• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang sudah dilakukan pada saat melakukan penelitian, yakni di Media

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN. yang sudah dilakukan pada saat melakukan penelitian, yakni di Media"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

64

HASIL PENELITIAN

4.1. Penyajian Data

Pada sub bab ini, penulis akan memaparkan proses pengumpulan data yang sudah dilakukan pada saat melakukan penelitian, yakni di Media Indonesia. Penjelasan yang diberikan adalah mengenai cara atau teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian di Media Indonesia.

Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara peneliti kepada narasumber yang bersangkutan. Adapun narasumber yang telah diwawancarai oleh peneliti adalah narasumber yang dianggap oleh peneliti sebagai key informan dan narasumber lain yang bersangkutan.

Pada penelitian ini, proses pengumpulan data juga dilakukan dengan cara observasi dan pengumpulan studi pustaka. Adapun observasi dan pengumpulan studi pustaka dilakukan oleh peneliti dari awal penelitian hingga akhir penelitian, yakni sekitar bulan Februari hingga Mei 2012 di Media Indonesia.

4.1.1. Hasil Wawancara

Pada penelitian ini peneliti memperoleh data melalui wawancara yang dilakukan kepada narasumber yang terkait. Adapun wawancara dilakukan dengan pihak internal dan eksternal yang berkaitan dengan permasalahan

(2)

dalam penelitian. Dan berikut adalah penyajian hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada pihak internal dan eksternal.

4.1.1.1. Wawancara dengan pihak internal

Wawancara dengan pihak internal dilakukan oleh peneliti untuk mendapat data mengenai permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

Adapun narasumber internal yang diwawancarai adalah Nova Harivan Paloh sebagai CSR Executive Media Indonesia, Devi Rosana Manurung sebagai Manager Marketing Communication, dan Bintang Krisanti sebagai Asisten Redaktur Pemberitaan Media Indonesia. Berikut adalah sajian data wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber.

1. Wawancara dengan CSR Executive Media Indonesia

Wawancara dengan informan pertama dilakukan untuk memperoleh data mengenai program Corporate Social Resposibility (CSR), terutama mengenai program Green Concern secara lebih detil, baik dari segi perencanaan hingga pada tahap evaluasi dari program ini. Adapun informan pertama yang dipilih oleh peneliti terkait dengan permasalahan dalam penelitian kali ini adalah dengan Bpk. Nova Harivan Paloh, selaku CSR Executive Media Indonesia.

Terkait dengan judul penelitian yakni Strategi Public Relations Media Indonesia dalam Kegiatan Corporate Social Responsibility untuk Mengembangkan Citra, peneliti pun menanyakan pendapat narasumber mengenai Public Relations itu sendiri. Beliau berpendapat bahwa “Public

(3)

Relations merupakan suatu fungsi dimana perusahaan mempunyai wadah/

lembaga komunikasi untuk bisa meningkatkan branding perusahaan kepada masyarakat.” Dan beliau juga menambahkan bahwa di Media Indonesia itu sendiri memang tidak ada divisi khusus Public Relations, yang ada adalah divisi Marketing Communication, namun, di dalam divisi tersebut melakukan kegiatan-kegiatan Public Relations yang salah satunya adalah mengenai Corporate Social Responsibility (CSR).

Lebih jelas beliau mengungkapkan mengenai CSR adalah sebagai suatu program perusahaan yang melakukan kegiatan-kegiatan sosial sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat luas. Ia juga berpendapat bahwa CSR itu diperlukan oleh seluruh perusahaan untuk meningkatkan social interest di masyarakat. Beliau menilai bahwa membangun social interest di masyarakat adalah hal terpenting karena bisa membantu perusahaan untuk bisa melakukan evaluasi dan juga mengembangkan kinerja perusahaan kedepannya.

Lebih lanjut mengenai kegiatan-kegiatan CSR yang ada di Media Indonesia, beliau juga menyebutkan beragamnya kegiatan sosial yang telah dan akan dilakukan oleh Media Indonesia, seperti program Talkshow dan Workshop ke berbagai Universitas di Jakarta, melakukan pengobatan gratis kepada warga, melakukan aksi penanaman pohon, membuat pupuk sendiri yakni lewat program komposter yang tergabung dalam program Green Concern, dll. Dan kegiatan-kegiatan CSR tersebut juga dilakukan atas kerjasama CSR Media Indonesia dengan perusahaan lain yang punya program kepedulia sosial seperti Pertamina, RS Puri Cinere, dan lainnya.

(4)

Mengenai program-program CSR selanjutnya yang berhubungan dengan program Green Concern, Bpk. Nova menjelaskan bahwa program ini juga telah banyak melakukan aksi-aksi sosial, seperti rutin mengadakan talkshow dan workshop jurnalistik bertemakan isu lingkungan di berbagai universitas yang ada di Jakarta, dan sedang diusahakan juga untuk mengadakan kegiatan serupa di Universitas yang ada di daerah lain yang ada di Indonesia. Dan dilihat dari nama program ini, yaitu Green Concern, kegiatan lain yang dilakukan yaitu berupa penanaman pohon. Aksi penanama pohon sudah dilakukan di beberapa tempat, diantaranya di Kampus Nagrak Trisakti, Kampus UI Depok, dan terakhir di Kelurahan Kedoya Selatan. Dan beliau juga menambahkan bahwa aksi ini juga akan diadakan kembali seiring dengan memperingati hari Bumi mendatang.

Selain aksi penanaman pohon, dalam program Green Concern juga diadakan pembuatan pupuk organik sendiri, yakni dibuat dari tumpukan sampah-sampah organik yang diendap selam satu minggu kedalam tong yang telah disediakan, dan yang dipakai sebagai pupuk adalah cairan hasil endapan sampah-sampah organik tersebut. Kemudian pupuk tersebut akan digunakan untuk kesuburan tanaman yang ada di sekitar Media Indonesia dan Metro Tv. Program selanjutnya adalah mengenai Friday Green Vest, dimana program ini adalah salah satu program Green Concern yang berlaku di wilayah internal Media Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak seluruh karyawan agar selalu menjaga lingkungan dan membudayakan gaya hidup go green. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada minggu ke 1 dan 3 setiap bulannya. Namun, sekarang program ini memang belum berjalan lagi, karena faktor ketidaksediaan dari sumber

(5)

daya manusia. Tapi, ada kemungkinan program ini akan diaktifkan kembali jika divisi CSR sudah menjadi divisi tunggal nantinya.

Lebih lanjut mengenai program ini, Green Concern juga merupakan salah satu rubrik mingguan yang ada di koran Media Indonesia, yakni terbit setiap hari Sabtu. Dimana dalam rubrik Green Concern ini menghadirkan berbagai artikel mengenai isu-isu lingkungan dan penghijauan. Green Concern juga bekerjasama dengan salah satu radio komunitas di Jakarta, yakni Radio Green 89,2 FM, dengan membuat acara Green Talk on Green Radio. Dalam acara ini juga menghadirkan isu-isu dari artikel Green Concern yang ada di harian Media Indonesia.

Beliau menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan dari program Green Concern ini akan dilakukan secara terus menerus dan tentunya harus menghadirkan kegiatan kreatif dan inovatif lainnya agar program ini bisa terus berjalan dan bisa memberikan dampak yang positif bagi seluruh masyarakat.

Lebih lanjut peneliti menanyakan hal yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian kali ini, yakni apakah CSR Green Concern dijadikan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk bisa meningkatkan citra perusahaan. Beliau menjawab “Ya, ada kemungkinan program ini dijadikan strategi untuk bisa memberi kesan positif di mata masyarakat.” Karena pada dasarnya program ini memang memberikan dampak yang positif. Tidak ada perusahaan yang menginginkan untuk membuat dampak yang negatif. Dan juga beliau menambahkan “mengenai meningkat atau tidaknya citra Media Indonesia, hal tersebut tergantung

(6)

kepada respon masyarakat, yang dalam hal ini adalah melalui kegiatan- kegiatan social yang sudah pernah dilakukan oleh Media Indonesia dari program Corporate Social Responsibility, seperti program Green Concern.

Upaya sosial yang dilakukan oleh Green Concern pun juga dilakukan untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa Media Indonesia juga menaruh kepedulian kepada hal-hal yang menyangkut penghijauan. Dan ketika peneliti menanyakan apakah ada sarana khusus yang disediakan oleh Media Indonesia untuk melaksanakan program ini, beliau menjawab

“Program Green Concern ini adalah salah satu rubrik khusus yang ada di Koran Media Indonesia, yang terbit setiap hari Sabtu. Selain itu juga kami selalu memberikan isu-isu mengenai penghijauan melalui situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, sehingga masyarakat Indonesia akan terpenuhi informasi mengenai isu-isu lingkungan melalui sarana-sarana yang kami sediakan tersebut.

Lebih lanjut beliau menambahkan bahwa Green Concern selalu berupaya untuk melakukan inovasi terbaru dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan dan nanti juga ada event yang dinamakan “One Stop Talking,”

dimana kegiatan ini merupakan kegiatan talkshow yang akan dilakukan di salah satu Universitas Swasta dimana akan dihadirkan 2 isu yang berbeda dalam 1 hari, sehingga hal ini diyakini akan memberikan kesan yang lebih dalam lagi dari kegiatan-kegiatan yang sebelumnya yang pernah dilakukan.

Dan mengenai evaluasi dari program ini, beliau menambahkan bahwa program ini mungkin memiliki banyak kekurangan terutama pada faktor

(7)

sumber daya manusia, namun kedepannya akan diperbaiki sehingga program ini akan terus berjalan dan bisa memberikan banyak informasi mengenai lingkungan kepada seluruh masyarakat.

2. Wawancara Asisten Redaktur Pemberitaan Media Indonesia

Wawancara selanjutnya adalah juga dilakukan untuk memperoleh data dari narasumber yang bersangkutan dengan permasalahan yang diangkat oleh peneliti dalam penelitian kali ini. Adapun narasumber selanjutnya adalah Bintang Krisanti, yakni selaku Asisten Redaktur Pemberitaan Media Indonesia. Beliau berperan dalam artikel-artikel yang salah satunya adalah mengenai program Green Concern.

Membahas mengenai masalah dalam penelitian, peneliti menanyakan pendapat Bintang mengenai Public Relations. “Public Relations merupakan orang yang menjalankan fungsi sebagai jembatan antara perusahaan kepada publik untuk menyampaikan visi misi perusahaan atau menerima aspirasi masyarakat ke perusahaan dan sebaliknya,” ucapnya.

Lebih lanjut peneliti menanyakan mengenai kegiatan-kegiatan Public Relations apa saja yang Anda ketahui? Beliau pun menjawab, “menurut saya, dilihat dari pekerjaan saya di Redaksi, kegiatan PR itu seperti membuat dan menyampaikan release (press release), memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat yang masuk ke media. Lalu, kegiatan PR lainnya adalah membuat program yang bisa meningkatkan image perusahaan menjadi lebih baik lagi.

(8)

Selanjutnya, peneliti pun juga menerangkan bahwa kegiatan PR juga adalah mengenai kegiatan-kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR), lalu apa pendapat Anda mengenai CSR? “CSR merupakan kegiatan sosial perusahaan yang memberikan pelayanan masyarakat seperti bantuan dan sebagainya, pokoknya yang bukan berhubungan untuk memperoleh profit bagi perusahaan,” ucapnya.

Dan mengenai CSR di Media Indonesia ia juga menjelaskan bahwa banyak sekali aksi-aksi sosial yang telah dilakukan oleh Media Indonesia, seperti aksi-aksi sosial yag dilakukan oleh Program Green Concern, seperti menanam pohon, membuat kompos, memiliki acara Talkshow Interaktif dengan bekerjasama dengan Radio Green 89,2 FM. Dan program CSR lainnya seperti melakukan pengobatan gratis, mengadakan talkshow edukatif, dan lain sebagainya. Ia juga menambahkan mengenai program Green Concern yang telah mengadakan berbagai pelatihan Jurnalistik mengenai lingkungan yang dilakukan di berbagai Universitas Terkemuka yang ada di Jakarta dan sekitarnya seperti di London School of Public Relation, Trisakti, Pelita Harapan, dan Universitas Indonesia.

Disinggung mengenai peran narasumber pada program Green Concern ini adalah sebagai salah satu asisten redaktur di pemberitaan Media Indonesia. Beliau juga merancang tema, menentukan dan mengkonfirmasi narasumber, serta menjadi co host dalam program siaran Green Talk on Green Radio.

Dan terkait dengan masalah yang dibahas dalam penelitian kali ini mengenai apakah program Green Concern ini bisa dijadikan sebagai salah

(9)

satu alat untuk meningkatkan citra? “Bisa,” ucapnya. Dan apakah hal ini dijadikan strategi dan mengapa? “menurut saya, program Green Concern ini memang dijadikan sebagai strategi untuk meningkatkan citra karena yang saya lihat mengenai isu lingkungan adalah isu yang sedang trend dibicarakan apalagi dilihat dari isu tentang Global Warming. Dan disini, perusahaan-perusahaan juga tertarik untuk bisa membangun image mengenai kepedulian tentang lingkungan dan Media Indonesia adalah salah satu perusahaan media cetak yang juga menaruh kepedulian khusus kepada lingkungan. Dan karena Media Indonesia adalah media cetak dimana dalam produksinya juga menggunakan kertas, namun, untuk tetap menjalankan komitmen dengan menjaga lingkungan lebih baik, dalam proses produksinya pun Media Indonesia juga memanfaatkan pohon dengan seefektif mungkin.

Lebih lanjut lagi peneliti menanyakan kepada narasumber mengenai citra yang melekat kepada Media Indonesia. Beliau mengatakan bahwa selama ini Media Indonesia lekat sekali pada image sebagai koran politik.

Namun, dengan adanya kegiatan CSR Program Green Concern ini, Media Indonesia seolah memiliki image lain dimana dianggap sebagai media cetak yang ramah lingkungan, peduli kepada lingkungan, dan berupaya untuk memberikan informasi mengenai lingkungan.

Lalu, mengenai apa pendapat narasumber mengenai citra Media Indonesia kedepannya, ia mengatakan bahwa Media Indonesia memiliki citra inovatif, karena sepengetahuan narasumber adalah Media Indonesia adalah satu-satunya media cetak yang memiliki kepedulian terhadap

(10)

lingkungan melalui Program Green Concern, dan juga satu-satunya media cetak yang bisa menjawab berapa jumlah pohon yang digunakan untuk memproduksi koran dalam satu tahun. Dan itu adalah hal yang setahu narasumber belum bisa dijawab oleh media cetak lainnya.

3. Wawancara dengan Manajer Marketing Communication Media Indonesia

Proses pengumpulan data melalui wawancara selanjutnya adalah dengan mewawancarai Manajer Marketing Communication Media Indonesia, Devi Rosana Manurung. Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan narasumber.

Pertanyaan awal dimulai dengan mengetahui pendapat beliau mengenai Public Relations. Menurut pendapat narasumber Public Relations merupakan fungsi bagaimana bisa membawa citra dimata para stakeholder melalui kegiatan-kegiatan yang bisa menunjukkan citra/ image perusahaan. Para stakeholder ini juga disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan, seperti pemegang saham, karyawan, komunitas-komunitas terkait, masyarakat, dll. Lalu, peneliti juga menanyakan apa yang narasumber ketahui mengenai kegiatan-kegiatan Public Relations.

Narasumber menjawab bahwa hal terpenting dari kegiatan Public Relations adalah membina hubungan yang baik dengan stakeholder.

Karena dengan membina hubungan yang baik dengan stakeholder akan

(11)

membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan Public Relations lainnya dan juga memberikan respon yang baik pula.

Peneliti juga menanyakan kepada narasumber mengenai Corporate Social Responsibility (CSR). Beliau berpendapat bahwa CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang ditunjukkan oleh perusahaan.

CSR juga merupakan bagian dari kinerja PR. CSR merupakan salah satu tools/ saluran dari kegiatan Public Relations. Selanjutnya, narasumber juga memaparkan mengenai kegiatan CSR yang ada di Media Indonesia antara lain, kampanye anti narkoba, program green seperti Green Concern yang menekankan sisi kepedulian perusahaan terhadap lingkungan yang hingga kini masih terus dijalankan dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi, dan juga kegiatan tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan pendidikan seperti melakukan talkshow edukatif, workshop jurnalistik, dll. Semua kegiatan CSR tersebut memang belum lama dilakukan di Media Indonesia, namun sudah berjalan dan terus diupayakan untuk berkembang lebih baik lagi.

Peneliti juga menanyakan mengenai pendapat narasumber atas program Green Concern. Menurutnya CSR adalah program yang berkesinambungan untuk menghasilkan tujuan dan memberikan dampak positif kepada publik. Dan kegiatan program Green Concern ini adalah salah satu program dimana kegiatan-kegiatannya menurut narasumber adalah memberikan nilai sustainability atau berkesinambungan, seperti menanam pohon yang dinilai memiliki nilai sustainability yang tinggi.

Karena kegiatan ini memberikan dampak yang berkelanjutan juga bagi

(12)

lingkungan dan juga mempengaruhi opini publik untuk bisa melakukan aksi penghijauan. Dan mengenai proses pelaksanaan CSR ini yang ditanyakan oleh peneliti, beliau menjawab bahwa dari segi program, CSR Green Concern sudah berjalan dari 2009 silam, namun kegiatan-kegiatan didalamnya tentu saja harus banyak yang dievaluasi. Evaluasi disini dilakukan bukan karena program tidak baik, namun dilakukan untuk selalu tahu hal-hal apa saja yang memang harus diperbaiki agar kedepannya bisa berjalan dengan lebih baik lagi.

Selanjutnya peneliti juga menanyakan hal mengenai tanggapan nanrasumber tentang kegiatan-kegiatan CSR Green Concern, seperti aksi menanam pohon, memberikan bibit pohon secara gratis, serta kegiatan- kegiata sosial lainnya. Narasumber berpendapat bahwa sebenarnya inti dari CSR adalah kegiatan yang sustainable. Mengapa? Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Media Indonesia adalah perusahaan yang dalam proses produksinya menggunakan kertas, dan kertas adalah hasil produksi dari pohon-pohon yang diolah. Dengan aksi menanam pohon, salah satu kegiatan CSR Green Concern, yang dilakukan oleh Media Indonesia menunjukkan adanya kepedulian dari perusahaan untuk mengganti apa yang sudah diambil dari bumi, yakni “kita menggunakan pohon untuk produksi, tetapi kita juga menanam kembali bibit pohon yang baru.” Dan hal tersebut adalah usaha kita untuk menjaga lingkungan, ucapnya. Dan kegiatan lainnya seperti talkshow edukatif juga sebagai upaya kita dalam menjalin hubungan dengan publik dengan memberikan informasi tentang lingkungan, ucapnya. Beliau juga menambahkan bahwa kegiatan-kegiatan

(13)

sosial lainnya, seperti bentuk kepedulian kepada warga juga mungkin kedepannya bisa menjadi hal yang sustainable, namun tentu saja hal tersebut masih akan menjadi proses yang bisa direncanakan lebih baik lagi.

Disinggung mengenai apakah CSR Green Concern ini dijadikan strategi Public Relations oleh Media Indonesia, narasumber pun menjawab iya. “Karena dengan ini kita (perusahaan) bisa menonjolkan sisi kepedulian akan kondisi lingkungan kita dan juga kita mampu menggiring opini publik bahwa perusahaan peduli terhadap lingkungan,” jawabnya.

Lalu, peneliti juga menanyakan mengenai dengan kehadiran program Green Concern ini, sebenarnya apa image yang ingin ditunjukkan atau ditingkatkan oleh Media Indonesia? Narasumber mengatakan bahwa perusahaan juga ingin bisa memiliki image sebagai perusahaan yang juga peduli lingkungan.

Dan mengenai apakah strategi dengan CSR Green Concern ini mampu untuk meningkatkan citra Media Indonesia? Narasumber menjawab, “CSR itu adalah bagian dari strategi PR yang bisa mendukung performa perusahaan untuk bisa meningkatkan citra. Artinya ini adalah sebagai salah satu faktor pendukung dari strategi-strategi yang dilakukan oleh perusahaan.

Dan inti dari wawancara ini kepada narasumber Ibu Devi Rosana Manurung sebagai Manajer Marketing Communication Media Indonesia adalah kegiatan CSR Green Concern adalah kegiatan yang sustainable, artinya kegiatan yang berkesinambungan dan memberikan dampak yang

(14)

positif bagi banyak orang. Dan juga kegiatan ini dinilai mampu untuk bisa meningkatkan citra Media Indonesia kedepannya sebagai salah satu Media yang menaruh kepedulian kepada lingkungan dan sudah melakukan aksinya untuk menjaga lingkungan.

4.1.1.2. Wawancara dengan pihak eksternal

1. Wawancara dengan Wakil Lurah Kelurahan Kedoya Selatan

Wawancara juga dilakukan kepada narasumber lain yang bersangkutan terhadap kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Green Concern Media Indonesia, yakni kegiatan sosial yang melibatkan warga di wilayah RW.03 Kelurahan Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Kegiatan sosial yang dilakukan adalah mengenai “Aksi Peduli Warga,” dimana dalam kegiatan ini diisi dengan berbagai kegiatan sosial, seperti melakukan pengobatan gratis kepada warga, pemberian sembako, pemerikasaan mata dan pembagian kacamata gratis, pemberian mobil ambulance, dan tak ketinggalan aksi pemberian bibit pohon dan penanaman bibit pohon tersebut di sekitar wilayah RW.03 Kelurahan Kedoya Selatan. Berkaitan dengan kegiatan sosial tersebut, peneliti pun melakukan wawancara kepada perwakilan dari warga yakni kepada wakil lurah kelurahan Kedoya Selatan, Bpk. Augustinus F. M.AP, yang dilakukan di kantor beliau di Kelurahan Kedoya Selatan. Berikut adalah hal-hal yang ditanyakan kepada narasumber.

(15)

Hal pertama yang ditanyakan kepada narasumber adalah mengenai tanggapan narasumber terkait dengan kegiatan Corporate Social Responsibility Green Concern yang dilakukan oleh Media Indonesia.

Beliau mengatakan bahwa kegiatan ini adalah sangat baik dilakukan, bahkan banyak warga yang memberikan respon positif terhadap kegiatan sosial yang diselenggarakan oleh CSR Media Indonesia, yang juga bekerjasama dengan Metro Tv, Koramil, dan Kelurahan Kedoya Selatan.

Selanjutnya peneliti juga menanyakan mengenai pemahaman narasumber akan CSR. Beliau mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan suatu seksi/ bidang dari sebuah perusahaan swasta yang menangani kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan.

Selanjutnya peneliti juga menanyakan pendapat narasumber mengenai program dan kegiatan dari Green Concern Media Indonesia, terkait dengan kegiatan sosial yang dilakukan di wilayah tersebut, beliau mengatakan bahwa program Green Concern yang diselenggarakan oleh pihak Media Indonesia jika dikaitkan dengan kondisi kota Jakarta saat ini yang memang sudah penuh dengan pencemaran udara diharapkan bibit-bibit pohon tersebut beberapa tahun kedepan bisa mengurangi tingkat pencemaran udara di Jakarta. Selanjutnya peneliti juga menanyakan mengenai bagaimana proses kerjasama kegiatan sosial ini antara Green Concern Media Indonesia dengan Kelurahan Kedoya Selatan (khususnya di wilayah RW.03). Beliau mengatakan bahwa proses kerjasama dilakukan dengan cara komunikasi dan koordinasi melalui rapat persiapan, rapat teknis, serta rapat mengenai checking terakhir sebelum hari pelaksana kegiatan.

(16)

Lalu, peneliti juga menanyakan kepada narasumber mengenai apa tanggapan beliau terhadap Media Indonesia selama ini. Beliau mengatakan bahwa Media Indonesia merupakan sarana media informasi kepada masyarakat yang salah satu fungsinya menyampaikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah sehingga masyarakat luas dapat memahami, melaksanakan, dan dapat memberikan respon kepada pemerintah. Intinya beliau berpendapat bahwa selama ini Media Indonesia adalah salah satu media yang secara garis besar memberikan informasi mengenai keadaan pemerintah dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah, serta teriptanya respon atas hubungan tersebut.

Peneliti juga menanyakan mengenai apa pandangan narasumber mengenai Media Indonesia dengan hadirnya program CSR Green Concern, citra apa yang ingin dibentuk oleh Media Indonesia dengan adanya CSR ini? Beliau mengatakan bahwa citra yang ingin dibentuk oleh Media Indonesia selain dari sisi sosial kemasyarakatan, juga sebagai wujud kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dengan melakukan gerakan penghijauan lingkungan, terutama yang telah dilakukan di wilayah kelurahan Kedoya Selatan. Beliau juga menambahkan bahwa dengan hadirnya CSR Green Concern ini membuat pandangan lain bahwa Media Indonesia juga adalah media yang peduli terhadap lingkungan, ramah lingkungan, dan lain-lain.

Terkait dengan rumusan masalah yang dibahas dala penelitian ini, peneliti juga menanyakan kepada narasumber mengenai apakah program ini adalah sebagai strategi Public Relations Media Indonesia dalam upaya

(17)

untuk meningkatkan citra perusahaan dan mengapa? Beliau menjawab,

“ya, bisa saja ini adalah salah satu strateginya.” Program CSR ini tepat dijadikan strategi karena dengan adanya kegiatan ini masyarakat tidak hanya mengerti atau tahu fungsi Media Indonesia yang hanya sebatas media informasi cetak, tetapi sebagai media yang juga peduli terhadap lingkungan dan terhadap masyarakat yang ada di sekitarnya. Dan ini juga membuktikan bahwa CSR Green Concern telah berhasil dalam meningkatkan citra perusahaan khususnya citra bahwa perusahaan menonjolkan sisi kepedulian terhadap ligkungan dan juga sisi sosial lainnya seperti kemasyarakatan.

Dan dalam wawancara ini juga narasumber memberikan saran kepada program CSR ini yaitu program ini kedepannya bisa terus dilaksanakan di berbagai wilayah-wilayah lainnya dengan menambah keterlibatan atau partisipasi dari berbagai elemen atau instansi pemerintah seperti TNI, Polri, Organisasi Masyarakat (OrMas), RT, RW, dll, sehingga terlihat sinergi antara fungsi dan peran media terhadap lembaga/ instansi pemerintah dan masyarakat.

2. Wawancara dengan 3 mahasiswa The London School of Public Relation

Data penelitian berupa wawancara juga diperoleh peneliti dengan mewawancarai tiga orang mahasiswa dari The London School of Public Relation. Alasan memilih mahasiswa perguruan tinggi tersebut adalah

(18)

karena selama masa observasi di Media Indonesia, salah satu kegiatan CSR Green Concern adalah melakukan talkshow edukatif di perguruan tinggi, dan peneliti pun berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut.

Dan berikut adalah hasil wawancara peneliti kepada 3 orang mahasiswa yang menjadi narasumber yakni Aprida, Siti Nurjanah, da Ria.

Diawali dengan tanggapan mereka mengenai kegiatan yang diadakan oleh CSR Green Concern Media Indonesia. Aprida berpendapat bahwa

“sebagai seorang anak muda, kegiatan Talkshow yang diadakan oleh Green Concern Media Indonesia adalah sangat edukatif.” Edukatif dalam memberikan informasi mengenai lingkungan, isu-isu lingkungan, dan memberikan tips bagaimana kita harus menjaga lingkungan. Tak hanya itu dalam kegiatan tersebut juga memberikan kita pengetahuan dalam dunia jurnalistik. Bagaimana cara menulis yang benar, dan lain-lain. Intinya saya sangat mendukung jika kegiatan seperti ini diadakan kembali, terutama di kampus kami. Lanjut lagi mengenai pendapat Siti Nurjanah yakni, “acara Talkshow dan Workshop di kampus kami sangat bagus. Banyak memberikan sisi positif seperti memberikan banyak informasi mengenai lingkungan. Dan saya sebagai salah satu panitia sangat bangga bisa menjadi bagian dari kegiatan ini.” Dan Ria menilai bahwa acara tersebut sudah sangat baik.

Membahas mengenai Corporate Social Responsibility (CSR), Aprida mengemukakan bahwa CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang bersifat sosial yang ditujukkan kepada masyarakat luas. Intinya CSR

(19)

adalah bukti perwujudan tanggug jawab yang perusahaan lakukan diluar dari konteks untuk mendapatkan profit. Siti nurjanah juga menegaskan bahwa, Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan wujud tanggug jawab sosial yang ditunjukkan oleh perusahaan kepada masyarakat. bentuk tanggung jawab sosial ini pun beragam, bisa berupa beasiswa, pengobatan gratis, dan lain-lain. Ria pun berpendapat bahwa, CSR adalah program sosial perusahaan kepada masyarakat. dan yang pasti perusahaan tidak mengharapkan profit dalam melakukan kegiatan ini.

Selanjutnya peneliti juga menanyakan pendapat narasumber mengenai program Green Concern. Ria mengungkapkan bahwa, “Green Concern adalah sangat baik. yakni program yang menekankan sisi kepedulian perusahaan akan keadaan lingkungan sekitar kita.” Siti Nurjanah pun menilai bahwa, “Green Concern merupakan kegiatan CSR yang berkaitan dengan lingkungan. Yang saya tahu kegiatannya pun beragam seperti memberikan bibit pohon, menanam pohon, dan lain-lain.” Lebih lugas Aprida mengemukakan pandangannya mengenai prograam Green Concern, yaitu program yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan penghijauan. Isu-isu mengenai lingkungan kini sedang ramai dibicarakan oleh orang banyak. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi terkait dengan lingkungan. Dan dengan program ini juga bisa memperkenalkan Media Indonesia sebagai media yang ramah lingkungan.

Peneliti pun meneruskan pertanyaan mengenai pendapat narasumber mengenai Media Indonesia. “Selama ini saya menilai Media Indonesia

(20)

adalah media cetak yang lebih fokus kepada hal-hal politik, karena seperti yang kita ketahui pendiri dari Media Indonesia pun ikut serta dalam dunia politik. Dan berita-berita yang dihadirkan di media tersebut pun juga seputar lingkup politik,” ungkap Aprida. Lanjut Siti Nurjanah dan Ria berpendapat sesuai dengan apa yang ia ketahui mengenai Media Indonesia sebagai media cetak nasional. Dan juga merupakan salah satu media cetak terbesar selain Kompas.

Dengan adanya program Green Concern, apa pandangan Anda mengenai Media Indonesia? Image seperti apa yang terlihat? Yang saya tangkap, Media Indonesia ingin terlihat atau ingin memiliki image sebagai media yang ramah lingkunga, peduli kepada lingkungan, ucap Ria. Lanjut lagi Siti Nurjanah berpendapat bahwa “image yang terlihat adalah image yang positif. Artinya disini perusahaan ingin menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap lingkungan dengan memberikan informasi mengenai lingkungan, dan mengadakan kegiatan seperti di kampus kami.” Sementara Aprida memaparkan bahwa ia menjadi lebih tertarik dengan rubrik Green Concern.

Selanjutnya membahas mengenai program Green Concern yang dinilai sebagai strategi PR untuk bisa meningkatkan citra dan mengapa.

Aprida menjawab “bisa saja.” Menurut saya hal tersebut sah-sah saja, apalagi tujuannya untuk meningkatkan citra perusahaan. Karena jika ini adalah sebagi strategi, menurut saya image Media Indoneia menjadi lebih baik. Siti Nurjanah menjawab, “Mungkin saja. Karena setiap perusahaan selalu memiliki strategi untuk meningkatkan citra. Ria pun berpendapat,

(21)

“Sepertinya begitu. Mungkin karena media dinilai memperhatikan keadaan lingkungan.

Peneliti pun juga menanyakan saran dari narasumber bagi program ini kedepannya. Ria berpendapat, agar Green Concern banyak melakukan kegiatan-kegiatan penghijauan, apalagi bekerjasama dengan kampus kami.

Siti Nurjanah pun juga memberikan pendapat agar Media Indonesia lebih sering melakukan kegiatan seperti ini dengan konsep yang lebih baik lagi.

Kegiatan yang kemarin bukannya tidak baik, tapi kan perlu untuk dievaluasi. Sementara Aprida berpendapat agar Green Concern Media Indonesia lebih sering mengadakan event-event lain yang berhubungan dengan menjaga lingkungan. Apalagi di kampus kami ada komunitas green juga yaitu 4C. Mungkin kedepannya bisa menghadirkan event yang lebih meriah lagi seperti menanam pohon bakau, atau apa pun.

4.1.2. Observasi

Dalam proses mengumpulkan data, penulis juga melakukan dengan cara observasi langsung, yakni yang dibuktikan dengan melakukan kerja praktek di Divisi Marketing Communication unit CSR, Media Indonesia, yang dilakukan selama ± 12 minggu, yakni dimulai dari tanggal 12 Maret sampai dengan 1 Juni 2012.

Observasi yang didapat oleh penulis dari strategi Public Relations Media Indonesia, yakni dalam kegiatan CSR program Green Concern, dimana program ini memiliki kegiatan-kegiatan sosial seperti aksi menanam

(22)

pohon, melakukan talkshow edukatif, dan melakukan aksi peduli warga dengan memberi pengobatan gratis, memberikan bibit pohon, dan memberikan mobil ambulance. Data pun diperoleh penulis dengan mendatangi dan berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

lokasi pelaksanaan kegiatan pun dilakukan di The London School of Public Relation dan di wilayah RW.03 Kelurahan Kedoya Selatan. Penulis pun banyak memperoleh data dengan bertanya langsung kepada pihak-pihak yang terkait seperti kepada warga di Kelurahan Kedoya Selatan di wilayah RW.03, mahasiswa di The London School of Publc Relation, dan terutama kepada pihak-pihak internal perusahaan. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui fakta-fakta yang bisa membuktikan dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu dengan membuktikan apakah strategi PR yng dilakukan oleh Media Indonesia dalam kegiatan CSR Program Green Concern mampu untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.

4.2. Pengolahan Data

Berdasarkan hasil wawancara dari setiap narasumber, kemudian penulis akan mengolah data hasil wawancara tersebut dengan cara menggabungkan informasi berdasarkan hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yang membahas mengenai Strategi Public Relations Dalam Kegiatan Corporate Social Responsibility Program Green Concern untuk Mengembangkan Citra Media Indonesia. Adapun hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai strategi Public Relations dalam kegiatan CSR Green Concern dan citra, serta akan membahas pula

(23)

mengenai analisis artikel yang masih terkait dengan permasalahan dalam penelitian ini.

4.2.1. Strategi Public Relations dalam kegiatan CSR Green Concern

Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai strategi Public Relations yang digunakan oleh Media Indonesia. Peneliti tentunya juga menanyakan hal ini dalam sesi wawancara yang dilakukan kepada narasumber yang terkait. Pengolahan data mengenai strategi Public Relations ini menekankan kepada pihak internal. Adapun dalam strategi Public Relations yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan 4 proses Public Relations seperti : analyze situation, planning and programming, taking action and communication, dan evaluation program.

Strategi Public Relations merupakan strategi yang tentunya dimiliki oleh pihak internal perusahaan, karena inti dari pelaksanaan strategi Public Relations ini adalah sebagai alat atau cara yang direncanakan oleh perusahaan dalam melaksanakan kegiatan dan fungsi perusahaan.

1) Analyze Situation

Pada sesi wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada narasumber, yakni kepada pihak internal perusahaan, dimana mereka yang mengetahui dengan pasti mengenai apakah kegiatan Corporate Social Responsibility program Green Concern Media Indonesia ini dijadikan sebagai suatu strategi Public Relations. Situasi yang terjadi dalam kegiatan Corporate Social Responsibility Green Concern yang

(24)

meliputi kegiatan menanam pohon, talkshow edukatif, dan aksi peduli warga, menurut narasumber internal adalah sudah mengetahui makna dari Corporate Social Responsibility itu seperti apa dan bagaimana penenrapannya. Sedangkan menurut narasumber eksternal hanya memahami Corporate Social Responsibility sebagai program/ kegiatan sosial semata.

2) Planning and Programming

Pada tahap ini Media Indonesia telah mengetahui situasi apa yang terjadi. Lalu pada tahap ini mulai merencanakan bagaimana kegiatan Program Green Concern ini akan berlangsung. Dilihat dari situasi yang terjadi, kegiatan program Green Concern Media Indonesia ini melakukan banyak kegiatan sosial. Untuk itu, disini Media Indonesia dengan subdivisi Corporate Social Responsibility Green Concern melakukan lobby kepada beberapa pihak eksternal yang akan diajak kerjasama dan mensosialisasikan kepada pihak eksteral mengenai Corporate Social Responsibility. Tentunya rencana ini dilakukan untuk menjalin hubungan yang lebih erat kepada para stakeholder, sehingga kegiatan pun bisa terlaksana dengan baik. adapun dalam kegiatan Green Concern seperti aksi menanam pohon, talkshow edukatif, dan aksi peduli warga juga telah bekerjasama dengan beberapa pihak.

(25)

a. Pada program aksi menanam pohon, Media Indonesia bekerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk memperoleh bibit pohon yang akan digunakan. Dan juga menjalin kerjasama dengan pihak lainnya yag setuju dengan kegiatan dari CSR Green Concern Media Indonesia.

b. Pada program talkshow edukatif, Media Indonesia juga bekerjasama dengan beberapa pihak yang terkait, seperti instansi pendidikan. Pihak-pihak ini diajak kerjasama dalam upaya penyampaian isu-isu lingkungan dan juga tips-tips menjaga lingkungan yang selama ini juga diusung oleh Green Concern Media Indonesia.

c. Pada kegiatan aksi peduli warga, Media Indonesia pun juga turut mengajak kerjasama dengan pihak internal dan eksternal.

misalnya, pihak internal Media Indonesia pun menggandeng Metro tv dalam upaya peliputan kegiatan berlangsung. Pihak eksternal yang diajak kerjasama seperti Kelurahan, Koramil, Walikota, Departemen Kehutanan, dan Rumah Sakit, dan lain- lain. Tentunya perencanaan yang dilakukan oleh Media Indonesia juga dilakukan dengan cara rapat kepada pihak- pihak yang diajak kerjasama, kesepakatan dengan saling mengajukan Memorandum of Understanding (MOU), serta keterlibatan Media Indonesia dan seluruh pihak ketika kegiatan dilakukan.

(26)

3) Taking Action and Communication

Pada kegiatan program Green Concern ini, tentunya harus direalisasikan dengan cara yang tepat, agar apa yang direncanakan sesuai dengan apa yang dilakukan pada saat kegiatan berlangsung.

Dalam bertindak dan berkomunikasi di dalam kegiatan Green Concern ini, Media Indonesia seperti yang dijelaskan pada tahap sebelumnya yakni di Planning and programming, melakukan tahapan rapat dalam merencanakan kegiatan ini. Setelah sepakat diantara pihak-pihak terkait, tugas Media Indonesia yang mengkomunikasikan kegiatan ini.

Caranya adalah dengan mempublikasikannya melalui situs jejaring sosial Facebook, mempublikasikannya di kolom harian Media Indonesia, dan tak lupa pula menyebarkan poster di tempat yang akan dilakukan kegiatan Green Concern, serta mengkomunikasikan juga kepada panitia yang terkait dengan kegiatan ini pada sebelum, saat berlangsung, dan setelah kegiatan ini berjalan.

4) Evaluation

Setelah kegiatan program Green Concern ini berlangsung, Media Indoesia pun selalu melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menilai hal-hal apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan program. Dan permasalahan yang timbul adalah kurangnya sumber daya manusia dalam subdivisi Corporate Social Responsibility, sehingga membuat sumber daya manusia yang ada

(27)

sekarang melakukan banyak kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sosial program Green Concern ini, dan hal tersebut tak pelak menimbulkan kewalahan karyawan tersebut. ke depannya CSR Green Concern Media Indonesia akan merencanakan program yang lebih baik dan tentunya dengan menambahkan jumlah sumber daya manusia di subdivisi tersebut.

4.2.2. Mengembangkan citra perusahaan

Pengolahan data mengenai pembahasan mengembangkan citra perusahaan dilakukan oleh penulis berdasarkan sesi wawancara yang dilakukan kepada narasumber eksternal, karena citra merupakan dampak yang terjadi yang bersumber dari audiens. Audiens adalah yang menilai mengenai strategi Public Relations dalam kegiatan Corporate Social Responsibility Program Green Concern yang dilakukan oleh Media Indonesia.

Menurut narasumber eksternal yang telah diwawancara, kegiatan Corporate Social Responsibility Green Concern Media Indonesia adalah sangat baik dilakukan. Media Indonesia mendapat respon positif terkait dengan kegiatan CSR Green Concern yang dilakukan. Melalui kegiatan CSR Green Concern ini juga membuat hubungan yang baik antara masyarakat dengan pihak Media Indonesia. Dan hal ini memberi image yang baik dari warga kepada Media Indonesia. Selain itu juga dengan adanya kegiatan CSR Green Concern ini memberikan image baru yakni Media Indonesia sebagai media yang ramah lingkungan.

(28)

4.2.3. Analisis artikel

Kegiatan CSR Green Concern ini juga dipublikasikan melalui media cetak Media Indonesia. Adapun bentuk publikasi ini adalah sebagai fasilitator yang dilakukan oleh Media Indonesia dalam memperkenalkan dan berupaya untuk meningkatkan citra Media Indonesia dihadapan publik. Berikut adalah analisis penulis mengenai artikel di Media Indonesia yang meliput kegiatan CSR Green Concern.

4.2.3.1. Analisis Artikel “Budaya Ramah Lingkungan dari Hal Sederhana”

Artikel berjudul “Budaya ramah lingkungan dari hal sederhana” ini menceritakan mengenai membangun kebiasaan ramah lingkungan dimulai dengan hal-hal yang bersifat sederhana. Artikel ini didasari oleh salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility Media Indonesia, yaitu Green Concern, dengan mengadakan acara talkshow edukatif di The London School of Public Relations Jakarta, 15 Maret 2012.

Artikel ini memberikan pegetahuan kepada pembacanya mengenai informasi untuk menjaga lingkungan. Hal ini dirasakan oleh penulis yang juga ikut serta dalam kegiatan tersebut. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk bisa membangun kebiasaan ramah lingkungan. Dan tema kegiatan CSR Green Concern ini yakni “Be A Smart Consumer,” memberikan banyak informasi pula mengenai bagaimana kita bisa melakukan hal-hal kecil namun ramah lingkungan, seperti meminimalisasi pemakaian energi.

“Media Indonesia, misalnya, sudah melakukan hal ini dengan cara sangat sederhana, seperti penggunaan kertas bekas” kata Deputi Kepala Divisi

(29)

Pemberitaan Media Indonesia Abdul Kohar pada diskusi bertajuk Be a Smart Consumer, di Kampus Stikom London School of Public Relations Jakarta (LSPR Jakarta), kemarin (15/04)

Kutipan artikel tersebut juga menjelaskan mengenai salah satu upaya ramah lingkungan yang telah dilakukan dan akan terus dilakukan oleh Media Indonesia. Dan hal ini sedikit menjelaskan bahwa Media Indonesia juga sebagai salah satu media cetak yang memberikan kepedulian kepada lingkungan dengan meminimalisasi penggunaan kertas dengan menggunakan kertas bekas. Upaya yang sederhana inilah yang ingin ditegaskan dalam artikel ini.

Penulis juga menilai bahwa upaya sederhana ini perlu disosialisasikan, yang salah satunya terwujud dalam kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan di The London School of Public Relations. Dilihat dari pemberitaan yang ada dalam artikel ini, Media Indonesia ingin menegaskan bahwa mereka pun adalah perusahaan (media) yang memberikan kepedulian kepada lingkungan dan membangun kebiasaan ramah lingkungan.

4.2.3.2. Analisis Artikel “Warga Kedoya dapat Pengobatan Gratis”

Artikel berjudul “Warga Kedoya dapat Pengobatan Gratis” ini menceritakan mengenai kegiatan sosial yang dilakukan oleh Media Indonesia dan Metro TV di wilayah Kedoya Selatan. Dalam artikel ini juga dijelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh CSR Media Indonesia

(30)

dan Metro Tv yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Puri Cinere (RSPC) dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0503 Jakarta Barat memberikan pengobatan dan sembako gratis kepada 500 warga Kedoya Selatan, Jakarta Barat.

Artikel ini juga menyebutkan kegiatan yang dinamai “Aksi Peduli Warga” ini adalah kegiatan yang memberikan pelayanan kepada warga seperti pengobatan gratis kepada 500 warga, pemberian sembako, pemberian mobil ambulance, pemerikasaan mata dan pemberian kacamata gratis, serta memberikan 500 bibit pohon.

Artikel ini memberikan informasi terkait suatu kegiatan yang dilakukan oleh Media Indonesia dan Metro Tv melalui kegiatan Corporate Social Responsibility. Hal ini juga sebagai bentuk publikasi dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh Media Indonesia dan Mtero Tv. Tentunya kegiatan ini dipublikasikan dengan tujuan agar masyarakat mengetahui kegiatan apa saja yang tengah dilakukan oleh Media Indonesia, terutama mengenai kegiatan Corporate Social Responsibility, seperti yang dibahas dalam penelitian ini.

Penulis disini yang juga turut serta dalam pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility melihat bahwa Media Indonesia juga memberikan kepedulian kepada warga dan lingkungan. Bentuk kepedulian kepada warga seperti pengobatan gratis, pemberian sembako, pemeriksaan mata dan pemberian kacamata gratis, serta pemberian mobil ambulance, sedangkan bentuk kepedulian lingkungan ditunjukkan dengan memberikan 500 bibit pohon kepada warga, yang nantinya bibit-bibit pohon tersebut bisa

(31)

tumbuh menjadi pohon-pohon yang rindang yang dapat memberikan udara segar di wilayah tersebut.

4.3. Pembahasan

Strategi merupakan langkah awal dalam mencapai suatu tujuan.

Tujuan dari perusahaan ini adalah dengan terbentuknya citra positif dari kegiatan Corporate Social Responsibility Program Green Concern yang dilakukan. Dalam pembahasan hasil penelitian, dapat dianalisis dengan mengkaitkannya pada teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan empat langkah Strategi Public Relations menurut Cutlip, Center, dan Broom. Adapun empat langkah Strategi Public Relations adalah sebagai berikut : mendefinisikan masalah, membuat rencana dan program, melakukan aksi dan komunikasi, dan mengevaluasi program.

Melalui empat langkah Strategi Public Relations ini, peneliti menganalisis Strategi Public Relations yang dilakukan oleh Media Indonesia dalam kegiatan Corporate Social Responsibility terkait upaya perusahaan untuk mengembangkan citra perusahaan, dimulai dari bagaimana analisis situasinya, yakni dimana peneliti mencari data-data mengenai permasalahan yang ada. Kemudian setelah menganalisis masalah, peneliti juga menelaah langkah selanjutnya yakni bagaimana mengenai rencana dan program yang dilakukan, yakni dimana peneliti juga melihat program-program yang dibuat oleh Media Indonesia dalam kegiatan Corporate Social Responsibility untuk mengembangkan citra. Langkah selanjutnya yakni mengenai aksi dan komunikasi, yakni bagaimana upaya tindakan dan komunikasi seperti apa

(32)

yang dilakukan oleh Media Indonesia dalam kegiatan Corporate Social Responsibility untuk meningkatkan citra perusahaan. Serta langkah yang terakhir dalam empat langkah Strategi Public Relations, yakni mengenai bagaimana mengevaluasi program, yaitu dimana perusahaan (Media Indonesia) mampu untuk memberi penilaian atas program-program yang dilakukan, apakah hal tersebut bisa meningkatkan citra perusahaan. Dan sekaligus juga bisa memberi penilaian akan keseluruhan dari Strategi Public Relations ini.

Penulis pun juga melakukan analisis dalam membahas permasalahan ini, yakni dengan menghadirkan analisis artikel terkait dengan kegiatan Corporate Social Responsibility. Analisis artikel dilakukan oleh penulis dengan menghadirkan artikel yang menginformasikan mengenai kegiatan talkshow edukatif di The London School of Public Relations dan aksi peduli warga yang dilakukan di wilayah Kedoya Selatan, Jakarta Barat.

Analisis artikel ini menjelaskan mengenai pemberitaan kegiatan Corporate Social Responsibility yang dilakukan oleh Media Indonesia, dimana inti dari pemberitaan kegiatan tersebut adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dan untuk meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat.

Dalam analisis tersebut ingin menegaskan bahwa Media Indonesia juga sebagai salah satu media yang peduli kepada lingkungan. Media Indonesia juga memberikan banyak informasi mengenai lingkungan dan bagaimana cara menjaga lingkungan. Media Indonesia juga melakukan kegiatan-kegiatan yang bisa menjaga lingkungan yakni melalui kegiatan

(33)

Corporate Social Responsibility Green Concern. Melalui kegiatan ini, Media Indonesia menunjukkan bahwa mereka pun telah dan dalam proses untuk membangun budaya ramah lingkungan baik secara internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Dan pemberitaan dalam artikel tersebut menunjukkan bahwa Media Indonesia berupaya untuk mengembangkan citra perusahaan dengan menampilkan citra sebagai media cetak yang ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan juga dengan penggunaan kertas dalam proses produksi koran dan aksi menanam pohon yang dilakukan oleh Media Indonesia secara berkelanjutan hingga sekarang.

Referensi

Dokumen terkait

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu

Produk yang penulis hasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa bahan ajar LKS naskah drama berbasis cerita rakyat Musi Rawas. Materi yang terdapat dalam

atau pujian dari masyarakat mengenai kinerja pelayanan yang di berikan, baik melalui media masa maupun melalui kotak saran yang di sediakan. Kotak saran yang

KAST adalah suatu program kemitraan yang melibatkan usaha besar dan usaha menengah (inti), usaha kecil (petani plasma) dengan melibatkan bank syairah sebagai pemberi dana

Struktur Modal tidak dapat digunakan sebagai variabel Moderasi untuk menjelaskan hubungan dengan Harga Saham, hal ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 0.212 dengan

Hasil ini mendukung hipotesis ke tujuh yaitu terdapat pengaruh mediasi Shopping Emotion pada variabel Store Atmosphere terhadap Impulse Buying sesuai dengan

Variasi capit pada Gambar 3 (b) sama dengan variasi pada Gambar 3 (a) dalam hal tidak menunjukkan adanya gigi (gape) pada dactil maupun pollex; bagian ujung dari