• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THIK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THIK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1) Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen PGSD FKIP UNS

1

SHARE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN Novita Nurcahyati1), Retno Winarni2), Tri Budiharto3)

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: novitanurcahyati@gmail.com

Abstact: The purpose of this research is to improve Pantun writing skills through the application of cooperative learning model “ Think Pair Share” in the fourth grade. This research is a Classroom Action Research (CAR). The research is performed in two cycles, with each cycle consisting of planning, action implementation, observation, and reflection. Teachers and students of fourth grade are the subject and sources of data of the research. Data is collected by using observation, interview, test, and documentation technique. The validity of the data used is triangulation sources and triangulation techniques. The data analysis technique used was an interactive analyst which has three components namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The conclusion of the research is the application of cooperative learning model “Think Pair Share” can improve Pantun writing skills.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dan sumber data pada penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Candi kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif. Simpulan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun.

Kata Kunci: think pair share, keterampilan menulis pantun

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupa-kan pembelajaran pokok yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia. Bahasa Indo-nesia sebagai bahasa pengantar utama dalam kegiatan belajar mengajar di semua jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar hing-ga perguruan tinggi di Indonesia. Pembelaja-ran Bahasa Indonesia terutama di Sekolah Da-sar (SD) adalah kunci keberhasilan peserta di-dik dalam mempelajari ilmu pengetahuan baik di sekolah dasar itu sendiri maupun di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 untuk SD dan MI menjelaskan bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen ke-mampuan berbahasa dan bersastra yang meli-puti empat aspek yaitu mendengarkan, berbi-cara, membaca dan menulis. Hal ini sesuai de-ngan pendapat Tarigan (2008: 2) bahwa kete-rampilan berbahasa dalam kurikulum di seko-lah meliputi empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan ber-bicara (speaking Skills), keterampilan mem-baca (reading skills), dan keterampilan menu-lis (writing skills).

Salah satu tujuan mata pelajaran Bahasa In-donesia adalah siswa dapat berkomunikasi se-cara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertu-lis. Hal ini, seperti yang tercantum dalam Ku-rikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disusun oleh Pusat Kurikulum Badan Pe-nelitian dan Pengembangan Departemen Pen-didikan Nasional (2006: 9). Berdasarkan per-nyataan tersebut dapat diambil simpulan bah-wa menulis cukup mendapatkan perhatian da-ri pendidikan dan pembelajaran terutama di sekolah.

Menulis merupakan keterampilan yang pa-ling akhir yang dikuasai oleh peserta didik se-telah keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Meskipun keterampilan menulis a-dalah keterampilan yang paling akhir dikuasai oleh peserta didik bukan berarti keterampilan menulis itu tidak penting bagi peserta didik. Slamet (2009: 97) mengungkapkan bahwa menulis bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan ngungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pe-ngalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, menulis bukan kegiatan yang sederhana dan tidak perlu dipelajari, tetapi

(2)

un-tuk dikuasai. Keterampilan berbahasa anak ti-dak akan menjadi sempurna bila keterampilan

menulis anak belum optimal atau belum di-kausai dengan baik. Dengan menulis sese-orang dapat mengungkapkan pikiran dan

ide-nya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Untuk itu pembelajaran menulis harus diajar-kan secara intensif terutama di sekolah dasar agar peserta didik memiliki tingkat apresiasi yang tinggi sehingga mampu menuangkan ga-gasan dan idenya dengan penuh kreativitas.

Kegiatan mengapresiasikan berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, pena-laran, dan daya khayal serta kepekaan terha-dap masyarakat, budaya, dan lingkungan ih-dup. Kemampuan bersastra di sekolah dasar memiliki standar kompetensi yang berbeda untuk tiap kelasnya. Salah satu cara mengem-bangkan apresiasi sastra terutama untuk seko-lah dasar di kelas IV adaseko-lah dengan penga-jaran pantun. Waluyo (2005: 49) menjelaskan bahwa pantun adalah jenis puisi lama yang tardiri atas empat baris, memiliki rima (persa-maan bunyi), dengan baris pertama dan kedua sebagai sampiran (semacam teka-teki) dan ba-ris ketiga dan keempat sebagai isi.

Pantun merupakan salah satu jenis puisi la-ma yang mempunyai arti ucapan yang teratur, pengarahan yang mendidik, dan juga bisa ber-arti sebuah sindiran. Rizal (2011: 2) berpen-dapat bahwa pantun adalah suatu puisi yang paling mudah dimengerti dan mudah ditang-kap maksud dan artinya. Membaca dan cerna pantun tidak sesulit membaca dan men-cerna puisi-puisi lain (puisi bebas). Pantun da-pat mencerminkan kecerdasan, kreativitas, dan tingkat apresiasi sastra yang tinggi dari pembuatnya karena pembuat pantun harus membuat sampiran dan isi pantun masing-ma-sing dua baris yang memiliki pola persajakan yang khas yaitu a-b-a-b.

Pembelajaran menulis pantun mulai diajar-kan di sekolah dasar pada kelas IV. Berdasar-kan hasil observasi yang telah dilakuBerdasar-kan, serta dari hasil wawancara dengan guru dan siswa di kelas IV SD Negeri Candi dengan jumlah siswa 24 anak, diketahui hasil tes menulis pantun menunjukkan nilai rata-rata kelas 63,13 dengan batas KKM (kriteria ketuntasan minimal) 70. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM adalah sebanyak 15 siswa (62,5%), sedangkan siswa yang nilainya men-capai KKM sebanyak 9 siswa (37,5%). Ba-nyaknya siswa yang belum memenuhi KKM

menunjukkan adanya masalah dalam pembe-lajaran menulis pantun.

Beberapa masalah yang terlihat dari hasil pemaparan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD Negeri Candi, di antaranya; (1) terbatasnya penguasaan kosa-kata yang dimiliki oleh siswa, (2) siswa lebih suka mencontoh pantun yang sudah ada di bu-ku, (3) siswa kurang aktif karena dalam kegi-atan belajar mengajar masih menggunakan model pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa kurang termotivasi dalam be-lajar, (4) jarang melakukan pembelajaran de-ngan menggunakan model diskusi. Adapun permasalahan yang paling berpengaruh dalam menulis pantun di SD Negeri Candi adalah terbatasnya kosakata yang dimiliki siswa yang mengakibatkan siswa cenderung malas mem-buat pantun dengan kreativitas mereka sendiri kemudian siswa lebih memilih untuk menya-lin dari pantun yang sudah ada di buku. Selain itu, pembelajaran yang kurang bervariasi juga membuat siswa merasa bosan karena siswa ti-dak diajak untuk aktif di dalam pembelajaran.

Berpijak dari identifikasi masalah di atas, maka perlu diadakan upaya untuk meningkat-kan keterampilan menulis pantun dalam pem-belajaran Bahasa Indonesia. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan penerapan model pembelajaran yang lebih inovatif, me-nyenangkan dan mengaktifkan semua siswa untuk dapat mengeluarkan ide dan kreativitas-nya. Contohnya, penelitian milik Mistari (2011) yang menjelaskan bahwa keterampilan menulis pantun dapat ditingkatkan dengan pe-nerapan model pembelajaran kontekstual. Se-dangkan, pada penelitian ini model jaran yang digunakan adalah model pembela-jaran kooperatif tipe Think Pair Share. Model pembelajaran Think Pair Share dikembang-kan oleh Frank Lyman dari University of Ma-ryland pada tahun 1981. Model pembelajaran ini memberi kesempatan siswa untuk dapat bekerja secara individu dan bekerja sama de-ngan orang lain secara berpasade-ngan.

Stahl dalam Isjoni (2013: 23) berpendapat bahwa dengan menerapkan model pembela-jaran cooperative learning siswa dapat meraih keberhasilan dalam belajar dan juga bisa me-latih siswa untuk memiliki keterampilan.

(3)

Ke-terampilan yang dimiliki baik keKe-terampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skiil). Think Pair Share merupa-kan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang dimulai dari tahap berpikir (think), berpasangan (pair), dan diakhiri de-ngan tahap berbagi (share). Dede-ngan menggu-nakan Think Pair Share pada pembelajaran keterampilan menulis pantun siswa diberi ke-sempatan untuk berpikir (think time) secara mandiri untuk menuliskan gagasan atau ide yang dimiliki dalam membuat pantun. Setelah itu siswa akan berdiskusi secara berpasangan (pair) sehingga memperoleh pilihan kosakata yang lebih banyak yang akan memudahkan-nya dalam menulis pantun. Pada tahap tera-khir siswa akan berbagi (share) dengan pasa-ngan berpikir yang lain mengenai pantun yang telah dibuat. Dengan demikian, pembelajaran keterampilan menulis pantun akan belang-sung dengan lebih bervariasi dan siswa akan menjadi lebih aktif serta kompetensi menulis pantun menjadi optimal.

Dengan keunggulan yang dimiliki oleh model pembelajaran kooperatif terutama tipe think pair share, maka diharapkan melalui pe-nerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share keterampilan siswa dalam menulis pantun dapat dikembangkan dan di-tingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu ditindak lanjuti dengan melakukan Pe-nelitian Tindakan Kelas yang berjudul “Pene-rapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan Kete-rampilan Menulis Pantun (Penelitian Tinda-kan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2013/ 2014)”.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Candi yang terletak di Kecamatan Am-pel Kabupaten Boyolali pada tahun ajaran 2013/ 2014. Penelitian ini dilaksanakan sela-ma 6 bulan yakni dari bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2014. Subjek pada peneliti-an ini adalah siswa kelas IV ypeneliti-ang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 12 laki-laki, 12 perempu-an dperempu-an guru kelas IV SD Negeri Cperempu-andi Keca-matan Ampel Kabupaten Boyolali.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari

pe-rencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dok-mentasi, dan tes. Validitas data yang diguna-kan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik serta teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif.

HASIL

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa kelas IV, serta dari hasil observasi dapat diketahui bahwa pada siswa kelas IV SD Negeri Candi mempunyai keterampilan me-nulis pantun yang rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata nilai keterampilan menulis pantun kelas IV sebelum tindakan sebesar 63,13. Dari jumlah 24 siswa, terdapat 9 siswa (37,5%) yang mencapai nilai KKM ≥ 70. Daf-tar distribusi nilai keterampilan menulis pan-tun pada siswa kelas IV sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair Share dapat dilihat pada tabel 1 sebagai beri-kut:

Tabel 1. Distribusi Nilai Keterampilan Me-nulis Pantun Siswa Pratindakan No Interval

Nilai Frekuensi Persentase

1 34 - 42 2 8,3% 2 43 - 51 3 12,5% 3 52 - 60 4 16,7% 4 61 - 69 6 25% 5 70 - 78 7 29,2% 6 79 - 81 2 8,3% Rata-rata Kelas = 63,13 Ketuntasan Klasikal = (9 : 24) × 100 % = 37,5 %

Berdasarkan sajian data tabel 1, dapat dike-tahui bahwa nilai rata-rata siswa adalah 63,13 dan hanya 9 siswa (37,5%) yang mendapatkan nilai lebih dari atau sama dengan 70. Sisanya, sejumlah 15 siswa (62,5%) mendapat nilai ku-rang dari 70.

Selanjutnya dilakukan tindakan pada siklus I, yaitu dengan diterapkannya model pembela-jaran kooperatif tipe think pair share untuk meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa dan hasilnya disajikan pada tabel 2 beri-kut ini:

(4)

Tabel 2. Distribusi Nilai Keterampilan Menulis Pantun Siswa Siklus I No Interval

Nilai Frekuensi Persentase

1 46 - 53 1 4,2% 2 54 - 61 3 12,5% 3 62 - 69 4 16,7% 4 70 - 77 11 45,8% 5 78 - 85 3 12,5% 6 86 - 93 2 8,3% Rata-rata Kelas = 71,50 Ketuntasan Klasikal = (16 : 24) × 100 % = 66,67 %

Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa rata-rata nilai keterampilan menulis pantun pada siklus I adalah 71,5 dengan 66,67% atau sejumlah 16 siswa mendapat ni-lai lebih dari atau sama dengan 70. Sisanya, sejumlah 8 siswa atau 33,33% masih menda-pat nilai di bawah 70.

Berpijak dari hasil siklus I yang belum mencapai indikator kinerja yang ditentukan yaitu 80% siswa mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70, maka dilakukan tindakan pa-da siklus II. Tinpa-dakan dilakukan untuk menca-pai nilai ketuntasan yang telah ditentukan dan memperbaiki tindakan pada siklus II sesuai dengan refleksi pada siklus I.

Distribusi nilai rata-rata keterampilan me-nulis pantun siswa pada siklus II disajikan pa-da tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Nilai Keterampilan Menulis Pantun Siswa Siklus II No Interval

Nilai Frekuensi Persentase

1 60-69 1 4,2% 2 70-79 4 16,7% 3 80-89 8 33,3% 4 90-99 11 45,8% Rata-rata Kelas = 86,58 Ketuntasan Klasikal = (23 : 24) × 100 % = 95,80 %

Berdasarkan tabel distribusi nilai keteram-pilan menulis pantun siswa siklus II di atas, menunjukkan bahwa rata-rata nilai keteram-pilan menulis pantun pada siklus II adalah 86,58. Jumlah siswa yang mendapat nilai le-bih dari atau sama dengan 70 sebesar 95,8% atau 23 siswa. Sisanya, satu orang siswa atau 4,2% masih mendapat nilai di bawah 70. Ka-rena pada siklus II ketuntasan indikator kiner-ja telah mencapai 80% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 70, maka penelitian dihentikan di siklus II.

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa secara umum pelaksanaan kegiatan pembela-jaran dengan menerapkan model pembelaja-ran kooperatif tipe think pair share sudah baik dan terdapat peningkatan keterampilan menu-lis pantun siswa.

Keterampilan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Candi Kecamatan Ampel Kabu-paten Boyolali saat pratindakan masih rendah. Berdasarkan nilai keterampilan menulis pan-tun siswa pratindakan yang diperoleh dari daf-tar nilai guru, diketahui nilai rata-rata kelas sebesar 63,13, masih jauh dari KKM yang di-tetapkan yaitu ≥ 70. Dari 24 siswa terdapat 9 siswa (37,5%) telah mampu mencapai KKM, sedangkan 15 siswa (62,5%) belum bisa men-capai KKM.

Pembelajaran siklus I menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share menujukkan adanya peningkatan keterampi-lan menulis pantun siswa. Ketuntasan kete-rampilan menulis pantun siswa meningkat menjadi 66,67% dibandingkan dengan hasil pratindakan. Siswa dengan nilai tuntas sejum-lah 16 siswa dan 33,33% atau 8 siswa belum tuntas.

Pada siklus II terjadi peningkatan yang sig-nifikan dari siklus I. Data yang diperoleh pada siklus II mengenai keterampilan menulis pan-tun yaitu, siswa yang telah mencapai KKM se-jumlah 23 siswa (95,8%) dengan rata-rata ke-las sebesar 86,58. Berikut ini disajikan per-bandingan nilai keterampilan menulis pantun siswa dari pratindakan, siklus I, dan siklus II pada tabel 4:

Tabel 4. Perbandingan Nilai Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II Aspek Pratindakan Siklus I Siklus

II Nilai rata-rata 63,13 71,5 86,58 Nilai terendah 40 53 67 Nilai tertinggi 80 90 96,5 Ketuntasan Klasikal 37,5% 66,67% 95,8%

Peningkatan yang terjadi dalam siklus I dan Siklus II dalam penelitian ini merupakan dam-pak dari perubahan aktivitas siswa dalam me-ngikuti pembelajaran. Penerapan model pem-belajaran kooperatif tipe think pair share membuat siswa menjadi lebih aktif dan se-nang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

(5)

Siswa dapat melatih kemandiriannya dalam berpikir untuk menyelesaikan permasalahan dan juga dapat belajar secara bekerja sama de-ngan pasade-ngan diskusi.

Johnson dan Johnson dalam Isjoni (2013: 17) mengatakan bahwa pembelajaran koope-ratif adalah pembelajaran dengan mengelom-pokkan siswa dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan ke-mampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Senada dengan pendapat tersebut, Suprijono (2013: 61) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif dikembang-kan untuk mencapai hasil belajar berupa pres-tasi akademik dan toleransi. Selain itu, model pembelajaran kooperatif juga mengajarkan untuk menerima keberagaman dan pengem-bangan keterampilan sosial peserta didik.

Berkaitan dengan hal di atas, mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think pair Share, Isjoni (2013: 78) mengemukakan bah-wa think pair share merupakan model pembe-lajaran kooperatif sederhana yang memiliki keunggulan dalam optimalisasi partisipasi sis-wa. model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan juga untuk menunjukkan partisi-pasi mereka pada orang lain.

Dalam Nacta Journal (2012: 85), Radha-krishna, Chikthimmah, dan Ewing

menyata-kan bahwa “Think Pair Share (TPS) is a very good active learning strategy. If properly implemented, it saves instructor time, keeps students prepared, helps students to get mo-re involved in class discussion and partici-pation and provides for cumulative assess-ment of student progres”. Berdasarkan pen-dapat tersebut Think Pair Share adalah State-gi pembelajaran aktif yang sangat baik. Jika diterapkan dengan benar, Think Pair Share dapat menghemat waktu bagi instruktur atau guru dalam menyiapkan siswa. TPS juga membantu siswa untuk terlibat dalam diskusi kelas dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat memberikan kemajuan atau peningkatan nilai kumulatif siswa.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus de-ngan menerapkan model pembelajaran koo-peratif tipe Think Pair Share untuk mening-katkan keterampilan menulis pantun pada sis-wa kelas IV SD Negeri Candi Kecamatan Am-pel Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2013/ 2014, dapat ditarik simpulan bahwa penera-pan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keterampilan menulis pantun siswa kelas IV SD Negeri Candi.

DAFTAR PUSTAKA

Isjoni. (2013). Cooperative Learning (Efektivitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta.

KTSP. (2006). Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD dan MI. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Mistari. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui model Pembelajaran Kontekstual Bagi Siswa Kelas IV SDN 01 Gombang Tahun Ajaran 2010/2011. Surakarta: UNS. Tidak dipublikasikan

Radhakrishna, R., Ewing, J., & Chikthimmah, N. (2012). TPS (think, pair and share) as an active learning strategy. NACTA Journal, 56(3), 84-85.

Rizal, Y. (2011). Kumpulan Pantun Puisi Asli Anak Negeri. Jakarta: Garda Media.

SISDIKNAS. (2003). Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003 (UU RI NO.20 TH. 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Slamet, St. Y. (2009). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Suprijono, A. (2010). Cooperatif Learning Teori dan Aplikasinya PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Waluyo, H. J. (2005). Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Pada persamaan nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, terlihat bahwa variabel neraca perdagangan Indonesia Amerika Serikat periode sebelumnya

Tabel di atas menunjukan bahwa se- tiap item pertanyaan/pernyataan sikap suka terhadap bahasa Inggris, rata-rata kese- luruhan jawaban yang di dapat dari pejabat senior di

Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Bahwa pemberian Hak Guna Bangunan yang timbul/berasal dari Undang-Undang No.3 Prp tahun 1960 dan Peraturan Presidium Kabinet Republik Indonesia No.5/Prk/1965

Alasan penggunaan metode kuasi eksperimen dengan jenis post test only control design ini karena jika siswa diberikan soal pemecahan masalah diawal maka

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sadiman, Samidi, dan Hasan Mahfud [7] menyatakan bahwa ada pengaruh model pembelajaran tipe Jigsaw dan STAD terhadap hasil

Penilaian adalah suatu usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh, tentang proses dan hasil belajar yang dicapai oleh

The objective of this study is to investigate the influence of acylating reagent (acetic anhydride and acetic acid, iodine), the ratio of starch-acylating reagent and heating time