• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TENTANG * PENGERTIAN HAL ORGANISASI PERKUMPULAN KOsO PERASI"

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

k a m a r a l s ja h

1 "" r I t 1 ... .-y . ; < * 1 J ' ^ t i V T I 4 ' t > , ^ i * t ^ ' k . p ^ S A M O j t i r i * V L J "

r i !>■■•■

k

/A —- —^

TENTANG

*

PENGERTIAN

HAL ORGANISASI

PERKUMPULAN

KOsO PERASI

r f B. W O L T E R S * D J A K A R T A < G R O N I N G E N

(2)

K A M A R A L S J A H o / o £*¿¿¿€>¿0 - -t ' !

T ENTANG

p e n g e r t i a n

HAL ORGANISASI

P E R K U M P U L A N

k o

-

o p e r a s i

' 0 W ' Ü ' - a f - V ' - S u -‘n •*

UNTUK KUANGJivTjA

T » n 4 * H O I . E H D l l U W i P J ’LA NC*, f 6.75 R0 ? 7 _ J. B. WOLTERS - D JAKARTA - G R O N IN G E N ¿Hilf v ^ -K<&>.

(3)

KATA PENDAHULUAN

Dengan m en g aran g tulisan ini kum ak sud hendak m en ju m b a n g k a n pengetahuan ja n g kumiliki p a d a m a s ja ra k a t Indonesia, m a s j a r a k a t Indonesia ja n g ten g ah -ten g ah s e d an g sibuk m em bang un p erek on o- m iannja melalui garis kekooperasian. M u d a h -m u d a h a n d a p a tla h k iranja tjita-tjita itu ditjapainja.

Disini tidak lupa kusam paikan pula terima kasihku p a d a Sdr. Mr. Sjariffudin Soem intardja ja n g telah sudi m em berikan w aktu untuk membantu dalam menjelesaikan buah k a ra n g a n k u ini.

(4)

I S I B U K U

BAGIAN I. KATA PEN G A N TA R

I. BADAN USAHA JANG DIKENAL OLEH HUKUM JANG BERLAKU. . . 9

II. PEMBENTUKAN SUATU BADAN UNTUK MENTJUKUPI TUDJUAN. . 11

1. Faktor2 ... 11

2. Azas2 ko-operasi jang s e h a t ... 13

3. Maksud dan tudjuan k o -o p e ra s i... 15

4. Matjam2 usaha pokok: a. Ko-operasi k r e d i t ... 16

b. Ko-operasi konsumsi . . . 18

c. Ko-operasi produksi . . . . 19

5. Bentuk2 k o - o p e r a s i... 20

m. PERBEDAAN2 ... 21

1. Perbedaan2 antara ko-operasi dengan badan2 perdagangan l a i n n j a ... L1 a . Daja pendorong b e r u s a h a ... 22 b. Sifat k e a n g g o ta a n ... 22 c. Tugas m o d a l ...24 d. Tudjuan u s a h a ...25 e. Tjara pembagian k e u n tu n g a n ... 25

/ . Rapat umum dan hak s u a r a ... 26

g. Kewadjiban menanggung... 26

h. Usaha2 meringankan oleh P e m e rin ta h ...26

i. Pengawasan... 28

2. Perbedaan antara ko-operasi dan usaha gotong rojong 29 3. Perbedaan2 antara ko-operasi konsumen dan ko-operasi p r o d u s e n ... ... B A G IA N J L TEN TAN G DASAR2 KEKO-OPERASIAN I. DASAR2 H U KU M...32 U. AZAS2 KO-OPERASI JANG DILANTJARKAN OLEH ROCHDALE PIO­

NEERS, RAIFFEISEN DAN SCHULTZE-DELITZSCH SEBAGAIMANA DIMUAT DALAM UNDANG2 KO-OPERASI...3 3

1. Siapapun dapat mendjadi anggota (Open membership) 34 2. Tidak memihak aliran faham atau kepertjajaan agama dan

politik jang tertentu. (Neutrality of the cooperative in religion and p o litic s ) ...3 5

(5)

3. Azas demokrasi: satu anggota — satu suara; tidak diper­ kenankan adanja perbedaan. (Democratic principle: One

member — one v o t e ) ... ’ ^5

4. Hak suara tidak boleh diwakilkan kepada seorang anggota lain (No voting by p r o x y ) ... 36

5. Modal peserta anggota akan diberi penghargaan karena djasanja jang terbatas („Share” capital to be paid a moderate fixed r e t u r n ) ... 6. Pendjualan dengan dasar tunai (Trading on a cash basis) 39 7. Pembagian keuntungan kepada anggota2 dengan dasar djasanja (Surplus of an association to be returned to a member in ratio to his p u r c h a s e s ) ... 39

8. Usaha2 mendidik anggota2 (Education of members). . . 40

9. Tanggung-djawab jang tidak terbatas bagi anggota2, baik setjara bersama maupun setjara p e r s e o r a n g a n ...40

10. Suatu lingkungan daerah kerdja jang t e r b a t a s ... 41

11. Anggota2 pengurus tidak mendapat upah atau gadji. . . 41

12. Saham2 mempunjai djumlah jang k e t j i l ...42

13. Pembagian keuntungan dengan dasar peserta tidak di­ adakan ...42

14. Pemberian pindjaman kepada anggota dilakukan dengan djaminan t e r t e n t u ... 42

15. Dana2 tjadangan di samping modal perkumpulan tidak dapat d i b a g i ... 43

BAGIAN III. TE N T A N G ORGANISASI P E R K U M P U L A N "---— KO-OPERASI I. BADAN2 PEKERDJA PERKUMPULAN...51

1. Pengurus h a r i a n ... 51

a. Batas kekuasaan p e n g u r u s ...51

b. Tugas mewakili p erk um p u lan...53

2. Dewan p e n g a w a s... 53

a. Perihal r a p a t ... 54

3. Rapat umum a n gg o ta... 55

a. Siapa2 jang boleh menghadiri rapat dan siapa2 jang berhak s u a r a ... 55

b. Pimpinan r a p a t ... 56

c. Apa jang mendjadi tugas ketua r a p a t ... 56

d. Pemungutan s u a r a ... 57 e. Masalah2 lain jang hendak dimasukkan dalan atjara 57

(6)

/ . Tentang panggilan b e r r a p a t ... 57

g. N otulen r a p a t ... 59

h. Tentang tata t e r t i b ...59

aa. hak untuk berbitjara dan p e m b a ta s a n ... 59

bb. mosi2 ...60

cc. a m e n d e m e n ...61

dd. untuk d i p e r h a t i k a n ...62

II. PERIHAL KEANGGOTAAN PERKUMPULAN KO-OPERASI...64

1. Hukum jang b e r l a k u ... 64

2. Siapa2 jang dapat diterima sebagai anggota perkum pulan 65 3. Hak dan kewadjiban anggota2 ...65

III. PERIHAL MODAL KO-OPERASI... IV. HAL ADMINISTRASI DAN PEMBUKUAN... 89

V. PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN... ^ BAGIAN IV. TEN TAN G PELBAG AI M A S A L A H J A N G P E R L U M EN D A PA T P E R H A T IA N I. ANGGOTA2 PERKUMPULAN HARUS TERGOLONG DALAM...GO­ LONGAN APA 104 1. Untuk ko-operasi k o n s u m s i ... 2. Untuk ko-operasi s im p a n - p i n d ja m ... 3. Untuk ko-operasi p r o d u k s i ... II. DAERAH BEKERDJA KO-OPERASI « • • • • • • * * ... 105

III. TENTANG BENTUK SUSUNAN PERKUMPULAN... 105

1. Mereka jang berhak mendirikan ko-operasi harus m e ­ ngetahui orang dan keadaan dan harus dipertjajai o ra n g 106 2. Kemauan jang keras untuk bekerdja bersam a haru s ad a , maksud dari ko-operasi harus dirasakan b e n a r ...107

I. Kesetiaan ...107

IL Kedj udjuran dan K e a d i l a n ...108

III. Kerukunan ... 108

3. Anggota pada waktu hendak masuk harus dipilih d a n ditilik tentang sifat2 batinnja dan dasar2 d a ri per-ekonomiannja ... 109

4. Anggota harus mempunjai pengertian jan g terang tentang hak2 dan kewadjiban2 mereka dan a k a n men- djalankan ini dengan t e l i t i ...109

(7)

5. Harus ada pengurus jang dapat dan bersedia untuk mengendalikan pimpinan dengan baik, dengan tak mendapat upah atau hanja diberi sedikit kerugian 109

6. Ko-operasi harus mempunjai tudjuan jang tegas dan dapat didjalankan dan mula2nja sudah mempunjai ke­ pastian tentang pemasukan uang untuk menutup biaja2

peru sahaanja...

7. Harus sebaiknja ditempat itu djuga, ada modal jang tjukup agar ko-operasi dapat mentjapai m aksudnja . l i o

8. Pimpinan dan pengamatan jang tjukup dan ahli. . . ’ m 9. Keadaan tidak d ira h a s ia k a n ... j j j

10. Tjara2 memegang buku harus baik dan sempurna dan harus ada pemegang buku jang t e liti... U I 11. Tentang daerah bekerdjanja k o -o p e ra s i... U 2 IV. CHUSUS UNTUK KO-OPERASI SIMPAN-PINDJAM... U4

V. CHUSUS JANG MENGENAI KO-OPERASI PEMAKAIAN BARANG KEPER­ LUAN SEHARI2 (KO-OPERASI KONSUMSI)...

VI. CHUSUS UNTUK KO-OPERASI PEMBELIAN-PENDJUALAN BERSAMA 115 VII. KO-OPERASI KERADJINAN... .... VIII. KERUKUNAN ANGGOTA...H g

IX. KEADILAN SOSIAL... 119

X. TENTANG PENGURUS...120

XI. TENTANG ANGGOTA...121

BAGIAN V. M E N D IR IK A N PER K U M PU LA N KO-OPERASI I. TENTANG ANGGARAN-DASAR...123

1. Nama dan tempat k e d u d u k a n n j a ... 124

2. Maksud dan t u d j u a n ... 125

3. Tjara b e k e r d j a ... 125

4. K eanggotaan... 126

5. Pengurus... 128

6. Honorarium atau upah atau pembagian dalam keuntungan untuk anggota2 pengurus sebagai tundjangan djerih pajah 129 7. Rapat a n g g o t a ...131

8. Modal perkumpulan dan hal2 keuangan perkumpulan . 133 9. Simpanan p o k o k ... 134

(8)

11. T ahu n b u k u ... u / 12. K eadaan t e r b u k a ... 137 1 3 pengawasan dan p e m e r ik s a a n ...138 14. Kew adjiban m e n a n g g u n g ... 138 15. Sisa hasil u s a h a ... 138 16. P e r s e lis ih a n ... 139 17. H al p e m b u b a ra n ... 139 18. Pengumuman a n g g a r a n - d a s a r ...139 n. AKTE PENDIRIAN...139 Tjontoh2 a n g g a r a n - d a s a r ... 142

ill. TENTANG TIGA MATJAM POKOK... 160

^ 1. Ko-operasi p r i m e r ... 160

a. U saha pokok p e k re d ita n ... 161

b. U saha pokok pemakaian bahan2 keperluan sehari2 166 c. Usaha pokok penghasilan barang2 mentah atau m asak 170 2. Pusat K o -o p erasi...175

a. T araf tingkatan d id e sa ...178

b. Tingkatan perkembangan didaerah luar desa . . . . 179

c. Kekurangan tenaga a h l i ... 181

d. Tudjuan u s a h a ... 182

BA GIAN VI. KO-OPERASI-DESA SERTA M O D ERN ISA SI MASJARAKAT DESA D I IN D O N ESIA I. BAGIAN LUMBUNG...200

II. bagian bank (kredit) ...201

III. BAGIAN PRODUKSI...202

IV. BAGIAN KONSUMSI... 203

(9)

B A G I A N I: K A T A P E N G A N T A R

Dalam halam an2 berikut ini akan diterangkan s a lu ra n2 teratur, dengan tjara b ag aim anakah suatu perkum pulan ko-operasi d a p a t

disusun.

Sesuatu usaha jan g tidak disertai dengan tja r a2 b e ru sa h a j a n g baik, maka organisasi jan g akan dibangun tadi nistjaja a k a n menemui kegagalan, dan kalau sudah gagal m aka akan suk arlah untuk m endapatkan kembali kepertjajaan ja n g telah hilang. D an oleh karena itu maka dalam halam an2 berikut ini ak an diterang kan dengan sedjelas2nja, bag ai-m an ak ah tja ra sebaiknja untuk me- njusun organisasi ko-operasi jan g mempunjai hara p u n baik, s u p a ja akan dapat mentjapai tjita2 jan g melahirkan u s a h a2 ko-operasi tadi, sebagai pembuka djalan jan g menudju kearah dim ana akan ditjapai kemakmuran dari rakjat jan g b erusaha tadi.

I. BADAN USAHA JANG DIKENAL OLEH H U KU M

JANG BERLAKU

Oleh hukum jang berlaku, pula oleh rakjat di Indonesia b a n ja k b a d a n2 usaha jang telah dikenal untuk menjalurkan u s a h a2nja, mi- salnja usaha untuk kemadjuan diri dan untuk m en d apatkan nafkah hidup. B a d a n2 ini a da jang diakui sah dengan u n d a n g2 n e g a ra dan ad a pula jang tidak. Dalam halam an2 jang berikut ini a ka n d ite ran g ­ kan chususnja tentang hal2 jang mengenai „Ko-operasi .

U n dan g2 jan g berlaku p a d a masa ini di Indonesia disam ping n ja manusia biasa mengenal pula b a d a n2 hukum jan g bukan m anusia biasa, jan g da p a t mendjalankan segala sesuatu jan g d a p a t dilaku­ kan oleh manusia biasa dalam lapangan perniagaan dan per­ industrian. B ad an2 itu mempunjai hak badan hukum .

M asing2 badan jan g dikenal itu mempunjai tjorak, be ntuk dan susunan sendiri2 jang dikenal oleh dan jan g sesuai dengan u n d a n g 2. Akan tetapi tidaklah semua b a d a n2 jang dikenal oleh um um mem-puniai hak badan hukum.

Perkum pulan ko-operasi itu misalnja adalah salah sesuatu b a d a n jang diberi hak badan hukum. Jang memberi hak terseb u t a d a la h D iaw atan K o-operasi, berbeda sekali halnja dengan sesu atu N.V., dim ana hak badan hukum itu diberikan oleh K em enterian

(10)

B a d a n2 lain n ja d a rip a d a ko-operasi d ian taranja a dalah:

1. p e rk u m p u lan b ia s a ;

2. firm a;

3. pe rse ro an kom anditer;

4. perseroan terba ta s (naam loze vennootschap).

A pakah artinja mempunjai „hak ba da n hukum” itu? K arena m em - punjai hak b a d a n hukum inilah m aka perkumpulan2 ( b a d a n 2) d a p a t b ertindak sendiri dalam lapang an perniagaan dan perindustrian, djadi sam a halnja dengan a p a jan g dapat dilakukan oleh m an u sia biasa. Ini berarti, b a h w a terhadap pihak ketiga, dan o ran g lu ar pihak perkumpulan, perkumpulan itu d apat dian gg ap s e b a g a i satu badan.

P ihak ketiga dan o ran g2 luar pihak tidak akan m e m a n d a n g o rang2 jan g bertindak atas nama perkumpulan, akan tetapi h a n ja melihat perkum pulan tersebut sebagai satu kesatuan ja n g bulat, jan g bertindak untuk dirinja dan jang diwakili oleh a n g g o t a2

pengurusnja.

Lain sekali halnja dengan perkumpulan2 jang tid a k m em punjai hak b ad a n hukum. Andaikata perkumpulan jang sedem ikian ini mempunjai hubungan dengan orang2 luar pihak d a rip a d a a n g g o ta 2- nja sendiri, jaitu pihak ketiga, maka pihak ini d a p a t m enga b a ik a n a d a n ja perkumpulan itu. Pihak ketiga jang p a d a m asa n ja h e n d a k m engadakan sesuatu tuntutan, misalnja oleh k arena sesuatu ja n g tertera dalam perdjandjian, dap at menuntut hal ini kep a d a m ereka pribadi jan g membuatnja, dan tidak pa da perkum pulan s ebag ai b a d a n jang diwakili oleh para pembuat perdjandjian.

Dengan demikian maka memiliki „hak badan h u k u m ” itu u n tuk b anjak perkumpulan adalah suatu hal jang m emang su n g g u h penting. Dengan mempunjai hak tersebut mereka d a p a t ikut s e rta dalam pergaulan ekonomi dan hukum dalam m asjarakat.

Sungguh baiklah kiranja djika sesuatu perkum pulan itu m em - punjai hak b adan hukum, karena masjarakat akan d a p a t m en g e - tahuinja sampai dimanakah kemampuan perkumpulan. D e n g a n demikian ini maka terhindarlah kemungkinan2 akan m e n d a p a t

(11)

II. PEM B EN TU K A N SU A TU BADAN U N T U K M E N T JU K U PI T U D JU A N

1. F aktor2:

Mengenai masalah2 pembentukannja haruslah a d a perhitungan^ ja n g tepat mengenai faktor2 jan g akan m em pengaruhinja, jaitu:

a. membentuk badan itu untuk mentjapai tudjuan ap a ;

b. dibentuknja badan itu d iantara sia p a 2kah dan dari lapisan

m asjarakat jang mana;

c. bahan2 lainnja jang ikut mempengaruhinja.

Perhitungan faktor2 ini tentu akan m empengaruhi „ben tuk hukum” dari badan jan g akan didirikan. Sudah dengan sendirinja maka setiap „bentuk hukum” itu tentu d iadakan untuk m aksu d nja sendiri2, misalnja:

1. kalau jang dimaksudkan itu sesuatu perserikatan modal dan untuk memperbesar kekajaan miliknja, m aka jan g dipilih a d alah bentuk N .V .;

2. a da pula pertan g gu n g an -d jaw ab ini hanja dita n g g u n g oleh beberapa orang sadja, dan o ran g2 lainnja h anja suka m em per­ taruhkan modalnja, maka bentuk jan g dipilihnja a d alah bentuk perseroan K om anditer;

3. kalau maksudnja bukan untuk kebendaan, akan tetapi h a n ja untuk memperkuat djasmani dan menjehatkan diri, a ta u h a n ja untuk kesukaan sadja, maka jang dipilih adalah bentuk per­

kum pulan biasa;

4. apabila terd ap at tudjuan untuk melakukan kerdja-sam a, djadi hasil untuk sesama anggota semua, maka sudah b a ra n g tentu bentuk jan g dipilih adalah bentuk K o-operasi.

Sering akan terdjadi bahw a bentuk jan g diadakan untuk sesuatu m aksud dan tudjuan tidaklah sesuai dengan apa Jang diterangkan diatas ini Hal jan g demikian ini pernah terdjadi, m isalnja dalam gerakan ko-operasi di Nederland karena p e ru n d a n g - u n d a n g a n .P a d a m asa tatkala belum a d a undang* jang chusus, sesuatu ko-operasi itu selalu didirikan berdasarkan undang* jan g berlaku untuk per­ kumpulan* biasa, karena djalan lain tidaklah terdapat.

Ada kalanja sesuatu bad an mem pergunakan bentuk N.V., akan tetapi dalam bekerdjanja m empergunakan dasar* perkum pulan k o ­ operasi Dengan diberikannja tjontoh* ini, m ak a sudah djelaslah kirania b ahw a tidaklah terdapat suatu keharusan untuk m enjesuai- kan tudjuan dengan bentuk jang diadakan. K arena bentuk ja n g diadakan itu ialah bentuk jan g mendekati usaha* ja n g didja la n k a n

(12)

u n tu k m en tja p a i tu dju an . D e n g a n m em pergunakan be n tu k2 j a n g te rs e d ia d alam r a n g k a p e ru n d a n g 2an negara, maka u s a h a2 j a n g d id ja la n k a n itu d a p a t diakui dengan resmi oleh m asja ra k a t. M engenai h a l2 ini hukum dari ne ga ra d apat memberikan perlin­ d un g a n , k a re n a k e te n tu an2 ja n g terdap at dalam u n d a n g2 n e g a ra ja n g ad a , a d a la h m erupakan p etundjuk2 dan pedom an2 untuk p a r a

p e n g u s a h a w a r g a -n e g a ra .

M engingat akan tudjuan ja n g hendak dilaksanakan oleh g o lo n g ­ an ja n g berserikat, m aka terlebih dahulu haruslah diketahui b e n a r2

bentuk a p a k ah ja n g dibutuhkan; hal ini dengan sendirinja a k a n ditentukan p a d a awalnja.

Seringkali akan terdjadi, bahw a ketentuan2 jan g te r d a p a t d a la m u n d a n g2 tidaklah sesuai dengan maksud dari p a ra pendiri. B agi perk um p u lan2 lain d a rip a d a perkumpulan ko-operasi, m aka j a n g m em bantu rak ja t dalam hal ini adalah notaris. Di Indonesia d a n pula diban jak negera2 lain, maka untuk perkum pulan k o -o p era si telah disediakan instansi lain. Oleh pemerintah untuk hal ini telah d iadak an d iaw atan2 chusus, misalnja di Indonesia D ja w a ta n K o ­

operasi (D jalan Gadjah Mada 1, D ja k a rta ), ja n g selain d a r i p a d a memberikan bantuan dalam usaha resminja berdiri, d ju g a m em beri­ kan petundjuk2 dan nasehat2.

T e n tan g gerakan ko-operesa di Indonesia lihatlah U n d a n g2

D a sa r Sementara pasal 38; dalam a ja t2nja ja n g dikenal oleh chalajak ditetapkan a z a s2 dari pem bangunan perekonomian n e g a ra Indonesia. Pem bangunan ini disalurkan, melalui u sa h a2 rak ja t j a n g berazask an kekeluargaan. Tafsiran mengenai hal ini ja n g diberikan ialah, bahw a jang dimaksud itu adalah tidak lain d a rip a d a : m em ­ bangun perekonomian rakjat dengan djalan perkem bangan g e ra k a n ko-operasi.

G erakan ko-operasi di Indonesia mentjari d a s a r 2-n ja p a d a k ehi­ dupan kekeluargaan jang telah dikenal sedjak b e ra b a d2 ja n g telah ( ^ s a ^ P a d^11 setJara kekeluargaan dan g o to n g -ro jo n g di­ d e r a t rf 3 maSa sekaran£ keadaan jan g sedemikian ini m asih

npvn 3pat dan ^ am keadann llidup. Djadi m a s ja r a k a t In d o -k f i- ^ ^ rTlan se-karang masih pula mempunjai sendi2 m a s j a ­

rakat kuno jang teguh. M asjarakat desa itu a d a la h m e ru p a k a n

sum er pokok penghidupan dari m asjarakat Indonesia, dan k a re n a itu m aka segala perhatian telah diarahkan pula k e p a d a k e h id u p a n didesa. R a k ja t ketjil masih hidup dalam su a sa n a desa. K e a d a a n jan g demikian ini tidaklah berbeda halnja dengan z a m a n2 j a n g

(13)

silam, akan tetapi dengan ketentuan b a h w a segala b a ta s k u n g ­

kungan tidaklah terd apat lagi. Ekonomi m endjadi ekonomi inter­ nasional, dan kehidupan sehari2pun h arus disesuaikan d e n g a n keadaan ini.

2. A za s2 ko-operasi ja n g sehat.

Mengingat pentingnja perkum pulan ko-operasi, m aka su d a h ba ra n g tentu m asalah2 ja n g mengenai djalan nja u s a h a2 jancr di­ selenggarakan setjara berko-operasi, haruslah b e n a r2 diperhatikan kesuburannja dan kelangsungan hidupnja. Pula d jan g a n lah d ilu p a ­ kan pentingnja ko-operasi itu sebagai suatu b a d a n pendidikan, j a n g hendak mendidik rakjat s a d ar akan h a rg a diri, sehingga akan d a p a t ditjapai apa jan g ditudjunja, jaitu kebaikan hidup ka re na kek u a ta n diri jan g terhimpun dalam suatu ikatan ko-operasi. M odal j a n g diperlukan akan diperoleh dari p e n a b u n g an2 untuk b e ru sa h a m em ­ pertinggi taraf kemakmuran penghidupan sebagai hasil u s a h a b e r­ sama dari o rang2 jan g terg abu n g dalam ikatan ja n g e ra t itu.

Mengingat pula pentingnja badan ko-operasi ini, m aka sud ah mendjadi suatu keharusan, bahw a perkumpulan ini tidak boleh menjimpang dari a z a s 2nja jan g telah dibuktikan baik untuk p e r- kem bangannja dan kelangsungan hidupnja perkum pulan ko-operasi. Azas2 organisasi, a z a s2 perkumpulan dan d juga a z a s2 u s a h a2

haruslah dipegang teguh. Azas2 jan g dikenal semendjak Rochdale Pioneers p a d a tahun 1844 dan jan g kemudian d iandjurkan oleh Friederich Wilhelm Raiffeisen p a d a tahun 1867 harus d iperhatik an benar2 isinja, pula b enar2 dilaksanakan oleh a n g g o ta2 k o-operasi dan tidak boleh dilupakan sedikit djuga.

Ko-operasi jan g telah berdjalan baik tentunja telah m en gin sjaf- kan a n g g o ta 2-nja untuk menaati a z a s2 tersebut. Disini kami te g a s ­ kan dan pula hendaklah diperhatikan, bah w a h anja d engan kein- sjafan dan kegiatan p a ra anggotalah d a p a t diw udjudkan suatu ko-operasi jan g memang akan membawa kem akm uran. Kalau dalam hal ini a n g g o ta2 tidak d a p a t diminta ikut sertanja, m ak a dengan sendirinja tidak akan tertjapai pula ap a ja n g d im aksud kan dengan mendirikan suatu ko-operasi.

Selain d aripada a z as2 ko-operasi jan g harus ditaati dan pula harus didjalankan, maka ko-operasi itu sebagai suatu organ isasi usaha harus pula memperhatikan, ba hw a djustru k a re n a su b u rn ja usaha dan hasilnja dari usaha itu akan lebih d a p a t diperkokoh ikatan an tara a n g g o ta2 dan pula d a p a t d itjapai hasil ja n g me­ muaskan. Kesuburan usaha dan hasilnja dari u s a h a itu harus d a p a t

(14)

d id ja m in k a re n a hal ini a d a la h untuk kem adjuan h idupnja a n g ­ g o t a 2. D a n k e s u b u ra n u s a h a ini d a p a t ditjapai, kalau dip erhatik an s j a r a t2 minimum b e ru s a h a seperti jan g diterangkan dibaw ah ini:

a. M odal ja n g terhimpun dalam perkumpulan ko-operasi selalu

h a ru s b e re d a r; d eng an b ered arn ja modal tersebut, m aka selain d a p a t m em baw a kem anfaatan bagi anggota2, pula perkum p ulan a k a n m en d a p a tk a n keuntungan, keuntungan m ana ak an kembali lagi p a d a a n g g o ta 2. Hal ini berarti bahw a modal dari k o-o p era si tidak terbeku, a ka n tetapi selalu diedarkan dan selalu d ip u ta r untuk kebaikan hidup a n g g o ta2nja;

b.

B a d a n perkum pulan ko-operasi mendjalankan u s a h an ja se d e ­ mikian rupa, sehingga sedikitpun tidak akan diderita k erugian. Keuntungan sekedarnja jan g diperoleh hanja akan tjukup u n tu k menutupi segala ongkos2 jang diperlukan untuk m en d ja la n k a n u saha perkumulan ko-operasi. Keseimbangan ini a d a la h m en - djadi sja ra t mutlak untuk sesuatu perusahaan ja n g d id ja la n k a n setjara ko-operasi, sehingga dapatlah dikatakan b a h w a ko­ operasi itu da p a t mentjukupi kebutuhan2 a n g g o ta 2nja s e b a g a i­ m ana jan g dikehendakinja;

c. B a d a n perkumpulan jan g diselenggarakan setjara ko -op erasi

ad alah kuat dan sentosa dalam usahanja, sehingga oleh k a re n a - nja d a p a t diperoleh kepertjajaan dari chalajak ramai dan c h u s u s- nja dari mereka jan g mempunjai hubungan dengan ko-operasi. Dalam hubungannja dengan pihak ketiga — pula d en g an a n g g o ta 2nja — maka ko-operasi harus selalu m em egang teguh a z a s 2nja supaja senantiasa dap at mentjukupi segala kew ad jiban ja n g telah disanggupinja;

d.

Kerukunan usaha antara an g g o ta2 ko-operasi harus d ipelihara sebaik2nja, agar supaja dapat pula dipelihara kem adjuan u s a h a jang mereka tanggung bersam a2;

e. Ko-operasi harus dapat membuktikan dengan se sungguhnja,

bagaim an a djalannja perusahaan. Administrasi mengenai h a r t a - nja dan keberesan dalam melaksanakan usahanja, b u k a n la h sem ata2 suatu kemewahan, akan tetapi adalah suatu k e h a ru s a n jan g mesti dilakukan agar supaja perusahaan m en d a p a t ke­ pertjajaan dari pihak2 jang bersangkutan dan pula setiap anggo a a an dapat mengetahui bagaim anakah d jala n n ja p e r ­ usahaan itu.

(15)

3. M aksud dan tudjuan ko-operasi, i )

a. Ko-operasi mempunjai satu maksud, ialah m em pertinggi de-

radjat kemanusiaan dengan djalan m eringankan beban h idu p- nja sehari2. T u dju an n ja ialah memberikan kem ungkinan b e r­ usaha untuk memperkuat dan memberikan b a n tu a n k e p a d a usaha2 pertanian, keradjinan, industri2 p ertengahan dan ketjil dalam perdjuangannja a g a r d a p a t mempunjai kesem patan untuk hidup. Hal ja n g demikian ini d a p a t ditjapai dengan tja ra bekerdja bersam a2, misalnja dalam hal membeli dan mendjual setjara bersam a2, sehingga akan memberikan hasil u s a h a ja n g lebih besar daripada suatu usaha ja n g didjalankan oleh ten a g a seorang sadja. Selain d a rip a d a hal itu ko-operasi hendak p ula memperbaiki lapisan m asjarak at ja n g terdiri dari p a r a kon­ sumen2 (pem akai2) dengan tjara memperbaiki djalan dalam mentjari bahan2 untuk keperluan hidup sehari2 ja n g rend ah dan mudah didapatnja.

b. Ko-operasi tidak mempunjai tudjuan kearah pem berian derma. Anggota2 jang ikut serta dalam u sah a2 perkum pulan ko-operasi sebetulnja dengan menjumbangkan tenaganja sendiri dan dengan bantuan perkumpulan d a p a t memperbaiki dan mem­ bangunkan keadaan hidupnja mendjadi baik, dan a d a p a d a tara f jang lajak bagi manusia. Sebab karena demikian inilah, m aka suatu perkumpulan ko-operasi itu untuk pa ra petani2 ketjil ter- n jata telah m erupakan bantuan jan g berm anfaat dalam mem ­ perbaiki nasibnja.

c. T a n d a2 bah w a suatu perkumpulan adalah su ng gu h2 ko -operatip ialah:

1. da p a t membantu diri sendiri dengan kekuatan ja n g a d a padan ja;

2. memberikan keinsjafan p a d a harga diri;

3. mempunjai rasa tanggung-djaw ab jan g penuh.

d. Perkumpulan ko-operasi menghendaki kem adjuan d alam ras a

ha rg a diri sendiri, dan memberikan kepada a n g g o ta n ja keleluasa­ an bertindak dalam b a ta s2 kerukunan kerdja-sam a.

T p h r n l a n fü r den U n terrich t ü b er G en o ssen sch aftw ezen an Be­ rufsschulen». H erausgegeben von dem F reien A usschusz d e r deu tsch en G eno ssen sch aftsv erb än d e 1949.

(16)

Selain dari memberikan b antuan dalam memadjukan u s a h a2nja, m a k a perkum pulan ko-operasi itu mempunjai tudjuan pula un tu k m em adjukan segi2 kemasjarakatan para a n g g o ta 2nja I d ju g a ja n g mengenai kemadjuan kerohanian disam ping ke- ' m adju a n djasmani. Perbaikan akan diperoleh dengan djalan mempertinggi taraf usaha dari para anggota, dengan tja r a m endjalankan perusahaanja berdasarkan rentjana-usaha ja n g tertentu, dan jan g sesuai dengan ilmu2 pengetahuan ja n g di­ kenal dilapangan usaha itu.

T a m b ah a n pula akan mempergiat menabung dan m em bangun semangat kerdja-sam a dalam suasana kekeluargaan den gan bersembojan: bersatu kita teguh, bertjerai kita djatuh, a ta u : berat sama dipikul, ringan sama didjindjing!

f. Ko-operasi tidak bertudjuan melaksanakan suatu aliran politik

jang tertentu. Ko-operasi menghendaki agar supaja sia p a p u n djuga dengan tidak memandang aliran agama, keturunan, ke- kajaan, ataupun kebangsaan, dapat diterima sebagai a n g g o ta2

peserta-usaha.

Djadi ternjatalah bahwa jang dipentingkan oleh ko-operasi itu ialah manusia dan usahanja dengan tidak melupakan peri ke- manusiaannja. Dan jang dipersoalkan hangat ialah, a p a k a h seorang anggota itu djudjur dan setia terhadap perkum pulan dan kepada sesama anggota2 lainnja.

@ M atjam2 usaha pokok.

Perkumpulan2 ko-operasi dapat dibagi menurut u saha2 pokok. Dan karena itu pulalah dalam gerakan ko-operasi telah dikenal beberapa matjam usaha pokok, jaitu:

a. ko-operasi kredit; b. ko-operasi konsumsi;

c. ko-operasi produksi. ’

0 operasi kredit (ko-operasi sim p a n -p in d ja m ):

Ko-operasi semati™ • •

perekonomian rakia

t

T > P6ntlng Sekali Iagi bagi PembanSunan

m enurut s e d j a r a h n i a 'a d l i h ° ' eh kare" a m a‘iam perkum pu,f n ( m ', . . . . J a dalah suatu bentuk ko-operasi ja n g tertua, 1 a a ^1.P^n^ n§ °leh karena ko-operasi ini m emberikan did ikan

epa a ra ja untuk dapat hidup hemat dan tjermat, dan p ula m e- mung inkan dibentuknja modal jang tjukup kuat untuk u s a h a2 ja n g ise enggarakan. Sebab2 inilah jang m engakibatkan b a h w a k o ­

(17)

operasi kredit itu harus diutamakan. Usaha sematjam ko-operasi ini di Djerman didirikan untuk pertam a kalinja dalam tahun 1864 oleh Friedrich Wilhelm Raiffeisen, djustru untuk menolong kebutuh- an para petani.

Sebelumnja di tahun ± 1852 oleh Schulze-Delitzsch telah di­ dirikan ko-operasi sematjam itu pula untuk menolong mereka jan<* berusaha dalam lapangan keradjinan dan industri ketjil * 1. Tudjuan pada umumnja ialah memadjukan perusahaan dan ke­

adaan ekonomi anggota2nja;

2. Kelebihan hasil usaha akan kembali lagi kepada angcrota2nja jang telah memindjam uang dari perkumpulan;

3. Jang dikembalikan itu ialah kelebihan, setelah dikurangi dengan jan g dimasukkan dalam dana tjadangan kerugian usaha;

4. Maksud ko-operasi kredit ialah memberikan bantuan k e pada petani2 atau pengusaha2 ketjil, usaha2 keradjinan dan industri2- ketjil, untuk dapat memindjam uang dengan tjara ja n g m udah dan murah. Pindjaman2 ini hanja diberikan kepada mereka ja n g mendjadi anggota sadja, jang memang sungguh2 m embutuhkan pindjaman dan jang sungguh2 dapat dipertjajai (pindjam an- p r o d u k tip ) ;

5. Agar supaja pengawasan dan menentukannja pemberian pin­ djaman dapat mudah dilakukan, pula untuk d a p a t mengetahui untuk maksud apakah pindjaman itu diminta, m aka daerah bekerdja sesuatu perkumpulan ko-operasi sim pan-pindjam , tidaklah boleh terlampau besar. Sebaiknja ditjari m asja ra k a t hukum (rechtsgemeenschap) jang seketjil2nja ja n g masih effectif, pad a umumnja ialah suatu desa;

6. Pemberian kredit harus ditjukupi seluruhnja dari kekajaan ja n g a d a pada perkumpulan. Sebanjak mungkin perkum pulan djangan m engharapkan bantuan dari luar, dan karena inilah pengurus perkumpulan harus dapat membangkitkan sem an gat m enabung diantara anggota2nja;

7. Untuk memperkuat kedudukan, maka sebaiknja ko-operasi2 ini bersatu dalam bentukan pusat ko-operasi;

8. U saha ja n g didjalankan terutama ialah, menjimpan dan me- mindjamkan uang atau barang (lum bung);

9. A nggota2 diwadjibkan menjimpan, jaitu p a d a um um nja u a n g jan g terdiri atas: simpananpokok, sim pananwadjib, sim pan an

-manasuka atau lainnja;

10. B erdasarkan besar ketjilnja simpanan, diberikan pindjam an untuk keperluan2 jang bermanfaat (productip).

(18)

11. A n gg ota2 penjimpan dan pemindjam, kedua2nja m e n d a p a t p e n g h a rg a a n ;

12. A nggota2 dididik hidup hemat, mempergunakan u a n g s e tja ra taa t menahan keinginan jang kurang baik, a g a r d a p a t m en - djamin penghidupannja dihari kemudian;

13. Tundjangan diberikan untuk melindungi anggota2 terh a d a p riba. Ko-operasi ini bermaksud dan bertudjuan untuk m e n g u a tk an keinginan a n ggo ta2nja untuk menjimpan uang dengan d jala n m em ­ berikan kesempatan kepada mereka menabung uangnja itu d id ala m perkumpulan.

Menolong ang g ota2nja dengan djalan memberikan p in d ja m a n setjara mudah, maka hal ini berarti suatu pendidikan untuk d a p a t mentjapai maksud2nja jang mendatangkan faedah. D a n k a re n a inilah, m aka sifat menolong mendjadi dasar untuk b e k e rd ja bersam a2.

Ko-operasi simpan-pindjam itu ialah suatu organisasi k e r d j a - sama jang berazaskan tolong-menolong. Keuntungan ja n g diam bil oleh ko-operasi dengan adanja pembajaran uang d jasa oleh s ip e - mindjam p a d a ko-operasi ialah hanja sekedar untuk m en utu p ongkos2 usaha.

Memang apabila dikatakan, bahwa uang sisa bersih itu a d a la h badan jang sama dengan seorang manusia, maka dengan s e n d irin ja badan ini akan mempunjai hak-milik atas kekajaannja, s e h in g g a keuntungan usahanjapun ada mendjadi miliknja.

Akan tetapi p a d a sesuatu ko-operasi adalah sudah m en d ja d i azas, bahwa kekajaan milik organisasi itu tidak d ip e rk e n a n k a n untuk dimilikinja, sehingga seketika itu djuga harus d ib ag ik a n k e ­ p a d a a n g gota2nja menurut djasa masing2.

Apabila djasa ini, pada suatu ko-operasi s im p a n -p in d ja m di­ tafsirkan, maka djasa ini pada umumnja adalah d ja s a m erek a j a n g ikut memadjukan kelebihan (keuntungan besih) u sa h a achir tah u n . Karena jang memberikan uang djasa lebih banjak itu a d a la h m e r e k a jan g memindjam, maka menurut besar ketjilnja p e m in d ja m a n n ja itulah pembajaran kembali kelebihan itu dibagikan p a d a m erek a. Pem indjam2 menerima lebih banjak dari p a d a p e n jim p a n 2. H al ini dilakukan berdasarkan keadilan, karena ko-operasi itu tid a k b e r ­ sifat mengutamakan keuntungan. Dan tindakan tersebu t p u la b e r ­ d a sark a n keadilan terhadap para penjimpan.

Sub. b. K o-operasi konsum si (keperluan sehari2) :

(19)

P a d a tahun 1844 pertam a kali di Inggris oleh p a ra buruh tenun dikota Rochdale telah didirikan perkumpulan ko-operasi konsumsi. Maksud mereka ialah „hendak menguasai nasibnja sendiri” . A zas2

jang telah diletakkan oleh Rochdale Pioneers ini, sampai kini tetap dipertahankan dan dikenal sebagai a z a s2 ja n g baik. P a d a a z a s n ja ko-operasi2 konsumsi itu hendak b erd a ja-u p a ja dengan k ekuatan sendiri.

Modal ko-operasi hampir seluruhnja harus berasal dari a n g g o ta 2- nja sendiri. Dalam banjak negara misalnja: Inggris, Swedia, Dene- marken dan Finlandia, sebagian besar daripada rakja tnja te rg a b u n g dalam ko-operasi konsumsi.

Ko-operasi konsumsi ialah suatu ko-operasi dengan m aksud untuk meringkan beban hidup sehari2 dari a n g g o ta2nja, dengan m eng­ adakan suatu usaha pembelian-bersama b a ra n g2 untuk keperluan sehari2.

Pembagian hasil bersih dari usaha bersam a itu p a d a a n g g o ta 2nja dilakukan berdasarkan imbangan besar ketjilnja djumlah pembelian p a ra anggota masing2. Maka pembelian itu m erupakan uk uran

djasa anggota.

1. Usaha pokok ialah mendapatkan bahan kebutuhan sehari2

( p ad a umumnja jan g dimaksudkan ialah bahan m a k a n a n ) ; 2. Pokok azasnja ialah memungkinkan anggota2nja mentjukupi

kebutuhan2nja dengan mendahulukan apa ja n g s a n g a t di­ butuhkan;

3. Dengan menghilangkan atau menjingkiri p e d a g an g2-p e r a n ta r a , maka diusahakanlah untuk m endapat b ara n g2 dengan h a rg a murah.

Sub. c. K o-operasi produksi:

Sudah b a ra n g tentu az as2 hidupnja dari ko-operasi ini a d alah sama dengan ko-operasi seperti jan g diterangkan diatas tadi. D engan a d an ja ko-operasi sematjam ini, maka para pen g u sah a2 ketjil dan pertengahan, d a p a t menghimpunkan kekuatan2nja, sehingga m ereka itu d a p a t memperbaiki tjara2 usahanja. Modernisasi dan b e ru s a h a dengan mempergunakan mesin2 jan g dulu tidak d a p a t dibeli, telah mendjadi kemungkinan jan g njata. Hal ini semua d a p a t di­ lakukan karena kehendak sutji untuk ingin kerdja -sa m a g u n a ke­ pentingan umum!

a. Ko-operasi dapat diberikan nama m enurut m atjam u s a h a

jan g di djalankan, misalnja: ko-operasi pertanian, ko-operasi pertukangan;

(20)

b. D a n k o -o p e ra s i d a p a t pula diberikan nama m enurut m a t ja m n ja

b a r a n g / b a h a n ja n g diusahakan, misalnja: ko-operasi tem b a k au , k o - o p e r a s i karet, dsb.

1. U s a h a ja n g teru tam a didjalankan ialah menghasilkan s e s u a tu s e tja r a u s a h a b e rsa m a;

2. P o k o k a z a s n ja ialah membebaskan angg ota2nja d a r i p a d a k e ­ p e n tin g a n2 lain;

3. D e n g a n m eniadakan sua sa n a bersaingan, maka diu sa ha ka n p e r ­ b a ik a n2 dari h a rg a b a ra n g2 hasilnja dipasar.

M a k su d n ja ko-operasi produksi ini ialah, untuk m em perting gi d e ra d ja t kehidupan a n g g o ta 2nja dan djuga m asjarakat d ite m p a t k e d ia m an n ja dengan bekerdja bersama, pada umumnja d en g a n t j a r a m endjual dan membeli b ersam a2 bahan2 jang diperlukan u n tu k penjelesaian usaha.

Sering pula ko-operasi itu mengusahakan kesem patan te m p a t, untuk m engerdjakan bersam a2 dengan tjara m endirikan s u a tu paberik, kepada siapa mereka memberikan hasil p e k e rd ja a n n ja ( h a l ini terd a p at p a d a ko-operasi2 jang berusaha dalam l a p a n g a n p e r ­ tanian atau perkebunan).

P em bagian kekajaan bersih achir tahun adalah d ju g a b e r d a s a r ­ k an atas imbangan djasa dari a n g g ota2 terhadap p e rk u in p u la n n ja , d jadi jan g lebih banjak memberikan hasilnja akan m en erim a p u l a lebih ban jak daripada mereka jan g hanja sedikit m em b e rik a n n ja . (5^) B e n tu k 2 ko-operasi.

'a. Ko-operasi primer; b. Ko-operasi pusat;

c. G abungan pusat2 ko-operasi.

S u b a. K o-operasi primer.

Bentuk sesuatu organisasi jang terdiri dari a n g g o ta2 p e r s e o r a n g ­ an, dinam akan ko-operasi primer.

S u b b. Ko-operasi pusat.

Berituk ini ialah bentuk jang diperoleh sebag ai a k ib a t d a ri p e m u ­ s a ta n ko-operasi2 primer.

1. Ko operasi pusat produksi dan konsumsi, ialah p e m u s a t a n djual-beh bersama;

2. Ko-operasi pusat kredit, ialah mempunjai sifat u s a h a b e r t i n d a k sebagai suatu bank jang berk ew adjib an u n tu k m e m b e rik a n tjukup persediaan modal p a d a b a n k2 lainnja ( b a n k e r ’s b a n k ) .

(21)

S u b c. Gabungan p u sa t- ko-operasi.

Bentuk ini adalah suatu ikatan d a rip a d a p u s a t2 tersebut tadi, sehingga p usat2 ini d a p a t m erupakan suatu kesatuan j a n g k u a t

Mengenai perkem bangannja dalam hal ini, d a p a t diketahui b e ­ berap a tingkatan. Dalam tingkatan pertam a g a b u n g a n p u s a t2 itu terdiri dari p usat2, kemudian dalam tingkatan terachir, g a b u n g a n pu sat2 ini harus d ap at m ewudjudkan satu ikatan, suatu g a b u n g a n jan g akan meliputi seluruh gerakan ko-operasi di Indonesia, dan merupakan suatu Induk Ko-operasi.

Demikianlah tentang bentuk2 pokok dalam ko-operasi. M engenai bentuk b dan c, maka d a p a t dikemukakan, bah w a ked u a 2nja itu akan terwudjud oleh karena kebutuhan untuk m entjapai tingkatan bekerdja jang mendalam dan jan g membawa m anfaat se b esa r2nja, seimbang dengan tenaga jan g ditjurahkan.

Selain daripada memusatkan u saha/gabungan2, m aka ko-operasi djuga mempunjai kewadjiban pemeriksaan dan p e n g a w a san ter­ hadap djalannja ko-operasi2 primer jan g mendjadi a n g g o ta2nja, baik jang mengenai ihwal organisasi maupun adm inistrasinja ter­ utama jang mengenai keuangannja. T en tan g organisasi, m aka tugas jang pertama ialah untuk memberikan pendidikan dan p eneran gan mengenai keko-operasian jang sedjati kepada primer2nja.

Pula perlu kiranja diterangkan disini, bahwa suatu K o-o p era si

P usat dan G abungan P u sa t2 itu d ap at mempunjai bentuk dua, jaitu menurut:

a. daerah bekerdjanja;

b. lapangan usaha jan g didjalankan.

Demikianlah dengan singkat telah diuraikan diatas hal2 ja n g harus diketahui tentang ko-operasi dalam susunannja untuk tiap- bentuk perkumpulan ko-operasi.

III. PERBED AA N2.

( j ) Perbedaan2 antara ko-operasi dengan badan2 perdagangan

lainnja.

Apa jan g akan diutarakan dibawah ini adalah p erb e d a a n2 dengan b a d a n2 lainnja jan g mempunjai hak badan hukum dan ja n g mem­ punjai lapangan usaha jan g sama, jaitu keradjinan dan p e r­ dagangan.

(22)

a. D a ja p e n d o ro n g berusaha.

1. Seperti ja n g telah dimaklumi m aka dalam b e ru s a h a itu, s e tia p g o lo n g a n m a n u s ia a k a n m em punjai pendorong batin, j a n g a k a n

m e n d o r o n g n ja u ntuk b e ru sa h a . U s a h a ja n g akan d ila k u k a n n ja itu te n tu m em pu njai m ak s u d d an tudjuan pula.

D a j a p e n d o ro n g untuk mendirikan sesuatu ko-operasi a ta u u n t u k m e n d ja la n k a n s u a tu u s a h a setjara ko-operatip itu ialah k e in g in a n u n tu k m em perbaiki nasib peng h id u pan dengan tja ra k e r d j a - s a m a ja n g e ra t d an rukun. K arena hal ini, m aka u saha j a n g m e r e k a d i ­ rikan itu, a d a la h untuk kepentingan m ereka bersam a, d a n s e m a t a2

p u la untuk melajani kebutuhan p a ra p e serta-usah a. Selain d a ri hal ini, m aka p a r a peserta b e ru sa h a pula untuk m e n g u s a h a k a n a d a n j a pendidikan dari p a r a a nggota, a g a r s u p a ja mereka itu d a p a t m e n - d jadi a n g g o ta2 ja n g sun g g uh insjaf dan jakin a ka n d i tj a p a i n j a tjita2 m ereka dengan djalan berko-operasi. Lihatlah p a sal 1, L.N. 1) 1949 no: 179 (lihat LAMPIRAN).

2. Apa ja n g diuraikan diatas ini, akan be rb e d a sekali h a ln j a den g a n a p a ja n g diketahui mengenai d a ja p end o ro n g d a ri p e n d ir i2 badan h u kum pesero. D a ja pendorong m ereka ja n g m e n g u s a h a k a n

b a d a n hukum pesero itu, ialah hendak m en dapat k e u n tu n g a n d a r i modal jan g m ereka ikut-sertakan dalam u saha p e rse ro an te rs e b u t. H a n ja pen g ed jaran keuntunganlah ja n g m endjadi tu d ju a n m e r e k a da n hal ini adalah s a n g at berlainan sekali dengan a p a j a n g d i­ ketahui p a d a ko-operasi.

P e laja n an m asjarak at p a d a um umnja dan a n g g o ta 2n ja c h u s u s n j a tidak akan terdap at p a d a b ad a n perseroan ini, se g ala d j a s a j a n g mereka berikan itu ad alah sem ata2 untuk m enda p a tk a n k e u n tu n g a n .

Kalau keuntungan sudah tidak diperoleh lagi, m a k a d e n g a n sendirinja tidak akan a d a jan g ingin mempunjai s u r a t2 p e rs e r o a n dari perusahaan dan su rat2 tersebut akan didjualnja. M e ro s o tn ja persen dividend akan sering m engakibatkan d itu tu p n ja p e ru s a h a a n . M aka djelaslah kiranja, b ahw a p e ru sa h a a n perseroan itu a d a l a h suatu b ad a n u saha jang semata2 diadakan u ntuk m e n d a p a tk a n k euntungan, dan para an ggota2nja h a n ja terikat oleh k e in g in a n

u ntuk m endapatkan keuntungan, lain tidak.

b. Sifat keanggotaan.

1. K ean ggotaan k o -o p era si tidak d ig a n tu n g k a n p a d a m o d a l,

= L em baran N eg ara dan te rd je m a h a n d a ri S ta a ts b la d . H e n d a k n ja hal ini d ip e rh a tik a n untuk se lan d ju tn ja.

(23)

akan tetapi adalah terbuka bagi umum ja n g m engg abungk an diri dengan ko-operasi itu, dan sedikitpun tidak mengenal desakan atau paksaan. Ko-operasi adalah suatu perhim punan orang2.

Oleh karena ko-operasi itu adalah suatu perhim punan o r a n g2

jang mempunjai kepentingan jan g sama dalam suatu lap a n g a n hidup jang tertentu, maka k eanggotaannja p a d a hakekatnja tidak terbatas dan b a ta s2nja hanja terdapat karena lapang an u sa h a dari masing2 anggota jang harus sama itu. Selainnja dari hal ini, m ak a akan terdapat pula pembatasan mengenai penerimaan a n g g o ta 2, jaitu dengan diadakannja udjian jan g dilakukan terhadap dirinja seo ran g tjalon anggota, a g ar supaja djangan sampai dengan diterim anja orang tadi akan mengakibatkan djatuhnja perkumpulan, dan untuk mentjapai pengawasan tertentu ini, maka disam pingnja pengurus jang memberikan keputusan, rap a t-a n g g o ta haruslah pula mem­ berikan pengesahannja. Dengan ketentuan demikian ini, m aka akan terdjaga dengan sungguh2 m asuknja anasir2 jang tidak baik ke- dalam organisasi.

Selain d aripada menitik beratkan kepada tabiat m anusia sebagai sjarat mutlak untuk d a p a t mendjadi anggota, m aka kepentingan ang go ta2 djuga didahulukan. Untuk mentjapai hal ini a g a r s u p a ja djangan sampai kepentingan modallah jang akan didahulukan, maka keanggotaan itu dilekatkan p a d a diri anggota dan tidak d a p a t dipindahkan olehnja, hak suara satu, hak suara sama!

2. Lain halnja dengan apa jang diterangkan diatas, m aka

badan hukum pesero adalah badan perhim punan uang m odal,

dan keanggotaannja dari badan ini sangat tergantung p a d a ke- kajaan seseorang, sehingga tjara jan g demikian ini ak an m eng­ h a l a n g i sebagian besar dari rakjat untuk dapat mendjadi an g gota. Oleh karena hak keanggotaan tidak lekat kepada dirinja se ora ng anggota, maka oleh karenanja tentu dibuka kemungkinan pula bahwa segolongan ketjil akan menguasai sebagian besar djum a modal dari perkumpulan tadi, dan oleh karena hak b e rs u a ra adalah didasarkan atas besar ketjilnja dari modal peserta d a ri­ p a d a m asing2 anggota, maka golongan ketjil tersebut mem ­ punjai kekuasaan terhadap golongan jan g mungkin besar, a ka n tetapi ja n g k urang uang pesertanja djika dibandingkan d engan a p a ja n g dimiliki oleh golongan ketjil tersebut. Kalau ter- njata bahw a b adan jan g demikian mendjadi subur dan makin m a ju dalam usahanja, m aka golongan jan g kuat k e k a ja a n n ja tentu akan berusaha, a g a r supaja mereka m endapat ke kua sa a n ja n g tida

(24)

t e r b a t a s te rh a d a p b a d a n tadi. H al2 ja n g demikian ini a d a la h s a n g a t b e r t e n ta n g a n dengan keko-operasian.

T e n t a n g keanggotaan perkum pulan koperasi lih atlah d a la m LA M PIR AN pasal 13, L.N. 1949/179.

Ketentuan ini a d alah berlainan sekali halnja den gan k e te n tu a n j a n g dikenal p a d a b a d a n2 hukum pesero. P a d a b a d a n2 ini, k e a n g g o t a a n itu dilekatkan p a d a s u ra t2 pesero, sehingga s ia p a2 j a n g m em iliki s u ra t2 pesero ini dengan djalan jan g sah, m aka ia a d a la h a n g g o t a dari b ad a n pesero itu. S u ra t2 pesero ini d a p a t d id ju a l-b e lik a n s e ­ b a g a i surat be rha rg a , sehingga p a d a s u ra t2 ini dip erlak u k a n s e g a l a p e ra tu ra n2 ten ta n g surat berharga, m isalnja seperti k e te n t u a n mengenai h arus d ibuat ata s segel dsb. Hal ini b e rla in a n sek ali dengan t a n d a2 k e a n g g o ta a n dari suatu ko-operasi ja n g d i te n tu k a n oleh hukum, b a h w a ta n d a2 kean gg otaan tersebut b u k a n la h s u r a t2

berharga.

c. T u g a s m odal.

P a d a berbagai* m atjam badan* m ak a modal itu m e r u p a k a n sja ra t m utlak untuk berdirinja. T e ruta m a p a d a p e rse ro an t e r b a t a s (naam loze vennootschap) dalam hal ini, pem usatan^nja a d a la h p e r ­ serikatan modal. P asal 50, KITAB UNDANG* H U K U M D A ­ GA N G 1) :

„ P e n g a b u la n ja n g dimaksudkan dalam pasal 36 tid a k a k a n d i­ berikan ketjual. apabila ternjata b ahw a p a ra pendiri p e r ta m a b e r ­ sama* telah mengumpulkan sekurang*nja seperlima dari m o d al p e r ­ sekutuan; seland ju tn ja akan ditetapkan sua tu d j a n g k a w a k t u ,

a a m w aktu m a n a bagian ja n g tinggal dari ta n d a b u k ti s a h a m

f l . ' P d a " saham2 harus sudah dipenuhi. D j a n g k a w a k t u ini

0 eh Menteri Kehakiman atau oleh p en g u a sa j a n g d i tu n d ju k o le h Menteri Kehakiman berdasarkan pasal 36 a ja t 2 s e n a n t i a s a d a p a t

Perm0h° nannia P a ra Pendiri2” -

Bi; ^ r r !“ ?* a k a" d a p a ‘ mU,ai b ekerdJa *ebeIum s e k u r a n g * - sekutuan” SePU'Uh Perseratu * dari d ju m la h m o d a l p e r

-d e n g a n -d T s l r i S ^ u a t f 3 d a ,a h Sa" g a t b e r ,a in a n h a In ja

d a p a tla h pendirian k o' ° P e r a si- P a d a b a d a n - k o - o p e r a s i t e r -

___________’ *3ahwa m od al-peserta tid a k a k a n d i d ja d ik a n

van Koophanddn1 ? e S a k n ^ Uh^i ^ ^ - n g t,adMlah terdi emahan dari W etboek

(25)

s ja r a t m utlak untuk m endjadi a n g g o ta , dan d ju g a u n tu k b e rd irin ja perkum pulan ko-operasi.

t ™3!n!I«d a p a t k,ta ketahui dari t»011]1' Pasr t 1 dan p a s a l 2 a ja t 1, L.N. 1949 no. 179 (lihat LA M PIR A N ).

d. Tud ju an usaha:

' Lain halnja dengan b a d a n2 ja n g bukan ko-operasi, m ak a tu d ju a n j a n g diutam akan oleh perkum pulan ko -op erasi itu ialah m em pe r­ tinggi taraf kem akm uran dan k e sedjahteraan p a r a a n g g o ta2nja, dengan djalan m eringankan beban p e n g h id u p a n n ja s e h ari2, d a la m mentjari b a h a n2 ja n g diperlukannja dan dalam u s a h a n ja u n tu k mentjukupi k ebutuhan2 bahan mentah atau m ate n g s e rta p e r- alatannja.

Ko-operasi tidak m engutam akan keuntungan usaha.

e. Tjara pem bagian keuntungan.

Kini telah kita ketahui bah w a b a d a n2 ja n g bukan ko-o p era si itu m engutam akan keuntungan s e b esa r2nja. Pem bagian k e u n tu n g a n didasarkan p a d a besar-ketjilnja modal a n g g o ta2-peserta.

Akan tetapi p a d a perkum pulan ko-operasi sebaliknja, b e s a r - ketjilnja modal ja n g d isertakan tidaklah diutamakan, m elainkan djasa ja n g a d a dari a n g g o ta 2nja terhadap perkum pulan (,,dividend on purchases atau p a tro n a g e refund” ).

Perbedaan itu ad alah karena perbedaan sifat.

emberian pem bagian hasil usaha bersih p a d a achir tah un -buk u p a d a a n g g o ta2 ko-operasi itu, ialah tidak lain d a rip a d a peng e m b a li­ an elebihan u an g ja n g diterima ko-operasi dari a n g g o ta 2nja a ta u pemberian keku ran gan nja kepada a n g g o ta2 ja n g mendjual b ah a n kep ad a ko-operasi. T e n tan g pem bagian keuntungan, hal ini dalam L.N. 1949/179 telah dimuat dalam pasal 19 (lihat LAMPIRAN.)

Dari a p a ja n g ditentukan dalam pasal tersebut, m aka teranglah sudah bahw a pembagian keuntungan dari sesuatu ko-operasi itu harus dilakukan atas d a s a r2 sam a -ra ta m enurut keadilan, p e r ­ bandingan djasa dan harus pula mengandung arti demokratis. Pe n g h a rg a a n dari manusia pribadi adalah j a n g m endjadi p okok ketentuan dan bukan modal pesertaannja!

Pem bagian keuntungan jan g dilakukan oleh sesuatu b a d a n hukum pesero itu adalah sa n g at membeda2kan a n g g o ta2 peserta modal, karena, pembagian tersebut didasarkan atas besar-ketjilnja modal dari peserta m asing2. Oleh karena hal ja n g demikian ini, m ak a seseorang ja n g kaja akan memiliki sebagian besar s a h a m 2, o ra n g

(26)

m a n a tentu p u la a k a n m enerim a sebagian dari k e u n tu n g a n b e rsih , j a itu s e im b a n g den g a n b a n ja k n ja s a h a m2 ja n g ia miliki. P e m b a g i a n s e t j a r a ini a d a la h plutokratis, d id asark an k e k a ja a n . P e m b a g i a n k e u n tu n g a n ini d in am a k an pemberian: „dividend on s to c k ” , lain h a ln ja p a d a suatu ko-operasi. Ko-operasi m engenal: „ d iv i d e n d on

p u r c h a s e s ” .

/. R a p a t u m u m dan h a k suara.

Hak s u a r a a n g g o ta p a d a suatu ra p a t umum ialah:

1. U ntuk ko-operasi, sesuai dengan a z a s2nja: s a tu a n g g o ta , s a tu suara. T id a k m enghiraukan b an jaknja modal p e s e r ta d a r i t i a p2

an g g o ta .

T e n ta n g hal ini tidak tertjantum djelas dalam L.N. 1949 no. 179.

2. Untuk b a d a n2 buk an ko-operasi (N .V .), hak s u a r a m e n u r u t im b a n g a n b a n ja k n ja saham jan g a d a p a d a s e se o ra n g , t e ta p i da la m b a t a s2 jan g ditentukan oleh p e r a tu r a n 2. P a s a l 54, K .U .H.D .:

„ D a la m akte akan ditentukan dengan tja r a j a n g b a g a i m a n a k a h h ak s u a ra itu oleh a n g g o ta2 akan didjalankan. Akan te ta p i s a tu o r a n g n ja tidak akan d a p a t mengeluarkan lebih d a ri e n a m s u a r a untuk dirinja, jaitu apabila bad an pesero itu terdiri a t a s s e r a t u s a ta u lebih tanda-bukti saham2 atau s a h a m 2; tidak b o leh lebih dari tiga suara, kalau b an jakn ja tan d a -b u k ti s a h a m2 d a n s a h a m2 a d alah k urang da rip a d a a p a ja n g terse b u t d ia ta s .

Seorang pengurus atau kommisaris tidak boleh m ew akili p e m ­ berian su a ra p a d a waktu pem ungutan s u a ra ” .

g. K ew adjiban m enanggung.

1. Untuk ko-operasi ketentuan dalam u n d a n g2 m en g e n a i h a l ini dimuat dalam pasal 27 (Lihat LA M PIR AN ).

2. Untuk b a d a n pesero dimuat dalam pasal 40 K .U .H .D . j a n g b e r - bunji:

„M odal dari perseroan adalah dibagi dalam b u k ti2 s a h a m a ta u s a h a m 2, ata s nama, atau tidak atas n am a (in b la n c o ) .

ewa ji an menanggung pesero2 atau p e m e g a n g2 b u k t i2 s a h a m a ta u sa a m2 tersebut adalah terbatas, sam pai d ju m la h j a n g d i- s e rta k a n n ja ” .

h. U sa h a2 m eringankan oleh pem erintah.

(27)

e-nginsjafi, bahwa gerakan ko-operasi itu u sa h a ja n g d a p a t mem­ berikan m anfaat dan kemadjuan kepad a rak ja t ja n g lemah ekonomi- nja, maka pemerintah2 tersebut tentu akan m erasa b a h w a u n tuk menjokong dan menundjang gerakan rak ja t itu ada la h salah satu dari kewadjibannja. T indakan m enundjang itu ad a la h tindakan ja n g meringkan beban keuangan perkum pulan dan bersifat p ula m engadakan perbedaan dengan b a d a n2 bukan ko-operasi j a n g djustru telah diadakan untuk m endapatkan keuntungan, m isalnja sadja N.V. dsb.

Satu dari tindakan jan g meringankan misalnja ialah p e ra tu ra n jan g membebaskan perkum pulan2 ko-operasi dari tekanan b e b e ra p a matjam padjak, terutam a pad jak penghasilan. Hal ja n g demikian ini dapat dimengerti karena, pemerintahan negara telah m enginsjafi b en ar2 bahw a ko-operasi adalah sesuatu perkum pulan j a n g tidak mengedjar keuntungan, ko-operasi adalah usaha ja n g „ n o n -p ro fit” . Oleh karena itulah m aka p a d a a z asn ja jang ditiadakan b ag i ko­ operasi ialah pemungutan p a d ja k penghasilan.

Sikap ini adalah pula ja n g mendjadi dasar dari tindakan m e­ nundjang pemerintah Republik Indonesia terhadap perkum pu lan ko-operasi. Akan tetapi kalau dibandingkan dengan a p a ja n g di­ tentukan di Amerika Serikat, m aka tindakan jan g diambil oleh Pemerintah Indonesia ad alah masih kurang sekali. Kalau di Indo­ nesia pem bebasan itu h an ja merupakan pembebasan s em entara untuk perkum pulan ja n g masih dalam pertumbuhan, dan ja n g m a s a - nja ditentukan h anja untuk lima tahun setelah diakui sah s ebagai perkumpulam b erd ad an hukum, maka di Amerika Serikat pem erintah menentukan pem bebasan seluruhnja untuk setiap perkum pulan j a n g telah disahkan sebagai perkumpulan ko-operasi semendjak th. 1926

(Internal Revenue Code, pasal 12 dan 13).

Kalau tindakan pemerintah Indonesia ini dibandingkan d en g a n tindakan ja n g diambil oleh pemerintahan Rep. R ak jat Tiongkok, m aka d ap atlah dikatakan bahw a Indonesia itu a d a lebih m adju, karena di T iongkok pembebasan perkumpulan ko-operasi j a n g b a ru s a d ja didirikan adalah hanja untuk tahun p e rta m a setelah di- dirikannja.

K eten tu a n 2 te n ta n g tindakan m eringankan b eb a n k o -o p e r a s i ini untuk In d o n esia terd a p a t d alam su ra t2 kantor p a d ja k .

Bagi perkum pulan ko-operasi diadakan perketjualian d alam hal pem ungutan p a d ja k perseroan, bea meterai ( s u r a t2 ta n d a k e a n g ­ g otaa n p a d a perkum pulan ko-operasi bebas dari bea meterai; s u r a t2

(28)

ini b u k a n s u r a t2 s a h a m ) Lihatlah su ra t kantor b e s a r p a d j a k ttg . 8 - 1 - 1 9 5 2 ; no. P P S 1-1-1:

„ k e d u a : B e rh u b u n g d eng an m aksud P em erintah a k a n m e m p e r - p a n d j a n g tem po p em beb asan ja n g tertjantum p a d a p a s a l 1 a h u r u f e d a r i p a d a ordonansi P a d j a k Perseroan 1925, m a k a d e n g a n ini k a m i b erikan k u a s a k e p a d a sa u d a ra untuk s e m e n ta r a t id a k m e ­ n g a d a k a n k e te tap a n p a d ja k perseroan ata s k e u n tu n g a n d a r i p a d a k o -o p e ra s i2 Indonesia, ja n g didirikan m enurut L.N. 1927 no. 91

d a n L.N. 1949 no. 179.”

i. P engaw asan.

T e n ta n g p e n g a w a s an b a d a n pesero tak m udah a k a n d i d j a w a b n j a . D alam k e tentu an2 ja n g dimuat dalam Kitab U n d a n g2 H u k u m D a g a n g d a p a t didjum pai b eb e ra p a p a s a l2 ja n g h a n ja m e n j i n g g u n g p erlind un g an h a k2 dari pihak ketiga. D ia n ta ra n ja ialah :

k e -1. pasal 45: mengenai kewadjiban m en a n g g u n g d a ri p e n g u r u s 2 ; ke-2. pasal 47: mengenai hal kemungkinan a ka n rugi;

ke-3. pasal 48: mengenai k as-tja d a n g a n .

Bagi ko-operasi sifat peng aw asan itu sud ah djelas, j a n g d ia m b il s ebag ai d a sar pen gaw asan ialah d a s a r2 dem okratis ( k e r a k j a t a n ) , a rtin ja ialah dengan tjara tidak m enentukan hak s u a r a a n g g o t a a ta s d a s a r besar-ketjilnja u an g peserta, akan tetapi s e tia p a n g g o t a m em punjai hak su a ra jan g tidak berbeda, jaitu m a s in g2 m e m p u n ja i h a k s u a ra satu.

U ntuk m entjapai pengaw asan ja n g demikian ini, m a k a d e n g a n sendirinja harus diad ak an sebanjak mungkin r a p a t a n g g o ta . D a l a m r a p a t a n g g o ta ini adalah sudah mendjadi sua tu k e b ia s a a n , b a h k a n su d a h mendjadi hukum pem aksa (dwingend recht) u n tu k t id a k m erahasiakan sesuatu hal djuga jan& m engenai u s a h a2 j a n g d i- d jalan kan oleh k o -o perasi tad i itu.

Hal tersebut diatas dimuat pula dalam u n d a n g2 k o - o p e r a s i L .N . LA4M p " r A N ) 9, Bat> V1’ Keadaan ni ata berbuka, pa sal 21 ( l i h a t

Dari a p a jang diuraikan dalam pasal tersebut d je la s la h k i r a n j a b a h w a p e n g a w a san p a d a ko-operasi2 a d a la h b e rla in a n s e k ali d en g a n p e n g a w a s an p a d a b a d a n2 peseroan. P e n g a w a s a n p a d a s u a tu b a d a n pesero itu d a p a t dikatakan ka p ita listis, a r t i n j a t e r ­ g a n tu n g p a d a ja n g m em punjai modal (k a p ita l), dan d j u g a d a p a t d in a m a k a n p lu to kra tis, a rtin ja golongan ja n g k a ja j a n g m e m e g a n g p e ra n a n p e n tin g ; hal ini d isebabk an oleh k a re n a s e m u a k e k u a s a a n d a p a t d i p e g a n g oleh s e o ra n g peserta, terg a n tu n g da ri b e s a r k e t ji l

(29)

-nja modal jang ia sertakan dalam perusahaan itu. A ndaikata a d a seseorang jang menguasai 1000 kesatuan saham, m aka ia d a p a t mengalahkan 999 orang jang masing2 hanja memiliki 1 kesatuan saham, walaupun mengenai hal ini a da ketentuan2 ja n g mem- batasinja.

Sebagai perbedaan pula maka dengan singkat dapatlah dike- mukakan, bahwa:

a) Rapat2 umum peserta2 badan peseroan tidak berm aksud untuk mentjapai tingkatan kerdja-sama jan g baik anta ra pengurus dan anggota2, ataupun untuk mendjelaskan dengan s u n g g u h2

mengenai keadaan njata terbuka. Sebagaimana diketahui oleh umum maka oleh pengurus banjaklah hal2 jan g dirahasiakan terhadap pemegang2 saham;

b) Perwakilan suara mendjadi kebiasaan;

c) Tidak ada usaha pendidikan untuk mempertinggi pengetahuan p ara pemegang saham. Pem egang2 saham hanja mempunjai hubungan uang sadja dengan badan pesero dan sam a sekali tidak mempunjai perhatian lainnja, ketjuali „ d a p atk a h sa ja keuntungan dari uang saja, apakah uang saja dalam bahaja, haruskah saja mendjual saham2 saja untuk m enghindarkan diri dari kerugian? dsb.” ;

d) Pemeriksaan dan pengawasan ada ditangannja golongan ketjil jang kaja dan jang menguasai sebagian besar djumlah kesatuan2 saham.

2. Perbedaan antara ko-operasi dan usaha gotong rojong.

K o - o p e r a s i G o^t 9 f1.^ “ ^ 01. ° n ^

a. Diadakan untuk waktu jang a. Diadakan selama a d a ke-lama (tidak te rb a ta s); usaha butuhan, akan b u b a r di

tetap; waktu pekerdjaan sudah

selesai; (usa h a s e m e n ta ra );

(b. diadakan karena kebutuhan K.b. Tidak hanja terbatas ke-ekonomi; berusaha dilapangan pada soal2 ekonomi, setiap

p erniagaan; lapangan hidup dalam ma

sjarakat d a p a t diusahakan setjara gotong-rojong; Diadakan menurut da sar2 jang c. Diadakan menurut ketentu-tertjantum dalam undang2 a n2 ad at (kebiasaan dan negara; terikat oleh ketentuan2 hukum kebiasaan ja n g ti-u n da ng2 tertulis; modern; dak tertulis; tradisi, naluri,

(30)

/~3-. M engenal k ea n g g o ta a n jan g d. Tidak mengenal k e a n g g o t a

-p a s ti; an jang p asti; u m u m m is a

l-nja penduduk s e d e s a d a p a t dikenakan k e w a d jib a n itu dimasa d ip erlu k an n ja ;

e. Pertolo n gan dipusatkan ke- Pertolongan d ip u s a tk a n p a d a jan g mendjadi an g g o ta2 untuk k e pe ntin gan u m u m

sad ja. ditempat.

3. P erbedaan2 antara ko-operasi konsum en dan k o -o p e ra si produsen.

Setelah diuraikan perbedaan2 antara b a d a n2 p e r n i a g a a n / p e r ­

industrian dengan b a d a n2 ko-operasi, sekarang perlu p u la d i te r a n g ­ kan b a h w a a n ta ra b a d a n2 ko-operasipun terd a p at p u la b e b e r a p a p e rb e d a a n 2. Jang nam pak dengan djelas dan perlu diketahui, i a l a h

p erb ed aan a n ta ra ko-operasi2 jang melajani kepen ting an m a n u s i a

umumnja, konsumsi terutama, dan ko-operasi ja n g h a n j a m e l a j a n i

kepentingan segolongan orang2 sadja.

P e rbed a a n ini diterangkan dalam rangka p e rb a n d in g a n s e b a g a i berikut:

K o n s u m e n : P r o d u s e n :

(p em akai2 baik bahan, maupun (penghasil; p e n g u s a h a 2 ) ,

u ang — kredit — ).

K Dasar susunan:

P a r a pemakai; sebagain besar P a r a penghasil terdiri da ri- dari anggota ko-operasi adalah petani2, atau d ju g a t u a n2 t a n a h bu ruh 2, pegawai2 dikota2, pula dan pen g u sah a2 lainnja, m is a l- p etani2 ketjil, misalnja: nja:

a. ko-operasi djual-beli bahan a. ko-operasi petani g u la ; keperluan sehari2; b. ko-operasi r u m a h - a s a p ;

b. ko-operasi simpan-pmdjam; c. ko-operasi p e ta n i te m ­ bakau;

c. ko-operasi tanggungan-djiwa/ d. ko-operasi gilingan p a d i,

kerusakan.

2. Keanggotaan:

Terbuka bagi siapapun djuga; Sangat terba ta s p a d a p a r a sungguh2 didjalankan azas ko- pengusaha s a d ja ; se rin g p u la operasi: tidak membeda2kan ke- segolongan p e n g u s a h a 2, k a - turunan, kedudukan, bangsa, rena spesialisasi d an effisiensi

(31)

3. P engaw asan organisasi:

Oleh p a ra pemakai, segala sesua- Oleh ja n g m en g u sa h a k an p e -tu disesuaikan dengan kebu-tu- nghasilan b a ra n g ; ditjari h a r g a han mereka; diusahakan h a rg a setinggi mungkin.

se re n d a h2nja.

(4.' T en ta n g harga:

D iu sa h ak a n mentjapai h a rg a jan g D iusahakan m em pertinggi sa m a d engan tingginja ongkos2 ha rg a b a ra n g ; selalu m entjari m em buatnja sadja, baik ha rg a keuntungan, baik h a r g a b a -b a ra n g , m aupun djasa. rang» m aupun djasa.

5. P erkem bangan pem usatan usaha:

Melalui ko -op erasi2 primer me- Melalui ko-operasi2 u s a h a p e ­ nurut d a e ra h2 ketjil tempat ting- nghasilan b a ra n g ; p u s a t ko-gal g o lo n g a n2 pem akai; pusat ko- operasi meliputi m a tja m2 u s a h a operasi meliputi d a e ra h 2. sendiri2.

(6) K ehendak ko-operasi: A da terlihat kehendak dari ko­

operasi pem a k a i2, untuk mengko- ordiner, melingkari segala segi k e bu tu h a n sipem akai; bersifat umum.

Ada terlihat k ehendak dari k o ­ operasi penghasil2 u n tuk b e r ­ sifat chusus sa tu; spesialisasi, kechususan.

7. P endidikan:

D itud juk a n k e p a d a umum, untuk Ditudjukan u ntuk m em perting- m em pertinggi d e ra d ja t a n g g o ta 2, gi keahlian usaha.

M elihat a d a n ja tudjuh matjam perbedaan ini, m aka a za s R o c h -

dale a p a k a h mungkin dimasukkan pula dalam u s a h a2 ko-o p era si p r o d u se n ? T entu mungkin! P erbedaan ja n g a d a itu ialah k a re n a l a p a n g a n u s a h a dan bukan karena azas. *)

x) F u n d a m e n ta ls of C onsum er C oop eratio n by V.S. A lan n a 9 th edition, C o o p e ra tiv e P u b lish in g A ssociation, S u p erio r, W isconsin, U.S.A.

(32)

B A G I A N II: T E N T A N G D A S A R2 K E K O - O P E R A S I A N

I. DASAR2 HUKUM

D a s a r hukum gerakan ko-operasi jang a da di Ind o n esia p a d a S/^ a ra n g telah a d a karena undang2 ko-operasi p a d a ta h u n k arena a " ' 915 N° ' 4 3 1 ) ' U ndan g2 ini d i a d a k a n

k ” *“*verwe^ ende d a t de behoefte is gebleken a a n eene v o o r alle bevolkmgsgroepen van Nederlandsch-Indie geldende w e tte lijk e r ge ing der cooperatieve vereniging; enz.”

(Mempertimbangkan bahwa telah njata a d a k e b u tu h a n u n tu k nga a an satu peraturan u ndang2 ja n g berlaku u n tu k s e m u a

ngan penduduk Hindia-Belanda untuk m engatur p e r k u m p u l a n2

ko-operasi; dsb.).

UntUk Pertam a kaIi telah a d a p er a tu r a n t e n t a n g

ini °~operasi* Peraturan ja n g pertam a j a n g d i a d a k a n di Nedprip ^eSUai deng an un d an g2 ko-operasi ja n g telah d ik en a l tahun 1Q9^ S<Lmendi ak 1886 (kemudian diganti dan d i ru b a h p a d a niebahkan ^ e[ubahan jan g diadakan dalam tah u n 1925 m e -b aran Tsw lm ^ n^a und an g2 1915, dengan u n d a n g2 b a r u : L e m -de Connp r 33 N °' 108, j*aitu tentan£ Algemene R e g e lin g op k l o n e ^ n r , (P e ra tu ra n umum p e r k u m p u l a n2

tetaoi hiiku* Ua UI?dan£2 berlaku bagi semua g o lo n g a n , a k a n iang- beriak™ diperlakukan terhadap mereka a d a la h h u k u m

K)8 n a s a t 9 ? b a " gSa Neder,a" d ( E u r o p a h ) ; L.N. 1933 No. pasal 2 aJat 1 berbunji:

en h a n T r 311^ 0 vere n ig in g w o r d t b eh e erst d oor h e t b u r g e lij k - adalah ^ re ch t. voor E u rop ean en ” . (P er k u m p u la n k o - o p e r a s i

E rop ah ) * ° leh hukum Perd ata dan h u k u m d a g a n g

hukum dari lo ln demikian ini tidaklah sesuai d e n g a n k e a d a a n onderdanen i F * lndonesia asli ( N e d e rla n d s - I n d is c h e telah diadakan nerat.V a " karena ini m aka Pa da ta h u n 1927

N eg a ra 1927 N o 91 ^ bagi Solong an ini: L e m b a ra n tieve VereemVingpn tentanS R e g a n g Inlandsche C o o p e r a -n e sja ) 5 p e r a t u r a n perkum pulan2 K oop e ra si I n d o -L.N. 1927 No. 91, pasal 3 a ja t 1 berbunji:

Referensi

Dokumen terkait

Calon peserta Local Government Leadership Training Angkatan VII BPSDMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2021 adalah para ASN yang telah masuk dalam database Talent

Maksudnya adalah untuk membuat petani gambir tetap menjaga kebersihan, menghargai orang lain, berhati-hati dalam bekerja, bersungguh-sungguh melakukan pekerjaan,

Dalam organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan telah dikembangkan budaya organisasi yang merupakan nilai-nilai luhur yang harus diyakini oleh setiap anggota organisasi

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada adalah tempat penelitian yaitu di rumah gizi Kota Semarang, variabel penelitian yaitu kehadiran konseling,

Ganti Rugi oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA Sebagai tambahan atas kewajiban-kewajiban lain yang dimaksud dalam Perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA akan

Mahkamah Agung mempunyai kemandirian da- lam proses yudisial, namun demikian, hal ter- sebut tidak boleh dipahami secara mutlak, ka- rena pemahaman yang keliru

Adapun hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang cukup kuat antara rata-rata durasi lama belajar dengan tingkat stress pada mahasiswa

Apabila benar usaha yang dilakukan maka akan mendapatkan sreya, namun apabila dicapai dengan cara-cara yang tidak etis maka preya yang akan didapat.Sreya atau