bangsa atas kehendak bebas negara masing-masing. Untuk bersama-sama menjaga dan menjamin keamanan dan ketertiban bersama.

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka setelah perang Dunia Pertama (1914-1919) yang berakhir dengan adanya perjanjian Versailles 1919 antara pihak yang berperang Jerman Raya, Austria, Turki Raya vs Inggris dan Perancis, terbentuklah Liga Bangsa-Bangsa atau League Of Nations. Tetapi LBB sebaagai organisasi perdamaian dunia tidak memiliki umur panjang karena dua puluh tahun kemudian ternyata LBB tidak mampu bertindak dan akhirnya perdamaian dunia tidak dapat dipertahankan lagi.

B. Terbentuknya PBB

Pada saat Perang Dunia II sedang berkecamuk, dua negarawan yakni Winston Churchill (PM Inggris) beserta Franklin Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat) mengadakan pembicaraan khusus diatas sebuah kapal milik AS “Agusta” diperairan New Foundland Samudera Atlantik, untuk meredakan peperangan. Pertemuan tanggal 14 Agustus 1941 menghasilkan suatu piagam yang merupakan suatu deklarasi tentang hak kebebasan, kemerdekaan, dan perdamaian dunia. Piagam tersebut telah ditandatangani oleh kedua pihak sehingga disebut juga Piagam Atlantik atau Atlantic Charter yang pokoknya berisi antara lain sebagai berikut:

 Tidak dibenarkan adanya perluasan daerah sesamanya

 Segala bangsa berhak untuk menentukan bentuk pemerintahannya dan

menentukan nasibnya.

 Semua negara berhak turut serta dalam perdagangan dunia

 Mengusahakan perdamaian dunia yang membuat setiap bangsa dapat hidup

bebas dari rasa takut dan bebas dari kemiskinan.

(2)

C. Lahirnya PBB

Langkah pertama kearah pembentukan PBB ialah ditandatanganinya deklarasi antara negara-negara Sekutu tertanggal 12 Juni 1941 di St. James’s Palace London oleh wakil-wakil Australia, Kanada, Selandia Baru, Uni Afrika Selatan, Kerajaan Inggris serta pemerintah pelarian/pengungsian Belgia, Chekoslovakia, Yunani, Luksemburg, Negeri Belanda, Norwegia, Polandia dan Yugoslavia serta turut pula Jenderal De Gaulle dari Perancis.

Dalam Deklarasi London tersebut dinyatakan antara lain bahwa satu-satunya dasar yang sejati bagi pemeliharaan perdamaian adalah kehendak bekerjasama antara bangsa-bangsa yang bebas didunia, dimana semua orang bebas dari ancaman agresi, dapat menikmati ketentraman ekonomi dan sosial serta bahwa mereka bersedia untuk bekerja sama demi tujuan itu dan juga bekerja sama dengan bangsa-bangsa bebas lainnya, dalam masa perang maupun damai.

 Piagam Atlantik (Atlantic Charter)

Dua bulan setelah itu, yaitu tanggal 14 Agustus 1941, diadakan deklarasi bersama di Samudera Atlantik antara Presiden Franklin Delano Roosevelt dari Amerika Serikat dan Perdana Menteri Winston Churchill dari Inggris, kemudian menghasilkan apa yang terkenal dengan nama Atlantic Charter. Piagam ini pada dasarnya memuat beberapa prinsip bersama dalam menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan nasional dua Negara. Selain itu dinyatakan pula dalam dokumen tersebut kehendak untuk melaksanakan kerjasama sepenuhnya antara semua bangsa dibidang ekonomi dengan tujuan menetapkan bagi semua orang perbaikan standar harga, kemajuan ekonomi dan jaminan sosial.

 Deklarasi PBB (Declaration by United Nations)

Deklarasi ini ditandatangani pada tanggal 1 Januari 1942 oleh wakil-wakil 26 negara di Washington, yang menentang negara-negara Axis. Istilah PBB muncul dalam usulan presiden Roosevelt dari Amerika Serikat.

 Konferensi Moskow

(3)

perdamaian dan terbuka keanggotaannya bagi sermua negara besar dan kecil, demi untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.”

 Konferensi Teheran

Satu bulan kemudian setelah konferensi Moskow pada tanggal 1 Desember 1943, Presiden Roosevelt, Presiden Stalin dan PM Churchill mengeluarkan deklarasi di Teheran yang antara lain berbunyi: “Kami mengakui sepenuhnya tanggung jawab yang luhur atas pundak kami dan atas semua bangsa yang bersatu untuk mewujudkan suatu perdamaian yang akan meliputi kehendak rakyat seluruh dunia dan menghalau bencana dan teror peperangan bagi generasi-generasi.”

 Konferensi Dumbarton Oaks

Pada tanggal 21-28 Agustus 1944, diselenggarakan perundingan di Washington DC, tepatnya di Dumbarton Oaks berupa pembicaraan tingkat pertama antara wakil-wakil USSR, Inggris, dan Amerika Serikat. Perundingan tingkat kedua dilakukan Cina, Inggris, dan Amerika Serikat pada tanggal 29 September 1944 – 7 Oktober 1944. Seluruh persetujuan yang dapat dicapai keempat kekuatan tersebut dihimpun menjadi usul-usul bagi pembentukan sebuah organisasi internasional umum.

Konferensi Dumbarton Oaks membicarakan tentang tujuan dan asal organisasi, keanggotaan dan kelengkapan utama dan keamanan internasional serta kerjasama internasional dibidang ekonomi dan sosial. Pada konferensi itu diusulkan badan yang paling menentukan pemeliharaan perdamaian dunia yaitu lima negara besar: Cina, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat harus menjadi anggota tetap.

 Konferensi di Yalta

Pada tanggal 4 – 11 Febuari 1945 yang dihadiri Presiden Roosevelt, PM Churchill dan Premier Stalin. Ditegaskan kembali niat yang serius untuk mendirikan organisasi internasional umum demi memelihara perdamaian dan keamanan, yang sangat hakiki guna menghindarkan agresi serta menyingkirkan sebab politik dan sosial juga peperangan dengan jalan kerjasama yang erat dan langgeng antara semua bangsa yang cinta damai.

(4)

sementara Perancis, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat. Persoalan yang timbul dalam konferensi ini adalah masalah veto, yang menyebabkan Soviet berbeda pendapat dengan Inggris dan Amerika Serikat. Namun tercapai pula rumusan kompromi, veto dapat digunakan sekalipun salah satu negara besar menjadi pihak yang bersengketa. Disepakati pula, bahwa Inggris dan Amerika Serikat mendukung permintaan Soviet agar Ukraina dan Byelo Rusia diterima menjadi anggota PBB.

 Konferensi San Fransisco

Konferensi San Fransisco tanggal 25 April 1945 yang dikenal sebagai “The United Nations Conference Of Intenational Organization”, dihadiri oleh lima negara termasuk lima pemerintah sponsor. Bertindak sebagai ketua delegasi negara-negara sponsor ialah Anthony Eden dari Inggris, Edward R Jr dari Amerika Serikat, T.V. Soong dari Cina dan V.M. Molotov dari Uni Soviet. Namun Presiden Roosevelt wafat dan tidak sempat membuka konferensi yang telah lama diidam-idamkannya itu.

Pada tanggal 25 Juni 1945 diselenggarakan Sidang Pleno terakhir di Gedung Opera San Fransisco pada kesempatan itu keseluruhan Piagam PBB disetujui secara bulat, dan keesokan harinya tanggal 26 Juni 1945 piagam tersebut ditandatangani dalam suatu upacara mulia dan anggun di Auditorium Veterans Memoriam Hall. Pada tanggal 24 Oktober 1945 Piagam PBB mulai mempunyai daya berlaku, bertepatan dengan saat Cina, Perancis, Uni Soviet, Inggris dan Amerika Serikat serta sebagian besar negara penandatangan lainnya menyampaikan kelengkapan ratifikasi mereka. Pada tanggal 31 Oktober 1947 ditetapkan bahwa tanggal 24 Oktober hari ulang tahun berlakunya Piagam PBB, dinyatakan secara resmi sebagai Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa.

D. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa

1. Kerangka Dasar:

1) Preamble atau Mukadimah, yang diawali dengan empat tujuan dan kemudian disusul oleh 4 sarana atau syarat untuk mencapai tujuan itu dan satu dictum

(5)

3) Status dari Mahkamah Internasional yang terdiri dari 5 Bab dan dibagi dalam 70 Pasal.

2. Asas dan Tujuan Tujuan PBB ialah:

 Memelihara perdamaian dan keamanan

 Mengembangkan hubungan persahabatan antara bangsa-bangsa

berdasarkan penghargaan atas asas persamaan hak-hak dan penentuan nasib sendiri dari bangsa-bangsa, dan mengambil tindakan-tindakan lain yang tepat guna memperkokoh Perdamaian Dunia.

 Mewujudkan kerjasama internasional dalam memecahkan

masalah-masalah internasional yang bercorak ekonomi, sosial, kebudayaan atau kemanusiaan, dalam memajukan dan mendorong penghargaan terhadap hak-hak manusia dan kebebasan-kebebasan dari dan bagi semua orang tanpa membedakan bangsa, kelamin, bahasa atau agama.

 Menjadi pusat untuk menyerasikan tindakan-tindakan bangsa-bangsa

dalam mencapai tujuan bersama.. Organisasi ini dinyatakan diatas, akan bertindak sesuai dengan asas-asas berikut :

i) Organisasi ini didasarkan atas asas persamaan kedaulatan dari semua anggotanya

ii) Semua anggota dengan maksud untuk menjamin bagi dirinya masing-masing semua hak dan manfaat yang timbul dari keanggotaannya akan memenuhi dengan jujur kewajiban yang diterimanya sesuai dengan piagam ini.

iii) Semua anggota akan menyelesaikan dengan jalan damai sengketa-sengketa internasional mereka sedemikian rupa, sehingga perdamaian, keamanan internasional dan keadilan tidak terancam.

iv) Semua anggota dalam hubungan internasional mereka akan menghindarkan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik suatu negara atau dengan cara apapun yang bertentangan dengan tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(6)

vi) Organisasi ini akan menjamin agar negara-negara yang bukan anggota PBB bertindak sesuai dengan asas-asas ini sejauh diperlukan bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.

vii) Tidak satu ketentuan pun dalam piagam ini dapat memberi kuasa kepada PBB untuk mencampuri urusan pada hakikatnya termasuk yuridiksi dalam negeri suatu negara atau yang dapat menurut anggota-anggota mengajukan penyelesaian urusan tersebut menurut piagam ini.

3. Masalah Keanggotaan

Masalah keanggotaan PBB diatur dalam Bab II Pasal 3 – Pasal 6 Piagam. Pasal 3 mengatur tentang kedudukan anggota asli/pemula PBB.

Mereka yang termasuk anggota pemula PBB adalah:

 Negara-negara yang telah ikut serta dalam konferensi San Fransisco

tanggal 25 April 1945

 Negara-negara yang terlebih dahulu menandatangani Deklarasi

Washington tanggal 1 Januari 1942

 Negara pada point 1 dan 2 diatas yang telah menandatangani piagam dan

meratifikasinya sesuai dengan pasal 110 piagam. Pasal 4 mengatur tentang penerimaan anggota-anggota baru :

 Keanggotaan dalam PBB terbuka untuk semua negara lain yang cinta

damai dan menerima kewajiban-kewajiban yang tertera dalam piagam ini dan yang berdasarkan pertimbangan organisasi ini sanggup dan bersedia menyelesaikan kewajiban-kewajiban ini.

 Penerimaan suatu negara yang demikian kedalam keanggotaan PBB

dilakukan dengan keputusan Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan. Pasal 5: Mengatur tentang suatu negara yang sedang dikenakan tindakan preventif ataupun kekerasan dapat diskors atau dikenakan penangguhan dari penggunaan hak-hak dan hak-hak istimewa tersebut dapat dipulihkan kembali oleh Dewan Keamanan.

Pasal 6: Suatu anggota PBB yang terus menerus melanggar asas-asas yang tertera dalam piagam dapat dikeluarkan dari organisasi oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan.

(7)

Malaysia/Inggris semasa pemerintahan Soekarno, Indonesia menyatakan menarik diri dari keanggotaan PBB dan sekaligus dalam berbagai badan khusus PBB. Dengan alasan masuknya Malaysia kedalam keanggotaan Dewan Keamanan, sewaktu Indonesia dan Filipina masih berada dalam sengketa dengan Malaysia. Surat pengunduran diri pemerintah Republik Indonesia oleh Menteri Luar Negeri kepada Sekjen PBB tertanggal 20 Januari 1965. Sebagai Sekjen PBB, U Thant ketika itu dalam suratnya kepada Pemerintah Republik Indonesia tertanggal 26 Febuari 1965 bahwa keluarnya Indonesia dari PBB itu telah menimbulkan sesuatu yang tidak mempunyai ketentuan-ketentuan yang tegas dalam piagam. Republik Indonesia kembali masuk menjadi anggota PBB dan badan khusus lainnya pada bulan September 1966, dengan cara menempuh suatu “Simple Procedure” yaitu, suatu cara sederhana yang tidak tersedia pengaturannya dalam piagam.

4. Sistem PBB

Sistem PBB berdasarkan lima organ (sebelumnya enam):

Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa: Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh negara anggota yang bertemu setiap tahun dibawah seorang Presiden Majelis Umum yang dipilih oleh wakil-wakil.

Tugas Majelis Umum PBB:

 Pelaksanaan Perdamaian dan Keamanan Internasional

 Kerjasama di lapangan perekonomian internasional

 Sistem perwakilan internasional

 Keterangan-keterangan mengenai daerah-daerah yang belum mempunyai

pemerintah sendiri.

 Urusan keuangan

 Penerapan keanggotaan dan penerima anggota

 Perubahan piagam Tugas Dewan Keamanan PBB:

 Menginvestigasi keadaan apapun yang mengancam perdamaian dunia

 Merekomendasikan prosedur penyelesaian sengketa secara damai

 Menjalankan keputusan Dewan Keamanan PBB Tugas Dewan Ekonomi dan Sosial PBB:

 Mengadakan penyelidikan dan menyusun laporan sosial, pendidikan dan

kesehatan diseluruh dunia.

 Mengadakan pertemuan-pertemuan internasional tentang hal-hal yang

menyangkut wewenangnya Sekretariat PBB:

(8)

oleh mereka. Sekretariat PBB bertanggung jawab atas pengaturan agenda dari Sekertaris Jendral PBB.

Mahkamah Internasional:

Merupakan badan kehakiman yang terpenting dalam PBB. Mahkamah terdiri dari lima belas hakim yang dikenal sebagai “anggota mahkamah”.

5. Peranan dan Fungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa

PBB mempunyai peran yang cukup banyak, antara lain sebagai berikut:

1) PBB mengambil tindakan tegas dalam masalah dekolonialisasi dengan mendesak kepada pemerintah koloni, jika perlu dengan tindakan paksaan melalui Dewan Keamanan PBB.

2) Sikap PBB terhadap politik “Appartheid” di Afrika Selatan yang menganggap politik tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan.

3) PBB berusaha mengumpulkan para pemuda di seluruh dunia dalam suatu wadah “World Youth Assembly” dengan harapan mereka menjadi penerus yang baik dalam usaha mempertahankan perdamaian dunia.

4) PBB juga menyadari pentingnya penanggulangan peledakan penduduk yang menyebabkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

Sebagaimana sejarah kelahirannya, PBB diharapkan dapat menjalankan fungsinya, yaitu sebagai berikut:

Fungsi proteksi, yaitu PBB berusaha memberikan perlindungan kepada seluruh anggota.

Fungsi integrasi, yaitu PBB sebagai wadah atau forum untuk membina persahabatan dan persaudaraan bangsa–bangsa.

Fungsi sosialisasi, yaitu PBB sebagai sarana untuk menyampaikan nilai–nilai dan norma kepada semua anggota.

Fungsi pengendali konflik, yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkan dapat mengendalikan konflik–konflik yang muncul dari sesama anggota sehingga tidak sampai menimbulkan ketegangan dan peperangan sesama anggota PBB. Fungsi kooperatif, yaitu PBB sebagai lembaga internasional diharapkan mampu membina/mendorong kerjasama di segala bidang antar bangsa di dunia.

(9)

Fungsi arbitrase, yaitu PBB hendaknya dapat menyelesaikan masalah–masalah secara hukum yang timbul dari sesama anggota sehingga tidak menjadi masalah yang berkepanjangan yang dapat mengganggu perdamaian dunia.

Peran PBB dalam Bidang Keamanan, Perdamaian, dan Kemerdekaan

Telah berhasil menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda (masalah Irian Barat).

Menyelesaikan masalah penjajahan di beberapa daerah Afrika sehingga muncul negara–negara di Afrika menjadi negara merdeka.

Penyelesaian konfrontasi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tentang penempatan peluru kendali/nuklir di Kuba.

Penyelesaian konflik di Timur Tengah mengenai Terusan Suez. Membantu meredakan krisis di Libanon.

Misi peninjauan PBB untuk membantu memisahkan pasukan setelah timbul peperangan antara India dan Pakistan.

Telah berhasil mencegah timbulnya perang nuklir antara negara adi kuasa (Amerika Serikat dan Uni Soviet).

Membantu proses kemerdekaan Timor–Timur.

Ikut menyelesaikan konflik politik antara negara–negara yang tergabung dalam Uni Soviet.

Peran PBB dalam Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Memberikan bantuan–bantuan kesejahteraan dan pembangunan di negara–negara yang sedang berkembang melalui badan–badan khusus PBB, seperti ILO, WHO, FAO, UNESCO, UNICEF, dan IMF.

Penghapusan dalam segala bentuk dominasi rasial.

Penghapusan diskriminasi terhadap wanita yang mencakupi hak, politik, ekonomi, sosial–budaya dan kewarganegaraan.

Memberikan bantuan bahan makanan untuk kesejahteraan anak–anak melalui UNICEF.

Penanggulangan berjangkitnya penyakit cacar melalui program WHO.

Memajukan kerja sama internasional tentang ilmu pengetahuan seperti penggunaan tenaga atom/nuklir untuk maksud–maksud damai, menyelamatkan bangunan–bangunan kuno Mesir yang terancam genangan air oleh bendungan Aswan dan pemugaran Candi Borobudur di Yogyakarta.

(10)

a. Berdasarkan persamaan kedaulatan dari sekalian anggota-anggotanya b. Susunan anggota harus memenuhi dengan kepercayaan penuh kewajiban-kewajiban mereka, sebagaimana tercantum dalam Piagam PBB.

c. Mereka harus menyelesaikan persengketaan internasional mereka dengan jalan damai dan tanpa membahayakan perdamaian, keamanan dan keadilan. d. Mereka harus menjauhi, dalam hubungan internasional mereka, penggunaan ancaman dan kekerasan terhadap negara lain.

e. Mereka harus memberikan kepada PBB setiap bantuan, dalam tindakan apa saja yang diambil selaras dengan Piagam PBB dan mereka tidak akan membantu negara terhadap siapa diadakan tindakan preventif atau paksaan. f. PBB harus memastikan bahwa negara yang tidak merupakan anggota bertingkat selaras dengan asas tersebut, sejauh itu perlu memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

g. Tak satupun dalam Piagam PBB, boleh memberikan wewenang pada PBB untuk turut campur dalam persoalan yang merupakan semata-mata persoalan dalam negeri negara mana saja.

h. Bahasa resmi PBB ialah bahasa-bahasa Cina, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol. Bahasa-bahasa yang dipergunakan ialah bahasa Inggris dan Perancis, bahasa Spanyol juga digunakan dalam Majelis Umum dan Dewan Ekonomi dan Sosial.

i. Keanggotaan PBB terbuka untuk semua negara yang cinta damai serta menerima syarat Piagam PBB dan dalam pertimbangan, sanggup serta bersedia untuk memenuhi syarat-syarat tersebut.

j. Anggota-anggota teras PBB ialah negara-negara yang menandatangani pernyataan PBB pada tanggal 1 Januari 1942 atau yang turut ambil bagian dalam konferensi San Fransisco dan yang menandatangani serta meratifikasi Piagam PBB.

k. Negara-negara lain dapat diperkenankan menjadi anggota oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.

(11)

Mengenai tujuan dan asas-asas PBB ini telah tersimpul dalam Mukadimah Piagam PBB yang menyatakan cita-cita serta tujuan bersama daripada bangsa-bangsa yang pemerintahanya turut serta dalam bentuk perserikatan bangsa-bangsa. Mukadimah Piagam PBB tersebut berbunyi:

Kami rakyat Perserikatan Bangsa-Bangsa bertekad:

a. Menyelamatkan generasi-generasi yang akan datang dari cemeti perang, yang dua kali dalam hidup kita telah membawa kesedihan yang tak terhingga kepada umat manusia.

b. Memperkuat kepercayaan kepada hak-hak manusia, martabat, dan harga pribadi manusia, pada kesamaan hak-hak manusia laki-laki maupun wanita dan bangsa-bangsa yang besar maupun yang kecil.

c. Menetapkan syarat-syarat di bawah mana keadilan dan kehormatan untuk kewajiban-kewajiban yang timbul akibat perjanjian-perjanjian dan sumber-sumber hukum internasional yang lain dapat dipelihara.

d. Memajukan perkembangan sosial dan tingkat hidup yang lebih baik dalam kebebasan yang lebih besar.

Agar maksud dan tujuan ini dapat tercapai serta terlaksana, maka upaya yang akan dilaksanakan oleh PBB adalah:

a. Berusaha untuk bersikap sabar dalam hidup, bersama secara damai sebagai tetangga yang baik.

b. Mempersatukan kekuatan anggota untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.

c. Memastikan, dengan menerima asas-asas serta penerapan cara-cara bahwa kekuatan bersenjata tidak akan dipergunakan, kecuali untuk kepentingan bersama.

(12)

Dalam pembukaannya, Piagam PBB mengumandangkan kepercayaannya dalam hak-hak asasi manusia, kemuliaan dan nilai orang perorangan dalam kesamaan hak antara wanita dan pria. Dalam berbagai ketentuan yang terdapat dalam Piagam, berkali-kali diulang penegasan bahwa PBB akan mendorong, mengembangkan, dan mendukung penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua tanpa membedakan suku, kelamin, bahasa dan agama.

Wewenang Majelis Umum dibidang penanganan hak-hak asasi didasarkan pada Pasal 55C yang berisikan penegasan atas penghormatan secara universal dan efektif hak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan pokok bagi semua tanpa membedakan suku, kelamin, bahasa dan agama. Pasal 55C ini diperkuat oleh Pasal 13 Ayat 1B mengenai upaya Majelis Umum untuk mempermudah pelaksanaan hak-hak asasi dan kebebasan pokok-pokok tersebut.

Majelis Umum juga dibantu oleh salah satu Organ Utama PBB yaitu Dewan Ekonomi dan Sosial yang dapat membuat rekomendasi-rekomendasi agar terlaksanannya penghormatan yang efektif terhadap hjak-hak asasi dan kebebasan-kebebasan pokok. Disamping itu, Dewan Ekonomi dan Sosial dapat juga membentuk komisi untuk memajukan hak-hak asasi dan juga komis-komisi lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas-tugasnya.

(13)

Ada dua lembaga-lembaga PBB yang khusus mengenai masalah hak-hak asasi. Yang pertama adalah Organisasi Buruh Sedunia (ILO).

Organisasi ini termasuk tertua yang didirikan pada tahun 1919. Organisasi tersebut bagian dari Perjanjian Versailles. Di tahun 1946, badan tersebut menjadi salah satu badan khusus PBB. Organisasi internasional ini bertugas memperbaiki syarat-syarat bekerja dan hidup para buruh dan membuat penerimaan konvensi-konvensi internasional mengenai buruh dan mebuat standar minimum dibidang gaji, jam kerja, syarat-syarat pekerjaan dan jaminan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

Diperjelas lagi oleh Lang (2010) bahwa place sebagai setting tempat tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diinginkan pemakainya bila tidak ada link yang saling

b. Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Petanggungjawaban Pelaksanaan APBD, dengan jumlah anggaran sebesar Rp.44.992.000,00 dan

yang dibutuhkan oleh nasabah untuk membeli jasa/barang dengan kewajiaban mengemballikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margn keuntungan BMT pada jangka

Hasil menunjukkan kualitas perairan Sungai Musi untuk nilai­ nilai dari beberapa parameter kimia seperti amonia, sulfi da, besi, mangan, klorida lebih tinggi dari

Dalam program KKN Tematik Cipta Karya ini, mahasiswa UNAIR diminta untuk memfasilitasi masyarakat untuk memelihara proyek pekerjaan umum yang telah dikerjakan oleh

Drs. Abdul Haris, M.Ag. Rusdi Jamil, M.Ag. Akhmad Shodiq, M.Ag. Sururin, M.Ag NIP.. Untuk mengungkapkan data-data yang di dapat, & mendeskripsikan metode dan model

Data dianalisa berdasarkan permintaan, persediaan dan jumlah produksi yang pernah dilakukan oleh Toko Beras Sihotang Pada metode penarikan kesimpulan samar

Untuk membuat penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil yang lebih baik,diperlukan adanya penelitian lebih lanjut tentang pembuatan karbon aktif dari kulit salak