• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PKN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MAKALAH RULE OF LAW DAN HAK

RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIAASASI MANUSIA

Dosen Pengampu : Dra. Sutarti, SE, MM Dosen Pengampu : Dra. Sutarti, SE, MM Makalah ini disusun untuk

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila danmemenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Semester 5 Kewarganegaraan Semester 5 Disusun oleh : Disusun oleh : Kelompok 6 Kelompok 6 1.

1. M. M. Kharis Kharis Luqoni Luqoni (201512247(201512247)) 2.

2. Wulandari Wulandari Susanti Susanti (201512249(201512249)) 3.

3. Ridlo Ridlo Al Al Cholid Cholid (201512253(201512253)) 4.

4. Restu Restu Dewi Dewi Arsita Arsita (201512256(201512256)) 5.

5. Febrina Febrina Pipit Pipit Eka Eka S. S. (201512261(201512261)) 6.

6. Nana Nana Pita Pita A. A. (201512263)(201512263) 7.

7. Siti Siti Fatimah Fatimah (201512265(201512265)) Kelas 5C Akuntansi

Kelas 5C Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2017 2017

(2)
(3)

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan nikmat dan karunia- Nya

 Nya sehingga sehingga kami kami dapat dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah makalah ini ini mata mata kuliah kuliah PendidikanPendidikan Kewarganegaraan yang tersusun dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan. Penyusunan Kewarganegaraan yang tersusun dengan baik meskipun jauh dari kesempurnaan. Penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui tentang Rule of Law dan Hak Asasi Manusia.

mengetahui tentang Rule of Law dan Hak Asasi Manusia.

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari dan menambah pengetahuan Tujuan dari makalah ini adalah untuk mempelajari dan menambah pengetahuan tentang Rule of Law dan Hak Asasi Manusi serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah tentang Rule of Law dan Hak Asasi Manusi serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari. Harapan kami semoga makalah ini membantu didapat dalam kehidupan sehari-hari. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kudus, Desember 2017 Kudus, Desember 2017

Penyusun Penyusun

(4)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN SAMPUL...SAMPUL...1....1 KATA

KATA PENGANTAR ...PENGANTAR ... .... 22 DAFTAR

DAFTAR ISI...ISI... ... 33 BAB

BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ...4...4 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang ... 4... 4 1.2

1.2 Rumusan Rumusan Masalah ...Masalah ... 5... 5 1.3

1.3 Tujuan Tujuan ... 6. 6 BAB

BAB II II LANDASAN LANDASAN TEORI ...TEORI ...7...7 2.1

2.1 PengertiaPengertian n Rule of Rule of Law Law dan dan Hak Hak Asasi Manusia Asasi Manusia ... 7. 7 2.2

2.2 Hak Hak Asasi Asasi Manusia Manusia ... 10... 10 2.3

2.3 PenjabarPenjabaran Hak an Hak Asasi Manusia Asasi Manusia dalam UUD dalam UUD 1945 ...1945 ... ... 1818 2.4

2.4 Hak Hak dan dan Kewajiban Warga Kewajiban Warga Negara ...Negara ... ... 2121 2.5

2.5 Pengaru HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup terhadap KetahananPengaru HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan Nasional

Nasional ... . 3030 BAB

BAB III III PENUTUP ...PENUTUP ... 44... 44 3.1

3.1 Kesimpulan Kesimpulan 4444

DAFTAR

(5)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menegaskan  bahwa

 bahwa Negara Negara Indonesia Indonesia berdasarkan berdasarkan atas atas negara negara hukum hukum (the (the rule rule of of law). law). Pakar Pakar ilmuilmu sosial, Franz-Magnis Suseno (1990), melihat bahwa perlindungan HAM adalah salah satu sosial, Franz-Magnis Suseno (1990), melihat bahwa perlindungan HAM adalah salah satu elemen dari the rule of law, selain hukum yang adil. Kita bisa melacak akar prinsip the elemen dari the rule of law, selain hukum yang adil. Kita bisa melacak akar prinsip the rule of law dari putusan-putusan pengadilan internasional seperti Pengadilan Hak Azasi rule of law dari putusan-putusan pengadilan internasional seperti Pengadilan Hak Azasi Manusia (HAM) Eropa dan Komite HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk Manusia (HAM) Eropa dan Komite HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengetahui pembahasan antara the rule of law dan Hak Asasi Manusia. Pembukaan UUD mengetahui pembahasan antara the rule of law dan Hak Asasi Manusia. Pembukaan UUD 1945 menyatakan terbentuknya Negara adalah untuk “melindungi segenap bangsa 1945 menyatakan terbentuknya Negara adalah untuk “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dinyatak 

mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Dinyatak an bahwa untuk itu,an bahwa untuk itu, UUD 1945 harus mengandung ketentuan yang “mewajibkan Pemerintah dan UUD 1945 harus mengandung ketentuan yang “mewajibkan Pemerintah dan  penyelenggara

 penyelenggara Negara Negara untuk untuk memelihara memelihara budi budi pekerti pekerti kemanusiaan kemanusiaan yang yang luhur luhur dandan memegang teguh

cita-memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.” UUD 1945 selanjutnya menegaskancita moral rakyat yang luhur.” UUD 1945 selanjutnya menegaskan  bahwa

 bahwa ““ Negara  Negara Indonesia Indonesia berdasar berdasar atas atas hukum hukum (rechsstaat), (rechsstaat), tidak tidak berdasarkan berdasarkan atasatas kekuasaan belaka (Machtstaat).

kekuasaan belaka (Machtstaat).

Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak-hak yang (seharusnya) diakui secara Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak-hak yang (seharusnya) diakui secara universal sebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat universal sebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat kelahiran manusia itu sebagai manusia. Dikatakan ‘universal’ karena hak 

kelahiran manusia itu sebagai manusia. Dikatakan ‘universal’ karena hak -hak ini-hak ini dinyatakan sebagai bagian dari kemanusiaan setiap sosok manusia, tak peduli apapun dinyatakan sebagai bagian dari kemanusiaan setiap sosok manusia, tak peduli apapun warna kulitnya, jenis kelaminnya, usianya, latar belakang kultural dan pula agama atau warna kulitnya, jenis kelaminnya, usianya, latar belakang kultural dan pula agama atau keper 

keper cayaan spiritualitasnya. Sementara itu dikatakan ‘melekat’ atau ‘inheren’ karenacayaan spiritualitasnya. Sementara itu dikatakan ‘melekat’ atau ‘inheren’ karena hak-hak itu dimiliki sesiapapun yang manusia berkat kodrat kelahirannya sebagai hak-hak itu dimiliki sesiapapun yang manusia berkat kodrat kelahirannya sebagai manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu organisasi kekuasaan manapun. Karena manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu organisasi kekuasaan manapun. Karena dikatakan ‘melekat’ itu pulalah maka pada dasarnya hak 

dikatakan ‘melekat’ itu pulalah maka pada dasarnya hak -hak ini tidak sesaatpun boleh-hak ini tidak sesaatpun boleh dirampas atau dicabut.

dirampas atau dicabut.

Pada tahun 1997-1998 di Negara Republik Indonesia, terjadi krisis ekonomi moneter Pada tahun 1997-1998 di Negara Republik Indonesia, terjadi krisis ekonomi moneter yang mempengaruhi HAM, Demokrasi dan Lingkungan hidup terhadap ketahanan yang mempengaruhi HAM, Demokrasi dan Lingkungan hidup terhadap ketahanan

(6)

 pendapat, pelecehan seksual, pembunuhan secara misterius, pembantaian dan lain-lain. Beberapa ancaman dari dalam dan luar negeri dapat diatasi bangsa Indonesia dengan adanya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa.

Pada masa sekarang merupakan masa dimana segala macamnya berjalan dengan cepat mulai dari teknologi hingga pada kebudayaan yang mengarah pada budaya yang serba instan. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan kita sehari-hari yang membuat kita terbiasa akan sesuatu hal yang cepat dan baru.

Indonesia juga merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan memiriskan.

Dari uraian pendahuluan di atas, penulis melihat penting dan menariknya wawasan tentang HAM dan rule of law. Oleh sebab itu, penulis berusaha menjabarkan  pembahasannya dalam bentuk makalah ini untuk menambah wawasan kita.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjabaran latar belakang diatas maka tersusunlah beberapa rumusan masalah  berikut ini :

1. Apa Pengertian Rule of Law dan Hak Asasi Manusia ? 2. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia ?

3. Bagaimanakah Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 ? 4. Apa yang dimaksud dengan Hak dan Kewajiban Warga Negara?

4.1 Apa Pengertian Warga Negara dan Penduduk?

4.2 Apa yang dimaksud dengan Asas Kewarganegaraan?

4.3 Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945? 4.4 Bagaimanakah Hak dan Kewajiban Bela Negara?

5. Bagaimanakah Pengaruh HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan Nasional?

(7)

5.2 Apa Pengertian, Nilai-nilai, dan Unsur-unsur Demokrasi?

5.3 Apa Pengertian, Unsur-unsur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Hidup?

1.3 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan oleh dosen kami Ibu Dra. Sutarti, SE, MM. Selain itu, makalah ini juga menjelaskan sesuai dengan Rumusan masalah diatas, tujuannya yaitu : 1. Agar mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami apa itu Pengertian Rule of Law

dan Hak Asasi Manusia.

2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan danmemahami apa itu Hak Asasi Manusia. 3. Agar mahasiswa mampu menjelaskan Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD

1945.

4. Agar mahasiswa mampum enjelaskan Hak dan Kewajiban Warga Negara.

5. Agar mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami Pengaruh HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan Nasional.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian RuleofLaw dan Hak Asasi Manusia 2.1.1 Pengertian Rule of Law

Rule of Law adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Inti pengertian Rule of Law adalah jaminan apa yang disebut sebagai keadilan sosial. (Sunartaji Hartono,1976:30).

Pengertian Rule of Law dan negara hukum pada hakikatnya sulit dipisahkan.Menurut Philipus M. Hadjon negara hukum yang menurut istilah bahasa Belanda rechtsstat   lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme, yaitu dari kekuasaan raja yang sewenang-wenang untuk mewujudkan negara yang didasarkan pada suatu peraturan perundang  –  undangan. Oleh karena itu dalam proses perkembangannya rechsstat   itu lebih memiliki ciri yang revolusioner. Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui satu peraturan perundang  –  undangan, dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang  – 

undangan itulah yang sering diistilahkan dengan  Rule of Law.Yang menurut Hadjon Rule of Law  memiliki ciri yang evolusioner, sedangkan upaya untuk mewujudkan negara hukum atau rechts-staat   lebih memiliki ciri yang revolusioner.Oleh karena itu menurut Friedman, antara pengertian antara pengertian negara hukum dan Rule of Law sebenarnya saling mengisi. Dengan demikian berdasarkan bentuknya sebenarnya  Rule of Law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal. Rule of law sifatnya endogen, artinya muncul dan berkembang dari suatu masyarakat tertentu. (Friedman,1960:546).

Menurut Friederich J. Stahl, terdapat empat unsur pokok berdirinya rechsstaat yaitu : 1. Hak-hak manusia;

2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu; 3. Pemerintahan berdasarkan peraturan –  peraturan; dan

4. Peradilan administrasi dalam perselisihan. (Muhtaj,2005:23)

Bagi negara Indonesia ditentukan secara yuridis formal bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum.Hal itu tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.Dalam negara hukum, harus diadakan jaminan hukum itu sendiri dibangun

(9)

dan ditegakan menurut prinsip  –  prinsip demokrasi.Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya berasal dari kedaulatan rakyat.Oleh karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip  –   prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechtsstaat. (Asshiddiqie,

2005:69-70).

Prinsip

 – 

 prinsip Rule of Law

 Negara yang menganut sistem Rule of Law harus memiliki prinsip-prinsip yang jelas, terutama dalam hubungannya dengan realisasi Rule of Law itu sendiri.Menurut Albert Venn Dicey dalam ‘Introduction to the Law of The Constitusion ‘, memperkenalkan istilah the rule of law yang secara sederhana diartikan sebagai suatu keteraturan hukum. Menurut dicey terdapat tiga unsur yang fundamental dalam Rule of Law, yaitu :

1. Supremasi aturan  –   aturan hukum, tidak adanya kekuasaan sewenang  –   wenang, dalam arti seseorang hanya boleh dihukum jika memang melanggar hukum;

2. Kedudukan yang sama dimuka hukum. Hal ini berlaku baik bagi masyarakat biasa maupun pejabat negara; dan

3. Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan  pengadilan.

Pada pertemuan  –   pertemuan yang dialakukan International Comission of Jurists (ICJ), dihasilkan pandangan baru tentang negara hukum. Dalam pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 digariskan bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat harus diakui pula adanya hak-hak sosial dan ekonomi, sehingga perlu dibetuk standar-standar sosial ekonomi. komisi ini merumuskan syarat-syarat pemerintahan yang demokratis di  bawah rule of law yang dinamis, yaitu :

Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individual, konstitusi harus pula menentukan teknis prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin;

1. Lembaga kehakiman yang bebas dan tidak memihak; 2. Pemilihan umum yang bebas;

3. Kebebasan menyatakan pendapat;

(10)

2.1.2 Sejarah Hak Asasi Manusia

Perkembangan hak asasi manusia pada masa Sesudah Masehi,  Magna Charta (Piagam Agung) tahun 1215, yaitu suatu dokumen yang mencatat beberapa hak yang diberikan Raja John Lockland dari Inggris. Di dalam Magna Charta itu ditegaskan, antara lain kekuasaan raja harus dibatasi menuntut raja berlaku adil pada seluruh rakyatnya.

 Petition of Rights (hak-hak Petisi) tahun 1628, yaitu suatu petisi yang diajukan para  bangsawan kepada Raja Charles I di muka parlemen. Dalam hubungan inilah maka  perkembangan hak asasi manusia erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi.

 Bill of Right (Undang-Undang Hak) tahun 1689, yaitu suatu UU yang diterima oleh Parlemen Inggris setelah sebelumnya telah mengadakan perlawanan terhadap Raja James II yang memerintah secara absolut dalam suatu revolusi tidak berdarah (The Glorious  Revolution) tahun 1688. Ide pembaruan di Inggris ini membuat rakyat Ameriak Serikat

membrontak melawan pengusaha Inggris, sehingga melahirkan  Declaration of  Independence(Deklarasi Kemerdekaan) tahun 1776. Deklarasi Kemerdekaan ini juga merupakan piagam Hak Asasi Manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajatnya oleh Maha Pencipta; bahwa semua manusia dianugrahi oleh penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebahagiaan.

Di Prancis, perjuangan hak asasi manusia dirumuskan dalam suatu naskah pada awal revolusi prancis sebagai perlawanan terhadap kesewenang-wenangan. Naskah tersebur dikenal dengan  Declaration des Droits de I’Homme et du Citoyen (Pernyataan Hak-hak Asasi Manusia dan Warga Negara) tahun 1789. Dalam Revolusi Prancis ini dikenal tiga semboyan yang sangat terkenal, yaitu  Liberte (Kebebasan),  Egalite (Persamaan)dan  Fraternite (Persaudaraan).

Memasuki abad ke-19, pemikiran hak asasi manusi dipengaruhi oleh pemerinath nasional.Setiap bangsa menginginkan pemerintah yang konstitusioanal dan demokratis yang ditandai dengan diakuinya hak asasi manusia.Pada abad ke-20, perjuangan hak asasi manuis semakin meluas, seperti di Ameriak Serikat. Pada permulaan perang Dunia II tahun 1941, presiden amerika serikat Franklin D. Roosevelt mengemukakan “empat kebebasan” yang dimiliki manusia: kebebasan berbicara dan mengemukakan penapat, kebebasan beragama, kebebasan dari ketakutan, dan kebebasan dari kemelaratan.

(11)

Setelah perang Dunia II selesai, PBB akhirnya dapat mengesahkan pernyataan sedunia tentang hak asasi manusia, yaitu Universal Declaration of Human Right pada tanggal 10 Desember 1948.

2.2 Pengertian Hak Asasi Manusia

Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:

1. Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999

HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. 2. Menurut John Locke

Hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.

3. Menurut David Beetham dan Kevin Boyle

HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang  berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.

4. Menurut C. de Rover

HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak

tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak  pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak

asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,  pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi 5. Menurut Austin-Ranney

(12)

HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.

6. A.J.M. Milney

HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.

7. Franz Magnis-Suseno

HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia.

8. Miriam Budiardjo

Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.

9. Menurut Oemar Seno Adji

Yang dimaksud dengan hak-hak asasi manusia ialah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak  boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.

Ciri-ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak hak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut :

1. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.

2. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.

3. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.

(13)

4. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

Hak asasi manusia,  di pihak lain, menimbulkan kewajiban-kewajiban asasi. Perbenturan kepentingan antara seseorang dengan yang lain sering terjadi. Dalam  penerapannya, hak asasi manusia tidak dapat dilaksanakan secara mutlak karena dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap hak asasi manusia itu sendiri (hak asasi orang lain).

Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)

Ada bermacam-macam hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.

1. Hak Asasi Pribadi / Personal Rights

Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi ini sebagai berikut.

 Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan ber pindah-pindah tempat.

 Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.

 Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.

 Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan

yang diyakini masing-masing. 2. Hak Asasi Politik / Politic Rights

Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini sebagai berikut.

 Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.

 Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.

 Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik l ainnya.

(14)

3. Hak Asasi Hukum / Legal Equity Rights

Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai  berikut.

 Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.

 Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

 Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

4. Hak Asasi Ekonomi / Property Rights

Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi ini sebagai berikut.

 Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.

 Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.

 Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.

 Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.

 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights

Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi  peradilan ini sebagai berikut.

 Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.

 Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan

 penyelidikan di muka hukum.

6. Hak Asasi Sosial Budaya / Social Culture Rights

Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial  budaya ini sebagai berikut.

(15)

 Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.

 Hak mendapatkan pengajaran.

 Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

Perkembangan HAM di Indonesia

Wacana HAM di indonesia telah berlangsung seiring dengan berdirinya  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Secara garis besar perkembangan  pemikiran HAM di indonesia dapat dibagi ke dalam dua periode, yaitu : sebelum

kemerdekaan (1908-1945) dan sesudah kemerdekaan. a. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)

Pemikiran HAM dalam periode sebelum kemerdekaan dapat dijumpai dalam sejarah kemunculan organisasi pergerakan nasional seperti Boedi Oetomo (1908),Sarekat Islam (1911),Indische Partij (1912),Partai Komunis Indonesia (1920)Perhimpunan Indonesia (1925),dan Partai Nasional Indonesia (1927).Lahirnya organisasi pergerakan nasional itu tidak bisa dilepaskan dari sejarah pelanggaran HAM yang dilakukan oleh penguasa kolonial ,penjajahan,dan pemerasan hak-hak masyarakat terjajah .puncak perdebatan HAM yang dilonyarkan oleh para tokoh  pergerakan nasional,seperti Soekarno, Agus salim, Mohammad Natsir, Mohammad

Yamin, K.H.Mas Mansur, K.H. Wachid Hasyim, Mr.Maramis, terjadi dalam sidang-sidangBPUPKI.

Dalam sejarah pemikiran HAM di indonesia, Boedi Oetomo mewakali organisasi pergerakan nasional mula-mula yang menyuarakan kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui petis-petisi yang ditujukan kepada pemerintah kolonial maupun lewat tulisan di surat kabar.Inti dari perrjuangan Boedi Oetomo adalah perjuangan akan kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat melalui organisasi massa dan konsep perwakilan rakyat. b. Periode setelah kemerdekaan

Perdebatan tentang HAM terus berlanjut sampai periode pasca kemerdekaan Indonesia: 1945-1950, 1950-1959, 1959-1966, 1966-1998, dan periode HAM Indonesia kontemporer (pasca orde baru).

(16)

Periode 1945-1950

Pemikiran HAM pada periode awal pasca kemerdekaan masih menekankan  pada wacana hak untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi  politik yang didirikan,serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di  parlemen.sepanjang periode ini, wacana HAM bisa dicirikan pada:

a. Bidang sipil politik, melalui:

 UUD 1945 (Pembukaan, pasal 26, Pasal 27, Pasal 28, Pasal 29, Pasal 30,  Penjelasan pasal 24 dan 25 )

 Maklumat Pemerintah 01 November 1945  Maklumat Pemerintah 03 November 1945  Maklumat Pemerintah 14 November 1945  KRIS khususnya Bab V, Pasal 7-33

 KUHP Pasal 99

 b. Bidang ekonomi, sosial, dan budaya, melalui:

 UUD 1945 (Pasal 27, Pasal 31, Pasal 33, Pasal 34, Penjelasan Pasal 31-32)  KRIS Pasal 36-40

Periode 1950-1959

Periode 1950-1959 dikenal dengan masa perlementer . Sejarah pemikiran HAM pada masa ini dicatat sebagai masa yang sangat kondusif bagi sejarah  perjalanan HAM di Indonesia.Sejalan dengan prinsip demokrasi liberal di masa itu, suasana kebebasan mendapat tempat dalam kehidupan politik nasional.Menurut catatan Bagir Manan, masa gemilang sejarah HAM Indonesia pada masa ini tercermin  pada lima indikator HAM:

1. Munculnya partai-partai politik dengan beragam ideologi. 2. Adanya kebebasan pers.

3. Pelaksanaan pemilihan umum secara aman, bebas, dan demokratis 4. Kontrol parlemen atas eksekutif.

(17)

Tercatat pada periode ini Indonesia meratifikasi dua konvensi internasional HAM, yaitu :

1. Konvensi Genewa tahun 1949 yang mencakup perlindungan hak bagi korban  perang, tawanan perang, dan perlindungan sipil di waktu perang.

2. Konvensi tentang Hak Politik Perempuan yang mencakup hak perempuan untuk memilih dan dipilih tanpa perlakuan diskriminasi,serta hak perempuan untuk menempati jabatan publik.

Periode 1959-1966

Periode ini merupakan masa berakhirnya Demokrasi Liberar, digantikan oleh sistem Demokrasi Terpimpin yang terpusat pada kekuasaan Presiden Soekarno.Demokrasi Terpimpin (Guided Democrary) tidak lain sebagai bentuk  penolakan presiden Soekarno terhaddap sistem Demokrasi Parlementer yang di nilainya sebagai produk barat.Menurut Soekarno Demokrasi Parementer tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang elah memiliki tradisinya sendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Melalui sistem Demokrasi terpimpin kekuasaan terpusat di tangan Presiden. Presiden tidak dapat di kontrol oleh parlemen, sebaliknya parlemen di kendalikan oleh Presiden. Kekuasaan Presiden Soekarno bersifat absolut, bahkan di nobatkan sebagai Presiden RI seumur hidup. Akibat langsung dari model pemerintahan yang sangat individual ini adalah pemasungan hak-hak asasi warga negara. Semua pandangan  politik masyarakat diarahkan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah yang

otoriter. Dalam dunia seni, misalnya atas nama pemerintahan Presiden Soekarno menjadikan Lembaga Kebudayaan Rakyat (lekra) yang berafeliasi kepada PKI sebagai satu-satunya lembaga seni yang diakui.Sebaliknya, lembaga selain lekra dianggap anti pemerintah atau kontra revolusi.

Periode 1966-1998

Pada mulanya, lahirnya orde baru menjanjikan harapan baru bagi Penegak HAM di Indonesia. Berbagai seminar tentang HAM dilakukan orde baru.Namun pada kenyataanya, Orde baru telah menorehkan sejarah hitam pelanggaran HAM di Indonesia.Janji-janji Orde Baru tentang pelaksanaan HAM di Indonesia mengalami

(18)

Setelah mendapatkan mandat konstitusional dari sidang MPRS, pemerintah Orde Baru mulai menunjukkan watak aslinya sebagai kekuasaan yang anti HAM yang di anggapnya sebagai produk barat.Sikap anti HAM Orde Baru sesungguhnya tidak  berbeda dengan argumen yang pernah di kemukakan Presiden Soekarno ketika menolak prinsip dan praktik Demokrasi Parlementer, yakni sikap apologis dengan cara mempertentangkan demokrasi dan Prinsip HAM yang lahir di barat dengan  budaya lokal Indonesia. Sama halnya dengan Orde Lama, Orde Baru memandang HAM dan demokrasi bsebagai produk Barat yang individualistik dan bertentangan dengan prinsip gotong royong dan kekeluargaan yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di antara butir penolakan pemerintah Orde baru terhadap konsep universal HAM adalah:

a) HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila.

 b) Bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusn UUD 1945 yang lahir lebih lebih dahulu dibandingkan dengan Deklarasi Universal HAM.

c) Isu HAM sering kali digunakan olah negara-negara barat untuk memjokkaan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Apa yang dikemukakan oleh pemerintah Orde Baru tidak seluruhnya keliru,tetapi juga tidak semuanya benar.Sikap apriori Orde Baru terhadap HAM Barat ternyatas arat dengan pelanggaran HAM yang dilakukanya.Pelanggaran HAM Orde Baru dapat dilihat dari kebijakan politik Orde Baru yang bersifat Sentralistik dan anti segala gerakan politik yang berbeda dengan pemerintah .

Periode pasca Orde Baru

Tahun 1998 adalah era paling penting dalam sejarah HAM di indonesia.Lengsernya tampuk kekuasaan Orde Baru sekaligus menandai berakhirnya rezim militer di Indonesia dan datangnya era baru demokrasi dan HAM,setelah tiga  puluh tahun lebih terpasung di bawah rezim otoriter.Pada tahun ini Presiden Soeharto

digantikan oleh B.J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Wakil presiden RI.

(19)

XVII/MPR/1998 tentang HAM merupakan salah satu indikatorkeseriusan  pemerintahan era reformasi akan penegakan HAM.Sejumlah konvensi HAM juga diratifikasi di antaranya:konvensi HAM tentang kebebasan berserikat dan  perlindungan hak untuk berorganisasi;konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan kejam;konvensi penghapusan segala bentuk [3]diskriminasi rasial;konvensi tentang  penghapusan kkerja paksa;konvensi tentang diskriminasi dalam pekerjaan dan  jabatan;serta konvensi tentang usia minimum untuk di perbolehkan bakarja.

Komitmen pemerintah terhadap penegakan HAM juga di tunjukkan dengan  pengesahan UU tentang HAM,pembentukan Kantor Menteri Negara Urusan HAM yang kemudian di gabung dengan Departeman Hukum dan Perundang-undangan menjadi Departeman Kehakiman dan HAM,penambahan pasal-pasal khusus tentang HAM dalam amandemen UUD 1945,pengesahan UU tentang pengadilan HAM.

2.3 Penjabaran Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945

Menurut pandangan filsafat bangsa Indonesia yang terkandung dalam Pancasila hakikat manusia adalah ‘monopluralis’.Susunan kodrat manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial, serta kedudukan kodrat manusia adalah sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Dalam rentangan berdirinya bangsa dan negara Indonesia, secara resmi Deklarasi Pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 telah terlebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia PBB. Pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948.

Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, dan Pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif bagi hukum positif Indonesia terutama penjabarannya dalam pasal-pasal UUD 1945.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea I dinyatakan bahwa : “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Dalam pernyataan ini terkandung pengakuan secara yuridis hak -hak asasi manusia tentang kemerdekaan sebagaimana terkandung dalam Deklarasi PBB pasalI. Pernyataan berikutnya pada alinea III Pembukaan UUD 1945 yang mengandung arti bahwa dalam deklarasi bangsa Indonesia terkandung pengakuan bahwa manusia adalah sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Kuasa serta bangsa Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia untuk memeluk agama sesuai dengan kepercayaannya masing-masing,

(20)

dan hal ini sesuai dengan deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB pasal 18, adapun dalam  pasal UUD 1945 tercantum dalam pasal 29 terutama ayat (2) UUD 1945.

Melalui pembukaan UUD 1945 dinyatakan dalam alinea IV bahwa negara Indonesia sebagai suatu persekutuan hidup bersama, bertujuan untuk melindungi warganya terutama dalam kaitannya dengan perlindungan hak-hak asasinya.

Berdasarkan pada tujuan negara yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 tersebut, maka negara Indonesia menjamin dan melindungi hak-hak asasi manusia para warganya, terutama dalam kaitannya dengan kesejahteraan hidupnya baik jasmaniah maupun rokhaniah, antara lain berkaitan dengan hak-hak asasi bidang sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan agama. Adapun rincian hak-hak asasi manusia dalam pasal- pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut :

BAB XA

HAK ASASI MANUSIA Pasal 28 A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhakmempertahankan hidup dan kehidupannya.**)

Pasal 28 B

1) Setiap orang berhak membentuk keluargadan melanjutkan keturunan melalui  perkawinan yang sah.**)

2) Setiap orang berhak atas kelangsunganhidup, tumbuh dan berkembang serta  berhakatasperlindungan dari kekerasan dandiskriminasi.**)

Pasal 28 C

1) Setiap orang berhak mengembangkan dirimelalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,berhak mendapatkan pendidikan danmemperoleh manfaat dari ilmu  pengetahuandan teknologi, seni dan budaya demimeningkatkan kualitas hidupnya dan

demikesejahteraan umat manusia.**)

2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secarakolektif untuk membangun masyarakat,bangsa dan negaranya.**)

Pasal 28 D

1) Setiap orang berhak atas pengakuan,jaminan, perlidungan dan kepastian hokumyang adil serta perlakuan yang samadihadapan hukum.**)

(21)

2) Setiap orang berhak untuk berkerja sertamendapat imbalan dan perlakuan yang adildan layak dalam hubungan kerja.**)

3) Setiap warga negara berhak memperolehkesempatan yang sama dalm  pemerintahan.**)

4) Setiap orang berhak atas statuskewarganegaraan.**) Pasal 28 E

1) Setiap orang bebas memeluk agama danberibadah menurut agamanya, memilihpendidikan dan pengajaran, memilihpekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilihtempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.**)

2) Setiap orang berhak atas kebebasanmeyakini kepercayaan, menyatakan pikirandan sikap sesuai hati nuraninya.**)

3) Setiap orang berhak atas kebebasanberserikat, berkumpul dan mengeluarkanpendapat.**)

Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi danmemperoleh informasi untuk mengembangkanpribadi dan lingkungan sosialnya serta berhakuntuk mencari, memperoleh, memiliki,menyimpan, mengolah dan menyampaikaninformasi dengan menggunakan segala  jenissaluran yang tersedia.**)

Pasal 28 G

1) Setiap orang berhak atas perlindung diripribadi, keluarga, kehormatan, martabat, danharta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman danperlindungan dari ancaman ketakutan untukberbuat atau tidak berbuat sesuatu yangmerupakan hak asasinya.**)

2) Setiap orang berhak untuk bebas daripenyiksaan atau perlakuan yang merendahkanderajat martabat manusia dan berhakmemperoleh suaka politik dari negara lain.**)

Pasal 28 H

1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahirdan batin, bertempat tinggal dan mendapatlingkungan hidup yang baik dan sehat sertaberhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)

2) Setiap orang berhak mendapat kemudahandan perlakuan khusus untuk memperolehkesempatan dan manfaat yang sama gunamencapai persamaan dan

(22)

3) Setiap orang berhak atas imbalan jaminansosial yang memungkinkan  pengembangandirinya secara utuh sebagai manusia yangbermartabat.**)

4) Setiap orang berhak mempunyai hak milikpribadi dan hak milik tersebut tidak  bolehdiambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.**)

Pasal 28 I

1) Hak untuk hidup, hak untuk tidakdisiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hatinurani, hak beragama, hak untuk tidakdiperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadidihadapan hukum, dan hak untuk tidakdituntut atas dasar hukum yang berlakusurut adalah hak asasi manusia yang tidakdapat dikurangi dalam keadaan apapun.**)

2) Setiap orang berhak bebas dariperlakuan yanbg bersifat diskriminatif atasdasar apaun dan berhak mendapatperlindungan terhadap perlakuan yangbersifat diskriminatif itu.**)

3) Identitas budaya dan hak masyarakattradisional dihormati selaras denganperkembangan zaman dan peradaban.**)

4) Perlindungan, pemajuan, penegakan danpemenuhan hak asasi manusia adalahtanggung jawab negara terutamapemerintah.**)

5) Untuk menegakkan dan melindungi hakasaso manusia sesuai dengan prinsip  Negarahukum yang demokrastis, maka pelaksanaanhak asasi manusia dijamin, diatur

dandituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**) Pasal 28 J

1) Setiap orang wajib menghormati hakasasi manusia orang lain dalam tertibkehidupan  bermasyarakat, berbangsa danbernegara.**)

2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepadapembatasan yang ditetapkan denganundang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan sertapenghorsemata-matan atas hak dan kebebasanorang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabanganmoral, nilai-nilai agama, keamanan danketertiban umum dalam suatu masyarakatdemokrastis.**)

2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negara

2.4.1 Pengertian Warga Negara dan Penduduk

Penduduk ialah orang-orang yang menempati dan tinggal dalam wilayah tertentu dalam suatu negara. Ada juga ia yang bukan penduduk, berarti orang tersebut

(23)

Kependudukan di Indonesia juga diatur dalam undang-udang, tepatnya pada pasal 6 dan 26 UUD 1945.

Yang membedakan antara penduduk dan bukan penduduk adalah batas waktu tinggal di tempat tersebut, secara bahwa kita sebagai penduduk Indonesia kemudian  pergi keluar negeri dengan menggunakan VISA maka kita dikatakan penduduk

Indonesia tetapi bukan penduduk dari negera yang anda kunjungi.

Intinya bahwa penduduk merupakan orang yang bertempat tinggal dalam sebuah negera dan memiliki sebuah kartu penduduk, dimana semuanya disahkan oleh negera tersebut.

Warga Negera merupakan penduduk yang menempati sebuah negara, merupakan anggota, dan diakui oleh negera sebagai warganya. Warga negera pada umumnya bersifat global atau international dimana mereka juga dapat ikut serta dalam membangun dan memakmurakan negara yang di tinggalinya. Keikut sertaan itulah yang menjadi ciri khusus dari warga negara, maka dari itu sebagai warga negara anda juga paput untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.

Kemudian negera memiliki berbagai wewenang untuk menentukan negera sesuai dengan asas-asas yang dianut. Asas-asas itulah yang menjadi prinsip dan  pedoman dalam menentukan kewarganegaraan pada negara itu. Perbedaan asas-asas  pada setiap negera juga di sebabkan dari berbagai latar belakang seperti cita-cita masa

depan, letak negara, dan kondisi perkembangan pada negera tersebut 2.4.2 Asas-asas Kewarganegaraan beserta contohnya

Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut:

1.Asas ius sanguinis

Asas Ius Sanguinis mengatur kewarganegaran berdasarkan hubungan darah atau tali keturunan dari orang tuanya. Jadi sebagai orang tua ia bisa menentukan kewarganegaraan anaknya sendiri tanpa perlu memberlakukan Asas Ius Soli yang menentukan kewarganegaraan berdasarkan tempat ia dilahirkan.

(24)

Sebagai contoh orang tua anda melahirkan anda di Indonesia dan orang tua anda  berwarganegara Thailand, maka anda akan tetap berstatus warga negara thailand.

2. Asas ius soli

Asas Ius Soli merupakan asas kewarganegaraan seseorang ditentukan  berdasarkan Negara ataupun daerah dimana seorang tersebut di lahirkan.

Sebagai contoh ketika ada 1 orang yang lahir di Indonesia, maka secara otomatis ia akan memiliki warga negara Indonesia. Walaupun disisi lain ia memiliki orang tua dengan warga negara asing seperti Malaysia atau Australia. Ada beberapa negara yang menganut paham asas Ius Soli seperti Mesir , Amerika Serikat dan Inggris.

3. Asas kewarganegaraan Bipatride

Bipatride adalah orang yang memiliki dua macam kewarganegraan secara  bersamaan atau merangkap dua kewarganegaraan.

Sebagai contoh anda yang berketurunan bangsa Ius Sanguinis lahir di negara Ius Soli. Maka dari itu anda di anggap mempunyai dua kewarganegaran yaitu sebagai warganegara dengan asas Ius Soli atau Ius Sanguinis.

4. Asas kewarganegaraan Apatride

Apatride terjadi ketika adanya penduduk yang tidak memiliki status kewarganegaraan di negara yang ia tempati.

Sebagai contoh, seseorang yang keturunan bangsa Ius Soli yang lahir dinegara dengan asas ius sanguinis. Maka orang itu tidak mendapatkan kewarganegaran dari negara yang menggunakan asas Ius Soli atau Ius Sanguinis dan orang tersebut tidak memiliki kewarganegaraan manapun dan hal tersebut biasa di sebut dengan Apatride. 2.4.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara menurut UUD 1945

Pengertian hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak.Dalam hal kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain seba gainya.

(25)

Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita lakukan karena sudah mendapatkan hak. Tergantung situasinya. Sebagai warga negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan masing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.

Hak warga negara

1. Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)

2. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28) 3. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal

28B ayat 1)

4. hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas  perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28 B ayat 2)

5. mengembangkan diri melelui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya (Pasal 28C ayat 1)

6. memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarkat, bangsa dan negaranya (Pasal 28C ayat 2)

7.  pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum (Pasal 28D a yat 1)

8.  bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28D ayat 2)

9. memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (Pasal 28D a yat 3) 10. status kewarganegaraan (Pasal 28D ayat 3)

11. memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan  pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali (Pasal 28E ayat 1)

12. kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya (Pasal 28E ayat 2)

13. kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal 28E ayat 3)

14. berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia (Pasal 28F)

(26)

15. perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (Pasal 28G, ayat 1)

16. bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain. (Pasal 28G, ayat 2)

17. hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28H, ayat 1).

18. mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H, a yat 2)

19. jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H, ayat 3).

20. mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun (Pasal 28H, ayat 4).

21. hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (Pasal 28I, ayat 1).

22. bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu (Pasal 28I, ayat 2)

23. identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan  perkembangan zaman dan peradaban (Pasal 28I, ayat 3).

24. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (Pa sal 30, ayat 1) 25. mendapat pendidikan (Pasal 31, ayat 1)

Kewajiban warga

1. menjunjung hukum dan pemerintahan itu negara dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)

2. menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,  berbangsa, dan bernegara (Pasal 28J, ayat 1).

3. tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan

(27)

nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (Pasal 28J, ayat 2)

4. ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara ( Pasal 30, ayat 1).

5. Untuk pertahanan dan keamanan negara melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Pasal 30, ayat 2).

6. mengikuti pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2) Tabel di atas mencoba memilahkan hak dan kewajiban negara serta hak dan kewajiban warganegara dalam Pembukaan dan Batang Tubuh UUD tahun 1945. Dari tabel di atas diketahui bahwa tidak ada pasal yang berbicara khusus tentang hak negara, kewajiban negara berjumlah 16 ayat, hak warga negara 25 ayat, dan kewajiban warga negara 6 ayat. Tabel di atas tidak menunjukkan sisi yang implisit dari hak dan kewajiban, namun apa yang tertulis secara eksplisit hak dan kewajiban dalam UUD 1945.

2.4.4 Hak dan Kewajiban Bela Negara

Pembelaan negara atau bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warganegara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan bernegara. Bagi warganegara Indonesia, usaha  pembelaan negara dilandasi oleh kecintaan pada tanah air (wilayah Nusantara) dan kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia dengan keyakinan pada Pancasila sebagai dasar negara serta berpijak pada UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara.

Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapaan dan kerelaan setiap warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, keutuhan wilayah Nusantara dan yuridiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945

.

Asas Demokrasi dalam Pembelaan Negara

Berdasarkan pasal 27 (3) dalam Perubahan Kedua UUD 1945, bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warganegara. Hal ini menunjukkan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang mencakup dua arti, yaitu :

1. Setiap warganegara turut serta dalam menentukan kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

2. Setiap warganegara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan negara, sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing.

Landasan Konsep Bela Negara

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata

Unsur Dasar Bela Negara

 Cinta Tanah Air

 Kesadaran Berbangsa & bernegara

 Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara

 Rela berkorban untuk bangsa & negara

 Memiliki kemampuan awal bela negara

Berdasarkan UUD 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa “Tiap -tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.” Dan “syarat-syarat tentang  pembelaan diatur oleh UU.” Jadi sudah jelas, mau tidak mau kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, dan hambatan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara

 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan

 Nasional.

(29)

 Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.

Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.

 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI

 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.

 Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

 Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara

Landasan hukum bela Negara 1. Landasan Idiil ; Pancasila

2. Landasan Konstitusional ; UUD 1945 (Amandemen)

Pasal 27 (3) ; Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan  Negara Pasal 30 (1 &2) ;

a. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara

 b. Usaha pertahanan keamanan negara dilaksanakan melalui Sishankamrata (TNI sebagai komponen Utama dan Rakyat sebagai komponen Pendukung).

3. Landasan Operasional ; UU No. 3 Tahun 2002 (lihat Pengertian Bela Negara ). Wujud Bela Negara ( UU No 3 Tahun 2002 )

1. Pendidikan Kewarganegaraan

2. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib

3. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela 4. Pengabdian sesuai profesi

Contoh-Contoh Bela Negara :

 Melestarikan budaya

 Belajar dengan rajin bagi para pelajar

 Taat akan hukum dan aturan-aturan negara

(30)

2. Untuk melindungi kedaulatan Negara

3. Untuk mempertahankan keutuhan wilayah Negara

4. Untuk semua warga negara agar memiliki kewajiban dan hak yang jelas dalam ikut serta pembelaan terhadap negara.

Alasan Bela Negara

1. Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan

2. Ingin memajukan Negara

3. Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali

4. Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional. Bentuk-Bentuk Bela Negara

1. Secara Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).

2. Secara Non Fisik

Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran  berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif

dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya. Wujud Bela Negara Bagi Pelajar

1. Lingkungan Keluarga ; Memahami hak dan kewajiban dalam keluarga, menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, Demokratis, menjaga nama baik keluarga dll

2. Lingkungan Sekolah ; Patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik,  bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran dll 3. Lingkungan Masyarakat ; Aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban untuk kepentingan masyarakat

4. Lingkungan berbangsa dan bernegara ; Menghormati jasa Pahlawan, berani mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah

(31)

2.5 Pengaruh HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup terhadap Ketahanan Nasional 2.5.1 Pengertian HAM

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut hak asasi manusia. Hak asasi manusia melekat pada manusia secara kodrati sebagai anugrah Yang Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat di ingkari. Pengingkaran terhadap hal tersebut berarti mengingkari martbat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara, pemerintah, atau organisasi apapun, mengembang kewajiban untuk mengakui dan melindungi hak manusia tanpa kecuali. Artinya apa, hak manusia harus menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan  bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya. Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan  perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia HAM berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat (Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti pada pasal 27 ayat 1,  pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1

Ciri-ciri Hak Asasi Manusia di Indonesia

1. Bersifat Hakiki: HAM sudah ada sejak manusia lahir

2. Bersifat universal: HAM berlaku umum untuk dan mengenai semua orang, di mana saja dan kapan saja, tanpa memandang jenis kelamin dan kondisi psikosomatis, ras, agama, suku bangsa, negara, pandangan hidup, dan pandangan politik.

3. Kepemilikannya bersifat kodrati, dan karena itu spiritual. Maksudnya, HAM itu inheren dalam kodrat kemanusiaan kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sejak kita diciptakan dan dilahirkan, dan karena itu hak-hak asasi itu dipandang sebagai karunia

(32)

 pemberian Sang Pencipta. Ciri kodrati dan spiritual ini tampak dalam kenyataan  bahwa manusia tidak bisa menjalani kehidupannya sebagaimana layaknya tanpa hak-hak itu, dan dengan hak-hak-hak-hak itu manusia dapat lebih memuliakan Tuhan Sang Penciptanya. Karena bersifat kodrati, HAM tidak dapat diserahkan pada pihak lain dan tidak dapat dibagi-bagi.

4. Bersifat supralegal dan menuntut dengan keras pemenuhannya dari pihak lain, termasuk negara. Maksudnya, hak-hak asasi tidak pernah boleh dan tidak pernah bisa dilanggar, diperkosa, dibatasi dan ditiadakan/dihapus oleh pihak mana pun termasuk  Negara.

Pengaruh HAM terhadap Ketahanan Nasional

Sebelum masa reformasi tepatnya yaitu pada masa pemerintahan orde baru, belumlah muncul kesadaraan yang mendalam dalam diri masyarakat Indonesia akan masalah-masalah yang menyangkut akan hak asasi manusia atau yang lebih kita kenal dengan HAM. Selain itu pada masa pemerintahan orde baru sendiri pemerintah seakan tidak  peduli dengan HAM itu sendiri, malah terkesan pemerintah orde baru lebih membungkam

masyarakat akan HAM itu sendiri.

Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM, Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

 Namun lambat laun seiring dengan berjalannya waktu masyarakat Indonesia semakin sadar akan pentingnya supremasi HAM dalam Negara Indonesia. Masyarakat mulai tergerak hatinya untuk membela hak-hak asasi mereka agar lebih ditegakkannya supremasi akan HAM di Indonesia ini. Hal tersebut terwujudkan dengan peristiwa pengunduran diri Presiden Soeharto (pada masa itu) sebagai penanda berakhirnya rezim orde baru dan mulai memasuki era reformasi, dimana negara Indonesia menjadi negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi sehingga menjadi negara yang demokratis.

Hal tersebut terwujud dengan mulainya pemerintah memperhatikan aspirasi rakyatnya dengan mengamandemen UUD 1945, yaitu dengan menambahkan undang-undang yang menyangkut akan HAM.

(33)

Pada nyatanya, kini proses penegakan HAM di Indonesia masih dihadapi oleh  berbagai kendala.Namun, proses demokratisasi yang terjadi setelah tumbangnya

kekuasaan Orde Baru memberi harapan yang besar bagi kita agar pengakuan dan  perlindungan terhadap hak asasi manusia dapat ditegakkan. Beberapa kejadian  pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia menunjukkan perlunya pemahaman Hak Asasi Manusia tidak sebatas karena hak itu dimiliki oleh semua manusia, namun juga  pelayanan terhadap hak itu perlu dilakukan oleh semua manusia. Kita dapat mencermati  bahwa dalam lingkungan sosial kita terdapat beberapa hambatan yang bersifat structural. Walau demikian hambatan tersebut sepatutnya tidak membuat semangat kita untuk menegakkan hak asasi manusia menjadi surut.

Dari faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penegakan hak asasi manusia tersebut, mari kita upayakan sedikit demi sedikit untuk dikurangi (eliminasi), demi terwujudnya hak asasi manusia yang baik, mulailah dari diri kita sendiri untuk belajar menghormati hak-hak orang lain.

Dampak Positif Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia Terhadap Ketahanan  Nasional :

1. Masyarakat Indonesia bebas untuk beraspirasi, sehingga tidak ada pengekangan lagi dalam diri masyarakat Indonesia dalam mereka mengeluarkan pendapat.

2. Masyarakat Indonesia bisa dan berhak untuk menilai kinerja pemerintahan yang sedang berjalan secara langsung, sehingga memungkinkan kejadian pada masa orde  baru tidak terulang.

3. Kebebasan pers untuk meliput segala macam berita termasuk jalannya pemerintahan, dimana pemerintahan merupakan sector yang sangat fatal dan paling berpengaruh dalam ketahanan nasional.

4. Masyarakat Indonesia bebas untuk mendapatkan segala macam informasi ataupun  berita dari manapun dari berbagai sumber,hal ini membuat masyarakat Indonesia

semakin peka dalam membedakan mana yang baik dan kurang baik.

Dampak Negatif Perkembangan Hak Asasi Manusia di Indonesia Terhadap Ketahanan Nasional :

(34)

1. Terkadang dalam mengaspirasikan pendapatnya, masyarakat sering berlebihan dan lepas kontrol serta keluar dari jalur yang benar, hal itu terwujud seperti pada saat demonstrasi yang berujung dengan aksi anarki.

2. Dalam menjalankan kebebasan persnya, para pencari berita terkadang juga terlalu  berlebihan bahkan kadang ada yang rela melanggar kode etik demi mendapatkan sebuah berita. Hal tersebut sangatlah tidak pantas dan dapat menganggu ketahanan nasional.

2.5.2 Pengertian, Nila-nilai, dan Unsur-unsur Demokrasi

Demos berate rakyat, kratos berarti memerintah. Maka secara harfiah demokrasi berarti rakyat memerintah atau pemerintahan rakyat. Pemerintah dari rakyat, berarti kekuasaan yang di miliki oleh pemerintah atau penguasa itu pada sdasarnya berasal dari rakyat.Pemerintahan oleh rakyat , berarti bahwa rakyat sendirilah yang sesungguhnya menjalankan kehidupan Negara .Pemerintahan untuk rakayat, berarti bahwa pemerintah melaksanakan pemerintahan , bukan untuk melayani kepentingan mereka sendiri. Hakikat demokrasi a dalah pembuatan keputusan secara bersama . demikian pula karena keputusan itu ditentukan secara  bersama, maka tiap-tiap anggota harus mempunyai hak yang sama untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan .Itu berarti dalam demkrasi ada dua prinsip ,  pertama adanya pengawasan anggta terhadap proses pembuatan keputusan  bersama. Kedua, adanya kesaaman hak dalam menjalankan pengawasan itu .

Demokrasi adalah  bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.  Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik  kebebasan politik secara bebas dan setara.

Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno  pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari

sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah  berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem

(35)

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai  pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki,  atau sekelompok kecil, seperti oligarki.  Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para  pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.

2.5.2.1 Pengaruh Demokrasi terhadap Ketahanan Nasional

Demokrasi erat hubungannya dengan ketahanan nasional, yang dapat menjaga kedamaian negara. Tetapi ketika demokrasi dirampas dimotori koalisi suatu partai, DPR September lalu menghapus pemilihan langsung kepala daerah. Lingkaran Survei Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat mendukung pemilihan langsung. Bentuk-bentuk demokrasi secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.

Prinsip-prinsip demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi  Negara Kesatuan Republik  Indonesia.  Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

 Kedaulatan rakyat

 Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah  Kekuasaan mayoritas

 Hak-hak minoritas

 Jaminan hak asasi manusia

 Pemilihan yang bebas, adil dan jujur  Persamaan di depan hukum

(36)

 Pembatasan pemerintah secara konstitusional  Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik 

  Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat

Tujuan Demokrasi Sebagai KetahananNasional

 Mampu membangun pelaksanaan pertahanaan yang profesionalkepada prinsip

demokrasi.

 Mengembangkan kemampuan institusi penyelenggarapertahanan (Dephan).  Mendorong dan memperkuat peran aktif institusi pengawas(oversight), yakni

Parlemen dan civil Society (termasuk media) Asas pokok demokrasi

Gagasan  pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah  pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.  Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

 Pengakuan  partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan

wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakil-wakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan

 Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah

untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama. Unsur

 – 

 unsur Demokrasi

 Keterlibatan Rakyat dalam mengambil sebuah keputusan politik  Tingkat persamaan hak di antara warga negara.

 Tingkat kebebasan dan kemerdekaan yang diberikan pada atau pertahankan

dan dipunyai oleh warga negara.

 Sistem Perwakilan, Sistem ini dilakukan karenademokrasi langsung hanya

 berfungsi efektif dalam suatu negara yang wilayah negaranya kecil dan jumlah  penduduknya sedikit.

 Sistem pemilihan dan ketentuan mayoritas ,sistem pemilu ini dilaksanakan

(37)

dilaksanakan secara jujur dan adil, sehingga terpilih pejabat kelembagaan negara yang memiliki integritas dan berkualit

Nilai nilai demokrasi

 Menjamin tegaknya keadilan

 Menekan penggunaan kebebasan seminimal mungkin

 Menyelenggarakan pergantian kepemimpinan secara teratur

 Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga

 Menjamin terselenggaranya perubahan dalam masyarakat secara damai/ tampa

gejolak

 Mengakui dan menganggap wajar adanya keanekaragaman.

2.5.3 Pengertian, Unsur-unsur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Hidup

Pengertian lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Pengertian lingkungan hidup adalah semua kondisi yang ada disekitar manusia, hewan maupun tumbuhan dan benda lainnya. Lingkungan hidup merupakan suatu ekosistem yang saling berhubungan. Bila terjadi masalah diantara unsur  penyusun ekosistem tersebut, maka ketidak seimbangan akan terjadi yang selanjutnya

akan berakibat terganggunya unsur ekosistem yang lain.

Kegitan yang dilakukan manusia dapat menyebabkan kerusakan dan  penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup. Misalnya pengrusakan lingkungan karena nafsu manusia untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis. Oleh karena itu, penataan terhadap kegiatan yang berakibat pada rusaknya lingkungan harus dilakukan. Pembangunan yang berkelanjutan menjadi istilah dan semboyan yang berisi tekad bangsa-bangsa didunia untuk memerangi kerusakan lingkungan. Pengaruh Lingkungan Terhadap Ketahanan Nasional

Akan terjadi peningkatan resiko usaha dana Aktivitas ekonomi. lnfrastrukutur akan terganggu pula. Biaya mitigasi akan meningkat seiring

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa persinggungan antara ajaran agama (Islam) yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig, modernitas, dan budaya (Jawa) tergambar dalam ritual dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupundari luar  Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam maupundari luar  rumah sakit..

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

masyarakat dalam mencari informasi tempat ibadah yang berada di kecamatan Toboali.tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada disetiap daerah. Sarana tempat

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi

Perusahaan dapat menggunakan sistem perhitungan ABC system untuk keperluan penetapan harga jual yang lebih akurat sehingga dapat membantu dalam proses negoisasi