• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSYARATAN ISPS CODE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSYARATAN ISPS CODE"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Maritime Security Auditor Training

PERSYARATAN

ISPS CODE

BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

Maritime Security Regulatory Regime

Convention for the Suppression of

Unlawful Acts Against the Safety of

Maritime Navigation, 1988

Tujuan: menjamin langkah tepat dilakukan

untuk menghadapi orang yang melakukan

tindakan melanggar hukum terhadap kapal,

termasuk diantaranya penguasaan kapal

dengan paksa, tindak kekerasan terhadap

personil kapal dan menempatkan peralatan di

kapal yang merusak atau menghancurkan

(2)

Maritime Security Regulatory Regime

International Convention for the

Safety of life at Sea, 1974

Amandemen SOLAS yaitu penambahan

chapter XI menjadi Chapter XI-2 on Special

measures to enhance maritime security and

the International Ship and Port Facility

Security (ISPS) Code

Maritime Security Auditor Training

Maritime Security Auditor Training

Diplomatic Conference

December 2002

Conference resolution 2

International Ship &

Port Facility Security Code

(ISPS Code)

(3)

Maritime Security Auditor Training

ISPS CODE

PART A : MANDATORY

PART B : RECOMMENDED

ISPS Code Requirement

Chpt Requirement Appl.

1 General All

2 Definition All

3 Application All

4 Responsibility of the Contracting Government All

5 Declaration of Security All

6 Obligation of the Company Ship

7 Ship Security Ship

8 Ship Security Assessment Ship

9 Ship Security Plan Ship

10 Records Ship

11 Company Security Officer Ship

12 Ship Security Officer Ship

13 Training, Drill and Exercise on Ship Security Ship

14 Port Facility Security PF

15 Port Facility Security Assessment PF

16 Port Facility Security Plan PF

17 Port Facility Security Officer PF

(4)

Maritime Security Auditor Training

Chapter 1

General

ISPS Code tidak mengajar anda

untuk…

Bertarung

Maritime Security Auditor Training

Bertempur

Atau

(5)

“These new requirement form the

international framework

through

which

ships and port facilities

can

co-operate to

detect and deter acts

which

threaten security in the

maritime transport sector”

Code yang mengatur

Proteksi Aktif

terhadap ancaman keamanan di Kapal &

Fasilitas Pelabuhan

Maritime Security Auditor Training

ISPS Code dibuat untuk…

SASARAN

Menetapkan framework secara internasional antar

Pemerintah,

pelayaran

dan

pelabuhan

untuk

mendeteksi

ancaman

keamanan

(security)

dan

mengambil langkah preventif thd ancaman keamanan

kapal / fasilitas pelabuhan yang beroperasi secara

internasional.

Menetapkan peran dan tanggung jawab antara

Pemerintah, pelayaran dan pelabuhan pada level

nasional & internasional untuk menjamin keamanan

sektor maritim.

(6)

Maritime Security Auditor Training

SASARAN

Menjamin

pengumpulan

dan

pertukaran

informasi

yang

berkaitan

dengan

aspek

keamanan secara dini dan efisien.

Memberikan metodologi pemeriksaan keamanan

sedemikian

hingga

memiliki

rencana

dan

prosedur untuk untuk berreaksi terhadap

perubahan level keamanan.

Menjamin

tersedianya

kepercayaan

yang

memadai dan proporsi terhadap keamanan

maritim.

Maritime Security Auditor Training

SASARAN

CONTRACTING GOVERNMENT

GOVERNMENT AGENCY

ADMINISTRATION

(FLAG STATE)

PORT STATE

(PORT ADM)

PORT FACILITY

SHIPPING INDUSTRIES

SHIPPING COMPANY

(7)

Maritime Security Auditor Training

SASARAN

CONTRACTING GOVERNMENT GOVERNMENT AGENCY ADMINISTRATION (FLAG STATE) PORT STATE (PORT ADM) PORT FACILITY SHIPPING INDUSTRIES SHIPPING COMPANY

SHIPS & CREWS

CONTRACTING GOVERNMENT GOVERNMENT AGENCY ADMINISTRATION (FLAG STATE) PORT STATE (PORT ADM) PORT FACILITY SHIPPING INDUSTRIES SHIPPING COMPANY

SHIPS & CREWS

CONTRACTING GOVERNMENT GOVERNMENT AGENCY ADMINISTRATION (FLAG STATE) PORT STATE (PORT ADM) PORT FACILITY SHIPPING INDUSTRIES SHIPPING COMPANY

SHIPS & CREWS

SECURITY FRAMEWORK

ISPS CODE

CONTRACTING GOVT.

(DESIGNATED AUTH.)

PORT STATE

PORT FASILITY

SECURITY OFF.

(PFSO)

PFSA

PFSP

Port Facility Security

Assessment

Port Facility Security

Plan

(8)

Maritime Security Auditor Training

SECURITY FRAMEWORK

ISPS CODE

SSA

SSP

SHIPPING

FLAG STATE

SHIPPING COMPANIES

COMPANY SECURITY

OFFICER (CSO)

MASTER

SHIP SECURITY

OFFICER (SSO)

Ship Security Assessment

Ship Security Plan

Menerapkan SSP

Maritime Security Auditor Training

SECURITY FRAMEWORK

ISPS CODE

PORT FACILITY & SHIPPING

FLAG STATE

SHIPPING COMPANIES

COMPANY SECURITY

OFFICER (CSO)

MASTER

SHIP SECURITY

OFFICER (SSO)

CONTRACTING GOVT.

(DESIGNATED AUTH.)

PORT STATE

PORT FASILITY

SECURITY OFF.

(PFSO)

(9)

Maritime Security Auditor Training

SECURITY FRAMEWORK

Role of the Govt. in the flow of information

GOVERNMENT

MINISTRY OF TRANSPORTATION MINISTRY OF ………

ADMINISTRATION

CONTACT POINT

PORT STATE

AUTHORITY

PORT

FACILITY

PFSO

FLAG STATE

CSO

MASTER

SSO

INTERNAL

•Sec Agency •Coast Guard •Police •Navy •Armed Forces

EXTERNAL

•Sec Agency •Embassy •Interpol •Other CG

Chapter 2

Definition

(10)

Maritime Security Auditor Training

DEFINISI

Ship Security Plan (SSP), suatu rencana yang dibuat

untuk menjamin perlindungan orang, cargo, CTU atau

kapal dari resiko keamanan.

Ship Security Officer (SSO), orang (diatas kapal) yang

ditunjuk Perusahaan dimana bertanggung jawab thd

keamanan kapal, menerapkan SSP dan sebagai

penghubungan antara CSO dan PFSO.

Company Security Officer (CSO), orang yang ditunjuk

Perusahaan yang menjamin SSA dilaksanakan, SSP

dibuat, disetujui dan diterapkan thd keamanan kapal

dan sebagai penghubungan antara SSO dan PFSO.

Maritime Security Auditor Training

DEFINISI

Port Facility (PF) , suatu lokasi yang ditetapkan CG / DA

dimana interaksi antara kapal & pelabuhan terjadi.

Termasuk area : lego jangkar, menunggu sandar,

mendekati pelabuhan.

Port Facility Security Plan (PFSP), suatu rencana yang

dibuat untuk perlindungan fasilitas pelabuhan, kapal,

orang, cargo, CTU dalam areal fasilitas pelabuhan dari

resiko keamanan.

Port Facility Security Officer (PFSO), orang yang ditunjuk

bertanggung jawab menyusun, menerapkan, merevisi

dan mempertahankan PFSP serta berhubungan dengan

SSO / CSO.

(11)

Maritime Security Auditor Training

DEFINISI

Ship / Port Interface, interaksi yang terjadi ketika suatu

kapal mengalami kegiatan secara langsung dengan

layanan dari / ke suatu fasilitas pelabuhan terhadap

perpindahan orang, barang (cargo) atau perbekalan

kapal.

Ship / Ship Activity, suatu kegiatan yang tidak terkait

dengan fasilitas pelabuhan meliputi perpindahan orang,

barang (cargo), atau perbekalan kapal dari satu kapal ke

kapal yang lain.

SECURITY LEVEL

Security Level 1, minimum tindakan keamanan

yang diperlukan setiap saat (normal)

Security Level 2, tambahan tindakan keamanan

yang diperlukan pada waktu tertentu sebagai

akibat resiko yang lebih tinggi thd suatu

kejadian keamanan.

Security Level 3, tambahan lebih lanjut thd

tindakan keamanan yang diperlukan pada waktu

terbatas ketika suatu kejadian keamanan

mungkin terjadi.

(12)

Maritime Security Auditor Training

SECURITY LEVEL

SL 1 : Normal

SL 2 : Heightened Risk

SL 3 : Further Spesific Risk (imminent)

Maritime Security Auditor Training

Chapter 3

Application

(13)

Maritime Security Auditor Training

APLIKASI

Code ini wajib diterapkan, bagi :

Kapal yang beroperasi dlm perairan internasional,

meliputi :

Kapal penumpang & kapal penumpang cepat

Kapal cargo ≥ 500 GT

MODU

PF yang melayani kapal yg beroperasi dlm perairan

internasional

ISPS Code efektif diberlakukan per 1 Juli 2004

APLIKASI

FPSO, FSU dan unit offshore sejenis:

MSC Circular, MSC/Circ.1097 "Guidance relating to the

implementation of SOLAS Chapter XI-2 and the ISPS

Code“:

- FPSO & FSU tidak diatur ISPS Code tapi tindakan

keamanan perlu ditetapkan

- Jika unit tsb attached dengan fixed platform harus

mengikuti aturan security yang berlaku di platform tsb

- Jika unit berlayarak jarak pendek tidak tergolong

pelayaran internasional

(14)

-APLIKASI

Coastal state mengembangkan aturan security untuk

melindungi aktivitas offshore dimana FPSOs dan FSUs

yang beroperasi merupakan bagian dari fasilitas offshore.

MSC-MEPC.2/Circ.9 25 May 2010:

- “In order to facilitate the interaction between FPSOs/FSUs

and other ships, FPSOs/FSUs should comply with SOLAS

chapter XI-2 and the ISPS Code, as applicable

Maritime Security Auditor Training

Chapter 4

Responsibility of Contracting

Government

(15)

Maritime Security Auditor Training

PERAN & TUGAS

Detail

PIC

Remark

Ref

Menetapkan Security Level

Adm u/ Kapal

CG u/ PF

RSO tidak boleh diberi

penugasan ini

XI-2/3

Menerima Security Alert dari

Kapal ke Darat

DA atau CG

Bisa berbentuk

perusahaan atau

instansi

XI-2/6.2

Memberikan titik kontak di

darat. Memberi bantuan

terhadap suatu resiko

CG

XI-2/7

Menetapkan persyaratan

terhadap DoS (Declaration

of Security)

CG

RSO tidak boleh

ISPS A/4

ISPS A/5

Menerapkan tindakan

pengawasan terhadap

peraturan keamanan

Petugas yang

ditunjuk oleh

CG

Dapat disimilarkan

dengan PSCO

XI-2/9

TANGGUNG JAWAB CG

‘Administration’ menetapkan security level bagi

kapal-kapal dengan bendera kapal-kapal dibawah otoritasnya

CG menetapkan security level dan menginformasikan

kepada kapal-kapal yang beroperasi dalam laut

teritorialnya dan melakukan komunikasi terhadap kapal

yang masuk dalam laut teritorialnya.

CG memberikan informasi kontak yang dapat membantu

kapal dan kapal dapat melaporkan aspek keamanan,

pergerakan dan komunikasi.

Jika

resiko

ancaman

diidentifikasi,

CG

harus

memberitahu kepada Adm, meliputi informasi kondisi

security level, hal-hal yang perlu dilakukan oleh pihak

kapal sesuai Part A – ISPS Code.

CG dapat melakukan kesepakatan bilateral atau

multilateral dengan CG lain dalam hal : alternative

rencana keamanan pada pelayaran pendek internasional

dalam route tetap.

(16)

Maritime Security Auditor Training

TANGGUNG JAWAB CG

CG harus melaporkan kepada IMO tidak lebih dari 1 Juli 2004 :

– Nama dan detil kontak dari national authority yang bertanggung

jawab terhadap keamanan kapal & fasilitas pelabuhan

– Lokasi teritorial yang dicover oleh PFSP yang telah disetujui

– Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat menerima alert

dari ship to shore

– Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat melakukan

komunikasi terhadap pelaksanaan regulasi 9.3.1

– Nama dan detil kontak yang ditunjuk setiap saat memberikan

advice dan bantuan terhadap pelaksanaan regulasi 7.2

– Nama dan detil kontak RSO yang diakui

– Daftar PF yang telah disetujui

Melakukan approval & asesmen SSP & PFSP

Maritime Security Auditor Training

Chapter 5

Declaration of Security

(DOS)

(17)

Maritime Security Auditor Training

Declaration of Security (DoS)

Diatur dalam Part A/5 dan Part B/5.1-5.6

CG menetapkan pengaturan tentang DoS

DoS mengatur pembagian tindakan keamanan dalam

kaitan hubungan antara kapal-fasilitas pelabuhan atau

kapal-kapal

Kapal dapat mengajukan DoS, ketika :

– Kapal beroperasi dengan SL yang lebih tinggi

– Ada kesepakatan antar CG untuk daerah pelayaran internasional

tertentu

– Terjadi ancaman keamanan

atau

insiden keamanan yang

melibatkan kapal atau PF

– Kapal berada di pelabuhan yang tidak dipersyaratkan

menerapkan ISPS Code

– Kapal berinteraksi dengan kapal lain yang tidak dipersyaratkan

menerapkan ISPS Code

Permintaan DoS harus berdasarkan kesepakatan dan

persetujuan kedua belah pihak (kapal dan pelabuhan)

DoS

PFSO dapat berinisiatif meminta DoS sebelum melakukan interaksi

antara kapal-PF sesuai dengan hal-hal yang diidentifikasi dalam

PFSA, misalkan:

– Embarkasi/disembarkasi penumpang

– Loading/Unloading dangerous good atau hazardous substances

Dalam DoS, mencantumkan :

– Masa berlaku DoS (mulai ……. (tgl,jam) hingga………)

– Pembagian tugas dan tanggung jawab keamanan antara kedua belah

pihak

– Tingkat Keamanan yang disepakati (Security Level)

– Tanda-tangan kedua belah pihak

Nakhoda atau SSO bertindak atas nama kapal, dengan lingkup

keamanan diatas kapal

PFSO atau yang ditunjuk oleh CG, bertindak atas nama Port Facility,

dengan lingkup keamanan di dalam areal pelabuhan dan perairan

disekitar pelabuhan

CG juga menetapkan minimum period penyimpanan record DoS di

dalam PF

Administration

(Flag

State)

menetapkan

minimum

period

penyimpanan record DoS di atas kapal

(18)

Maritime Security Auditor Training

DoS

Aktivitas

PFSO (PF) SSO (Kpl)

Menjamin pelaksanaan tugas & tanggung jawab

semua tindakan keamanan

Pemantauan daerah terlarang u/ menjamin hanya

personil yang berkepentingan dapat akses

Kendali akses ke dalam Port Facility

Kendali akses ke kapal

Pemantauan Port Facility, termasuk daerah sandar dan

daerah disekitar kapal

Penanganan Cargo

Penyerahan Perbekalan Kapal

Penganganan Barang yang tidak disertai pemiliknya

Kendali pelaksanaan embarkasi personil & barang

bawaannya

Menjamin komunikasi keamanan siap tersedia antara

kapal dan Port Facility

CSO - Session 5-Revisi 1

KOMUNIKASI CSO/SSO & PFSO

ISPS CODE

SAAT KAPAL MELAKUKAN APPROCHING DENGAN PF MSC.1/Circ.1305, 9-06-09

FLAG STATE SHIPPING COMPANIES COMPANY SECURITY OFFICER (CSO) MASTER SHIP SECURITY OFFICER (SSO) CONTRACTING GOVT. (DESIGNATED AUTH.) PORT STATE PORT FASILITY SECURITY OFF. (PFSO)

PFSO  SSO / MASTER / CSO

1. Menginformasikan Security Level di PF

2. Menginformasikan ancaman keamanan di PF (bila ada) 3. Menginformasikan tindakan keamanan yang diperlukan 4. Menginformasikan detil kontak PFSO

5. Merespons permintaan DOS (bila diperlukan) 6. Dalam SL 2/3, melakukan koordinasi tindakan

keamanan yg diperlukan

SSO  PFSO

1. Menginformasikan Security Level di Kapal 2. Menginformasikan tindakan keamanan yg

diperlukan

3. Mengajukan permintaan DOS (bila diperlukan) 4. Dalam SL 2/3, melakukan koordinasi tindakan

(19)

Maritime Security Auditor Training

Chapter 6

Responsibility of the Company

(Kapal)

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN

Perusahaan harus memenuhi persyaratan Part A – ISPS

Code dengan memperhatikan petunjuk Part B-ISPS Code.

SSP mengandung pernyataan yang jelas terhadap

kewenangan lebih Nakhoda (master overriding authority)

terhadap keselamatan (safety) dan keamanan (security)

Menjamin dukungan kepada CSO, Nakhoda dan SSO

untuk dapat melaksanakan tugasnya sesuai SOLAS

Chapter XI-2 dan Part A-ISPS Code

Memberikan informasi terkini kepada Nakhoda, meliputi :

– Pihak yang bertanggung jawab menunjuk personil diatas kapal,

seperti ship management, manning agent, contractor dsb

– Pihak yang bertanggung jawab terhadap operasional kapal,

seperti bareboat charterer dsb

– Jika kapal disewa dalam bentuk kontrak, kontak detail dari

penyewa termasuk detail kontraknya

(20)

Maritime Security Auditor Training

Chapter 7

Ship Security

Chapter 14

PF Security

Maritime Security Auditor Training

Ship & PF Security

Kapal

&

PF

segera

bertindak

mengikuti

instruksi

Tingkat

Keamanan (SL) yang ditetapkan

oleh CG

Saat kpl di pelabuhan, SSO & PFSO

melakukan koordinasi thd tindakan

keamanan sesuai SL.

Untuk

PF,

usahakan

seminimal

mungkin keterlibatan / gangguan

thd penumpang, pengunjung, kapal

& layanan PF.

(21)

Maritime Security Auditor Training

SECURITY ACTION SL 1

Menjamin kinerja tugas2

keamanan kapal

Kendali titik2 akses kapal

Kendali embarkasi person

Monitoring daerah terlarang

(restricted area) utk menjamin

hanya orang tertentu yg boleh

masuk

Monitoring daerah dek dan

sekeliling kapal

Mengawasi penanganan cargo

dan cargo kebutuhan kapal

Menjamin komunikasi

keamanan siap tersedia.

Menjamin kinerja tugas2

keamanan PF

Kendali titik2 akses ke PF

Monitoring PF, termasuk

daerah anchor dan berthing

Monitoring daerah terlarang

(restricted area) utk menjamin

hanya orang tertentu yg boleh

masuk

Mengawasi penanganan cargo

dan cargo kebutuhan kapal

Menjamin komunikasi

keamanan siap tersedia.

KAPAL

PORT FACILITY

SECURITY ACTION SL 2

Tambahan tindakan keamanan

harus dilakukan

Tambahan personil utk

melakukan patroli &

pengawasan akses kapal &

daerah terlarang

Pengawasan lebih seksama thd

penanganan cargo & cargo

kebutuhan kapal

Meningkatkan coverage dan

intensitas penerangan /

penggunaan peralatan

keamanan

Melakukan penguncian pintu

akses

Meningkatkan koordinasi

dengan PFSO

Tambahan tindakan keamanan

harus dilakukan

Tambahan personil utk

melakukan patroli &

pengawasan akses ke PF &

daerah terlarang di dalam PF

Pengawasan lebih seksama thd

penanganan cargo & cargo

kebutuhan kapal

Meningkatkan coverage dan

intensitas penerangan /

penggunaan peralatan

keamanan

Meningkatkan koordinasi

dengan SSO dan Otoritas

Keamanan setempat

Segera berreaksi jika ditetapkan SL oleh CG.

(22)

Maritime Security Auditor Training

SECURITY ACTION SL 3

Tambahan tindakan keamanan

harus dilakukan

Membatasi atau menutup

akses point

Penangguhan kegiatan

penanganan cargo

Evakuasi dan perpindahan

kapal

Menambah pengawasan patroli

& pengawasan akses kapal &

daerah terlarang

Meningkatkan coverage dan

intensitas penerangan /

penggunaan peralatan

keamanan

Menugaskan penguncian

pintu-pintu akses

Meningkatkan koordinasi

dengan PFSO

Tambahan tindakan keamanan

harus dilakukan

Membatasi atau menutup

akses point

Penangguhan kegiatan

penanganan cargo

Evakuasi semua / sebagian

dari PF

Menambah pengawasan patroli

& pengawasan akses PF &

daerah terlarang

Meningkatkan coverage dan

intensitas penerangan /

penggunaan peralatan

keamanan

Meningkatkan koordinasi

dengan SSO & Otoritas

keamanan setempat

Segera berreaksi jika ditetapkan SL oleh CG.

KAPAL

PORT FACILITY

Maritime Security Auditor Training

Company

(CSO)

FLAG STATE

(ADM / RSO)

Kapal

(SSO)

PF

(PFSO)

PORT STATE

(CG/DA)

SSP for Approval Approved SSP & Copy ISSC

Training

Inst.

Crew SSO Pe rs on il CSO PFSP for Approval Approved PFSP

PSCO/Syahbandar

ALUR PROSES SITUASI NORMAL (SL 1)

Control / Test Clear Ground

1

2

3 PFSA

4 PFSP

1

2

1

2

5

6

3

4

5

6

7

8

6

(23)

Maritime Security Auditor Training

Company

(CSO)

FLAG STATE

(ADM)

Kapal

(SSO)

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF FLAG STATE (ADM)

Point 7.5 – Part A

SSP

Area Otoritas Flag State

1

2

3

4

Set SL 2,3 Konfirmasi

1

4

Company

(CSO)

PORT STATE

(CG)

Kapal

(SSO)

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF PORT STATE (CG)

Point 7.6 – Part A

SSP

PF

(PFSO)

Se t SL 2,3

PFSP

Area Otoritas Port State

1

2

1

2

3

4

(24)

Maritime Security Auditor Training

Company

(CSO)

FLAG STATE

(ADM)

Kapal

(SSO)

Set SL 2,3

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF FLAG STATE & KAPAL

DALAM AREA CG LAIN - Point 7.7/7.8 – Part A

SSP

PF

(PFSO)

Area Otoritas Flag State

PORT STATE

(CG)

Area Otoritas Port State Lain

Inf orm

1

3

4

1

4

2

Maritime Security Auditor Training

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF CG UTK KAPAL ASING

YG MASUK DLM TERITORIALNYA - 7.9/7.9.1 Part A

Company

(CSO)

FLAG STATE

(ADM)

Kapal

(SSO)

Report & Inform

SSP

PORT STATE

(CG)

Area Otoritas Port State

1

2

3

4

(25)

Maritime Security Auditor Training

Company

(CSO)

FLAG STATE (ADM )

Kapal

(SSO)

PF

(PFSO)

PORT STATE

(CG/DA)

Coastal Station

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF KAPAL

Threat

AIS, Alert Sys, SSP

Security Forces

DoS Set SL 2,3 Co mm & Co or d Co mm & Co or d

Advice & Assistance

Force Action

1

3

4

5

2

4

5

3

Kapal

lain

2

3

3

Company

(CSO)

FLAG STATE (ADM)

Kapal

(SSO)

(PFSO)

PF

PORT STATE

(CG/DA)

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF PF

Threat

Security Forces

Co mm & Co or d Co mm & Co or d Force Action DoS Co mm & Co or d Set SL 2,3

1

3

4

5

2

3

5

3

4

4

5

PFSP 2

(26)

Maritime Security Auditor Training

ALUR PROSES SL 2/3 INISIATIF CG

Intelligent

Agency

Authority

Security

Others

CG

(DA)

Kapal

(SSO)

+SSP

PF

(PFSO)

+PFSP

Security Forces

Company

(CSO)

ADM

Risk, Threat, Security Information

Comm & Coord Comm & Coord

Force & Protective Action

Comm & Coord Advice & Assistance

DoS

Maritime Security Auditor Training

Chapter 8

Ship Security Assessment

(SSA)

Chapter 15

PF Security Assessment

(PFSA)

(27)

Maritime Security Auditor Training

Risk Assessment

Risk Assessment = Probabilities + Consequences

Risiko Kemanan = Ancaman + Kemudahan Diserang

Security Risk = Threat + Vulnerability

Probability :

Empirical data often used to estimate / predict

Frequencies of hazard / risk.

Consequences :

Some empirical data to estimate the impact of

hazard / risk.

Vulnerability of ships

the type of ship, its size, speed, freeboard

(the height of the deck above the water

level) and voyage

Age & age of ship: older and smaller

vessels

Type ship: bulk carriers, tanker, container

Sub-standard ships

(28)

CSO - Session 7-Revisi 1

RISK MATRIX / RISK LEVEL

PROBABILITY

Frequent

1 / year

Reasonably

Probable

1 / 10 years

Remote

1 / 100 years

Extremely

Remote

1 / 1000 years

Insignificant 1staid injuries Minor damage Minor Injuries Small damage Major Serious Injuries Medium Damage Catastrophic Many Fatalities Large Damages

CONSEQUENCES

ALARP

ALARP

ALARP

ALARP

ALARP : As Low As Reasonable Practicable

Not Acceptable

No need for further

Risk Reducing

D

C

A

B

1

2

3

4

Mitigate !!!

Consider

Document

Maritime Security Auditor Training

SSA

Tujuan : Mengidentifikasi resiko keamanan pada suatu

kapal dengan daerah pelayarannya

SSA adalah bagian integral dari penyusunan SSP

CSO menjamin bahwa SSA dilaksanakan oleh personil

yang kompeten (RSO)

SSA, minimal meliputi :

– On-scene security survey

– Identifikasi ukuran keamanan, prosedur dan operasional yang ada

– Identifikasi & evaluasi operasional vital kapal yang penting untuk

dilindungi

– Identifikasi kemungkinan ancaman thd operasional kapal

– Identifikasi kelemahan dari kapal, termasuk faktor manusia,

kebijakan dan prosedur

SSA harus didokumentasikan, diperiksa, diterima dan

(29)

Maritime Security Auditor Training

SSA

SSA dilakukan untuk setiap kapal.

CSO harus menjamin bahwa RSO yang melakukan

verifikasi dan sertifikasi SSP tidak terlibat dalam

pembuatan SSA.

SSA & SSP harus disampaikan kepada Flag State

(RSO) untuk disetujui (approval)

SSA harus ditulis dalam bahasa kerja diatas kapal

dan

diterjemahkan

dalam

bahasa

Inggris,

Perancis atau Spanyol

PFSA

Tujuan : Mengidentifikasi resiko keamanan pada suatu PF

dengan lingkungannya

PFSA adalah bagian integral dari penyusunan PFSP

CG melakukan PFSA pada pelabuhan dalam teritorialnya.

CG dapat menunjuk RSO untuk melaksanakan PFSA. Hasil

PFSA direview dan disetujui oleh CG

PFSA, minimal meliputi :

– Identifikasi & evaluasi aset dan infrastruktur vital yang penting

untuk dilindungi

– Identifikasi kemungkinan ancaman thd aset & infrastruktur dlm

rangka melakukan prioritas tindakan keamanan

– Identifikasi, pemilihan, prioritas tindakan & prosedur dalam

mengurangi kerentanan keamanan

– Identifikasi kelemahan dari PF, meliputi faktor manusia,

infrastruktur, kebijakan dan prosedur

(30)

Maritime Security Auditor Training

PFSA

PFSA secara periodik harus direview dan diperbaharui

dengan memperhatikan :

– Perubahan ancaman yg terjadi

– Perubahan dari ases & infrastruktur

– Pengalaman terjadinya insiden keamanan

Laporan PFSA harus berisi gambaran bagaimanan PFSA

dilaksanakan, penjelasan kelemahan yg diidentifikasi dan

tindakan pencegahan utk mengatasi kelemahan ysb.

Laporan harus diperlakukan sbg dokumen rahasia.

Maritime Security Auditor Training

SSA / PFSA

Contributing Factors,

Trade, route, ports,

Flag, cargo, environment & coy

General info

about ship/PF

Existing security

Measures, eq.

Threat evaluation

& Risk Assessment

Assess & identify

weakness

On Scene security

Survey for ship

Required amendments

& Recommendation

SSA / PFSA report

for review / approval

Develop SSP / PFSP

(31)

Maritime Security Auditor Training

Langkah melakukan SSA / PFSA

1.

Identifikasi parameter resiko keamanan kapal / PF

2.

Identifikasi operasional penting dan personil yang perlu dilindungi

3.

Identifikasi tindakan keamanan, prosedur yang sudah ada dan

kelemahannya

4.

Identifikasi ancaman potensial

5.

Penilaian frekwensi dan konsekwensi dari setiap ancaman

potensial

6.

Membuat Checklist yang diperlukan asesmen

7.

Melakukan On-Scene Survey (kapal)

8.

Evaluasi hasil SSA / PFSA

9.

Memberikan Rekomendasi berdasarkan evaluasi tersebut

10.

Pelaporan SSA / PFSA

Format pelaporan SSA / PFSA

1. Ringkasan bagaimana asesmen dilakukan

2. Penjelasan setiap kelemahan keamanan yang ditemukan

3. Penjelasan tindakan aksi thd kelemahan yg sudah diidentifikasi

4. Record yang dilaporkan :

– Daftar motif ancaman

– Daftar system, area dan personil yang mungkin jadi target insiden

keamanan

– Daftar sistem keamanan yang sudah ada yang berkaitan dengan operasi

vital, area, sistem dan personil

– Daftar ancaman berkaitan dengan operasional kapal / PF

– Daftar Potensi kejadian keamanan dan prioritized

– Pertanyaan2 yang dilakukan saat On-scene survey

– Daftar usulan perbaikan keamanan kapal

(32)

Maritime Security Auditor Training

SSA / PFSA

Detail elemen yang harus diperhatikan :

– Physical security – Structural integrity – Protection systems – Procedural policies

– Radio & telecommunication system, termasuk computer system & network – Infrastruktur transportasi & utilities (PF)

– Hal-hal lain yang apabila rusak dapat mengancam resiko keamanan orang, properti atau operasional kapal / port facility

Dlm melakukan asesmen, perlu bantuan ahli dlm hal :

– Pengetahuan ancaman keamanan & polanya

– Pengenalan & deteksi persenjataan & barang berbahaya

– Pengenalan karakteristik / perilaku orang yg mengancam keamanan – Teknik yang digunakan utk melakuan tindakan keamanan

– Metode yg digunakan terjadinya insiden keamanan – Dampak ledakan terhadap struktur, peralatan & layanan PF – Keamanan kapal / PF

– Praktek bisnis hubungan kapal – pelabuhan – Rencana keadaan darurat & responsnya – Keamanan fisik (pagar dsb)

– Sistem radio & telekomunikasi, termasuk jaringan komputer – Marine engineering, transport & civil engineering

– Operasional kapal dan pelabuhan

Maritime Security Auditor Training

Evaluasi General Arrangement

(kapal)

(33)

Maritime Security Auditor Training

On-scene Survey (kapal)

Tujuan : memeriksa dan mengevaluasi tindakan

keamanan yang sudah ada diatas kapal.

Dilaksanakan untuk setiap kapal

Tindakan & prosedur yang diperiksa, meliputi :

– Jaminan penerapan tugas-tugas keamanan kapal

– Monitoring daerah terlarang untuk menjamin hanya orang yang

diijinkan boleh masuk

– Kendali terhadap akses kapal, termasuk sistem identifikasi

– Monitoring daerah dek dan sekeliling kapal

– Kendali embarkasi orang & bawaannya

– Mengawasi penanganan cargo dan perbekalan kapal

– Menjamin komunikasi kapal, informasi dan perlengkapan

keamanan siap tersedia

(34)

Maritime Security Auditor Training

Akses ke kapal / PF

Access ladder

Access gangway

Access ramp

Access

door,

side

scuttles, windows & ports

Mooring lines & anchor

chain

Cranes & hoisting gear

Titik akses lainnya

Pintu Masuk / Gerbang

Masuk

Jalan / Jembatan

Alur Masuk kapal

Water brake

Sungai / kali

Pagar

Bangunan tinggi disekitar

PF

Titik akses lainnya

SSA/PFSA harus memeriksa setiap titik akses dan

mengevaluasi potensi ancaman keamanan.

KAPAL

PORT FACILITY

Maritime Security Auditor Training

Evaluasi Sistem Keamanan yg

sudah ada

Identifikasi Daerah terlarang, antara lain :

– Bridge, ruang mesin, ruang kendali (control room), Ruang

Cargo, terutama barang2 berbahaya (dangerous good /

hazardous substances) & Gudang, Crew accomodation

– Ruang kontrol, VTS, Dermaga, Vital bldg, Power Plant dsb.

Prosedur tindakan kebakaran & situasi darurat

Tingkat

pengawasan

terhadap

personil

kapal,

penumpang, pengunjung, vendors, teknisi perbaikan,

pekerja dok dsb

Frekwensi dan efektifitas patroli keamanan

Access control system, termasuk sistem identifikasi

Sistem dan prosedur komunikasi keamanan

Lampu keamanan, barrier, pintu keamanan

(35)

Maritime Security Auditor Training

Hal-hal yang prioritas dilindungi

Kapal ybs

Personil kapal

Penumpang, pengunjung, vendor,

teknisi, personil pelabuhan dll

Kemampuan navigasi & respon

keadaan darurat

Cargo,

terutama

barang2

berbahaya

Perbekalan kapal

Peralatan

sistem

komunikasi

keamanan (jika ada)

Operasional penting kapal

Akses, pintu masuk, alur masuk,

daerah lego jangkar, dermaga

Fasilitas cargo, terminal, storage,

peralatan bongkar muat

Sistem listrik, radio,

telekomunikasi, komputer &

jaringannya

Sistem lalulintas kapal & navigasi

Power plant, piping & suplai air

Jembatan, rel kereta api, jalan

Layanan kapal, pilot boat, pandu,

tug

Peralatan keamanan

Perairan disekitar PF

KAPAL

PORT FACILITY

Identifikasi kemungkinan ancaman

Kerusakan

atau

penghancuran

kapal yang disebabkan oleh bom,

sabotase, vandalisme, arson dsb

Pembajakan

atau

penguasaan

kapal

Tampering cargo

Unauthorized access, termasuk

penumpang gelap

Penyelundupan senjata, termasuk

WMD

Penggunaan

kapal/obyek

lain

untuk

mengancam

keamanan

kapal

Menggunakan

kapal

sebagai

senjata

/

alat

untuk

menghancurkan obyek lain

Serangan saat kapal anchor atau

sandar

Serangan saat kapal di laut

(berlayar)

Kerusakan atau penghancuran PF

yang disebabkan oleh bom,

sabotase, vandalisme, arson dsb

Pembajakan

atau

penguasaan

kapal

Tampering cargo

Unauthorized access, termasuk

penumpang gelap

Penyelundupan senjata,

Penggunaan

kapal/obyek

lain

untuk mengancam keamanan PF

Menggunakan

kapal

sebagai

senjata

/

alat

untuk

menghancurkan obyek lain

Pemblokiran pintu masuk, alur

sempit & alur masuk

Serangan nuklir, biologi & kimia

(36)

Maritime Security Auditor Training

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan

Konflik kepentingan antara tindakan keamanan

& keselamatan

Konflik kepentingan antara tugas rutin dan tugas

keamanan

Pengaturan tugas jaga, jumlah personilnya,

kelelahan, kesiagaan, kewaspadaan

Kebutuhan

pelatihan,

terutama

masalah

keamanan

Kebutuhan

peralatan

keamanan,

termasuk

sistem komunikasi dan perawatannya

Maritime Security Auditor Training

Evaluasi ulang SSA / PFSA

Jika ada perubahan operasional atau fisik

kapal, maka SSA & On-Scene Survey

dievaluasi kembali

SSA / PFSA harus dikaji ulang secara

periodik (jika perlu setiap 12 bulan)

Record dari kaji ulang harus disimpan

(37)

Maritime Security Auditor Training

Chapter 9

Ship Security Plan

(SSP)

Chapter 16

PF Security Plan

(PFSP)

SSP / PFSP

Tujuan : menjamin tindakan keamanan ditetapkan dan

diterapkan untuk melindungi orang, cargo, CTU,

perbekalan kapal atau kapal ybs, aset, infrastruktur dari

resiko insiden keamanan

Hasil SSA / PFSA sebagai dasar penyusunan SSP / PFSP.

SSP / PFSP harus mengidentifikasi tindakan keamanan

untuk setiap level (SL 1 s/d 3)

Setiap kapal harus membawa SSP yang telah disetujui

Pemerintah/RSO.

Isi SSP / PFSP adalah unik sesuai dengan hasil SSA /

PFSA dan kondisi kapal / PF ybs

SSP harus ditulis dalam bahasa kerja diatas kapal dan

diterjemahkan dalam bahasa Inggris atau Perancis atau

Spanyol.

(38)

Maritime Security Auditor Training

Ringkasan Isi SSP / PFSP

Detail struktur organisasi keamanan di kapal

Detail hubungan kapal dengan perusahaan, PF, kapal lain

dan pihak otoritas terkait

Detail sistem komunikasi yang memungkinkan komunikasi

efektif didalam kapal, antar kapal dan lain2, termasuk PF

Detail tindakan keamanan untuk setiap SL

Detail pelaksanaan kaji ulang, audit dan kendali

perubahan

Prosedur pelaporan kejadian keamanan

Maritime Security Auditor Training

ISI DETIL PROSEDUR KEAMANAN

Kapal

(SSP) Prosedur (PFSP)PF √

Rencana tindakan utk perlindungan thd penggunaan senjata dan bahan berbahaya untuk menyerang manusia, kapal atau pelabuhan, termasuk membawa barang tsb diatas kapal atau kedalam PF √ √ Identifikasi daerah terlarang dan tindakan perlindungan thd akses

daerah tersebut √ √ Tindakan perlindungan thd akses orang yang tidak berkepentingan ke

kapal, ke PF dan daerah terlarang didalamnya √ √ Prosedur utk respon thd ancaman keamanan √ √ Prosedur utk respon thd instruksi dari CG dalam SL 3 √ √ Prosedur evakuasi thd ancaman keamanan √ √ Tugas personil berkaitan dengan tanggung jawab keamanan √ √ Prosedur untuk audit kegiatan keamanan (min 1x/tahun) √ √ Prosedur training, drill & exercise √ √ Prosedur interaksi dengan PF berkaitan dg tindakan keamanan

(39)

Maritime Security Auditor Training

ISI DETIL PROSEDUR KEAMANAN

Kapal (SSP)

Prosedur PF (PFSP) √ Prosedur kaji ulang SSP atau PFSP dan updatingnya √ √ Prosedur pelaporan kejadian keamanan √ √ Identifikasi SSO

√ Identifikasi CSO atau PFSO termasuk detil kontak 24 jam √ √ Prosedur pemeriksaan, pengujian, kalibrasi dan perawatan peralatan

keamanan diatas kapal, jika ada

√ Frekwensi pengujian / kalibrasi peralatan keamanan kapal, jika ada √ Identifikasi lokasi utk mengaktifkan alert system

√ Prosedur, instruksi dan petunjuk penggunaan alert system, termasuk pengujian, menghidupkan, mematikan dan resetting dan batasan alert Prosedur menjamin keamanan isi dari PFSP √ Prosedur keamanan cargo dan peralatan bongkar muat didalam PF √ Prosedur merespon pengaktifan alert system dari kapal √ Prosedur memfasilitasi turun/naiknya awak kapal, pengunjung dsb √

Tindakan yg harus dijabarkan dalam setiap

Tingkat Keamanan (SL) dalam SSP / PFSP

Access to the ship

Restricted Area on the

ship

Handling of Cargo

Delivery of Ship’s store

Handling unaccompanied

baggage

Monitoring the security of

the ship

Access to the PF

Restricted Area on the PF

Handling of Cargo

Delivery of Ship’s store

Handling unaccompanied

baggage

Monitoring the security of

the PF

(40)

Maritime Security Auditor Training

Access to Ship :

– Access ladder

– Access gangway

– Access ramp

– Access door

Unauthorized Access to Ship :

– Mooring lines & anchor chain

– Cranes & hoisting gear

– Railing / bulwark

– side scuttles

– windows

Access to PF

– Gate(s)

– Road / bridge

– Entrance

– Railway

Unauthorized Access to PF

– Fencing

– Perimeter

– Barriers

Security Level – Control Access

KAPAL

PORT FACILITY

Maritime Security Auditor Training

Security Level 1 – Control Access

Identifikasi semua orang yg naik kapal & konfirmasi tujuan naik ke kapal, mis. tiket, boarding pass, work order dsb

Menjamin daerah akses dlm kondisi aman dng melakukan pemeriksaan& pengamatan thd orang, barang bawaan, personal effect & kendaraan.

Menjamin kendaraan yg akan naik ke kapal tlh diperiksa sblm naik dg periode sesuai ketentuan dlm SSP

Memisahkan jalur pemeriksaan antara orang yg sudah & yg belum diperiksa

Memisahkan jalur embarkasi & disembarkasi penumpang

Identifikasi titik akses yg harus aman dari akses orang yang tidak diijinkan

Diamankan dg dikunci thd daerah yg tidak dijaga dimana penumpang & pengunjung dpt memiliki akses.

Memberikan brifing kpd semua personil dari ancaman keamanan, prosedur melaporkan orang, obyek, aktivitas yg dicurigai

Daerah terlarang harus dibatasi dgn pagar / penghalang lain sesuai dengan standar yang harus disetujui oleh CG

Identifikasi semua orang yg ingin masuk ke pelabuhan, termasuk awak kapal, penumpang, pengunjung & konfirmasi alasan masuk ke pelabuhan dgn pemeriksaan, sebagai contoh, instruksi bersama, tiket penumpang, kartu pas naik, perintah kerja dll;

Memeriksa kendaraan yg digunakan oleh mereka yg ingin masuk ke pelabuhan dlm kaitan dgn kapal;

Memverifikasi identitas personil fasilitas pelabuhan & mereka yg bekerja di pelabuhan & kendaraanya;

Membatasi akses bagi mereka yg tidak bekerja di pelabuhan atau bekerja di dlm pelabuhan, jika mereka tidak mampu menunjukkan identitasnya;

Melakukan penggeledahan orang, barang bawaan & kendaraan.

Identifikasi setiap titik akses yg tidak digunakan utk umum yg harus tertutup & dikunci secara permanen.

(41)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 2 – Control Access

Menugaskan personil tambahan utk patroli daerah dek selama waktu tenang (malam) utk mencegah masuknya orang yg tidak diijinkan.

Membatasi jmlh titik akses, identifikasi titik akses yg harus ditutup & alat yg diperlukan utk mengamankannya.

Mencegah akses kapal melalui sisi kapal sebelah air, misalkan koordinasi dengan port facility, patroli boat dsb

Menetapkan daerah terlarang pd sisi darat kpl melalui koordinasi dng PF

Meningkatkan frekwensi & pencarian lebih detail thd orang, barang bawaan & kendaraan selama embarkasi.

Mendampingi pengunjung yg masuk ke kapal

Memberikan brifing tambahan yg lebih spesifik kpd semua personil thd ancaman yg diidentifikasi, melaporkan orang/obyek yg dicurigai/aktivitas yg perlu diwaspadai lebih seksama.

Melaksanakan pencarian / pengamatan secara penuh / sebagian di kapal.

Menugaskan personil tambahan utk menjaga titik akses & patroli di sekeliling pagar;

Pambatasan jumlah akses menuju pelabuhan & mengidentifikasi yg harus ditutup & memberikan pengamanan secukupnya;

Melengkapi peralatan penghalang pergerakan pada titik akses yg ada, misalnya penghalang keamanan;

Meningkatkan frekwensi pemeriksaan orang, barang pribadi, & kendaraan;

Menolak akses pengunjung yg tidak mampu menunjukkan alasan mereka ingin masuk ke pelabuhan; &

Penggunaan kapal patroli utk meningkatkan keamanan di perairan pelabuhan.

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 3 – Control Access

Membatasi akses menjadi satu titik

akses, dikendalikan dengan lebih seksama yang masuk kapal.

Menjamin bahwa yang masuk hanya personil yang merespon atas suatu kejadian atau ancaman

Mengarahkan person yang ada diatas kapal.

Menangguhkan / menghentikan kegiatan embarkasi atau disembarkasi.

Menangguhkan / menghentikan kegiatan penanganan cargo dll.

Mengevakuasi kapal.

Olah gerak kapal menjauhi titik kejadian / ancaman

Melaksanakan tindakan pencarian / pengamatan secara penuh atau sebagian dari kapal.

Pelarangan masuk ke semua atau sebagian wilayah pelabuhan;

Mengijinkan akses hanya utk petugas yg bertanggung jawab thd insiden atau ancaman keamanan;

Pelarangan bagi pejalan kaki atau kendaraan bergerak di dlm atau sebagian wilayah pelabuhan;

Meningkatkan patroli keamanan di dlm pelabuhan, bila perlu;

Pelarangan semua atau sebagian kegiatan operasional fasilitas pelabuhan;

Mengarahkan pergerakan kapal terhadap semua atau sebagian dari fasilitas pelabuhan; &

Evakuasi semua atau sebagian dari fasilitas pelabuhan.

(42)

Maritime Security Auditor Training

CONTROL ACCESS

Maritime Security Auditor Training

Security Level – Restricted Area

Navigation Bridge, Machinery spaces,

Ruang Kendali (Control Room)

Ruang Kendali Keamanan & peralatan keamanan

Ventilation & AC System

Pump Room

Ruang penyimpanan barang berbahaya

Ruang Cargo & Gudang Penyimpanan

Akomodasi Crew

Area lain yang diidentifikasikan sbg daerah terlarang

Daratan & kawasan perairan yg berdekatan dgn kapal

Daerah embarkasi & debarkasi, tempat pemeriksaan penumpang & personil kapal termasuk daerah penggeledahan

Daerah melakukan bongkar muat atau penyimpanan muatan & gudang

Lokasi dimana informasi keamanan sensitip termasuk dokumen muatan, disimpan

Daerah tempat menangani barang berbahaya & barang mudah meledak

Ruang kontrol manajemen lalu lintas kapal (VTS), alat bantu navigasi & bangunan kendali PF, termasuk ruang kendali keamanan & pengawasan;

Daerah penyimpanan peralatan keamanan & pengawasan

Instalasi elektrik yg penting, radio & telekomunikasi, air & instalasi peralatan lainnya

Lokasi lain di pelabuhan yg merupakan tempat terlarang bagi akses kapal, kendaraan & orang.

(43)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 1 – Restricted Area

Mengunci atau mengamankan titik

akses.

Dengan mempergunakan peralatan surveillance untuk memonitor daerah tersebut.

Dengan menggunakan penjagaan atau patroli.

Dengan menggunakan peralatan pendeteksi penyusup untuk memperingatkan personil kapal thd daerah terlarang.

Ketetapan ttg penghalang temporer atau permanen yang mengelilingi daerah terlarang dengan standar yg disetujui oleh CG

Penetapan titik akses dimana akses dpt dikontrol oleh petugas keamanan ketika beroperasi & dapat dikunci atau diberi halangan secara efektif ketika tidak digunakan;

Menyediakan pas yg harus ditunjukkan utk mengidentifikasi individu yg diberi hak berada dlm daerah terlarang;

Memberi tanda yg jelas kendaraan yg diijinkan masuk ke daerah terlarang;

Menyediakan penjagaan & patroli;

Menyediakan alat pendeteksian gangguan otomatis, atau peralatan pengawasan atau sistem utk mendeteksi akses tidak berwenang ke dlm, atau pergerakan di dlm daerah terlarang; &

Pengawasan pergerakan kapal di sekitar kapal yg menggunakan fasilitas pelabuhan.

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 2 – Restricted Area

Menetapkan bahwa daerah yang

berdekatan dengan daerah terlarang aman thd akses.

Dengan menggunakan peralatan surveillance terus-menerus untuk memonitor daerah tersebut.

Menambah jumlah personil penjagaan atau patroli

Meningkatkan efektivitas penghalang atau pagar yg mengelilingi daerah terlarang, mencakup penggunaan patroli /alat pendeteksian gangguan otomatis;

Mengurangi jumlah titik akses menuju daerah terlarang & meningkatkan pengawasan dlm titik akses ada.

Pembatasan parkir bersebelahan dgn kapal yg sedang sandar;

Lebih lanjut membatasi akses kepada daerah terlarang, pergerakan & penyimpanan di dlm daerah tersebut;

Penggunaan peralatan monitor & perekam utk pengawasan

Meningkatkan jmlh & frekwensi patroli meliputi patroli perairan yg dilakukan di sekitar & di dlm daerah terlarang;

Penetapan & membatasi akses ke daerah yg bersebelahan dgn daerah terlarang; &

Memberlakukan pembatasan akses oleh kapal yg tidak resmi ke perairan yg bersebelahan dgn kapal yg menggunakan fasilitas pelabuhan.

(44)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 3 – Restricted Area

Menetapkan daerah terlarang

tambahan diatas kapal yang kemungkinan terjadi insiden keamanan atau insiden ancaman keamanan.

Melakukan tindakan pencarian thd daerah terlarang sebagai bagian dari tindakan pencarian diatas kapal.

Pengaturan tambahan di daerah terlarang di dlm fasilitas pelabuhan yg terkait insiden keamanan atau lokasi yg mendapat ancaman, tempat bagi penolakan akses; &

Persiapan utk penggeledahan daerah terlarang sebagai bagian dari penggeledahan seluruh atau sebagian dari fasilitas pelabuhan.

KAPAL

PORT FACILITY

Maritime Security Auditor Training

(45)

Maritime Security Auditor Training

RESTRICTED AREA

Security Level 1 – Cargo Handling

Pemeriksaan rutin cargo, CTU & ruang

cargo sebelum / selama operasi penanganan cargo.

Pemeriksaan untuk menjamin cargo yang dimuat sesuai dng dokumen cargo.

Berkoordinasi dng PF, menjamin bahwa mobil yg naik ke kapal (car carrier, ro-ro, kpl penumpang, ferry) tlh diperiksa.

Pemeriksaan dari segel atau metode lain untuk mencegah dari kerusakan.

Pemeriksaan cargo dng cara :

– visual dan fisik.

– Menggunakan peralatan scaning / deteksi, peralatan mekanik atau anjing

Pemeriksaan muatan rutin, unit pengangkut muatan & kawasan penumpukan muatan di dlm fasilitas pelabuhan sebelum, & selama, operasi penanganan muatan;

Pemeriksaan utk memastikan bahwa muatan yg memasuki fasilitas pelabuhan memenuhi catatan penyerahan & dokumentasi muatan yg sama;

Pemeriksaan kendaraan; &

Pemeriksaan segel & metoda lain yg digunakan utk mencegah pengrusakan saat memasuki pelabuhan & saat berada di gudang di pelabuhan.

(46)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 2 – Cargo Handling

Pemeriksaan lebih detail thd cargo,

CTU & ruang cargo sblm/selama operasi cargo

Pemeriksaan lebih intensif menjamin hanya cargo yg disetujui boleh masuk ke kapal

Pemeriksaan lebih intensif kendaraan yang akan naik ke kapal

Meningkatkan intensitas pemeriksaan detail dari segel/metode lain utk mencegah dr kerusakan.

Pemeriksaan cargo dng cara :

– visual & fisik yg sering & detail – Intensitas menggunakan alat scanning

atau anjing

– Koordinasi keamanan dng shipper sesuai kesepakatan & prosedur.

Pemeriksaan rinci muatan, CTU & daerah penumpukan muatan di dlm PF;

Intensifikasi pemeriksaan yg sesuai utk meyakinkan hanya muatan yg berdokumen yg masuk pelabuhan, yg disimpan sementara utk kemudian dimuat ke kapal;

Mengintensifkan pemeriksaan kendaraan.

Meningkatkan frekwensi pengecekan & secara detail tentang segel & metoda lain yg digunakan mencegah pengrusakan.

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 3 – Cargo Handling

Menangguhkan / menghentikan proses

loading atau unloading cargo

Memeriksa penyimpanan barang berbahaya / barang mudah meledak yg dibawa kpl & mengawasi lokasi penyimpanannya.

Pembatasan /pelarangan pergerakan muatan atau operasi di dlm semua atau sebagian dari PF / kapal tertentu

Memeriksa penyimpanan barang berbahaya / barang mudah meledak yg dilaksanakan di PF & mengawasi lokasi penyimpanannya.

Maritime Security Auditor Training

Security Level – Ship’s Store

Menjamin pemeriksaan perbekalan kapal dan

kemasannya

Mencegah perbekalan kapal diterima sebelum

dilakukan pemeriksaan

Mencegah kerusakan

Mencegah perbekalan kapal diterima meskipun

tidak diorder

(47)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 1 – Ship’s Store

Melakukan pemeriksaan & menjamin

bahwa perbekalan sesuai dengan permintaan sebelum dimuat ke kapal

Menjamin penyimpanan perbekalan kapal yang aman

Pemeriksaan perbekalan kapal

Pemberitahuan sebelumnya mengenai komposisi beban, data sopir & tanda registrasi kendaraan

Pemeriksaan kendaraan angkut.

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 2 – Ship’s Store

Melakukan pemeriksaan yang lebih

intensif untuk menjamin bahwa perbekalan sesuai dengan permintaan sebelum dimuat ke kapal

Pemeriksaan detil perbekalan kapal

Pemeriksaan detil kendaraan angkut

Koordinasi dgn personil kapal utk memeriksa order thd nota penyerahan sebeium masuk ke PF

Pengawalan kendaraan angkut di PF.

Security Level 3 – Ship’s Store

Melakukan pemeriksaan lebih intensif

utk menjamin perbekalan sesuai dng permintaan sebelum dimuat ke kapal.

Persiapan membatasi / menundaan penanganan perbekalan kapal

Menolak penerimaan perbekalan kapal

PF harus mematuhi instruksi yg dikeluarkan oleh mereka yg bertanggung jawab merespon insiden atau ancaman keamanan

Security Level 1 – Handling unaccompanied baggage

100 % setiap barang yang tidak jelas

pemiliknya diperiksa, jika perlu dng alat screening X-ray.

100 % setiap barang yang tidak jelas pemiliknya diperiksa, jika perlu dng alat screening X-ray.

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 2 – Handling unaccompanied baggage

100 % setiap barang yang tidak jelas

pemiliknya diperiksa (jika perlu dng X-Ray) & tindakan pengamanan tambahan dlm penanganan barang tsb

100 % setiap barang yang tidak jelas pemiliknya diperiksa (jika perlu dng X-Ray) & tindakan pengamanan tambahan dlm penanganan barang tsb

Security Level 3 – Handling unaccompanied baggage

Barang yang tidak jelas pemiliknya

diperiksa dng lebih intensif dng cara screening pada 2 sisi yang berbeda (jika perlu dengan X-ray).

Persiapan membatasi / penangguhan penanganan barang yg tidak jelas pemiliknya.

Penolakan atas penerimaan barang yg tidak jelas pemiliknya ke atas kapal

Barang yg tidak jelas pemiliknya diperiksa dgn lebih intensif dng cara screening pada 2 sisi yang berbeda (jika perlu dengan X-ray).

Persiapan membatasi / penangguhan penanganan barang yg tidak jelas pemiliknya.

Penolakan atas penerimaan barang yg tidak jelas pemiliknya ke atas kapal

(48)

Maritime Security Auditor Training

Security Level – Ship’s Monitoring

Pengaturan lampu-lampu (lighting)

Tugas Jaga

Penjagaan

Pengamatan dari ruang bridge / VTS building

Patroli (darat & air)

Alat deteksi (intrusion detection devices)

Surveillance equipment (CCTV)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 1 – Ship’s Monitoring

Sistem keamanan merupakan

kombinasi dr lampu penerangan, tugas jaga, penjagaan / penggunaan peralatan surveillance thd situasi umum kapal.

Mengamati daerah umum PF termasuk daratan & akses dari sisi perairan

Mengamati titik akses, penghalang & daerah terlarang

Mengijinkan personil keamanan PF memonitor daerah & pergerakan di sekitar kapal yg menggunakan PF termasuk penerangan yg ada di kapal

KAPAL

PORT FACILITY

Security Level 2 – Ship’s Monitoring

Patroli keamanan dng frekwensi &

detail yang lebih ditingkatkan.

Meningkatkan cakupan & intensitas penerangan / penggunaan peralatan keamanan dan surveillance

Menugaskan personil tambahan utk mengawasi keamanan kapal

Menjamin koordinasi dng patroli boat pada sisi kapal sebelah air & patroli kendaraan (berjalan) di sisi darat

Peningkatan coverage & intensitas penerangan & pengawasan, termasuk ketentuan tambahan pemenuhan penerangan & pengawasan;

Peningkatan frekwensi patroli jalan kaki / kendaraan / air

Menugaskan personil keamanan tambahan utk memonitor & patroli.

(49)

Maritime Security Auditor Training

Security Level 3 – Ship’s Monitoring

Menyalakan semua lampu atau memperluas pandangan sekeliling kapal

Menyalakan semua peralatan surveillance diatas kapal yang mampu merekam kegiatan.

Memaximalkan lamanya waktu peralatan surveillance merekam aktivitas kapal.

Persiapan untuk pemeriksaan bawah air lambung kapal.

Memulai tindakan pengamanan, termasuk jika mungkin, menurunkan putaran propeler utk pemeriksaan bawah air

Menyalakan semua pencahayaan di dlm atau memperjelas sekitar PF

Menyalakan semua peralatan pengawasan yg mampu merekam aktivitas di dlm, atau di sekitar PF

Memaksimalkan jangka waktu peralatan pengawasan utk dapat terus merekam.

KAPAL

PORT FACILITY

CONTINGENCY PLAN

Meliputi rencana keadaan darurat, a.l :

– Penyanderaan (hijack)

– Ancaman Bom

– Obyek tak dikenal / Bahan Peledak di atas

kapal

– Pembajakan (piracy)

(50)

Maritime Security Auditor Training

PELAPORAN INSIDEN KEAMANAN

Setiap kejadian keamanan harus dilaporkan kepada

Nakhoda dan SSO

Nakhoda & SSO melakukan kajian dan koordinasi untuk

melakukan tindakan keamanan sesuai dengan SSP.

Berkomunikasi

dengan

otoritas

setempat,

PFSO

setempat untuk advice & asistensi penanganan insiden

keamanan tersebut.

Laporkan kepada CSO tentang kronologis insiden

keamanan tersebut.

Catat insiden dalam Log Book / Security Log Book

Evaluasi efektifitas SSP dan beri komentar dalam rangka

penyempurnaan SSP

Maritime Security Auditor Training

MONITORING & KONTROL

SSO harus melakukan inspeksi keamanan secara reguler untuk

menjamin tindakan keamanan seperlunya telah dikendalikan dan

SSP dilaksanakan setiap waktu.

SSO juga mengkaji ulang SSP untuk menjamin dalam kondisi valid,

up to date dan sesuai kebutuhan.

Jika SSP dipergunakan untuk merespons suatu security level 2 / 3 /

drills, semua pihak terkait harus memberi komentar thd efektifitas

SSP kepada SSO.

Nakhoda harus melaksanakan pemeriksaan bulanan (atau sesuai

dengan jadwal safety meeting) untuk menjamin SSP dilaksanakan

dan recordnya dikendalikan.

SSP dikaji ulang minimal 1 tahun sekali bersamaan dengan

Management Review (termasuk safety & quality).

Setiap Ketidak-sesuaian (Non Conformity) harus dilaporkan kepada

CSO sesegera mungkin.

Setiap usulan perubahan SSP disampaikan kepada CSO dan CSO

mengkaji usulan tersebut.

(51)

Maritime Security Auditor Training

INTERNAL AUDIT

Internal audit terhadap aspek keamanan dilaksanakan

minimal setahun sekali.

Prosedur Internal Audit harus ditetapkan.

CSO membuat rencana internal audit dan mengendalikan

pelaksanaannya hingga pelaporannya.

Kendali ketidak-sesuaian hasil dari internal audit dan

tindakan perbaikannya dikendalikan oleh CSO dan SSO

mengendalikan ketidak-sesuaian pada kapal

masing-masing

Internal Auditor harus independen dari obyek yang

diperiksa

Referensi

Dokumen terkait

MySQL merupakan sistem manajemen basis data yang bersifat relational, artinya data-data yang dikelola dalam database akan diletakkan pada beberapa tabel yang terpisah

Sejumlah fungsi yang terkait dengan operasi untuk memeriksa tipe suatu variable, mengkonversinya dari suatu tipe data ke tipe data yang lain dst. Fungsi

Variabel, List, Operator, dan Lambda..

Hasil penelitian tersebut diketahui bahwa latar belakang orang tua yang berjenis kelamin laki-laki mempunyai tujuan agar anak laki-lakinya mengikuti latihan di

Pengklasifikasian karakter tulisan tangan adalah salah satu tahap dari proses pengenalan karakter tulisan tangan yang diawali dengan pengambilan data, segmentasi, klasifikasi

Strategi WO (Weakness - Opportunity) Strategi WO yang menekankan pada peluang untuk mengatasi mengatasi kelemahan untuk mengejar peluang dalam layer ekosistem Indonesia

Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi permasalahan adalah apakah motivasi belajar mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran model STAD di kelas

Menurut Mei Santi (Santi, 2018), praktik asuransi syariah unit link di Indonesia telah mengacu pada fatwa DSN MUI dan didampingi oleh dewan pengawas syariah (DPS)