• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jaringan Syaraf Tiruan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jaringan Syaraf Tiruan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Jaringan Syaraf Tiruan g y

(Artificial Neural Network)

Intelligent Systems

(2)

Pembahasan

• Jaringan McCulloch-Pitts

• Jaringan Hebb

• Perceptron

(3)

Jaringan McCulloch-Pitts g

(4)

Model JST Pertama

• Diperkenalkan oleh McCulloch dan Pitts tahun 1943

• Model McCullcoh dan Pitts merupakan jaringan syaraf pertama yang dibuat berdasarkan syaraf tiruan

• Menyimpulkan bahwa kombinasi beberapa neuron sederhana menjadi suatu sistem neuron dapat j p

meningkatkan kemampuan komputasi

• Digunakan untuk melakukan fungsi logika sederhana gu a a u tu e a u a u gs og a sede a a

• Banyak prinsipnya yang masih digunakan pada JST saat ini

saat ini

(5)

Karakteristik McCulloch-Pitts Karakteristik McCulloch-Pitts

Karakteristik model neuron McCulloch-Pitts :

1 Fungsi aktivasi neuron dalam biner 1. Fungsi aktivasi neuron dalam biner

• Neuron meneruskan sinyal : aktivasi bernilai 1

• Neuron tidak meneruskan sinyal : aktivasi bernilai 0

2 S ti d j i dih b k d j l t h

2. Setiap neuron pada jaringan dihubungkan dengan jalur terarah yang memiliki bobot tertentu

• Jika bobot jalur bernilai positif, jalur diperkuat Jik b b t j l b il i tif j l di l h

• Jika bobot jalur bernilai negatif, jalur diperlemah

Fungsi aktivasi unit Y :

If net >= θ, then f(net)=1, else f(net)= 0

X1 1

Dimana :

• net adalah total sinyal input = x1w1+x2w2+x3w3

• output y = f(net)

θ d l h il i th h ld Y

X2 Y

w1 w2

w3 • θ adalah nilai threshold neuron Y

X3 w3

(6)

Karakteristik McCulloch Pitts Karakteristik McCulloch-Pitts

Karakteristik model neuron McCulloch-Pitts :

3 Seluruh jalur bernilai positif yang terhubung ke neuron 3. Seluruh jalur bernilai positif yang terhubung ke neuron

tertentu, memiliki bobot sama

• Bobot koneksi yang berbeda dapat terhubung ke neuron lain 4 Setiap neuron memiliki nilai threshold tetap

4. Setiap neuron memiliki nilai threshold tetap

• Jika net input ke neuron lebih besar dari threshold, neuron akan meneruskan sinyal (fire)

• Threshold di set sedemikian sehingga setiap masukan yang

• Threshold di-set sedemikian sehingga setiap masukan yang memperlemah akan mencegah neuron meneruskan sinyal

X1 2 Ditentukan θ = 4, w1=2, w2=2 dan w3=-1

X2 Y

2 2 1

e u a θ , , da 3

maka :

• net = 2.x1 + 2.x2 + (-1).x3

• If net >= 4, then y=f(net)=1, else f(net)= 0

X3 -1

(7)

K kt i tik M C ll h Pitt Karakteristik McCulloch-Pitts

Karakteristik model neuron McCulloch-Pitts :

5 Bobot setiap jalur tidak ditentukan dengan proses pelatihan 5. Bobot setiap jalur tidak ditentukan dengan proses pelatihan

• Tetapi dilakukan secara analitis (dengan coba-coba)

6. Sinyal mengalir dari satu koneksi ke koneksi lain dalam satu satuan waktu

satuan waktu

7. Pada awalnya, jaringan McCulloch-Pitts digunakan untuk memodelkan fungsi logika

X1 2

Ditentukan θ = 4, w1=2, w2=2 dan w3=-1 maka :

• net = 2 x1 + 2 x2 + (-1) x3

X2 Y

2 2 1

• net = 2.x1 + 2.x2 + (-1).x3

• If net >= 4, then y=f(net)=1, else f(net)= 0

Jaringan dapat meneruskan sinyal (fire) jika masukan x1 dan x2 bernilai 1 dan x3 bernilai nol

X3 -1 x1 dan x2 bernilai 1 dan x3 bernilai nol

(8)

Fungsi AND

• Agar jaringan dapat menyatakan fungsi AND maka bobot jalur dibuat bernilai 1

X1 θ 2 AND, maka bobot jalur dibuat bernilai 1 – Karena input X1 dan X2 terhubung ke

neuron yang sama, bobot koneksi harus sama (keduanya bernilai 1)

X1

X2

Y w1=1

w2=1

θ=2

( y )

– Penentuan bobot jalur dilakukan secara analitik (coba-coba)

X1 X2

=

=

2

1 i

i

i

w

x

net

<

=

= 2

2 0

) 1

( net

net jika net jika

f y

0 0 0.1+0.1=0 0

0 1 0.1+1.1=1 0

1 0 1.1+0.1=1 0

1 1 1.1+1.1=2 1

(9)

Fungsi OR

• Agar jaringan dapat menyatakan fungsi AND maka bobot jalur diganti menjadi

X1 θ 2 AND, maka bobot jalur diganti menjadi bernilai 2

– Bobot koneksi tetap harus sama (keduanya diganti menjadi bernilai 2)

X1

X2

Y w1=2

w2=2

θ=2

( y g j )

– Perubahan bobot jalur dilakukan secara analitik

X1 X2

=

=

2

1 i

i

i

w

x

net

<

=

= 2

2 0

) 1

( net

net jika net jika

f y

0 0 0.2+0.2=0 0

0 1 0.2+1.2=2 1

1 0 1.2+0.2=2 1

1 1 1.2+1.2=4 1

(10)

Fungsi AND-NOT

• Y bernilai 1 jika X1=1 dan X2=0

• Untuk memperolehnya maka bobot w1

X1 θ 2 • Untuk memperolehnya, maka bobot w1 harus lebih besar dari w2

– Untuk mencegah agar f(1,1) tidak sama dengan 1 maka w2 harus negatif

X1

X2

Y w1= 2

w2= -1

θ=2

dengan 1, maka w2 harus negatif

X1 X2

=

=

2

1 i

i

i

w

x

net

<

=

= 2

2 0

) 1

( net

net jika net jika

f y

0 0 0.2+0.-1= 0 0

0 1 0.2+1.-1=-1 0

1 0 1.2+0.-1= 2 1

1 1 1.2+1.-1= 1 0

(11)

F i XOR Fungsi XOR

• Fungsi XOR tidak dapat dibuat dengan menghubungkan langsung input ke outputp p

– Diperlukan sebuah layer tersembunyi (hidden layer) – Ingat de Morgan :

X1 XOR X2 = (X1 AND NOT X2) OR (NOT X1 AND X2) X1 XOR X2 = (X1 AND NOT X2) OR (NOT X1 AND X2) – Dibentuk menggunakan 2 fungsi AND NOT dan 1 fungsi OR

θ 2 Z1

Y

2 θ=2

X1 2

-1

θ=2

Z2

2 Y

X2 2

-1

X1 XOR X2 = (X1 AND NOT X2) OR (NOT X1 AND X2) X1 XOR X2 (X1 AND NOT X2) OR (NOT X1 AND X2)

= Z1 OR Z2

(12)

Jaringan Hebb g

(13)

Jaringan Hebb

• Jaringan layer tunggal dengan satu neuron keluaran

– Seluruh neuron masukan terhubung langsung dengan

k l dit b h d b h bi

neuron keluaran, ditambah dengan sebuah bias

• Pada jaringan McCulloch-Pitts, penentuan bobot garis dan bias dilakukan secara analitik

garis dan bias dilakukan secara analitik

– Sulit dilakukan pada masalah yang kompleks

• D O Hebb (1949) memperkenalkan cara menghitung

• D.O Hebb (1949) memperkenalkan cara menghitung bobot dan bias secara iteratif

• Model jaringan Hebb adalah model pertama yang

• Model jaringan Hebb adalah model pertama yang

dapat belajar

(14)

Konsep Dasar Hebb Konsep Dasar Hebb

• Apabila dua buah neuron yang dihubungkan dengan sinapsis memiliki bobot w sama (keduanya positif atau keduanya negatif) memiliki bobot w sama (keduanya positif atau keduanya negatif), maka kekuatan sinapsisnya meningkat

• Sebaliknya apabila kedua neuron aktif secara tidak sinkron (salah

• Sebaliknya, apabila kedua neuron aktif secara tidak sinkron (salah satu bobot w bernilai positif dan yang lain bernilai negatif), maka kekuatan sinapsisnya akan melemah

x1

w1

bobot

x2

y w2

2

sinapsis neuron output

neuron input

(15)

Dasar Algoritma Hebb Dasar Algoritma Hebb

• Prinsip model belajar Hebb :

Proses belajar dilakukan secara iteratif – Proses belajar dilakukan secara iteratif

– Pada setiap iterasi pembelajaran, bobot sinapsis dan bobot bias diubah berdasarkan perkalian neuron-neuron di kedua sisinya (sisi input dan sisi output)

(sisi input dan sisi output)

x perubahan nilai bobot dilakukan

x1 d

x2 y

w1 w2

dengan persamaan :

ƒ wi(baru)= wi(lama)+xiy b(b ) b(l ) +

1 b ƒ b(baru) = b(lama) +y

(16)

Algoritma Pelatihan Hebb Algoritma Pelatihan Hebb

Algoritma pelatihan

– Inisialisasi semua bobot : b = wi = 0 (i=1, …, n)

– Untuk semua vektor masukan s dan target t lakukanUntuk semua vektor masukan s dan target t, lakukan

• Set aktivasi unit masukan : x

i

= s

i

(i=1, …, n)

• Set aktivasi unit keluaran : y = t Set aktivasi unit keluaran : y t

• Perbaiki bobot menurut persamaan :

wii(baru)=w( ) ii(lama)+delta w( ) ii (i=1, …, n), ( , , ), dimana delta wi = xiy

• Perbaiki bias menurut persamaan :

b(baru) = b(lama) + y

(17)

Kasus 1 : Fungsi Logika Kasus 1 : Fungsi Logika

• Kasus :

– Buat jaringan Hebb yang dapat menyatakan fungsi logika AND

• Representasi masukan/keluaran yang digunakan :

M k d k l bi (0 t 1)

a. Masukan dan keluaran biner (0 atau 1) b. Masukan biner dan keluaran bipolar

c. Masukan dan keluaran bipolar (-1 atau 1)

• Contoh ini hendak memperlihatkan masalah yang seringkali timbul untuk fungsi aktivasi threshold

Kadangkala jaringan dapat menentukan pola secara benar jika – Kadangkala jaringan dapat menentukan pola secara benar jika

menggunakan representasi bipolar saja

(18)

a Representasi Biner-Biner a. Representasi Biner-Biner

Tabel Masukan dan Target fungsi AND

Masukan Target

s1 s2 bias t X1 w1 θ=0

1 1 1 1

1 0 1 0

X2 1

w2 Y b

0 1 1 0

0 0 1 0

1

Arsitektur Jaringan Hebb fungsi AND

• Masukan biner

• Target keluaran biner

(19)

a Representasi Biner Biner a. Representasi Biner-Biner

Masukan Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

Proses Belajar :

x1 x2 bias y dw1 dw2 db w1 w2 b

0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 0 0 0 0 1 1 1

0 1 1 0 0 0 0 1 1 1

• Perhitungan bobot dan bias

– w (baru)=w (lama)+ dw dimana dw =x y (i=1 n)

0 0 1 0 0 0 0 1 1 1

– wi(baru)=wi(lama)+ dwi, dimana dwi=xiy (i=1, …, n) – b(baru) = b(lama) + db, dimana db=y

• Hasil pembelajaran

– Bobot berubah akibat pasangan data pertama sajaBobot berubah akibat pasangan data pertama saja – Dari hasil iterasi, diperoleh w1 =1, w2=1, dan b=1

(20)

a. Representasi Biner-Biner

2 1 jik t ≥ 0

Hasil eksekusi :

x1 x2

1 1 1.1+1.1+1=3 1

=

+

=

1 i

i

i

w b

x

net

<

=

= 0

0 0

) 1

( net

net jika net jika

f y

1 0 1.1+0.1+1=2 1

0 1 0.1+1.1+1=2 1

0 0 0.1+0.1+1=1 1

0 0 0.1+0.1+1 1 1

f(net) tidak sama dengan target yang diinginkan X1

w1=1 θ=0

pada fungsi AND

Jaringan TIDAK DAPAT ‘MENGERTI’ pola yang dimaksud

X2 1

w2=1 Y 1 b=1

(21)

b Representasi Biner-Bipolar b. Representasi Biner-Bipolar

Tabel Masukan dan Target fungsi AND

Input Target

s1 s2 bias t X1

w1 θ=0

1 1 1 1

1 0 1 -1 X2 Y

w1 w2

0 1 1 -1 b

0 0 1 -1

1 b

Arsitektur Jaringan Hebb

• Masukan biner

• Target keluaran bipolar

fungsi AND

(22)

b Representasi Biner Bipolar b. Representasi Biner-Bipolar

Masukan Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

Proses Belajar :

Masukan Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias y dw1 dw2 db w1 w2 b

0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 0 1 -1 -1 0 -1 0 1 0

0 1 1 -1 0 -1 -1 0 0 -1

0 0 1 -1 0 0 -1 0 0 -2

Perhitungan bobot dan bias g

ƒ wi(baru)=wi(lama)+ dwi, dimana dwi=xiy (i=1, …, n)

ƒ b(baru) = b(lama) + db, dimana db=y Hasil pembelajaran

ƒ Dari hasil iterasi, diperoleh w1 =0, w2=0, dan b=-2

(23)

b. Representasi Biner-Bipolar

2

Hasil eksekusi :

x1 x2

1 1 1.0+1.0+(-2)=-2 -1

=

+

=

1 i

i

i

w b

x

net

<

=

= 0

0 1

) 1

( net

net jika net jika

f y

1 1 1.0+1.0+( 2) 2 1

1 0 1.0+0.0+(-2)=-2 -1

0 1 0.0+1.0+(-2)=-2 -1

0 0 0 0+0 0+( 2)= 2 1

0 0 0.0+0.0+(-2)=-2 -1

• f(net) belum sama dengan target yang ( ) g g y g X1 w1=0 θ=0 diinginkan pada fungsi AND

• Jaringan MASIH TIDAK DAPAT

‘MENGERTI’ pola yang dimaksud

X2 1

w2=0 Y

p y g 1 b=-2

(24)

c. Representasi Bipolar-Bipolar

Tabel Masukan dan Target fungsi AND

Masukan Target

s1 s2 bias t

1 1 1 1 X1

1 -1 1 -1

X1

X2 Y

w1 w2

θ=0

-1 1 1 -1

-1 -1 1 -1

1 b

A i k J i H bb

• Masukan bipolar

• Target keluaran bipolar

Arsitektur Jaringan Hebb fungsi AND

(25)

c Representasi Bipolar-Bipolar c. Representasi Bipolar-Bipolar

Masukan Target Perubahan Bobot Bobot Baru

Proses Belajar :

Masukan Target Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias y dw1 dw2 db w1 w2 b

0 0 0

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 -1 1 -1 -1 1 -1 0 2 0

-1 1 1 -1 1 -1 -1 1 1 -1

-1 -1 1 -1 1 1 -1 2 2 -2

Perhitungan bobot dan bias g

ƒ wi(baru)=wi(lama)+ dwi, dimana dwi=xiy (i=1, …, n)

ƒ b(baru) = b(lama) + db, dimana db=y Hasil pembelajaran

ƒ Dari hasil iterasi, diperoleh w1 =2, w2=2, dan b=-2

(26)

c. Representasi Bipolar-Bipolar

2

Hasil eksekusi :

x1 x2

1 1 1.2+1.2+(-2)=2 1

=

+

=

1 i

i

i

w b

x

net

<

=

= 0

0 1

) 1

( net

net jika net jika

f y

1 1 1.2+1.2+( 2) 2 1

1 -1 1.2+(-1).2+(-2)=-2 -1

-1 1 (-1).2+1.2+(-2)=-2 -1

1 1 ( 1) 2+( 1) 2+( 2)= 6 1

-1 -1 (-1).2+(-1).2+(-2)=-6 -1

X1 1 2 θ=0

f(net) sama dengan target yang diinginkan d f i AND

X2 Y

w1=2 w2=2 b= 2 pada fungsi AND θ=0

Jaringan SUDAH DAPAT ‘MENGERTI’ pola yang dimaksud

1 b=-2

(27)

Kasus 2 : Pengenalan Pola

Diberikan 2 pola menyerupai huruf X dan O y

# . . . # . # # # .

# # # #

. # . # . # . . . #

. . # . . # . . . #

. # . # . # . . . #

# . . . # . # # # .

POLA 1 POLA 2

POLA 1 POLA 2

(28)

Representasi Kasus

• Setiap karakter pola dianggap sebagai sebuah unit masukan – Karakter “#” diberi nilai 1, karakter “.” diberi nilai -1

1 # . . . # 1 -1 -1 -1 1

2 . # . # . -1 1 -1 1 -1

3 . . # . . -1 -1 1 -1 -1

4 . # . # . -1 1 -1 1 -1

5 # . . . # 1 -1 -1 -1 1

• Pola terdiri dari 5 baris dan 5 kolom

– Jaringan Hebb terdiri dari 25 unit masukan (x1 s/d x25) dan sebuah

1 2 3 4 5

g ( / )

bias bernilai = 1

• Target

– Keluaran jaringan bernilai 1 jika diberi masukan pola 1 (X) dan bernilai 1 jik dib i k l 2 (0)

-1 jika diberi masukan pola 2 (0)

(29)

Representasi Masukan dan Target

x1 x2 x3 x4 x5 t

x6 x7 x8 x9 X10

x11 X12 x13 x14 X15

x16 X17 x18 x19 X20

x21 x22 x23 x24 x25 x2 θ=0

x1

w1

x21 x22 x23 x24 x25

1 -1 -1 -1 1 1

-1 1 -1 1 -1

-1 -1 1 -1 -1

y w2

25

θ=0

1 1 1 1 1

-1 1 -1 1 -1

1 -1 -1 -1 1

-1 1 1 1 -1 -1

x25 w25

1

b

-1 1 1 1 -1 -1

1 -1 -1 -1 1

1 -1 -1 -1 1

1 1 1 1 1 Arsitektur Jaringan Hebb

1

1 -1 -1 -1 1

-1 1 1 1 -1

(30)

Pembelajaran Jaringan

Masukan Target Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 s/d x25 bias y dw1 s/d dw25 db W1 s/d w25 b

x1 s/d x25 bias y dw1 s/d dw25 db W1 s/d w25 b

0000 .. 0000 0 1 -1 -1 -1 1

-1 1 -1 1 -1

1 1 1 -1 -1 -1 1

-1 1 -1 1 -1

1 1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 1 -1

1 1 1 1 1 1

-1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 1

1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1

-1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 1

1 1 1 1 1 -1 -1 1 -1 -1

-1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 1 1 1 -1

1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1

1 -1 1 -1 -1 -1 1

-1 1 1 1 -1 -1 1 1 1 -1

-1 2 -2 -2 -2 2 -2 2 0 2 -2 -2 0 2 0 -2

0

1 -1 -1 -1 1 -1 1 1 1 -1

-1 1 1 1 -1 1 -1 -1 -1 1

-2 2 0 2 -2 2 -2 -2 -2 2

ƒ wwii(baru)=w(baru) wii(lama)+ dw(lama)+ dwii, dimana dw, dimana dwii=xxiiy (i=1, …, n)y (i 1, …, n)

ƒ b(baru) = b(lama) + db, dimana db=y

(31)

Hasil eksekusi

X1 s/d x25/

net =

2

x

i

w

i

+ b

y = f (net)= 1 jika net 0

1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 1 -1

1.2+(-1).(-2)+…+1.2 = 42 1

i=1

i

i ( ) 1 <0

net net jika

f y

-1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 1 -1 1 -1 -1 -1 1 -1 1 1 1 -1 1 -1 -1 -1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1

(-1).2+1.(-2)+…+(-1).2 = -42 -1

1 -1 -1 -1 1 -1 1 1 1 -1

• Keluaran jaringan sama dengan target yang diinginkan

• Jaringan DAPAT MENGENALI POLA

(32)

Perceptron p

(33)

Jaringan Perceptron

• Menyerupai arsitektur jaringan Hebb

• Diperkenalkan oleh Rosenblatt (1962) dan Minsky- Diperkenalkan oleh Rosenblatt (1962) dan Minsky Papert (1969)

• Model dengan aplikasi dan pelatihan yang terbaik Model dengan aplikasi dan pelatihan yang terbaik

pada masa tersebut

(34)

Arsitektur Jaringan Perceptron

• Jaringan satu layer g y

– Beberapa neuron masukan dihubungkan langsung

dengan sebuah neuron x2 w2

x1

w1

keluaran

– Ditambah satu buah bias

• Fungsi aktivasi memiliki

x3 y

w2 w3

Fungsi aktivasi memiliki nilai -1, 0 dan 1

xn b

wn

⎪ ⎧ 1 , net > θ

1

⎪ ⎩

⎪ ⎨

<

=

θ θ θ

net net net

f

, 1 , 0

, )

(

(35)

P l tih P t

Pelatihan Perceptron

Algoritma pelatihan

– Inisialisasi semua bobot, bias dan learning rate

wi = 0 (i=1, …, n), b=0, learning rate = nilai antara 0 s/d 1

S l d l k k l tid k

– Selama ada elemen masukan s yang keluarannya tidak sama dengan target t, lakukan

• Set aktivasi unit masukan : x Set aktivasi unit masukan : x

ii

= s s

ii

(i=1, …, n) (i 1, …, n)

• Hitung respon unit keluaran : net dan y = f(net)

• Bila y ≠ t perbaiki bobot dan bias menurut

• Bila y ≠ t, perbaiki bobot dan bias menurut persamaan :

wii(baru)=w( ) ii(lama)+ Δw (i=1, …, n), ( ) ( , , ), dimana Δw = α.t.xi

b(baru) = b(lama) + α.t

(36)

Pelatihan Perceptron Pelatihan Perceptron

• Iterasi dilakukan terus menerus hingga seluruh keluaran sama dengan target ang ditent kan

dengan target yang ditentukan – Jaringan sudah memahami pola

– Pada Hebb, iterasi berhenti setelah semua pola dimasukkan

• Perubahan bobot hanya dilakukan bila keluaran jaringan tidak sama dengan target

– Yaitu bila y = f(net) ≠ t

• Modifikasi bobot menggunakan laju pemahaman (learning rate, α) yang nilainya dapat diatur

– Modifikasi bobot tidak hanya ditentukan oleh perkalian antara target dan masukan saja

masukan saja

– Umumnya, 0 < α < 1

• Satu siklus pelatihan yang melibatkan semua pola disebut epoch – Pada Hebb, pelatihan hanya dilakukan dalam satu epoch saja

(37)

K l P

Keunggulan Perceptron

• Seluruh pola masukan dibandingkan dengan target yang diinginkan

diinginkan

– Bobot akan dimodifikasi hanya jika terdapat perbedaan antara keluaran dengan target yang diinginkan

– Bobot tidak selalu dimodifikasi pada setiap iterasiBobot tidak selalu dimodifikasi pada setiap iterasi

• Kecepatan iterasi ditentukan oleh laju pemahaman (learning rate) – Semakin besar α, semakin sedikit iterasi yang diperlukan

– Tetapi bila α terlalu besar dapat merusak pola yang sudah benar dan – Tetapi bila α terlalu besar dapat merusak pola yang sudah benar dan

mengakibatkan pemahaman menjadi lama

• Pelatihan dilakukan secara terus menerus hingga jaringan dapat mengerti pola yang ditentukan

mengerti pola yang ditentukan

– Teorema konvergensi perceptron menyatakan bahwa apabila ada bobot yang tepat, maka proses pelatihan akan konvergen ke bobot yang tepat tersebut

(38)

Contoh Kasus 1 : Fungsi Logika

• Kasus :

– Buat perceptron yang dapat menyatakan fungsi logika AND

• Gunakan representasi masukan/keluaran :

A M k d k l bi l ( 1 t 1)

– A. Masukan dan keluaran bipolar (-1 atau 1)

– B. Masukan biner (0 atau 1) dan keluaran bipolar (-1 atau 1)

• Inisialisasi :

– Bobot dan bias awal wi = 0, b = 0

– Learning rate α = 1 (penyederhanaan) Threshold θ = 0

– Threshold θ = 0

(39)

A. Representasi Bipolar A. Representasi Bipolar

Tabel masukan - target fungsi logika AND : Arsitektur jaringan Perceptron :

Masukan Target

x1 x2 bias t

1 1 1 1

x1

x2 y

w1 w2

1 1 1 1

1 -1 1 -1

-1 1 1 -1

2

1

y b

-1 -1 1 -1

Fungsi aktivasi untuk θ = 0 : Masukan bipolar dan target bipolar

0 0 0 ,

, 1 0 1 )

(

<

=

>

⎪⎩

⎪⎨

=

=

net net net net

f y

0 ,

1 <

⎩− net

(40)

Epoch Pertama (Bipolar)

Masukan Target Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

0 0 0

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 2 0

1 -1 1 -1 1 1 -1 1 -1 0 2 0

-1 1 1 -1 2 1 1 -1 -1 1 1 -1

-1 -1 1 -1 -3 -1 0 0 0 1 1 -1

• Epoch pertama terdiri dari empat iterasi

• Pada iterasi pertama-ketiga, keluaran y = f(net) tidak sama dengan target → bobot diubah.

=

+

= 2

1 i

i

iw b

x net

0 1 >

net g g

• Pada iterasi keempat, nilai f(net) sama dengan target (f(net) = -1) → bobot tidak diubah.

• Pada epoch pertama, belum seluruh f(net)

d t t it i dil j tk d

0 0 0 ,

, , 1 0 1 )

(

<

=

>

=

=

net net net net

f y

w (baru) w (lama)+ t x sama dengan target → iterasi dilanjutkan pada epoch kedua

wi(baru)=wi(lama)+ α.t.xi b(baru) = b(lama) + α.t

(41)

Epoch Kedua (Bipolar)

Masukan Target Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

1 1 -1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 -1

1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1

1 -1 1 -1 -1 -1 0 0 0 1 1 -1

-1 1 1 -1 -1 -1 0 0 0 1 1 -1

-1 -1 1 -1 -3 -1 0 0 0 1 1 -1

• Bobot awal diperoleh dari epoch pertama

• Pada setiap iterasi dalam epoch kedua,

=

+

= 2

1 i

i

iw b

x net

0 1 >

net

semua pola f(net) sama dengan target t

→ tidak dilakukan perubahan bobot lagi

• Jaringan sudah mengenal pola, iterasi

0 0 0 ,

, , 1 0 1 )

(

<

=

>

=

=

net net net net

f y

w (baru) w (lama)+ t x Jaringan sudah mengenal pola, iterasi dihentikan

wi(baru)=wi(lama)+ α.t.xi b(baru) = b(lama) + α.t

(42)

Arsitektur Perceptron Diperoleh Arsitektur Perceptron Diperoleh

M k K l

Tabel masukan - keluaran fungsi logika AND : Arsitektur jaringan Perceptron :

Masukan Keluaran

x1 x2 bias y

1 1 1 1

x1

w1=1

1 -1 1 -1

-1 1 1 -1

x2 1

w2=1 y b=-1

-1 -1 1 -1

1

Fungsi aktivasi untuk θ = 0 : Masukan bipolar dan target bipolar

0 0 0 ,

, 1 0 1 )

( =

>

⎪⎩

⎪⎨

=

= net

net net

f y

0 ,

1 <

⎩− net

(43)

B Representasi Biner-Bipolar B. Representasi Biner-Bipolar

Tabel masukan - target fungsi logika AND : Arsitektur jaringan Perceptron :

Masukan Target

x1 x2 bias t

1 1 1 1

x1

x2 y

w1 w2

1 1 1 1

1 0 1 -1

0 1 1 -1

2

1

y b

0 0 1 -1

Fungsi aktivasi untuk θ = 0,2 : Masukan biner dan target bipolar

2 , 2 , 0

0 2

, 0

2 , 0 ,

, , 1 0 1 )

(

<

>

=

=

net

net net net

f Parameter yang digunakan : y

α = 1

θ = 0,2 1, net < 0,2

θ 0,2

(44)

Epoch Pertama (Biner-Bipolar)

Masukan Target Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

0 0 0

1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1

1 0 1 1 2 1 1 0 1 0 1 0

1 0 1 -1 2 1 -1 0 -1 0 1 0

0 1 1 -1 1 1 0 -1 -1 0 0 -1

0 0 1 -1 -1 -1 0 0 0 0 0 -1

• Hanya pola masukan terakhir saja dimana f(net) = target

It i h dil j tk k h

=

+

= 2

1 i

i

iw b

x net

• Iterasi harus dilanjutkan ke epoch berikutnya

2 , 0

2 , 0 2

, 0

2 , 0 ,

, , 1 0 1 ) (

<

>

=

=

net net net net

f y

w (baru) w (lama)+ t x wi(baru)=wi(lama)+ α.t.xi b(baru) = b(lama) + α.t

(45)

Epoch Kedua (Biner-Bipolar)

Masukan Target Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

0 0 -1

1 1 1 1 -1 -1 1 1 1 1 1 0

1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1

1 0 1 -1 1 1 -1 0 -1 0 1 -1

0 1 1 -1 0 0 0 -1 -1 0 0 -2

0 0 1 -1 -2 -1 0 0 0 0 0 -2

• Bobot awal diperoleh dari epoch pertama

• Pada epoch kedua ini, hanya pola

k t khi j di f( t)

=

+

= 2

1 i

i

iw b

x net

masukan terakhir saja dimana f(net) = target

• Iterasi masih harus dilanjutkan ke epoch b ik t (k ti )

w (baru) w (lama)+ t x

2 , 0

2 , 0 2

, 0

2 , 0

, , ,

1 0 1 ) (

<

>

=

=

net net net net

f y

berikutnya (ketiga)

wi(baru)=wi(lama)+ α.t xi b(baru) = b(lama) + α t

(46)

Epoch Ke-10 (Akhir)

Masukan Target Keluaran Perubahan Bobot Bobot Baru

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

x1 x2 bias t net f(net) Δw1 Δw2 Δb w1 w2 b

2 3 -4

1 1 1 1 1 1 0 0 0 2 3 -4

1 0 1 1 1 1 0 0 0 2 3 4

1 0 1 -1 1 -1 0 0 0 2 3 -4

0 1 1 -1 -1 -1 0 0 0 2 3 -4

0 0 1 -1 -4 -1 0 0 0 2 3 -4

• Bobot awal diperoleh dari epoch sebelumnya

• Pada setiap iterasi dalam epoch ke-10

=

+

= 2

1 i

i

iw b

x net

Pada setiap iterasi dalam epoch ke 10, semua pola f(net) sudah sama dengan target t

• Jaringan sudah mengenal pola, iterasi

w (baru) w (lama)+ t x

2 , 0

2 , 0 2

, 0

2 , 0

, , ,

1 0 1 ) (

<

>

=

=

net net net net

f y

g g p

dihentikan

wi(baru)=wi(lama)+ α.t.xi b(baru) = b(lama) + α.t

(47)

Arsitektur Perceptron Diperoleh

M k K l

Tabel masukan dan keluaran fungsi logika AND :

A it kt j i P t Masukan Keluaran

x1 x2 bias y

1 1 1 1

x1

w =2

Arsitektur jaringan Perceptron :

1 0 1 -1

0 1 1 -1

x2 y

w1=2 w2 =3

b=-4 0 0 1 -1

1 b= 4

Fungsi aktivasi untuk θ = 0,2 : Masukan biner dan target bipolar

2 , 2 0

0 2

, 0

2 , 0 ,

, 1 0 1 )

(

<

>

=

=

net

net net net

f y asu a b e da a ge b po a

2 , 0 ,

1 <

⎩− net

(48)

Pengenalan Pola Karakter

• Konsep pengenalan pola karakter menggunakan perceptron :

Masukan berbentuk pola yang menyerupai huruf alfabet – Masukan berbentuk pola yang menyerupai huruf alfabet – Perceptron hendak dilatih untuk mengenal pola tersebut

• Algoritma pengenalan karakter : g g

– Nyatakan setiap pola masukan sebagai vektor bipolar yang elemennya adalah tiap titik dalam pola tersebut.

– Berikan nilai target = 1 jika pola masukan menyerupai hurufBerikan nilai target 1 jika pola masukan menyerupai huruf yang diinginkan. Jika tidak, beri nilai target = -1.

– Tentukan inisialisasi bobot, bias, learning rate dan threshold – Lakukan proses pelatihan perceptron

– Lakukan proses pelatihan perceptron

(49)

Contoh Kasus 2 : Pola Karakter

Pengenalan sebuah pola karakter

• Diketahui 6 buah pola masukan seperti pada slide b ik t

berikut

• Buat model perceptron untuk mengenali pola menyerupai huruf “A”

menyerupai huruf A

Gambar

Tabel Masukan dan Target fungsi AND
Tabel Masukan dan Target fungsi AND
Tabel Masukan dan Target fungsi AND
Tabel masukan - target fungsi logika AND : Arsitektur jaringan Perceptron :
+5

Referensi

Dokumen terkait

PM 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Kerlambatan Penerbangan ( Delay Management) pada Badan Usaha Angkutan Niaga Berjadwal di Indonesia, terdapat berbagai Pasal

Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi komputer juga diterapkan dalam proses akuntansi, yang disebut dengan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berbasis teknologi

Pada penelitian ini ekstrak daun tiga jenis jeruk, yaitu jeruk purut ( Citrus hystrix ), jeruk limau ( Citrus amblycarpa ), dan jeruk bali ( Citrus maxima ) diujikan terhadap larva

After collecting the data, the writer compares the posttest score of the experimental and the control group, the t-test formula for independent samples was used to answer the

Judul yang dipilih oleh Tim peneliti untuk Hibah Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Kemenristekdikti 2017 ini adalah “Rencana Kontinjensi Pengurangan Risiko Bencana

viii Matema ka Peminatan Paket C Setara SMA/MA Kelas XII Modul Tema 14 Berdagang Buah ix Tujuan yang Diharapkan Setelah Mempelajari Modul Catatan:.. Jangan tergoda untuk melihat

Malang ” 10 , dari Maisyaroh yang berisi tentang manajemen pengelolaan dana wakaf tunai yang khusus dialokasikan untuk pengembangan lembaga pendidikan yaitu untuk pengembangan

10.10.2 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untukmencapai.. 10.10.10.2 Memahami