!" "
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Media Massa mengalami perkembangan yang pesat dalam beberapa puluh tahun terakhir ini, hal ini disebabkan oleh faktor kebutuhan manusia dalam pemenuhan kebutuhan informasi dan hiburan serta didukung oleh teknologi media massa yang semakin maju dari tahun ke tahun. Perkembangan media massa ini lantas menawarkan suatu kemudahan pada masyarakat dalam mengakses media massa. Kemudahan mengakses media massa ini pada akhirnya juga akan menimbulkan dampak terjadinya perubahan pada perilaku masayarakat dalam mengakses media massa.
Dari sekian banyak media massa yang ada, televisi merupakan salah satu media yang paling erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini tidak mengherankan, mengingat teknologi pada zaman sekarang sangat mendukung perkembangan industri televisi. Televisi, adalah media komunikasi massa atau bisa juga disebut media penyiaran saat ini dan merupakan salah satu bagian penting, dalam kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi yang bersifat massa. Namun Televisi juga menghadirkan dilemma tersendiri karena efek darinya begitu besar mempengaruhi khalayak yang menonton atau menyaksikan pesan yang keluar. Seperti menurut massa yang semakin maju dari tahun ke tahun. Perkembangan media massa ini lantas menawarkan suatu kemudahan pada masyarakat dalam mengakses media massa. Kemudahan mengakses media massa ini pada akhirnya juga akan menimbulkan dampak terjadinya perubahan pada perilaku masayarakat dalam mengakses media massa.
Dari sekian banyak media massa yang ada, televisi merupakan salah satu media yang paling erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat. Hal ini tidak mengherankan, mengingat teknologi pada zaman sekarang sangat mendukung perkembangan industri televisi. Televisi, adalah media komunikasi massa atau
#" "
Karlinah dalam Karlinah, dkk.(1999) mengemukakan fungsi komunikasi secara umum adalah.1
A. Fungsi Informasi, Media massa adalah penyebar informasi bagipembaca, pendengar atau pemirsa.
B. Fungsi Pendidikan, Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya.
C. Funsgi Memengaruhi, secara implicit terdapat padatajuk/ editorial,
features, iklan, artikel dan sebagainya.
D. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Pada fungsi ketiga yaitu fungsi memengaruhi, Media Massa khususnya televisi menimbulkan dampak perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Dampak tersebut tentunya amatlah positif jika di dalam konten acara yang ditayangkan mengandung unsur unsure atau muatan positif namun bagaimana jika unsur - unsur yang ditayangkan mengandung unsur negatif seperti pornografi, kekerasan, dan sebagainya baik yang disengaja pihak pemangku program maupun tidak disengaja. Dalam suatu produksi program televisi terdapat tiga proses seperti :
A. Pra Produksi
Menentukan tema / topik, riset dan observasi, menyusun naskah, rundown.
B. Produksi
Melakukan pengambilan pengambilan gambar baik live maupun taping.
""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
!Drs. ElvinaroArdianto, MSi, Dra. LukiatiKomalaErdinaya, Msi,
KomunikasiMasssaSuatuPengantar, SimbiosaRekatama Media,2005, Hal 19"
D. Fungsi Proses Pengembangan Mental
Pada fungsi ketiga yaitu fungsi memengaruhi, Media Massa khususnya isi menimbulkan dampak perubahan yang terjadi di dalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan komunikasi dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku nyata. Dampak tersebut tentunya amatlah positif jika di dalam konten acara yang ditayangkan mengandung unsur unsure atau muatan positif namun bagaimana jika unsur - unsur yang ditayangkan mengandung unsur negatif seperti pornografi, kekerasan, dan sebagainya baik yang disengaja pihak pemangku program maupun tidak
$" "
C. Pasca Produksi
Editing, evaluasi dan preview, QC, pengarsipan / filling, dan lain lain.
Dari ketiga proses tersebut kemungkinan memunculkan konten negatif dapat dilalui dari proses praproduksi dengan cara meninjau kembali apakah ide kreatif yang akan dieksekusi berdampak buruk atau tidak dan juga proses pasca produksi dengan cara meminimalisir adegan yang mengandung pornografi dan kekerasan melalui teknis editing. Namun dalam kenyataannya masih saja terdapat unsur unsur negatif ketika program sudah siap tayang. Produser pemangku program memang sudah meninjau kembali konten kreatif yang akan dieksekusi namun tidak lepas juga muncul idealisme untuk tetap mempertahankan unsur negatif tersebut dengan alasan menaikan rating dan share sebuah program televisi. Pada tahap editing atau pasca produksi pun juga tidak luput dari tahap human
error ketika editor lupa membuang gambar yang mengandung kekerasan atau
menyensor bagian bagian vital tubuh manusia yang tidak disengaja ada dalam materi file hasil syuting. Selain dari sisi isi sebuah program dalam ketiga proses tersebut juga pasti akan terdapat sisi sisi kesalahan teknis yang tidak jarang ditemukan, mengacu pada proses produksi program televisi, kesalahan banyak ditemukan seperti gambar scratch, gangguan audio, kesalahan teks, dan permasalahan teknis lainnya.
Oleh karena itu terdapat sebuah divisi dalam suatu stasiun televisi yang menjadi “gerbang” terakhir pemeriksaan suatu program layak tayang atau tidak yang disebut dengan Quality Control. Quality Control adalah divisi yang bertugas kekerasan melalui teknis editing. Namun dalam kenyataannya masih saja terdapat unsur unsur negatif ketika program sudah siap tayang. Produser pemangku program memang sudah meninjau kembali konten kreatif yang akan dieksekusi namun tidak lepas juga muncul idealisme untuk tetap mempertahankan unsur negatif tersebut dengan alasan menaikan rating dan share sebuah program televisi Pada tahap editing atau pasca produksi pun juga tidak luput dari tahap
ketika editor lupa membuang gambar yang mengandung kekerasan atau menyensor bagian bagian vital tubuh manusia yang tidak disengaja ada dalam
%" "
melakukan pengecekan kembali program – program yang selesai di-edit dan siap ditayangkan. Sebelum suatu program disiarkan oleh sebuah stasiun televisi,
quality control pasti dilakukan untuk memastikan jika isi program yang akan
disiarkan kepada masyarakat telah aman dan dinyatakan lolos quality control.
Quality Control pasti dilakukan untuk memastikan jika isi program isi program
yang akan disiarkan telah aman dan sesuai dengan aturan dan undang-undang penyiaran yang berlaku. Setelah program dianggap aman dan dinyatakan lolos
quality control program itu akan ditayangkan oleh stasiun televisi untuk kemudian
disaksikan oleh audience. Selain mengacu kepada undang-undang sesungguhnya
quality control juga dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan jika isi
program yang disiarkan telah sesuai dengan isi program yang direncanakan, dimana tidak terjadi cacat kualitas program siaran tersebut seperti kualitas gambar, suara, teks dan lain-lain. Penulis membahas standarisasi quality control pada ruang lingkup kerja penulis yaitu di Kompas TV. Kompas TV mempunyai salah satu program unggulan yaitu program Talkshow Sebelas Duabelas. Dibawakan oleh pembawa acara Pandji Pragiwaksono. Isi dari program talkshow sebelas duabelas adalah stand up comedy yang dibawakan oleh Pandji sendiri selaku host, membahas hal – hal menarik dan untold story yang diceritakan oleh bintang tamu – bintang tamu yang dikemas secara menarik, tantangan yang berupa games yang diberikan Pandji kepada bintang tamu, dan juga performa atau unjuk bakat sang bintang tamu tersebut melalui performa mereka. Program sebelas duabelas kompas tv menceritakan tentang kisah kisah kehidupan bintang tamu dari sudut yang berbeda dan yang selama ini tidak diketahui masyarakat, memberitahu
quality control program itu akan ditayangkan oleh stasiun televisi untuk kemudian
disaksikan oleh audience. Selain mengacu kepada undang-undang sesungguhnya control juga dilaksanakan dengan tujuan untuk memastikan jika isi program yang disiarkan telah sesuai dengan isi program yang direncanakan, dimana tidak terjadi cacat kualitas program siaran tersebut seperti kualitas gambar, suara, teks dan lain-lain. Penulis membahas standarisasi quality control ruang lingkup kerja penulis yaitu di Kompas TV. Kompas TV mempunyai salah satu program unggulan yaitu program Talkshow Sebelas Duabelas. Dibawakan oleh pembawa acara Pandji Pragiwaksono. Isi dari program talkshow sebelas
&" "
kepada masyarakat bahwa artis artis juga manusia biasa yang kadang mempunyai pengalaman lucu dan aneh, informasi tersebut tidak akan didapatkan ketika kita mencarinya di google atau web informasi sejenis. Unique selling point itulah yang menjadi keunggulan dan keseruan program talkshow ini. Namun penulis melihat bahwa tidak semua konten atau isi dari program tersebut dapat ditayangkan dan dikonsumsi oleh khalayak, keisengan Pandji, cerita cerita dari bintang tamu, lalu gestur atau gerak badan, serta dialog dialog yang terjadi harus ada yang menjaga dan mengawal agar tidak mentah mentah diterima oleh audience. Selain itu seperti proses proses produksi program televisi pada umumnya pasti terdapat kesalahan teknis yang terjadi ketika syuting seperti kualitas gambar, kualitas audio dan sisi teknis lainnya, ini semua perlu ada yang menjaga dan memeriksa walaupun tim produksi dan pasca produksi dalam hal ini editor sudah melakukan hal itu namun
quality control mempunyai aturan tersendiri yang menjadi standar sebuah
program layak atau tidak, disinilah peneliti merasa pemaparan standarisasi pihak
quality control terhadap sebuah program menjadi menarik untuk dibahas pada
penelitian ini.
1.2 Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas maka fokus penelitian yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Standarisasi Quality Control dalam Program Televisi (Studi Kasus: Program Sebelas Duabelas di Kompas TV).
dan mengawal agar tidak mentah mentah diterima oleh audience. Selain itu seperti proses proses produksi program televisi pada umumnya pasti terdapat kesalahan teknis yang terjadi ketika syuting seperti kualitas gambar, kualitas audio dan sisi teknis lainnya, ini semua perlu ada yang menjaga dan memeriksa walaupun tim produksi dan pasca produksi dalam hal ini editor sudah melakukan hal itu namun
quality control mempunyai aturan tersendiri yang menjadi standar sebuah
program layak atau tidak, disinilah peneliti merasa pemaparan standarisasi pihak
quality control terhadap sebuah program menjadi menarik untuk dibahas pada quality control terhadap sebuah program menjadi menarik untuk dibahas pada quality control
'" "
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dan apa yang menjadi standarisasi quality control dalam kasus ini terhadap program televisi Sebelas Duabelas di Kompas TV. Dan dalam penelitian ini penulis juga akan meneliti bagaimana hubungan divisi quality control dengan pihak tim produksi program “Sebelas Duabelas” serta masalah-masalah yang ditemui berkaitan dengan standarisasi tersebut.
1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1 ManfaatAkademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ilmu komunikasi pada program studi broadcasting umumnya dan khususnya pada bidang standar quality control dalam mengevaluasi dan mengkontrol program-program di stasiun televisi khususnya Kompas TV.
1.3.2.2 ManfaatPraktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada masyarakat tentang pengertian serta peran Quality Control dalam sebuah stasiun televisi, serta standarisasi apa yang menjadi acuan QC dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
tim produksi program “Sebelas Duabelas” serta masalah-masalah yang ditemui berkaitan dengan standarisasi tersebut.
Manfaat Penelitian ManfaatAkademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan komunikasi pada program studi broadcasting umumnya dan khususnya pada bidang standar quality control dalam mengevaluasi dan mengkontrol program-program di stasiun televisi khususnya Kompas TV.