• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a) Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek

a) Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 15 anak, jumlah subjek berdasarkan jenis kelamin pada kelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.

Tabel 4.1. Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin F %

P 8 53.3%

L 7 46.7%

Jumlah 15 100%

b) Jumlah Subjek berdasarkan Usia

Kelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga mempunyai 2 kelompok usia yaitu 4 dan 5 tahun. Kelompok usia 4 tahun lebih sedikit dibanding usia 5 tahun, dengan jumlah kelompok usia 4 tahun ada 6 siswa dan 5 tahun sebanyak 9 siswa.

Tabel 4.2. Jumlah Subjek berdasarkan Usia

Usia F %

4 Tahun 6 40%

5 Tahun 9 60%

(2)

2 4.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian

Kondisi awal merupakan keadaan anak sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasi observasi yang dilakukan dikelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga, salah satu masalah yang ditemukan bahwa kemampuan berbicara anak dengan guru dan dengan teman sebayanya masih sangat minim. Dimana dari 15 orang peserta didik, terdapat 9 anak yang kemampuan berbicaranya masih minim dan bisa dikatakan tergolong rendah. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar sehari-hari dimana cara anak berbicara masih ragu-ragu, anak masih malu-malu untuk bercakap-cakap dengan guru maupun dengan teman sebayanya, rendahnya kemampuan atau keberanian anak untuk menjawab pertanyaan, anak lebih senang menjawab dengan bahasa isyarat yaitu mengangguk kepala/menggelengkannya untuk jawaban ya atau tidak, sebagian besar anak-anak hanya mendengarkan saja dan cenderung pasif, ketika diajak berbicara anak cenderung diam. Dalam proses mengajar yang dilakukan guru selama ini kurang bervariasi dalam menggunakan metode mengajarnya dan cenderung dengan metode bercerita menggunakan media bergambar/buku cerita dan tidak pernah menggunakan metode lain (bermain peran), sehingga anak-anak kurang terlatih untuk berbicara lebih banyak dan berkomunikasi dengan guru dan teman sebayanya.

Adapun kondisi awal yang diperoleh melalui observasi Pra siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus

Kriteria F %

Baik 3 Anak 20%

Cukup 3 Anak 20%

Kurang 9 Anak 60%

(3)

3

Grafik 1.Kemampuan Berbicara Anak Pra siklus

Berdasarkan persentase keberhasilan belajar pra siklus dapat dilihat dari grafik diatas. Bahwa dalam perkembangan berbicara anak kelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga belum meningkat dengan baik, hal ini dapat dilihat dari hasilnya bahwa sebesar 60% anak termasuk dalam kategori kurang, 20% dalam kategori cukup dan 20% dalam kategori baik. Data yang diperoleh ini akan dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan membuat perencanaan penelitian agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak kelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga melalui metode bermain peran.

4.3 Pelaksanaan Penelitian Siklus I 4.3.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Baik Cukup Kurang

Pra Siklus

(4)

4

a) Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) b) Menentukan materi dan tema kegiatan

c) Menyiapkan alat/media yang akan digunakan dalam bermain peran d) Menyiapkan lembar observasi kemampuan berbicara anak

e) Membuat instrumen penelitian 4.3.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dirancang oleh peneliti dengan dibantu guru kelas.Tahap pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

4.3.3 Pelaksanaan Siklus I a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, tanggal 04 Mei 2015. Dilakukan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Sebelum memulai pembelajaran didalam kelas, anak-anak melakukan upacara Bendera terlebih dahulu dihalaman. Upacara Bendera ini dilakukan pada setiap hari senin. Anak-anak yang bertugas dalam upacara bendera tersebut sudah dipilih oleh guru. Setelah upacara selesai semua guru dan anak-anak masuk ke kelasnya masing-masing. Pembelajaran dimulai dengan

(5)

5

berdoa terlebih dahulu, setelah itu guru menyapa anak-anak (memberi salam selamat pagi), mengabsen anak, menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun, kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu pembukaan. Setelah itu guru menyampaikan tema/subtema yang akan dipelajari yaitu alam semesta/benda-benda ciptaan Tuhan di langit dan di bumi, kemudian guru mengajak anak untuk bercakap-cakap tentang benda-benda ciptaan Tuhan di langit dan di bumi

2) Kegiatan Inti

Guru memperkenalkan gambar-gambar benda ciptaan Tuhan, dan memperkenalkan alat/media yang akan digunakan saat bermain peran, kemudian guru menjelaskan dan memberikan contoh cara bermain perannya, guru membacakan teks/naskah singkat percakapan dalam bermain peran, dan guru mengajak anak-anak untuk menyepakati aturan dalam permainannya. Setelah itu guru meminta 2-3 orang anak untuk maju kedepan kelas untuk bermain peran, terlebih dahulu guru bertanya kepada anak mau berperan sebagai apa dan siapa, setelah anak memilih perannya, guru memberikan alat yang harus dipakai/digunakan oleh anak. Pada saat bermain peran guru mengucapkan kalimat sederhana sesuai dengan peran yang dimainkan anak, misalnya “hai teman-teman namaku bulan, aku muncul dimalam hari, cahayaku terang, aku ciptaan Tuhan dilangit”, kemudian anak mengulang kembali kalimat sederhana yang diucapkan guru sebelumnya sesuai dengan peran yang dimainkannya. Begitu seterusnya sampai semua anak mendapat giliran untuk bermain peran dan memilih peran yang disukainya.

(6)

6

Setelah selesai bermain peran, guru meminta anak-anak untuk memperhatikan guru menjelaskan kegiatan selanjutnya. Guru membagikan majalah pita kepada anak dan meminta anak-anak untuk membuka halamannya, kemudian guru memberi contoh cara mengerjakannya, setelah itu guru membagikan lagi pola gambar matahari kepada setiap anak dan menjelaskan bahwa anak-anak diminta untuk menggunting gambar matahari sesuai polanya dan ditempel di buku karyanya masing-masing.

3) Kegiatan Akhir

Guru mengajak anak untuk membaca sajak ciptaan Tuhan, kemudian guru mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan bermain peran sebagai apa dan siapa, guru menanyakan kepada anak pengalaman yang dirasakan saat bermain peran, dan guru memberi pesan kepada anak-anak, setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, salam dan kemudian pulang.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 06 Mei 2015.Dilakukan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, setelah itu guru menyapa anak-anak (memberi salam selamat pagi), mengabsen anak, menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun, kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu pembukaan. Setelah itu guru menyampaikan

(7)

7

tema/subtema yang akan dipelajari yaitu pekerjaan/ profesi (dokter), kemudian guru mengajak anak bercakap-cakap tentang profesi seorang dokter dan alat kerjanya.

2) Kegiatan Inti

Guru memperkenalkan alat kerja yang sering dibawa oleh seorang dokter (stetoskop, tas obat-obatan dan sebagainya), kemudian guru menjelaskan dan memberi contoh cara bermain peran sebagai seorang dokter yang sedang memeriksa pasien, dan guru mengajak anak-anak untuk menyepakati aturan dalam permainannya. Setelah itu guru bertanya kepada anak-anak siapa yang mau bermain terlebih dahulu, dan yang mau bermain duluan diminta untuk maju kedepan kelas untuk bermain peran sebagai dokter dan pasien. Guru memberi kebebasan kepada anak untuk memilih perannya, setelah anak memilih peran yang diinginkannya, guru memberikan alat yang dipakai/digunakan oleh anak. Pada saat bermain peran guru mengucapkan kalimat sederhana sesuai dengan peran yang dimainkan anak, misalnya dokter bertanya kepada pasien : keluhannya apa ibu/bapak ?”, pasien menjawab : sakit diperut sebelah kanan dokter.” Kemudian anak mengulang kembali kalimat sederhana yang diucapkan guru sebelumnya sesuai dengan peran yang dimainkannya. Begitu seterusnya sampai semua anak mendapat giliran untuk bermain peran dengan peran yang sudah dipilihnya.

3) Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, guru menanyakan kepada anak bermain peran apa, guru juga menanyakan kepada

(8)

8

anak pengalaman yang dirasakan saat bermain peran, dan guru memberi pesan kepada anak-anak, setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, salam dan kemudian pulang.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I

No Kriteria

Siklus I

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah anak % Jumlah anak %

1 Baik (10-12) 6 40% 8 53%

2 Cukup (7-9) 5 33% 4 27%

3 Kurang (4-6) 4 27% 3 20%

Total 15 100% 15 100%

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perolehan data pada siklus I pertemuan I anak yang masuk dalam kategori baik sebesar 40% dengan jumlah anak 6 orang, yang masuk dalam kategori cukup sebesar 33% dengan jumlah anak 5 orang, dan yang masuk dalam kategori kurang sebesar 27% dengan jumlah anak 4 orang.

Pada siklus I pertemuan II diperoleh data bahwa jumlah anak yang masuk dalam kategori baik sebesar 53% dengan jumlah anak 8 orang, yang masuk dalam kategori cukup sebesar 27% dengan jumlah anak 4 orang, dan yang masuk dalam kategori kurang sebesar 20% dengan jumlah anak 3 orang.

(9)

9

Dilihat dari data-data tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan siklus II, hal-hal yang masih kurang dalam siklus I akan diperbaiki dalam siklus II.

Grafik 2. Kemampuan Berbicara Anak Siklus I

Berdasarkan grafik diatas menggambarkan hasil observasi kemampuan berbicara anak pada siklus I. Warna biru adalah pertemuan I dengan hasil persentase 40% kategori baik, 33% kategori cukup, dan 27% kategori kurang. Sedangkan warna hitam merupakan pertemuan II dengan hasil persentase 53% kategori baik, 27% kategori cukup, dan 20% kategori kurang.

4.3.4 Pengamatan

Pada saat kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan, penulis meminta bantuan observer yaitu Donata dan satu orang guru kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir dengan cara mengisi lembar observasi anak yang telah disediakan. Dari hasil pengamatan tersebut observer

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Baik Cukup Kurang

SIKLUS I

Pertemuan I Pertemuan II

(10)

10

menyatakan bahwa pada pertemuan siklus I terdapat beberapa anak yang tidak tertib dan berlari-lari didalam kelas ketika kegiatan berlangsung, ada anak yang tidak sabar menunggu giliran untuk bermain, ada anak yang tidak mau ikut serta dalam permainan, dan bahkan ada anak yang merasa bosan saat kegiatan bermain peran, hal ini disebabkan karena kegiatan yang diberikan guru masih kurang menarik perhatian anak-anak.

4.3.5 Refleksi

Berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I selama 2 kali pertemuan, anak dapat melakukan kegiatan dalam meningkatkan kemampuan berbicara dengan baik. Pada siklus pertama pertemuan kedua belum mampu mencapai target indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya yaitu minimal 80%. Capaian pada siklus I pertemuan kedua sebesar 53% untuk kriteria baik, 27% untuk kriteria cukup, dan 20% untuk kriteria kurang. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada siklus kedua agar dapat memenuhi target indikator keberhasilan sebesar 80%. Dalam siklus I ada beberapa hambatan yang muncul ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran diantaranya adalah:

1) Masih ada anak yang bosan saat melakukan kegiatan

2) Masih ada anak yang tidak tertib dan suka berlari-lari dikelas 3) Masih ada anak tidak mau ikut serta dalam permainan

4) Kegiatan yang diberikan guru masih kurang menarik

Melihat beberapa hambatan yang terjadi pada pelaksanaan siklus I, penulis dan guru kelas mendiskusikan solusi untuk memperbaiki pembelajaran/kegiatan disiklus II. Solusi yang didapat adalah dengan memberikan reward smile dan

(11)

11

merancang kegiatan semenarik mungkin agar memotivasi anak untuk mau mengikuti kegiatan yang akan dilakukan.

4.4 Tahap Perencanaan Perbaikan

Tahap perencanaan perbaikan dilakukan penulis dan guru setelah melalui tahap refleksi. Perbaikan yang akan dilakukan adalah memperbarui kesalahan serta kekurangan yang menjadi hambatan dalam siklus sebelumnya untuk menjadi dasar menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik disiklus selanjutnya.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perbaikan perencanaan ini mulai dengan menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada proses pembelajaran Siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyusun RKH yang disesuaikan dengan indikator dan tema/sub tema. b) Menyiapkan alat/media yang sesuai dengan kegiatan proses belajar c) Mempersiapkan reward smile

4.5 Pelaksanaan Penelitian Siklus II 4.5.1 Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) b) Menentukan materi dan tema kegiatan

c) Menyiapkan alat/media yang akan digunakan dalam bermain peran d) Menyiapkan lembar observasi kemampuan berbicara anak

(12)

12 4.5.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dirancang oleh peneliti dengan dibantu guru kelas.Tahap pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan. Adapun gambaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

4.5.3 Pelaksanaan Siklus II a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 08 Mei 2015.Dilakukan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, setelah itu guru menyapa anak-anak (memberi salam selamat pagi), mengabsen anak, menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun, kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu pembukaan. Setelah itu guru menyampaikan tema/subtema yang akan dipelajari yaitu binatang/ binatang berkaki empat, kemudian guru mengajak anak bercakap-cakap tentang binatang berkaki empat dan guru mengajak anak-anak melompat seperti kelinci.

2) Kegiatan Inti

Sebelum memulai kegiatan bermain peran, kembali guru meminta anak-anak untuk menebak gerakan binatang yang ditirukan oleh guru, dan guru juga memperkenalkan/ memperlihatkan gambar binatang berkaki empat (sapi,

(13)

13

singa dan kelinci). Kemudian guru menjelaskan dan memberi contoh cara bermain peran sebagai binatang berkaki empat (sapi, singa dan kelinci) dan guru meminta 2-3 orang anak maju kedepan untuk mencontohi bermain peran sebagai sapi, singa dan kelinci tersebut. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyepakati aturan dalam permainannya. Kemudian guru bertanya kepada anak-anak siapa yang mau bermain terlebih dahulu, dan yang mau bermain duluan diminta untuk maju kedepan kelas untuk bermain peran sebagai sapi, singa dan kelinci. Guru memberi kebebasan kepada anak untuk memilih perannya, setelah anak memilih peran yang diinginkannya, guru memberikan alat yang dipakai/digunakan oleh anak.

Pada saat bermain peran guru mengucapkan kalimat sederhana sesuai dengan peran yang dimainkan anak, misalnya singa berkata “teman ayo kita mencari makanan sama-sama”, kelinci dan sapi menjawab “ayo, tapi dimana? Kebetulan kami lagi lapar ni”. Kemudian anak mengulang kembali kalimat sederhana yang diucapkan guru sebelumnya sesuai dengan peran yang dimainkannya. Begitu seterusnya sampai semua anak mendapat giliran untuk bermain peran dengan peran yang sudah dipilihnya. Setelah selesai bermain peran guru meminta anak-anak untuk duduk mendengarkan guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menjiplak gambar singa, kemudian diwarnai dan setelah itu ditempel dibuku karyanya masing-masing.

3) Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, guru menanyakan kepada anak bermain peran apa, guru juga menanyakan kepada

(14)

14

anak pengalaman yang dirasakan saat bermain peran, dan guru memberi pesan kepada anak-anak, setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, salam dan kemudian pulang.

b) Pertemuan Kedua

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 12 Mei 2015.Dilakukan sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah dibuat pada tahap perencanaan penelitian. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal

Pembelajaran dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, setelah itu guru menyapa anak-anak (memberi salam selamat pagi), mengabsen anak, menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun, kemudian guru mengajak anak-anak untuk bernyanyi lagu pembukaan. Setelah itu guru menyampaikan tema/subtema yang akan dipelajari yaitu pekerjaan/ pedagang (penjual dan pembeli), kemudian guru mengajak anak bercakap-cakap tentang pekerjaan seorang pedagang dan pembeli.

2) Kegiatan Inti

Sebelum memulai kegiatan bermain peran, terlebih dahulu guru memperkenalkan/ memperlihatkan media yang akan digunakan (Miniatur buah-buahan, kalkulator mainan, uang mainan, timbangan mainan dan wadah tempat buah dan uang). Kemudian guru menjelaskan dan memberi contoh cara bermain peran sebagai penjual dan pembeli, guru meminta 2-3 orang anak maju kedepan untuk mencontohi bermain peran sebagai penjual dan

(15)

15

pembeli. Setelah itu guru mengajak anak-anak untuk menyepakati aturan dalam permainannya. Kemudian guru bertanya kepada anak-anak siapa yang mau bermain terlebih dahulu, dan yang mau bermain duluan diminta untuk maju kedepan kelas untuk bermain peran sebagai penjual dan pembeli. Guru memberi kebebasan kepada anak untuk memilih perannya, setelah anak memilih peran yang diinginkannya, guru memberikan alat yang dipakai/digunakan oleh anak.

Pada saat bermain peran guru mengucapkan kalimat sederhana sesuai dengan peran yang dimainkan anak, misalnya : penjual: mau beli apa pak/bu?, pembeli : mau beli buah, penjual : berapa kilo?, Pembeli : 1 kilo saja pak/bu.

Kemudian anak mengulang kembali kalimat sederhana yang diucapkan guru sebelumnya sesuai dengan peran yang dimainkannya.Begitu seterusnya sampai semua anak mendapat giliran untuk bermain peran dengan peran yang sudah dipilihnya. Setelah selesai bermain peran guru meminta anak-anak untuk duduk mendengarkan guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu menggunting pola gerobak es krim, kemudian dilem/diisolasi.

3) Kegiatan Akhir

Guru mengulas kembali kegiatan yang telah dilaksanakan, guru menanyakan kepada anak bermain peran apa, guru juga menanyakan kepada anak pengalaman yang dirasakan saat bermain peran, dan guru memberi pesan kepada anak-anak, setelah itu dilanjutkan dengan berdoa, salam dan kemudian pulang.

(16)

16

Tabel 4.5. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus II

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perolehan data pada siklus II pertemuan I anak yang masuk dalam kategori baik sebesar 74% dengan jumlah anak 11 orang, yang masuk dalam kategori cukup sebesar 13% dengan jumlah anak 2 orang, dan yang masuk dalam kategori kurang sebesar 13% dengan jumlah anak 2 orang.

Pada siklus II pertemuan II diperoleh data bahwa jumlah anak yang masuk dalam kategori baik sebesar 86% dengan jumlah anak 13 orang, yang masuk dalam kategori cukup sebesar 7% dengan jumlah anak 1 orang, dan yang masuk dalam kategori kurang sebesar 7% dengan jumlah anak 1 orang.

No Kriteria

Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Jumlah anak % Jumlah anak %

1 Baik (10-12) 11 74% 13 86%

2 Cukup (7-9) 2 13% 1 7%

3 Kurang (4-6) 2 13% 1 7%

(17)

17

Grafik 3. Kemampuan Berbicara Anak Siklus II

Berdasarkan grafik diatas, menggambarkan hasil observasi kemampuan berbicara anak pada siklus II. Warna biru adalah pertemuan I dengan hasil persentase 74% kategori baik, 13% kategori cukup, dan 13% kategori kurang. Sedangkan warna hitam adalah pertemuan II dengan hasil persentase 86% kategori baik, 7% kategori cukup, dan 7% kategori kurang. Pada pertemuan pertama hasil kategori baik belum sesuai dengan kriteria indikator keberhasilan, namun pada pertemuan kedua hasil yang diperoleh sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan minimal 80%.

4.5.4 Pengamatan

Pada kegiatan pembelajaran di siklus II, observer melakukan pengamatan dari awal hingga akhir anak-anak mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut observer hasil pengamatan anak-anak pada siklus II ini kemampuan berbicara anak-anak sudah meningkat, dan anak-anak lebih aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (bermain peran), hal ini dikarenakan kegiatan

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Baik Cukup Kurang

SIKLUS II

Pertemuan I Pertemuan II

(18)

18

yang diberikan guru sangat menarik sehingga anak-anak senang untuk ikut serta dalam permainan, dan setiap anak juga menjadi termotivasi untuk mendapatkan reward smile.

4.5.5 Refleksi

Setelah melaksanakan proses kegiatan pembelajaran pada siklus II kemampuan berbicara anak meningkat hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I pertemuan II diperoleh data sebesar 53% kategori baik, 27% kategori cukup, dan 20% kategori kurang. Sedangkan pada siklus II pertemuan II hasilnya meningkat dengan data yang diperoleh sebesar 86% kategori baik, 7% kategori cukup, dan 7% kategori kurang. Dengan capaian sebesar 86% pada siklus II pertemuan II, maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya, karena hasil yang diperoleh pada siklus II pertemuan II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

4.6 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat dipaparkan bahwa kemampuan berbicara anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain peran. Pada saat anak melakukan kegiatan bermain peran sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh guru, anak-anak memperoleh kebebasan untuk memilih berperan sebagai siapa dalam cerita singkat kemudian memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda yang ada disekitarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Moeslichaton, (1993) menyatakan bahwa bermain peran merupakan suatu kejadian yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak pada

(19)

19

situasi tertentu sehingga dapat dipakai oleh anak untuk mengembangkan daya khayal atau imajinasi sehingga dapat menghayati tujuan dari kegiatan tersebut.

Kegiatan bermain peran ini dapat membantu anak dalam mengembangkan aspek kemampuan berbicaranya, baik dalam berimajinasi, kelancarannya dalam berbicara, menjawab pertanyaan, mengungkapkan pendapat, mengungkapkan perasaan yang dirasakannya, maupun dalam menyebutkan kata-kata benda ataupun objek yang dilihatnya. Hal ini didukung oleh Hurlock, (1978:176) menyatakan bahwa berbicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Karena berbicara merupakan bentuk komunikasi yang paling efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting. Sebagai bentuk komunikasi, agar anak dapat berbicara dengan baik sejak dini, adapun tahapan-tahapan yang dapat digunakan oleh guru dalam melatih dan mengembangkan kemampuan berbahasa khususnya kemampuan berbicara pada anak yaitu dengan pengenalan kata-kata secara sederhana yang berkaitan dengan benda-benda yang sering dijumpai anak, mengajak anak untuk bercerita ke depan kelas, mengajak anak untuk sering bercakap-cakap.

Jenis bermain peran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bermain peran makro, karena pada penelitian ini penulis bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak yang sifatnya kerjasama lebih atau dua orang dengan menggunakan alat-alat main berukuran sesungguhnya. Hal ini didukung oleh Khoiruddin, (2010) menyatakan bahwa jenis bermain peran makro merupakan bermain peran yang sesungguhnya dengan alat-alat main berukuran sesungguhnya. Anak dapat menggunakannya untuk menciptakan dan memainkan

(20)

20

peran-peran, misalnya bermain peran profesi dokter, maka alat yang digunakan stetoskop, replika jarum suntik, buku resep dan bolpoin.

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, banyak anak yang merasa bosan dengan kegiatan bermain peran, ada anak yang tidak tertib, berlari-lari dikelas saat kegiatan berlangsung, ada juga anak yang tidak mau ikut serta dalam kegiatan permainan, dan ada anak yang tidak sabar menunggu giliran untuk bermain. Melihat hal tersebut, maka sebagai seorang guru yang berperan sangat penting dalam membantu mengembangkan ataupun meningkatkan kemampuan berbicara anak dengan memotivasi dan memberi penguatan kepada anak baik itu berupa pujian maupun simbol seperti stiker smile dan lain-lainnya.Kemampuan anak kurang berkembang optimal apabila tidak ada dorongan ataupun motivasi dari guru.

Pada pelaksanaan tindakan di siklus II, anak-anak sudah menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Hal ini terlihat setelah guru memberikan reward kepada anak serta memberikan kegiatan bermain peran yang lebih menarik, sehingga anak-anak termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan. Anak lebih termotivasi dan antusias dalam berbicara saat mengikuti kegiatan bermain peran. Kemampuan anak meningkat dengan kriteria baik terlihat pada tindakan siklus II pertemuan II memperoleh hasil prosentase sebesar 86% dengan jumlah anak 13 orang pada kategori baik dalam mengulang kalimat sederhana, anak dapat menjawab pertanyaan sederhana, anak dapat menyebutkan kata sifat (baik hati, berani, pelit, nakal), dan anak dapat menyebutkan bermacam-macam kata benda yang ada di lingkungan sekitar.

(21)

21

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan yang telah diuraikan di atas, maka terlihat bahwa melalui bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak Kelompok A1 TK Sinar Nyata Salatiga. Anak yang sebelumnya kurang mampu berbicara kini sudah mampu berbicara, karena metode yang digunakan sesuai dengan apa yang menjadi harapan dan kekurangan sekolah TK Sinar Nyata Salatiga.

Gambar

Tabel 4.1. Jumlah Subjek berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.3. Kemampuan Berbicara Anak Pra Siklus
Grafik 1.Kemampuan Berbicara Anak Pra siklus
Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Berbicara Siklus I
+4

Referensi

Dokumen terkait

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Jembrana adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah Kabupaten Jembrana yang berkaitan dengan kawasan perdesaan

Tabel 4.10 .Hasil Perhitungan Korelasi mengenai Hubungan Jumlah Anggota Tim dan Lama Berada dalam Tim pada Subjek terhadap Dimensi Kepribadian Marston (DISC). Variabel

Hasil olah data dengan SPSS tentang gambaran subjek penelitian berdasarkan status keaktivan dalam organisasi di dalam sekolah dapat dilihat dalam lampiran 10c.. Tabel 4.3

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh pada tahap observasi. Berdasarkan hasil analisa data dilakukan refleksi guna melihat

Jumlah luka pada tanaman yang memiliki ketahanan horizontal lebih sedikit daripada varietas yang rentan pada kondisi yang sama dan diinokulasi dengan jumlah spora

4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengukur keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 5) Menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH) Hari Kedua. Pada kegiatan

b) Kebijakan remunerasi terbukti meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil di Fakultas Ilmu Sosial UM, mengingat perolehan remunerasi dipengaruhi oleh prestasi

8 Disamping itu, pendekatan ini kurang memberikan tempat kepada kenyataan historis yang melatarbelakangi sehingga teks menjadi tercabut dari konteks yang