• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kulit merupakan organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkungan hidup manusia. Berat kulit kira-kira 15% dari berat badan seseorang. Kulit merupakan organ penting dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan individunya. Selain itu, kulit juga dapat menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetika,ras,indikator sistemik, dan sarana komunikasi non verbal antar individu . Kulit ibarat kertas pembungkus yang memberikan keindahan. Jika terjadi masalah pada kulit, seseorang bukan hanya tampak tidak menarik, tetapi berbagai fenomena fisiologis yang tidak menyenangkan bisa membawa ke arah kematian. (Wasitaatmadja, 2007; Brown & Bruns, 2005)

Kelainan kulit yang cukup menarik perhatian saat ini adalah psoriasis. Hal ini dibuktikan dengan adanya Hari Psoriasis se-Dunia setiap tanggal 29 Oktober untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini dan memberikan perhatian bagi penderitanya. Psoriasis merupakan gangguan kulit berupa inflamasi kronis yang berulang, ditandai dengan adanya hiperproliferasi dan berkurangnya diferensiasi keratinosit. Psoriasis merupakan peradangan kronis yang menyerang sekitar 2% dari populasi umum (Dsouza dan Kuruville, 2013). Lokasi paling sering munculnya ruam adalah pada daerah siku, lutut, kulit kepala, umbilikus, dan daerah lumbar (Schön dan Boehncke, 2005).

Menurut IFPA, hampir 3% dari populasi dunia, baik pria, wanita, anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir menderita gejala psoriasis. Menurut WHO (2013) prevalensi psoriasis di seluruh dunia adalah sekitar 2%, namun penelitian di negara maju melaporkan tingkat prevalensi lebih tinggi dari rata-rata yaitu sekitar 4,6%. Laporan insidensi psoriasis di Eropa, Denmark (2,9%) , Feleroe Islands (2,8%) dimana lebih tinggi dibanding Eropa Tengah (1,5%). Di United

(2)

baru per tahunnya. Di Asia insiden psoriasis tergolong rendah (0,4%) (Gudjonsson dan Elder, 2012). Di Indonesia sendiri belum ada data pasti mengenai jumlah penderita psoriasis. Cholis dkk. (1999) dalam Walujo dkk. (2007) melaporkan prevalensi psoriasis pada 10 rumah sakit pendidikan di Indonsia berkisar 0,59%-0,92%. Di RSUP Haji Adam Malik Medan, berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis selama periode Januari - Desember 2010, dari total 3.230 orang yang berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, 34 pasien (1,05%) diantaranya merupakan pasien dengan diagnosis psoriasis. Dari jumlah tersebut 16 pasien (47%) berjenis kelamin pria dan 18 pasien (52,9%) berjenis kelamin wanita (Natali,2013).

Psoriasis yang bersifat kronis dan berulang sangat berdampak buruk bagi penderitanya. Secara fisik, pasien psoriasis merasa tidak nyaman, gatal dan nyeri, peradangan, retak dan pendarahan lesi kulit atau nyeri sendi dan organ internal lainnya. Dari segi psikologis, pasien psoriasis merasa malu, terhina, dan cenderung menyembunyikan kulit mereka agar tidak dicela masyarakat. Dampak psikologis lain yaitu frustrasi, yang sering menimbulkan depresi dan alkoholisme, dan menyebabkan trauma mental yang berat dan pikiran untuk bunuh diri. Secara ekonomi, di Amerika sendiri, penderita psoriasis kehilangan kira-kira 56 juta jam kerja dan menghabiskan $ 2 sampai $ 3 miliar untuk mengobati penyakit ini setiap tahun (IFPA).

Dalam Prinz (2005) kemajuan terbaru terhadap pemahaman psoriasis telah mengarah pada aktivasi sistem imun selular spesifik, terutama sel T yang berperan penting dalam manifestasi penyakit dan bertanggung jawab pada perubahan lesi psoriasis yang berbeda-beda termasuk peningkatan proliferasi keratinosit. Akumulasi sel-sel T dalam lesi kulit psoriatik dimediasi oleh interaksi berbagai ligan glikoprotein dan reseptor kemokin pada permukaan sel T (CLA, ICAM-1, CD11a/LFA-1, CCR10) dengan berbagai molekul adhesi pada endotel pembuluh darah dari venula papiler. CLA dan CCR10 mencirikan limfosit T pada penyakit kulit inflamasi . Menurut Thomas dkk (2009) TNF-α memainkan peran sentral dalam patogenesis psoriasis. TNF-α berperan dalam aktivasi respon imun bawaan dan didapat yang menyebabkan peradangan kronis, kerusakan jaringan dan

(3)

proliferasi keratinosit. Kadar TNF-α nyata meningkat pada lesi kulit, sinovium dan serum pasien dengan psoriasis dan ini berhubungan dengan keparahan penyakit. Begitu juga sebaliknya, kadar TNF-α yang rendah berhubungan dengan perbaikan penyakit secara klinis.

Sitokin-sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan sitokin-sitokin Th 1 lainnya yang diproduksi berlebihan pada pasien psoriasis juga berkontribusi pada peningkatan resiko sindroma metabolik (Thomas.J, et al, 2009). Psoriasis dikenal sebagai suatu penyakit sistemik yang dikaitkan dengan sejumlah abnormalitas dan komplikasi multiorgan. Resiko hipertensi , abnormalitas kardiovaskular, dislipidemia, aterosklerosis, diabetes mellitus tipe 2, obesitas, penyakit paru obstruktif kronik, stroke serebral, osteoporosis, kanker, dan depresi telah dilaporkan meningkat pada pasien psoriasis (Pietrzak et al, 2010). Menurut WHO, komorbiditas dapat mempersulit psoriasis dari ringan hingga berat.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat profil lipid pada pasien psoriasis. Pada pasien psoriasis menunjukkan perubahan dalam lipid plasma dan komposisi lipoprotein , dengan kecenderungan peningkatan kolesterol total dan TG yang terkait dengan kolesterol VLDL, serta penurunan kolesterol HDL. Namun masih terdapat pertentangan dari hasil penelitian yang didapat. Sebagian besar peneliti mengamati adanya peningkatan kadar kolesterol LDL dalam psoriasis. Di lain sisi beberapa peneliti lain melaporkan tidak ada perubahan komposisi lipid plasma, bahkan terjadi penurunan kadar kolesterol LDL pada pasien psoriasis (Pietrzak,2009). Dari hasil penelitian Bathia dkk (2014) terhadap 94 pasien psoriasis dan 103 tidak psoriasis, didapati kolesterol total dan kolesterol LDL dan kolesterol HDL secara signifikan lebih tinggi pada pasien psoriasis (P <0,05). Sedangkan kadar TG serum hampir sama pada kedua kelompok. Dsouza dan Kuruville (2013) mendapati hasil yang berbeda dimana pasien psoriasis memiliki resiko perubahan profil lipid. Dengan serum kolesterol total (p <0,001), TG (p <0,01), LDL-kolesterol (p <0,001), VLDL-kolesterol (p <0,01) dan rasio TC / HDL (p <0,01 ) ditemukan secara signifikan lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Namun, kadar HDL tidak memiliki perbedaan statistik yang signifikan antara dua kelompok. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Dewi dkk. di

(4)

Surabaya, penelitian tersebut menunjukkan adanya perbedaan kadar TG pada psoriasis vulgaris yang lebih tinggi dibandingkan kontrol (p<0,05). Tetapi, tidak didapatkan perbedaan yang bermakna pada kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL antara penderita psoriasis vulgaris dan kontrol (p>0,05).

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, untuk itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan psoriasis dengan profil lipid pasien rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara psoriasis dengan profil lipid pada pasien rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara psoriasis dengan profil lipid pada pasien rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui angka kejadian psoriasis di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

2. Untuk mengetahui profil lipid penderita psoriasis yang melakukan rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

(5)

3. Untuk mengetahui karakteristik penderita psoriasis yang melakukan rawat jalan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012-2013.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui hubungan antara psoriasis dengan perubahan profil lipid penderitanya, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi guna mendeteksi kondisi penyerta (komorbid) pada penderita psoriasis. Sehingga pasien mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat serta kondisi komorbid yang mematikan bisa ditekan bahkan dihindari.

Referensi

Dokumen terkait

Hal lain pada tanah gambut tanpa dan penggenangan tanaman nyamplung mengalami penurunan berat basah (g), tinggi tanaman (cm) dan diameter batang. Hal ini diduga

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Blok diagram sederhana dari USART ditunjukkan pada Gambar 5.1 dan untuk Register I/O dan pin I/O yang dapat diakses ditampilkan dengan huruf tebal seperti Register UCSRA,

37 Pemeliharaan Kendaraan Dinas Pejabat Eselon I 234,000 , 000.00 Pengadaan Langsung Januari Desember Pemeliharaan Kendaraan Dinas Pejabat Eselon I. Pemeliharaan Kendaraan Dinas

lowii Rchb.f di habitat hutan kota Sanggau memiliki pola menyebar yaitu pada plot yang memiliki keanekaragaman vegetasi pada tingkat pohon, sedangkan pada plot

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi: perbaikan proses agar tidak menimbulkan cycle delay di mesin 31, menggunakan optimasi disain untuk membantu setting

Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan semakin kuat budaya organisasi dan semakin tinggi komitmen dosen akan meningkatkan kinerja mereka dalam mencapai tujuan PTS

Akan tetapi penelitian yang telah dilakukan masih dalam lingkup identifikasi kualitas telur dari sisi ada tidaknya crack dan blood spot, grade, bentuk, serta warna telur.. Penelitian