• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Litigasi atau jalur pengadilan merupakan suatu proses gugatan atas suatu konflik yang diritualisasikan yang menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para pihak dengan memberikan kepada seorang pengambil keputusan dua pilihan yang bertentangan. Seperti yang dikemukakan oleh Eisenberg yang menyatakan bahwa “Court and Administrative Proceedings, the most familiar process to lawyer, features a third party with power to imposed a solution upon the disputants. It usually produces a win/lose result”.

Dalam mengambil keputusan bagi para pihak, litigasi sekurang- kurangnya dalam batas tertentu menjamin bahwa kekuasaan tidak dapat mempengaruhi hasil dan dapat menjamin ketentraman sosial sebagai suatu ketentuan umum. Sebagai suatu proses gugatan, litigasi sangat baik sekali untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan masalah-masalah dalam posisi pihak lawan. Litigasi juga memberikan suatu standar bagi prosedur yang adil dan memberikan peluang yang luas kepada para pihak untuk didengar keterangannya sebelum diambil keputusan.

(3)

Proses Acara Litigasi

Mediasi Gagal Panggilan

Pihak Penetapan

Hari Sidang Penetapan

Majelis Pendaftaran

Gugatan

Pemeriksaan Tertulis

Putusan Sidang

Musyawarah Kesimpulan

Pembuktian

Mediasi Berhasil

(4)

Selain menjamin perlakuan yang adil kepada para pihak, kesempatan untuk didengar, menyelesaikan sengketa dan menjaga ketertiban umum, litigasi juga memiliki kebaikan dan keuntungan dalam membawa nilai-nilai masyarakat yang terkandung dalam hukum untuk menyelesaikan sengketa. Namun litigasi memiliki banyak kekurangan, litigasi memaksa para pihak berada pada posisi yang ekstrem dan memerlukan pembelaan atas setiap maksud yang dapat mempengaruhi keputusan, litigasi benar-benar mengangkat seluruh persoalan dalam suatu perkara, apakah persoalan materi atau prosedur untuk persamaan kepentingan dan mendorong para pihak melakukan penyelidikan terhadap fakta yang ada.

Litigasi juga tidak cocok untuk sengketa yang bersifat

Polisentris, yaitu sengketa yang melibatkan banyak pihak, banyak

persoalan dan beberapa kemungkinan alternatif penyelesaian. Proses-

proses litigasi mensyaratkan pembatasan sengketa dan persoalan-

persoalan sehingga para hakim atau para pengambil keputusan lainnya

dapat lebih siap membuat keputusan.

(5)

Kritik yang muncul terhadap lembaga peradilan dalam menyelesaikan persengketaan adalah

Penyelesaian sengketa lambat

Dengan proses pemeriksaan yang formalistis dan sangat teknis mengakibatkan banyak perkara yang mengantri untuk mendapatkan putusan

Biaya perkara mahal

Dengan semakin lamanya proses penyelesaian perkara maka semakin tinggi biaya yang harus dikeluarkan baik biaya resmi maupun upah pengacara

Peradilan tidak tanggap

Pengadilan sering berlaku tidak adil karena hanya memberikan perlayanan dan kesempatan serta keleluasaan kepada lembaga besar dan orang kaya

Putusan pengadilan tak menyelesaikan masalah

Putusan pengadilan tidak akan memberi penyelesaian yang memuaskan kepada para pihak, karena putusannya bersifat win-lose.

Kemampuan para hakim generalis

Para hakim dianggap hanya memliki pengetahuan yang terbatas hanya di bidang hukum saja, selain tiu hanya pengetahuan yang bersifat umum saja.

(6)

B. PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA MELALUI APS

1. Negosiasi

Negosiasi merupakan suatu proses upaya untuk mencapai kesepakatan dengan pihak lain, suatu proses interaksi dan komunikasi yang dinamis dan beraneka ragam, dapat lembut dan bernuansa, sebagaimana manusia itu sendiri. Negosiasi merupakan cara penyelesaian sengketa paling sederhana dan murah. Walaupun demikian, sering juga pihak-pihak yang bersengketa mengalami kegagalan dalam negosiasi karena tidak menguasai teknik bernegosiasi yang baik.

Terkadang negosiasi disebut juga dengan fasilitasi (facilitation).

Lazimnya negosiasi diklasifikasikan dalam bentuk “dispute negotiation”

(negosiasi penyelesaian sengketa) dan “transactional negotiation” (negosiasi transaksional). Dalam negosiasi sengketa, para pihak yang bersengketa terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi misalnya melanggar kontrak (wanprestasi) diselesaikan oleh para pihak itu sendiri, biasanya menggunakan negosiator. Dalam negosiasi transaksional melibatkan perencanaan para pihak untuk peristiwa-peristiwa yang akan mendatang, seperti lisensi, hak cipta dan sebagainya.

(7)

a) Tahapan Perencanaan

Tahap awal dari negosiasi ini merupakan tahapan terpenting dari keseluruhan tahapan negosiasi. Pada tahapan ini diatur mengenai tujuan dan batasan-batasan dalam negosiasi. Pada tahap ini juga harus diketahui tipe pihak yang akan menjadi lawan negosiasi :

Mengenal lawan negosiasi

Memahami kepentingan kita dan kepentingan lawan negosiasi.

Mempersiapkan agenda negosiasi dan logistik

Mempersiapkan tim dan strategi

Menentukan BATNA (Best Alternative to Negotiated Agreement) atau aturan dasar.

b) Tahap orientasi dan mengatur posisi :

Tahapan dimana negosiasi dimulai dengan tujuan saling mengenal antara pihak yang satu dengan pihak lawan secara langsung.

Saling bertukar informasi

Saling menjelaskan permasalahan dan kebutuhan

Mengajukan penawaran kesepakatan awal

(8)

c) Tahap pemberian konsesi atau tawar-menawar

Pada tahapan ini kedua belah pihak akan mengajukan tawaran solusi atas konflik yang terjadi. Kedua pihak menyampaikan tawaran, menjelaskan

alasannya dan mempengaruhi pihak lain untuk dapat menerima tawarannya.

Mencoba memahami pemikiran dari pihak lain.

Mengidentifikasi kebutuhan bersama

Mengembangkan, mengidentifikasi opsi-opsi penyelesaian.

d) Tahap penutup dan konklusi

Merupakan tahap akhir dari suatu negosiasi, dimana kedua belah pihak telah memiliki perjanjian kesepahaman yang dibuat baik secara lisan maupun

tertulis. Pada tahap ini bisa juga terjadi ketidaksepahaman antara kedua belah pihak, yang berarti negosiasi tidak berjalan dengan lancar.

Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria objektif

Kesepakatan hanya menguntungkan bila tidak ada opsi lain yang lebih baik.

Bila tidak berhasil mencapai kesepakatan, membatalkan komitmen atau menyatakan tidak ada komitmen.

(9)

NEGOSIASI

Para pihak

Para

pihak Sepakat

Tidak sepakat

Eksekusi

Pendaftran perjanjian

akta kesepakatan

pada PN

Mediasi

Negosiasi Sepakat /

setuju negosiasi

Tidak Dilaksanakan

Negosiator para pihak

Permohonan

fiat eksekusi Dilaksanakan

(10)

2. Mediasi

Mediasi merupakan perluasan dari negosiasi. Mediasi merupakan suatu proses dimana para pihak untuk suatu sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator) yang netral mengidentifikasi isu-isu yang disengketakan, membuat opsi- opsi, mempertimbangkan alternatif-alternatif dan berusahan untuk mencapai kesepakatan.

Gary Goodpaster mengartikan mediasi sebagai proses

negosiasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak

memihak (impartial) dan netral bekerja dengan pihak yang

bersengketa untuk membantu mereka memperoleh

kesepakatan perjanjian dengan memuaskan. Kesepakatan

yang dibuat tersebut tentu bersifat mutual.

(11)

Di dalam buku Usman Rahmadi, disebutkan 7 fungsi mediator seperti yang dikemukakan oleh Leonard L. Riskin dan James E. Westbrook, yaitu :

 Sebagai Katalisator

 Sebagai Pendidik

 Sebagai Penerjemah

 Sebagai Narasumber

 Sebagai Agen realitas

 Sebagai Kambing hitam

(12)

3. Konsiliasi

Konsiliasi merupakan suatu proses yang mana para pihak untuk suatu sengketa, denganbantuan pihak yang netral (konsiliator), mengidentifikasikan isu-isu yang disengketakan, membangun opsi- opsi, mempertimbangkan alternatif dan berusaha untuk mencapai kesepakatan. Tidak seperti mediator, konsiliator dapat memiliki peran advisory pada isi sengketa atau hasil penyelesaiannya, tetapi tidak memiliki peran determinatif.

Konsiliator dapat menasihatkan atau menentukan proses

konsiliasi untuk mengusahakan resolusi dan dapat memberi saran-

saran sebagai syarat-syarat penyelesaian, memberi saran sebagai ahli

yang dapat mensyaratkan penyelesaian, dan dapat secara aktif

mendorong para pihak mendorong kesepakatan. Dalam hal ini

konsiliator berwenang menyusun dan merumuskan penyelesaian untuk

ditawarkan kepada para pihak.

(13)

MEDIASI DAN KONSILIASI

Para pihak

Para pihak

Mediator / Konsiliator Mediasi / Konsiliasi

Perorangan

Sepakat

Lembaga

Permohonan fiat eksekusi Tidak

sepakat

Dilaksanakan

daftarkan Di pada PN

Tidak dilaksanakan Kesepakatan

final dan binding

Eksekusi

Upaya hukum lainnya

(14)

C. Kelebihan dan Kekurangan APS

A.

KELEBIHAN

Sifat kesukarelaan dalam proses

Proses yang cepat

Keputusan non-judical

Kontrol tentang kebutuhan organisasi

Prosedur rahasia (confidential)

Fleksibilitas dalam merancang syarat-syarat penyelesaian masalah

Hemat waktu

Hemat biaya

Pemeliharaan hubungan

Tinggi kemungkinan kesepakatan dilaksanakan

Kontrol dan lebih mudah memperkirakan hasil

Keputusan bertahan sepanjang waktu

(15)

B. KEKURANGAN

 Tidak dapat berjalan tanpa adanya kesepakatan dan niat yang baik dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan sengketa

 Tidak efektif jika dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang mengambil keputusan

 Sulit berjalan apabila posisi para pihak tidak seimbang.

 Memungkinkan diadakan untuk menunda penyelesaian untuk mengetahui informasi yang dirahasiakan lawan

 Dapat membuka kekuatan dan kelemahan salah satu pihak

 Dalam putusannya seringkali membuat kesepakan yang

kurang menguntungkan

(16)

Kesimpulan

Proses LITIGASI A P S

a. Yang mengatur Hakim Para pihak (parties)

b. Prosedur Formalistik dan teknis Informal

c. Jangka waktu Lama dan berlangsung lambat

Segera 5 – 6 minggu

d. Biaya Sangat mahal Murah (low cost)

e. Aturan pembuktian Sangat formal dan teknis Tidak perlu

f. Publikasi Terbuka untuk umum Tertutup

(17)

Proses LITIGASI A P S

g. Hubungan para pihak Antagonistik Kooperatif h. Fokus penyelesaian Masa lalu Masa depan i. Metode negosiasi Sama keras pada prinsip

hukum

Kompromis

j. Komunikasi Jalan buntu Memperbaiki masalah yang sudah lalu

k. Hasil putusannya Win - Lose Win - Win l. Pemenuhan

putusannya

Ditolak dan mencari dalih

Sukarela m. Suasana emosional Emosi bergejolak Bebas emosi

(18)

Saran

Semakin penting kiranya untuk lebih

mendayagunakan Alternatif Penyelesaian Sengketa

(APS), sebagai salah satu sistem penyelesaian

sengketa. Dimana prinsip penyelesaian sengketa,

biaya murah, efisiensi bagi setiap pihak, bertujuan

masa yang akan datang dan sekaligus

menguntungkan dapat diwujudkan.

(19)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Peng aruh Likuiditas, Leverage , Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Puji syukur atas berkat rahmat yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa sehingga skripsi yang berjudul “Uji Efek Antipiretik Fraksi Etil Asetat Ekstrak Etanol Herba

Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh secara simultan faktor- faktor Kualitas Sumber Daya Manusia yang terdiri dari Kompetensi, Motivasi, Disiplin Kerja, Sikap Mental

7.2 Mendeskripsikan potensi keberagaman budaya yang ada dimasyarakat bsetempat dalam kaitannya dengan budaya nasional 7.3 Mengidentifikasi berbagai alternatif

Hasil yang diperoleh dari proses radiografl neutron dengan daya 700 kW menunjukkan bahwa simulasi ini cukup baik untuk meniru keadaan yang mungkin terjadi pada iradiasi elemen

Hal ini dilakukan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Undana juga

Populasi responden dalam penelitian ini ialah seluruh pejalan kaki yang berada di jalur pedestrian kawasan perdagangan dan jasa Zona PKL Kota Bandung...

Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Tertulis yang