• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2014 TAHUN ANGGARAN 2015 BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pertanggungjawaban kepala daerah dalam mengelola pemerintahan daerah diwujudkan dalam 3 (tiga) bentuk pertanggungjawaban yaitu: Pertama kepada Pemerintah: Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui bentuk Laporan Penyelenggaraan PemerintahanDaerah (LPPD). Kedua kepada DPRD selaku mitra pemerintah daerah: Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintahan Daerah (LKPJ). Ketiga kepada masyarakat: Kepala Daerah berkewajiban menyampaikan Informasi PenyelenggaraanPemerintahan Daerah (IPPD).

Dari tiga bentuk pertanggungjawaban tersebut, dapat dimaknakan bahwa kepala daerah harus menyampaikan progress tentang kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang dijalankan dalam satu kurun waktu tertentu.Dalam Pasal 1 ayat (8) PP Nomor 3 Tahun 2007 disebutkan bahwa Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah atau LPPD merupakan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang penyusunannya menganut prinsip transparansi dan akuntabilitas berdasarkan pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Lebih lanjut pada Pasal 9 ayat (3) peraturan tersebut dinyatakan bahwa LPPD Kabupaten/Kota disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri melalui Gubernur dengan ruang lingkup mencakup penyelengaraan urusan desentralisasi, urusan tugas pembantuan dan urusan tugas umum pemerintahan.

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Sumbawa tahun 2014 merupakan pelaksanaan tahun keempat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sumbawa sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2012 tentang RPJMD Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2015. 1.1. Dasar Hukum

Peraturan Perundang-undangan yang menjadi dasar dalam penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Kabupaten Sumbawa tahun 2014 adalah

(2)

2

seluruh ketentuan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan daerah yaitu sebagai berikut:

1. Undang–Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencanaan Pembangunan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi LPPD Kepada Masyarakat;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

(3)

3

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan KeuanganDaerah;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 18 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Sumbawa;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan DaerahKabupaten Sumbawa;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok danFungsi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumbawa;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi DinasDaerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Daerah Kabupaten Sumbawa;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan,

(4)

4

Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi LembagaTeknis Daerah;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan, Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Sumbawa;

22. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 3 Tahun2010 tentang Pembentukan, Susunan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian Dari Perangkat Daerah Kabupaten Sumbawa;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Sumbawa Nomor 7 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten SumbawaTahun 2011-2015 . 1.2. Gambaran Umum Kabupaten Sumbawa

1.2.1. Kondisi Geografis Daerah 1.2.1.1. Batas wilayah administratif

Letak Geografis. Kabupaten Sumbawa terletak pada 116042’–118022’ Bujur Timur, 808’–907’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah Kabupateen Sumbawa adalah sebelah Utara berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Dompu, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia,dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa Barat dan Selat Alas.

(5)

5

Gambar 1.1: Geo-Strategis Kabupaten Sumbawa

1.2.1.2. Luas Wilayah.

Kabupaten Sumbawa memiliki luas wilayah mencapai 11.556,44 Km² (45,52% dari luas Provinsi NTB), yang terdiri dari daratan 6.643,98 km², dan lautan 4.912,46 km².

Adapun peta spasial wilayah administrasi dan secara rinci luas wilayah pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Sumbawa disajikan pada Gambar 1.2. sebagai berikut :

KONDISI GEOGRAFIS NTB

POSISI STRATEGIS

Bontang

Legenda :

Alur Pelayaran Internasional Pusat Kegiatan Nasional

KUALA LUMPUR BANDAR SRI BEGAWAN

SINGAPORE DILLI Banda Aceh Medan Pekanbaru Padang Jambi Bengkulu Palembang Lampung JAKARTA Bandung Semarang Yogyakarta Surabaya Denpasar Mataram Kupang Pontianak Palangkaraya Banjarmasin Samarinda Manado Palu Makasar Kendari Ambon Jayapura Batam Pangkal Pinang Serang Mamuju Gorontalo Ternate Sorong Entikong Malang Pangkalan Bun Balikpapan Biak Merauke

(6)

6

Tabel 1.1

Luas Wilayah Kabupaten Sumbawa Menurut Kecamatan Tahun 2014 No Kecamatan Luas Wilayah No Kecamatan Luas Wilayah

Km % Km %

1 Alas 123,04 2,64 13 Lunyuk 513,74 7,73

2 Alas Barat 168,88 1,16 14 Orong Telu 465,97 7,01 3 Utan 155,42 2,80 15 Lantung 167,45 2,52 4 Rhee 230,82 3,01 16 Ropang 444,48 6,69 5 Labuhan Badas 435,89 6,69 17 Lenangguar 504,32 7,59 6 Batu Lanteh 391,40 5,89 18 Maronge 274,75 4,46 7 Sumbawa 44,83 0,66 19 Plampang 418,69 7,11 8 Moyo Hilir 186,79 2,81 20 Empang 558,55 8,41 9 Moyo Utara 90,80 1,37 21 Labangka 243,08 2,52 10 Moyo Hulu 311,96 4,70 22 Tarano 333,71 5,02

11 Lape 204,43 3,07 23 Buer 137,01 2,66

12 Lopok 155,59 2,34 24 Unter Iwis 82,38 1,13

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumbawa, 2014

1.2.1.3. Topografis

Topografi. Bentuk topografis Kabupaten Sumbawa cenderung berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0 – 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpal), dimana sebagian besar diantaranya (355.108 Ha) berada pada ketinggian 100 hingga 500 mdpal (41,81%). Ketinggian untuk kota-kota kecamatan di Kabupaten Sumbawa berkisar antara 10 hingga 650 mdpal. Ibukota kecamatan Batulanteh (Semongkat) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian tertinggi dari permukaan air laut dan Sumbawa Besar (ibukota kecamatan Sumbawa) merupakan ibukota kecamatan dengan ketinggian terendah dari permukaan air laut. Wilayah yang didominasi kemiringan lahan >40% adalah Kecamatan Batulanteh, Kecamatan Ropang, Kecamatan Lenangguar, dan Kecamatan Orong Telu

Klimatologis. Berdasarkan data statistik dari lembaga meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2012 berkisar antara 31,6°C –37,4°C (rata-rata 34,4°C), dan temperatur minimum berkisar antara 17,0°C – 22,8°C (rata-rata 20,7°C). Temperatur 1267,8 1601,6 1175,2 1195,5 108 1818,4 1631,1 1303,8 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 curah hujan

(7)

7

tertinggi terjadi pada bulan Nopember dan terendah ada bulan Agustus. Sebagai daerah tropis, Kabupaten Sumbawa mempunyai rata-rata kelembaban sebesar 78,0% dengan kisaran absolut minimum67% (pada bulan Agustus dan September) dan maksimum89% (pada bulan Januari). Curah hujan Kabupaten Sumbawa berkisar dari 30,5 mm – 465,5 mm (rata-rata 1303,8 mm) dengan jumlah hari hujan 127 hari dan penguapan 66 mm. Geologi. Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, Kabupaten Sumbawa tempat pertemuan 2 lempeng aktif dunia yaitu Lempeng Indo-Australia (bagian selatan) dan Lempeng Eurasia (bagian utara). Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam.

Sumberdaya mineral potensial berupa emas (180 ribu m3), tembaga (1,575 juta m3), lempung/tanah liat (5,9 juta m3), batu gamping (274,29 juta m3) dan marmer (43,06 juta m3), pasir besi (304,5 m3), sirtu (793 ribu m3) dan batu bangunan (269,22 juta m3). Potensi energi panas bumi juga terdapat di Kecamatan Maronge dengan potensi 6 Mwe untuk pemanfaatan langsung. Potensi angin juga cukup memadai untuk pembangkit listrik skala kecil terutama pada 6 kecamatan yakni Alas Barat (376,177 watt), Labuhan Badas (612,541 watt), Labangka (525,177 watt), Empang (376,177 watt), Plampang (313,621 watt) dan Lape (258,415 watt). Demikian pula potensi sumberdaya air, disamping digunakan sebagai air irigasi juga dapat digunakan untuk Pembangkit Listrik Mikro Hidro yang terdapat di 16 lokasi potensial dengan potensi energi 3.082 Kwatt.

Karaktersitik Wilayah. Berdasarkan kondisi karakteristik wilayah dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti terlihat pada tabel 1.2.

27,1 26,8 27 26,9 28 27,1 26,5 26,7 25,5 26 26,5 27 27,5 28 28,5

Suhu Rata-Rata

(8)

8

Tabel 1.2

Lokasi Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sumbawa Tahun 2011-2031

No. Jenis Kawasan Lokasi

1 Kawasan Hutan Produksi

Tetap  Kawasan Hutan Produksi Tetap yaitu Ngali RTK 12 (1.135,10 Ha), Serading RTK 36 (826 Ha), Pusuk Pao RTK 38 (2.072,30 Ha), Buin Soway RTK 57 (3.813,90 Ha), Selalu Legini RTK 59 (5.415 Ha), Klongkang P. Ngengas RTK 60 (976,06 Ha), Batu Lanteh RTK 61 (1.891,40 Ha), Dodo Jaran Pusang RTK 64 (12.571,10 Ha), Ampang Kampaja RTK 70 (11.113 Ha), Olat Lake/Olat Cabe RTK 78 (3.451,78 Ha), Gili Ngara/Olat Puna RTK 79 (2.617,80 Ha), P. Rai Rakit Kwangko RTK 80 (4.745,31 Ha), Samoko Lito RTK 89 (251,50 Ha).

2 Kawasan Peruntukan Perikanan, Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil

 Kawasan Alas dan Pantai Utara Kabupaten Sumbawa dan sekitarnya sebagai kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, cagar wisata, konservasi terumbu karang dan lamun, perlindungan cagar alam dan pelabuhan;  Kawasan Teluk Saleh dan sekitarnya sebagai

kawasan penangkapan ikan, budidaya laut, budidaya tambak, pertambangan, wisata bahari, pelestarian ekosistem dan pelabuhan; 3 Kawasan Peruntukan

Pertanian  Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi terdiri dari beririgasi teknis seluas 17.714 Ha;  Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi

setengah teknis seluas 8.839 Ha;

 Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi sederhana seluas4.602 Ha;

 Kawasan pertanian lahan sawah beririgasi non PU seluas 4.397Ha;

 Kawasan pertanian lahan sawah tadah hujan seluas 7.627 Ha;

 Kawasan pertanian tanaman pangan lahan kering tersebar di seluruh kecamatan seluas 23.795 Ha.

 Kawasan pertanian tanaman hortikultura semusim tersebar di seluruh wilayah kecamatan seluas 91.905 Ha.

(9)

9

No. Jenis Kawasan Lokasi

4 Kawasan Peruntukan

Perkebunan  Perkebunan dikembangkan di Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIM-Bun): Rhee dengan tanaman unggulan kelapa, jambu mete; Batulanteh dengan tanaman unggulan kopi,

 Komoditi unggulan jambu mete di KIM-Bun : Utan Rhee,

 Komoditi kelapa di KIM-Bun : Sumbawa;  Komoditi kopi di KIM-Bun : Batulanteh,  Komoditi kemiri di KIM-Bun : Batulanteh,  Kawasan perkebunan dikembangkan kegiatan

agroindustri Hasil tanaman perkebunan dan tanaman komoditi unggulan;

5 Kawasan Peruntukan

Pertambangan  WUP operasi produksi di Pulau Sumbawa seluas 100.536,29 Ha  Zona-zona tertentu yang telah dinyatakan layak berdasarkan Hasil kajian teknis, ekonomi dan lingkungan.

6 Kawasan Peruntukan

Peternakan Kec. Rhee (240 Ha), Lape Lopok (1.426 Ha), Moyo Hilir (13.097 Ha), Moyo Hulu (1.175 Ha), Utan (1.025 Ha), Empang (920 Ha), Tarano (685 Ha), Plampang (1.455 Ha), Labangka (458 Ha), Maronge (1.700 Ha), Ropang (0.539 Ha), Batu Lanteh (269 Ha).

Distrubusi kondisi topografi perkecamatan disajikan pada tabel 1.3 Tabel 1.3.

Topografi Lahan Menurut Kelas Kemiringan (Ha)

No Kecamatan Kemiringan Lahan Jumlah

0 – 5 5 – 15 15 – 40 >40 Lindung 1 Alas Barat 1,362 466 5,191 889 17,016 24,924 2 Alas 1,248 923 1,985 203 13,609 17,968 3 Buer 4 Utan 850 3,379 15,227 3,381 15,788 38,625 5 Rhee 6 Lb. Badas 6,572 8,856 7,817 660 1,947 25,852 7 Sumbawa 2,601 4,726 3,396 476 1,723 12,922 8 Unter Iwis

(10)

10

No Kecamatan 0 – 5 5 – 15 15 – 40 Kemiringan Lahan >40 Lindung Jumlah 9 Batu Lanteh - - 7,844 8,203 23,088 39,135 10 Moyo Hilir - 19,127 3,115 306 5,211 27,759 11 Moyo Utara 12 Moyo Hulu 183 6,802 7,633 2,170 14,408 31,196 13 Ropang 266 3,494 18,377 6,493 82,996 111,626 14 Lenangguar 15 Lantung 16 Lunyuk - 10,848 9,914 6,712 70,506 97,980 17 Orong Telu 18 Lape 3,506 12,148 6,063 7,243 7,068 36,028 19 Lopok 20 Maronge 7,178 4,917 4,492 712 26,049 43,348 21 Plampang 22 Empang 13,915 11,621 10,490 983 52,217 89,226 23 Tarano 24 Labangka 16,829 8,158 2,651 2,524 20,142 50,304 Prosentase (%) 8,43 14,76 16,11 6,33 54,38 100,00

Sumber : Peta Data Pokok Kab. Sumbawa

1.2.1.4. Jumlah Bangunan Rumah

Data jumlah rumah penduduk dapat menggambarkan pola distribusi permukiman yang dapat digunakan dalam penyediaan utilitas publik yang dibutuhkan. Jumlah bangunan rumah se-Kabupaten Sumbawa sebanyak 102.845 unit, jika luas kawasan budidaya 45,62% atau 3.030,98 Km2 maka jumlah bangunan rumah per luas lahan budidaya adalah 27,76 atau rata-rata terdapat 28 unit rumah per 1 Km2. Jumlah bangunan rumah per kecamatan disajikan pada tabel 1.4.

(11)

11

Tabel 1.4.

Jumlah Bangunan Rumah berdasarkan Kecamatan Tahun 2014

NO KECAMATAN Unit Tahun 2013 % Unit Tahun 2014 %

1 Lunyuk 4.509 4.38 5,217 4.52 2 Alas 6.728 6.54 7,571 6.56 3 Utan 7.148 6.95 7,910 6.85 4 Batu Lanteh 2.651 2.58 2,966 2.57 5 Sumbawa 14.087 13.70 15,990 13.85 6 Moyo Hilir 5.463 5.31 6,055 5.25 7 Moyo Hulu 5.336 5.19 5,906 5.12 8 Ropang 1.283 1.25 1,514 1.31 9 Lape 3.879 3.77 4,267 3.70 10 Plampang 6.372 6.20 7,009 6.07 11 Empang 5.270 5.12 5,864 5.08 12 Labuhan Badas 7.075 6.88 7,855 6.80 13 Alas Barat 4.579 4.45 5,037 4.36 14 Labangka 2.735 2.66 3,114 2.70 15 Rhee 1.668 1.62 1,979 1.71 16 Buer 3.372 3.28 3,757 3.25 17 Maronge 2.374 2.31 2,668 2.31 18 Tarano 3.654 3.55 4,045 3.50 19 Lopok 4.437 4.31 4,943 4.28 20 Lenangguar 1.587 1.54 1,962 1.70 21 Orong Telu 1.028 1.00 1,196 1.04 22 Unter Iwes 4.553 4.43 5,008 4.34 23 Lantung 808 0.79 1,013 0.88 24 Moyo Utara 2.249 2.19 2,590 2.24 JUMLAH 102.577 102.845 115.436 100.00

Sumber :BPM-PD Kab. Sumbawa Tahun 2014

1.2.2. Gambaran Umum Demografis

Gambaran demografis merupakan kondisi kependudukan yang mencakup beragam informasi kuantitas/kualitas penduduk, kesejahteraan penduduk, perkembangan penduduk, mobilitas. Data dan informasi kependudukan menggambarkan karakteristik penduduk yang berguna untuk merumuskan kebijakan kependudukan bagi

(12)

12

peningkatan kualitas, pengendalian pertumbuhan dan kuantitas, pengarahan mobilitas dan persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

1.2.2.1. Jumlah Penduduk

Persebaran penduduk berkaitan dengan keseimbangan daya dukung lingkungan (luas wilayah). Dari sisi wilayah, Kabupaten Sumbawa yang seluas 6.643,98 Km² memiliki kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dimana pada tahun 2004 kepadatan penduduk Kabupaten Sumbawa 63 orang/km² menjadi 85 orang/km² pada tahun 2014.

Selama kurun waktu 2 tahun terakhir (tahun 2013 sampai 2014), penduduk Kabupaten Sumbawa telah meningkat yaitu dari 558.761 pada tahun 2013 menjadi 565.680 pada tahun 2014. Tingkat laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2013 -2014 adalah 1,22. Sementara itu rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa pada periode tahun 2013 - 2014 adalah pada kisaran 1.79%. Data rincian Jumlah Penduduk per Kecamatan dalam kurun waktu 2013-2014 Kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel 1.5. berikut ini.

Tabel 1.5.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten Sumbawa Tahun 2013-2014

NO KECAMATAN

TAHUN 2013 TAHUN 2014

(%)

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Lunyuk 11.933 11.239 12233 11553 4.20 2 Orong Telu 3.153 2.889 3..188 2914 1.08 3 Alas 18.226 19.155 18.337 19313 6.65 4 Alas Barat 14.112 13.778 14.345 14112 5.03 5 Buer 9.134 9.741 9.203 9835 3.36 6 Utan 19.485 20.777 19.792 21060 7.22 7 Rhee 4.739 4.788 4.783 4858 1.70 8 Batulanteh 7.078 6.453 7.228 6578 2.44 9 Sumbawa 36.334 35.974 36.283 36034 12.78

(13)

13

NO KECAMATAN LAKI-TAHUN 2013 TAHUN 2014 (%) LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN

10 Labuhan Badas 20.636 20.656 20.787 20832 7.35 11 Unter Iwes 12.593 12.499 12.774 12861 4.53 12 Moyo Hilir 14.142 14.717 14.391 15004 5.19 13 Moyo Utara 6.045 6.107 6.168 6261 2.20 14 Moyo Hulu 13.158 13.364 13.329 13562 4.75 15 Ropang 3.874 3.338 3893 3375 1.28 16 Lenangguar 4.196 4.002 4249 4053 1.47 17 Lantung 2.295 2.367 2299 2379 0.83 18 Lape 10.850 10.829 11022 11011 3.89 19 Lopok 11.515 11.862 11703 12068 4.20 20 Plampang 17.812 17.959 18045 18169 6.40 21 Labangka 6.416 6.018 6606 6204 2.26 22 Maronge 6.451 6.526 6500 6607 2.32 23 Empang 14.586 14.481 14693 14556 5.17 24 Tarano 10.195 10.284 10372 10438 3.68 Jumlah 278.958 279.803 282.223 283.457 100.00

Sumber : Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumbawa, 2014

Tingkat laju pertumbuhan penduduk pada masing-masing kecamatan berdistribusi normal (relatif merata), artinya tidak ada kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk sebagai angka pertumbuhan pencilan kecuali Kecamatan Sumbawa yang jauh di atas kecamatan lainnya. Hal ini cukup dipahami karena dinamika penduduk di kecamatan ini relatif tinggi disebabkan oleh posisinya sebagai ibukota kabupaten dan sekaligus sebagai pusat aktivitas ekonomi dan perdagangan.

Perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari perkembangan rasio jenis kelamin (sexratio), yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin atau perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan dapat menjadi dasar dalam pemenuhan berbagai ragam aspek pelayanan, jenis pelayanan untuk penduduk laki-laki dan perempuan. Selain itu rasio jenis kelamin juga menggambarkan pola migrasi penduduk laki-laki dan perempuan. Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Sumbawa selama dua tahun terakhir berada di atas 100 yaitu 104.

(14)

14

1.2.2.2. Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan data sensus penduduk yang dilakukan setiap kurun waktu 10 tahun, secara rata-rata pertumbuhan penduduk Kabupaten Sumbawa 1,5%. Data SP dalam kurun waktu 1971-2010 untuk kabupaten Sumbawa disajikan pada tabel 1.6. berikut ini.

Tabel 1.6.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Pertumbuhan Penduduk

NO JENIS KELAMIN TAHUN 2013 TAHUN 2014

1 Laki-Laki 278.958 282.223

2 Perempuan 279.803 283.457

Jumlah 558.761 565.680

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sumbawa Tahun 2014

Dari tabel di atas dalam kurun waktu 2 tahun yaitu tahun 2013-2014 terjadi penambahan penduduk sebanyak 6.919 jiwa. Namun bila dibandingkan periode sensus penduduk tahun 2010 sampai dengan 2014 yang bertambah 149.891 jiwa maka penambahan penduduk empat tahun terakhir sebesar 26,50 %. Adapun sex rasio atau perbandingan antara penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan, dalam kurun waktu 2013-2014 tidak banyak mengalami perubahan yakni berkisar antara 1,31 (tahun 2013) dan 1,17 ditahun 2014. Sehingga komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin relative tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan data sensus penduduk, data penduduk Kabupaten Sumbawa dapat diolah lebih lanjut dapat diperoleh gambaran rata-rata pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu antar sensus sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 1.1. berikut ini.

Grafik 1.1.

Rata-Rata Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Sumbawa Antar Periode Sensus (SP 1980, SP 1990, SP 2000 dan SP 2010)

(15)

15

Dalam kurun waktu 2000-2010 terjadi pertumbuhan penduduk rata-rata 1,53% per tahun dengan pertumbuhan laki-laki 1,56% dan perempuan 1,50%. Pertumbuhan penduduk tersebut lebih rendah dibandingkan 10 tahun sebelumnya yakni kurun waktu 1990-2000 yakni dengan tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata 1,80% per tahun dengan pertumbuhan laki-laki mencapai 2% per tahun dan perempuan 1,60%. Jika dilihat rata-rata pertumbuhan penduduk dari kurun waktu 1980-2010 terjadi trend penurunan rata-rata pertumbuhan penduduk hampir separuhnya (dari 2,95% per tahun menjadi 1,53% per tahun). Data ini menggambarkan keberhasilan program pengendalian pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sumbawa dalam 10 tahun terakhir.

1.2.2.3. Jumlah Kepala Keluarga

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, juga terjadi peningkatan jumlah Kepala Keluarga (KK). Jika pada tahun 2013 jumlah KK mencapai 122.532 KK maka pada tahun 2014 berjumlah 125.915 KK bertambah 3.383 KK atau mengalami peningkatan 2,70%. Distribusi masing-masing kecamatan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1.7. berikut ini.

2,87% 2,40% 2,00% 1,56% 3,03% 2,61% 1,60% 1,50% 2,95% 2,50% 1,80% 1,53% 0,00% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00% 2,50% 3,00% 3,50% 1980 1990 2000 2010 Laki-Laki Perempuan Jumlah

(16)

16

Tabel 1.7.

Jumlah Kepala Keluarga Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumbawa Tahun 2012-2014

NO KECAMATAN JUMLAH KEPALA KELUARGA %

Pertumbuhan (%)* 2012 2013 2014 1 Lunyuk 5.247 5.400 5.471 4.34 12.80 2 Orong Telu 1.156 1.353 1.367 1.09 3.08 3 Alas 7.620 7.685 7.731 6.14 18.29 4 Alas Barat 5.685 5.797 5.859 4.65 13.77 5 Buer 4.491 4.421 4.452 3.54 10.61 6 Utan 8.446 8.459 8.390 6.66 20.09 7 Rhee 1.825 1.881 1.893 1.50 4.45 8 Batulanteh 2.881 2.973 2.936 2.33 6.98 9 Sumbawa 16.884 17.166 18.200 14.45 41.50 10 Labuhan Badas 7.964 8.582 8.958 7.11 20.25 11 Unter Iwes 4.910 4.928 5.104 4.05 11.87 12 Moyo Hilir 6.177 6.396 6.836 5.43 15.41 13 Moyo Utara 2.670 2.711 2.767 2.20 6.47 14 Moyo Hulu 6.066 6.193 6.329 5.03 14.76 15 Ropang 1.863 1.596 1.608 1.28 4.02 16 Lenangguar 1.556 1.863 2.046 1.62 4.34 17 Lantung 954 953 949 0.75 2.27 18 Lape 5.096 5.162 5.276 4.19 12.34 19 Lopok 4.893 5.004 5.111 4.06 11.92 20 Plampang 7.451 7.617 7.829 6.22 18.18 21 Labangka 3.114 3.268 3.380 2.68 7.75 22 Maronge 2.532 2.922 2.932 2.33 6.66 23 Empang 5.910 6.117 6.277 4.99 14.54 24 Tarano 3.987 4.085 4.214 3.35 9.76 Jumlah 119.738 122.532 125.915 100.00 12.17

Sumber : BPS Kab. Sumbawa dan Dinas Kependudukan dan Pencatanan Sipil Kab. Sumbawa (diolah)

(17)

17

1.2.2.4. Struktur Penduduk

Struktur penduduk menggambarkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur. Struktur penduduk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 1.7.

Tabel 1.8.

Struktur Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2014 KELOMPOK

USIA

PENDUDUK TAHUN 2014

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH %

75+ 4871 4.674 9.545 1.69 70 – 74 4609 4.495 9.104 1.61 65 – 69 6377 6.531 12.908 2.28 60 – 64 9359 8.877 18.236 3.22 55 -59 11167 11.041 22.208 3.93 50 – 54 14850 14.819 29.669 5.24 45 – 49 17397 17.996 35.393 6.26 40 – 44 20228 21.025 41.280 7.30 35 – 39 23511 25.210 48.721 8.61 30 – 34 26969 29.012 55.981 9.90 25 – 29 25610 28.614 54.224 9.59 20 – 24 23771 22.727 46.498 8.22 15 – 19 24765 23.713 48.478 8.57 10 – 14 26.683 25.178 51.861 9.17 5 – 9 24343 23.194 47.537 8.40 0 – 4 17.713 16.324 34.037 6.02 JUMLAH 282.223 283.457 565.680 100

Sumber : Dinas Dukcapil Kab. Sumbawa (data diolah)

Dari Tabel Struktur Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2014, menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Sumbawa sampai dengan Bulan Desember 2014 berjumlah 565.680 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah 282.223 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 283.457 jiwa. Apabila dilihat per kelompok umur Proporsi penduduk tertinggi berada pada kelompok umur 30 – 34 Tahun yaitu 55.981 jiwa (9.90%) dan proporsi penduduk terkecil berada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu 9.037 (1.61%).

Jumlah dan proporsi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin menggambarkan jumlah penduduk untuk kelompok umur tertentu dan jenis kelamin

(18)

18

yang dikaitkan dengan perencanaan pembangunan yang diarahkan sesuai dengan kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan (subyek dan obyek pembangunan) terutama pada kelompok 15 – 64 Tahun (umur produktif) berjumlah 400.688 jiwa.

Tabel 1.9.

Komposisi Penduduk Kabupaten Sumbawa Tahun 2000-2014 Tahun 0-14 tahun (%) 15-64 tahun (%) > 65 tahun (%) 2000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 33,11 31,56 33,44 33,43 30,13 30,45 30,44 30,44 24,86 24,00 23,59 63,03 64,59 62,69 62,70 66,26 66,45 64,68 64,68 69,03 70.42 70,84 3,86 3,85 3,87 3,87 3,61 3,10 4,88 4,88 6,11 5,14 5,58

Sumber : diolah dari Disdukcapil Kab. Sumbawa

Berdasarkan rincian komposisi penduduk Kabupaten Sumbawa menurut golongan umur dan jenis kelamin menunjukkan ciri antara lain. Pertama, Komposisi Penduduk Kabupaten Sumbawa masih tergolong ”muda” penduduk di bawah 15 tahun masih cukup tinggi, yaitu 23,59% pada tahun 2014. Kedua, proporsi penduduk usia >65 tahun (65 tahun ke atas) menunjukkan 5.58% pada tahun 2014. Sehubungan dengan Komposisi penduduk ini, rasio ketergantungan (Dependensi Ratio) penduduk Kabupaten Sumbawa cukup fluktuatif dari tahun ke tahun.

Rasio ketergantungan ini menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok usia produktif (penduduk usia antara 15-64 tahun) terhadap kelompok usia tidak produktif (penduduk usia muda 0-15 tahun dan usia tua 65 tahun ke atas). penduduk usia 15 – 64 tahun ke atas (Usia Produktif) di atas 70,84% dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sumbawa tahun 2014 sebesar 76,47%, dengan lapangan usaha terbesar pada sektor pertanian dalam arti luas, sektor perdagangan dan jasa, industri rumah tangga.

(19)

19

Tabel 1.10.

Angka Ketergantungan Penduduk Kabupaten Sumbawa

Uraian 2011 2012 2013 2014

Rasio Ketergantungan Muda 30,31 37,02 36,03 33,30 Rasio Ketergantungan Tua 11,78 11,90 12,11 7,88 Rasio Ketergantungan Total 50,08 48,92 48,14

41,18

Sumber : data diolah dari duk capil

Berdasarkan tabel Rasio Ketergantungan Kependudukan pada tahun 2014, Rasio Ketergantungan Muda 33,30% dan Rasio Ketergantungan Tua 7,88% mengalami penurunan dari tahun 2013, dimana pada tahun 2013 rasio ketergantungan muda 36.03% dan Rasio ketergantungan Tua 12.11% yang artinya Rasio ketergantungan menunjukkan beban yang harus ditanggung oleh penduduk (15 – 64 tahun) terhadap penduduk yang tidak produktif (<15 tahun dan 65 tahun keatas).

Semakin tinggi persentase Dependency Ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Besarnya rasio ketergantungan tahun 2014 sebesar 41,18 persen artinya, setiap 100 orang penduduk usia produktif (usia kerja) mempunyai beban tanggungan sebanyak 41 orang yang belum produktif dan tidak dianggap produktif lagi.

1.2.2.5. Ketenagakerjaan

Kondisi ketenagakerjaan Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 secara umum memperlihat gejala positif, dengan jumlah angkatan kerja sebanyak 223.083 jiwa, penduduk yang bekerja 208.567 jiwa adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari struktur umur penduduk Kabupaten Sumbawa dari tahun 2012 sampai tahun 2014, proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas (usia produktif) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sumbawa tahun 2012 sebesar 72,31%, sebesar 71,62% pada tahun 2013, dan pada tahun 2014 sebesar 76,47%. Meningkatnya TPAK

(20)

20

dari tahun sebelumnya dan menurunnya Tingkat Angka Pengangguran Terbuka (TPT) berdampak pada upaya peningkatan daya saing untuk mendapatkan peluang kerja.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,27%, lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata capaian provinsi NTB sebesar 5,75%. Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Sumbawa bersama dengan dunia usaha serta masyarakat ikut berperan aktif dalam menurunkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Sumbawa

Perkembangan kondisi ketenagakerjaan disimpulkan bahwa permasalahan ketenagakerjaan terjadi pada rendahnya daya saing angkatan kerja dalam mengisi kesempatan kerja/peluang kerja di dalam daerah. Menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Sumbawa jumlah yang mendaftar pencari kerja ke luar negeri sebanyak 5.567 orang dan pencari kerja yang ditempatkan sebanyak 5.042 orang. Gambaran umum penempatan tenaga kerja kabupaten Sumbawa ke luar negeri dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.11.

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia asal Sumbawa di Luar Negeri Tahun 2004-2014

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah TKI

2004 34 8.225 8.259 2005 88 5.822 5.910 2006 47 8.263 8.310 2007 131 6.550 6.681 2008 108 8.720 8.828 2009 100 7.134 7.234 2010 52 5.125 5.177 2011 29 4.477 4.506 2012 9 2.426 2.442 2013 99 3.990 4.089 2014 106 4.936 5.042

Sumber: BPS Kabupaten Sumbawa beberapa tahun terbitan dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sumbawa

Berdasarkan Tabel 1.11 di atas, penyerapan tenaga kerja dari Kabupaten Sumbawa ke luar negeri 2004 – 2014 menunjukkan kecenderungan fluktuatif dan di

(21)

21

tahun 2014 meningkat sebesar 23.31% dari tahun 2013. Proporsi terbesar dari tenaga kerja yang ditempatkan di luar negeri pada tahun 2014 adalah berjenis kelamin perempuan yang mencapai 97,90% dengan negara tujuan Saudi Arabia 42 orang (0,83%), Malaysia 126 orang (2,50%), Uni Emirat Arab 137 orang (2,72%), Oman 2511 orang (49,80%), Singapura 80 orang (1,59%), Brunei 357 orang (7,08%), Hongkong 438 orang (8,69%), Qatar 208 orang (4,13%), Bahrain 828 orang (16,42%), Taiwan 189 orang (3,75%), dan Kalbar 20 orang (0,40%).

1.2.2.6. Pendidikan

Indikator kinerja kunci penyelengaraan urusan wajib pendidikan adalah capaian Angka Melek Huruf (AMH), rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Angka Melek Huruf (AMH) merupakan salah satu komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Secara umum derajat pendidikan penduduk baik formal maupun non-formal kecenderungannnya semakin tinggi, maka hal tersebut sudah mengarah pada indikasi adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Angka partisipasi masing-masing tingkat pendidikan dapat ditinjau dari dua hal yaitu angka partisipasi kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan, yang melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut. Angka Partisipasi Murni (APM) pendidikan anak usia dini (PAUD), pendidikan dasar dan pendidikan menengah berdasarkan jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK, APM terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan, seperti tersaji pada tabel 1.22 sebagai berikut.

Tabel 1.22

Angka Partisipasi Murni (APM) Pada Jenjang Pendidikan PAUD, SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C

No Uraian 2012 2013 2014

(22)

22

2 APM SD/MI/Paket A 99.02 99.13 99.15

3 APM SMP/MTs/Paket B 89,4 98,25 98,35

4 APM SMA/SMK/MA/Paket

C 63,82 85,88 85,92

Sumber: Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa

 Angka Partisipasi Murni (APM) TK/RA/PA Kabupaten Sumbawa tahun 2014 adalah sebesar 95.32%, meningkat dari angka tahun 2013 sebesar 94.24% dan tahun 2012 sebesar 77.62.

 APM jenjang SD/MI/Sederajat tahun 2014 sebesar 99.15% meningkat dari APM tahun 2013 yang mencapai 99.13% dan tahun 2012 sebesar 99.02%.

 APM tingkat pendidikan SMP/MTs/Paket B tahun 2014 sebesar 98,35% meningkat dari angka tahun 2013 sebesar 98.25% dan tahun 2012 sebesar 89.4%.

 APM Untuk jenjang SMA/sederajat tahun 2014 sebesar 85.92% meningkat dari tahun 2013 sebesar 85.88 dan tahun 2012 sebesar 63.82%.

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. seperti tersaji pada tabel 1.13 berikut ini :

Tabel 1.13

Angka Partisipasi Kasar (APK) Pada Jenjang Pendidikan SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C

No Uraian 2010 2012 2013 2014

1 APK SD/MI/Paket A 110.76 109 100.89 100.89

2 APK SMP/MTs/Paket B 104,49 117,76 110,39 110,29 3 APK SMA/SMK/MA/Paket

C 75,5 86,35 104,35 104,24

(23)

23

SD/MI/Paket A sebesar 100.89%, SMP/MTs/Paket B tahun sebesar 110.29% dan SMA/SMK/MA/Paket C sebesar 104.24%

Angka Melek Huruf (AMH) menunjukkan proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya. Angka melek huruf di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2014 sudah mencapai 99,57%. Rata-rata lama sekolah SD, SMP, SMA (penduduk usia 15 tahun ke atas) terus mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014. Seperti tersaji di gambar 1.4, berikut ini:

Rata-rata lama sekolah mencerminkan jumlah tahun yang dihabiskan penduduk untuk menempuh pendidikan formal. Rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Sumbawa berada pada angka 7,3 tahun. Secara parsial, bahwa angka rata-rata lama sekolah di tahun 2014 sama dengan angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2013 yaitu pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.01% dan SMP/MTs sebesar 3.09%, dan angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2012 pada pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.05% dan SMP/MTs sebesar 3.05%. Sementara angka rata-rata lama sekolah pada tahun 2011 pada pada jenjang pendidikan SD/MI sebesar 6.23% dan SMP/MTs sebesar 3.01%.

Indikasi dari cakupan anak usia sekolah yang bersekolah berdasarkan rata-rata putus sekolah (drop out) SMA/SMK/MA tahun 2014 sebesar 0,66 dan tidak ada siswa

2010 2012 2013 2014

Rata-Rata Lama Sekolah SD 6,23 6,05 6,01 6,01 Rata-Rata Lama Sekolah SMP 3,01 3,05 3,09 3,09 Angka melek huruf 90,55 99,52 99,79 99,57

0 1 2 3 4 5 6 7 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 Gambar 1.4 Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah SD, SMP

Sumber:

Dinas Diknas, Kab. Sumbawa (data diolah)

(24)

24

tingkat SD/MI ,SMP/MTs yang putus sekolah pada tahun 2014.

untuk lebih jelanya indikator, target kinerja dan realisasi sasaran

pendidikan ini adalah sebagai berikut:

Tabel. 1.14

Target Kinerja Dan Realisasi Sasaran Pendidikan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

1 Angka melek huruf (%) 99 99,57 100,56

2 Angka rata-rata lama sekolah SD/MI 5,9 6,01 101,86 3 Angka rata-rata lama sekolah SMP/MTs 3,01 3,09 100,66 4 Angka rata-rata lama sekolah

SMA/MA/SMK

3,01 3,01 100,00 5 Angka partisipasi kasar (APK) PAUD (%) 62,82 66,87 106,45 6 Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI 166,02 100,89 60,77 7 Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs 156,63 110,29 70,41 8 Angka partisipasi kasar (APK)

SMA/SMK/MA 113,17 104,24 92,11

9 Angka Partisipasi Murni (APM)

SD/MI/Paket A 145,10 99,15 68,33

10 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMP/MTs/Paket B 120,83 98,35 81,40

11 Angka Partisipasi Murni (APM))

SMA/SMK/MA/Paket C 73,24 85,92 117,31

12 Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI 118,87 100,89 84,87 13 Angka partisipasi sekolah (APS)

SMP/MTs 99,06 110,39 111,44

14 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SD/MI 97,13 136,41 140,44 15 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMP/MTs 62,75 183,95 293,15 16 Guru SMP/MTs kualifikasi non S1

keguruan 73 194 265.75

17 Angka Putus Sekolah (Drop Out) SD/MI

(%) 0,1 - -

18 Angka Putus Sekolah (Drop Out)

SMP/MTs (%) 0,45 - -

19 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi

bangunan baik (%) 91,47 75,73 82,80

20 Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi

(25)

25

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

21 Angka partisipasi sekolah (APS)

SMA/MA/SMK 89,1 83,44 93,65

22 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK 27,7 36 129.96 23 Rasio guru terhadap murid

SMA/MA/SMK 11,76 11 93,50

24 Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi

kualifikasi S1 keguruan 95 98,45 103,78

25 Guru SMA/MA/SMK kualifikasi non S1

keguruan 91 123 135.16

26 Angka Putus Sekolah (Drop Out)

SMA/SMK/MA (%) 1,33 0,66 107,26

27 Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK

kondisi bangunan baik (%) 100 100 100,00

28 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SD/MI 97,13 137,61 141.68 29 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMP/MTs 62,75 23,148 36,89 30 Rasio ketersediaan sekolah terhadap

penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK 277 388,554 71,29 31 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi

bangunan baik (%) 91,47 75,67 82,72

32 Sekolah pendidikan SMP/MTs kondisi

bangunan baik (%) 97,55 91,75 94,05

33 Sekolah pendidikan SMA/MA/SMK

kondisi bangunan baik (%) 100 88,94 88,94

Berdasarkan pengukuran kinerja di atas, secara simultan rata-rata pencapaian indikator sasaran ini bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini melebihi target yang ditetapkan. Namun jika ditinjau secara parsial terdapat indikator yang belum mencapai target yang ditetapkan Terdapat 9 indikator yang tingkat capaiannya berada di bawah dari target keseluruhan indikator pada sasaran ini.

Program/kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan proses pencapaian indikator-indikator ini merupakan lingkup urusan wajib pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Program Pendidikan Anak Usia Dini

(26)

26

b. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini.

2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun

a. Pembangunan/Rehabilitasi Ruang Kelas, Rumah Dinas, Perpustakaan, Musholla, Paving Block dan Pagar;

b. Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya; c. Pembangunan sarana air bersih dan sanitary;

d. Pengadaan meubeler sekolah;

e. Rehabilitasi Sedang / Berat Bangunan Sekolah; f. Penyelenggaraan Paket A Setara SD;

g. Penyelenggraan Paket B Setara SMP;

h. Pembinaan kelembagaan dan Manajemen Sekolah dengan penerapan MBS di satuan pendidikan dasar;

i. Biaya Pengelolaan Dana BOS APBN SD, SLBN dan SMP; j. Monitoring Pelaksanaan PSB SD dan SMP;

k. Olimpiade SAINS Nasional Pendidikan Dasar; l. Pelaksanaan Ujian Sekolah dan Nasional SD/SMP;

m. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) Pendidikan Dasar; n. Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) TK, SD dan SMP; o. Penyelenggaraan Layanan UPT SD dan PAUD;

p. Penyususnan Kurikulum Pendidikan Dasar. 3. Program Pendidikan Menengah

a. Pembangunan Gedung Sekolah SMA/SMK ;

b. Pembangunan Rumah Dinas Guru dan Pagar Sekolah;

c. Pembangunan jaringan instalasi listrik sekolah dan perlengkapannya; d. Pengadaan Meubeler Sekolah;

e. Rehabilitasi Sedang/Berat Ruang Kelas Sekolah dan Laboratorium Bahasa; f. Pelatihan Penyusunan Kurikulum SMA/SMK;

g. Pengelolaan Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMA, SMK dan SLB;

h. Penyelenggraan Paket C Setara SMA;

i. Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah Menengah;

(27)

27

k. Penyelenggaraan kegiatan PSB SMA/SMK Negeri dan Swasta; l. Lomba Keterampilan dan Sains Siswa Nasional;

m. Olimpiade olahraga siswa nasional (O2SN) SMA dan SLB;

n. Penyusunan Profil Pendidikan Menengah dan PK-PLK (SMA/SMK dan SLB/Inklusi);

o. verifikasi Pendirian/ Penutupan Sekolah;

p. Pembinaan Minat Bakat dan Kreatifitas Siswa. 2. Program Pendidikan Non Formal

a. Publikasi dan Sosialisasi Pendidikan Non Formal;

b. Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Non Formal (PTK-PNF);

c. Pengembangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB); d. Pembinaan LKP dan PKBM.

3. Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan a. Pelatihan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kompetensi; b. Pembinaan Kelompok Kerja Guru (KKG);

c. Pendidikan Lanjutan Bagi Pendidik Untuk Memenuhi Standar Kualifikasi; d. Pelaksanaan Sertifikasi Pendidik;

e. Lomba gugus jenjang TK; f. Lomba gugus jenjang SD;

g. Pelaksanaan Program BERMUTU.

4. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

a. Pelaksanaan evaluasi hasil kinerja bidang pendidikan; b. Pembinaan Dewan Pendidikan.

Untuk menjamin akses pendidikan masyarakat disediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Keadaan lembaga pendidikan, siswa dan guru pada setiap tingkatan pendidikan di Kabupaten Sumbawa menjadi indikator tentang kondisi umum infrastruktur pendidikan untuk aksesibilitas pendidikan di Kabupaten Sumbawa. Hal ini setidaknya dapat dilihat dengan memperhatikan indikator-indikator seperti rasio jumlah siswa per sekolah, sebaran sekolah, rasio ruang kelas terhahadap jumlah siswa. Indikator ini menjadi ukuran daya tampung dan efektivitas proses belajar-mengajar.

(28)

28

Tampak bahwa jumlah siswa yang menempati ruangan kelas belum sepenuhnya memadai terutama pada tingkat pendidikan SMP dan SMA.

Tabel 1.15

Rasio Indikator Sarana Pendidikan di Kabupaten Sumbawa Tahun Pelajaran 2007/2008 –2012/2013

Rasio TK SD Sederajat SMP Sederajat SMA Sederajat 07/0 8 2012/1 3 07/0 8 2012/1 3 07/0 8 2012/1 3 07/0 8 2012/1 3 Siswa perRuanga n 43,24 53,11 26,85 26,17 40,33 40,68 46,82 43,51 Siswa persekolah 46,16 55,57 127,10 104,43 237,58 210,8 345,72 325,19 Siswa per Guru 0,07 0,04 0,09 0,1 0,05 0,04 0,09 0,13 Guru per10 siswa 0,66 0,3 0,92 1,07 0,53 0,48 0,86 1,27

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Sumbawa, diolah

Pembangunan prasarana pendidikan formal di Kabupaten Sumbawa dilaksanakan oleh pemerintah, swasta maupun komite sekolah. TK/sederajat umumnya disediakan dan dilaksanakan oleh swasta. Sedangkan SD, SMP, SMA pada umumnya disediakan oleh pemerintah. Aksesibilitas sarana pendidikan juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk (siswa) sasaran dan luas wilayah kerja (layanan).

Dalam hal kondisi sekolah perkembangannya menunjukkan progress meningkat dearah dengan proporsi anggaran bidang pendidikan yang besar. Adapun deskripsi proporsi sekolah dalam keadaan baik sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.

Tabel 1.16

Jumlah Ruang Kelas Menurut Kondisi Dan Fasilitas Sekolah

No Pendidikan Satuan Baik Rusak Ringan Rusak Berat Total Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 SD 1.642 77,97 97 9,35 267 12,68 2.106 2 MI 115 53,74 73 34,11 26 12,15 214 3 SMP 541 91,23 52 8,77 0 0,00 593 4 MTs 115 94,26 2 1,64 5 4,10 122 5 SMA 190 96,94 6 3,06 0 0,00 196 6 MA 67 76,14 20 22,73 1 1,14 88 7 SMK 97 85,09 17 14,91 0 0,00 114

(29)

29

No Pendidikan Satuan Jumlah Baik % Jumlah Rusak Ringan % Jumlah Rusak Berat % Total Jumlah 2.767 80,60 367 10,69 299 8,71

Sumber: Profil Pendidikan, Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa

Berdasarkan tabel 1.16 Kondisi sarana dan fasilitas sekolah kabupaten Sumbawa dalam keadaan baik sebesar 80%, keadaaan rusak 10,69%, dan rusak berat 8,71%. Kondisi sarana pendidikan dalam keadaan rusak adalah sarana pendidikan dasar (Sekolah Dasar sebanyak 267 ruang kelas (12,68), MI 26 ruang kelas (12,15), MTs 5 ruang kelas (4,10), MA 1 ruangan kelas (1,14) (sebanyak dan SMP atau sederajat). Ketersediaan sarana pendidikan ini merupakan prasyarat aksesibilitas masyarakat terhadap sarana pendidikan.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan mutu pendidik telah dilakukan sertifikasi guru, pembinaan profesionalisme guru dengan menghidupkan dan memberdayakan peran Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Kelompok Kerja Guru (KKG).

Tabel 1.17

Jumlah Guru dan Kepala Sekolah Menurut Sertifikasi

No Satuan Pendidikan Sudah Belum

Guru Kepsek Guru Kepsek

1 SD 1.032 362 3.440 1 2 MI 133 13 360 15 3 SMP 439 86 1.118 6 4 MTs 34 13 444 11 5 SMA 204 25 543 2 6 MA 12 8 264 4 7 SMK 124 16 370 0 Jumlah 1.978 523 6.539 39 % 23,22 93,06 76,78 6,94

Sumber: Profil Pendidikan, Dinas Diknas Kabupaten Sumbawa

Untuk meningkatkan mutu pendidik, Tenaga Pendidikan dan Manajemen Sekolah dengan inidkator sasaran sebagai berikut :

(30)

30

Tabel 1.18

Tenaga Pendidikan dan Manajemen Sekolah

NO INDIKATOR KINERJA 2013

Target Realisasi % 1 Guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi S1

keguruan

55,69 59,99 107,72 2 Guru SMP/MTs yang memenuhi kualifikasi S1

keguruan 89,85 95,88 106,71

3 Guru SMA/MA/SMK yang memenuhi kualifikasi

S1 keguruan 94,86 98,45 103,78

4 Rasio guru terhadap murid SD/MI 11,567 10,06 86,97 5 Rasio guru terhadap murid SMP/MTs 11,314 10,95 96,78 6 Rasio guru terhadap murid SMA/MA/SMK 11,7645 11 93,50 7 Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan 73 194 37,63

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, secara simultan bahwa pencapaian target sasaran ini sudah baik yaitu rata-rata 90,44%. Selanjutnya ditinjau secara parsial, terdapat indikator kinerja yang pencapaiannya kurang baik yaitu indikator “Guru SMP/MTs kualifikasi non S1 keguruan”, dimana pencapaiannya 37,63 persen dari target yang ditatapkan. Sehingga diperlukan upaya percepatan penuntasan target indikator ini melalui penambahan alokasi tugas belajar bagi guru, pembukaan program perkuliahan Universitas Terbuka, mendorong para guru untuk melanjutkan studi secara mandiri dan dukungan dari pemerintah berupa pemberian dana bantuan belajar (beasiswa).

Dalam rangka pencapaian hasil kelulusan siswa didik sesuai standar nasional pendidikan dilaksankan Ujian Nasional (UN) bagi siswa SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Adapun distribusi nilai rata-rata Ujian Nasional pada masing-masing jenjang satuan pendidikan sebagaimana tampak pada grafikberikut.

Grafik 1.8

(31)

31

1.2.2.7. Kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Indikator kesehatan dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Harapan Hidup (AHH) dan penderita gizi buruk. AKB di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2013 tercatat sebanyak 19 kasus bayi lahir mati dari jumlah kelahiran, tahun 2008 tercatat sebanyak 23 bayi lahir meninggal dari jumlah kelahiran. AKI juga menunjukkan trend penurunan di tahun 2011 - 2013 . Adapun AHH menunjukkan peningkatan pada tahun 2010 menjadi sekitar 68 tahun dari kondisi 66 tahun pada tahun 2005. Sedangkan porsentase balita gizi buruk di kabupaten sumbawa sebesar 9% sehingga termasuk dalam kategori rendah. Perbaikan indikator kesehatan masyarakat ini didorong oleh berhasilnya program revitalisasi puskesmas dan kampanye PHBS yang semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Tabel 1.19

Pencapaian SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Sumbawa

No Jenis Pelayanan Kesehatan

Capaian

Tahun 2012 Tahun 2013 Capaian Tahun 2014 Capaian Absolut % Absolut % Absolut % I Pelayanan Kesehatan Dasar 1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 3. Cakupan pertolongan persalinan 4. Cakupan pelayanan nifas 5. Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani 6. Cakupan kunjungan bayi 7. Cakupan desa/ kelurahan 1.606 bumil 1961 bumil 9881 bulin 10097 bufas 1098 neonatus 9076 bayi 153 desa 95,08 87,90 92,81 94,83 74,39 92,21 92,73 10.657 1.924 9727 9877 1379 9609 132 94,19 85,02 90,03 91,42 89,43 93,47 80,00 10.899 2.288 9.861 9.942 1.417 10.239 122 95 99,70 90,10 91,00 91,00 98,00 74,00

(32)

32

No Jenis Pelayanan Kesehatan Tahun 2012 Capaian Tahun 2013 Capaian Tahun 2014 Capaian Absolut % Absolut % Absolut % universal child immunization (UCI) 8. Cakupan pelayanan anak balita 9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak unis 6-24 bulan keluarga miskin 10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 11. Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat 12. Cakupan peserta KB aktif 13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit: c. Acute flaccid paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk<15 th d. Penemuan penderita pneumonia balita e. Penemuan pasien baru TB BTA positif f. Penderitaan DBD yang ditangani 47583 balita 6980 bayi Gakin 91 kasus 3450 siswa SD 42522 PUS 3 kasus (1,85/100.000 pddk) 1301 kasus 285 kasus 35 kasus 7593 kasus 91,00 100 100 43 60,27 1,85 25,66 42,3 100 42 32161 744 81 10191 62352 2,3 2133 315 646 18939 78,21 8,11 100 89,21 75,50 2,3 41,47 34,54 100 103,2 33.607 218 39 10.808 63.554 4,0 1.321 294 294 14.968 80,50 3,00 100 90,00 82,00 3,1 30,00 45,00 100,00 80,00

(33)

33

No Jenis Pelayanan Kesehatan Tahun 2012 Capaian Tahun 2013 Capaian Tahun 2014 Capaian Absolut % Absolut % Absolut % g. Penemuan penderita diare 14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 76983 jiwa 36,38 129309 55,48 97.931 51,00 II Pelayanan Kesehatan 15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien miskin 16. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan 3965 kasus rujukan 0,0187 27345 2 11,73 100 III Penyelidikan Epidemologi dan Penaggulanagan KLB 17. Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemologi <24 jam Tidak ada KLB 8 100 8 100,00 IV Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 18. Cakupan desa siaga aktif 37 desa 22,42 76 46,06 126 76,00 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa

(34)

34

berikut :

NO INDIKATOR KINERJA Tahun 2012

Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaia n Kinerja (%) Target Realisasi Capaia n Kinerja (%) 1 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk 3.79 5,74 2,79 48,60 7,42 2,09 28,11 2 Keluhan pelayanan rumah sakit daerah

sedang sedang sedang 100,00 rendah rendah 100,00

3 Rasio dokter per satuan penduduk 0.19 3,43 2,648 77,19 4,43 2,01 45,37 4 Rasio tenaga medis per satuan penduduk 2.69 28,48 5,153 18,09 36,8 10,38 28,20 5 Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan (%) 100 100 100 100,00 100 100 100,00 6 Rasio posyandu per satuan balita 12.77 16,89 25,15 148,92 21,83 74,47 341,14 7 Rasio Sarana Puskesmas 0.60 0,09 0,57 629,63 0,116 0,1 86,21 8 Rasio sarana Pustu 0.22 0,33 0,21 63,64 0,426 0,2 46,95 9 Rasio sarana Polindes 0.06 19.623 0,10 0,51 25,353 10 39,44 10 Rasio sarana Poliklinik 0.00071 0,0036 0,00 0,0046 0,001 21,74 11 Rasio sarana Posyandu 1.54 12.007 15,294 0,13 15,513 16 103,14 12 Kualitas baik baik belum 100,00 baik baik 100,00

(35)

35

NO INDIKATOR KINERJA Tahun 2012

Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaia n Kinerja (%) Target Realisasi Capaia n Kinerja (%) pelayanan kesehatan lansia ada 13 Angka Kematian Ibu (AKI) 1.67 0,27 baik 100,00 2,69 4,70 57,23 14 Angka Kematian Bayi (AKB) 6.67 3,47 0,00 0,21 1,44 14,60 15 Kualitas kesehatan masyarakat

baik baik 0,00 baik baik 100,00

16 Pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar (%) 24.61 24,61 baik 100,00 38,73 30 77,46 17 BOR 60-85 60-85 60,6 100 60%-85% 98,67 100,00 18 AvLOS 6-9 hari 6-9 hari 74,26 100,00 6-9 hari 3,02 100,00

19 BTO 1/40 – 1/50 kali 1/40 - 1/50 kali 2,84 47,33 1/40 – 1/50 kali 95,55 100,00

20 TOI 1-3 hari 1-3 hari 0,99 20,20 1-3 hari 0,05 5,00 21 NDR <25/100

0 <25/1000 95,04 100,00 <25/1000 0,1024 100 22 GDR <45/100

0 <45/1000 6,41/1000 100,00 <45/1000 0,3637 100 Capaian Kinerja Sasaran 70,65 81,57

Berdasarkan pengukuran kinerja sasaran ini, pada masing-masing indikator di atas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Secara simultan rata-rata pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2014 adalah mencapai target yang ditetapkan dalam penetapan kinerja. Rata-rata tingkat capaiaan tahun 2014 sebesar 81,57 persen meningkat dibanding dengan tahun 2013 yang mencapai 70,65 persen. Angka capaian simultan ini menunjukkan bahwa secara rata-rata pencapaian indikator sasaran ini termasuk dalam kategori Sangat

(36)

36

Baik. Pencapaian sasaran ini disumbangkan oleh indikator 6 yang capaian kinerjanya sangat singnifikan.

2. Secara parsial menunjukkan kinerja pencapaian beberapa indikator termasuk dalam kategori kurang (< 55 persen) yaitu indikator 1, indikator 3, indikator 4, indikator 8, indikator 9, indikator 10, indikator 14, indikator 20. Dan indikator yang memiliki tingkat capaian paling kecil (14,60 persen) adalah indkator 20 (TOI rumah sakit). 3. Berdasarkan realisasi tahunan, tampak bahwa capaian indikator-indikator sasaran

ini secara rata-rata menunjukkan progres dengan trend meningkat.

Berdasarkan hasil pencapaian sasaran kinerja diatas menunjukkan bahwa secara parsial kesehatan masyarakat cendrung pluktuatif namun secara simultan kesehatan masyarakan Kabupaten Sumbawa dari tahun ke tahun dikategorikan cukup baik, meskipun pada indikator angka kematian bayi belum menunjukkan progress yang diharapkan jika dilihat dari capaian kinerja sasaran pada tahun 2014 angka kematian bayi sebanyak 1,44% dibandingkan dengan angka kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 0,0%.

Dengan Upaya ketersediaan sarana layanan kesehatan di Kabupaten Sumbawa adalah dalam rangka pelayanan pada masyarakat untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk, sehingga rasio ketersediaanya mencapai idealitasnya.

Tabel 1.20

Jumlah Puskesmas Provinsi Nusa Tenggara Barat No Kabupaten/Kota Puskesmas Jumlah

1 Kab. Lombok Barat 16

2 Kab. Lombok Tengah 25

3 Kab. Lombok Timur 29

4 Kab. Sumbawa 25

5 Kab. Dompu 9

6 Kab. Bima 20

7 Kab. Sumbawa Barat 9

8 Kab. Lombok Utara 8

9 Kota Mataram 11

Sumber: Data dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi

(37)

37

Tabel 1.21

Jumlah Posyandu dan Balita di Kab. Sumbawa (2007-2013)

No Uraian 2007 2008 2009 2010 Tahun 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah Posyandu 580 610 624 624 647 647 647 647 2. Jumlah Balita 46.831 42.780 49.319 55.388 43.924 50.680 3. Rasio 12,38 14,27 12,65 11,27 14,73 12,77 15,29 21,83 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa (beberapa tahun terbitan)

Tabel 1.22

Daftar Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat

No Rumah Sakit Nama Rumah Sakit Jenis Rumah Kelas Sakit 1 RSUD Patut Patuh Patju Gerung, Lombok

Barat RSU C

2 RSU Praya, Lombok Tengah RSU C

3 RS Islam Yatofa Praya, Lombok Tengah RSU D 4 RSU Dr R Sudjono Selong, Lombok Timur RSU C 5 RS Kusta Sepolong, Lombok Timur RS Kusta Non-kelas

6 RSU Sumbawa Besar RSU C

7 RSU Dompu RSU C

8 RSU Raba, Kab Bima RSU C

9 RS Kusta Panda, Kab Bima RS Kusta Non-kelas 10 RSUD Propinsi NTB di Sumbawa RSU Non-kelas

11 RS PKU Muhammadiyah Bima RSU D

12 RSUD Kab. Sumbawa Barat RSU Non-kelas

13 Rumah Sakit Umum Tanjung, Lombok

Utara RSU D

14 RSU Mataram RSU B

15 Rumkit Tk.IV Wira Bhakti Mataram RSU IV

16 RS Islam Siti Hajar, Mataram RSU D

17 RS Sint Antonius Ampenan, Mataram RSU D

18 RS Jiwa Mataram RS Jiwa/ RSKO D

19 RS Bhayangkara Mataram RSU Non-kelas

20 RS Risa Sentra Medika, Mataram RSU D

21 RSUD Kota Mataram RSU D

22 RS. BIOMEDIKA Pagutan, Mataram RSU D

Sumber: Data dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

(38)

38

Jumlah puskesmas di Kabupaten Sumbawa adalah 25 buah, maka dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 544.192 jiwa (data Dinas Dukcapil), maka secara rata-rata setiap 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 21.767 penduduk. Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan masyarakat Pemerintah Kabupaten Sumbawa dilakukan dengan optimalisasi dan penambahan fasilitas kesehatan yaitu pembangunan/pengembangan sarana dan prasarana kesehatan lainnya puskesmas pembantu (95 buah) dan polindes (37 buah). Persebaran sarana pelayanan kesehatan puskesmas di Kabupaten Sumbawa secara rata-rata bahwa semua kecamatan memiliki puskesmas dan setiap desa memiliki pustu/polindes.

Sebaran Posyandu di Kabupaten Sumbawa sudah cukup memadai. Hal ini tampak bahwa jumlah Posyandu adalah 647, sehingga cakupan pelayanannya secara spasial dengan jumlah dusun di Kabupaten Sumbawa sebesar 630, maka secara rata-rata setiap dusun sudah terdapat Posyandu. Dengan demikian pelayanan terhadap balita diharapkan lebih optimal dalam pelayanan tumbuh kembang balita/anak.

Perkembangan fasilitas kesehatan di Kabupaten Sumbawa relatif sudah mulai tumbuh meliputi rumah sakit/klinik, praktek dokter. RSUD Kabupaten Sumbawa dan Rumah Sakit Rujukan Provinsi Abdul Kadir Manambai merupakan rumah sakit miliki pemerintah mendominasi pelayanan kesehatan masyarakat. Untuk penguatan dan optimalisasi pelayanan puskesmas/pustu/polindes dilakukan melalui ketersediaan tenaga medis dan paramedis terutama untuk pelayanan kesehatan dasar. Untuk daerah terpencil ditempuh melalui pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya serta rumah sakit dan daerah bencana.

(39)

39

Tabel 1.23

Jumlah Tenaga Kesehatan RSUD Kabupaten Sumbawa

No Uraian 2012 2013 2014 1 Dokter Spesialis 9 10 9 2 Dokter umum 27 24 22 3 Dokter gigi 1 1 1 4 Bidan 32 32 37 5 Perawat 186 176 192 6 Perawat gigi 3 3 3 7 apoteker 6 7 7 8 Asisten apoteker 12 11 12

9 Pranata lab. Kes 14 14 16

10 Nutrisionaris 7 7 9 11 Radiographer 7 7 9 12 Fisiografer 8 8 7 13 Refraksionis optisi 2 2 3 14 Perekam medis 3 3 3 15 Sanitarian 3 1 1 16 Fisikawan medis 1 1 1 17 Teknisi elektromedis 1 1 1

Sumber : RSUD Kab. Sumbawa

0 2 4 6 8 10 Provinsi NTB Sumbawa Barat Sumbawa Bima Dompu Lombok Utara Kota Bima Lombok Tengah Mataram Lombok Barat Lombok Timur

Rasio Puskemsnas Per 100000 Penduduk

Gambar 3.16 Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber:

dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

(40)

40

0 10 20 30 40 50 Provinsi NTB Sumbawa Barat Sumbawa Bima Dompu Lombok Utara Kota Bima Lombok Tengah Mataram Lombok Barat Lombok Timur

dokter umum per 100.000 penduduk

0 2 4 6 8 10 Provinsi NTB Sumbawa Barat Sumbawa Bima Dompu Lombok Utara Kota Bima Lombok Tengah Mataram Lombok Barat Lombok Timur

Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk

Gambar 3.17 Rasio Dokter Umum Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat Sumber:

dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Gambar 3.18 Rasio Dokter Gigi Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber:

dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

(41)

41

Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa sebesar 5,88 berada di atas angka Provinsi NTB yang mencapai rasio 3,43. Pada Kabupaten Sumbawa dengan jumlah penduduk tahun 2014 sebesar 544.192 jiwa (data Dinas Dukcapil) dan jumlah puskesmas 25, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 21.767 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk di Kabupaten Sumbawa merupakan rasio tertinggi kedua di Provinsi NTB setelah Kabupaten Sumbawa Barat.

Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat berkisar 5,6 – 43,7 dan Kabupaten Sumbawa sebesar 16,67. Angka ini

0 50 100 150 200 250 300 Provinsi NTB Sumbawa Barat Sumbawa Bima Dompu Lombok Utara Kota Bima Lombok Tengah Mataram Lombok Barat Lombok Timur

Rasio perawat per 100.000 penduduk

0 20 40 60 80 100 120 Provinsi NTB Sumbawa Barat Sumbawa Bima Dompu Lombok Utara Kota Bima Lombok Tengah Mataram Lombok Barat Lombok Timur

Rasio bidan per 100.000 penduduk

Gambar 3.19 Rasio Perawat Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber:

dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Gambar 3.20 Rasio Bidan Per 100.000 Penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sumber:

dan Informasi Kesehatan Provinsi NTB, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.

Gambar

Gambar 1.1: Geo-Strategis Kabupaten Sumbawa
Gambar 3.16  Rasio Puskesmas  Per 100.000  Penduduk Provinsi  Nusa Tenggara  Barat  Sumber:
Gambar 3.17  Rasio Dokter  Umum Per 100.000  Penduduk Provinsi  Nusa Tenggara  Barat  Sumber:
Gambar 3.19  Rasio Perawat Per  100.000 Penduduk  Provinsi Nusa  Tenggara Barat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Saya nona Fani Tobing dan saya punya rumah di kota Jakarta. Saya

Dari hasil motion study yang telah dilakukan, pada posisi setting variasi kecepatan 2 didapat bahwa setiap komponen Mesin Line Boring bekerja dengan sangat baik

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mirzaei (2011), Subanidja (2006), Sudana (2010) size bank berpengaruh positif terhadap profitabilitas bank karena bank yang

Sebagai varian dari pendapat Lall (1998), Kementerian Negara Riset dan Teknologi dalam Jakstranas (Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional) Sains dan Teknologi 2005-2009

Kesesuaian wisata berdasarkan hasil pengukuran parameter perairan yang ada di perairan Ajibata masih terdapat kegiatan yang tidak sesuai atau kurang sesuai

7 Pada gambar 16 bisa dilihat bahwa sinyal hasil keluaran filter dengan frekuensi 30 Mhz atau yang dibawah band pass memiliki bentuk sinyal yang teredam dan

Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write Siswa Kelas IV Materi Masalah Sosial SD Negeri Margorejo 01

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat saat ini yang menekuni menghafal al-Qur’an di Lempangeng sudah tidak memiliki semangat yang tinggi untuk membaca