ASPEKHUKUM PERLINDUNGANKONSUMEN : KOSMETIKYANG MENGANDUNG ZATA a
y^8‘
SKRIPSI
Diajukansebagaisalah satusyarat Untukmenempuh ujian
Sarjana hukum
OLEH:
ALYAZULTAN1KA 02023100030
UNIVERSITASSRIWIJAYA FAKULTASHUKUM
INDERALAYA 2006
5
*
ASPEKHUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP i »
KOSMETIKYANG MENGANDUNG ZAT
t
'
PERSETUJUANSKRIPSI
y
Nama
NomorIndukMahasiswa ProgramStudi
Program Kekhususan
:AXyazultanika :02023100030 :IlmuHukum
:Studi Ilmu HukumDan Bisnis
*
Indcralaya, November2006
< | Menyetujui:
PembimbingUtama Pembimbjng Pembantu
% AmrullahArpan.SJH.JslL
AnnaIisa«Y..S.H.JVl.Hum.
t*
\ NIP. 130876415 NIP. 131 677954TelahMengikutiUjianSkripsiPada
Hari : Kamis
: 9 November2006 Tanggal
TIMPENGUJI
1. Ketua : H. FahmiYoesmarAR, S.H,M.S )
^ \___,
2. Sekretaris : MuhamadRasyid,S.H,M.HUM
3. Anggota : Ahmaturrahman, S.H
4. Anggota : Ammilah Arpan,S.H,S.U
Indcralaya, Agustus2006 Mengetahui:
DekanFakultas Hukum Sriwijaya
d Ariman.S.H..M.H
^^#604256
Motto: a...Sesungguhnyasetelahkesulitanituada kemudahan...
(Qs :Al-Insyirah : 6)
Kupersembahkan kepada :
♦ AllahSWT
♦ AyahdanIbutercinta
♦ AdikkuAttyatersayang
♦ Bagianterindah dalamhatiku My Franh
♦ Almamater
KATAPENGANTAR
Bismillahiirahmanirrahim Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukuratas kehadiratAllah SWT, yangtelah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi denganjudul:
“ASPEKHUKUM PERLINDUNGAN KONSUMENTERHADAP KOSMETIK YANGMENGANDUNG ZATADITIF.”
Dalam penulisanskripsi inipenulismenyadaribahwamasihbanyak terdapat kekurangan-kekurangan, hal ini dikarenakan oleh keterbatasan yang dimiliki oleh penulis . Untuk itu, penulis dengan rendah hati menerima kritikan dan saran yang bersifatmembangunagarlebih baikdi masadepan.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan peran serta berbagai pihak,untukituterimakasihyangsebesar-besarnyapenulisucapkan kepada:
1. Bapak H.M. Rasyid Ariman, SH, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum UniversitasSriwijaya.
2. BapakM. Fikri Salman, SH, selakuKetuaJurusanHukumdanBisnis
3. Bapak SautParulian Panjaitan, SH, M.HUM selakuPembimbing Akademik yang jugabanyak membantudalampenulisan skripsi
4. Bapak Amrullah Arpan, SH, SU dan Ibu Analisa Y, SH, M.HUM selaku Pembimbing Skripsi yang telahbanyakmembantu denganmemberikan petunjuk,
dan bimbinganselamapenulismenyelesaikanskripsi.
5. Dosen dan staf pengajar yang telah memberikan bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan,serta karyawandi lingkunganFakultasHukum Universitas Sriwijaya.
6. IbuDra. EmaTara, Apt selaku KepalaBalaiBesarPOMPalembang
7. Ibu Sandyani Ed, S.si, Aptselaku StafSeksiLayanan Informasi Konsumen Balai Besar POM Palembang yang telah membantu penulis selama melakukan riset di saran,
Balai BesarPOMPalembang.
8. Ayah danIbutercinta,yangtelah banyakmemberikanperhatian dan pengorbanan baik moril maupun materiil serta doa restunya sehingga penulis dapat menyelesaikanskripsi ini denganbaik.
9. Adikku Tersayang yang telah banyak memberiku semangat sehingga dapat menjalanihidupini denganindah.
10. Kak Ian untuk cinta terindah yang kudapat darinya, “ U’re beautiful places in Myheart.
11.Thanks to Papi n Mami-ku yang telah memberikan banyak bantuan dalam mengerjakanskripsiini.
12. Rekan-rekan seperjuanganku dita, daya, kang eep, adi, tika dan dua Dnya dan teman-teman angkatan2002FakultasHukumUNSRI
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Amin...
Wassalammualaikum . Wr. Wb
Palembang, November2006
AlyaZultanika
daftarisi
HALAMANJUDUL ...
HALAMANPERSlETUjtjANSKRIPSI...
HALAMAN TIM PENGUJI ...
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR...
DAFTARISI ...
1 11 V V VI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LatarBelakang 1
8 B. RumusanMasalah
C. RuangLingkup 8
D. Tujuan Penelitian..
E. ManfaatPenelitian
9 9
F. MetodePenelitian 10
a. Tipe Penelitian...
b. DatadanSumberData ... . c. TeknikPenentuan Samp d. Lokasi Penelitian...
10 10
e UfT.PEWUSTAfcijMt kSMVVUMTAS'‘SRIWUAVA
07ojj.o,
UiuwMt : 2 1 tto *uu/
10
v&ufm: ..10
e. AnalisisData 11
BAB II TINJAUANUMUMTENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DANZATADITIFPADA KOSMETIKA...
A. Konsumendan PelakuUsaha...
1. PengertianKonsumendan PelakuUsaha...
2. HakdanKewajiban Konsumendan Pelaku Usaha...
3. Pihak-pihak YangDapatMengajukanGugatan...
12 12 12 23 27
4. PenyelesaianSengketa Konsumen... 31 B. Zat AditifPadaKosmetika...
1. PengertianZatAditifdan Kosmetika...
2. ZatAditifYangDilarangPada Kosmetika 3. AmbangBatasPenggunaan ZatAditif.—
35 35 38 41
BABIII ASPEK HUKUMPERLINDUNGAN KONSUMENTERHADAP KOSMETIKYANG MENGANDUNGZATADITIF...
A. Perlindungan HukumBagi KonsumenTerhadapKosmetik
YangMengandungZatAditif...
1. Pencabutan IzinEdarKosmetikadan IzinIndustri Kosmetika... 48 2. PenarikanProduk KosmetikaYangMengandungZatAditif
Dari Peredaran...
3. Penerapan Sanksidan GantiRugi... . B. UpayaMengatasi PeredaranKosmetikYangMengandungZat Aditif...
1. Peranan Pemerintah...
2. PerananMasyarakat...
44
44
51 54
58 59 68
BAB IV PENUTUP 70
A. Kesimpulan B. Saran...
70 72
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BABI PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kosmetik merupakan bagian dari kebutuhan hidup manusia yang sudah ada dan semakin berkembang dari masa kemasa. Disamping itu kosmetik juga memiliki peranan yang penting untuk menunjang penampilan seseorang. Dalam masyarakatdengan gayahidup yangsederhanakosmetik berperan sebagai
untuk beribadah, sedangkan dalam masyarakat dengan gaya hidup yang lebih kompleks kosmetik sudah menjadi kebutuhan pokok seperti halnya sandang dan sarana
pangan.
Dalam penggunaan kosmetik tersebut, konsumen harus memperhatikan legalitas dan juga komposisi bahan yang terkandung di dalam suatu produk kosmetik yaitu dengan cara memperhatikan keterangan yang ada pada label kosmetiktersebut, apakah produk kosmetiktersebutmemiliki nomorpendaftaran merek di Badan POM, mencantumkan hasil tes uji dermatologi sehingga aman untukdikonsumsi sertamehcantumkan pulamasakadaluarsaproduk kosmetik.
Produk kosmetik yang banyak beredar di pasaran baru-baru ini, terutama kosmetik impor dari Cina dipeijual belikan dengan harga yang murah, dalam kemasan yang menarik, serta mudahdi dapat. Hal ini disebabkanoleh minimnya pengawasan terhadap produk-produk impor tersebut sehingga sering kali produk impor yang tidak dilengkapi dengan perizinan, standar produk yang mamadai,
:■
1
2
untuk dikonsumsi dapat masuk pasaran dan diperjual belikan dengan aman
mudah.
Dalam upaya untuk melindungi konsumen, maka dibentuklah organisasi konsumen Internasional yaitu International Organization of Consumer Union (IOCU). Di Indonesia telah pula berdiri organisasi konsumen seperti Yayasan Lembaga KonsumenIndonesia(YLKI) di Jakarta dan Organisasi Konsumen lain diberbagai daerah.
Dewasa ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan segenap Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada sedang disibukkan dengan maraknyapenjualanprodukkosmetikyangberedardi pasaranyang tidakteijamin oleh standar mutu, serta mengandungzat kimia yang berbahaya untuk kesehatan tubuh. Hal ini disebabkan oleh prilaku konsumen, khususnya kaum wanitauntuk memilikinilai lebihdari penampilanfisiknya.
Produk kosmetik yang beredarbaik yang merupakan barang impor illegal ataupun yang merupakan produk yang terdaftar di badan POM telah banyak merugikan konsumen di Indonesia yang menggunakannya. Sebagai contoh, di Jakarta, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan 51 jenis kosmetik yang beredar di pasaran mengandung merkuri (Hg) dan merah k.10 (Rhodamin B) pewarna tekstil. Kedua jenis bahan berbahaya tersebut dilarang
3
digunakan sebagai bahan kosmetik* karena dapat menyebabkan kerusakan kulit wajah berupa iritasi, pengelupasan, hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan karsinogenik.
Akibat dari kurangnyapenerapan dan pengawasan terhadap standarmutu dan kualitas dari produk kosmetik, posisi konsumen tidak terlindungi, sehingga banyak terjadi kasus suatu produk kosmetik yang dibeli masyarakat dengan tujuan untuk mendapatkan hasil berupa kecantikan yang sempurna malah merugikankesehatan. Ironisnyaprodukkosmetik importersebutsering kali dijual tanpa disertai dengan keterangan mengenai nomor layanan konsumen atau pihak yang harus dihubungi apabila terjadi hal yang berkenaan dengan pemakaian produkkosmetiktersebut.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Adanya kosmetik impor yang mengandung zat aditif dan berbahayabagipemakainyabertentangan dengan ketentuanyang dirumuskan dalam Pasal 2 UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlidungan Konsumen yang menyatakan bahwa “perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan,dankeselamatankonsumen, sertakepastianhukum.
Banyaknya terjadi pelanggaran atau penyalahgunaan peraturan perundang-undangan terutama di bidang kosmetika di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan perlunya peran aktif dari pemerintah, aparat penegak
Egidius Patnistik POM temukan produk kosmetik mengandung merkuri, Kompas Cyber Media, (Jumat,3 September2004), http.://www.kompas.co.id/metro/news/04n9/03/l 84S07htm Tanenal
Akses 7 April 2006. -J'
4
hukum dan masyarakat untuk mencegah hal tersebut, ini dibuktikan dengan adanya Instruksi bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Kepolisian RI Nomor 75/ Menkes/ Inst.B/ 11/ 1984 tentang Peningkatan hubungan keijasama dalam rangka pengawasan dan penyelidikan tindak pidana di bidang obat, obat tradisional, makanan, minuman, kosmetika, alat kesehatan, narkotika dan bahan berbahayabagikesehatan.
Bentuk penyalahgunaanyang umum terjadi dalam suatu produk kosmetik adalah penggunaan bahan kimia berbahaya atau zat aditif sebagai komposisi campuran di dalam kosmetik yang dipeijual belikan. Dalam Pasal 1 ayat 12 Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, yang dimaksud dengan zat aditifadalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkanketergantungan psikis.
Dari peraturan-peraturan diatas, yaitu Undang-undangNo. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumendan Instruksi Bersama Menteri Kesehatandan kepala kepolisiandapat diambil kesimpulan bahwa keberadaan peraturan tersebut untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal yang dapat mengganggu kesehatan dan merugikan hak-hakkonsumenkosmetik.
Pencegahan peredaran kosmetik yang mengandung zat adiktif tidak memenuhipersyaratan pengamanan dantidak termasukdalam standar mutu yang higienis untuk dikonsumsi antara lain dengan pengaturan, perizinan, dan
I
5
pendaftaran produk kosmetika, karenanya diperlukan ketentuan yang mengatur, mengawasidanmampu memberikanperlindunganbagi penggunakosmetik.
BerdasarkanpublikwarningNo. KH 00.01.2.3984 ada 51 jenis kosmetik yang beredar dipasaran mengandung merkuri (Hg) dan merah K.10 (Rhodamin B). Produk kosmetik itu kebanyakan barang impor illegal, kosmetik yang mengandung merkuri yaitu Yifuli Meibai Quban Huican Su, Yifuli Texiao, Dongli PearlCream,MarkBichCream,NewRody Special,Q1 Cream, QfCream, Good Cream Kuning, Cream Pemutih QF, AQF, BQF. Sementara yang mengandung rhodamin antara lain Sella Lipstik, Lipstik Aika, Lipstik Bamboo Blue Nomor 21, Lipstik Tokyo, Lipstik Elizabet. Dari semua produk kosmetik impor illegal tersebut hanyadda tiga produk yangterdaftar di Badan POM, yaitu Cupid Pearl Cream, produk PT Chrisna Kencana serta Chiumien Cream dan Chiumien Pearl Cream produksi PT Citra Usaha Lamind,a. Tiga produk yang semuanya mengandung merkuri itu sudah dicabut dari daftar badan POM dan dilarangberedardi pasaran.2
Gencarnya penawaran produk kosmetik baik iklan dikoran-koran, radio, dan televisi seolah-olah produk kosmetik tersebut nomor satu dan aman untuk dikonsumsi, dilakukan semata-mata agar masyarakat tertarik untuk membelinya.
Hal inijelas amat berbahaya karenakosmetiktersebut mengandung bahan kimia berbahayadantidakterujisecaraklinis.
2 Ibid
6
Mayoritaskonsumen di Indonsiamasihterlalu rentanmenyerap informasi
“tidak sehat”. Oleh karena itu, sangat riskan kiranya bila tidak memadai dan konsumen dibiarkan menimbang- iklan yang
diadakan pengawasan yang
nimbangsertamemutuskan sendiriiklanapayangpantasuntukdipercaya/
Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah. Hal ini terutama disebabkan oleh rendahnya pendidikan konsumen. Oleh karena itu, Undang-undang perlindungan konsumen dimaksudkan menjadi landasan hukum yang kuat bagi pemerintah dan lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat untuk melakukan pemberdayaan konsumen melalui pembinaan dan pendidikan konsumen.4
Sebagaimana dijelaskan dalam konsiderans Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, bahwa perlindungan hukum konsumen sekarang ini penting mengingat pembangunan perekonomian nasional pada era globalisasi semakin mendukung tumbuhnya dunia usaha yang menghasilkan beraneka ragam produk (barang dan/jasa) yang memiliki kandungan teknologi. Untuk itu perlu diimbangi dengan adanya upaya perlindungan konsumen terhadap resiko kemungkinan kerugian akibat penggunaanproduktersebut.
3 Shidarta. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. PT Grasindo. Jakarta, 2004, hlm 142 Konsiderans Undang-undang Republik Indonesia Nomor S Tahun 19V\/
Perlindungan Konsumen. leniasrr.
7
Adanyaberbagai kelemahannya, padakonsumen sehinggatidak memiliki kedudukan yang “aman” dibandingkan dengan kedudukan produsen atau pelaku usaha yang relatif lebih kuat dalam banyak hal, maka konsumenlah yang pada akan merasakan dampaknya. Dengan demikian, upaya-upaya untuk memberikan perlindungan yang memadai terhadap kepentingan konsumen merupakan suatuhak yangpentinguntuk ditindak lanjuti.3
Dalam hubungannya dengan produk kosmetik yang mengandung zat adiktifPasal 11 ayat (1) hurufk Undang-undang Kesehatan menyatakan bahwa, penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dilaksanakan melalui kegiatan pengamanan zat aditif, lebih lanjut lagi berdasarkanPasal 44Undang-undangKesehatan, produksi,peredaranbahanyang umumnya
mengandung zat aditif harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan agar zataditifyang dikandung oleh bahan tersebut dapat ditekan dan untuk mencegah beredarnya produk kosmetik yang mengandung zat aditifyang dapatdiperjualbelikandipasaran bebas.
Sebagai upaya untukmemberikan kepastiandan perlindunganhukum dari produk kosmetik yang mengandung zat aditif serta untuk meningkatkan kedudukan konsumen perlu penyempurnaan dan pengintegrasian perangkat hukum yangsudahadasehingga mampumemberikanperlindunganterhadap hak- hakuniversalkonsumen.
5 Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju Bandung, 2000, hlm 33
8
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji secara mendalam dan membahasnya dalam bentuk skripsi yang beijudul “ ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP KOSMETIKYANG MENGANDUNGZATADITIF
B. RumusanMasalah
Dari latar belakangtersebut, maka permasalahan yang dikaji dan dibahas dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap kosmetik yangmengandungzataditif?
2. Upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi peredaran kosmetik yang mengandungzataditif?
C. RuangLingkup
Ruang lingkup penulisan skripsi mengenai “Aspek Hukum Perlindungan Konsumen Terhadap Kosmetik Yang Mengandung Zat Aditif’ ini dikaji dalam bidang ilmu hukum khususnya dalam bidang hukum perlindungan konsumen.
Bidang ilmuhukum ini sangat luas, oleh karena itupenulis menitikberatkanpada permasalahan perlindungan konsumen terhadap kosmetik yang mengandung zat aditif. Dalam hal ini kosmetik pemutih kulit dan produk kosmetik lainnya yang mengandung zat aditif yang ada di Kota Palembang, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi peredaran kosmetik tersebut. Tanpa menutup
9
kemungkinan pada hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. 1
D. TujuanPenelitian
Adapuntujuan dalampenulisan skripsi ini adalahsebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap kosmetikyangmengandungzataditif.
2. Untuk mengetahui upaya atau tindakan hukum yang dapat dilakukan dalam mengatasi peredarankosmetikyangmengandungzataditiftersebut.
E. ManfaatPenelitian
Adapunmanfaatyang ingindicapai dalampenulisanskripsi iniadalah : 1. Dari aspek kepentingan akademis-teoritis diharapkan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu hukum perlindungan konsumen, khususnya yang berkaitan dengan perlindungan hukum bagi konsumen dan penerapan sanksi hukum terhadap pelaku usaha yang memperjual belikan kosmetik mengandungzataditif.
2. Dari aspek kepentingan sosial-praktis, diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukanbagi konsumen dansemuapihakyangterlibat.
yang
I
10
F.Metode Penelitian 1. TipePenelitian
Penelitian inidilakukandenganmenggunakanpendekatanYuridis Empiris.
2. Datadan SumberData
Dalampenelitianinimenggunakandataprimermaupundatasekunder.
1. Untuk mendapatkan data primer, diperoleh melalui penelitian lapangan yaitu dengan cara melakukan observasi kepada badan atau instansi yang berkaitandenganpenelitianyangakandilakukan.
2. Untuk mendapatkan data sekunder, diperoleh melalui penelitian kepustakaan dengan cara penelusuran peraturan perundang-undangan, literature-literatur, karya-karya ilmiah dan dokumen-dokumen resmi yang berkaitandenganmasalahyangdibahas.
3. TeknikPenentuan sample
Populasi atau sample yang akan diambil berdasarkan metode purposive sampling yaitupengambilan sampletentang responden yang akan diteliti untuk suatutujuan didasarkan kriteriatertenu yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Responden yang akan diteliti adalah mereka yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berkenaan dengan masalah yang akan diteliti.
4. Lokasi Penelitian
11
Penelitian ini dilaksanakan terhadap instansi yang mempunyai hubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM)
5. AnalisisData
Data yang telah diperoleh, baik data primer maupun data sekunder kemudian dianalisa secara deskriptifkualitatifartinya data yang telah terkumpul tersebut diolah, diklasifikasi, diuraikan menurut sifat dari gejala dan peristiwa hukumnyayangberlaku dalamkenyataan sebagai dataprimerdan dihubungkan secara sistematis dalam bentuk kata-kata untuk menarik suatu kesimpulan tentangpermasalahanyang diteliti.
DAFTARPUSTAKA
Ahmad A.K Muda, 2003, Kamus Lengkap Kedokteran, Surabaya : Gita MediaPress.
Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen.
Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada.
Amirrullah. 2002.PerilakuKonsumen. Yogyakarta: P.T. GrahaIlmu.
Burhan Asshofa.2001.MetodePenelitianHukum. Jakarta : RinekaCipta. \ Endang Sri Wahyuni. 2003. Aspek Hukum Sertifikasi dan Keterkaitannya
Dengan Perlindungan Konsumen. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati (Ed). 2002. Hukum Perlindungan Konsumen.Bandung : CV.MandarMaju.
Mariam Darus Badrulzaman. 1981. Pembentukan Hukum Nasional dan Permasalahannya. PenerbitAlumni.
Nasution, A.Z. Hukum dan Pembangunan. 1986. Sekilas Hukum PerlindunganKonsumen,Nomor6 Tahunke-XVI, FakultasHukum UniversitasIndonesia. Jakarta.
1995. KonsumendanHukum.Jakarta : PustakaSinarHarapan.
1999. Hukum PerlindunganKonsumen. Jakarta : DayaWidya.
Shidarta. 2004. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia. Jakarta : PT.
Grasindo.
►
Soeijono Soekanto dan Sri Mamudi.2003. Penelitian Hukum NormatifSuatu TinjauanSingkat.Jakarta :PT. RajaGrafindoPersada.
Sudaryatmo. 1999. Hukum dan Advokasi Konsumen. Bandung : PT. Citra AdityaBakti.
Usmawadi. 2004. Penunjuk Penulisan Ilmiah Bidang Hukum. Laboratorium HukumFakultasHukum UniversitasSriwijaya. Palembang.
Yusuf ShoFie. 2003. Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya. Bandung: PT. CitraAdityaBakti.
--- . 2003. Penyelesaian Sengketa Konsumen Menurut UUPK, Teori dan PraktekPenegakan Hukum. Bandung : P.T. Citra Aditya Bakti
;
i
l'
r
ri
\
*i
l!
tt 4
t
>