i
ETIKA AKADEMIK
JURUSAN FARMASI
PROGRAM PENDIDIKAN
PROFESI APOTEKER
JURUSAN FARMASI – FMIPA
UNIVERSITAS UDAYANA
ii KATA PENGANTAR
Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa penyusunan pedoman Etika Akademik Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana dapat selesai tepat pada waktunya.
Pedoman ini merupakan acuan bagi pengurus, program studi, staf edukatif, staf non edukatif dan mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana dalam melaksanakan perkuliahan, penelitian, penulisan serta publikasi.
Kampus Bukit Jimbaran, Januari 2010 Ketua Pogram Pendidikan Profesi Apoteker Jurusan Farmasi, FMIPA – Universitas Udayana
Drs. INK Widjadja, MS., Apt. NIP. 195111141978031002
iii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……… ii
DAFTAR ISI……….. iii
Pendahuluan………... 1
I. Etika Dosen, Pegawai dan Mahasiswa……... 2
1 ETIKA AKADEMIK JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA
Masyarakat akademik merupakan salah satu bagian penting dari masyarakat akademis yang salah satunya dicirikan oleh keterikatannya terhadap Etika Akademik yang berlaku secara universal, seperti kejujuran, keterbukaan, objektivitas, kemauan untuk belajar dan berkembang serta saling menghormati dan tidak berlaku diskriminatif. Oleh sebab itu seluruh komponen civitas akademika semestinya memahami dengan benar dan merasa terikat dengan Etika Akademik tersebut. Keterikatan terhadap Etika Akademik harus tercermin pada setiap aspek kegiatan akademik, seperti perkuliahan, penelitian, penulisan dan publikasi, penggunaan gelar akademis dan sebagainya. Dengan demikian dipandang perlu untuk menjelaskan bagaimana Etika Akademik tersebut diterapkan secara spesifik dalam berbagai kegiatan akademik maupun kegiatan kampus lainnya. Tindakan yang melanggar Etika Akademik merupakan tindakan tidak etis dan atau pelanggaran akademik.
Aktivitas yang termasuk dalam kategori tindakan tidak etis dan atau pelanggaran
akademik merupakan perbuatan terlarang, antara lain adalah (1)
penyontekan/kecurangan dalam ujian/ cheating, (2) plagiat, (3) perjokian, (4)
pemalsuan, (5) penyuapan, (6) tindakan diskriminatif, dll.
1. Penyontekan/Kecurangan Dalam Ujian (Cheating)
Penyontekan yaitu kegiatan sadar (sengaja) atau tidak sadar yang dilakukan seorang peserta ujian yang dapat mencakup (1) mencontoh hasil kerja milik peserta ujian lain, dan (2) menggunakan atau mencoba menggunakan bahan-bahan, informasi atau alat bantuan studi lainnya yang tidak diijinkan dalam ujian atau tanpa ijin dari Dosen yang berkepentingan.
2. Plagiat
Bentuk tindakan plagiat antara lain mengambil gagasan/pendapat/hasil temuan orang lain baik sebagian atau seluruhnya tanpa seijin atau tanpa menyebutkan sumber acuannya secara jujur.
3. Perjokian
Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak, menggantikan kedudukan atau melakukan tugas atau kegiatan untuk kepentingan orang lain, atas permintaan orang lain atau kehendak sendiri dalam kegiatan akademik.
4. Pemalsuan
Bentuk tindakan pemalsuan antara lain melakukan kegiatan dengan sengaja
atau tanpa ijin yang berwenang mengganti, meniru atau
mengubah/memalsukan sesuatu untuk mendapatkan pengakuan sebagai sesuatu yang asli, misalnya mengganti, meniru atau mengubah/memalsukan nama, tanda tangan, nilai atau tugas-tugas, transkrip akademik, ijasah, stempel, kartu tanda mahasiswa, gelar akademik, dan keterangan atau laporan
2 dalam lingkup kegiatan akademik maupun non akademik, serta memberikan keterangan atau kesaksian palsu.
5. Tindakan Suap Menyuap
Memberikan ataupun menerima imbalan uang, barang atau bentuk lainnya yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan tertentu secara tidak sah baik bagi penerima maupun pemberi. Tindakan lain yang termasuk dalam kategori ini adalah usaha untuk mempengaruhi atau mencoba mempengaruhi orang lain baik dengan cara membujuk, memberi hadiah atau berupa ancaman dengan maksud mempengaruhi penilaian terhadap prestasi akademik.
6. Tindakan Diskriminatif
Membedakan perlakuan terhadap seseorang yang berkepentingan dalam kegiatan akademik yang didasarkan pada pertimbangan faktor gender, agama, suku, ras, status sosial, dan fisik seseorang sehingga menimbulkan kerugian pada orang tersebut.
7. Lainnya
Berbagai tindakan lain yang merupakan perbuatan terlarang dan dapat memiliki implikasi pada sanksi akademik antara lain (1) Menyobek halaman buku perpustakaan atau mengambil tanpa hak buku atau peralatan pembelajaran, merusak atau menghilangkan alat atau bahan laboratorium dan sarana-sarana pendidikan lainnya, dan (2) Tindakan-tindakan lain yang merendahkan martabat masyarakat akademik, misalnya: mengkonsumsi narkoba dan miras, melakukan tindakan asusila,dan sejenisnya.
I. Etika Dosen, Pegawai dan Mahasiswa
a. Etika Dosen
1) Etika Dosen bertujuan untuk:
a) membentuk citra dosen yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki lingkungan masyarakat
b) membentuk citra dosen sebagai figur yang memiliki integritas intelektual dan terbuka terhadap perubahan.
c) membentuk citra dunia civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan, kesehatan, dan waktu.
3 2) Butir-butir Aturan Tentang Etika
a) Busana
(1) pakaian dosen di kantor dan di kelas/ruang kuliah adalah pakaian formal
(kemeja berdasi/pakaian batik bagi pria, blaser/blouse bagi wanita)
(2) pakaian dosen di luar kelas, untuk menghadiri undangan resmi adalah pakaian formal dan disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
(3) pakaian dosen untuk acara sumpahan apoteker adalah pakaian formal (jas bagi pria, blaser/batik/pakaian nasional bagi wanita)
b) Waktu
(1) Dosen melakukan tatap muka dikelas setiap kali pertemuan sesuai dengan kontrak perkuliahan.
(2) Dosen memulai dan mengakhiri tatap muka di kelas tepat waktu.
(3) Dosen memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada mahasiswa baik dalam memberikan layanan di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam praktek kerja profesi apoteker dan bimbingan akademik.
(4) Dosen memenuhi jam kerja yang telah ditentukan.
c) Interaksi
(1) Dosen terbuka untuk menerima pernyataan dari mahasiswa mengenai pelajaran yang diasuhnya dan siap membantu mahasiswa yang mengajukan pertanyaan di kelas maupun di tempat lain.
(2) Dosen terbuka dan berani menerima perbedaan pendapat yang menyangkut ilmu pengetahuan dengan mahasiswa mengingat ilmu pengetahuan senantiasa berubah dan berkembang.
(3) Dosen memiliki integritas dan dedikasi tinggi dalam mengevaluasi hasil ujian dan bentuk penugasan lain dalam memenuhi komitmen yang telah disusun dalam RPKPS.
(4) Dosen Pembimbing Akademik wajib memberikan bimbingan kepada mahasiswa bimbingan.
(5) Dosen senantiasa berusaha meningkatkan mutu dunia akademis melalui proses belajar mengajar, penelitian dan kepedulian sosial dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
4 (6) Dosen bebas menyampaikan pendapat sesuai dengan kebebasan
akademik.
d) Lingkungan
(1) Dosen memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
(2) Dosen tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan jurusan/fakultas/kampus.
(3) Dalam menggunakan telepon Jurusan, dosen berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
b. Etika Pegawai Administrasi
1) Etika Pegawai Administrasi bertujuan:
a) membentuk citra pegawai yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki lingkungan masyarakat
b) membentuk citra lingkungan civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan, kesehatan dan waktu.
c) membentuk citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.
2) Butir-Butir Aturan tentang Etika
a) Busana
(1) pakaian pegawai kantor adalah pakaian formal.
(2) pakaian pegawai di luar kantor dalam peran sebagai utusan fakultas untuk menghadiri undangan resmi adalah pakaian formal (PSH) atau disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
b) Waktu
(1) pegawai mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu
(2) pegawai masuk dan pulang kerja tepat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
(3) pegawai memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan dan memberikan layanan kepada pengguna jasa Jurusan.
(4) pegawai memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah dijanjikan dalam memberikan layanan kepada mahasiswa.
5 (5) pegawai senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan
jasanya sebagai perwujudan tanggungjawabnya.
c) Lingkungan
(1) pegawai memilik kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
(2) pegawai tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan jurusan/fakultas/kampus.
(3) dalam menggunakan telpon jurusan, pegawai berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
c. Etika Mahasiswa
1) Etika Mahasiswa bertujuan:
a) Membentuk citra mahasiswa sebagai manusia yang unggul secara intelektual.
b) Membentuk citra mahasiswa sebagai figur yang memiliki integritas intelektual, profesional, dan terbuka terhadap perubahan.
c) Membentuk citra mahasiswa yang santun, peduli terhadap lingkungan kesehatan dan waktu.
2) Butir-Butir Aturan tentang Etika
a) Busana
(1) mahasiswa di kampus dalam proses belajar mengajar (kuliah, laboratorium, di perpustakaan, ujian, konsultasi dengan dosen pembimbing dan kegiatan akademik lainnya), menggunakan kemeja
berdasi/kemeja batik bagi pria, blouse bagi wanita, dilarang memakai
t-shirt tanpa leher, celana pendek, celana panjang robek, sandal atau
tanpa alas kaki.
(3) pakaian mahasiswa di kampus untuk acara di luar proses belajar mengajar disesuaikan dengan persyaratan yang umum dalam acara tersebut.
(4) pakaian mahasiswa di luar kampus dalam peran sebagai utusan Jurusan untuk menghadiri undangan resmi adalah jaket almamater dengan rok yang sopan (bagi wanita) atau celana panjang (bagi pria) dan bersepatu serta disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
(5) pakaian mahasiswa untuk ujian akhir/komprehensif adalah : kemeja putih lengan panjang, celana panjang hitam (pria), rok hitam (wanita), dasi hitam (pria), dan jas praktek profesi apoteker.
6 b) Waktu
(1) mahasiswa mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu.
(2) mahasiswa mengikuti tatap muka di kelas secara teratur sesuai dengan jadwal tatap muka yang ditetapkan.
(3) mahasiswa memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada dosen, baik dalam konsultasi dengan dosen di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam proses bimbingan praktek kerja profesi apoteker dan bimbingan akademik.
(4) Mahasiswa menghargai dosen atau mahasiswa lain dengan
memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah dijanjikan sebelumnya.
(c) Interaksi
(1) mahasiswa berani mengemukakan pendapat dan siap menerima pendapat orang lain dalam proses belajar mengajar.
(2) mahasiswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan dosen dalam proses belajar mengajar sesuai dengan RPKPS.
(3) Mahasiswa tidak menggunakan telephone genggam (HP) pada waktu mengikuti kegiatan pembelajaran maupun kegiatan resmi lainnya.
d) Lingkungan
(1) mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kebersihan kesehatan lingkungan.
(2) mahasiswa tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan jurusan/fakultas/kampus.
(3) dalam menggunakan telpon fakultas, mahasiswa berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
7 II. SANKSI PELANGGARAN ETIKA AKADEMIK
Semua komponen civitas akademika yang terbukti melanggar etika akademik akan dikenakan sanksi secara bertingkat sesuai dengan berat ringannya pelanggaran akademik. Secara umum sanksi akademik dapat berupa salah satu atau lebih dari beberapa sanksi yang diberikan oleh:
Pengawas Ujian/Dosen
(1) Peringatan secara lisan yang dapat diikuti dengan perintah untuk
meninggalkan ruang ujian jika peserta ujian tersebut tidak mengindahkan peringatan petugas/pengawas. Setiap bentuk pelanggaran tersebut akan direkan oleh Pengawas Ujian dalam Berita Acara Ujian dan dilaporkan kepada Pimpinan PSPA/Jurusan/Fakultas.
Dosen Pengampu Matakuliah
(2) Pengurangan nilai ujian bagi matakuliah yang ditempuh pada semester yang bersangkutan.
(3) Dinyatakan tidak lulus ujian (digugurkan) matakuliah atau kegiatan akdemik yang bersangkutan.
Jurusan/Fakultas/Universitas
(4) Digugurkan seluruh matakuliah yang ditempuh pada semester yang bersangkutan, jika ditemukan seseorang mahasiswa mengulang tindakan kecurangan (misalnya untuk kasus penyontekan).
(5) Skorsing (dicabut status kemahasiswaannya untuk sementara) dari Jurusan Farmasi FMIPA Udayana (misalnya untuk kasus plagiat tugas-tugas matakuliah dan tindakan kriminal).
(6) Pemecatan atau dikeluarkan (dicabut status kemahasiswaannya) misalnya untuk kasus plagiat skripsi, pemalsuan, suap-menyuap, tindakan kriminal lainnya.
(7) Dicabut gelar akademik yang telah diperoleh (misalnya untuk kasus plagiat, skripsi, pemalsuan, suap-menyuap) dan diketahui setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus.
Ketentuan yang diatur dalam buku pedoman etika akademis jurusan Farmasi FMIPA Udayana ini juga menjadi rujukan terkait dengan sanksi atas pelanggaran akademik. Setiap bentuk pelanggaran akan didokumentasikan dan diikuti dengan penandatanganan surat pernyataan bermaterai.