• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RISIKO HARGA DAY OLD CHICK (DOC) BROILER DAN LAYER PADA PT. SIERAD PRODUCE Tbk PARUNG, BOGOR. Oleh: YUSNI RAHMADANI SIREGAR H

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RISIKO HARGA DAY OLD CHICK (DOC) BROILER DAN LAYER PADA PT. SIERAD PRODUCE Tbk PARUNG, BOGOR. Oleh: YUSNI RAHMADANI SIREGAR H"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO HARGA DAY OLD CHICK (DOC) BROILER DAN LAYER PADA PT. SIERAD PRODUCE Tbk

PARUNG, BOGOR

Oleh:

YUSNI RAHMADANI SIREGAR H 34066135

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(2)

RINGKASAN

YUSNI RAHMADANI SIREGAR. Analisis Risiko Harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce Tbk Parung, Bogor. Di Bawah Bimbingan BURHANUDDIN.

Di Indonesia peranan sub sektor peternakan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam penyedia pangan yang bergizi yang berasal dari hewan ternak. Seperti halnya daging unggas, sebagai suatu komoditas strategis terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi, kesehatan dan taraf hidup masyarakat. Dalam bidang perunggasan terdapat berbagai macam komoditas yang dapat dikembangkan diantaranya ayam broiler atau pedaging, ayam layer atau petelur, ayam buras dan itik.

DOC adalah anak ayam yang berumur sehari yang merupakan komoditas unggulan perunggasan hasil persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi bibit ayam broiler dan layer di Indonasia.

Salah satu usaha pembibitan ayam broiler dan layer di Jawa Barat adalah PT.

Sierad Produce Tbk yang merupakan perusahaan terintegrasi. Namun, seringkali PT. Sierad Produce Tbk mengalami kerugian akibat risiko harga DOC broiler dan layer yang diindikasikan dengan adanya fluktuasi harga jual DOC broiler dan layer karena kondisi penawaran dan permintaan DOC dipasar, sehingga PT.

Sierad Produce Tbk perlu melakukan penanganan risiko harga DOC. Dalam hal ini PT. Sierad Produce Tbk sudah menerapkan manajemen risiko dengan melakukan strategi aborsi (pemusnahan) DOC dan telur tetas untuk menangani risiko harga DOC yang terjadi, namun strategi tersebut kurang tepat untuk dilakukan. Untuk itu perlu dianalisis risiko yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk dan cara PT. Sierad Produce Tbk dalam menangani risiko harga DOC.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko harga DOC yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk dan menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi harga DOC yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk. Data yang digunakan adalah harga jual DOC broiler dan layer sebanyak 455 hari dari Januari 2007 sampai Oktober 2008. Penelitian dilakukan pada PT. Sierad Produce Tbk Parung, Bogor. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang manajemen perusahaan terkait harga DOC PT. Sierad Produce Tbk. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis risiko dengan menggunakan analisis risiko model ARCH-GARCH dan perhitungan VAR (Value at Risk).

Hasil analisis risiko model ARCH-GARCH diperoleh bahwa pola pergerakan harga DOC dipengaruhi oleh kondisi penawaran dan permintaan DOC di pasar seperti pada saat menjelang lebaran dan memasuki tahun ajaran baru.

Berdasarkan hasil analisis GARCH (1,1) diperoleh bahwa risiko harga DOC broiler dipengaruhi oleh volatilitas dan varian harga DOC broiler periode sebelumnya dengan tanda yang positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan risiko harga DOC periode sebelumnya maka akan meningkatkan risiko harga DOC periode berikutnya. Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 9,99

(3)

persen. Sedangkan harga jual DOC layer dengan ARCH (1) diperoleh bahwa risiko harga DOC layer hanya dipengaruhi oleh volatilitas harga DOC layer periode sebelumnya dengan tanda yang positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan risiko harga DOC layer periode sebelumnya maka akan meningkatkan risiko harga DOC layer periode berikutnya. Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 18,81 persen.

Tingkat risiko yang diterima PT. Sierad Produce Tbk dari DOC broiler adalah sebesar Rp 1.585.111.113 dari total penerimaan selama tahun 2007 sampai 2008 yaitu sebesar Rp 10.911.997.611 dan risiko harga DOC layer sebesar Rp 163.583.535 dari total penerimaan sebesar Rp 2.125.300.780. Hal tersebut berarti bahwa kerugian yang ditanggung oleh PT. Sierad Produce Tbk adalah sebesar risiko yang ditanggung dari penerimaan yang diterima yaitu Rp 1.585.111.113 untuk DOC broiler dan Rp 2.125.300.780 untuk DOC layer. Sedangkan besarnya risiko DOC broiler dalam persen adalah 14,53 persen dan DOC layer sebesar 7,70 persen selama satu hari penjualan. Dalam hal ini risiko harga DOC broiler lebih besar dibandingkan dengan risiko harga DOC layer. Hal ini menunjukkan bahwa untuk setiap rupiah penerimaan yang diperoleh PT. Sierad Produce Tbk ternyata risiko harga jual DOC layer relatif lebih rendah dibandingkan risiko harga DOC broiler. Tingginya risiko harga jual DOC broiler dibandingkan risiko harga jual DOC layer disebabkan karena permintaan daging ayam yang lebih berfluktuatif dibandingkan dengan permintaan telur dan juga disebabkan karena siklus layer yang lama daripada broiler.

PT. Sierad Produce Tbk belum mempunyai manajemen risiko harga DOC yang baik dan tepat untuk dapat meminimalkan risiko harga DOC, strategi yang dijalankan PT. Sierad Produce Tbk untuk mengatasi risiko adalah dengan melakukan aborsi (pemusnahan) DOC dan telur tetas hingga mencapai 40 persen dan menjual DOC dengan harga yang sangat murah jika terjadi kelebihan pasokan. Strategi ini dikatakan belum baik karena akan menimbulkan biaya yang baru sehingga risiko harga DOC belum dapat diatasi dan belum dapat menstabilkan harga jual DOC pada PT. Sierad Produce Tbk. Penentuan harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk adalah berdasarkan keputusan GPPU (Gabungan Pengusaha Pembibitan Unggas). Oleh sebab itu PT. Sierad Produce Tbk dapat membuat dan melaksanakan strategi yang baik yang dapat mengatasi risiko harga DOC yaitu dengan melakukan perencanaan produksi dan perencanaan penjualan dengan mempelajari pola data harga DOC sebelumnya dengan melakukan analisis harga secara rutin per periode dan menjadikan harga jual DOC sebelumnya sebagai dasar untuk memprediksi harga pada periode yang akan datang. Selain itu PT. Sierad Produce juga dapat meningkatkan kemitraan dengan para peternak, dan melakukan pencataan mengenai data permintaan DOC para peternak untuk memudahkan menangani jika terjadi risiko.

Risiko harga DOC broiler dipengaruhi oleh volatilitas dan varian harga harga DOC broiler periode sebelumnya, sedangkan risiko harga DOC layer hanya dipengaruhi oleh volatilitas harga DOC layer periode sebelumnya. Risiko harga DOC broiler lebih besar dibandingkan dengan risiko harga DOC layer.

Manajemen risiko yang diterapkan oleh PT. Sierad Produce Tbk dalam penentuan harga DOC adalah berdasarkan keputusan GPPU. Berdasarkan besarnya risiko harga DOC yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk, maka alternatif strategi yang dilakukan PT. Sierad Produce Tbk dalam mengatasi risiko tersebut belum baik.

(4)

Hal ini dilihat dari seringnya aborsi (pemusnahan) DOC dan telur tetas yang dilakukan sehingga dalam kegiatan ini akan menimbulkan biaya dan belum dapat menstabilkan harga jual DOC.

PT. Sierad Produce Tbk sebaiknya melakukan recording (pencatatan) data permintaan DOC dari para peternak sehingga dapat mengantisipasi adanya fluktuasi harga DOC. Dalam menentukan harga DOC sebaiknya PT. Sierad Produce Tbk mempunyai kebijakan sendiri dan prosedur yang baik terkait dengan harga dan penjualan DOC. Untuk meminimalkan risiko fluktuasi harga jual DOC yang dihadapi, PT. Sierad Produce Tbk juga dapat melihat atau mempelajari prilaku harga jual DOC periode sebelumnya dan perubahan pergerakan data harga DOC sebelumnya dengan melakukan analisis harga secara rutin per periode dan menjadikan harga jual DOC sebelumnya sebagai dasar untuk memprediksi harga pada periode yang akan datang. Untuk meminimalkan risiko harga DOC sebaiknya PT. Sierad Produce Tbk meningkatkan kegiatan kemitraan dengan peternak.

(5)

ANALISIS RISIKO HARGA DAY OLD CHICK (DOC) BROILER DAN LAYER PADA PT. SIERAD PRODUCE Tbk

PARUNG, BOGOR

Oleh:

YUSNI RAHMADANI SIREGAR H 34066135

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

(6)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN AGRIBISNIS Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Yusni Rahmadani Siregar Nomor Registrasi Pokok : H34066135

Program Mayor : Agribisnis

Judul : Analisis Risiko Harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce Tbk Parung, Bogor

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui : Dosen Pembimbing

Ir. Burhanuddin, MM NIP 132 232 454

Mengetahui :

Ketua Departemen Agribisnis

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP 131 415 082

Tanggal Kelulusan :

(7)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL ANALISIS RISIKO HARGA DAY OLD CHICK (DOC) BROILER DAN LAYER PADA PT. SIERAD PRODUCE Tbk PARUNG, BOGOR ADALAH HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN

Bogor, Januari 2009

Yusni Rahmadani Siregar H34066135

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Padangsidimpuan, Sumatera Utara pada tanggal 13 Agustus 1984 sebagai anak pertama dari dua bersaudara keluarga Bapak Sofyan Siregar dan Ibu Seri Nomas Lubis.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Perumnas Pijorkoling, Padangsidimpuan dan lulus pada tahun 1997. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 2000 di SMP Negeri 5 Padangsidimpuan. Pendidikan tingkat atas dapat diselesaikan penulis pada tahun 2003 di SMU Negeri 3 Padangsidimpuan. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Diploma III Higiene Makanan, Fakultas Kedokteran Hewan.

Selepas menempuh program Diploma III, penulis melanjutkan studi pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2006 hingga tahun 2009.

Semasa kuliah, penulis aktif pada beberapa organisasi kampus, antara lain Himpro Ornithologi dan Unggas pada tahun 2004-2005, Kohati keputrian HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) pada tahun 2004-2005, bendahara IMATAPSEL (Himpunan Mahasiswa Tapanuli Selatan) pada tahun 2004, Kamus (Keluarga Muslim Ekstensi) pada tahun 2006-2008 dan LSIMA (Lembaga Studi Islam Mahasiswa Agribisnis) pada divisi Syiar pada tahun 2007-2008.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas kebesaran dan limpahan rahmat serta hidayah-Nya, yang telah membimbing hamba-hambanya menuju kebahagian melalui Rasul-Nya dan Al-Quran al Karim. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan atas terselesaikannya penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Risiko Harga Day Old Chick (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce Tbk Parung, Bogor”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Upaya memberikan yang terbaik telah dilakukan secara optimal dalam penyusunan skripsi ini, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi berbagai pihak yang terkait dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2009 Yusni Rahmadani Siregar

H34066135

(10)

UCAPAN TERIMA KASIH

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan syukur kepada Allah SWT dan menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ir. Burhanuddin, MM. sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, saran dan perhatiannya yang sangat berarti bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai.

2. Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS. atas kesediaannya menjadi dosen evaluator dalam seminar proposal penelitian dan penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

3. Tintin Sarianti, SP, MM. selaku dosen penguji dari komisi pendidikan yang telah memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Mamak dan bapak tercinta yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan kasih sayang pada penulis. Adikku tersayang yang memberikan semangat dan membuat segalanya jadi indah dan ceria.

5. Bapak Lili selaku manajer pemasaran dan Bagian HRD PT. Sierad Produce Tbk yang telah membantu penulis selama pengumpulan data dan memberikan informasi yang sangat berguna dalam penelitian ini.

6. Seluruh staf sekretariat Ekstensi AGB yang telah membantu penulis.

7. Mira Apriani atas kesediaannya menjadi pembahas dalam seminar hasil skripsi yang telah memberikan masukan yang berarti dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

(11)

8. Mba Nur (yang dengan penuh perhatian dan memberikan bimbingan dalam menjalani hari-hari di ekstensi), Bang Fajar (yang dengan sabar membantu dalam pengolahan data skripsi), Edaku Dian (yang telah bersedia mendengarkan keluh kesahku dan memberikan limpahan kasih sayang), Bang Abdul (yang telah bersedia sebagai dokter laptopku).

9. Teman-teman kosan lama Dian, Yosi, Mba Hendri, Isda, Retno dan teman- teman kosan baru Nadya, Mba Hanif, Via, Veni dan Ika yang telah memberikan lingkungan kostan yang kondusif dan lebih hidup.

10. Saudara – saudaraku seperjuangan Keluarga Muslim Ekstensi (Kamus), Lembaga Studi Islam Ekstensi Agribisnis (L-sima), IMATAPSEL dan Agbers terutama Agbers 1 MAMI yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Perjalanan dan perjuangan ini tidak akan memiliki warna dan arti tanpa kalian semua.

Semoga ukhuwah kita tetap terjalin dan hanya Allah SWT yang dapat membalas segala amal kebaikan yang telah diberikan, Amin.

Bogor, Januari 2009

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan ... 12

1.4. Kegunaan Penelitian ... 12

1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 12

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 14

2.1. Karakteristik Ayam Broiler... 14

2.2. Karakteristik Ayam Layer... 15

2.3. Usaha Peternakan Ayam ... 16

2.4. Usaha Pembibitan Ayam... 18

2.5. Day Old Chick (DOC)... 20

2.6. Tinjauan Studi Terdahulu... 22

2.6.1. Studi Terdahulu Mengenai Risiko ... 22

2.6.2. Studi Terdahulu Mengenai DOC ... 27

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 29

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 29

3.1.1. Konsep Risiko ... 29

3.1.2 Risiko Pasar... 32

3.1.3. Manajemen Risiko ... 33

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 36

IV. METODE PENELITIAN ... 39

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

4.2. Data dan Sumber Data ... 39

4.3. Metode Pengumpulan Data... 39

4.4. Analisis Data ... 40

4.4.1. Analisis Manajemen Risiko ... 40

4.4.2. Analisis Risiko ... 41

4.4.2.1. Metode ARCH-GARCH ... 42

4.4.2.2. Perhitungan VAR (Value at Risk)... 48

4.5. Defenisi Operasional... 49

(13)

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 51

5.1. Sejarah Perusahaan ... 51

5.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 54

5.3. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan... 55

5.4. Struktur Organisasi ... 55

5.5. Produksi ... 56

5.6. Pemasaran ... 58

5.6.1. Harga DOC ... 58

5.6.2. Kualitas DOC... 58

5.6.3. Distribusi DOC ... 61

5.6.4. Promosi ... 62

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN... 64

6.1. Risiko Harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk ... 64

6.2. Alternatif Strategi dalam Mengatasi Risiko Harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk ... 76

VII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

7.1. Kesimpulan ... 84

7.2. Saran... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN... 88

(14)

DAFTAR TABEL

Nomor. Halaman

1. Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2003-2007 ... 1

2. Jumlah Perusahaan Peternakan Unggas di Jawa Barat Tahun 2004 ... 2

3. Komponen Nutrisi Daging Ayam, Sapi, Kambing, dan Babi ... 3

4. Kandungan nilai gizi telur... 3

5. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007 ... 4

6. Produksi Ayam Broiler dan Telur Ayam Ras di Indonesia Tahun 2003-2007 ... 5

7. Produsen DOC Ayam Broiler di IndonesianBerdasarkan Galur (Strain) Ayam ... 6

8. Perkembangan Impor DOC Bibit di Indonesia Tahun 2003-2007... 8

9. Kandungan Gizi Daging Ayam Broiler... 14

10. Populasi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007... 17

11. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian... 28

12. Model ARIMA untuk Harga DOC PT. Sierad Produce Tbk ... 67

13. Model Terbaik Untuk Harga DOC PT. Sierad Produce Tbk ... 67

14. Hasil Pendugaan Persamaan Harga Jual DOC Broiler PT. Sierad Produce Tbk ... 68

15. Hasil Pendugaan Persamaan Harga Jual DOC Layer PT. Sierad Produce Tbk ... 70

16. Besar Risiko Harga DOC Broiler dan Layer di PT. Sierad produce Tbk .. 72

(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Fluktuasi Harga DOC Broiler dan Layer di PT. Sierad Produce Tbk... 10

2. Proses Pembibitan DOC... 21

3. Hubungan Fungsi Kepuasan dengan Pendapatan ... 30

4. Hubungan Risiko dengan Return ... 31

5. Proses Pengelolaan Risiko Perusahaan ... 35

6. Kerangka Pemikiran Oprasional ... 38

7. Proses Produksi DOC... 57

8. Plot Harga Jual DOC Broiler di PT. Sierad Produce Tbk... 64

9. Plot Harga Jual DOC Layer di PT. Sierad Produce Tbk... 66

10. Volatilitas Harga DOC Broiler di PT. Sierad Produce Tbk... 70

11. Varians Harga DOC Layer di PT. Sierad Produce Tbk ... 71

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi PT. Sierad Produce Tbk Breeding Division... 88

2. Produksi Pembibit Broiler di Indonesia Tahun 2002-2006 ... 89

3. Produksi Pembibit Layer di Indonesia Tahun 2002-2006... 90

4. Plot Kurtosis Harga Jual DOC Broiler di PT. Sierad Produce Tbk ... 91

5. Plot Kurtosis Harga Jual DOC Layer di PT. Sierad Produce Tbk ... 91

6. Pengujian Autokorelasi Data Harga DOC Broiler ... 92

7. Pengujian Autokorelasi Data Harga DOC Layer ... 92

8. Plot Data ACF untuk Harga DOC Broiler ... 93

9. Plot Data PACF untuk Harga DOC Broiler ... 93

10. Plot Data ACF untuk Harga DOC Layer ... 94

11. Plot Data PACF untuk Harga DOC Layer ... 94

12. Uji Model ARIMA untuk Data Harga DOC Broiler... 95

13. Uji Model ARIMA untuk Data Harga DOC Layer... 95

14. Hasil Estimasi Varians Harga DOC Broiler di PT. Sierad Produce Tbk dengan Menggunakan GARCH (1,1)... 96

15. Hasil Estimasi Varians Harga DOC Layer di PT. Sierad Produce Tbk dengan Menggunakan ARCH (1) ... 96

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia peranan sub sektor peternakan sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya dalam penyedia pangan yang bergizi yang berasal dari hewan ternak. Seperti halnya daging unggas, sebagai suatu komoditas strategis terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan gizi, kesehatan dan taraf hidup masyarakat.

Dalam bidang perunggasan terdapat berbagai macam komoditas yang dapat dikembangkan diantaranya ayam broiler atau pedaging, ayam layer atau petelur, ayam buras dan itik. Secara keseluruhan pertumbuhan komoditas unggas ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Populasi Unggas di Indonesia Tahun 2003-2007

Jenis Unggas Tahun (ekor)

2003 2004 2005 2006 2007*

Ayam Buras 277.357 276.989 278.954 291.085 317.420 Ayam Ras Petelur 79.206 93.416 84.790 100.202 106.942 Ayam Ras Pedaging 847.744 778.970 811.189 797.527 920.851

Itik 33.863 32.573 32.405 32.481 34.093

Keterangan : * Angka Sementara

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Berdasarkan Tabel 1, populasi unggas dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2007 walaupun masih angka sementara namun jumlah populasinya mengalami peningkatan yang signifikan.

Selain itu, jumlah populasi ayam ras pedaging atau ayam broiler lebih besar dibandingkan dengan populasi unggas lainnya. Sedangkan populasi ayam petelur atau layer masih berada lebih rendah dibandingkan dengan ayam broiler dan ayam

(18)

buras. Begitu juga halnya pada Provinsi Jawa Barat, berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan pada tahun 2004 jumlah peternakan unggas yang ada di Jawa Barat lebih banyak dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Terutama jumlah perusahaan pembibitan ayam broiler dan perusahaan budidaya ayam broiler. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Perusahaan Peternakan Unggas di Indonesia Tahun 2004

Provinsi Pembibitan Budidaya Petelur Pedaging Petelur Pedaging Unggas

Lainnya PL GPS PS PL GPS PS

Jabar - 3 2 - 4 9 102 678 25 Sumut 2 - - - - 4 152 53 1 Lampung - - - - - 10 1 - Jateng 1 - 2 1 - - 166 268 12 DI

Yogyakarta - - - - - 1 74 52 2 Jatim - - 2 2 - 3 991 254 3 Sumbar - - - - - - 21 1 - Riau - - - - - - 7 1 - Jambi - - - - - - 17 4 - Sumsel - - - - - 1 3 - - Banten 1 - - - - - 35 56 1 Bali - - - - - 1 91 23 - NTB - - - - - - - 2 - Kalbar - - - - - - - 6 - Kalsel - - - - - - - 2 - Kaltim - - - - - - 7 17 - Sulut - - - - - - 1 - - Sulteng - - - - - - 5 - - Sulsel - - - - - - 75 15 - Keterangan : PL : Pure Line

GPS : Grand Parent Stock PS : Parent Stock

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Berdasarkan Tabel 2 jumlah perusahaan pembibitan setiap provinsi lebih sedikit dibandingkan usaha peternakan atau budidaya ayam dan perbandingan jumlahnya sangat signifikan jauh berbeda. Oleh sebab itu usaha pembibitan ayam mempunyai peluang yang baik untuk dikembangkan. Jumlah perusahaan peternakan di Jawa Barat yang cukup banyak merupakan sumber penyumbang

(19)

hasil peternakan yang sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber protein.

Jenis unggas yang sangat diminati masyarakat secara luas adalah daging yang berasal dari ayam dan telur yang berasal dari ayam ras petelur, karena memiliki nilai gizi yang baik untuk kesehatan dan harga yang terjangkau oleh masyarakat.

Komponen nutrisi daging ayam, sapi, kambing dan babi dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan kandungan nilai gizi telur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Komponen Nutrisi Daging Ayam, Sapi, Kambing dan Babi

Jenis Daging Protein (%) Air (%) Lemak (%) Abu (%)

Ayam 23,40 73,70 1,90 1,00

Sapi 21,50 69,50 8,00 1,20

Kambing 19,50 71,50 7,50 1,50

Babi 19,50 69,50 9,50 1,50

Sumber : Balai Besar Industri Hasil Pertanian dalam Azmi, 2004

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa daging ayam memiliki kadar protein dan kadar air yang tinggi serta kadar lemak dan abu yang sangat rendah dibandingkan dengan daging dari jenis ternak lainnya.

Tabel 4. Kandungan Nilai Gizi Telur

Zat Gizi Kandungan Nilai Gizi Telur

Kalori (Kkal) 173

Protein (gr) 13

Lemak (gr) 13

Hidrat Arang (gr) 0,1

Kolesterol (gr) 550

Vitamin A (mcg) 660

Vitamin D (mcg) 1,3

Vitamin E (mcg) 2,1

Vitamin B (mcg) 0,4

Vitamin B12 (mcg) 1,8

Riboflavin (mg) 0,3

Sumber : Dinas Peternakan, 2008

Berdasarkan Tabel 4, kandungan gizi telur ayam memiliki protein, vitamin A dan kalori yang tinggi yang dapat mensubstitusi zat gizi daging ayam broiler.

Namun telur ayam memilliki kolesterol dan lemak yang tinggi. Diduga

(20)

meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan peningkatan kebutuhan akan protein hewani serta adanya peningkatan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat menyebabkan jumlah konsumsi daging ayam broiler mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Konsumsi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007

Tahun Jumlah (Ton) Pertumbuhan (%)

2003 1.368.200 -

2004 1.425.300 4,17

2005 1.573.000 10,36

2006 1.486.100 -5,52

2007 1.564.200 5,25

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Berdasarkan Tabel 5, pada tahun 2003 sampai tahun 2007 jumlah konsumsi ayam broiler mengalami peningkatan, namun tahun 2006 jumlah konsumsi ayam broiler mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh kondisi penawaran dan permintaan ayam broiler di pasar, diduga pada tahun adanya isu- isu ternak seperti flu burung dan ayam bangkai sehingga konsumen mengurangi jumlah konsumsi daging ayam mereka. Dengan demikian adanya peningkatan permintaan daging ayam broiler menyebabkan industri yang bergerak dibidang peternakan harus mampu memanfaatkan persediaan ayam broiler dan telur dengan cara berproduksi lebih efektif dan efisien mulai dari hulu sampai hilir.

Dilihat dari jumlah permintaan ayam broiler dan telur, peternakan ayam broiler dan telur mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan baik dalam skala besar maupun skala kecil. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah produksi ayam broiler dan telur secara keseluruhan mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007, dapat dilihat pada Tabel 6.

(21)

Table 6. Produksi Ayam Broiler dan Telur Ayam Ras Petelur di Indonesia Tahun 2003 - 2007

Tahun Ayam Broiler (ton) Telur Ayam Ras Petelur (ton)

2003 771.112 611.500

2004 846.097 762.000

2005 779.109 681.100

2006 861.262 816.800

2007 918.479 882.200

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Adanya peningkatan jumlah usaha peternakan ayam yang diikuti dengan peningkatan produksi ayam maka dibutuhkan pula faktor produksi sebagai bahan baku dalam usaha peternakan ayam. Salah satu faktor produksi yang mempunyai peranan penting dalam usaha peternakan ayam adalah DOC (Day Old Chicken).

DOC mempunyai nilai strategis yaitu jika DOC tidak ada maka peternakan ayam juga tidak akan ada. Dengan demikian usaha pembibitan ayam mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan, karena dengan meningkatnya produksi ayam maka permintaan DOC juga akan meningkat.

DOC adalah anak ayam yang berumur sehari yang merupakan komoditas unggulan perunggasan hasil persilangan dari jenis-jenis ayam berproduktifitas tinggi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu ciri khas yang dimiliki komoditas ini adalah memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Namun produksi DOC di Indonesia masih disuplai oleh sedikit perusahaan dibandingkan dengan usaha peternakan ayam. Produsen DOC ayam broiler di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.

(22)

Tabel 7. Produsen DOC Ayam Broiler di Indonesia Berdasarkan Galur (Strain) Ayam

No. Perusahaan Galur (Strain)

1. PT. Sierad Produce Tbk Cobb

Hubbart Ross Hybro

2. PT. Cipendawa Farm Enterprice AA 70

A sa

3. PT. Cibdak Indah Sari Farm Cobb 100

Hybro

4. PT. Central Avian Pertiwi Meat Nick

Hybro

5. PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Avian

Arbour Acres Isa Brown 6. PT. Multi Breeder Adirama Ind. Hypeco

7. PT. Multiphala Hubbart

8. PT. Peternakan Ayam Manggis Indian River Veded

9. PT. Hybro Hybro

Jabro

10. CV. Missouri Lohmann

11. PT. Wonokoyo Farm Pich

12. PT. Galur Palasari Anak 180

13. PT. Subur Mas Ross

14. PT. Galian Jaya Agung Abadi Starbro

15. PT. Isa INKUT Tatum

Tegel

Sumber : Data BPS (2004) dalam Hermawatty (2006)

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa setiap perusahaan penghasil DOC mempunyai masing-masing strain yang berbeda-beda dalam memproduksi DOC dan setiap perusahaan memiliki keunggulan strain DOC yang dihasilkan.

Perusahaan yang memproduksi DOC paling banyak adalah PT. Charoen Pokphand Jaya Farm yaitu sebesar 25% dari seluruh perusahaan yang menghasilkan DOC. Sedangkan PT. Sierad Produce Tbk merupakan perusahaan

(23)

pembibitan ayam broiler terbesar ke empat secara nasional setelah PT. Charoen Phokpand Jaya Farm, PT. Multi Breeder Adirama Ind. dan PT. Wonokoyo Farm1.

Provinsi Jawa Barat merupakan sentra produksi bibit ayam broiler dan layer di Indonesia, dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3. Salah satu usaha pembibitan ayam broiler dan layer di Jawa Barat adalah PT. Sierad Produce Tbk yang merupakan perusahaan terintegrasi dan didalamnya terdapat unit-unit usaha meliputi produsen DOC final stock, produsen pakan ternak, Rumah Potong Ayam (RPA), Chicken processing plant yang menghasilkan produk nugget dan bakso ayam, industri pendukung yang memproduksi peralatan perunggasan seperti keranjang ayam, produsen obat-obatan unggas dan memiliki usaha waralaba Wendy’s dan Hartz Chicken. PT. Sierad Produce Tbk memproduksi DOC final stock sebesar delapan sampai sembilan persen dari total produksi DOC final stock nasional2.

Meskipun usaha pembibitan ayam broiler atau perusahaan yang menghasilkan DOC di Indonesia masih tergolong sedikit dibandingkan dengan usaha peternakan ayam namun perusahaan penghasil DOC tersebut masih dapat memenuhi permintaan pasar. Hal ini dapat dilihat dengan tidak dilakukannya impor DOC. Menurut Herry Darmawan Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam, saat ini pasokan bibit ayam sekitar 20-21 juta ekor per minggu sedangkan permintaan di dalam negeri biasanya diatas angka tersebut bahkan menjelang puasa sampai lebaran biasanya meningkat sampai 15 persen. Pasokan DOC tahun 2008 lebih tinggi 10,18 persen dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar 25,97 juta ekor per minggu dari 23,57 juta ekor per minggu. Dengan

1 http://www.google.com//Putusan_Kartel DOC, 13 Agustus 2008

2 http://www.google.com//Putusan_Kartel DOC, 13 Agustus 2008

(24)

pasokan tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, apalagi tahun 2008 pasokan DOC lebih besar sehingga tidak diperlukan impor DOC3. Selain hal tersebut juga dapat dilihat perkembangan impor DOC di Indonesia bahwa dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mengalami penurunan dan pada tahun 2007 tidak lagi melakukan impor DOC. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perkembangan Impor DOC Bibit (Final Stock) di Indonesia Tahun 2003- 2007

Tahun Impor (000 ekor)

2003 20,4 2004 8,3 2005 6,0 2006 3,0 2007 0,0

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Dengan tidak adanya impor DOC dan sedikitnya pembibitan ayam broiler seharusnya menjadi peluang yang sangat baik untuk berbisnis dibidang tersebut.

Namun dalam menjalankan suatu usaha tidak mudah, terdapat berbagai masalah yang dihadapi yaitu adanya suatu risiko, risiko tersebut bisa tinggi, sedang atau rendah tergantung dari perusahaan tersebut bagaimana meminimalkan risiko agar dapat mencapi tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan untuk meminimalkan risiko ditentukan oleh kemampuan manajemen menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan yang memiliki manajemen risiko yang baik akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki manajemen risiko yang baik.

Begitu juga halnya dengan usaha pembibitan ayam broiler yang dijalankan oleh PT. Sierad Produce Tbk, usaha tersebut mempunyai risiko yang dapat merugikan perusahaan. Risiko yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk diduga akan

(25)

besar karena usaha yang dijalankan merupakan usaha yang sedang tumbuh artinya permintaan di pasar masih terbuka lebar dan terus meningkat karena usahanya bergerak dibidang agribisnis. Risiko yang dihadapi dapat disebabkan oleh kondisi permintaan dan penawaran DOC di pasar. Seringkali PT. Sierad Produce Tbk mengalami kerugian akibat risiko tersebut karena tidak adanya manajemen yang baik yang diterapkan di perusahaan. Untuk itu perlu dikaji berapa besar risiko yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk dan bagaimana manajemen risiko yang diterapkan dalam perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

PT. Sierad Produce Tbk merupakan salah satu perusahaan yang mengusahakan pembibitan ayam broiler dan layer. Peningkatan permintaan dan produksi ayam merupakan potensi bagi PT. Sierad Produce Tbk untuk mengembangkan usaha pembibitan ayam secara prospektif, karena dengan adanya PT. Sierad Produce Tbk yang menghasilkan DOC ayam broiler dan layer, maka peternak akan lebih mudah memperoleh DOC. Namun dalam menjalankan usahanya PT. Sierad Produce Tbk menghadapi berbagai macam risiko yang dapat merugikan perusahaan.

Risiko yang sering dihadapi PT. Sierad Produce Tbk adalah risiko harga DOC. Risiko harga dapat dilihat dengan adanya fluktuasi harga DOC dalam jangka waktu tertentu. Fluktuasi harga tersebut tidak terlepas dari kondisi permintaan dan penawaran DOC di pasar. Risiko harga DOC menimbulkan ketidakpastian terhadap keuntungan dan risiko kerugian yang akan diperoleh. Hal tersebut akan menyebabkan peerimaan penjualan yang diperoleh perusahaan akan

(26)

mengalami fluktuasi. Fluktuasi harga jual DOC broiler dan layer yang dihadapi PT. Sierad Produce Tbk mulai dari awal Januari 2007 sampai akhir Oktober 2008 dapat dilihat pada Gambar 1.

H a ri

Harga DOC per ekor

4 5 0 4 0 5 3 6 0 3 1 5 2 7 0 2 2 5 1 8 0 1 3 5 9 0 4 5 1 8 0 0 0 7 0 0 0 6 0 0 0 5 0 0 0 4 0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 0 1 0 0 0 0

V a r ia b le H a r g a D O C B r o ile r H a r g a D O C la y e r

P lo t H a rg a D O C B ro ile r d a n L a y e r

Gambar 1 Fluktuasi Harga Jual DOC Broiler dan Layer di PT. Sierad Produce

Sumber : PT. Sierad Produce Tbk

Berdasarkan Gambar 1 harga DOC broiler dan layer mengindikasikan adanya variasi harga setiap waktu yang menunjukkan adanya fluktuasi. Hal ini terjadi karena pada umumnya harga DOC broiler dan layer pada masa panen sering tidak diketahui pada waktu PT. Sierad Produce Tbk melakukan keputusan produksi. Artinya keputusan melakukan produksi yang dilakukan oleh PT. Sierad Produce Tbk tanpa didasarkan kepastian harga pada saat panen, hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan atau manajemen PT. Sierad Produce Tbk sangat dipengaruhi oleh risiko. Adanya risiko tersebut akan mempengaruhi tingkat penerimaan yang diterima PT. Sierad Produce Tbk, karena akan menyebabkan penambahan biaya untuk menangani risiko tersebut, sehingga akan mengurangi tingkat penerimaan yang akan diterima oleh PT. Sierad Produce Tbk.

(27)

Pada dasarnya PT. Sierad Produce Tbk sudah menjalankan manajemen risiko untuk meminimalkan risiko harga DOC, namun PT. Sierad Produce Tbk masih belum dapat menangani risiko harga DOC yang ada dengan baik, hal ini dapat dilihat dari seringnya PT. Sierad Produce Tbk melakukan aborsi (pemusnahan) DOC dan telur tetas yaitu dua kali dalam satu minggu dan mencapai 40 persen karena terjadi kelebihan produksi akibat tidak adanya manajemen perencanaan harga DOC terkait dengan produksi, sehingga adanya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi harga DOC merupakan kendala bagi PT.

Sierad Produce yang akan mempengaruhi penerimaan PT. Sierad Produce Tbk dalam menjalankan usahanya. Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Sierad Produce Tbk akibat risiko harga tersebut timbul karena belum menjalankan manajemen risiko dengan baik dan tepat. Untuk itu diperlukan alternatif strategi yang baik yang dapat mengatasi risiko harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk sehingga dapat meminimalkan risiko. Perusahaan yang layak unuk diusahakan adalah perusahaan yang memiliki nilai pendapatan yang lebih besar dibandingkan nilai risiko yang harus ditanggung.

Bedasarkan uraian diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana risiko harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk ?

2. Bagaimana alternatif strategi dalam mengatasi risiko harga DOC pada PT.

Sierad Produce Tbk ?

(28)

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah : 1. Menganalisis risiko harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk.

2. Menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko harga DOC pada PT.

Sierad Produce Tbk.

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna bagi PT. Sierad Produce Tbk untuk mempertimbangkan dan menentukan kebijakan-kebijakan yang harus diambil dan dilaksanakan yang berkaitan dengan risiko. Selain itu juga dapat berguna bagi penulis sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan yang akan menjadi penyeimbang pada dunia kerja dalam hal memperluas wawasan dan melatih kemandirian. Hasil penelitian ini berguna bagi pembaca sebagai informasi mengenai analisis risiko dalam pembibitan ayam broiler dan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya. Dan juga diharapkan berguna bagi pengusaha pembibitan ayam broiler lainnya dalam memajukan usahanya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada analisis risiko harga DOC broiler dan layer pada PT. Sierad Produce Tbk. Dalam penelitian ini dianalisis mengenai manajemen risiko yang diterapkan PT. Sierad Produce Tbk terkait dengan harga DOC dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif. Kemudian menganalisis risiko harga DOC broiler dan layer yang dihadapi perusahaan yaitu dengan adanya fluktuasi harga DOC dengan menggunakan model ARCH-GARCH dan

(29)

perhitungan nilai VAR (Value at Risk). Model ARCH-GARCH merupakan salah satu model yang dapat mengakomodasi adanya fluktuasi atau variasi. (Verbeek, 2000; De Wet, 2005; Moschini dan Hennessy, 1999 dalam Fariyanti 2008).

Analisis dilakukan terhadap harga DOC harian PT. Sierad Produce Tbk sebanyak 455 dari Januari 2007 sampai Oktober 2008, karena pada tahun-tahun sebelumnya PT. Sierad Produce Tbk tidak mempunyai laporan atau catatan mengenai harga DOC harian. Harga DOC yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga jual PT. Sierad Produce Tbk.

(30)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam Broiler

Ayam ras pedaging atau lebih dikenal dalam masyarakat dengan sebutan ayam broiler, dewasa ini telah banyak diusahakan dan dikembangkan. Menurut Rasyaf (2004), ayam ras pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur dibawah delapan minggu ketika dijual dengan bobot tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat serta mempunyai dada yang lebar dengan timbangan daging yang baik dan banyak. Selanjutnya dijelaskan bahwa ayam broiler sudah dapat dipasarkan pada umur lima sampai enam minggu dengan bobot hidup antara 1,3 – 1,6 kg per ekor ayam.

AAK (2003) dalam Hermawatty (2006), menjelaskan bahwa ayam broiler memiliki sifat-sifat yang menguntungkan. Ayam broiler dapat memenuhi selera konsumen, selera ini terjadi karena daging ayam broiler memiliki sumber protein yang lengkap, kadar kalori dan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis daging ternak lainnya. Disamping itu daging ayam broiler juga kaya akan vitamin dan mineral. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Kandungan Gizi Daging Ayam Broiler

Nilai Gizi Jumlah Satuan

Kalori 4,40 Kkal

Protein 18,20 Gr

Lemak 25,00 Gr

Kolesterol 60,00 Mg

Vitamin A 243,00 Mg

Vitamin B1 0,08 Gr

Vitamin B6 0,16 Gr

Asam Nicoterat 6,20 Mg

Fospor 200,00 Mg

Kalsium 14,00 Cal

Sumber : Departemen Kesehatan, 2006.

(31)

Berdasarkan Tabel 9 Nilai protein daging ayam sebesar 18,20 gram yang baik untuk kesehatan. Begitu juga dengan nilai gizi yang lainnya yang terdapat pada daging ayam seperti lemak dengan nilai gizi yang paling besar mempunyai bermanfaat sebagai energi, sedangkan vitamin dan kalsium baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang.

2.2. Karakteristik Ayam Layer (Petelur)

Menurut Bappenas (2008)4, ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Ayam diseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan. Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Ayam petelur bertujuan untuk menghasilkan telur, ayam ini memiliki postur tubuh kecil dan konsumsi pakannya sedikit, namun memiliki kemampuan menghasilkan telur yang relatif banyak. Periode bertelur dimulai sejak ayam menghasilkan telur. Batasan dimulainya periode bertelur setiap breeder berbeda- beda, ada yang berdasarkan umur atau berdasarkan produksi. Jika berdasarkan umur, ayam yang berumur lebih dari 26 minggu sudah masuk ke periode bertelur.

4 http://www.google.com//Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas, 11 November 2008

(32)

Berdasarkan produksi, ayam sudah memasuki periode bertelur jika sudah mulai bertelur sekitar 5%. Populasi awal ayam betina breeder mulai masuk periode bertelur dijadikan patokan populasi untuk perhitungan performa ayam selama satu siklus produksi. Selama satu siklus hidup satu ayam induk nenek (grand parent stock) biasanya menghasilkan 35-40 ekor ayam induk (parent stock atau ayam pembibit atau ayam breeder), dan satu ayam parent stock betina biasanya menghasilkan 120-140 ekor ayam komersial (Fadilah, 2007).

2.3. Usaha Peternakan Ayam

Perusahaan peternakan menurut Keputusan Menteri Pertanian No.362 tahun 1990 adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu, untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan yang menghasilkan ternak serta usaha penggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkan yang tiap jenis ternaknya melebihi dari jumlah yang ditetapkan untuk tiap jenis peternakan rakyat.

Menurut Surat Keputusan Menteri Pertanian No.472/Kpts/TN/.330/6/96 tentang petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Usaha Peternakan Ayam Ras, menyatakan bahwa usaha peternakan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu peternakan rakyat, pengusaha kecil peternakan, dan pengusaha peternakan.

Peternakan rakyat yaitu usaha peternakan ayam yang jumlanya tidak melebihi 15.000 ekor ayam pedaging per siklus. Usaha kecil adalah usaha budidaya ayam ras yang jumlahnya tidak melebihi 65.000 per siklus. Perusahaan peternakan

(33)

adalah perusahaan budidaya ayam pedaging yang jumlahnya lebih besar dari 65.000 ekor per siklus (Suharno, 2002).

Menurut Widjaja (2003) dalam Isramadhani (2007), mengatakan bahwa bisnis ayam broiler relatif lebih menarik dibandingkan bisnis ayam petelur.

Perputaran modal yang cepat merupakan perangsang yang kuat dan sumber daya yang dibutuhkan tidak harus dibayar langsung. Oleh sebab itu banyak yang berbisnis dibidang peternakan ayam broiler sehingga berkembang dengan pesat.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi ayam broiler pada Tabel 10.

Tabel 10. Populasi Ayam Broiler di Indonesia Tahun 2003-2007

Tahun Jumlah (Ekor) Pertumbuhan(%)

2003 847.743.895 -

2004 778.969.843 -8,11

2005 811.188.684 4,13

2006 797.527.446 -1,68

2007 920.851.121 15,46

Sumber : Direktorat Jenderal Peternakan, 2008

Berdasarkan Tabel 10, dapat dilihat bahwa populasi ayam broiler tahun 2003 sebesar 847.743.895 ekor. Pada tahun tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 811.188.684 ekor, begitu juga tahun 2007 populasi ayam broiler meningkat sebesar 920.851.121 ekor. Kenaikan populasi ini terjadi karena peningkatan pertumbuhan ayam broiler sebesar 4,13 persen dan 15,46 persen.

Namun tahun 2004 dan tahun 2006 mengalami penurunan dan juga terjadi penurunan jumlah pertumbuhan ayam broiler sebesar -8,11 persen dan -1,68 persen. Hal ini disebabkan karena adanya wabah flu burung dan ayam bangkai, sehingga ayam banyak yang mati dan peternakan mengalami penurunan produksi.

Disamping keunggulan dalam beternak ayam broiler, bisnis ayam broiler juga mempunyai tantangan yaitu (a) kelemahan manajemen pemeliharaan karena

(34)

broiler merupakan hasil dari perkawinan silang dan seleksi yang rumit, kesalahan dari segi manajemen pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian, (b) fluktuasi harga produk. Harga ayam broiler di Indonesia sangat fluktuatif, penyebabnya bermacam-macam, terutama faktor keseimbangan antara permintaan dan penawaran, (c) fluktuasi harga DOC, (d) tidak ada kepastian waktu jual dan (e) marjin usaha rendah (Abidin, 2004 dalam Isramadhani, 2007). Oleh sebab itu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dalam berbisnis ayam broiler harus diikuti dengan penerapan manajemen yang baik.

2.4. Usaha Pembibitan Ayam

Usaha pembibitan adalah usaha peternakan yang menghasilkan ternak untuk dipelihara lagi dan bukan untuk dikonsumsi. Dalam hal ini ada empat usaha pembibitan sebagai berikut :

1. Pembibitan untuk menghasilkan PL (pure line) atau ayam galur murni.

2. Pembibitan untuk menghasilkan GGPS (great grand parent stock) atau ayam bibit buyut.

3. Pembibitan untuk menghasilkan GPS (grand parent stock) atau ayam bibit nenek.

4. Pembibitan untuk menghasilkan PS (parent stock)

Menurut Fadilah (2007), perkembangan teknik pembibitan sejalan dengan perbaikan mutu genetik yang dilakukan oleh para ahli genetik. Para ahli memiliki catatan individu ayam yang merupakan dasar untuk membentuk strain ayam yang menghasilkan produksi telur dan tingkat efisiensi pakan yang tinggi. Perubahan pada pembibitan ayam broiler dilakukan dengan cara membudidayakan secara

(35)

teratur ayam bibit yang berbeda. Setiap jenis ayam bibit memiliki keunggulan sifat seperti pertumbuhan cepat, produksi telur tinggi, efisiensi pakan tinggi dan tahan terhadap penyakit. Sifat yang unggul ini akan digabungkan menjadi satu dalam satu galur melalui program seleksi dalam pembibitan dan menyilangkannya.

Dewasa ini perusahaan pembibitan telah banyak menghasilkan galur ayam pedaging dengan membawa nama perusahaannya masing-masing. Dengan banyaknya galur ayam pedaging di Indonesia maka para peternak mudah mendapatkan dan memesan ayam pedaging tersebut, baik langsung kepada pembibitnya atau di daerah-daerah (Siregar, Sabrani dan Pramu, 1980 dalam Taslukha, 2007). Galur yang dipasarkan antara lain AA 70. Asa. Cobb 100, Hybro, Meat Nick, Hubbard, Hypeco, Indiana River, Veded, Jabro, Lohmann, Pilch, Anak 180, Ross 1, Starbro, Tatum dan Tegel.

Fadilah (2007) selanjutnya menjelaskan bahwa saat ini lebih dari 300 jenis bibit ayam murni dan varietas, termasuk ayam broiler pembibit yang telah terseleksi dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar diseluruh dunia. Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan adalah :

1. Ukuran tubuh besar

2. Proporsi daging karkas tinggi 3. Kerangka tulang kuat

4. Pertumbuhan cepat

5. Kulit berwarna putih atau kuning bersih 6. Memiliki konversi pakan yang baik 7. Tahan terhadap penyakit

(36)

Pada umumnya pembibitan yang baik selalu menyeleksi telur tetas yang akan ditetaskan pada dan ketika ayam keluar dari mesin tetas. DOC yang sehat dapat dideteksi langsung dari kondisi matanya. Mata DOC terlihat cerah, maka dapat disimpulkan DOC dalam kondisi sehat dan juga tidak memperlihatkan cacat fisik, yang merupakan tanda kenormalan dalam proses penetasan.

2.5. Day Old Chick (DOC)

DOC adalah anak ayam yang baru saja ditetaskan dari telur ayam bibit induk (Parent Stock). Ayam bibit induk tersebut dipelihara dan telurnya ditetaskan menjadi DOC (PT. Sierad Produce, 1996). Menurut Solihin (2007), DOC adalah singkatan dari Day Old Chick yang artinya anak ayam umur sehari atau anak ayam berumur 24 jam. Sebelum DOC, anak ayam masih sangat sensitif terutama terhadap perubahan lingkungan (temperatur dan kebersihan). Luka pada pusarnya belum kering sempurna masih sangat mungkin terinfeksi kuman.

Selanjutnya Solihin menjelaskan bahwa, anak ayam yang berumur lebih dari 30 jam apabila tidak mendapat perlakuan, kondisinya akan semakin lemah.

Sampai umur 60 jam belum mendapat perlakuan akan terjadi kematian. Anak ayam selalu mempunyai masalah dan perlu perhatian khusus. Masalah yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain (a) stress yang diderita selama dalam perjalanan dan dalam keadaan lingkungan yang belum memadai, (b) yolk atau kuning telur yang dibawa lahir masih dapat diserap sempurna dalam waktu sesingkat-singkatnya, dan (c) kemungkinan adanaya ikutan kuman penyebab penyakit egg born disease (penyakit yang ditularkan lewat telur pada saat menetas).

(37)

Menurut Rasyaf (2002), DOC adalah anak ayam berumur satu hari. DOC dilihat dari induk ayam yang sehat dan tidak membawa penyakit bawaan. Selain itu ukuran atau bobot DOC dipengaruhi oleh telur tetas ayam tersebut, maka sebaiknya harus diperhatikan. Keuntungan yang diperoleh apabila bibit yang digunakan berkualitas baik adalah tingkat mortalitas rendah, lebih mudah dikelola, menghambat biaya pengobatan dan keuntungan yang diperoleh lebih banyak

Rasyaf (2004), menyatakan bahwa untuk memilih DOC yaitu anak ayam yang berasal dari induk yang sehat ukuran atau bobot normal DOC sekitar 35-40 garam, mata cerah dan bercahaya, aktif dan tampak tegar, DOC tidak memperlihatkan cacat fisik seperti kaki bengkok.,mata buta atau kelainan fisik yang mudah dilihat serta tidak ada lekatan tinta di duburnya. Adapun proses pembibitan DOC dapat dilihat pada Gambar 2.

Distributor

Telur Penetasan DOC

Pelanggan Pembibitan Anak

Bibit Induk

Gambar 2. Proses Pembibitan DOC

Sumber : PT. Sierad Produce Tbk

Menurut Fadillah (2004) dalam Wahyudi (2007), kesuksesan beternak ayam broiler komersial tergantung dari kualitas DOC yang dipelihara. Jika DOC yang dipelihara berkualitas maka selama pemeliharaan tidak akan mengalami kendala. Sebaliknya jika yang dipelihara DOC yang tidak berkualitas, produksi yang dicapai tidak akan optimal walaupun faktor lingkungan yang diberikan sudah maksimal.

(38)

2.6. Tinjauan Studi Terdahulu

2.6.1. Studi Terdahulu Mengenai Risiko

Penelitian Merina tahun 2004 mengenai analisis risiko menggunakan alat analisis pendapatan tunai dan analisis risiko. Berdasarkan nilai R/C rasio yang diperoleh sebesar 0,88 bahwa biaya tunai yang dikeluarkan perusahaan lebih besar dari penerimaan yang diterima sehingga perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp 31.878.473. Hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa nilai risiko usaha yang diperoleh sebesar Rp 45.549.095,56. Nilai tersebut menunjukkan bahwa risiko yang harus dihadapi perusahaan X setiap periode di masa yang akan datang sebesar Rp 45.549.095,56, cateris paribus.

Hal tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan analisis pendapatan tunai diketahui pendapatan tunai yang diterima perusahaan bervariasi pada setiap periode produksinya namun rata-rata pada setiap periode perusahaan untung.

Sedangkan berdasarkan analisis risiko menunjukkan bahwa perusahaan yang dikaji masih menghadapi risiko yang besar dan dengan menggunakan analisis regresi diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang sangat besar pada perusahaan tersebut adalah fluktuasi harga DOC, fluktuasi harga pakan, fluktuasi biaya obat, fluktuasi harga ayam, waktu penjualan dan fluktuasi mortalitas.

Penelitian Ramadhona tahun 2004 mengenai analisis investasi dengan pendekatan model ARCH-GARCH dan pendugaan harga saham dengan pendekatan model time series pada Perusahaan Agribisnis terpilih di PT. Bursa Efek Jakarta, menggunakan metode dengan model ARCH-GARCH untuk mendapatkan model peramalan dan Value at Risk (VAR) untuk mengukur tingkat risiko. Risiko yang dikaji pada penelitian ini adalah risiko investasi pada PT. BEJ

(39)

dengan memilih perusahaan rokok yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu PT. Astra Agrolestari Tbk (AALI), PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT.

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF). Data yang digunakan merupakan data penutupan saham harian perusahaan agribisnis dari tanggal 1 Januari 2001 sampai 30 April 2004.

Dari hasil penerapan metode ARCH-GARCH didapatkan bahwa risiko yang ditanggung investor pada saham AALI sebesar 2,46 persen; GGRM sebesar 2,57 persen; INDF sebesar 8,75 persen dari total investasi yang ditanamkan.

Ramalan harga penutupan saham AALI dan INDF cenderung mengalami peningkatan. Hal ini memberikan kesempatan pada investor untuk mendapatkan capital gain. Sedangkan GGRM mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa pelaku bursa sebaiknya melepas sahamnya agar tidak mengalami capital loss karena akan mengalami kerugian.

Peneiltian Rauf tahun 2005 mengenai risiko, bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha ternak sapi perah di PT. X, mengetahui besarnya tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat risiko yang diterima oleh perusahaan. Berdasarkan hasil analisis evaluasi finansial, usaha ternak sapi perah dapat dikatakan layak karena dilihat dari kriteria NPV yang lebih besar dari nol, nilai BCR lebih dari satu dan nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga.

Hasil perhitungan NPV usaha peternakan sapi perah dikatakan layak karena nilai NPV yang diperoleh adalah sebesar Rp 751. 892. 074. Dari analisis BCR dihasilkan nilai sebesar 1,16, nilai BCR yang diperoleh lebih besar dari satu, yang berarti bahwa benefit atau manfaat yang diterima oleh usaha harus dapat

(40)

menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan. Sedangkan nilai IRR diperoleh hasil sebesar 25,94 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari penerimaan yang diterima sama dengan jumlah nilai sekarang dari pengeluaran. Berdasarkan hasil analisis tingkat risiko menunjukan bahwa risiko usaha ternak sapi cukup tinggi dan akan menghadapi peluang merugi setiap bulan dengan nilai koefisien variasi sebesar 1,60.

Berdasarkan analisis regresi diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang sangat besar pada perusahaan adalah fluktuasi penerimaan susu, fluktuasi biaya pakan, dan fluktuasi penerimaan non susu.

Selanjutnya penelitian mengenai risiko dilakukan oleh Robi’ah tahun 2006 dengan menggunakan analisis risiko, analisis keputusan berisiko dan analisis deskriptif, dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen risiko dan mengetahui tingkat risiko yang dihadapi perusahaan serta menganalisis expected value yang diberikan oleh manajer dalam kondisi ketidakpastian.

Berdasarkan analisis deskriptif manajemen produksi diperusahaan telah dilaksanakan dengan baik. Sedangkan berdasarkan analisis risiko diperoleh tingkat risiko sebesar 1,3 sehingga tingkat risiko yang dihadapi perusahaan tinggi.

Hal ini disebabkan karena fluktuasi harga input (pakan dan DOC) dengan struktur pasar oligopoli, fluktuasi harga output, fluktuasi hasil produksi yang tergantung pada alam yang menyebabkan kondisi ketidakpastian yang tinggi sehingga risiko yang dihadapi tinggi. Dari hasil expected value perusahaan lebih baik menambah populasi broiler pada periode lebaran dan tidak mengurangi populasi broiler pada periode ajaran baru.

(41)

Penelitian Iskandar tahun 2006 mengenai analisis risiko investasi saham dianalisis dengan menggunakan model ARCH-GARCH untuk mendapatkan model peramalan dan Value at Risk (VAR) untuk mengukur tingkat risiko.

Penelitian dilakukan pada PT. BEJ dengan memilih perusahaan rokok yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu PT. Gudang Garam (GGRM), PT.HM Sampoerna (HMSP) dan PT. Bentoel International Investama (RMBA). Risiko yang akan dikaji adalah risiko saham dengan adanya fluktuasi harga saham dari waktu ke waktu. Sedangkan data observasi berjumlah 1032 dari Januari 2002 sampai akhir Maret 2006.

Hasil yang diperoleh berdasarkan model ARCH-GARCH adalah tingkat risiko yang dimiliki oleh saham RMBA merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan perusahaan rokok lainnya. Hal ini disebabkan oleh kurang diminatinya saham tersebut oleh investor karena saham RMBA lebih banyak menghasilkan tingkat return yang negatif. Saham HMSP memiliki tingkat risiko yang terendah dibandingkan kedua saham rokok lainnya. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai fluktuasi, karena harga saham HMSP sudah tidak liquid lagi di pasar sehingga pasar modal HMSP masih sangat potensial untuk meningkatkan jumlah saham beredar.

Tingkat risiko saham GGRM menempati urutan tertinggi kedua setelah saham RMBA karena saham dianggap sudah terlalu mahal oleh para investor sehingga investor cenderung irrasional dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi pada GGRM. RMBA memiliki tingkat risiko yang terbesar dalam industri rokok namun memiliki tingkat return yang terbesar pula. Dilihat dari nilai expected return, RMBA memilik tingkat expected return yang terbesar dan

(42)

positif. Hal ini mengindikasikan saham RMBA merupakan alternatif investasi terbaik dalam industri rokok dikarenakan memiliki expected return yang terbesar dan positif dibandingkan saham HMSP dan GGRM.

Penelitian Fariyanti tahun 2008 mengenai risiko produksi dan harga kentang dan kubis dianalisis dengan menggunakan analisis risiko model GARCH (1,1) dan menghitung nilai varian. Berdasarkan analisis risiko dihasilkan bahwa risiko produksi kentang yang diindikasikan oleh fluktuasi produksi kentang yang disebabkan oleh risiko produksi pada musim sebelumnya dan penggunaan input, pupuk dan tenaga kerja menjadi faktor yang menimbulkan risiko produksi, sedangkan lahan, benih dan obat-obatan menjadi faktor yang mengurangi risiko produksi. Pada komoditas kubis, lahan dan obt-obatan menjadi faktor yang menimbulkan risiko, sementara benih, pupuk dan tenaga kerja menjadi faktor yang mengurangi risiko produksi.

Risiko produksi pada komoditas kentang lebih tinggi dibandingkan pada komoditas kubis sedangkan risiko harga produk pada komoditas kubis lebih tinggi dibandingkan komoditas kentang. Perilaku rumahtangga petani dengan adanya risiko produksi dan harga produk termasuk risk aversion dengan melakukan pengurangan penggunaan luas lahan garapan, benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Pengurangan tertinggi input, produksi, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga akibat peningkatan risiko produksi produksi dan harga produk serta upah pada kegiatan usahatani terdapat pada rumahtangga petani lahan sempit.

Demikian pula peningkatan penggunaan tenaga kerja off farm dan non farm yang paling rendah.

(43)

2.6.2. Studi Terdahulu Mengenai DOC

Penelitian Hermawatty tahun 2006 menganalisis pemasaran DOC pada PT.

Sierad Produce Tbk. Berdasarkan analisis bauran pemasaran menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang dijalankan oleh perusahaan lebih memperioritaskan pada tujuan memperluas kemitraan, dengan menekankan pada pelayanan dan kualitas produk. Hasil rumusan strategi pemasaran tidak jauh berbeda dengan strategi pemasaran yang saat ini sedang dijalankan oleh perusahaan, dimana prioritas strategi utama adalah memperlus kemitraan. PT. Sierad produce Tbk dapat memperbaiki strategi pemasaran dengan menjalankan kombinasi bauran pemasaran yang telah dirumuskan dengan tepat sehingga tujuan perusahaan tercapai dengan mudah.

Penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan dengan Merina dan Rauf adalah dalam metode analisis yang digunakan yaitu analisis risiko tetapi ada juga perbedaan dalam analisis regresi dan berbeda dengan komoditas yang diteliti. Persamaan dengan penelitian Robi’ah adalah sama-sama menganalisis manajemen risiko dan menggunakan alat analisis risiko, namun berbeda dalam komoditas yang diteliti. Persamaan dengan penelitian Ramadhona dan Iskandar adalah sama-sama menggunakan alat analisis model ARCH-GARCH dan VAR untuk menghitung besarnya risiko, namun komoditas yang diteliti berbeda. Persamaan dengan penelitian Fariyanti adalah sama-sama menganalisis risiko harga dan menggunakan alat analisis ARCH- GARCH, perbedaannya terdapat pada komoditas yang diteliti.

Sedangkan penelitian mengenai DOC yang dilakukan oleh Hermawatty, persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang DOC dan tempat penelitian

(44)

yang dilakukan yaitu pada PT. Sierad Produce Tbk. Tetapi terdapat perbedaan yaitu dalam hal tema penelitian dan alat analisis yang digunakan. Penelitian mengenai Analisis Risiko harga DOC broiler dan layer di PT. Sierad Produce Tbk belum pernah dilakukan sebelumnya. Daftar studi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Studi Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Nama

Penulis Tahun Judul Metode Analisis

Desi Merina 2004

Analisis Pendapatan Tunai, Risiko dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Risiko Usaha Peternakan Broiler

Analisis Pendapatan Tunai, Analisis Risiko, Analisis regresi

Baka Senjaya

Ramadhona 2004

Analisis Investasi dengan Pendekatan Model ARCH- GARCH dan Pendugaan Harga Saham dengan Pendekatan Model Time Series pada

Perusahaan Agribisnis Terpilih di PT. Bursa Efek Jakarta.

Model ARCH- GARCH untuk menghitung Value at Risk (VAR)

Ari Abdul

Rauf 2005 Analisis Finansial dan Risiko Usaha Ternak Sapi Perah PT. X

Analisis Risiko, Analisis Regresi Siti Robi’ah 2006

Manajemen Risiko Usaha Peternakan Broiler pada Sunan Kudus Farm di kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

Analisis Deskritif, Analisis Risiko

Edy Iskandar 2006 Analisis Risiko Investasi Saham Agribisnis Rokok dengan Pendekatan ARCH-GARCH

Model ARCH- GARCH untuk menghitung Value at Risk (VAR) Fanny

Rachman Hermawatty

2006

Analisis Strategi Pemasaran Day Old Chick (DOC) Broiler Final Stock di PT. Sierad Produce Tbk Bogor Jawa Barat

Analisis Bauran Pemasaran

Anna

Fariyanti 2008

Perilaku Ekonomi Rumahtangga Petani Sayuran Dalam

menghadapi Risio Produksi dan Harga Produk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung

Analisis Risiko Model GARCH dan Menghitung Nilai Varian

(45)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Risiko

Manusia selalu dihadapkan dengan risiko sehingga risiko mejadi bagian dari manusia. Begitu juga dengan perusahaan, perusahaan akan selalu berhadapan dengan risiko, ketidakmampuan perusahaan dalam menangani berbagai risiko yang dihadapi akan merugikan perusahaan. Menurut Kountur (2004), risiko berhubugan dengan ketidakpastian, ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak tesedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi.

Selanjutnya Kountur menjelaskan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntugkan maka disebut dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut sebagai risiko. Oleh sebab itu risiko adalah sebagai suatu keadaan yang tidak pasti yang dihadapi seseorang atau perusahaan yang dapat memberikan dampak yang merugikan.

Menurut Robison dan Barry (1987) dan Kadarsan (1992), Risiko (risk) adalah kemungkinan merugi (possibility of loss or injury), jadi peluang akan terjadinya suatu kejadian telah diketahui terlebih dahulu yang didasarkan pada pengalaman. Ketidakpastian (uncertainty) adalah sesuatu yang tidak bisa diramalkan sebelumnya (the quality or state of being uncertain;something that is uncertain), peluang terjadinya merugi belum diketahui sebelumnya.

Analisis risiko berhubungan dengan teori pengambilan keputusan (decision theory) berdasarkan konsep expected utility model (Robison dan Barry,

(46)

1987; Moschini dan Hennessy, 1999). Dalam menganalisis mengenai pengambilan keputusan yang berhubungan dengan risiko dapat menggunakan expected utility model. Model ini digunakan karena adanya kelemahan yang terdapat pada expected return model, yaitu bahwa yang ingin dicapai oleh seseorang bukan nilai (return) tetapi kepuasan (utility). Hubungan fungsi kepuasan dengan pendapatan adalah berhubungan positif, dimana jika tingkat kepuasan meningkat maka pendapatan yang akan diperoleh juga meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Hubungan Fungsi Kepuasan dengan Pendapatan

Sumber: Debertin, 1986

Risiko adalah konsekuensi dari apa yang telah kita lakukan. Seluruh kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan juga mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat erat kaitannya dengan risiko. Risiko dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya return yang akan diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi umumnya dapat diperhitungkan bahwa return yang diterima juga akan lebih besar. Pola pengambilan risiko menunjukkan

(47)

sikap yang berbeda terhadap pengambilan risiko. Hubungan antara risiko dengan return dapat dilihat pada Gambar 4.

Ekspected Return Return

Risiko Gambar 4. Hubungan Risiko dengan Return

Sumber : Lam, 2008

Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin besar risiko yang dihadapi maka semakin besar pula return yang diperoleh yaitu high risk high return. Begitu juga sebaliknya semakin kecil risiko yang diterima semakin kecil pula return yang dihasilkan. Sedangkan prilaku pembuat keputusan dalam menghadapi risiko dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori (Robison dan Barry, 1987 dalam Fariyanti, 2008).

1. Pembuat keputusan yang takut terhadap risiko (risk aversion). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menaikkan keuntungan yang diharapkan yang merupakan ukuran tingkat kepuasan.

2. Pembuat keputusan yang berani terhadap risiko (risk taker). Sikap ini menunjukkan bahwa jika terjadi kenaikan ragam (variance) dari keuntungan maka pembuat keputusan akan mengimbangi dengan menurunkan keuntungan yang diharapkan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kerangka pelaksanaan kuasi reorganisasi ini, pertama-tama Perseroan akan melakukan penurunan modal dasar dengan mengurangi jumlah saham dalam portepel untuk saham

Sehubungan dengan jumlah selisih penilaian kembali aset tetap dan kewajiban Perseroan sebesar Rp 108.380.711.649 dan tambahan modal disetor sebesar Rp

Pada setiap tanggal neraca konsolidasian, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah terdapat atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset untuk

Investasi dalam bentuk saham di mana Perusahaan secara langsung atau tidak langsung mempunyai pemilikan saham 20% sampai 50% dicatat dengan menggunakan metode

Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/

Hasil pengukuran yang akurat masih bisa diperoleh apabila posisi probe potensial dan probe arus tidak segaris dengan syarat sudut yang dibentuk antara elektroda pembumian

Bookmark not defined.. Error! Bookmark not defined. 2.2.3 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham ... Error! Bookmark not defined. 2.2.4 Pengaruh Return On Equity

Pada pendekatan analisis aliran kas akan dibahas mengenai aliran kas yang mempertimbangkan probabilitas ketidakpastian (resiko) aliran kas dari suatu proyek