• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan hal yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia suatu bangsa serta sebagai upaya peningkatkan potensi manusia dalam menciptakan pribadi yang mandiri agar dapat bertahan pada era globalisasi ini. Fadilah (2014) menyataan bahwa, pendidikan merupakan harapan manusia dalam menciptakan pribadi yang mandiri, artinya dengan terciptanya individu yang mandiri tersebut manusia dapat melakukan solusi dan inovasi dalam bermasyarakat tanpa harus menyampingkan nilai-nilai kehidupan yang didalamnya mencakup nilai agama, budaya, etika, dan estetika.

Proses pendidikan yang sistematis dibutuhkan demi mencapai tujuan pendidikan tersebut. Proses pendidikan tidak akan terlepas dari belajar, karena belajar merupakan proses perubahan seseorang terhadap pengetahuan, tingkah laku ataupun minat. Gagne (1977) dalam Komalasari (2013 : 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis perfomance (kinerja).

Saat ini banyak lulusan SMA/MA sederajat di berbagai wilayah menjadi pengangguran. Hal ini dikarenakan lulusan SMA/MA dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga lulusan SMA/MA sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Sementara itu mereka tidak dapat melnjutkan pendidikan dikarenakan masalah biaya. Namun mereka malu membantu orang tuanya sebagai petani atau nelayan dan sebagainya. Terkait dengan masalah ini, sebuah studi melaporkan bahwa pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoretik dan tidak dikaitkan dengan lingkungan di mana anak berada. Dampaknya peserta didik tidak mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah guna memecahkan masalah kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

Masalah besarnya proporsi lulusan yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, merupakan realitas sosial yang perlu segera mendapatkan respon cepat dan tepat dari berbagai pihak untuk mengatasinya. Sekolah perlu mengembangkan alternatif layanan program pendidikan yang mampu memberikan solusi bagi siswa.

(2)

Pendidikan semestinya bersifat fungsional bagi peserta didik, sehingga dapat bermanfaat dan tidak sekedar sebagai penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna. Untuk mewujudkan fungsi pendidikan, salah satunya yaitu melalui pendidikan bioentrepreneurship. Pendidikan bioentrepreneurship memiliki arti penting dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa. Keberadaan pendidikan bioentrepreneurship yang kurang diterapkan di sekolah menjadikan gerak dinamika siswa yang tidak melanjutkan sangat lambat untuk mengubah diri dalam mencapai kemajuan. Kelemahan negara-negara berkembang termasuk negara Indonesia, adalah lemahnya pendidikan bioentrepreneurship. Sebagai dampak kelemahan di bidang kewirausahaan adalah fenomena pengangguran terdidik yang besar.

Untuk itu diperlukan pola pendidikan yang dirancang untuk membekali peserta didik dengan berwirausaha, di samping pendidikan yang berorientasi akademis, sebagai bekal peserta didik, serta perlu adanya kesinergisan antara berbagai mata pelajaran dengan bioentrepreneurship sehingga para lulusan akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar bisa terjun langsung di dunia kerja.

Program pembelajaran yang baik akan menghasilkan efek berantai pada kemampuan peserta didik/individu untuk belalajar secara terus menerus melalui lingkungannya (lingkungan alam dan lingkungan sosial) sebagai sember belajar yang tak terbatas. Melalui proses belajar dari lingkungan, individu dapat menemukan kembali jati dirinya, dapat melakukan sesuatu yang baru, merasakan hubungan yang lebih akrab dengan alam, dan dapat memperluas kapasitas pribadi dalam rangka kehidupan yang lebih luas (Anwar, 2004 :12).

Perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat berwirausaha. Hal ini sangat penting mengingat tujuan dalam pendidikan yang mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia berilmu, percaya diri, kreatif, mandiri serta bertanggung jawab, dan nilai-nilai tersebut terdapat pada seorang wirausaha. Alma (2014: 1) menegaskan bahwa semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA NU Juntinyua, menggunakan kurikulum tiga belas dimulai pada tahun 2014 hingga sekarang, proses pembelajaran yang diajarkan pada siswa di sekolah SMA NU Juntinyuat belum

(3)

menerapkan atau mengaitkan materi dengan kewirausahaan sehingga siswa belum menerapkan atau mengaplikasikan sains ke dalam kehidupan sehari-hari dan proses pembelajaran cenderung masih berpusat pada guru dimana hal tersebut menjadikan siswa mendapat nilai dibawah KKM, KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 75 pada pelajaran Biologi kelas X belum sepenuhnya tuntas, terdapat 40% siswa dari dua kelas yang sudah memenuhi KKM dan untuk 60% siswanya belum memenuhi KKM. Maka materi subkonsep Spermatophyta dipandang mencakup berbagai pemanfaatannya yang bisa dimanfaatkan sehingga siswa lebih memaksimalkan dalam kemampuan wirausahanya. Dengan menerapkan pembelajaran berbasis kewirausahaan dalam pembelajaran sains diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan sains ke dalam kehidupan sehari-hari. Data di sekolah SMA NU Juntinyuat menunjukan siswa yang melanjutkan pendidikanya ke perguruan tinggi pada tahun 2014 berjumlah 14 siswa dari 170 siswa dan pada tahun 2015 siswa yang dapat melanjutkan ke perguruan tinggi berjumlah 8 siswa dari 162 siswa. Dari tahun ke tahun siswa SMA yang sudah lulus sebagian besar memilih untuk bekerja di luar kota dan membantu orang tuanya di rumah, sangat jarang yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan siswa hidup di tengah keluarga yang kurang mampu untuk menguliahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga lebih memilih untuk bekerja di luar kota.

Pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dengan mengajak siswa untuk memanfaatkan tumbuhan sekitar khususnya pada sub konsep spermatophyta (tumbuhan berbiji), contohnya seperti pada pembuatan produk yang berbahan dasar tumbuhan berbiji seperti manisan, asinan dan sebagainya. Pembelajaran berbasis bioentrepreneurship dapat menanamkan sikap bioentrepreneur sehingga terwujudnya individu yang mandiri dan tercapainya tujuan pendidikan.

Pembelajaran berorientasi bioentrepreneurship yang dikembangkan meliputi silabus, RPP, bahan ajar, dan instrument yang dilengkapi dengan pembuatan manisan, kemasan dan analisis ekonomi produk, selain itu perangkat pembelajaran bioentrepreneurship dapat meningkatkan KPS, dan minat wirausaha. Berdasarkan asumsi awal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Bioentrepreneurship Pada Subkonsep Spermatophyta Untuk Meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas X di SMA NU Juntunyuat”

(4)

B. Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan analisis situasi diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

b. Rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

c. Rendahnya hasil belajar siswa, 75% siswa mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 75.

d. Belum diterapkan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship sehingga siswa kurang mampu mengolah daya berpikir kreatifnya terhadap pemanfaatan tumbuhan.

2. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah pada ruang lingkup yang akan diteliti, maka dibuat batasan masalah yang meliputi:

a. Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship pada subkonsep spermatophyta.

b. Hasil belajar biologi siswa dinilai dari aspek kognitif afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini menggunakan tiga buah instrumen, yaitu tes hasil belajar sebagai penilaian aspek kognitif untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dalam penerapan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship, pembuatan produk dalam proses pembelajaran sebagai penilaian psikomotor, lembar observasi, angket sebagai penilaian aspek afektif. Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, angket untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship. c. Penelitian ini merupakan pembelajaran biologi yang konstektual yang

berorientasi pada kewirausahaan di bidang biologi melalui penugasan untuk membuat suatu produk dengan memanfaatkan buah, dilengkapi dengan pembuatan kemasan produk dan analisis ekonomi produk.

d. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 di SMA NU Juntinyuat.

(5)

3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka dapat dikemukakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana perbedaan peningkatan aktivitas siswa yang diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship dan yang tidak diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat?

b. Seberapa besar perbedaan peningkatkan hasil belajar siswa yang diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship dan yang tidak diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat?

c. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengkaji perbedaan peningkatan aktivitas siswa yang diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship dan yang tidak diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat.

2. Untuk mengkaji perbedaan peningkatkan hasil belajar siswa yang diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship dan yang tidak diterapkan perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat.

3. Untuk mengkaji respon siswa terhadap penerapan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship di SMA NU Juntinyuat.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti :

Penelitian ini berguna untuk mengetahui lebih dalam tentang bagaimana penerapan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat bagi siswa :

(6)

b. Meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. c. Meningkatkan kerjasama di antara siswa.

d. Memotivasi siswa untuk dapat memanfaatkan tumbuhan berbiji (spermatophyta) dan berwirausaha selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

3. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi khususnya di SMA NU Juntinyuat.

b. Meningkatkan wawasan guru mengenai penerapan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship dan dapat digunakan untuk menanamkan konsep dalam pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

Penerapan Pembelajaran Berbasis bioentrepreneurship Penerapan merupakan Proses, cara atau perbuatan menerapkan. Pendidikan bioeentrepreneurship adalah satu konsep pendidikan yang memberikan semangat pada peserta didik untuk kreatif dan inovatif dalam mengerjakan sesuatu hal. Pola pendidikan sedemikian ini menuntut peserta didik untuk bisa produktif. Pendidikan bioentrepreneurship adalah sebuah pendidikan yang mengarahkan dan membekali peserta didik untuk bisa cepat dalam merespon perubahan dan memahami kebutuhan sosial ekonomi masyarakat (Nurseto, 2010). Merujuk dari pernyataan tersebut berbading lurus dengan tujuan dari pendidikan yaitu menciptakan individu yang mandiri.

Spermatophyta menunujukkan berbagai variasi dalam bentuk, struktur tubuh tumbuhan, warna tumbuhan, jumlah dan sifat lain dari tumbuhan. Menurut Pramadi, (1999: 34) mengatakan bahwa Spermatophyta berasal dari kata Sperm yang artinya biji dan phyton yang artinya tumbuhan, jadi spermatophyta adalah tumbuhan biji. Spermatophyte adalah golongan tumbuhan yang menghasilkan biji-biji untk menyebarkan jenisnya dengan cepat dan luas. Serta yahan terhadap kekeringan dan suhu ekstrim.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar atau tindak belajar. Menurut Sudjana (1995:45) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi tiga yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.

(7)

F. Kerangka Berfikir

Pendidikan merupakan harapan manusia dalam menciptakan individu yang mandiri, artinya dengan terciptanya individu yang mandiri tersebut manusia dapat melakuakan solusi dan inovasi dalam bermasyarakat tanpa harus menyampingkan nilai-nilai kehidupan yang didalamnya mencakup nilai-nilai agama, budaya, etika, dan estetika.

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia suatu bangsa serta sebagai upaya peningkatkan potensi manusia dalam menciptakan pribadi yang mandiri agar dapat bertahan pada era globalisasi ini. Faktor yang dapat menentukan kualitas pendidikan antara lain kualitas pembelajaran dan karakter siswa yang meliputi bakat, minat dan kemampuan. Kualitas pemebelajaran dapat dilihat dari interaksi siswa dengan sumber belajar dan pendidik. Interaksi yang berkualitas adalah yang menyenagkan dan dapat menciptakan pengalaman belajar (Puji, 2014).

Saat ini banyak lulusan SMA/MA sederajat di berbagai wilayah menjadi pengangguran. Hal ini karena lulusan tersebut dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga lulusan SMA/MA sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Sementara itu mereka tidak bisa melnjutkan pendidikan karena masalah biaya. Oleh karena itu Sekolah perlu mengembangkan alternatif layanan program pendidikan yang mampu memberikan solusi bagi siswa karena pendidikan semestinya bersifat fungsional bagi peserta didik, sehingga dapat bermanfaat dan tidak sekedar sebagai penumpukan pengetahuan yang tidak bermakna.

Untuk mewujudkan fungsi pendidikan, salah satunya yaitu melalui pendidikan bioentrepreneurship. Pendidikan bioentrepreneurship memiliki arti penting dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa. Keberadaan pendidikan entrepreneurship yang kurang diterapkan di sekolah menjadikan gerak dinamika siswa yang tidak melanjutkan sangat lambat untuk mengubah diri dalam mencapai kemajuan. Untuk itu diperlukan pola pendidikan yang dirancang untuk membekali peserta didik dengan berwirausaha, di samping pendidikan yang berorientasi akademis, sebagai bekal peserta didik, serta perlu adanya kesinergisan antara berbagai mata pelajaran dengan bioentrepreneurship sehingga para lulusan akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi agar bisa terjun langsung di dunia kerja.

(8)

Dengan menggunakan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship dalam proses pembelajaran selain dapat membekali peserta didik dengan berwirausaha juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran selain siswa dapat membuat suatu produk dengan memanfaatkan tumbuhan berbiji siswa juga dapat memahami ciri-ciri, peranan dan klasifikasi dari tumbuhan tersebut. Dengan penerapan ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan konsep dan hasil belajar siswa.

Gambar 1.1. Bagan Kerangka Berpikir Kurikulum Tigabelas

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

- Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

- Pemahaman siswa terhadap konsep rendah

- Aktivitas siswa rendah.

- Belum diterapkan pembelajaran berbasis bioentrepreneurship.

Hasil belajar dan daya kreatifitas siswa rendah.

Penerapan perangkat pembelajaran biologi berbasis bioentrepreneurship.

Penugasan dalam Pembuatan Produk

- Motivasi wirausaha siswa meningkat - Pemahaman konsep siswa meningkat. - Aktivitas siswa meningkat.

Hasil belajar siswa meningkatkan

(9)

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, dkk. (2010) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Kewirausahaan Untuk Peningkatan Berpikir Kreatif, Minat Berwirausaha Dan Hasil Belajar Siswa” dalam penelitiannya, Dewi, dkk ini mengembangkat perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dengan metode observasi dalam mengeksplorasinya, penugasan yang di lakukan oleh peserta didik yaitu membuat produk dari limbah serta dilengkapi dengan perhitungan usaha yang dilakukan peserta didik selain itu menggunakan galery walk untuk melatih peserta didik dalam kemampuan memaparkan serta menginformasikan produk yang dihasilkanya tersebut. Penelitian pengembangan pembelajaran berorientasi kewirausahaan yang dilakukan oleh Dewi, dkk. ini berkategori baik dan sangat baik sehingga efektif diterapkan pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena dapat meningkatkan berfikir kreatif, dan minat wirausaha sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Widayanti, (2012) yaitu skripsi yang berjudul ”Integrasi Pendidikan Entrepreneurship Pada Mata Pelajaran Fiqih Dalam Meningkatkan Life Skill Siswi Kelas X Madrasah Aliyah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012” dalam penelitianyan Widayanti mengembangkan pendidikan keterampilan guna membangun adab, meningkatkan kompetensi dan keunggulan siswa di bidang wirausaha dengan di bantu oleh kreatifitas guru fiqih dengan mengambil langkah-langkah melakukan kerjasama dengan guru ekonomi dan guru ekstrakurikuler memasak. Mata pelajaran Fiqih ternyata memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta integrasi pendidikan entrepreneurship pada penelitian ini mampu memberikan motivasi, selanjutnya pengintegrasian pada mata pelajaran fiqih, dan praktik langsung di madrasah/usaha produktif.

Penelitian yang dilakukan oleh Anafiyah, (2013) yang berjudul ”Pengembangan Modul Ekosistem Berorientasi Kewirausahaan Untuk SMA/MA Kelas X” dalam penelitianya dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan 4D (Four D), namun pada penelitianya tidak melakukan pembuatan produk, sehingga tahap pengembanganya meliputi tahap define, design, dan development. Nilai modul ekosistem berorientasi kewirausahaan ini menurut para ahli, peer reviewer guru, dan

(10)

siswa adalah berkategori baik dan sangat baik, sehingga layak digunakan dalam pembelajaran biologi.

Penelitian yang dilakukan oleh Kristanti, dkk. (2012) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bioentrepreneurship Pembuatan Makanan Dari Limbah Cair Pengolahan Kedelai” dalam penelitian Kristanti, dkk yaitu menggunakan desain penelitian dan pengembangan. Hasil perangkat pembelajaran berbasis bioentrepreneurship yang dilakukan oleh Kristanti, dkk. yaitu diantaranya ketuntasan prestasi, aktivitas, minat wirausaha dan sikap kewirausahaan berkategori baik dan sangat baik sehingga efektif diterapkan pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran karena ketuntasan prestasi dan aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan minat dan sikap kewirausahaan siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Fadilah (2014) yang berjudul “Penerapan pembelajaran biologi berbasis entrepreneurship untuk menumbuhkan minat wirausaha siswa pada konsep keanekaragaman makhluk hidup kelas VII MTs Al-wahdah sumber” dalam penelitian Liza menggunakan pretest-postest group design, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket, observasi dan dokumentasi. Hasil peneltian menunjukan mengalami peningkatan yang signifikan pada setiap pertemuanya dengan kriteria sangat baik, sehingga dapat diterapkan pada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk menumbuhkan minat wirausaha.

H. Hipotesis Penelitian

Ho: Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang diterapkan perangkat pembelajaran biologi berbasis bientrepreneurship dengan siswa yang tidak diterapkan perangkat pembelajaran biologi berbasis bientrepreneurship pada materi sub konsep spermatophyta di SMA NU Juntinyuat.

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dari keterangan seorang saksi (ayah kandung) yang diajukan oleh Termohon dapat disimpulakan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak

Dalam rangka pelaksanaan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, pelaksanaan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, pelaksanaan pembinaan karier dan

Hasil survei menunjukkan bahwa setelah dilakukan sosialisasi dan aplikasi pelepasan jantan mandul ke rumah-rumah masyarakat di lokasi penelitian, sebagian besar masyarakat

Untuk  mencapai kinerja  yang diharapkan dalam suatu organisasi  maka  para  pegawai  harus  mendapatkan  pendidikan  dan  pelatihan  yang  sesuai  dengan 

Untuk dapat dianalisa di setiap bagian kerangka struktur tersebut maka perlu dilakukan pemotongan imajiner pada struktur kerangka batang tersebut seperti yang dilakukan pada

fruit set lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi yang tinggi yang diaplikasikan pada saat awal berbunga dan

terapi musik instrumental 82% depresi ringan, 18% depresi berat, 2) setelah melakukan terapi musik instrumental 88% tidak depresi dan 12% depresi ringan, 3) hasil

menganalisis pola pengembangan pada paragraf yang terdapat dalam teks bacaan buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII;(4) menyimpulkan hasil analisis jenis, struktur,