• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM 1"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 1

PANDUAN AKADEMIK

PROGRAM STUDI

PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016

(2)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 2 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas tersusunnya buku Panduan Akademik Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi tahun 2016 ini. Buku Panduan Akademik ini berisi ketentuan-ketentuan dan penjelasan mengenai penyelenggaraan Program Studi Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi UGM, yang perlu diketahui oleh seluruh mahasiswa dan civitas academica di Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM.

Sebagaimana diketahui, suatu proses pendidikan yang berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, perlu didukung oleh terselenggaranya sistem yang tertata dengan baik. Dalam upaya untuk melancarkan penyelenggaraan kegiatan akademik di Fakultas Farmasi UGM, maka pelaksanaan seluruh kegiatan diatur dengan mengacu pada peraturan-peraturan akademik yang ditetapkan, dan dengan menerapkan sistem penjaminan mutu yang mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Universitas Gadjah Mada. Karenanya, terbitnya Buku Panduan Akademik ini merupakan bagian dari strategi penjaminan mutu fakultas, yang dimaksudkan untuk mendukung kelancaran kegiatan akademik di Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM. Diharapkan dengan selalu mengacu pada ketentuan dan aturan yang ada dalam Buku Panduan ini, maka proses kegiatan akademik dapat berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan.

Selanjutnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada tim yang telah menyusun Buku Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM 2016 ini. Terbitnya buku ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh mahasiswa di Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Farmasi UGM

Yogyakarta, Juli 2016

Dekan Fakultas Farmasi UGM

(3)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 3 BAB 1

PENDAHULUAN

SEJARAH SINGKAT

Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada didirikan oleh Kementrian Kesehatan RI pada tanggal 27 September 1946 dengan nama Perguruan Tinggi Ahli Obat (PTAO) (tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari kelahiran Fakultas Farmasi UGM). Perguruan Tinggi ini bergabung dalam gabungan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang terdiri dari Perguruan Tinggi Kedokteran, Perguruan Tinggi Kedokteran Gigi, Perguruan Tinggi Pertanian dan Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan yang semuanya diketuai oleh Prof. Dr. M. Sardjito dan berkedudukan di Kompleks RSU Tegalyoso, Klaten. Pada waktu peristiwa pemberontakan PKI Moeso serta aksi militer oleh tentara Belanda ke-2 maka pada tanggal 19 Desember 1948 perguruan tinggi-perguruan tinggi tersebut terpaksa menghentikan kegiatan akademisnya. Para dosen dan mahasiswa banyak yang bergabung dengan tentara untuk ikut bergerilya atau bergabung dalam tim Palang Merah.

Setelah persetujuan Roem-Van Royen pada tanggal 7 Mei 1949 ada pemikiran bahwa sebaiknya Perguruan Tinggi dihidupkan kembali. Pada tanggal 20 Mei 1949 diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi di Pendopo Kepatihan. Prof. Dr. Sardjito sebagai Ketua Perguruan Tinggi di Klaten menyanggupi untuk menyusun Perguruan Tinggi yang direncanakan, beliau kemudian meminta tempat di Yogyakarta. Atas kemurahan hati Sri Sultan Hamengkubuwono IX, beberapa bangunan milik Kraton Yogyakarta antara lain Mangkubumen dapat dipakai sebagai tempat Perguruan Tinggi yang dibentuk.

Berkat bantuan yang sangat besar dari Wakil Presiden RI Drs. Moh. Hatta, Menteri pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Ki Mangun Sarkoro, Menteri Kesehatan Dr. Soerono dan Prof. Soetopo, Menteri Keuangan Lukman Hakim, Menteri Perhubungan dan Pekerjaan Umum Ir. Laoh dan Ir. Sitompul, Menteri Kemakmuran dan Pertanian I.J. Kamiso dan Sadjarwo SH dan Sekretaris Jendralnya Mr. Hadi, Ir. Putuhena dan Ir. Goenoeng, Perguruan Tinggi tersebut dibuka kembali tanggal 1 November 1949. Pada saatitu di Yogyakarta sudah ada Sekolah Tinggi Teknik dan Sekolah Hukum milik Yayasan Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada, dan setiap Perguruan Tinggi masih dibawah Kementrian yang bersangkutan. Timbul gagasan untuk menggabungkan Perguruan-perguruan Tinggi dan Sekolah-sekolah Tinggi menjadi suatu Universitas dibawah Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan (PP&K). Gagasan tersebut terlaksana dengan dibukanya Universitit Negeri Gadjah Mada (UNGM) oleh Kementrian PP&K pada tanggal 19 Desember 1949 (sekarang ditetapkan sebagai hari ulang tahun Universitas Gadjah Mada Yogyakarta).

Sementara itu PT Kedokteran, PT Kedokteran Gigi dan PT Farmasi masih dibawah Kementrian Kesehatan. Melalui PP No.37 tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 yang ditandatangani oleh Mr. Assat sebagai Presiden RI Sementara, Ki Mangun Sarkoro sebagai Menteri PP&K dan KRT. E. Pringgodigdo sebagai Menteri Kehakiman, Pemerintah RI menegaskan bahwa UNGM termasuk dalam lingkungan Kementrian PP&K. Istilah Perguruan Tinggi diubah menjadi Fakultit yaitu Fakultit Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi. Pada tahun 1954 Pemerintah memutuskan untuk menyeragamkan istilah fakultit dan universitit menjadi Fakultas dan Universitas. Yayasan balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada milik swasta tidak ada lagi sehingga perkataan Negeri pada UNGM dihapus menjadi UGM.

Tingkat promovendus (tingkat 1) perkuliahan di Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi dan Farmasi (FKKGF) masih digabung menjadi satu, dengan dosen-dosen yang sama, akan tetapi pertanyaan ujiannya berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya ketiga bidang tersebut dipisahkan menjadi fakultas. Diawali dengan Fakultas Farmasi pada tanggal 19 Desember 1955 berdasarkan SP Menteri PP&K No. 53759/-Kab, kemudian Fakultas Kedokteran Gigi pada tanggal 29 Desember 1960 berdasarkan SP Menteri PP&K No. 1090741/UU. Meskipun fakultas-fakultas telah berdiri sendiri akan tetapi perkuliahan tetap menjadi satu di Mangkubumen, sehingga pada waktu itu dikenal istilah MAMACONGA (Masyarakat Mahasiswa Compleks Ngasem).

Pada waktu dipisahkan dari FKKGF, Fakultas Farmasi belum mempunyai tenaga pengajar tetap dan oleh karena itu pengurusnya dijabat oleh tenaga tidak tetap, sebagai Dekan pertama adalah Prof. Drs. R. Sardjono (dari Fakultas Kedokteran) dan sebagai adalah Sekretaris Prof. Ir. Gembong Soetoto Tjitrosoepomo (dari Fakultas Pertanian). Fakultas Farmasi mempunyai dosen tetap mulai tahun 1963.

(4)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 4 Pertama UGM berdiri fakultas-fakultasnya masih tersebar di Yogyakarta, kemudian oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX diberi tanah di Bulaksumur, Sekip dan Karangmalang untuk didirikan Perguruan Tinggi. Mulai saat itu sedikit demi sedikit fakultas-fakultas pindah ke lokasi baru. Sebagian dari Fakultas Farmasi pada tahun 1968 pindah ke Karangmalang bersama dengan Fakultas Kedokteran Gigi, Bagian Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran, dan sebagian Fakultas Ilmu Budaya. Pada tahun 1973 Fakultas Farmasi mulai menempati tempat barunya di Sekip Utara hingga sekarang. Walaupun demikian karena kesulitan staf pengajar yang Apoteker, maka tingkat doktoral (tingkat akhir program S1) dan tingkat apoteker masih diselenggarakan di Semarang karena pada waktu itu di Semarang yang tersedia tenaga Apoteker sebagai staf pengajar. Baru tahun 1977 seluruh seluruh proses belajar-mengajar di Fakultas Farmasi bisa diselenggarakan di Yogyakarta dalam satu kampus di Sekip Utara Yogyakarta.

Saat ini Fakultas Farmasi memiliki 5 Program Studi pada strata sarjana dan pasca sarjana, yang masing-masing terakreditasi A pada BAN PT maupun LAMPT-Kes, sbb.:

NO Program Studi Akreditasi Lembaga Akreditasi Tahun Penetapan Akreditasi

1 S1 Ilmu Farmasi A BAN PT 2014

2 Pendidikan Apoteker A BAN PT 2012

3 S2 Ilmu Farmasi A BAN PT 2015

4 S2 Farmasi Klinik A LAM PT- Kes 2016

5 S3 Ilmu Farmasi A BAN PT 2015

2. SISTEM PENDIDIKAN

Fakultas Farmasi UGM mengalami beberapa kali perubahan kurikulum dan sistem pendidikan. Pada awal berdirinya di tahun 1946, fakultas menganut sistem bebas. Mahasiswa bebas menentukan kapan dia akan mengikuti ujian. Fakultas menyelenggarakan perkuliahan beserta perangkatnya sesuai dengan paket kurikulum yang telah dibuat, jadwal testimonium, tentamen, dan ujian. Mulai tahun 1962 digunakan sistem studi terpimpin yang dibagi dalam semester-semester. Fakultas menyelenggarakan perkuliahan sesuai dengan paket kurikulum yang telah dibuat. Pada akhir semester dijadwalkan Ujian Akhir Semester (UAS) dan ulangan UAS. Untuk mengikuti UAS mahasiswa harus memenuhi persyaratan: mempunyai Surat Keterangan Lulus Praktikum (surat puas) dan lulus testimonium. Yudisium dilakukan per tingkat yaitu: tingkat propaedeusis, candidatus, doctorandus, dan apoteker. Tahun 1974 dimulai dengan sistem kredit semester sampai sekarang.

Kurikulum tahun 1978 di Fakultas Farmasi, pendidikan dibagi 3 tahap yaitu: Tahap Pendidikan Sarjana Muda 122 sks, Tahap Pendidikan Sarjana 47 sks, dan Tahap Pendidikan Apoteker 15 sks.

Tahun 1980 dengan adanya SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terjadi perubahan sistem pendidikan yaitu: Tahap Pendidikan Sarjana Muda 115 sks, Tahap Pendidikan Sarjana 33 sks, dan Tahap Pendidikan Apoteker 21 sks. Dengan adanya SKB Dirjen Dikti dan Dirjen POM serta Lokakarya Pemantapan Kurikulum di Perguruan Tinggi seluruh Indonesia, Fakultas Farmasi mengubah lagi kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Pendidikan Strata-1 dan Pendidikan Profesi yang terdiri atas Tahap Pendidikan Sarjana Muda 116 sks, Sarjana 33 sks dan Apoteker 21 sks. Pada akhir tahun 1986 Tahap Pendidikan Sarjana Muda dihapuskan, sehingga mulai tahun 1987 berlaku yang disebut Kurikulum tahun 1986 yang terdiri atas Tahap pendidikan Sarjana 149 sks dan Tahap Pendidikan Apoteker 21 sks.

Mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta tuntutan masyarakat akan peran apoteker, maka mulai tahun 1991 diadakan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum 1991 terdiri atas Tahap pendidikan Sarjana 153 sks dan Tahap Pendidikan Apoteker 23 sks. Pada tahun 1995 diberlakukan Peraturan Menteri pendidikan dan kebudayaan No. 0219/U/1995 tentang Kurikulum Nasional. Mengacu pada Kurikulum Nasional 1996, maka mulai tahun tersebut fakultas melaksanakan Kurikulum Baru tahun 1996 yang berlandaskan pada Ilmu Kefarmasian Lanjut (Advanced

(5)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 5 Pharmaceutical Sciences). Menurut kurikulum tersebut Program Pendidikan Sarjana 144 sks dan Program Pendidikan Apoteker 30 sks.

Pada tahun 2006 kurikulum mengalami revisi dimana Jumlah sks yang harus diselesaikan oleh mahasiswa adalah 144 sks, dan program Pendidikan Apoteker minimal 33 sks. Pada tahun 2006 Program PPA juga dibagi menjadi 2 minat, yaitu: Minat Industri dan Minat Rumah Sakit. Pada masa mendatang Program Pendidikan Sarjana Strata 1 (S1) Minat FKK, FSI dan FBA akan ditingkatkan menjadi Program Studi.

Pada tahun 2011, kurikulum Program Studi Ilmu Farmasi kembali berubah disesuaikan dengan perkembangan pendidikan kefarmasian di tingkat internasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP 51/2009) dan Undang Undang no 36/2009 yang menyatakan bahwa Apoteker adalah tenaga kesehatan. Jumlah sks yang harus diselesaikan oleh mahasiswa untuk mencapai derajat Sarjana Farmasiadalah 144 sks, terdiri atas 138 sks matakuliah wajib dan 6 sks matakuliah pilihan. Untuk kurikulum 2011 ini terdapat 4 minat, yaitu:Farmasi Bahan Alam (FBA), Farmasi Sain dan Teknologi (FST), Farmasi Industri (FI), dan Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK) yang peminatannya dilakukan pada akhir semester V. Sebanyak 138 sks matakuliah wajib pada kurikulum 2011, terdiri atas 101 sks mata kuliah General Pharmacy, 15 sks matakuliah muatan Universitas Gadjah Mada dan 22 sks matakuliah wajib Minat.

(6)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 6 BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Farmasi UGM

Visi:

Menjadi pusat unggulan Pendidikan Tinggi Farmasi bertaraf internasional yang dijiwai Pancasila Misi :

1. Menyelenggarakan, mengembangkan dan membina pendidikan tinggi kefarmasian berbasis penelitian, dengan mengedepankan nilai-nilai etika dan moral dalam proses pembelajaran;

2. Meningkatkan kualitas penelitian untuk mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kefarmasian dan bidang kesehatan pada umumnya;

3. Meningkatkan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan :

1. Menghasilkan lulusan yang unggul dan bertaraf internasional dalam bidang farmasi, kompetitif dalam bidang: pengawasan mutu obat, pengembangan produk bahan alam, teknologi formulasi obat, penemuan produk bioteknologi, produksi dan pengembangan zat-zat bioaktif;

2. Menghasilkan lulusan yang profesional dalam pelayanan farmasi komunitas dan farmasi klinik; 3. Menghasilkan lulusan yang mendedikasikan ilmunya berdasarkan nilai-nilai etika dan moral;

4. Menghasilkan karya-karya penelitian yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu kefarmasian serta peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Visi, Misi dan Tujuan Program Studi Profesi Apoteker

Visi:

Menjadi pusat unggulan pendidikan profesi apoteker dan pelaksanaan tridharma Misi :

1. Melaksanakan pendidikan profesi apoteker secara profesional, unggul, berdedikasi tinggi dan bertanggung jawab terhadap nilai-nilai etik dan moral

2. Mengembangkan cara pelayanan kefarmasian sesuai standar internasional

3. Memberikan konsep pelaksanaan pekerjaan kefarmasian sesuai dengan cara yang baik (“good practice”)

4. Mengedepankan nilai-nilai etik dan moral dalam proses belajar mengajar.

Tujuan :

1. Menghasilkan apoteker yang unggul dan profesional dalam praktek kefarmasian 2. Menghasilkan apoteker yang profesional dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian

3. Menghasilkan apoteker yang mendedikasikan ilmunya berdasarkan nilai-nilai etika dan moral untuk kesejahteraan umat manusia

(7)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 7 BAB III

STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS FARMASI UGM

Fakultas merupakan unsur Pelaksana sebagian tugas pokok Universitas dan dipimpin oleh Dekan yang bertanggungjawab langsung kepada Rektor. Fakultas bertugas melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, disamping harus pula melaksanakan pembinaan sivitas akademika dan kegiatan pelayanan administrasi.

Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Dekan dibantu oleh 4 Wakil Dekan, yaitu: Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan (WD 1), Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama dan alumni (WD 2), Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sistim Informasi (WD 3) dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset (WD 4).

Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dilakukan di Departemen yang merupakan unsur pelaksana Fakultas dan Laboratorium yang merupakan sarana penunjang Departemen. Departemen yang dipimpin oleh Ketua Departemen bertanggungjawab langsung kepada Dekan. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Ketua Departemen dibantu oleh Sekretaris Departemen. Pada saat ini sarana penunjang di masing-masing Departemen adalah sebagai berikut:

A. Departemen-Departemen yang Berfungsi sebagai Pelaksana Akademik

Departemen adalah unsur pelaksana Fakultas dalam sekelompok atau satu cabang ilmu. Departemen terdiri atas kelompok tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan laboratorium-laboratorium. Setiap Departemen dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris. Adapun setiap laboratorium keilmuan di setiap Departemen dipimpin oleh seorang kepala laboratorium. Di Fakultas Farmasi UGM terdapat 4 Departemen, yaitu:

1. Departemen Biologi Farmasi

Departemen Biologi Farmasi adalah unsur pelaksana akademik Fakultas Farmasi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dalam cabang ilmu yang berkaitan dengan skrining kandungan organisme terestrial dan kelautan, identifikasi senyawa atau komponen senyawa termasuk senyawa marker. Pengembangan teknik budidaya tumbuhan obat untuk menghasilkan bibit unggul dan metabolit sekunder baik secara konvensional maupun menggunakan teknik kultur jaringan tanaman dan bioteknologi Pengembangan teknik ekstraksi, standardisasi simplisia, standardisasi ekstrak yang mempunyai aktivitas biologi.

a. Laboratorium Farmakognosi

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Farmakognosi. Laboratorium Farmakognosi mengkoordinasi beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan ii. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi iii. Laboratorium Biologi Sel

iv. Laboratorium Anatomi-Fisiologi Tumbuhan v. Laboratorium Morfologi-Sistematik Tumbuhan vi. Laboratorium Budidaya Tumbuhan Obat vii. Laboratorium Teknologi Pascapanen viii. Laboratorium Obat Tradisional

ix. Laboratorium Teknologi Fermentasi b. Laboratorium Fitokimia

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Fitokimia. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Teknologi Fitofarmasetik

ii. Laboratorium Analisis Kandungan Tumbuhan Obat iii. Laboratorium Kimia Produk Alami

(8)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 8 v. Laboratorium Standardisasi Obat Alami

2. Departemen Farmasetika

Departemen Farmasetika adalah unsur pelaksana akademik Fakultas Farmasi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dalam cabang ilmu yang berkaitan dengan Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat, Farmasi Fisik, Biofarmasetika dan Teknologi Farmasi.

a. Laboratorium Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Manajemen Farmasi, Farmasi Masyarakat, Farmasetika, dan Pelayanan Kefarmasian. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Farmasetika I ii. Laboratorium Farmasetika II b. Laboratorium Farmasi Fisik

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Farmasi Fisik, Biofarmasetika, Stabilitas Obat dan Sistem Penghantaran Obat. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Farmasi Fisik ii. Laboratorium Biofarmasetika c. Laboratorium Teknologi Farmasi

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Teknologi Farmasi, Kosmetika, Obat Tradisional, ilmu-ilmu yang berhubungan dengan Teknologi Farmasi. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat

ii. Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Cair dan Semipadat iii. Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Steril

3. Departemen Kimia Farmasi

Departemen Kimia Farmasi adalah unsur pelaksana akademik Fakultas Farmasi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dalam cabang ilmu yang berkaitan dengan Kimia Analisis, meliputi perbandingan metode, perbaikan metode yang sudah ada, pengembangan metode baru, penerapan metode yang sudah ada dan atau metode baru untuk analisis obat, makanan dan kosmetika dalam berbagai formulasi (lama atau baru) dan metabolitnya. Identifikasi kualitatif dan kuantitatif hasil isolasi, sintesis, maupun produk degradasi. Untuk bidang Kimia Medisinal, meliputi produk obat, bahan baku obat baik secara sintesis maupun biosintesis, berbagai upaya untuk meningkatkan produksi obat dan bahan baku obat. Hubungan struktur secara kualitatif dan kuantitatif dengan aktivitas biologi, modifikasi molekul suatu obat untuk meningkatkan aktivitas atau mengurangi toksisitasnya yang dikaji pada tingkat seluler dan molekuler. Pengaruh obat, bahan baku obat, isolat atau perlakuan terhadap aktivitas biologi, sistem biologi termasuk pengaruhnya terhadap genom, sintesis RNA dan protein, serta pengaruhnya terhadap respon umum.

a. Laboratorium Kimia Medisinal

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Kimia Medisinal. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Kimia Organik ii. Laboratorium Sintesis Obat

iii. Laboratorium Biokimia-Biologi Molekuler iv. Laboratorium Kimia Medisinal

b. Laboratorium Kimia Farmasi Analisis

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu Kimia Farmasi Analisis. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

(9)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 9 ii. Laboratorium Kimia Farmasi Analitik Kualitatif-Kuantitatif

iii. Laboratorium Kimia Analisis Obat, Makanan dan Kosmetik iv. Laboratorium Kimia Analisis Instrumental

4. Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik

Departemen Farmakologi dan Farmasi Klinik adalah unsur pelaksana Akademik Fakultas Farmasi yang melaksanakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat dalam cabang ilmu yang berkaitan dengan Farmakologi-Toksikologi dan Farmakoterapi-Farmasi klinik.

a. Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu penelitian farmakokinetika, ketersediaan hayati, interaksi obat dengan obat, dan obat dengan makanan atau bahan alam, metabolisme obat in vitro dan in vivo, induksi dan inhibisi enzim, interaksi obat dengan reseptor, dan skrining farmakologi obat-obat sintetik, bahan alam, dan tradisional, penelitian ketoksikan umum dan khusus, penelitian tentang evaluasi keamanan suatu senyawa. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Farmakologi ii. Laboratorium Farmakokinetik iii. Laboratorium Toksikologi

b. Laboratorium Farmakoterapi dan Farmasi Klinik

Laboratorium ini bertanggungjawab dalam disiplin ilmu tinjauan atau evaluasi ketepatan penggunaan obat, analisis Drug Related Problem (DRP), studi kepustakaan tentang pengobatan berbasis bukti (evidance based medicine), analisis peran farmasi klinik dalam pelayanan kesehatan, tinjauan klinik interaksi obat dan Adverse Drug Reaction (ADR), farmakoekonomika, farmakoepidemiologi, uji klinik obat, Therapeutic Drug Monitoring (TDM) dan farmakokinetika klinik. Laboratorium ini mengkoordinasikan beberapa laboratorium:

i. Laboratorium Farmasi Klinik ii. Laboratorium Farmakoterapi

Selain Departemen yang berfungsi pelayanan akademik, ada Departemen yang berfungsi administratif, yaitu:

B. Bagian yang Berfungsi Administratif

Bagian tata usaha dipimpin oleh Kepala Bagian dengan membawahi 2 seksi, yaitu: Seksi Akademik dan Kemahasiswaan, dan Seksi Administrasi Umum.

C. Unit/Badan adalah Satuan Pelaksana Tugas Tertentu yang dikembangkan di Fakultas

Pada saat ini Fakultas Farmasi UGM mempunyai unit untuk mendukung proses pembelajaran mahasiswa, pengembangan staf dan keilmuan, yaitu: Perpustakaan, Penelitian dan Pengembangan dan Pengabdian pada Masyarakat.

Unit/badan tersebut mempunyai tugas pokok sebagai berikut:

1. Perpustakaan: mengelola dan mengembangkan perpustakaan Fakultas sebagai sumber belajar dosen dan mahasiswa.

2. Penelitian dan Pengembangan: mengelola kegiatan pengembangan dan penelitian yang dilakukan oleh sivitas akademika Fakultas Farmasi UGM

3. Pengabdian pada Masyarakat: mengelola dan mengembangkan materi pengabdian pada masyarakat yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa, kerjasama dengan pihak lain untuk tujuan pengabdian pada masyarakat.

(10)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 10 D. Senat Fakultas

Senat Fakultas merupakan badan normatif tertinggi di Fakultas yang anggotanya terdiri atas semua Tenaga Pengajar bergelar Guru Besar, Dekan, Wakil-wakil Dekan, Ketua-ketua Departemen dan anggota-anggota yang mewakili anggota Departemen yang jumlahnya satu orang setiap 10 anggota Departemen. Ketua Senat Fakultas dipilih diantara semua anggota senat.

(11)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 11 SUSUNAN PENGURUS FAKULTAS

DEKAN

PROF. DR. SUBAGUS WAHYUONO, M.SC., APT. WAKIL DEKAN BID. Akademik Dan Kemahasiswaan DR. HILDA ISMAIL, M.SI., APT.

WAKIL DEKAN BID. PENELITIAN, PENGABDIAN, KERJASAMA DAN ALUMNI PROF. DR. AGUNG ENDRO NUGROHO, M.SI., APT.

WAKIL DEKAN BID. KEUANGAN, SISTEM INFORMASI DAN PERENCANAAN DR. SATIBI, M.SI., APT.

WAKIL DEKAN BID. SUMBER DAYA MANUSIA DAN ASET PROF. DR. RATNA ASMAH S., M.SI., APT.

KETUA DAN SEKRETARIS PROGRAM STUDI PROGRAM STUDI S1 ILMU FARMASI

Ketua : DR. NUNUNGYUNIARTI, M.SI., APT.

SEKRETARIS : DR. SYLVI UTAMI TUNJUNG PRATIWI, M.SI. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER

KETUA : DR IKA PUSPITA SARI, M.SI., APT.

SEKRETARIS : DR. T. N. SAIFULLAH SULAIMAN, M.Si., APT. PROGRAM STUDI S2 ILMU FARMASI

KETUA : DR.ERNA PRAWITA SARI, M.SI., APT. SEKRETARIS : DR. DWI ENDARTI, M.SI., APT. PROGRAM STUDI S2 FARMASI KLINIK

KETUA : PROF. DR. ZULLIES IKAWATI, APT. SEKRETARIS : DR. FITA RAHMAWATI, SPRS., APT. PROGRAM STUDI S3 ILMU FARMASI

KETUA : PROF. DR. ABDUL ROHMAN, M.SI., APT. SEKRETARIS : DR.RER.NAT. RONNY MARTIEN, M.SI.

KETUA DAN SEKRETARIS DEPARTEMEN BIOLOGI FARMASI

Ketua : DR. RER.NAT.TRIANA HERTIANI, M.SI., APT SEKRETARIS : DR.RER.NAT. NANANG FACHRUDIN, M.SI., APT DEPARTEMEN FARMASETIKA

KETUA : PROF. DR. A. KHARIS NUGROHO, M,SI., APT SEKRETARIS : SEPTIMAWANTO, M.Si, APT.

DEPARTEMEN KIMIA FARMASI

KETUA : DR.RER.NAT. ENDANG LUKITANINGSIH, M,SI., APT SEKRETARIS : DR. RUMIYATI, M.SI., APT

(12)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | 12 DEPARTEMEN FARMAKOLOGI DAN FARMASI KLINIK

KETUA : DR. TRIMURTI ANDAYANI, M.SI., APT. SEKRETARIS: DR. PURWANTININGSIH, M.SI.,.APT. KEPALA LABORATORIUM

KEPALA LABORATORIUM FARMAKOGNOSI : PROF. DR. WAHYONO, SU., APT KEPALA LABORATORIUM FITOKIMIA : PROF.DR.PHIL.NAT.SUDARSONO, APT

KEPALA LABORATORIUM MANAJEMEN FARMASI DAN FARMASI MaSYARAKAT : DR. SUSI ARI KRISTINA, M.SI., APT.

KEPALA LABORATORIUM FARMASI FISIK : DR. CHAIRUN WIDYANINGSIH, M.SC., APT. KEPALA LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI : DR. RINA WAHYUNI, M.SI., APT

KEPALA LABORATORIUM KIMIA MEDISINAL : DR. RITMALENI, M,SI.

KEPALA LABORATORIUM KIMIA ANALISIS : PROF. DR. SUGENG RIYANTO, SU. APT.

KEPALA LABORATOTIUM FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI : PROF. DR. LUKMAN HAKIM, M.SC., APT. KEPALA LABORATORIUM FARMAKOTERAPI DAN FARMASI KLINIK : PROF. DR JOKO WAHYONO, M.SC., APT.

KETUA SENAT DAN SEKRETARIS SENAT FAKULTAS FARMASI KETUA SENAT : PROF. DR. SISMINDARI., SU., APT SEKRETARIS SENAT : DR. INDAH PURWANTINI, M.SI., APT.

(13)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xiii BAB IV

PEDOMAN PERILAKU MAHASISWA

Sebagai bagian dari sopan santun berkehidupan bersama di antara sivitas akademika di Fakultas Farmasi UGM khususnya dan di Universistas Gadjah Mada pada umumnya, maka dipandang perlu ditetapkan Pedoman Perilaku Mahasiswa sebagai berikut:

SIKAP

a. Menjunjung tinggi nama dan nilai-nilai luhur Universitas Gadjah Mada.

b. Saling menghormati kepada dosen, karyawan, sesama mahasiswa, dan juga kepada masyarakat pada umumnya.

c. Menghormati dan mentaati segala peraturan yang berlaku baik di fakultas maupun di universitas.

PERILAKU

a. Ikut menciptakan suasana yang mendukung kelancaran kegiatan akademik antara lain masuk kuliah/praktikum tepat waktu, menjaga ketenangan selama proses perkuliahan /praktikum sedang berlangsung, dan aktif dalam mengikuti kuliah/praktikum.

b. Ikut menciptakan suasana aman dan tenteram di lingkungan kampus.

c. Menjaga keutuhan dan kelestarian milik fakultas/universitas, termasuk menjaga keindahan dan kebersihannya, demikian juga dengan hak milik orang lain.

d. Ikut menciptakan iklim yang baik untuk pengembangan kepribadian.

e. Melakukan pergaulan secara wajar dengan menghormati nilai-nilai agama, kesusilaan, dan kesopanan.

PENAMPILAN

a. Berpakaian pantas dan rapi sesuai dengan sifat dan jenis kegiatan.

b. Bagi wanita harus memperlihatkan wajahnya (tidak mengenakan cadar, burkah dan sejenisnya).

c. Membawakan diri secara sopan baik di dalam ruang kuliah, ruang praktikum, maupun di luar ruang.

LARANGAN

a. Membuat kegaduhan yang mengganggu perkuliahan atau praktikum yang sedang berlangsung.

b. Melakukan kecurangan dalam bidang akademik, administratif, dan keuangan. c. Merokok, makan, atau minum pada waktu mengikuti kuliah/praktikum.

d. Membawa senjata tajam, melakukan perkelahian, melakukan pemerasan, melakukan pelecehan, serta membentuk geng/klik.

e. Mengotori atau mencoret-coret meja, kursi, dan tembok; merusak dan mencuri hak milik fakultas/universitas.

f. Mengkonsumsi, mengedarkan, dan menyalahgunakan obat keras, narkotika dan obat-obat berbahaya, atau minum minuman keras.

g. Melakukan hal-hal yang melanggar susila.

h. Berpakaian atau berpenampilan yang tidak sesuai dengan norma dan tata aturan yang berlaku di masyarakat, selama mengikuti kegiatan akademik.

(14)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xiv i. Mengenakan kaos oblong, celana atau pakaian robek-robek, dan sandal selama mengikuti

kegiatan akademik.

SANKSI

Mahasiswa yang melanggar ketentuan-ketentuan tersebut di atas dapat:

a. Ditegur secara lisan oleh dosen, karyawan, ataupun teman sesama mahasiswa. b. Ditegur secara tertulis oleh pimpinan laboratorium/bagian/fakultas/universitas.

c. Diskors dari kegiatan akademik dan administratif dari pimpinan laboratorium/bagian /fakultas/universitas.

d. Dikeluarkan dari fakultas/universitas oleh dekan/retor.

(15)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xv KOMPETENSI LULUSAN

A. Kompetensi Umum: 1. Knowlege

 Mempunyai pemahaman dan pengertian umum atas dasar-dasar ilmu kefarmasian

 Secara konseptual dapat mendemontrasikan pengetahuan berbasis data untuk dasar profesi dan diterapkan dalam praktek kefarmasian

 Secara ilmiah dapat mendemonstrasikan penemuan dan penerapan metode ilmiah 2. Skills

 Secara matematis dapat menggunakan variabel matematik untuk melakukan analisis fenomena fisika, biologi dan sosioekonomis.

 Secara integratif dapat menggunakan teori dan kemampuan dalam praktek kefarmasian untuk meningkatkan manfaat bagi pasien.

 Mempunyai kemampuan berfikir kritis dan pengambilan keputusan, dapat melakukan penilaian secara rasional, logis dan koheren dan dapat mengevaluasi dan mensintesa informasi dan pengetahuan yang relevan untuk mengidentifikasi masalah, dan menyelesaikannya.

 Mempunyai kemampuan berkomunikasi: dapat membaca, menulis, berbicara, mendengar dan menggunakan media dan tekonologi untuk mengirimkan dan menjawab berbagai audiensi dan penggunaan

 Mempunyai kemampuan menerapkan dengan bertanggung jawab nilai profesionalitas dan prinsip-prinsip etika

3. Ability/capability

 Memiliki tanggung jawab dan kepedulian sosial

 Kemampuan dan kebiasaan profesional antara lain melaksanakan pengembangan profesionalitas berkelanjutan

 Memiliki perilaku dan hubungan kesejawatan yang baik dalam berbagai situasi dan kondisi, termasuk dengan tenaga kesehatan lain.

4. Attitude

 Mempunyai rasa ingin tahu (curiousity)

 Peka atas perubahan dan masalah alamiah global/regional/lokal serta berupaya untuk menyelesaikan baik secara individual maupun kelompok

 Menghargai keaslian ide, konsep, dan penemuan lainnya.

 Menghargai upaya interdisiplin dalam mengekploitasi, memanfaatkan, dan melestarikan sumberdaya alam.

B. Kompetensi khusus: Kompetensi di apotek:

1. Mampu melaksanakan pengelolaan obat sesuai ketentuan yang berlaku .

2. Mampu memberikan pelayanan obat kepada/untuk penderita secara profesional dengan jaminan bahwa obat yang diberikan kepada penderita akan tepat, aman dan efektif. Termasuk didalamnya adalah pelayanan obat bebas dan pelayanan obat dengan resep dokter yang obatnya dibuat langsung oleh apotek.

(16)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xvi 3. Mampu melaksanakan fungsi pelayanan konsultasi, informasi dan edukasi yang berkaitan dengan obat dan perbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain atau pihak lain yang membutuhkan secara efektif.

4. Mampu melaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku .

5. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program monitoring keamanan penggunaan obat. 6. Mampu berpartisipasi secara aktif dalam program kesehatan di masyarakat lingkungannya,

terutama yang berkaitan dengan obat.

7. Mampu melaksanakan tugas dan fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia.

Kompetensi di rumah sakit:

1. Mampu melaksanakan fungsi pengendalian kualitas obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan cara laboratorium yang baik (good laboratory practice).

2. Mampu melakukan penyimpanan obat dan perbekalan kesehatan lainnya secara baik sesuai dengan sifat bahan

3. Mampu melaksanakan fungsi distribusi obat dan perbekalan kesehatan lain di rumah sakit dengan suatu sistem distribusi yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi rumah sakit.

4. Mampu melaksanakan fungsi farmasi klinik yang akan mencakup fungsi-fungsi: partisipasi dalam pengambilan keputusan pemberian obat pada penderita, pemilihan obat yang tepat, penetapan regimen obat yang tepat, pemberian dan penyediaan obat, pemantauan efek obat , dan pendidikan penderita.

5. Mampu melaksanakan fungsi Konsultasi, Informasi dan Edukasi yang berkaitan dengan penggunaan obat untuk penderita dan keluarganya

6. Mampu memberikan pelayanan obat kepada berbagai pihak yang membutuhkan

7. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam penelitian yang dilakukan di rumah sakit, a.l. : uji klinis

8. Mampu berperan dalam Komite Farmasi dan Terapi 9. Mampu berpartisipasi dalam penanggulangan keracunan

10. Mampu melaksanakan fungsi pengadaan obat dan perbekalan kesehatan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sarana yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.

11. Mampu berpartisipasi dalam program pendidikan

Kompetensi di industri:

1. Mampu melaksanakan fungsi pendaftaran obat jadi secara efektif, terutama dalam hal pengisian formulir kelengkapan pendaftaran.

2. Mampu berpartisipasi dalam mengembangkan senyawa/ bahan aktif terapeutik atau eksipen baru yang lebih baik/aktif.

3. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam pengembangan formula sediaan obat, pilot plant dan up-scaling

4. Mampu berpartisipasi dalam pengembangan spesifikasi bahan (bahan awal maupun sediaan jadi), metode analisis, prosedur pengujian untuk bahan awal, obat jadi dan kemasan.

5. Mampu melaksanakan produksi sediaan obat sesuai dengan CPOB dan ketentuan lain dalam rangka meng-hasilkan produk yang baik/bermutu tinggi.

6. Mampu melakukan pengendalian secara teknis operasi/proses manufaktur atau pembuatan sediaan obat.

7. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan mutu bahan awal dan sediaan obat sesuai dengan cara laboratorium yang baik (good laboratory practice) dan CPOB untuk menjamin mutu produk yang

(17)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xvii akan dipasarkan serta untuk CPOB untuk menjamin mutu produk yang akan dipasarkan serta untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja.

8. Mampu melakukan pengemasan produk dengan bahan pengemas yang sesuai.

9. Mampu merancang dan melakukan uji stabilitas dan berbagai perhitungan untuk menentukan kondisi penyimpanan produk yang tepat serta waktu kadaluwarsa produk.

10. Mampu berpartisipasi dan berkontribusi dalam uji klinik obat baru

11. Mampu melaksanakan pemeriksaan / pengujian yang sesuai untuk keperluan perbaikan mutu produk dan proses yang sudah ada.

12. Mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan validasi proses

13. Mampu melaksanakan promosi dan penyampaian informasi kepada tenaga profesional kesehatan lain.

14. Mampu melaksanakan pengelolaan inventory yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan rutin industri dan yang menjamin pemeliharaan kualitas bahan selama penyimpanan sesuai dengan sifat bahan yang ada.

15. Mampu berpartisipasi /berkontribusi dalam menghasilkan dan mendiseminasi pengetahuan baru. Kompetensi di pemerintahan:

1. Mampu melakukan koordinasi dan berkontribusi dalam penyusunan kebijakan dalam bidang obat dan kesehatan, seperti dalam hal pemilihan, pengadaan dan distribusi obat untuk kebutuhan nasional.

2. Mampu mengelola obat secara nasional (Pemilihan Obat Esensial Nasional, persyaratan obat, distribusi, dll termasuk pengumpulan data untuk kebutuhan nasional maupun internasional) 3. Mampu melaksanakan fungsi pengawasan dan pengaturan obat dan perbekalan kesehatan

lainnya secara nasional seperti pengawasan pembuatan /produksi, import, distribusi dan penjualan.

4. Mampu berkontribusi dalam penetapan berbagai kebijakan nasional dalam hal pendidikan dalam bidang farmasi (kurikulum nasional, kerja praktek, pendidikan berkelanjutan, dll.)

5. Mampu melasanakan fungsi untuk pendaftaran/perijinan profesi (ijin kerja apoteker, ijin apotek, dll)

6. Mampu melaksanakan fungsi sebagai badan resmi untuk hubungan internasional, seperti dengan WHO, dll.

Mampu melaksanakan fungsi administrasi obat seperti prosedur untuk pelaksanaan tender, dll.

BAB VI

(18)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xviii

PERATURAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KETENTUAN UMUM

1. Program Studi Profesi Apoteker disingkat PSPA adalah program pendidikan lanjutan dari S-1 program studi Farmasi, yang diselenggarakan dengan menggunakan sistem paket yang dijadwalkan untuk 2 semester dan dapat diselesaikan paling lama 4 semester, dengan beban minimal 36 satuan kredit semester (sks).

2. Sistem paket merupakan satu paket pendidikan yang terdiri dari paket perkuliahan (paket I) dan paket praktek kerja profesi apoteker/ PKPA (paket II) yang diselenggarakan di semester I dan atau di semester II.

3. Peserta program harus memilih 3 (tiga) tempat PKP yaitu apotek, puskesmas dan rumah sakit atau apotek , puskesmas dan industri.

4. Berkas sks untuk setiap kegiatan pendidikan ditentukan oleh jumlah jam kerja perminggu per semester yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut sampai selesai

5. Satu sks untuk perkuliahan teori setara dengan 150 menit per minggu dalam 1 semester yang dirinci sebagai berikut :

a. Pertemuan terstruktur dan terjadwal dengan dosen selama 50 menit.

b. Kegiatan pembelajaran terstruktur, yaitu kegiatan yang direncanakan dosen, tetapi tidak terjadwal, selama 50 menit.

c. Kegiatan pembelajaran mandiri, yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan mahasiswa atas prakarsa sendiri untuk mendalami bahan pembelajaran, selama 50 menit.

3. Satu sks PKPA setara dengan 3 sampai dengan 5 jam perminggu di tempat praktek.

PENERIMAAN CALON MAHASISWA BARU PSPA

1. Penerimaan calon mahasiswa baru PSPA dilaksanakan oleh pengelola PSPA di bawah koordinasi Fakultas Farmasi UGM.

2. Penerimaan calon mahasiswa baru PSPA dilaksanakan dua kali setahun (tiap semester), sesuai kalender akademik PSPA.

3. PSPA menerima sebagai calon mahasiswa semua lulusan program S-1 dari Fakultas Farmasi UGM sebelum 2 tahun sejak kelulusan S-1 nya.

4. Lulusan S-1 Farmasi dari perguruan tinggi di luar UGM dapat diterima sebagai calon mahasiswa pada PSPA asalkan memenuhi persyaratan dan dengan mempertimbangkan daya tampung.

5. Persyaratan dimaksud pada butir 4 tersebut adalah: dari Program Studi Farmasi yang terakreditasi, umur ijazah tidak lebih dari 2 tahun, Indeks Prestasi Kumulatif  3,00, lulus ujian seleksi yang diselenggarakan oleh PSPA, dan memenuhi persyaratan administrasi lainnya.

6. Calon mahasiswa yang diterima di PSPA akan dibagi dalam 2 (dua) minat yaitu: Minat Rumah Sakit dan Minat Industri.

KEGIATAN AKADEMIK Beban studi dan pembimbingan

1. Beban studi mahasiswa setiap semester adalah jumlah sks yang diambil mahasiswa dalam satu semester. Semua matakuliah hanya bisa diambil oleh mahasiswa pada semester dimana matakuliah tersebut ditawarkan. 2. Pada semester pertama mahasiswa PSPA wajib menempuh seluruh mata-kuliah wajib, matakuliah pilihan

wajib, dan matakuliah pilihan.

3. Pada semester kedua mahasiswa PSPA wajib menempuh PKPA di 3 (tiga) tempat praktek yakni Apotek , puskesmas dan Rumah Sakit, atau Apotek, puskesmas dan Industri.

4. Untuk dapat terdaftar sebagai peserta kegiatan akademik dalam suatu semester, mahasiswa harus mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) yang isinya disyahkan Dosen Pembimbing Akademik.

5. Pembimbing akademik dan pembimbing PKPA adalah seorang dosen yang ditunjuk oleh pengelola PSPA. Pembimbingan akademik dan PKPA bertujuan untuk: a) Membina mahasiswa agar berkepribadian yang sesuai dengan ciri-ciri profesi sebagai seorang farmasis/apoteker yang profesional yang berkepedulian sosial tinggi, kritis, bermoral dan berguna untuk masyarakat. b) Mendampingi mahasiswa dalam memahami perkuliahan dan PKPA yang ditempuh. c) Mendampingi mahasiswa dalam mempersiapkan diri sampai ujian

(19)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xix komprehensif serta mengarahkan agar berkemauan dan berkemampuan meningkatkan derajat hidup masyarakat. d) Mendampingi mahasiswa agar siap dalam menerapkan ilmu dan praktek kerja yang diperoleh untuk kepentingan masyarakat.

6. Dengan persetujuan Dosen Pembimbing Akademik, mahasiswa yang telah mendaftarkan matakuliah yang direncanakan untuk diambil, diberi kesempatan untuk mengubah rencana tersebut. Pengubahan ini harus dilaksanakan dalam masa pengubahan rencana studi yang telah ditetapkan dalam kalender akademik.

Masa studi

7. Masa studi yang tersedia untuk menyelesaikan pendidikan di PSPA adalah paling lama 4 semester.

8. Selama mengikuti PSPA mahasiswa diperkenankan mengambil cuti belajar paling lama satu semester kecuali sakit, melahirkan dan atau ketidakmampuan melakukan proses pembelajaran yang dikuatkan dengan surat keterangan dokter yang membutuhkan istirahat lebih dari 6 bulan.

Pelaksanaan akademik

9. Pada awal semester pertama, mahasiswa berhak memperoleh penjelasan tentang PSPA baik dalam hal pelaksanaan akademik maupun non akademik.

10. Perkuliahan dilaksanakan pada waktu dan tempat sebagaimana ditetapkan dalam jadwal kuliah. Pelaksanaan kuliah bisa berupa sistem reguler maupun sistem blok.

11. Pada setiap pelaksanaan kegiatan perkuliahan mahasiswa dan dosen menuliskan tanda kehadirannya di daftar presensi yang telah disediakan.

12. Bila dosen berhalangan hadir, mahasiswa berhak memperoleh: a) pemberitahuan dari dosen yang bersangkutan dan pengelola PSPA sesegera mungkin. b) Penggantian perkuliahan yang terhalang itu pada kesempatan lain, atau penggantian dengan kegiatan pembelajaran terstruktur dengan seijin pengelola PSPA. 13. Jam pertemuan kuliah untuk tiap semester ditetapkan antara 12-16 kali di luar hari libur, dan ujian.

14. Yang berhak mengikuti perkuliahan suatu mata kuliah hanyalah mahasiswa yang namanya tercantum dalam daftar peserta kuliah

15. Mahasiswa wajib mengikuti kegiatan perkuliahan sekurang-kurangnya 75% dari jam pertemuan nyata selama satu semester. Mahasiswa yang tidak memenuhi kewajiban ini tidak berhak mengikuti ujian akhir semester matakuliah yang bersangkutan.

16. Selama mengikuti kuliah, ujian, dan PKPA maupun kegiatan akademik lainnya, mahasiswa wajib mengenakan pakaian yang rapi dan sopan (wanita: pakaian kuliah/kerja yang sopan dan terlihat wajahnya, tidak memakai cadar atau sejenisnya, laki-laki: pakaian sopan berdasi atau batik). Dosen pengampu berhak menolak mahasiswa untuk mengikuti kegiatan akademik apabila mahasiswa tidak memenuhi ketentuan tersebut.

PENILAIAN HASIL BELAJAR

1. Penilaian hasil belajar atau pengukuran pencapaian kompetensi mahasiswa dilakukan melalui penyelenggaraan ujian-ujian dan pemberian tugas-tugas yang relevan.

2. Jenis ujian terdiri dari ujian akhir semester dan atau ujian lisan untuk mata kuliah maupun praktikum 3. Ujian akhir semester terdiri atas ujian utama (ujian I) dan ujian ulangan (ujian II). Bagi mahasiswa yang

karena sesuatu hal tidak bisa mengikuti ujian I dan atau ujian II tidak akan diselenggarakan ujian susulan tetapi diperbolehkan mengikuti ujian pada semester berikutnya.

4. Ketentuan tentang syarat untuk dapat menempuh ujian akhir semester dan jadwal ujian ditetapkan oleh PSPA. 5. Penilaian hasil belajar mahasiswa didasarkan pada sistem Penilaian Acuan Patokan, disingkat PAP. Dengan sistem ini terlebih dulu ditetapkan nilai-lulus yang mencerminkan pencapaian sasaran materi perkuliahan yang dituntut.

6. Nilai akhir untuk sesuatu matakuliah, dinyatakan dengan huruf (yang disebut Huruf Mutu atau HM): A, B, C, D dan E, masing-masing dengan bobot kuantitatif (yang disebut Angka Mutu atau AM) sebagai berikut: A ekuivalen dengan bobot 4, B ekuivalen dengan bobot 3, C ekuivalen dengan bobot 2, D ekuivalen dengan bobot 1, dan E ekuivalen dengan bobot 0.

7. Nilai akhir matakuliah merupakan hasil kumulatif dari komponen-komponen : tugas, ujian sisipan (kalau ada) dan ujian akhir semester. Bobot nilai masing-masing komponen diserahkan kepada keputusan dosen ataupun tim dosen yang mengampu matakuliah tersebut, dan wajib diberitahukan kepada mahasiswa pada awal kuliah. 8. Mahasiswa yang dianggap tidak memenuhi syarat dalam menempuh matakuliah diberi nilai status F, oleh

(20)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xx 9. Setiap dosen ataupun tim dosen yang mengampu matakuliah wajib menyerahkan nilai akhir kepada pengelola

PSPA selambat-lambatnya 12 hari setelah suatu mata kuliah diujikan dalam ujian akhir semester.

10. Suatu matakuliah boleh ditempuh ulang dalam batas masa studi yang telah ditentukan kecuali ditentukan lain oleh pengelola PSPA. Dalam hal ini nilai akhir yang digunakan untuk menghitung Indeks Prestasi (IP) adalah nilai terbaik.

11. Mahasiswa yang sedang menempuh PKP diperbolehkan mengulang matakuliah pada semester yang sama tanpa harus memenuhi persyaratan presensi.

12. Nilai akhir PKPA merupakan hasil kumulatif dari komponen-komponen: nilai dari pembimbing di tempat PKPA dengan bobot 35%, nilai dari laporan dengan bobot 5%, nilai ujian tulis dengan bobot 10%, dan nilai ujian lisan komprehensif dengan bobot 50%. Ujian PKP hanya dilakukan sekali setiap semester.

13. Perbaikan nilai PKPA hanya bisa dilakukan terhadap komponen-komponen nilai selain dari pembimbing tempat PKPA.

14. Penyampaian hasil kelulusan yang definitif dilaksanakan setelah pelaksanaan yudisium bagi mahasiswa yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM.

KELULUSAN DAN WISUDA APOTEKER Kriteria kelulusan

1. Untuk dinyatakan lulus PSPA mahasiswa harus memenuhi syarat:

a) telah menempuh minimal 36 sks yang terdiri atas sks matakuliah prasyarat, matakuliah wajib, matakuliah pilihan wajib, dan matakuliah pilihan.

b) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang kurangnya 2,50.

c) proporsi nilai D tidak lebih dari 25% dari jumlah sks matakuliah yang ditempuh. d) tidak ada nilai E atau F.

2. Predikat hasil kelulusan ditetapkan berdasarkan IPK dari hasil semua kegiatan akademik yang ditempuh untuk menyelesaikan secara bulat jenjang PSPA. Predikat kelulusan pada yudisium program PSPA adalah sebagai berikut:

a. IPK 3,51-4,00 dan tepat waktu (ditempuh paling banyak 2 semester) dan tidak ada nilai D, dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude (Dengan Pujian). Apabila kriteria ini tidak terpenuhi, maka akan mendapat predikat lain yang sesuai

b. IPK 3,01 - 3,50 dinyatakan lulus dengan predikat Sangat Memuaskan c. IPK 2,50 - 3,00 dinyatakan lulus dengan predikat Memuaskan

d. IPK kurang dari 2,50, atau prosentase nilai D lebih dari 25 prosen, atau ada nilai E, dinyatakan tidak lulus 3. Mahasiswa yang dinyatakan lulus berhak mendapat ijazah apoteker dengan lampiran transkrip akademik.

Wisuda apoteker

1. Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus Program Studi Profesi Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker.

2. Wisuda apoteker diselenggarakan oleh Pengelola PSPA setelah yudisium setiap semester yang salah satu acaranya adalah pengucapan sumpah apoteker. Pengucapan sumpah apoteker dipimpin oleh Komite Farmasi Nasional (KFN) , dengan melibatkan rohaniawan dari agama yang sesuai dengan agama calon apoteker, disaksikan oleh organisasi profesi, dan pihak lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. 3. Untuk memperoleh Surat Sumpah Apoteker, mahasiswa yang telah dinyatakan lulus PSPA wajib mengikuti

acara pengucapan sumpah/janji sebagai apoteker. Apabila karena sesuatu hal calon apoteker tidak bisa melakukan pengucapan sumpah di dalam acara Wisuda Apoteker, maka Fakultas bersama pihak yang terkait bisa melaksanakan acara tersebut secara tersendiri.

4. Berita acara pengucapan sumpah/janji apoteker ditandatangani pada acara tersebut oleh apoteker yang bersangkutan, Dekan sebagai ketua panitia ujian, dan Pengurus Organisasi Profesi.

5. Fakultas wajib melaporkan data lulusan apoteker, paling lambat sebulan dari tanggal yudisium kepada instansi kesehatan pemerintah dan organisasi profesi sesuai peraturan perundangan yang berlaku

SANKSI

1. Dosen dan Mahasiswa peserta PSPA yang melakukan kecurangan baik akademik maupun administratif (pemalsuan, penyontekan, dan tindakan tidak terpuji lain), bisa dikenai sanksi akademik.

2. Sanksi seperti dimaksud pada butir (1) dimaksudkan untuk mendidik, dan bisa berupa tegoran, peringatan, penskoresan, atau pemecatan.

(21)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxi

PENUTUP

1. Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.

2. Peraturan lain yang berlaku sebelum peraturan ini diberlakukan yang bertentangan dengan peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku lagi.

Peraturan ini berlaku sampai ada peraturan yang baru yang menggantikannya.

BAB VII KURIKULUM

KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA

PENDAHULUAN Kurikulum PSPA Fakultas Farmasi UGM

(22)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxii 1. Program PSPA Fakultas Farmasi UGM terdiri dari 2 minat yaitu: Rumah Sakit dan Industri.

2. Mahasiswa dari Program S1 minat: FKK: mengambil minat Rumah Sakit FI: mengambil minat Industri

FST dan FBA: boleh memilih minat RS atau Industri

3. Kurikulum dengan beban akademik berjumlah minimal 36 sks dan maksimal 40 sks.

4. Mahasiswa yang pada waktu Program S1 sudah pernah mendapatkan matakuliah yang ada (diberi tanda *) atau yang ekuivalen diisi dengan materi yang lebih kontekstual dan menggantinya dengan matakuliah pilihan agar terpenuhi 36 sks.

5. Wajib melakukan kegiatan ektrakurikuler berupa: Pengabdian pada Masyarakat 6. Kurikulum PSPA FF UGM disusun sbb.:

MINAT RUMAH SAKIT MINAT INDUSTRI

Semester I SKS Semester I SKS

Praktikum C / D 2 Praktikum C / D 2

Komunikasi dan Konseling 2 Komunikasi dan Konseling 2

Kepemimpinan 2 Kepemimpinan 2

Keprofesian, Etika dan UU 2 Keprofesian, Etika dan UU 2

Farmasi Rumah Sakit 3 *) Farmasi Industri 3 *)

Farmakokinetik Klinik 1 *) Manajemen Produksi 1 *)

Manajemen Perapotikan 2**) Manajemen Perapotikan 2**)

Matakuliah pilihan 4 Matakuliah pilihan 4

Jumlah semester I 18 Jumlah semester I 18

Semester II Semester II

PKPA Apotek 6 PKPA Apotek 6

PKPA Puskesmas 2 PKPA Puskesmas 2

PKPA Rumah Sakit 8 PKPA Industri Farmasi 8

Diskusi PKPA 1 Diskusi PKPA 1

OSCE 1 OSCE 1

Jumlah semester II 18 Jumlah semester II 18

Matakuliah pilihan. Matakuliah pilihan.

Patofisiologi 2 Patofisiologi 2

Manajemen Sumber Daya Manusia 2 Manajemen Sumber Daya Manusia 2

Alat Kesehatan 2 Alat Kesehatan 2

Farmakoekonomi 2 Farmakoekonomi 2

Penyalahgunaan Obat 2 Penyalahgunaan Obat 2

Kesalahan Pengobatan (Medication Error) 2 Kesalahan Pengobatan (Medication Error) 2

Manajemen Keracunan 2 Manajemen Keracunan 2

Nutrisi dan Nutraseutika 2 Nutrisi dan Nutraseutika 2

(23)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxiii

Manajemen Pemasaran 2 Manajemen Pemasaran 2

Manajemen dan Penggunaan Informasi

Terapi Obat 2

Manajemen dan Penggunaan Informasi

Terapi Obat 2

Herbal Medicine 2 Herbal Medicine 2

Kapita Selekta Farmasi Klinik 2 Kapita Selekta Farmasi Klinik 2 Identifikasi Kualitatif dan Validasi Metode

Analisis 2

Identifikasi Kualitatif dan Validasi Metode Analisis

2 Kapita Selekta Kimia Medisinal 2 Kapita Selekta Kimia Medisinal 2

Minor illness 2 Minor illness 2

Patient safety 2 Patient safety 2

Asuransi Kesehatan 2 Asuransi Kesehatan 2

Disolusi Terbanding & Bioekuivalensi 2 Disolusi Terbanding & Bioekuivalensi 2

Eksipien 2 Eksipien 2

Studi Preformulasi 2 Studi Preformulasi 2

BAB VIII

MATA KULIAH DAN SILABUS Praktikum Compounding/Dispensing (2 sks)

Praktikum Komponding dan Dispensing mempelajari tentang praktek farmasi, fungsi apoteker, penggunaan obat, pelayanan atas resep dokter, skrining resep, cara compounding obat yang baik, kalkulasi dalam compounding obat, compounding obat non-steril, compounding obat-steril, pembuatan patient medication record (PMR), dispensing obat dengan aplikasi khusus, aplikasi dan saling keterkaitan berbagai bidang ilmu dalam komponding dan dispensing obat, pemrosesan resep, studi kasus komponding dan dispensing (Problem-Based Learning).

(24)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxiv 1. Allen,L.V.,2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical Compounding, American

Pharmaceutical Association, Washington, D.C.

2. Hasnain, M., 1997, Understanding Rational Therapeutics: Therapeutics is something more than prescribing drugs, Islamabad Medical Publications, Islamabad.

3. Mosayani, A. dan Raymon, L.P., 2004, Handbook of Drug Interactions A Clinical and Forensic Guide, Humana Press, Totowa.

4. Tierney, L.M.,McPhee,S.J., Papadakis, M.A., 2002, Current Medical Diagnosis and Treatment, 41st ED.,Lange Medical Books/McGraw-Hill, New York.

5. Walker, R. dan Edwards, C., 2003, Clinical Pharmacy and Therapeutics, 3rd ED., Churchill Livingstone, London.

Komunikasi dan konseling (2 sks)

Mempelajari pengertian dan arti penting komunikasi termasuk konseling, kebutuhan berkomunikasi, proses kemampuan berkomunikasi, kendala komunikasi, ketrampilan konseling dalam asuhan pasien (konseling untuk pasien dengan resep, swamedikasi, resep ulangan), topik konseling, kasus-kasus dalam komunikasi dan konseling, mempraktekkan komunikasi dengan teman sejawat tenaga kesehatan (nakes) dan komunikasi dengan pasien dan keluarganya.

Daftar Pustaka:

1. Beardsley, R.S., Kimberlin, C.L., Tindall, W.N., 2007, Communication Skills in Pharmacy Practice, 5th Ed., Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore.

2. Hasnain, M., 1997, Understanding Rational Therapeutics. Therapeutics is something more than precribing drugs, Islamabad Medical Publication, ISlamabad.

3. Meldrum, H., 1994, Interpersonal Comunication in Pharmaceutical Care, Pharmaceutical Product Press, NEw York, London, Noorwood (Australia)

4. Rantucci, M.J., 2007, Pharmacists Talking with Patients : A Guide to Patient Counselling, 2nd Ed.,

Lippincott Williams & Wilkins, Baltimore.

5. Tyndall, W.N., Beardsley, R.S., 1994, Communication Skills in Pharmacy Practice, A Practical Guide for Students and Practioners, 3rd, Lea & Febliger, Baltimore, Marlyland

6. Winfield, A.J. dan Richards, R.M.E., 2004, Pharmaceutical Practice, 3rd Ed., Churchill Livingstone, London.

Kepemimpinan (Leadership) (2 sks)

Mempelajari dan mempraktekkan masalah kebijakan strategis untuk memperkuat human capital, kepemimpinan, managing teamwork, perilaku organisasi, ketrampilan komunikasi, manajemen human capital, problem solving and decision making, creative intelligence, reformasi birokrasi dan public excellent service, craking zone and innovation, outlook of global and national pharma industry, Farmasi saintek masa depan, kebijakan strategis untuk memperkuat sistem edukasi, dan diskusi tentang isu-isu strategis.

Daftar Pustaka:

1. Desselle S.P.,dan Zgarrick, 2008, Pharmacy Management Essentials For All Practice Settings, 2nd Ed., Mc Graw Hill, New York.

(25)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxv 2. Hunger J.D., dan Wheelen T.L., 2011, Essentials of Strategic Management, 5th Ed., Prentice Hall,

New Jersey.

3. Mathis R.L., dan Jackson J.H., 2010, Human Resources Management, South-Western Cengage Learning, Mason.

4. Peterson, A.M., 2005, Managing Pharmacy Practice: Principles, Strategies, and System, CRC Press, Boca Raton.

Keprofesian, Undang-Undang dan Etika Farmasi (2 sks)

Mata kuliah ini mempelajari tentang profesi apoteker, peraturan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan farmasi di Indonesia, hak dan kewajiban farmasis dalam pelayanan kesehatan (bidang farmasi), etika dan moral, kajian tentang etika, pelaksanaan Kode Etik Apoteker Indonesia. Daftar Pustaka:

1. Anonim, 1996, Kumpulan Perundang-Undangan Bidang Sediaan Farmasi, Makanan, Alat Kesehatan dan Bahan Berbahaya (UMUM), Dit.Jen.POM.,Jakarta.

3. Anonim, 1996, Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Bidang Obat, Dit.JenPOM., Jakarta. 4. Anonim, 1997, Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang NARKOTIKA, Departemen

Kesehatan R.I.,Jakarta

5. Anonim, 1999, Undang-undang R.I Nomor 8 Tahun 1999 tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN, Departemen Kesehatan R.I.,Jakarta

6. Kode Etik Apoteker Indonesia

Manajemen FRS (3 sks)

Membahas tentang pendahuluan tentang rumah sakit, Instalasi farmasi rumah sakit, pengelolaan perbekalan farmasi, perencanaan dan pemilihan perbekalan farmasi, Pengadaan perbekalan farmasi, distribusi, penggunaan obat, produksi di IFRS, Central Sterile Services Department (CSSD), Laboratorium internal, Sistem manajemen informasi obat, sistem pengendalian IFRS dan infeksi nosokomial.

Daftar Pustaka:

1. Hassan, W.E., 1986, Hospital Pharmacy, Fifth Ed., Lea and Febiger, Philadelphia. 2. Quick, et al, 1997, Managing Drug Supply, Humani Press, USA.

3. Santoso, B, et all, 1999, Manajemen Obat Rumah Sakit, MMF, Jogjakarta.

Farmasi dan Farmakokinetik Klinik (1 sks)

Mata kuliah ini mengulas arti penting Farmasi dan Farmakokinetika Klinik dan TDM, dasar-dasar perhitungan dan faktor yang mempengaruhi loading dose (DL) dan maintenance dose (DM), regimen dosis dan TDM berserta aplikasinya pada kasus terpilih.

Daftar Pustaka:

1. Shargel, L.and Yu, A.,1999, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4th Ed., Mcgraw-Hill, New York.

2. Williams, R.L.,Brates,D.c., Mordenti,J.,1990, Rational Therapeutics A Clinical Pharmacologic Guide for the Health Profesional, Marcel Dekker, New York. 3. Cadwallader.D.E., 1983, Biopharmaceutics and Drug Interaction, 3rd Ed., Raven Press, New York.

(26)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxvi 4. DiPiro J.T., Spruill W.J., Wade W.E., Blouin R.A., 2005, Concepts in Clinical Pharmacokinetics, 4th

Ed., ASHP, Bethesda.

5. Dressman, J.B. and Lennernas, H., 2000, Oral Drug Absorption, Marcel Dekker, New York.

6. Shargel,L., Mutnick,A.H., Souney, P.F., Swanson, L.N.Eds, 2001, Comprehensive Pharmacy Review, 4th Ed., Lippincott Williams dan Wilkins, Philadelpia.

OSCE (1 sks)

(FAP5221) MANAJEMEN PERAPOTEKAN (2 SKS)

Mata kuliah manajemen perapotekan ini mempelajari tentang pendirian apotek, studi kelayakan apotek,pengelolaan sediaan farmasi, sumber daya manusia, pengelolaan obat-obat expired date (ED), narkotika dan psikotropik, pelayanan resep, obat wajib apotek, dan obat bebas, perpajakan, pengendalian apotek dari persediaan farmasi, harga dan uang, manajemen keuanagan, jaminan mutu pelayanan farmasi, strategi pengembangan apotek, mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja farmasi.

Daftar pustaka:

Anonim, 1990, keputusan menteri kesehatan no 347/MenKes/SK/VII/1990, tentang obat wajib Apotek, Depkes RI, Jakarta

Anonim, 1993, Peraturan Menteri Kesehatan No 922/MenKes/per/X/1993, tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin Apotek, DepKes RI, Jakarta

Anonim, 2002, Keputusan Kesehatan RI No 1332/MenKes/SK/X/2002 tentang perubahan atas perubahan atas peraturan MenKes RI tentang ketentuan dan tata cara pemberian ijin Apotek, DepKes RI, Jakarta

Anonim, 2004, Keputusan MenKes RI No 1027/MenKes/SK/IX/2004 tentang standar Pelayanan Farmasi di Apotek, DepKes RI, Jakarta

Dessele, P., Shane, Z., David, P., 2005, Pharmacy Management Assentials for All Practice Setting, The McGraww-Hill Compony, USA

Seto,S., 2001, Manajemen Apoteker, Airlangga University Press, Surabaya

Quick, J.D., Rankin, J.R, Laing, R.O., O’Connor.R.W., 1997, Managing Drug Supply, second edition, Kumarin Press, West Harford, USA

Umar, M., 2005, Manajemen Apotek Praktis, Ar-rahman, Solo

(FAP5202) PKPA DI APOTEK (6 SKS)

Mata Kuliah ini merupakan bentuk praktek kerja lapangan di apotek terutama pelaksanaan praktek secara langsung di apotek yang meliputi berbagai aspek, a.l. : Peraturan Perundang-undangan, Peran farmasis pada aspek Manajerial dan Pelayanan Kefarmasian (Pharmaceutical Care), serta Aspek Bisnis.

Daftar pustaka:

1. Anonim, 1993, Permenkes RI.No.922/Menkes/PerX/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Apotek, Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

2. Anonim, 2002, Permenkes RI. No.1332/MenkesX/2002 tentang Perubahan atas Permenkes No.922/ Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan tata cara pemberian Ijin Apotek, Departemen Kesehatan RI.,Jakarta.

3. Anonim, 2004, Permenkes RI. No.1027/Menkes/SK/1X/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Depot Informasi Obat, Jakarta.

(27)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxvii 4. Hartono, 1987, Manajemen Apotek, Depot Informasi Obat, Jakarta.

5. Seto S.,2001, Manajemen Apoteker, Airlangga University, Surabaya.

(FAP5281) FARMASI INDUSTRI (3 SKS)

Secara keseluruhan mata kuliah Farmasi Industri berisi bahasan mengenai pengertian validasi, kalibrasi, alasan dan tujuan validasi Industri Farmasi, macam validasi, obyek validasi dan tahap validasi.

Daftar pustaka:

Anonim, 2001, Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Anonim, 2001, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Berry, IR., and Nash, RA., ( eds ), 1993, Pharmaceutical Process Validation, 2 nd Ed, Marcell Dekker, Inc., New York, Basel

Carleton, FJ, and Agallo, JP., (eds), 1999, Validation of Pharmaceutical Process, Sterile Products, 2 nd Ed., Marcel Dekker, Inc.,New York, Basel

Swartz, ME., and Krull, IS., 1997, Analytical Method Development and Validation, Marcel Dekker, Inc.,New York, Basel

(FAP5222) PKPA DI INDUSTRI FARMASI (8 SKS)

Mata kuliah ini merupakan bentuk praktek kerja lapangan di industri farmasi, yang memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Industri Farmasi, penerapan CPOB, proses pembuatan sediaan, sarana dan prasarana, serta tugas dan fungsi Farmasis di Industri Farmasi

Daftar pustaka:

1. Anonim, 2000, Asean GMP Guidelines, 4 th Ed., Jakarta.

2. Anonim, 2006, Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik, Badan POM, Jakarta. 3. Anonim, 2001, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik,

Badan POM, Jakarta.

Catatan : Dalam kenyataannya tidak semua materi dapat diberikan oleh suatu industri tempat PKPA, tetapi dapat juga berupa studi kasus tertentu.

(FAP5212) PKPA FARMASI RUMAH SAKIT (8 SKS)

PKL Farmasi Rumah Sakit membahas tentang peran manajerial Farmasis: organisasi rumah sakit dan farmasi rumah sakit, pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit, sistem pengendalian di rumah sakit; dan peran fungsional farmasis: PIO, konseling, TPN dan IV-admixture, TDM, DTM, penanganan sitotoksik, DUE, produksi dan kontrol kualitas, CSSD, penanganan limbah dan nutrisi.

Daftar pustaka:

1. Cipole, R., Strand, L.M., Morley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care Practice, McGraw-Hill, New York 2. Hasan, W.E., Hospital Pharmacy, Fifth ed., Lea and Febiger, Philadelphia

(28)

Panduan Akademik Fakultas Farmasi UGM | xxviii 3. Quick, J.D., Hume, M.L., Rankin, J.R., O’Connor, R.W., 1997, Managing Drug Supply, Kumarin Press,

Boston.

4. Rovers.J.P., Currie.J.D., Hagel.H.P., Mc Donaugh. R.P., Sabotta. J.L., 2003, Practical Guide to Pharmaceutical Care, 2nd ed American Pharmaceutical Association, Washington DC

5. Santoso, B., Suryawati, 1999, Manajemen obat Rumah Sakit, MMF, Jogjakarta

6. Tierney, L.M., McPhee,S.J., Papadakis, M.A., 2002, Current Medical Diagnosis and Treatment, 41st

Ed., Lange Medical Books/ McGraw-Hill, New York

MATA KULIAH PILIHAN PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER (FAP 5803) PATOFISIOLOGI (2 SKS)  khusus untuk lulusan FST

Catatan: Lulusan FKK tidak perlu mengambil matakuliah ini

Mata kuliah ini mempelajari mengenai patofisiologi pada struktur dan fungsi sel, sistem endokrin, kardiovaskular, pernafasan, ginjal, pencernaan, hati, reproduksi, pankreas, keseimbangan asam-basa, imun dan peradangan, hematologik, dan muskuloskeletal.

Daftar pustaka:

McPhee, S., Linga PSPA, V.R., Ganong, W.F., Lange, J.D., 2000, Pathophysiology of disease: An introduction to Clinical Medicine, 3rd ed, The McGraw-Hill Companies Inc, New York

Silbernagl, S., dan Lang, F., 2000, Color Atlas of Pathophysiology, Thieme, New York

Corwin, E.J., 1997, Buku Saku Patofisiologi, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

(FAP5813) Minnor Illness / PENGOBATAN SENDIRI (2 SKS)

Mata kuliah ini berisi pokok-pokok bahasan tentang konsep pengobatan sendiri, iklan dan sistem evaluasi iklan produk obat tanpa resep (OTR), patofisiologi dan tata laksana terapi penyakit-penyakit khusus menggunakan OTR, meliputi : pain and fever disorders, reproductive and genital disorders, respiratory disorders, gastrointestinal disorders, nutrition and nutritional supplementation, ophthalmic, otic, and oral disorders, dermatologic disorders, dan lain-lain.

Daftar pustaka:

1. American Pharmaceutical Association (APHA). 2004. Handbook of non-prescription drugs. 14th ed. APHA: Washington, D.C.

2. Dollery, S. C. 2000. Therapeutic drugs. 2nd ed. Churchill Livingstone: Edinburgh. 3. Ditjen POM Depkes, R.I. 1996. Kompendia Obat bebas. Ditjen POM Depkes R.I. Jakarta

4. Ditjen POM Depkes R.I, 2000. Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI-2000). Ditjen POM Depkes R.I. Jakarta

5. ISO, IIMS, DOI terbaru.

(FAP5203) MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (2 SKS)

Mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia berisi pokok bahasan tentang dasar perilaku organisasi, manajemen sumber daya manusia dan strategi manajemen sumber daya manusia. Pada

Referensi

Dokumen terkait

(3) mahasiswa memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada dosen, baik dalam konsultasi dengan dosen di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam proses

Pertama : Mengangkat Dosen Pengajar Program Pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3) Universitas Gadjah Mada Tahun Akademik 2011/2012 yang nama-namanya tersebut dalam Lampiran

Pertama : Mengangkat Dosen Pengajar Program Pendidikan Magister (S2) dan Doktor (S3) Universitas Gadjah Mada Tahun Akademik 2011/2012 yang nama-namanya tersebut dalam Lampiran

Apabila pembocoran soal ujian dilakukan oleh pengampu mata kuliah, maka dosen bersangkutan tidak diperbolehkan lagi menjadi pengampu dan penguji mata kuliah di Fakultas

Pelaksanaan PKPA ditujukan untuk mempersiapkan mahasiswa PSPA menjadi Apoteker yang mampu melakukan praktik kefarmasian secara profesional, legal dan etik

Untuk mendapatkan gelar Magister Hukum (MH), mahasiswa Prodi MIH Kelas Jakarta harus menyelesaikan sebanyak 17 mata kuliah atau 45 sistem kredit semester (SKS) untuk yang

Program Studi Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM harus menentukan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan yang mengarah pada pemberian suasana

Melakukan perwalian rencana studi ke dosen pembimbing akademik dengan membawa KRS, KHS semester lalu, data diri 30 menit  KRS  KHS semester sebelumnya  Data diri mahasiswa