• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Suatu perekonomian yang sehat dan dinamis membutuhkan sistem keuangan yang mampu menyalurkan dana secara efisien dari masyarakat penabung ke masyarakat yang memiliki peluang-peluang investasi produktif (Mishkin, 2007). Demikian pula halnya dengan teori Endogenous Growth (Solow) yang menyatakan bahwa berjalannya fungsi sistem keuangan dengan baik diharapkan akan mendorong peningkatan output dan produktivitas melalui peningkatan physical capital maupun human capital melalui akselarasi variabel produktivitas. Berbagai penelitian, seperti Rajan dan Zingagels (1998), menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki sistem keuangan yang berfungsi baik tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara lain.

Di Indonesia, sistem keuangan terdiri atas lembaga intermediasi yang terbagi menjadi dua kelompok yakni bank dan non bank, serta pasar keuangan/pasar modal. Bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR); Non Bank termasuk di dalamnya (i) lembaga pembiayaan yang terdiri dari perusahaan sewa guna usaha, modal ventura, dan anjak piutang; (ii) pegadaian; (iii) lembaga investasi yang terdiri dari perusahaan perantara dan pedagang sekuritas, bursa (exchange) dan bursa pararel (over the counter market) dan reksadana; serta (iv) lembaga keuangan kontraktual yang terdiri dari perusahaan asuransi dan dana pensiun. Sedangkan pasar keuangan/pasar modal terdiri dari pasar saham dan obligasi.

Secara umum sistem keuangan Indonesia masih sangat didominasi oleh sektor perbankan kendati dalam periode pasca krisis 1997/98 peran lembaga keuangan bukan bank dan pasar modal terus meningkat seiring dengan menurunnya kinerja intermediasi perbankan. Hingga akhir 2008, dari seluruh aset sektor keuangan sekitar 40.07% dikuasai oleh perbankan, diikuti 39.46% oleh pasar saham (nilai kapitalisasi saham), obligasi 11.36%, asuransi 4.26%, lembaga pembiayaan sebesar 3.08%, dan dana pensiun sebesar 1.77%, seperti terlihat pada diagram 1.1 berikut.

(2)

S pertumb teknolog selama berdamp pada tin penurun terlihat p Sum Tin Kapitalisasi ‐2 ‐1 1 2 3 Sumber: S Posisi A Sistem Keu buhan ekono gi sebagai h krisis ekono pak negatif p ngkat rata-r nan tajam hi pada grafik mber: Statistik E Bursa Efe ngkat Pertum i Pasar Mod 2 621.72  233.30  20 10 0 10 20 30 1997 199 PDB Kred tatistik Ekonom Aset Sistem (dal uangan me omi suatu hasil dari mo omi yang m pada sektor rata 6% s.d ingga -13,1% 1.1. Ekonomi dan K ek Indonesia, d mbuhan Ekon al (dalam ra periode 19 2 2,159.22  168.46  98 1999 2000 dit Perbankan mi dan Keuang Diagram 1. m Keuangan I am triliun R emegang p negara mel obilisasi tabu melanda Indo riil. Perekon d 8% per ta % pada pun Keuangan-Ban diolah. Grafik nomi, Penya tus triliun R 997 sampai d ,192.47  97.10  2001 2002 20 gan-Bank Indo .1 Indonesia tah Rupiah) eranan sig lalui akumu ungan. Kelu onesia pada nomian Indo ahun sejak ncak krisis nk Indonesia k 1.1 aluran Kredit Rupiah) dan P dengan 2008 Bank Kapitali Obligas Asurans 003 2004 2005 Kapitalisasi Pa Pertumbuhan onesia hun 2008 gnifikan da ulasi kapital umpuhan sis pertengaha onesia yang tahun 1989 tahun 1997 t oleh Perban PDB Indones 8 isasi Saham si si 5 2006 2007 2 asar Modal  Ekonomi (%) alam memic l dan inova tem keuang an tahun 199 telah tumbu 9, mengalam sebagaiman nkan, sia (dalam % 008 cu asi an 97 uh mi na %)

(3)

Atas dasar hal tersebut, pengembangan sistem keuangan yang mampu menjalankan fungsinya secara efektif dan memiliki ketahanan tinggi merupakan langkah strategis dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Pemahaman mengenai hubungan antara sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi semakin relevan ditengah upaya bank sentral mempelopori pengembangan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI).

1.2. Perumusan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, sistem keuangan memiliki peranan yang signifikan dalam pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Pertanyaan yang kemudian mengemuka adalah ” seberapa besarkah signifikansi variabel sistem keuangan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia?”

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan:

a. Mengetahui peranan sistem keuangan dalam mendorong (boost) pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

b. Mengetahui hubungan kausalitas antara perkembangan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apakah perkembangan sektor keuangan mengikuti pertumbuhan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi menyebabkan kenaikan permintaan terhadap produk-produk keuangan yang pada akhirnya akan menghasilkan kenaikan aktivitas pasar keuangan dan kredit (demand following), atau sektor keuangan merupakan determinan perkembangan ekonomi yang menunjukkan kausalitas berasal dari perkembangan sektor keuangan ke arah pertumbuhan riil (supply leading).

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan agar dapat memberikan manfaat kepada seluruh pembaca, baik manfaat ilmiah untuk memahami konsep hubungan antara sistem keuangan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, maupun manfaat praktis sebagai informasi atau referensi bagi pembaca yang berkaitan dengan

(4)

masalah sistem keuangan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan saran dan bahan pertimbangan pihak-pihak yang berkepentingan guna menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui sektor keuangan.

1.4. Kerangka Pemikiran

Dalam lingkup kebijakan makroekonomi, sektor keuangan menjadi alat transmisi kebijakan moneter sehingga shock yang dialami sektor keuangan juga mempengaruhi efektivitas kebijakan moneter. Friedman dalam Warjiyo dan Zulverdi (1998); Sarwono dan Warjiyo (1998); serta Abdullah (2003), mengidentifikasikan beberapa dampak yang dihasilkan dari shock dalam pasar keuangan terhadap transmisi kebijakan moneter sebagai berikut:

a. Gejala monetization dan securitization dalam bentuk inovasi produk-produk keuangan menyebabkan definisi, cakupan dan perilaku jumlah uang beredar mengalami perubahan yang berpeluang menciptakan ketidakstabilan hubungan antara harga, uang beredar dan mempengaruhi kemampuan bank sentral dalam mengendalikan besaran moneter.

b. Semakin berkembangnya sektor keuangan mendorong kecenderungan terjadinya decoupling antara sektor moneter dan sektor riil dengan konsekuensi kausalitas antara variabel-variabel moneter dan berbagai variabel di sektor riil menjadi semakin kompleks dan sulit diprediksi. Pada akhirnya, perilaku fungsi permintaan uang yang dipergunakan sebagai salah satu alat manajemen moneter menjadi kurang stabil.

Pengembangan kerangka analisis melalui serangkaian studi kasus yang diperoleh dari berbagai literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai peran, fungsi, dan karakteristik sistem keuangan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi mengingat sistem keuangan di setiap negara tidak selalu sama dan cenderung mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan perekonomian masing-masing.

(5)

bruto (PDB); variabel perbankan, diwakili oleh variabel perkembangan penyaluran kredit oleh perbankan; variabel pasar modal, diwakili oleh perkembangan kapitalisasi saham dan obligasi di pasar modal; serta variabel tingkat suku bunga, yang diwakili oleh suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan tenor 1 (satu) bulan, memiliki hubungan timbal balik baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga keempat variabel tersebut dapat dianalisis dengan metode Vector Auto Regression (VAR).

Sehubungan dengan hal tersebut, pada penelitian ini penulis mencoba menambahkan variabel tingkat suku bunga sebagai variabel kontrol, yakni variabel lain diluar variabel sektor keuangan yang turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Pemilihan variabel kontrol dimaksud dapat berupa indikator yang mewakili sektor keuangan maupun sektor riil, yang didasarkan atas ketersediaan dan keakuratan data dengan penggunaan yang mengacu pada variabel yang terdapat dalam kajian literatur sebelumnya, serta memiliki signifikansi yang baik dalam penerapan model yang disusun.

Perkiraan hubungan antara keempat variabel dimaksud diperkirakan sebagaimana diagram 1.2 berikut.

Kredit Perbankan Kapitalisasi Pasar Modal PDB Suku Bunga Diagram 1.2 Kerangka Pemikiran

(6)

1.5. Hipo Siste pada satu d peran siste proporsi pen dan obligasi Dug keuangan de arah (bi-di perbankan, melalui ken halaman ber otesa Peneli em keuanga dasawarsa te m keuanga nyaluran kre i di pasar mo Sumber: Stati Bur Prosenta gaan semen engan pertum irectional c dimana siste naikan keter rikut. 0% 20% 40% 60% 80% 100% Kapital itian an Indonesia erakhir anta an, khususn edit yang di odal sebagai istik Ekonomi rsa Efek Indone

ase Proporsi dan Nilai K Peri ntara menge mbuhan eko causality) a em keuanga rsediaan kre 1997 1998 1999 2000 lisasi Pasar Mo a yang telah ara lain dita ya pasar s iberikan ole mana terliha dan Keuangan esia, diolah. Diagram 1. Penyaluran Kapitalisasi ode 1997 s.d enai hubun onomi di Ind antara varia an berperan edit sebagai 2000 2001 2002 2003 odal Penyalu h mengalam andai dengan saham sebag eh perbankan at pada diagr n-Bank Indones .3 Kredit oleh Pasar Moda d 2008 ngan antara donesia adala abel PDB sebagai mes imana terlih 2003 2004 2005 2006 uran Kredit ole mi perubahan n semakin gaimana ter n serta kapit ram 1.3 berik sia, Perbankan al a perkemba ah terdapat h dengan va sin pertumbu hat pada gra

2007 2008 h Perbankan n cukup nya meningkatny rcermin pa talisasi saha kut. angan siste hubungan du ariabel sekt uhan ekonom afik 1.2 pa ata ya da am em ua tor mi da

(7)

Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan-Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia, diolah.

Grafik 1.2

Perbandingan antara Penyaluran Kredit oleh Perbankan dengan Kapitalisasi Pasar Modal terhadap PDB

Periode 1997 s.d 2008 (dalam triliun Rupiah)

1.6. Sistematika Penulisan

  Penyusunan tesis ini terdiri dari 5 (lima) bab yang saling berkaitan dan disesuaikan dengan tema pembahasan yang diteliti dengan garis besar sistematika tesis sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan.

Merupakan pengantar terhadap permasalahan yang akan dibahas dan diuraikan secara berurutan. Diawali dengan latar belakang yang mendasari penelitian ini, perumusan masalah, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai serta kerangka pemikiran dan hipotesis yang akan diuji.

Bab II, Tinjauan Literatur.

Berisikan bahan acuan dan kerangka analisis yang dibangun berdasarkan teori dan tinjauan umum hasil kajian literatur.

0 500 1000 1500 2000 2500 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 PDB Kapitalisasi Pasar Modal Penyaluran Kredit Perbankan

(8)

Bab III, Metodologi Penelitian.

Menjelaskan identifikasi variabel dan data yang digunakan dalam penelitian serta metode pengolahan dan analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dan melakukan analisis terhadap hasil penelitian.

Bab IV, Analisa Hasil Penelitian dan Pembahasan.

Menguraikan analisis hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum objek penelitian, deskripsi hasil penelitian, pembuktian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V, Penutup.

Menyampaikan kesimpulan atas pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dan merekomendasikan saran yang dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian menunjukkan terdapat korelasi yang tinggi dalam pencapaian ayat-ayat penyata dengan jumlah ayat yang dibina walaupun tidak terdapat kesan yang signifikan dalam

Kategori 2 Setiap bahan yang dalam campuran dengan perbandingan 1:1 berdasarkan berat, yang diuji terhadap bahan dan selulosa, menunjukkan kenaikan tekanan rata-rata terhadap

Dari penjelasan di atas yang dimaksud dengan persepsi peran ( role perceptions ) adalah gambaran seseorang akan hak dan kekuasaan yang dimiliki, serta kewajiban dan tanggung

Faktor yang mempengaruhi terjadinya kendala bagi ibu-ibu rumah tangga dalam kegiatan senam kebugaran jasmani yaitu faktor internal (dalam diri seseorang) dan faktor

Jika klien tidak bersedia memberikan surat kuasa kepada kantor akuntan publik untuk menyerahkan laporan keuangan tahunan perusahaan dan profil

Bila terjadi udem otak, dapat dilihat dari keadaan penderta yang mengantuk, adanya bradikardi, atau dengan pemeriksaan funduskopi.

Bagi semut Namib, hari biasa di gurun tidak dimulai pada satu waktu tertentu.. Yang memulai hari-hari adalah suhu permukaan pasir standar setelah mencapai 30 O C. Tepat pada

Hormon hipofisiotropik diproduksi oleh saraf neurosecretory di hipotalamus dan masuk ke dalam kepiler hipotalamus  kapiler-kapiler hipotalamus akan bergabung membentuk sistem