Prosiding Seminar Nasional AAN 2010 Serpong, 2-3 November 2010
ANALISIS KANDUNGAN
UNSUR KELUMIT DALAM
DARAH MENGGUNAKAN
METODE KOMPARATIF
ANALISIS AKTIVASI NEUTRON
Wahyu Sugiarto1,
Alfian2dan Siti Supraptj2
'Departemen Kimia, FMIPA-IPB Kampus IPB Darmaga, Bogor
2Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN)- BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314
e-mail: thebachelor_speed@yahoo.co.id
ISSN : 2085-2797
ABSTRAK
ANALISIS KANDUNGAN UNSUR KELUMIT DALAM DARAH MENGGUNAKAN METODE
KOMPARATIF ANALISIS AKTIVASI NEUTRON. Darah merupakan suspensi partikel koloid yang
mengandung zat elektrolit yang memiliki peran esensial dalam sistem sirkulasi tubuh. Unsur renik yang terkandung dalam darah berperan dalam proses fisiologi dan biokimia tubuh, serta dapat digunakan untuk menentukan kondisi kesehatan seseorang. Kandungan unsur renik dalam darah dapat di analisis menggunakan metode Analisis Aktivasi Neutron (MN). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan keberadaan unsur renik dalam darah hipertensi dan darah non hipertensi. Cuplikan darah yang digunakan diambil dari 17 pegawai BATAN-Serpong. Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa terdapat unsur Na, K, CI, Fe, Zn, Br, dan Co dalam darah hipertensi dan darah non hipertensi. Rerata konsentrasi unsur Na, K, CI, Fe, Zn, Br, dan Co dalam darah hipertensi berturut-turut sebesar
9255,71 mg/kg, 7937,56 mg/kg, 13741,09 mg/kg, 1825,87 mg/kg, 31,63 mg/kg, 17,6433 mg/kg, dan
0,62 mg/kg. Sedangkan rerata konsentrasi Na, K, CI, Fe, Zn, Br, dan Co dalam darah non hipertensi berturut-turut sebesar 8372,97mg/kg, 9693,20 mg/kg, 13202,65 mg/kg, 2018,97 mg/kg, 27,49mg/kg, 17,82 mg/kg dan 0,65 mg/kg.
Kata kunci : Darah, Metode komparatif, Analisis Aktivasi Neutron ABSTRACT
ANALYSIS TRACE ELEMENTS IN BLOOD USING COMPARATIVE METHODE NEUTRON
ACTIVATION ANALYSIS. Blood is colloid suspension that has electrolyte that takes essential roles in circulation system. The trace elements in blood play an essential role in the physiological and biochemistry process of human body and are able to establish of information the health status. In this work, trace elements in blood determined by Neutron Activation Analysis (NM). The Objective of this work is to estimate iclination trace elements in hypertension blood and non hypertension blood. The samples collected from 17 worker in BKAN-BATAN, Serpong. The result of analysis indicated that Na, K, CI, Fe, Zn, Br, and Co were found in hypertension blood and non hypertension blood. The average concentration of Na, K, CI, Fe, Zn, Br, and Co determined in hypertension blood were 9255.71mg/kg, 7937.25 mg/kg, 13741.09 mg/kg, 1825.87 mg/kg, 31.63mg/kg, 17.64mg/kg, dan 0,62mg/kg. Whereas, the average concentration of Na, K, CI, Fe, Zn, Br, and Co determined in non hypertension blood were 8372.97 mg/kg, 9693.20 mg/kg, 13202.65 mg/kg, 2018.97mg/kg, 27.49 mg/kg, 17.82mg/kg, dan
0.65 mg/kg.
Key words: Blood, Comparative Methode, Neutron Activation Analysis
PENDAHULUAN
Sistem sirkulasi dalam tubuh berfungsi untuk mengedarkan nutrisi dan zat-zat organik menuju sel-sel tubuh. Nutrisi dan zat-zat organik
tersebut dikonversi melalui serangkaian proses
metabolisme dalam tubuh menjadi energi
Analisis Kandungan Unsur Kelumit Oalam Oarah Menggunakan Melode Komparatif Analisis Aktivasi Neutron (Wahyu Sugiarto)
energi. Bagian dari sistem sirkulasi tubuh yang memilik peranan yang penting ialah darah. Oarah
merupakan bagian sistem sirkulasi tubuh
manusia yang berfungsi untuk mengirimkan
oksigen ke seluruh bagian tubuh, mengangkut
zat-zat kimia hasil metabolisme tubuh, dan
berperan dalam sistem kekebalan tubuh dari
gangguan berbagai penyakit [1].
Penyakit dalam tubuh umumnya timbul akibat jumlah unsur kimia yang terdapat dalam tubuh tidak sesuai dengan jumlah normalnya.
Oleh karena itu, penentuan mineral menjadi
penting untuk diketahui karena berkaitan
langsung dengan penyebab penyakit yang
merugikan tubuh manusia [2]. Unsur mineral
dalam tubuh dapat dianalisis dari beberapa
cuplikan dalam tubuh, antara lain darah, feses, cairan cerebrospinal, dan urin. Namun, secara umum unsur mineral dalam tubuh cenderung
lebih banyak ditemukan dalam darah karena
darah berperan dalam sistem sirkulasi tubuh [3]. Analisis unsur mineral dalam tubuh dapat dilakukan menggunakan berbagai metode yang disesuaikan dengan matriks cuplikan yang akan dianalisis. Unsur mineral kelumit dalam tubuh dapat diidentifikasi menggunakan metode yang memiliki limit dteksi rendah, sensitivitas tinggi, dan analisisnya simultan. Metode analisis yang
dapat digunakan untuk menganalisis unsur
mineral dalam darah antara lain Inductively
ISSN : 2085-2797
Coupled Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS), Total Reflection X-Ray Fluorescence, Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy dan NAA (Neutron Activation Analysis) [4].
Oalam penelitian ini dilakukan anal isis
kandungan unsur mineral dalam darah
menggunakan metode analisis aktivasi neutron instrumental (AAN). Analisis aktivasi neutron merupakan metode analisis berbasis teknik nuklir
yang dapat digunakan secara luas untuk
penelitian diberbagai bidang seperti ilmu bahan, biologi geokimia, lingkungan, keamanan pangan, dan forensik. Keuntungan metode ini ialah dengan
jumlah cuplikan yang relatif sedikit mampu
menganalisis multiunsur secara serentak, uji yang dilakukan tidak merusak cuplikan, dan tidak membutuhkan pelarutan sehingga kemungkinan adanya kontaminasi dapat dihindari. Metode ini
tepat digunakan untuk analisis unsur yang
bersifat renik [5].
Metode analisis aktivasi neutron dapat dilakukan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
suatu unsur dalam cuplikan. Metode ini
didasarkan pad a reaksi penangkapan neutron termal oleh inti atom (nuklida) melalui reaksi (n,y). Mekanisme penangkapan neutron termal oleh inti atom terlihat pada Gambar 1.
Neutron termal akan berinteraksi
dengan nuklida menjadi nuklida radioaktif
(radionuklida). Radionuklida akan melepaskan
CI ,,~ Neutron Sinar"garnma prompt
I)
1,0&14 "" ~ '~ ~. ,~v Inti Target ~ \. (Sampel) ~ Inti majemuk Setelah diiradiasi Spesi "'",37 0 Radioaktif ~ Partikele'
hasil reaksi~'e
f
loti ,khie Sinar gamma hasil reaksi peluruhan _yang dianalisls
Gambar 1. Mekanisme Penangkapan Neutron Termal oleh Inti Atom
Analisis Kandungan Unsur Kelumit Dalam Darah Menggunakan Metode Komparatif Analisis Aktivasi Neutron (Wahyu Sugiarto)
menggunakan detektor HPGe yang terkalibrasi dan yang telah dirangkai dengan penganalisis puncak multisaluran. Penentuan konsentrasi unsur dalam cuplikan dilakukan menggunakan
metode komparatif AAN dengan bantuan
perangkat lunak GENIE 2000. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kualitatif unsur mineral
dalam darah menunjukkan jenis un sur
yang terkandung dalam cuplikan darah yang
diambil dari pegawai PTBIN terlihat pada
Tabel1.
Berdasarkan data pad a Tabel 3, terlihat bahwa kandungan unsur mineral dalam darah hipertensi maupun non hipertensi adalah sama. Hal tersebut dapat terjadi karena karakteristik darah yang tidakjauh berbeda. Perbedaan yang timbul hanya dari segi konsnetrasi unsur renik tersebut dalam darah.
Analisis kualitatif unsur mineral dalam darah dilakukan berdasarkan energi gamma dari radionuklida yang bersifat spesifik. Energi
gamma suatu radionuklida timbul akibat
perubahan inti atom unsur dari keadaan tidak
stabil menjadi keadaan stabil. Pengamatan
energi radionuklida unsur berkaitan dengan waktu
para unsur tersebut. Waktu para merupakan
waktu yang diperlukan suatu radionuklida untuk
meluruh sehingga jumlahnya menjadi
setengahnya [8].
ISSN : 2085-2797
Untuk mengetahui seluruh unsur mineral
dalam darah, maka dilakukan analisis pad a
berbagai waktu para radionuklida. Radionuklida
yang ditemukan pad a analisis waktu para
pendek ialah Na-24 dan CI-38. Radionuklida
waktu para pendek merupakan radionuklida
yang memiliki waktu para dalam orde menit hingga jam. Perbandingan nilai energi gamma Na-24 dan CI-38 hasil percobaan dengan nilai energi gamma berdasarkan literatur tercantum pada Tabel2.
Pada analisis urisur waktu para sedang, unsur yang diperaleh ialah Na-24, K-42, dan Br-82. Perbandingan nilai energi gamma Na-24, K-42, dan Br-82 hasil percobaan dengan nilai energi gamma berdasarkan literatur tercantum pada Tabel 3.
Pad a analisis unsurwaktu para panjang, unsur yang diperoleh ialah Fe-59, Co-60, dan In-65. Perbandingan nilai energi gamma Fe-59, Co-60, dan In-65 hasil percobaan dengan nilai
Tabel 2. Perbandingan Nilai Energi Gamma
Na-24 dan CI-38 Hasil Percobaan dengan Literatur Nilai Energi Ga1lUlla(keY) Selisih Unsur
---Hasil Percobaan Teoritis Energi Na-24 0.11368,701368.60 2752:83 2754,00 1.17 CI-38 1641,871642,69 0.82 2166,48 2167,68 1.2
Tabel 3. Perbandingan nilai energi gamma
Na-24, K-42, dan CI-38 hasil percobaan dengan literatur
Tabel 1. Hasil analisis kualitatif unsur kelumit dalam darah Jenis Cuplikan Darah hipertensi Darah non hipertensi Kandungan Unsur Na, K, CI, Fe, In, Br, Co Na, K, CI, Fe, In, Br, Co
Unsur
Nilai Energi Gamma (ke V) Selisih Hasil Percobaall T eoriti s Enen:d Na-24 1368.761368.60 0.16 2i53,81 2754.00 0.19 K·42 1514,871524.58 0.29 Br-S2 554,11554.35 0.2-1-776.28 776:52 0.24
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010 Serpong, 2-3 November 2010
kelebihan energinya melalui transisi isomerik
atau melalui peluruhan W atau ~- yang
umumnya diikuti dengan emisi sinar-y. Sinar-y yang dihasilkan dari prases aktivasi bersifat
karakteristik, yaitu setiap radionuklida
mengemisikan sinar-y dengan energi tertentu [6]. Jumlah sinar-y yang diemisikan dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
Analisis kuantitatif dengan AAN dapat
dilakukan menggunakan metode komparatif.
Metode komparati merupakan metode yang
umum digunakan dalam laboratorium.
Pada metode komparatif digunakan suatu
bahan standar sebagai pembanding yang
konsentrasi dan komposisi dari bahan standar
tersebut telah diketahui secara pasti [5].
Penentuan konsentrasi dan komposisi unsur
penyusun bahan standar dilakukan oleh suatu laboratorium yang bersifat independen, seperti National Institute Standard and Technology (NIST). Sifat dari bahan standar yang baik ialah
stabil terhadap penyimpanan, homogen, dan
nilai dari konsentrasi unsur penyusunnya
diketahui secara pasti [7]. Pemilihan bahan
standar yang akan digunakan sebagai
pembanding harus memiliki karakteristik yang
menyerupai cuplikan yang akan diuji. Bahan
standar yang digunakan untuk analisis unsur mineral dalam darah adalah Standard Reference Material (SRM) 1577b Bovine Liver.
METODE
Persiapan Cuplikan Iradiasi
Sebanyak 17 cuplikan darah diambil dari
pegawai PTBIN oleh petugas paramedis.
Cuplikan darah yang digunakan dibedakan
berdasarkan darah dari pegawai penderita
hipertensi dan non hipertensi. Volume cuplikan
ISSN : 2085-2797
darah yang diambil sekitar 10 mL. cuplikan darah lalu dibekukan dalam lemari es lalu dikeringkan
dengan menggunakan freeze drier pad a suhu
-90°C dan tekanan vakum sebesar 0,03 mBar. Setelah kering, cplikan darah lalu ditumbuk untuk
mereduksi ukurannya menggunakan batang
pengaduk. Serbuk darah lalu itimbang sebanyak 45 mg hingga 50 mg (untuk cuplikan iradiasi pendek), 60mg hingga 70 mg (untuk cuplikan iradiasi sedang), dan ± 100 mg (untuk cuplikan
iradiasi panjang). Serbuk darah tersebut
dimasukkan ke dalam vial polietilena. Vial
polietilen tersebut lalu dibungkus dengan
lembaran alumunium dan dimasukkan
dalam kapsul iradiasi untuk dilakukan iradiasi. Iradiasi dilakukan pada fluks neutran sekitar 1013n.cm-2.det"1atau pad a operasi reaktordaya 15 MW. Iradiasi dilakukan selama 1 menit untuk cuplikan dan bahan standar dengan waktu para
pendek. Untuk cuplikan dan bahan standar
waktu para sedang diiradiasi selama 15 menit. Untuk cuplikan dan bahan standar waktu para panjang diiradiasi selama 1 jam.
Penanganan Cuplikan Hasil Iradiasi
Cuplikan dan bahan standar yang telah diiradiasi dengan waktu para pendek langsung dicacah menggunakan spektrametri-y. Cuplikan dan bahan standar yang diiradiasi dengan waktu
para sedang didiamkan selama 1 hari hingga
2 hari untuk menurunkan paparan radiasi dan meluruhkan unsur dengan wakru paro pendek sebelum dicacah menggunakan spektrometri-y. cuplikan dan bahan standar yang diiradiasi dengan waktu paro panjang didiamkan selama ± 7 hari untuk menurunkan papran radiasi dan
meluruhkan unsur waktu paro pendek dan
Analisis Kandungan Unsur Kelumit Da/am Darah Menggunakan Metode KomparatirAnalisis Aktivasi Neutron (Wahyu Sugiarto)
menjadi meningkat sehingga tekanan darah juga menjadi meningkat.
Kalium (K)
Kalium juga termasuk unsur
makroesensial yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kalium termasuk kation penyusun cairan
intraseluler yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan elektrolit dan
keseimbangan asam-basa [12]. Seperti halnya natrium, kalium dalam tubuh juga berfungsi untuk
menjaga tekanan osmosis cairan dalam sel
dengan cairan diluar se!. Konsentrasi kalium
ideal pad a manusia dewasa berkisar
antara 136mg/L hingga 196mg/L [4].
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan. Kisaran konsentrasi kalium dalam darah hipertensi sebesar 6521,31 1-19/ghingga
9591,62 1-19/g darah. Rerata konsentrasi kalium dalam darah hipertensi ialah sebesar
7937,2567 1-19/g. Kisaran konsentrasi kalium
untuk darah nonhipertensi sebesar
4835,92 1-19/ghingga 9693,20 1-19/gdarah. Rerata konsentrasi kalium dalam darah nonhipertensi sebesar 7718,1736 1-19/gdarah.
Klor (CI)
Klor termasuk dalam unsur anionik dalam tubuh. Dalam tubuh, unsur klor berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan osmosis dalam tubuh. Konsumsi ideal unsur klor untuk diet setiap jari sebesar 5,1 g/hari [13]. Sedangkan
konsentrasi ideal unsur klor pada manusia
sebesar 3,535 mg/L hingga 3,899 mg/L [4].
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, kisaran konsentrasi unsur klor dalam darah hipertensi sebesar 7408,20 1-19/ghingga
16566,91 I-Ig/g. Rerata konsentrasi klor
ISSN : 2085-2797
dalam darah hipertensi ialah sebesar
13741 ,09171-1gIg. Kisaran konsentrasi klordalam
darah nonhipertensi sebesar 9506,50 1-19/g
hingga 18072,16 1-19/g.Rerata konsentrasi klor
dalam darah non hipertensi ialah sebesar
13202,6591 1-19/g.Hasil tersebut menunjukkan
bahwa darah hipertensi lebih banyak
mengandung unsur klor dibanding darah non
hipertensi. Natrium dan klor memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi [11]. Konsumsi unsur natrium dan klor yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium dan klor di
dalam cairan ekstrseluler meningkat. Untuk
menormalkannya, cairan intraseluler ditarik keluar sehingga volume cairan ekstraseluler
meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraseluler menyebabkan volume darah juga meningkat yang pada akhirnya menimbulkan hipertensi.
Besi (Fe)
Unsur besi termasuk dalam unsur
mikroesensial dalam tubuh yang berfungsi
sebagai pembentuk mioglobin dan hemoglobin [13]. Konsentrasi ideal unsur besi dalam tubuh manusia dewasa sebesar 1,4mg/L [4].
Berdasarkan hasil pengamatan, kisaran konsentrasi unsur besi dalam darah hipertensi sebesar 1351,25 mg/kg hingga 2197,23 mg/kg.
Rerata konsentrasi unsur besi dalam darah
hipertensi sebesar 1825,8767 mg/kg. Kisaran
konsentrasi unsur besi dalam darah non
hipertensi sebesar 1525,00 mg/kg hingga
2351,18 mg/kg. Rerata konsentrasi unsur
besi dalam darah non hipertensi sebesar
2018,9782 mg/kg. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa konsentrasi unsur besi dalam darah
Prosiding Seminar Nasional AAN 2010 Serpong, 2-3 November 2010
hipertensi. Hal tersebut disebabkan karena
jumlah oksigen yang diikat oleh unsur besi dalam darah hipertensi lebih rendah dibandingkan darah
non hipertensi sehingga mengakibatkan
kebutuhan oksigen sel-sel dalam tubuh menjadi meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen terse but, jantung memompa darah lebih banyak
yang pada akhirnya mengakibatkan naiknya
tekanan darah.
Seng (Zn)
Unsur seng merupakan unsur
mikroesensial bagi tubuh. Seng memiliki dua
fungsi utama, yaitu sebagai kofaktor enzim
dalam tubuh. Konsentrasi ideal unsur seng
dalam tubuh sebesar 0,98 mg/L [4].
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, kisaran konsentrasi unsur seng dalam darah hipertensi sebesar 22,67 mg/kg hingga
42,90 mg/kg. Sedangkan rerata konsentrasi
unsur seng dalam darah hipertensi sebesar
31,6350 mg/kg. Kisaran konsentrasi unsur
seng dalam darah non hipertensi sebesar
19,51 mg/kg hingga 44,79 mg/kg. Sedangkan rerata konsentrasi unsur seng dalam darah non hipertensi sebesar 27,4909 mg/kg.
Brom (Br)
Unsur brom merupakan salah satu unsur toksik bila berada dalam tubuh. Konsentrasi brom
yang berlebihan dalam tubuh dapat
mengakibatkan gangguan pencernaan dan
peradangan pad a saluran pernafasan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,
kisaran konsentrasi unsur brom dalam
darah hipertensi sebesar 8,49 mg/kg hingga
56,76 mg/kg. Sedangkan rerata konsentrasi
unsur brom dalam darah hipertensi sebesar
ISSN : 2085-2797
17,6433 mg/kg. Kisaran konsentrasi unsur brom dalam darah non hipertensi sebesar 4,93 mg/kg hingga 66,70 mg/kg. Rerata kosentrasi unsur
brom dalam darah non hipertensi sebesar
17,8282 mg/kg.
Kobal (Co)
Un sur kobal termasuk dalam unsur
mikroesensial dalam tubuh. Kobal berperan
dalam pembentukkan vitamin B12 [13].
Defisiensi kobal dapat mengakibatkan
menurunnya nafsu makan dan anemia.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan, kisaran konsentrasi unsur kobal
pada darah hipertensi sebesar 0,29 mg/kg
hingga 1,03 mg/kg.
Rerata konsentrasi unsur kobal dalam
darah hipertensi sebesar 0,62 mg/kg.
Kisaran konsentrasi unsur kobal dalam darah
non hipertensi sebesar 0,22 mg/kg hingga
1,34 mg/kg. Sedangkan rerata konsentrasi unsur
kobal dala darah non hipertensi sebesar
0,6582 mg/kg. KESIMPULAN
Metode komparatif AAN dapat digunakan untuk menganalisis unsur renik yang terdapat
dalam darah. Berdasarkan hasil penelitian
secara kualitatif, jenis unsur renik yang terdapat
dalam darah hipertensi sama dengan yang
terdapat dalam darah non hipertensi. Unsur
renik yang terdapat dalam darah hipertensi dan non hipertensi ialah Na, K, CI, Fe, Br, Zn, dan Co.
Berdasarkan hasil penelitian secara
kuantitatif, konsentrasi unsur Na, K, CI, dan
Zn dalam darah hipertensi cenderung lebih
Analisis Kandungan Unsur Kelurr~t Datam Darah Menggunakan Metode Komparatit Analisis Aktivasi Neutron (Wahyu Sugiarto)
Sedangkan konsentrasi unsur Fe, Br, dan Co
dalam darah non hipertensi cenderung lebih tinggi dibanding darah hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rahmi Y. 2009. Karakteristik Darah.
http://www.chem-is-try.org. Oiunduh
4 September 2009.
2. Griesel et al. Mineral Elements and Essential Trace Elements in Blood of Seals of the North
Sea Measured by Total Reflection X-Ray
Fluorescence Analysis. Spectrochimica
Acta. B61:1158-1165.
3. Rosette GM. 2002. Bioanorganic Chemistry. Proceding of Short Course. Wiley Interscience.
4. Moon JH, Kang S.H., Chung YS., Lee O.H.
2006. Elemental Analysis of Korean
Women's Blood Serums Using Instrumental Neutron Activation Analysis. Journal Rad Nucl Chern. 271 (1 ):155-158.
5. Th R Mulyaningsih, Sumardjo. 2008.
Perbandingan Akurasi Metode Komparatif dan ko-AAN dalam Analisis Abu Terbang Batubara. Jurnal Teknologi Nuklir Tri Dasa Mega. (10):46-46.
ISSN : 2085-2797
6. Sutisna. 2003. Aspek Praktis Anafisis
Aktivasi Neutron. Jakarta, BATAN.
7. SJ Parry. 1991. Activation spec-trometry in chemichal analysis. Canada, John Wiley and Sons.
8. PW Atkins. 1989. Kimia Fisika Jilid 1.
Jakarta, Erlangga.
9. WP Reed. 1992. Certificate of Analysis
Standard Reference Material 1577b Bovine Liver, Penerbit NIST.
10. M Santoso. 2010. Pengernbangan
Teknik Deteksi Unsur Mineral Esensial pada Gangguan Kesehatan yang Berkaitan dengan Makanan dan pengaruh Lingkungan. http://www.pustakadeptan.go.id. Diunduh 13 September 201O.
11. Astawan M. 2009. Sport Drink: Cairan yang Memperkecil Cedera Nutrisi. http://
cybermed.cbn.netid. Diunduh 12 Oktober
2009.
12. MA Irawan. Cairan Tubuh, Elektrolit, dan Mineral. Sport Science Brief. 01: 1-5. 13. Darmono, 1995. Logam dalam Sistem Biologi
Mahkluk Hidup. Jakarta, Universitas Indonesia.