• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENELITIAN NONKOMPETITIF PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPOSAL PENELITIAN NONKOMPETITIF PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN 2014/2015"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN NONKOMPETITIF PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN 2014/2015

JUDUL PENELITIAN

UPAYA MEMINIMALISASI TINGKAT PLAGIASI KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA DENGAN METODE KOLABORASI

Oleh:

Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.Pd. Rina Untari ((AA331100111100116688))

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014

(2)

A. JUDUL PENELITIAN

Upaya Meminimalisasi Tingkat Plagiasi Karya Tulis Mahasiswa dengan Metode Kolaborasi

B. BIDANG KAJIAN Pendidikan

C. LATAR BELAKANG MASALAH

Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang harus mempunyai kekuatan berkompetisi. Menulis karya ilmiah merupakan keterampilan yang senantiasa melekat dalam diri mahasiswa. Semua kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan akademik selalu menuntut kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah, misalnya: (1) untuk memenuhi tugas mata kuliah; (2) mengembangkan kreativitas untuk kompetisi ilmiah; dan (3) menulis skripsi.

Mata kuliah umum Bahasa Indonesia yang selanjutnya disebut dengan MKU Bahasa Indonesia merupakan titik awal dikembangkannya keterampilan menulis ilmiah. MKU Bahasa Indonesia menjadi jembatan dikuasainya teknik-teknik menulis karena dalam mata kuliah inilah mahasiswa dituntut untuk dapat memproduksi karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah yang diproduksi bukanlah sembarang karya tulis, namun harus mampu menjadi pijakan mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya.

Sayangnya, akhir-akhir ini banyak tersebar isu tentang tindakan plagiasi yang dilakukan oleh kaum akademisi, termasuk di dalamnya adalah mahasiswa. Rahmawati (2014:9) dalam surat kabar Suara Merdeka yang terbit pada Senin, 14 April 2014 mengungkapkan bahwa keyakinan dosen terhadap mahasiswa telah dikotori dengan tindakan plagiarisme. Strategi Ctrl A, Ctrl C, Ctrl V (select all,

copy, dan paste) seolah-olah menjadi hal yang sangat biasa dan wajar dilakukan

oleh mahasiswa.

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh dosen untuk mengidentifikasi keaslian karya mahasiswa menjadi alasan yang seringkali dilontarkan ketika ditemui adanya tugas-tugas mahasiswa yang tidak dikoreksi dan tidak diberi masukan berkaitan dengan kesalahan dalam penyusunan tugas (makalah) tersebut. Tindakan inilah yang menjadi penyebab semakin banyaknya karya mahasiswa

(3)

yang terindikasi plagiasi, mulai dari makalah tugas mata kuliah sampai tugas akhir (skripsi).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan tersebut, salah satunya adalah dengan mengidentifikasi karya tulis mahasiswa dengan akun turnitin. Namun, akun turnitin ternyata belum mampu meminimalisasi tingkat plagiasi karya tulis ilmiah mahasiswa karena dengan melakukan sedikit perubahan tata bahasa atau parafrasa tulisan-tulisan itu bisa lolos dari identifikasi akun tersebut.

Berdasarkan paparan di atas, maka tim peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meminimalisasi Tingkat Plagiasi Karya Tulis Mahasiswa dengan Metode Kolaborasi”.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan metode kolaborasi dalam upaya meminimalisasi tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa?

2. Bagaimana tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa setelah diberi perlakuan dengan metode kolaborasi?

E. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan penerapan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis karya tulis ilmiah sebagai upaya meminimalisasi tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa.

2. Mendeskripsikan tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa setelah diberi perlakuan dengan metode kolaborasi.

F. KONTRIBUSI PENELITIAN

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk meminimalisasi tindakan plagiasi, khususnya dalam karya tulis ilmiah.

2. Menjadi inovasi pelaksanaan pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan karakter mulia generasi penerus bangsa.

(4)

G. TINJAUAN PUSTAKA 1. Menulis Karya Ilmiah

Wardani, dkk (2007:1.5) mendefinisikan “karya tulis ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara sistematis dan bersifat ilmiah”. Sistematis berarti bahwa karangan atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu. Bersifat ilmiah, berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan satu deskripsi, gagasan, argumentasi, atau pemecahan masalah yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoretis sehingga para pembacanya dapat merunut atau mencari kebenaran bukti empirik atau teori yang mendukung gagasan tersebut.

Pengertian di atas sejalan dengan pengertian yang diberikan oleh Suwandi (2008:80-81) yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang mengikuti kaidah dan jalan pikiran yang berlaku dalam ilmu pengetahuan serta memberikan sumbangan kepada khazanah ilmu pengetahuan di bidang masing-masing. Suatu karya tulis disebut karya tulis ilmiah jika karya itu: (1) mempermasalahkan pengetahuan ilmiah; (2) penulisnya dijiwai oleh metode ilmiah; dan (3) memenuhi persyaratan tata cara penulisan keilmuan. Sementara itu, metode ilmiah adalah cara berpikir sistematis, logis, dan objektif berdasarkan fakta untuk menemukan, membuktikan, dan mengembangkan pengetahuan tertentu.

Mempertegas kedua definisi tersebut, Satrio (2010: 11) menyatakan bahwa “karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya”. Suatu karangan dari hasil penelitian, pengamatan, ataupun peninjauan dikatakan ilmiah jika memenuhi syarat sebagai berikut: (1) penulisannya berdasarkan hasil penelitian ilmiah; (2) pembahasan masalahnya menguji teori atau menyusun suatu teori; (3) karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya, baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan masalah dengan menggunakan metode tertentu; dan (4) bahasanya harus lugas, terperinci, teratur, dan cermat.

Sesuai dengan definisi-definisi di atas, karya ilmiah mempunyai beberapa ciri sebagai berikut.

(5)

a. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan masalah.

b. Pengetahuan yang disajikan tersebut didasarkan pada fakta atau data (kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diakui kebenarannya.

c. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran dalam penulisan.

d. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan istilah teknis, di samping istilah-istilah yang bersifat denotatif.

e. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.

Berdasarkan beberapa syarat di atas, seorang penulis karangan ilmiah hendaklah memiliki ketrampilan dan pengetahuan berkaitan dengan masalah yang diteliti, metode penelitian, teknik penulisan karangan ilmiah, dan pengusaaan bahasa yang baik.

Soetomo, dkk. (2003:132) menjelaskan bahwa sebuah karangan ilmiah harus disajikan masalah yang objektif. Di samping itu, dalam sebuah karangan ilmiah harus terkandung tujuan yang jelas sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang berlaku dalam penulisan karangan ilmiah, yaitu: (1) memaparkan sebuah persoalan sebagaimana adanya; (2) menceritakan proses terjadinya suatu masalah atau peristiwa; (3) menyajikan bukti-bukti untuk mendukung atau menggugurkan suatu pendapat; dan (4) menjelaskan sebuah persoalan dengan teori atau konsep tertentu.

Karangan ilmiah tidak hanya ditujukan kepada kalangan terbatas atau orang-orang tertentu yang sudah dikenal identitasnya, tetapi ditujukan kepada siapa pun yang berminat memahami persoalan yang disajikan dalam karangan itu. Oleh karena itu sebuah karangan ilmiah seharusnya berbahasa baku yang berlaku umum dan tidak terbatas pada kurun waktu tertentu.

Sebuah karangan ilmiah dikatakan bermutu tinggi atau bernilai baik apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.

a. Judul mencerminkan tema atau masalah yang jelas, mudah dipahami dan orisinal.

(6)

b. Pembagian bab mencerminkan kerangka karangan yang sistematik, runtut, dan terperinci.

c. Pengantar mencerminkan kesiapan penulis untuk menyajikan suatu karangan. d. Penyajian data dalam teks mencerminkan kecermatan analisis, aktualitas, dan

seleksi yang tepat.

e. Daftar pustaka mencerminkan ketepatan pemilihan sumber acuan dan orisinalitas.

f. Keseluruhan teks mencerminkan penguasaan bahasa yang baik dan sejalan atau selaras dengan gagasan-gagasan yang disajikan.

Soetomo, dkk (2003:136-137) menyatakan bahwa seorang penulis karangan ilmiah harus memahami dan menguasai seluk beluk persoalan yang ditulisnya dan sekaligus menguasai teknik penulisannya. Hal yang penting adalah naskah itu sesuai dengan konvensi naskah yang lazim berlaku. Konvensi naskah ialah aturan atau pedoman yang diberlakukan untuk penulisan karangan. Konvensi naskah ditetapkan oleh masing-masing lembaga yang berwenang. Dengan kata lain, tidak ada ada konvensi penulisan karangan ilmiah yang berlaku mutlak. Meskipun demikian, setiap penulis hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Perwajahan naskah hendaknya mencerminkan kecermatan dan ketepatan

pemakaian ejaan dan tanda baca, sehingga terkesan bersih, rapi, dan tertib. b. Pembuatan alinea hendaknya taat asas terhadap aturan tertentu. Jangan sampai

dalam sebuah naskah terdapat pembuatan alinea dengan bermacam aturan sekaligus.

c. Penulisan judul bab dan subbab juga harus taat asas.

d. Penulisan nomor bab, nomor bagian, dan nomor halaman hendaknya dilaksanakan dengan aturan yang sama dalam suatu naskah.

e. Penulisan daftar pustaka, lampiran, dan tabel harus dilaksanakan dengan tertib sehingga mudah dipahami pembaca.

Tidak ada ketentuan atau pedoman yang paling benar untuk penulisan hal-hal tersebut. Oleh karena itu, seorang penulis tidak perlu mencari-cari pedoman mana yang paling benar, tetapi melaksanakan pedoman tertentu secara tertib.

(7)

Wardani (2007:1.7) menyatakan bahwa karya ilmiah ditulis dengan berbagai tujuan sebagai berikut.

a. Menyampaikan gagasan kepada masyarakat luas atau kalangan tertentu. Tujuan seperti ini pada umumnya terkait dengan karya ilmiah yang berupa artikel yang dimuat dalam berbagai media massa.

b. Memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi. Tujuan ini terkait dengan tugas penulisan makalah dari guru atau dosen, serta penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.

c. Mendiskusikan gagasan dengan kalangan tertentu dalam sebuah pertemuan ilmiah. Misalnya, karya ilmiah yang disusun untuk seminar, simposium, diskusi, dan sejenisnya.

d. Mengikuti perlombaan penulisan karya ilmiah. Perlombaan penulisan karya ilmiah sering diadakan oleh berbagai lembaga, misalnya PKM yang diselenggarakan oleh Dikti.

e. Menyebarkan hasil penelitian kepada masyarakat luas atau kalangan tertntu, seperti berbagai artikel penelitian yang dimuat dalam berbagai artikel publikasi ilmiah.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah merupakan penuangan pemikiran secara tertulis yang bersifat logis, sistematis, dan ilmiah yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki syarat-syarat tertentu dan ditulis untuk tujuan-tujuan tertentu pula.

2. Hakikat Metode Kolaborasi

Alwasilah dan Senny Suzanna Alwasilah (2008:21-28) memberikan definisi kolaborasi adalah “suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Sejawat diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator”.

Dalam berkolaborasi selalu ada seseorang yang dianggap paling senior yang bertindak sebagai model. Dosen adalah model yang memiliki pengetahuan dan pengalaman menulis. Kolaborasi merupakan ajang bertegur sapa dan bersilaturahmi ilmu. Di situ ada pembelajaran berjamaah (social learning). Salah satu prinsipnya adalah bahwa setiap orang memiliki kelebihan tersendiri. Saling mengingatkan dalam kolaborasi justru membuat pembelajar semakin mengenal

(8)

potensi dirinya dan membuat tulisan semakin bernas. Dalam kolaborasi setiap orang dibiarkan mengembangkan potensi dan kesenangannya.

Dalam berkolaborasi ada langkah-langkah yang harus diterapkan agar metode ini dapat diterapkan dengan baik. Langkah-langkah tersebut dipaparkan sebagai berikut.

a. Berbagi diri ke dalam kelompok-kelompok kecil, terdiri atas tiga atau empat orang. Pada kelompok besar, kolaborasi cenderung tidak efektif.

b. Upayakan ada jarak yang cukup agar setiap kelompok tidak terganggu oleh kelompok lainnya.

c. Masing-masing anggota membaca karangan orang lain dalam kelompoknya. d. Sewaktu membaca, perhatikanlah mekanik tulisan. Tandailah dengan

menggarisbawahi dosa-dosa kecil. Gunakan tinta warna-warni agar kelihatan bervariasi. Perhatikan dengan saksama:

1) Apakah karangan itu diberi nomor halaman? 2) Apakah judul dan subjudul tidak diberi titik?

3) Semua tanda baca harus menempel pada kata, tidak boleh ada spasi lebih. Hal ini tidak berlaku bagi tanda pemisah suku kata atau hyphen.

4) Ingat: setelah kurung buka dan sebelum kurung tutup tidak ada spasi ekstra. 5) Tidak boleh ada salah eja atau salah ketik.

6) Semua istilah asing dicetak miring.

7) Angka dari nol sampai sembilan (0-9) harus ditulis dengan huruf bukan angka. Angka 10 dan seterusnya ditulis dengan angka.

8) Penulisan daftar pustaka harus baku: alfabetis, dimulai dengan nama belakang )tanpa gelar), tahun penerbitan, judul buku dicetak miring, judul artikel diberi tanda petik, mencantumkan nama kota, dan nama penerbit. Ada beberapa cara penulisan daftar pustaka yang berlaku di dunia ini, gunakan aturan yang sesuai panduan lembaga. Yang paling penting adalah penggunaannya harus konsisten.

e. Baca setiap kalimat dan cermati hal-hal berikut. 1) Kalimat itu ada subjeknya.

(9)

3) Antara subjek dan predikat tidak boleh ada koma.

4) Setiap kalimat harus menyampaikan pesan yang jelas, logis, dan bernalar. 5) Satu paragraf dengan paragraf lainnya harus bersinambungan secara logis,

tidak ada loncatan-loncatan yang mengagetkan dan menjengkelkan pembaca. 6) Tandailah karangan itu dengan tanda tanya, komentar, pujian, tantangan, dan

saran-saran konstruktif.

7) Pada akhir tulisan itu cantumkan bukti kolaborasi sebagai berikut.

Kolaborator 1:______________ Tanggal:_____________ Paraf: __________ Kolaborator 2:______________ Tanggal:_____________ Paraf: __________ Kolaborator 3:______________ Tanggal:_____________ Paraf: __________ Kolaborator 4:______________ Tanggal:_____________ Paraf: __________ f. Tanyakan langsung kepada penulisanya manakala menemukan hal-hal yang

tidak jelas, aneh, atau tidak bernalar.

g. Kembalikanlah karangan yang sudah dikomentari itu kepada penulisnya untuk ditulis ulang.

h. Minggu berikutnya melakukan kerja kelompok (kolaborasi) serupa pada karangan yang sudah direvisi oleh penulisnya.

i. Kegiatan kolaborasi dan revisi ini dilakukan minimal empat kali.

j. Karangan yang telah direvisi empat kali diserahkan kepada dosen pengampu mata kuliah untuk mendapatkan feedback lain.

3. Hakikat Plagiasi

Marijan (2012:186) menyatakan bahwa orisinalitas (keaslian) tulisan merupakan suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Menjiplak (plagiat) dalam karya tulis ilmiah merupakan pelanggaran kode etik ilmiah. Penulis yang melakukan tindakan plagiat akan mendapatkan sanksi yang berupa cemoohan bahkan gugatan yang sangat merugikan penulis.

Gerakan antiplagiat merupakan salah satu bentuk kegiatan kurikuler yang ditawarkan oleh Kemdikbud (2013:55). Untuk menyelesaikan pendidikan, baik program sarjana, magister, dan doktor kepada mahasiswa diwajibkan membuat tugas akhir, tesis, dan disertasi. Karya ilmiah yang bertumpu pada kebenaran yang selanjutnya bertumpu pada kejujuran ini dicederai oleh plagiarisme. Aliran yang

(10)

menyalin karya orang lain atau karya orang lain diakui sebagai karyanya sendiri. Jika terjadi plagiat, maka untuk selanjutnya kepada mahasiswa dikeluarkan dari perguruan tinggi. Pada halaman muka, ditulis pernyataan yang eksplisit dan tegas bahwa tugas akhir ini, tesis atau disertasi bukan sebuah karya ilmiah hasil plagiat.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang Penanggulangan dan Pencegahan Plagiat dijelaskan bahwa “plagiasi adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/ atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyertakan sumber secara tepat dan memadai.

4. Penelitian yang Relevan

Sumadi (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Organisasi Gagasan dalam Wacana Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang” menyimpulkan bahwa organisasi gagasan wacana tulis ilmiah mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UM belum dapat dikategorikan sebagai wacana tulis ilmiah yang baik. Pada tataran wacana, jumlah wacana yang memenuhi syarat kelengkapan gagasan adalah 45%, jumlah wacana yang memenuhi syarat kesatuan gagasan adalah 65%. Pada tataran paragraf, jumlah paragraf yang memenuhi syarat kelengkapan gagasan adalah 72,73%, jumlah paragraf yang memenuhi syarat keruntutan gagasan adalah 67,40%, dan jumlah paragraf yang memenuhi syarat kesatuan gagasan adalah 71,79%.

Ada tiga sebab utama yang diduga dapat menyebabkan kenyataan ini. Pertama, penulis masih “miskin” gagasan. Kedua, penulis belum memahami dan atau belum memiliki kemampuan menata ide ke dalam wacana tulis. Ketiga, kekurangmampuan mahasiswa tentang hal ikhwal aspek grafis penulisan.

Yuwono (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Optimalisasi Web Internet sebagai Usaha Peningkatan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa Prodi PBSJ Semester VIII FBS UNNES” menyimpulkan bahwa dengan media web internet dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman karya ilmiah dengan signifikan dan mahasiswa menjadi lebih tertarik serta mudah menikmati dan memahami karya ilmiahdengan sesungguhnya.

(11)

Sukartiningsih (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Konstruktivis untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Mahasiswa Program PGSD Unesa” menyimpulkan bahwa penggunaan pembelajaran konstruktivis dapat meningkatkan kemampuan menulis ilmiah mahasiswa yang dapat dibuktikan dari (a) meningkatnya kemampuan kritis mahasiswa dalam menulis ilmiah, (b) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan,(c) meningkatnya wawasan dan pikiran kritis mahasiswa dalam bentuk penalaran logis, (d) meningkatnya kemampuan berbahasa tulis mahasiswa dalam bentuk keruntutan alur berpikirnya, dan (e) meningkatkan kemampuan tata tulis mahasiswa. Walaupun demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut masih ditemui beberapa kendala yang perlu disikapi secara bijaksana oleh para pengampu matakuliah dalam penelitian ini maupun oleh dosen-dosen pengampu matakuliah lain.

Suhartono (2012) dalam penelitiannya yang berjudul ”Peningkatan Kompetensi Menulis Jurnal Ilmiah melalui Model Pembelajaran Berbasis Penelitian pada Mahasiswa PGSD FKIP UNS” menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis penelitian efektif digunakan dalam meningkatkan kompetensi menulis artikel jurnal ilmiah pada mahasiswa PGSD FKIP UNS. Model pembelajaran ini meliputi langkah-langkah (1) mengidentifikasi masalah; (2) menentukan strategi penelitian; (3) mereproduksi data melalui kegiatan memverifikasi data untuk menguji hipotesis dan menyimpulkan; (4) merevisi; dan (5) mempublikasikan hasilnya. Kelima langkah tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu (1) penyusunan proposal penelitian, (2) pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan, dan (3) penulisan artikel jurnal ilmiah.

Rahmawati (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan kemampuan Menulis Ilmiah Mahasiswa S1 Fisioterapi UMS dengan Metode Kolaborasi pada Tahun Akademik 2012/2013” menyimpulkan bahwa metode kolaborasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis ilmiah mahasiswa.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian Sumadi (2003) adalah ketiga penyebab rendahnya kemampuan menulis mahasiswa kemungkinan besar juga

(12)

menjadi penyebab tingginya tingkat plagiasi objek penelitian ini. Sedangkan relevansi penelitian ini dengan penelitian Yuwono (2012) , Sukartiningsih (2007), dan Suhartono (2012) adalah sama-sama berbentuk penelitian tindakan kelas, namun objek penelitian dan dan metode yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa berbeda.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian Rahmawati (2012) adalah penggunaan metode kolaborasi dalam penulisan karya tulis ilmiah, tetapi fokus variabel yang diteliti berbeda, jika penelitian Rahmawati untuk meningkatkan kemampuan menulis ilmiah, penelitian ini bertujuan untuk meminimalisasi tingkat plagiasi karya tulis ilmiah mahasiswa.

H. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Suwandi (2008:16) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi oleh pengajar dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur.

2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa penempuh MKU Bahasa Indonesia

4. Data dan sumber data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang tingkat plagiasi dalam menulis karya ilmiah dan usaha yang telah dilakukan oleh dosen untuk meminimalisasi hal tersebut. Data penelitian tersebut dikumpulkan dari laporan tingkat plagiasi yang terdeteksi dalam akun turnitin.

(13)

5. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara dan atau diskusi, kajian dokumen. Masing-masing teknik tersebut akan diuraikan secara singkat berikut ini.

a. Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap dosen dan mahasiswa ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dengan mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu, peneliti dapat secara lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran di kelas.

Pengamatan terhadap dosen pengampu difokuskan pada kegiatan dosen dalam melaksanakan pembelajaran menulis ilmiah. Pengamatan terhadap dosen pengampu diarahkan pada kegiatan dosen meminimalisasi tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa. Sementara itu, pengamatan terhadap mahasiswa difokuskan pada tingkat partisipasi mahasiswa dalam menulis ilmiah dan melakukan peer

correction.

b. Wawancara dan atau diskusi

Wawancara dan atau diskusi dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara dan atau diskusi dengan dosen pengampu dilaksanakan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran MKU Bahasa Indonesia.

c. Kajian dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada, seperti hasil tulisan mahasiswa dan laporan dari akun turnitin tentang tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa.

6. Teknik Validitas Data

Teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi dan review informan kunci. Patton (dalam Sutopo, 2006:92) membedakan teknik

(14)

trianggulasi menjadi empat jenis, yaitu: (a) triangulasi data; (b) triangulasi peneliti; (c) triangulasi metode; dan (d) triangulasi teoretis. Pada dasarnya triangulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya, guna menarik suatu kesimpulan yang mantap diperlukan berbagai sudut pandang berbeda.

Trianggulasi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber data dan trianggulasi metode pengumpulan data. Misalnya, untuk mengetahui tingkat plagiasi karya tulis mahasiswa selain mengidentifikasi laporan dalam akun turnitin juga mengidentifikasi hasil karya tulis mahasiswa yang disesuaikan dengan sumber-sumber referensi yang digunakan sebagai sumber pustaka penulisan karya ilmiah tersebut.

Suwandi (2008:69) menyatakan review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dengan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Informan kunci dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai dosen pengampu MKU Bahasa Indonesia dan kolaborator peneliti sebagai observer ketika penelitian tindakan kelas dilakukan. Hal ini dilakukan dengan kegiatan diskusi antartim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.

7. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang akan digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisis kritis. Suwandi (2008:70) menyatakan bahwa teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus.

Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja mahasiswa dan dosen dalam proses pembelajaran berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk

(15)

tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/ atau setelah pengumpulan data.

I. JADWAL PENELITIAN

No Jenis Kegiatan Bulan ke-

1 2 3 4 5 6 1. Pengajuan proposal xx-- 2. Review proposal --xx 1. Revisi proposal xx-- 4. Pembuatan Instrumen --xx xx-- 8. Pengumpulan Data --xx xx-- 9. Analisis Data --xx xxx- 10. Pembuatan Laporan ---x xxx-

11. Penyerahan laporan dan seminar

---x

J. PERSONALIA PENELITIAN 1. Ketua Peneliti

a. Nama lengkap dan Gelar : Laili Etika Rahmawati, S.Pd., M.Pd. b. Gol. Pangkat, dan NIDN : Penata Muda/ III a/ 0622036001

c. Jabatan Fungsional : Asisten ahli

d. Jabatan Struktural : Sekretaris Program Studi PBSI e. Fakultas/ Progdi : KIP/ PBSI

f. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surakarta g. Bidang Keahlian : Pembelajaran Bahasa Indonesia h. Waktu untuk penelitian ini : 6 bulan

2. Anggota Peneliti 1 N Naammaa LLeennggkkaapp : : RiRinnaa UUnnttaarrii T Teemmppaatt && TTaannggggaall LLaahhiirr : : WoWonnooggiirrii,, 2244 JJuunnii 11999933 S Seekkss//AAggaammaa : : PePerreemmppuuaann// IIssllaamm N NIIMM : : A3A31100111100116688 S Seemmeesstteerr : : VIVIII A

Allaammaatt RRuummaahh : : Dusun Karakan RT 1 RW 7 Desa Dlepih Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri T

(16)

K. Daftar Pustaka

Alwasilah, A.Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2008. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat.

Kemdikbud. 2013. Naskah Akademik Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Marijan. 2012. Cara Gampang Pengembangan Profesi Guru. Yogyakarta: Sabda. Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Penanggulangan Plagiat

Rahmawati dan Najma Thalia. 2012. “Upaya Meningkatkan kemampuan Menulis Ilmiah Mahasiswa S1 Fisioterapi UMS dengan Metode Kolaborasi pada Tahun Akademik 2012/2013”. Laporan Penelitian Reguler Pemula. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Rahmawati, Laili Etika. 2014. “Kuliah Bukan Sekadar Diskusi dan Presentasi”.

Suara Merdeka Senin, 14 April 2014 halaman 19.

Satrio, Affan B. 2010. Teknik Jitu Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Yogyakarta: Immortal Publisher.

Soetomo, Istiati, dkk. 2003. Bahasa Indonesia Dasar Penulisan Ilmiah. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Suhartono. 2012.”Peningkatan Kompetensi Menulis Jurnal Ilmiah melalui Model Pembelajaran Berbasis Penelitian pada Mahasiswa PGSD FKIP UNS”. Dalam

http://widyasaripress.com/index.php?option=com_content&view=article

&id=66:menulis-artikel-jurnal-ilmiah&catid=25:jurnal-januari-2012&Itemid=2. Diunduh 19 Oktober 2012 pukul 11:27.

Sukartiningsih, Wahyu. 2007. “Pembelajaran Konstruktivis untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Ilmiah Mahasiswa Program PGSD Unesa”. Dalam http://wacana.jurnal.unesa.ac.id/101_699/pembelajaran-konstruktivis- untuk-meningkatkan-kemampuan-menulis-ilmiah-mahasiswa-program-pgsd-unesa. Diunduh 19 Oktober 2012 pukul 11:27.

Sumadi. 2003. “Organisasi Gagasan dalam Wacana Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang”. Dalam Jurnal

Bahasa dan Seni. Volume 31, Nomor 2, Agustus 2003. Halaman 214-229.

Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

(17)

Wardani, I.G.A.K., dkk. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yuwono, Agus. 2012. “Optimalisasi Web Internet sebagai Usaha Peningkatan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah bagi Mahasiswa Prodi PBSJ Semester

VIII FBS UNNES”. Dalam

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/lingua/article/view/939. Diunduh

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengenalan penyakit darah menggunakan teknik pengolahan citra dan metode JST, merupakan alternatif yang cukup baik karena mampu mengidentifikasi 3 jenis

Selama masa nifas responden mengalami proses adaptasi fisiologis dan psikologis. Respodenakan mempunyai tugas yang lebih berat, selain memenuhi kebutuhan dirinya,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sembelit pada ibu post partum 3 hari di Desa Margorejo

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

Nilai ekonomi jasa lingkungan Gua Gudawang yang dihitung dalam penelitian ini adalah nilai ekonomi Gua Gudawang sebagai sumber air, sebagai habitat kelelawar (sebagai pengendali

Meskipun sebagian dokter percaya bahwa narkotika dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dalam dosis yang kecil untuk mengatasi nyeri punggung bawah kronis, namun obat-obatan

Kita semua marah kayak gini bukan karena, karena kita semua sayang banget sama loe Vi. Kita semua sayang banget

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di