• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Chatime Malang Jalan Kawi no.24 Mall Olympic Garden Kota Malang Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Chatime Malang Jalan Kawi no.24 Mall Olympic Garden Kota Malang Jawa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian guna memperoleh informasi dan data yang diperlukan. Lokasi penelitian berada di:

Chatime Malang Jalan Kawi no.24 Mall Olympic Garden Kota Malang Jawa Timur.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Explanatory research (penelitian penjelasan) dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2016) penelitian explanatory merupakan penelitian yang akan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis. Explanatory research merupakan penelitian yang menjelaskan kausal antara variabel-variabel melalui pengajuan hipotesa menggunakan data yang sama.

C. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.

Kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Sumber data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Sugiyono (2016) data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang dituju. Data

(2)

dalam penelitian ini diperoleh langsung dari jawaban responden pada konsumen Chatime.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulan data serta keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian yang dilakukan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan kuisioner.

Menurut Sugiyono (2016) kuisioner merupakan pengumpulan data dengan cara pemberian daftar pernyataan kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini digunakan daftar pertanyaan bersifat tertutup, dimana alternatif jawaban telah disediakan.

E. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 1 Definisi Oprasional Variabel

Variabel

Definisi Operasional

Variabel

Indikator Sumber Brand

image

Brand image yaitu persepsi yang ada didalam pikiran konsumen

1.

Nama baik (Reputaion), tingkat atau status yang cukup tinggi dari sebuah merek pada produk tertentu.

2.

Pengenalan

(Regocnition), tingkat dikenalnya sebuah merek oleh konsumen.

3.

Hubungan emosional (Affinity), hubungan emosional antara merek dengan pelanggan.

Davidson (1998)

Experiential marketing

Experiential marketing yaitu pengalaman pemasaran yang

1.

Merasakan (Sense) untuk menciptakan pengalaman

Alma

(2011)

(3)

Variabel

Definisi Operasional

Variabel

Indikator Sumber pernah dirasakan

oleh konsumen

pada panca indera, rasa yang berbeda produk.

2.

Merasa (Feel) untuk mempengaruhi suasana hati perasaan, dan emosi.

Rasa senang

3.

Berpikir (Think) untuk menciptakan kognitif (keyakinan) yang berfikir positif, membuat jernih pikiran.

4.

Bertindak (Act) menyentuh pengalaman dalam gaya hidup dan berinteraksi. Konsumen akan membeli karena pengaruh dari luar dan opini dari dalam, tetapi indikator ini tidak gunakan pada penelitian ini dengan alasan tidak berkaitan dengan produk yang diteliti.

5.

Berhubungan (Relate) menciptakan fantasi pada lawan jenis, mengaitkan individu dengan sesuatu yang berada doluar dirinya, tetapi indikator ini tidak gunakan pada penelitian ini dengan alasan tidak berkaitan dengan produk yang diteliti.

Kualitas Produk

Kualitas Produk yaitu fisik sebuah produk yang

1.

Desain produk, konsep desain yang unik

Kotler &

Amstrong

(2012)

(4)

Variabel

Definisi Operasional

Variabel

Indikator Sumber mencakup

keseluruhan kemampuan produk

2.

Penetapan merek mudah diingat

3.

Kemasan, keunikan pada kemasan (packaging)

4.

Pelabelan, label (logo) yang menarik

Keputusan Pembelian

Keputusan

pembelian yaitu proses konsumen dalam membeli produk sesuai dengan keinginan konsumen

1. Yakin dalam membuat keputusan pembelian 2. Mantap dalam membuat

keputusan pembelian 3. Cepat dalam membuat

keputusan pembelian

Kotler &

Keller (2016)

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah konsumen atau pembeli produk Chatime.

2. Sampel

Sugiyono (2016) mendefinisikan sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi yang diambil pada penelitian ini yaitu konsumen pembeli produk chatime.

Penetapan jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini berdasarkan

rumus Ferdinand (2014) yaitu:

(5)

n = 5 X Jumlah Indikator Keterangan:

n= jumlah sampel

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini berdasarkan teori Ferdinand (2014) sehingga disarankan ukuran sampel minimum paling sedikit 5 sampai dengan 10 kali jumlah indikator. Bila estimated parameter berjumlah 20, maka jumlah sampel minimum adalah 100. Dalam penelitian ini memiliki 13 indikator dikali 8 sehingga berjumlah104 responden.

Kriteria pada sampel yang diambil sebagai berikut:

a. Responden sudah pernah membeli produk Chatime

G. Teknik Sampling

Teknik sampel merupakan teknik pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian dengan tujuan memudahkan peneliti dalam menentukan sampel yang akan diteliti. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan metode purposive.

Menurut Sugiyono (2016) teknik non probability sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi kesempatan/peluang sama bagi setiap

anggota populasi yang dipilih untuk menjadi sampel. Metode purposive

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dengan

mengambil responden sebagai sampel yang sudah benar-benar termasuk pada

kriteria sampel.

(6)

H. Skala Pengukuran

Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu dengan skala likert. Menurut Sugiyono (2016) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang mengenai fenomenal soisal. Adapun kriteria pengukuran skala likert dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Skala Likert

Sumber: Sugiyono (2016)

I. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai rhitung (correlated item – total correlation) dengan nilai rtabel, Jika rhitung > rtabel berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika rhitung ≤ rtabel berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu ukuran atau alat ukur harus memiliki reliabilitas yang tinggi agar dapat dipercaya. Uji validitas merupakan uji yang digunakan untuk mengatur ketepatan suatu ukuran atau alat pengukur kehandalannya

Jawaban Bobot Nilai

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

(7)

(Sugiyono 2016). Dalam penelitian ini menggunakan teknis analisis formula Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

R = [ K

K − 1 ] [1 − ∑si st ] Keterangan:

R= Nilai reliabilitas

∑si= Jumlah varian skor tiap item st= Varian total

k = Jumlah item

a. Uji reliabilitas dapat dilihat nilai Cronbach Alfa, jika nilai Cronbach Alfa > 0,60 kontruk pertanyaan dimensi variabel adalah reliabel.

b. Jika nilai Cronbach Alfa < 0,60 kontruk pertanyaan dimensi variabel adalah tidak reliabel.

J. Teknik Analisis Data 1. Rentang skala

Rentang skala merupakan alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai variabel yang diteliti. Analisis rentang skala ini digunakan untuk mengetahui brand image, experiential marketing, kualitas produk dan keputusan pembelian pada responden dengan menggunakan rumus:

𝑅𝑆 = 𝑛(𝑚 − 1) 𝑚 Keterangan:

𝑅𝑆 = Rentang Skala

𝑛 = Jumlah Sampel

(8)

𝑚 = Jumlah alternatif jawaban

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat diperoleh rentang skala dengan perhitungan sebagai berikut :

𝑅𝑆 = 104(5 − 1)

5 = 83,2

Dengan adanya perhitungan tersebut, maka tinggi rendahnya hasil pengukuran dari setiap variabel yang diteliti yaitu brand image, experiential marketing, kualitas produk dan keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 3 Rentang Skala dan Pengukuran Variabel

Sumber: Lampiran 2. Uji Asumsi Klasik

Uji persyaratan asumsi klasik dapat digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang digunakan layak dalam model Analisis regresi linier berganda, yang meliput uji sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Wiyono 2011 mengatakan bahwa model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas menggunakan grafik Plot of Regression No Skor Brand Image Experiential

Marketing

Kualitas Produk

Keputusan Pembelian 1 104-187,2 Sangat Buruk Sangat Buruk Sangat Buruk Sangat Buruk

2 187,3-270,4 Buruk Buruk Buruk Buruk

3 270,5-353,6 Cukup Cukup Cukup Cukup

4 353,7-436,8 Baik Buruk Buruk Buruk

5 436,9-520 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

(9)

Standardized Residual. Apabila variabel berdistribusi normal, maka penyebaran plot akan berada disekitar 45

𝜊

. Data dikatakan normal apabila hasil signifikan diatas 0,5. Kenormalan data yang akan dianalisis merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi dalam analisis regresi. Deteksi adanya kenormalan dalam model regresi yang diperoleh dapat dilihat dari grafik normal P-P Plot dan hasil analisis menggunakan program SPSS.

Apabila titik-titik yang terbentuk mendekati garis diagonal dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. Dalam penelitian ini menguji apakah data normal atau tidak dengan cara analisis grafik dan analisis statistik sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel

independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independen. Model regresi yang mengandung

multikolineritas menyebabkan kesalahan standar estimasi akan

cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel bebas, tingkat

(10)

signifikan yang digunakan untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas akan menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Dalam mendeteksi ada tidaknya multikolineritas didalam regresi ada beberapa cara, yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance inflation factor (VIF).

Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolineritas antara variabel bebas dan regresi.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot antara nilai variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID), dimana sumbu X adalah yang diprediksi dan sumbu Y adalah residual.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melakukan

prediksi mengenai bagaimana variabel terikat bila nilai variabel bebas

diturunkan atau dinaikkan dan mengukur seberapa besar pengaruh variabel

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Sejalan dengan tujuan penelitian

dan rumusan hipotesis, maka teknik analisis data yang digunakan dalam

(11)

penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan model regresi sebagai berikut:

Y= a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian A = Konstanta

X1 = Brand image

X2 = Experiential marketing X3 = Kualitas produk

b1, b2, b3

=

Koefisien regresi

e = Error

4. Uji Hipotesis a. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) untuk menguji signifikan atau tidak antara variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat dari nilai probabilitasnya (Ghozali, 2016). Dengan ketentuan jika t hitung > t tabel dan nilai signifikan < 0,05 (α: 5%), maka variabel independent secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, untuk menguji bahwa hipotesa yang diajukan diterima atau ditolak digunakan rumus sebagai berikut:

t

hitung

= b

Sb

(12)

Keterangan:

t = besarnya t hitung b = Koefisien regresi

Sb = Standar error atau standar deviasi

Jika Nilai 𝑡

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

> 𝑡

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

; maka H0 ditolak dan Ha diterima Nilai 𝑡

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≤ 𝑡

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

; maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika H0 ditolak dan Ha diterima artinya, variabel brand image (X1), experiential marketing (X2), dan kualitas produk (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

Jika Ho ditolak dan Ha diterima artinya, variabel brand image (X1), experiential marketing (X2), dan kualitas produk (X3) secara parsial tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model penelitian ini mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak. Pengujian hipotesis untuk uji f menggunakan rumus sebagai berikut:

F = R2/K

(1 − R2)/(n − K) Keterangan:

F = besarnya F hitung

R2 = Koefisien determinasi

K = Banyak variabel independen

n = Jumlah data (sampel)

(13)

Jika Nilai F

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≤ F

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

; maka H0 diterima dan Ha ditolak Nilai F

ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

> F

𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

; maka H0 ditolak dan Ha diterima

Jika H0 ditolak dan Ha diterima artinya, variabel brand image (X1), experiential marketing (X2), dan kualitas produk (X3) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

Jika H0 diterima dan Ha ditolak artinya, variabel brand image (X1), experiential marketing (X2), dan kualitas produk (X3) secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).

c. Uji Paling Berpengaruh

Dalam menentukan sebuah penelitian untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh ialah melihat tabel standardized coefficient beta. Standardized ciefficient beta digunakan untuk persamaan regresi dengan fungsi untuk mengetahui pengaruh efektif yang diberikan antara variabel independen terhadap dependen, namun hanya berlaku pada saat itu dengan sampel yang ada.

Jika variabel brand image (X1) memiliki nilai standardized

coefficient beta yang lebih besar dari variabel experiential marketing

(X2) dan kualitas produk (X3), maka variabel brand image (X1)

memiliki kontribusi lebih besar dari pada variabel experiential

marketing (X2) dan kualitas produk (X3). Semakin tinggi nilai

standardized coefficient beta pada sebuah variabel maka dapat

dikatakan variabel tersebut memiliki konstribusi lebih besar.

Referensi

Dokumen terkait

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah didalam model regresi residual berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal maka digunakan

Uji normalitas data dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011).. Salah satu uji normalitas

Demikian pula dalam hal pekerjaan survey/pemetaan, pemrosesan data, perusahaan ini juga memberikan pelatihan untuk Sistem Survey / Pemetaan dalam SIG dengan metode

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk membangung sebuah aplikasi laporan kehilangan barang serta sebagai sebuah forum berbentuk sosial media berbasis android untuk memudahkan

Fungsi Keanggotan Bin Warna Output Hasil inferensi fuzzy tipe mamdani adalah berupa himpunan fuzzy, dari himpunan fuzzy tersebut dapat dicari nilai crisp-nya menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan oleh generator termoelektrik dengan menggunakan berbagai jenis limbah organik (tatal kayu akasia, tatal

Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan tindakan adenoidektomi atau adenotonsilektomi pada anak dengan gangguan bernapas saat tidur oleh karena hipertrofi

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Kenyataan yang didapat di lapangan tidak tentu