• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan dua metode gravitasi adalah falling head dan Contant head test

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dengan dua metode gravitasi adalah falling head dan Contant head test"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Penurunan air tanah sudah terjadi di cekungan Bandung yang secara khusus di daerah

kompleks industri terutama di Rancaekek, Dayeuhkolot, Cimahi (Cekungan Bandung adalah

pusat industri tekstil (60%)

Banyak sumur menjadi kering

Sumur baru perlu instalansi pompa lebih dalam

Degradasi kuantitas pasokan air baku dan kualitasnya

Telah terbukti dampak lingkungan:

Landsubsidence di daerah ini (Abidin dkk, 2008)

memperbesar genangan air

(2)

METODOLOGI

1.

Survey dan mengumpulkan dasar laporan stakeholder

Beberapa pilihan dasar baik kering pada data terbaik sebagai log bor, data desain sumur tua

dan potensi air hujan

Grafik data sekunder, khususnya tingkat air tanah, untuk analisis hidrogeologi

Mengumpulkan data sekunder tentang geologi dan parameternya

2.

UJI COBA RESAPAN

Dengan dua metode gravitasi adalah falling head dan Contant head test

3.

Analisis kualitas air dengan menggunakan standar PERMENKES

No.416/MENKES/PER/IX/1990

4.

Desain dan membangun prototipe, terdiri dari;

Model pengolahan air hujan termasuk kolektor air

Instrumentasi untuk monitoring, sementara adalah tingkat flow meter dan MAT

5.

Analisis kualitas air efektif dalam pengolahan dan pengisian

6.

Perbandingan dengan sumur pemantau

(3)

SURVEY, MENGUMPULKAN MAKA ANALISA DATA PRIMER

Sumur Kering dasar NPA di Distamben, Jawa Barat, dari Januari - Mei 2010

jumlahnya 87 sumur, dan 25 sumur potensial untuk membangun kembali

Berdasarkan data yang terbaik sebagai log bor, data sumur tua desain dll di PT.

(4)

Kegiatan Recharge Test

1.

Persiapan (mengambil sebuah pipa tua dan

pompa lama)

2.

Pencucian dan membersihkan air (flushing)

3.

Instal alat untuk pengujian

4.

Menyiapkan air baku, sebelumnya telah

diuji dilaboratorium

(5)

HASIL UJI

Pada uji konstan head test dan uji falling head mendapatkan kapasitas

resapan gravitasi sekitar 3-5 liter/detik.

(6)

KRITERIA DESAIN PENGOLAHAN AIR RESAPAN

Kriteria desain adalah setelah hasil uji laboratorium terhadap skala pengolahan air hujan

menjadi standar mutu air murni PERMENKES No.416/MENKES/PER/IX/1990.

Dengan uji laboratorium menyimpulkan perlu meletakkan zeolit sebelum pasir atau

penyaringan.

No.

Description

Location

Industry

Basin -Netralitation

Length

Wide

Height

Basin - Planning :

Debit

Screening Speed

Length

Wide

Height

Gravel

Sand

Other

Pipe moniflod

Pipe underdrain

Receptacle

- Planning :

Relocation Time

- Dimension :

Length

Wide

Height

0,60 m

0,60 m

0,75 m

1 – 2

0,05-0,1 L/det/ m2

4,00 m

2,00 m

2,00 m

0,30 m

0,30 m

PVC 3 inchs

PVC 3 inchs

1 hour

0,80 m

2,00 m

2,00 m

(7)

PEMANTAUAN DATA

>> volume imbuhan

(8)

PEMANTAUAN DATA

>> MAT sumur pantau

>> curah hujan

0

100

200

300

400

500

600

700

JAN

FEB

MRT APRIL MEI

JUNI

JULI

AGT SEPT OKT NOV

Cur

ah

u

h

u

ja

n

bu

la

n

an

(

m

m

)

TAHUN 2010

RANCAEKEK

CIMAHI

-37,61

-37,19

-37,15

-37,08

-36,90

-36,85

-36,88

-36,90

-36,85

-36,75

-36,67

JAN

FEB

MRT

APRIL

MEI

JUNI

JULI

AGT

SEPT

OKT

NOV

Muka Air Tanah Sumur Bor (akifer terkekang /akifer dalam)

PROTOTIPE 4 , ASR- STA BANJARAN (Sumur Pantau PT. PAPYRUS)

(9)

Evaluasi

KUALITAS

PENGOLAHAN AIR

Sebelum

Sesudah

Selisih

Persentase

Sebelum

Sesudah

Selisih

Persentase

1

Suhu

o

C

-

-

-

-2

Warna

Unit Pt Co

12.4

3.4

9

73%

5.4

1.9

3.5

65%

3

Kekeruhan

NTU

14.4

1.4

13

90%

3.4

1.4

2

59%

4

Zat Padat Terlarut

mg/L

96

10

86

90%

61

20

41

67%

5

DHL

-

-KIMIA

6

pH

-

6.1

6.3

0.2

3%

6.8

6.9

0.1

1%

7

Kesadahan (CaCO3)

mg/L

50

8.6

41.4

83%

35

9

26

74%

8

Besi (Fe)

mg/L

<0.008

<0,008

<0.008

<0,008

9

Mangan (Mn)

mg/L

<0.007

<0,007

<0.007

<0,007

10

Tembaga (Cu)

mg/L

<0.016

<0,016

<0.016

<0,016

11

Seng (Zn)

mg/L

0.185

0.107

0.078

42%

0.180

0.104

0.076

42%

12

Krom VI (Cr)

mg/L

<0.002

<0,002

<0.002

<0,002

13

Kadmiun (Cd)

mg/L

<0.004

<0,004

<0.004

<0,004

14

Timbal (Pb)

mg/L

<0.021

<0,021

<0.021

<0,021

15

Fluorida (F)

mg/L

0,04

0.058

0.03

0.02

0.01

33%

16

Klorida (Cl)

mg/L

6.8

1

5.8

85%

6.1

1

5.1

84%

17

Sulfat (SO

4

)

mg/L

6.6

3.1

3.5

53%

5.6

2.2

3.4

61%

18

Nitrat (NO

3

-N)

mg/L

1.06

0.33

0.73

69%

0.09

0.02

0.07

78%

19

Niitrit (NO

2

-N)

mg/L

0.15

<0,002

0.08

<0,002

20

Senyawa Aktif Birumeliten

mg/L

<0,02

<0,02

<0,02

<0,02

21

Nilai Permanganat (KMnO

4

)

mg/L

7.45

6.7

0.75

10%

7.44

5.9

1.54

21%

rata-rata

60%

rata-rata

58%

No.

Parameter

Satuan

Hasil Pengujian Kualitas Air dan Evaluasi Kinerja Bangunan Pengolah Prototipe 1, Rancaekek

Evaluasi 1 (April, 2010)

Evaluasi 2 (Oktober, 2010)

(10)

Hasil dan Analisis Data Monitoring

Hasil pemantauan air tanah berisar pada Januari –

November 2010 cenderung naik

Ilmiah : ada perbedaan antara teori dan akutal, terjadi

perubahan nilai K (konduktivitas), akifer yang keringn nila

Knya cenderung makin membesar

aktual

analitik

JANUARI

-52.70

-52.70

0.00

FEBRUARI

-52.66

-52.66

0.00

MARET

-52.45

-52.58

0.13

APRIL

-52.25

-52.46

0.21

MEI

-52.04

-52.32

0.28

JUNI

-51.95

-52.16

0.21

JULI

-52.06

-51.98

-0.08

AGUSTUS

-51.97

-52.06

0.09

SEPTEMBER

-51.88

-51.97

0.09

OKTOBER

-51.89

-51.88

-0.01

NOVEMBER

-51.90

-51.89

-0.01

selisih

TAHUN 2010

Kedalaman (m bmt)

Lokasi

Prototipe

Curah Hujan

(mm/10 bulan)

Volume Total

(m3)

Peningkatan MAT

(cm)

Rancaekek

2546

284

+ 9.9

Cimahi

3079

137

+ 8.4

Banjaran

2546

900

+ 9.0

(11)

PEMODELAN IMBUHAN

CAT BANDUNG SOREANG

(12)

MODEL BAWAH PERMUKAAN

(13)

Simulasi zonasi kondisi existing

Tahun 2010

MAT

m bmt

1

2054 GRANTEX

Jl. A. Yani KM 7 No. 127, Kota Bandung

-24.91

2

2078 GTL JL. JAKARTA

Jl. Jakarta

-43.70

3

2059 DISPENDA JABAR

Jl. Soekarno Hatta, Kota Bandung

-52.45

4

2156 WAITEX

Jl. Cilampeni Kav. 07, Ds. Cilampeni, Kab. Bandung

-22.43

5

2055 INSAN SANDANG

Jl. Raya Rancaekek KM 22.5 Jatinangor Cimanggung

-27.83

6

2101 POLIFYN

Jl. Raya Rancaekek KM. 19 No. 28, Kab. Sumedang

-31.15

7

2157 HEGAR MULYA

Jl. Raya Katapang KM, Kab. Bandung

-65.09

8

2084 KOTA BARU 02 PDLR

Jl. Raya Padalarang KM 17.8, No. 520

-18.03

9

2118 KOTA BARU 03 PDLR

Jl. Raya Padalarang KM 17.8, No. 521

-18.30

(14)

SKENARIO SIMULASI

Skenario 1. tidak ada resapan buatan dengan kondisi adanya pengambilan airtanah seiring

dengan pertumbuhan penduduk dan industri

Skenario 2. ada resapan alamiah dan resapan buatan dengan dengan kondisi adanya

pengambilan airtanah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri

Dengan catatan skenario:

Untuk analisis kondisi penurunan MAT digunakan kriteria dalam Peraturan Gubernur Jawa

Barat (Pergub Jabar) Nomor 31 Tahun 2006, yaitu zona-zona aman, rawan, kritis, dan rusak,

masing-masing dengan penurunan MAT < 40%, 40- 60%, 60-80%, dan > 80%.

Nilai prediksi peningkatan pengambilan airtanah seiring pertumbuhan industri dan penduduk

sebesar 2,5% per tahun sejak tahun 2000 (Distamben Jabar, 2004).

Curah hujan sebesar 1500 – 2500 mm (Nurliana, 2009), dengan koefisien resapan 20 - 30 %

(IWACO&WASECO, 1990). Jumlah resapan total berubah dengan waktu, seiring dengan

perubahan tutupan lahan dengan asumsi perubahan 0.5 % per tahun.

produksi (m3/tahun) peningkatan curah hujan (m3/tahun) resapan (m3/tahun) persentase

2010

357,217,629.900

2,437,885,069,984

487,577,013,997

25.0%

2015

401,869,833.638

12.5%

2,437,885,069,984

426,629,887,247

22.5%

2020

446,522,037.375

25.0%

2,437,885,069,984

365,682,760,498

20.0%

imbuhan alami

pengambilan

tahun

(15)

Simulasi Tahun 2015 dan tahun 2020

Luas (km2)

%

Luas (km2)

%

Luas (km2)

%

Luas (km2)

%

2010

76

4.42

181

10.53

114

6.63

1348

78.42

2015

302

17.57

198

11.52

119

6.92

1100

63.99

2020

357

20.77

192

11.17

122

7.10

1048

60.97

(16)

Simulasi

>> dengan perbaikan

Peresapan buatan di daerah-daerah yang akan menjadi Zona Kritis dan Zona

Rusak di Tahun 2013 akan dapat memulihkan kondisi airtanah di daerah

Bandung dan sekitarnya di Tahun 2013. Kuantitas peresapan buatan ini adalah

sebesar

164 juta m

3

/tahun,

dan dimulai pada Tahun 2009. Peresapan buatan

ini dapat berarti sumur resapan, reservoir permukaan, atau parit resapan jika

Formasi Cibeureum tersingkap, atau sumur injeksi jika Formasi Cibeureum

tidak tersingkap (Hutasoit, 2009)

Kondisi dengan perbaikan

pengambilan

volume imbuhan yang dibutuhkan

2015

44,652,203.738

- 60,947,126,750

60,991,778,953

2020

89,304,407.475

- 121,894,253,499

121,983,557,907

Kondisi Tanpa Perbaikan

tahun

(17)

ANALISA DAN PERHITUGAN

>> SKENARIO PERBAIKAN

tahun

imbuhan dalam (ASR)

waduk resapan

2015

24,396,711,581

18,297,533,686

2020

48,793,423,163

36,595,067,372

lokasi

Formasi Kosambi

Formasi Cibeureum

catatan :

luas Formasi Kosambi pada zona yang rusak sekitar 307 km2

luas Formasi Cibereum pada zona yang rusak sekitar 204 km2

imbuhan dangkal

18,297,533,686

Formasi Cibeureum

36,595,067,372

tahun

1. imbuhan dalam (ASR)

3. waduk resapan

2015

24,396,711,581

18,297,533,686

jumlah

1,568,719

8

per tahun

313,744

1.6

lokasi

Formasi Kosambi

Formasi Cibeureum

catatan :

1. prototipe ASR keberhasilan 5 lt/s

2. perhitugan/prototipe kemampuan sumur imbuhan dangkal 1.2 lt/s

3. contoh perhitungan waduk resapan, 1000 x 1000 x 6 m3

18,297,533,686

4,902,246

Formasi Cibeureum

980,449

2. imbuhan dangkal

(18)

HASIL PENGAMATAN SARANA ASR DI

KANTOR PUSAIR

0

10

20

30

40

50

60

70

80

V

o

l u

m

e

(

m

3)

B u l a n

Grafik Volume Recharge

(kantor Pusair)

No

Bulan

Volume (m3)

1

Februari 2010

0

2

Maret 2010

0.65

3

April 2010

1.1

4

Mei 2010

1.32

5

Juni 2010

1.4

6

Juli 2010

1.45

7

Agustus 2010

1.65

8

September 2010

8.2

9

Oktober 2010

21.7

10

November 2010

43.2

11

Desember 2010

50.3

12

Januari 2011

65.8

13

Pebruari 2011

67.5

(19)

KESIMPULAN HASIL SIMULASI

Dari pihak industri dan swasta pemakai air tanah dalam direkomendasikan

membuat sumur imbuhan dalam (ASR) minimal 2(dua) buah sumur setiap

pengambilan 1 sumur produksi (pada saat ini tercatat terdapat sekitar 187

sumur produksi)

Untuk sumur imbuhan dangkal direkomendasikan setiap bangunan yang

berada berada di Formasi Cibereum pada zona yang rusak antara lain

terutama wilayah Cimahi direkomendasikan/diharuskan membuat sumur

imbuhan dangkal. Sumur imbuhan dangkal ini dengan pemanenan air hujan

dengan rata-rata pengalakan sumur imbuhan dangkal 1000 buah per tahun

Pihak pemerintah segera membangun waduk-waduk resapan yang berada di

Foramasi Cibereum. Lokasi yang diprioritaskan adalah waduk-waduk resapan

yang berada pada zona-zona rusak sehingga mempercepat imbuhan air tanah.

Rekomendasi yagn diusulkan adalah, dalam 5 tahun kedepan dapat memuat

8-10 waduk resapan yang tersebar di Formasi Cibereum yang tersingkap atau

dapat juga di Formasi Kosambi yang tersingkap dengan kombinasi sumur

(20)

LAIN-LAIN

(21)

EMBUNG-EMBUNG RESAPAN

(22)

MODEL SUMUR IMBUHAN DANGKAL

>> Sumur imbuhan dangkal untuk diterapkan mengurangi runoff

>> diterapkan di rumah-rumah penduduk

(23)

METODE IMBUHAN PARIT RESAPAN

>> diterapkan di kawasan/perumahan atau komplek

perkantoran

Perbedaan pola aliran antara pada satuan pasir (kiri) dan pada satuan

lepung adalah:

Pada satuan pasir, terlihat kontur pressure head lebih rapat

Kontur yang lebih rapat menunjukan gradient hydraulic-nya lebih besar, yang

(24)

MODEL SUMUR MBUHAN DALAM

>>biasa diterakan komprlek industri, perhotalan yang mengambil air tanah dalam

dengan pemboran mesin bor dalam

Hasil Simulasi

Pada sumur imbuhan dalam maka fungsi terhadap waktu air bergerak turun mengisi air tanah

dan gradien hidrauliknya berbeda-beda pada lapisan yang lebih porous

Imbuhan dalam efektif pada akifer. Jenis pasir, dimana gradien hidrauliknya lebih cepat

(25)

ANALISA PROSES IMBUHAN

Step ke 16 yaitu

pada hari ke-2

16

= 65536, atau

pada tahun

ke-179.5

Jarak (m) (x 1000)

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1.0

1.1

K

e

d

a

la

m

a

n

(

m

)

-320

-300

-280

-260

-240

-220

-200

-180

-160

-140

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

(26)

Survey-survey kualitas air permukaan

No. Parameter Satuan

Lokasi Kriteria Mutu Air Kelas I Baku Mutu Air Bersih 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 FISIKA 1. Temperatur oC - - - - - - - - - - - - - -2. Warna Unit PtCo 30 - - - 28 27 - - - 50 3. Kekeruhan NTU 190 - - - 47 53 28,6 18 - 25 4. Zat Padat Terlarut mg/L 126 65 96 194 272 130 56 46 78 134 72 70 1000 1500 5. Zat Padat Tersuspensi mg/L - 16 18 296 112 48 44 34 - 79 6,9 50

-KIMIA

6. pH - 6,6 6,4 6,5 7,0 7,3 6,6 6,6 6,9 6,5 6,6 6,6 6,9 6 - 9 6,5 - 9

7. BOD mg/L - - - 2

-8. COD mg/L 19 <5,0 5,8 28 15 5,7 13 32 13 11 15 9,4 10

-9. DO mg/L - - - 6

-10. Total fosfat (PO4-P) mg/L - <0,01 <0,01 <0,01 0,067 0,096 0,044 <0,01 - - 0,066 0,057 0,2

-11. Amonia total (NH3-N) mg/L 0,277 0,190 0,169 0,836 0,642 0,329 0,135 0,244 0,554 0,354 0,241 0,314 0,5 -12. Boron mg/L <0,05 <0,05 <0,05 0,110 0,055 <0.05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 1 -13. Besi (Fe) mg/L 0,526 0,037 <0,008 0,514 0,181 0,089 0,467 0,148 0,526 0,505 0,090 0,110 0,3 1,0 14. Mangan ( Mn) mg/L <0,001 <0,007 <0,007 0,054 0,013 <0,007 <0,007 <0,007 <0,001 <0,001 0,035 <0,007 0,1 0,5 15. Tembaga (Cu) mg/L <0,001 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,016 <0,001 <0,001 <0,016 <0,016 0,02 -16. Seng (Zn) mg/L 0,054 <0,007 <0,007 0,769 0,354 0,160 0,097 0,061 0,022 <0,005 0,030 <0,007 0,05 15 17. Timbal (Pb) mg/L <0,004 <0,021 <0,021 <0,021 <0,021 <0,021 <0,021 <0,021 <0,004 <0,004 <0,021 <0,021 0,03 0,05 18. Kadmium (Cd) mg/L <0,003 <0,004 <0,004 <0,004 <0,004 <0,004 <0,004 <0,004 <0,003 <0,003 <0,004 <0,004 0,01 0,005 19. Fluorida (F) mg/L <0,05 0,042 0,042 <0,05 <0,05 <0,05 0,163 <0,05 0,236 <0,02 <0,05 0,093 0,5 1,5 20. Klorida (Cl) mg/L 8,8 2,9 3,1 19,6 38,2 6,8 2,9 2,9 1,9 14 3,9 2,9 600 600 21. Kromium VI (Vr 6) mg/L <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 0,05 0,05 22. Sulfat (SO4) mg/L 15,5 0,017 5,2 11,7 13,0 6,7 5,5 5,5 9,8 8,5 7,7 6,5 400 400 23. Nitrat (NO3-N) mg/L 0,145 0,82 1,16 0,24 0,34 0,43 0,33 0,26 <0,04 0,136 0,61 0,61 10 10 24. Niitrit (NO2-N) mg/L 0,121 0,017 0,026 0,540 0,229 0,031 0,113 0,046 0,085 0,098 0,002 0,004 0,05 1,0 25. Fenol mg/L 0,065 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 0,045 <0,02 <0,02 <0,02 0,001 -26. Minyak dan Lemak mg/L <0,05 <0,05 <0,05 <0,02 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 <0,05 1 -27. Detergen mg/L - <0,02 0,043 <0,05 0,034 <0,02 <0,02 <0,02 - - <0,02 <0,02 0,2 0,5 28. Nilai Permanganat

(KMnO4)

mg/L 22 - - - 15 12 14 10 - 10

BAKTERIOLOGI

29. Koli Tinja Jumlah /100 mL

(27)

Terimakasih

Gambar

Grafik  Volume Recharge  (kantor Pusair)NoBulan Volume (m3)1Februari  20100 2 Maret 2010 0.65 3 April 2010 1.1 4 Mei 2010 1.32 5 Juni  2010 1.4 6 Juli 2010 1.45 7 Agustus  2010 1.65 8 September  2010 8.2 9 Oktober  2010 21.7 10 November  2010 43.2 11 Desem

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Poerwodarminto (2002) terbuka berarti tidak ada yang dirahasiakan, suka memberi, mau mengutarakan isi hatinya, mau menerima dan bekerjasama. Sejalan dengan

Setelah itu rendemen disaring dan air dibuang sehingga menghasilkan rendemen basah, rendemen basah dikeringkan menggunakan cabinet drying dengan tujuan untuk

(dalam Kharizmi, 2015) menemukan temuan dari penelitiannya tentang perkembangan literasi bahwa keterlibatan orangtua memiliki peranan yang sangat besar dalam mengembangkan

Kompetensi Dasar : B.7 membuat pesan-pesan pendek, petunjuk dan daftar dengan pilihan kata, ejaan dan tata tulis yang berterima.

Penelitian ini, menggunkan metode ekstraksi padat-cair dengan pelarut n-heksana yang bertujuan untuk mengetahui kandungan lemak dan komposisi asam lemak yang terkandung dalam

Dari analisis amplifikasi tanah tersebut, akan diperoleh beberapa parameter di beberapa titik pengukuran seperti: fundamental frekuensi, maksimum amplifikasi, gelombang seismik

Judul Tugas Akhir : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelancaran Pembayaran Angsuran Kredit Rakyat Pada Paguyuban Solidaritas Sosial Baki Siji (Aplikator Grameen Bank)

Karena nilai F hitung lebih besar daripada F tabel (F hitung 20,504 &gt; F tabel 2,546273), maka hipotesis 5 yang menyatakan bahwa variabel produk, harga,