• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SMP NEGERI 37 PURWOREJO - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SMP NEGERI 37 PURWOREJO - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENINGKATAN MINAT ORANG TUA

UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA

DI SMP NEGERI 37 PURWOREJO

Tesis

Diajukan oleh

WAHYUDI WALUYOJATI

142402705

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

i   

UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA

DI SMP NEGERI 37 PURWOREJO

Tesis

untuk memenuhi sebagian persyaratan

memperoleh derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh :

WAHYUDI WALUYOJATI

142402705

Kepada

MAGISTER MANAJEMEN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

ii   

HALAMAN PENGESAHAN

STRATEGI PENINGKATAN MINAT ORANG TUA

UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA

DI SMP NEGERI 37 PURWOREJO

Diajukan Oleh

WAHYUDI WALUYOJATI

142402705  

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Pada tanggal : 14 Okotober 2016

Penguji I Penguji II

Nur Widiastuti, SE, M .Si Dra. Sofiati, M .Si dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh Gelar M agister

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Nur Wening, M .Si Dra. Sofiati, M .Si M engetahui,

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

iii   

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 14 Oktober 2016

WAHYUDI WALUYOJATI

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

iv   

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahan dengan sepenuh hati buat I st r i k u t e r c i n t a Est i Su b e k t i ,

A n a k k u

N a f a sy a M u f r o d a t u N a f u s,

N a z i f a K a m i l i a A . I ,

N i sr i n a A sm a h a n i H a sn a T a sy r i q i

d a n

Se l u r u h w a r g a b e sa r SM P N e g e r i 3 7 Pu r w o r e j o

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

v   

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang M aha Esa, atas limpahan rahmat dan anugerah-Nya, sehingga penulisan tesis M agister M anajemen ini terselesaikan. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, oleh karena itu ucapan terima kasih perlu disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran tesis ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak selaku Direktur M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.

2. Dr. Nur Wening, M .Si., selaku pembimbing I yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

3. Dra. Sofiati, M .Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

4. Nur Widiastuti, SE., M .Si. selaku penguji I yang telah memberikan berbagai masukan untuk penyempurnaan tesis ini.

5. Bapak / Ibu Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

6. Wakil Kepala Sekolah, Guru dan Staf Tata Usaha di SM PN 37 Purworejo. 7. Komite SM P Negeri 37 Purworejo

8. Bapak / Ibu orangtua/wali murid SM P Negeri 37 Purworejo 9. Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

vi   

Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan ini sangat saya harapkan.

Yogyakarta, 14 Oktober 2016 Penulis

WAHYUDI WALUYOJATI

                   

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

vii   

Halaman

HALAM AN JUDUL... i

HALAM AN PENGESAHAN... ii

PERNYATAAN ... iii

PERSEM BAHAN... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAM BAR ... xi

DAFTAR LAM PIRAN... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan M asalah ... 4

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. M anfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI... 7

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pengertian Strategi ... 7

2. Pengertian M asyarakat... 8

3. Pengertian Persepsi M asyarakat ... 10

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

viii   

4. M inat M enyekolahkan Anak ... 10

5. Pendidikan Anak ... 13

6. M utu Pendidikan ... 14

7. Standar Nasional Pendidikan ... 20

8. Lingkungan Pemasaran... 21

9. Perilaku Konsumen ... 23

B. Penelitian Terdahulu... 29

C. Kerangka Penelitian... 33

BAB III M ETODE PENELITIAN... 34

A. Desain Penelitian ... 34

B. Subyek dan Obyek Penelitian... 35

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

D. M etode Pengumpulan Data ... 36

E. Keabsahan Data... 39

F. M etode Analisis Data... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN... 45

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Penyajian Data... 50

C. Perhitungan Analisis SWOT ... 54

D. Pembahasan ... 54

BAB V KESIM PILAN DAN REKOM ENDASI... 69

A. Kesimpulan... 69

B. Rekomendasi... 70

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

ix   

LAM PIRAN ... 74

                         

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

x   

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Keadaan Peserta Didik Kelas 7 Selama 3 Tahun Berjalan ... 2

Tabel 3.1 M atriks SWOT... 44

Tabel 4.1 Daftar Prestasi Sekolah... 48

Tabel 4.2 M atrik ALE SM P Negeri 37 Purworejo... 50

Tabel 4.3 M atrik ALI SM P Negeri 37 Purworejo... 51

Tabel 4.4 Diagram M atrik SWOT ... 53

Tabel 4.5 Diagram Cartesius Analisa SWOT ... 54

                       

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

xi   

Halaman

Gambar 2.1 Lingkungan M akro... 22

Gambar 2.2 Lingkungan M ikro ... 22

Gambar 2.3 M odel Perilaku Konsumen ... 23

Gambar 2.4 Faktor-faktor Yang M empengaruhi Perilaku Konsumen ... 24

Gambar 2.5 Kerangka Penelitian ... 33

Gambar 3.1 Triangulasi Data ... 41

Gambar 3.2 Diagram SWOT... 42

Gambar 4.1 Gedung SM P Negeri 37 Purworejo ... 46

Gambar 4.2 Kegiatan Pentas Ekstrakurikuler ... 49

Gambar 4.4 Gelar Parade Seni Etalase Budaya ... 49

Gambar 4.5 Tim Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ... 58

               

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

xii   

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1: Pedoman Wawancara ... 74

Lampiran 2: Instrumen Wawancara... 76

Lampiran 3: Kuesioner Standar Kompetensi Lulusan ... 80

Lampiran 4: Kuesioner Standar Tenaga Pendidik ... 81

Lampiran 5: Kuesioner Standar Sarana dan Prasarana... 82

Lampiran 6: Kuesioner Standar Pembiayaan ... 83

Lampiran 7: Tabulasi Hasil Wawancara Responden ... 84

Lampiran 8: Hasil Kuesioner Standar Kompetensi Lulusan ... 88

Lampiran 9: Hasil Kuesioner Standar Pendidik dan Kependidikan ... 89

Lampiran 10: Hasil Kuesioner Standar Sarana dan Prasarana ... 90

Lampiran 11: Hasil Kuesioner Standar Pembiayaan ... 91

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

xiii   

Strategi Peningkatan M inat Orang Tua Untuk M enyekolahkan Anaknya

Di SM P Negeri 37 Purworejo

Wahyudi Waluyojati

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab kurangnya minat orang tua menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo dan mengetahui strategi apa yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo. Penelitian dilakukan dengan metode diskritif kualitatif analitik dengan menggunakan berbagai sumber informasi yang didapat dari 44 responden, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menyebabkan penurunan minat orang tua menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo terdiri dari faktor internal berupa motivasi peserta didik, latar belakang pendidikan tenaga kependidikan, keseusaian latar belakang pendidik dan tenaga kependidikan, sistem seleksi penerimaan siswa baru, dan fasilitas kegiatan belajar mengajar serta faktor eksternal berupa jumlah anak usia sekolah, tingkat persaingan dengan sekolah lain, dan kemajuan teknologi informasi komunikasi. Sementara berdasarkan analisis SWOT didapatkan strategi yang dimungkinkan dapat meningkatkan minat orang tua adalah memacu dan memotivasi profesionalitas guru, meningkatkan hubungan sosial, memanfaatkan dukungan pemangku kepentingan, memanfaatkan dukungan pemerintah, berusaha menjadi yang terbaik dengan kekhasan lokal, meningkatkan kreasi dan inovasi utamanya seni budaya, dan menciptakan kegiatan peserta didik berbasis masal. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sekolah harus menggunakan seluruh kekuatan dan peluang secara agresif dan deversifikasi dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di SM P Negeri 37 Purworejo.

Kata kunci: S trategi, Minat, Peserta didik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia pendidikan secara sadar atau tidak kini tengah bergerak menjadi satu pasar dunia, suatu pasar yang efisien dan transparan yang mencakup daerah-daerah tak terbatas. Globalisasi mau tidak mau akan menjadi trend dari setiap organisasi baik organisasi usaha, sosial maupun organisasi pendidikan.

Globalisasi berdampak pada meningkatnya persaingan dalam bidang pendidikan, perubahan perilaku konsumen (orang tua dan siswa). Karena banyak pilihan, konsumen semakin banyak tuntutan baik mengenai kualitas lulusan, biaya pendidikan maupun fasilitas pendidikan. Bergaining power masyarakat meningkat sedemikian rupa sehingga dunia pendidikan harus melayaninya kalau tidak mau tersingkir dari kancah persaingan yang makin berat.

SM P Negeri 37 Purworejo adalah sekolah yang berada di perbatasan wilayah Kabupaten Purworejo dan Kabupaten M agelang dengan potensi masukan instrumental berupa guru dan staf (29 orang), luas lahan 6.000 m2 (dengan jumlah kelas 10 ruang, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang keterampilan, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang musholla, 1 ruang kantin, 1 ruang koperasi, 3 ruang gudang, 9 toilet), keuangan berbasis BOS. Sebagai masukan lingkungan yaitu

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

dukungan orang tua, masyarakat dan pemerintah bersifat normatif, untuk masukan mentah berupa peserta didik perlahan-lahan mengalami penurunan, hal ini bisa ditunjukkan kondisi peserta didik selama 3 tahun berjalan dalam tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1.

Keadaan Peserta Didik Kelas 7 S elama 3 Tahun Berjalan

No. Tahun Pelajaran

Jml. Pendf

Bulan

Jml 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11  12 

1 2012/2013 94 94 94 94 94 94 89 89 89 89 89 89 86 86 2 2013/2014 71 71 71 71 71 71 71 70 70 70 70 70 70 70 3 2014/2015 71 71 71 71 71 69 69 69 70 70 70 69 69 69 4 2015/2016 73 73 73 73 73 73 73 73 72 72 69 69 69 69

Sumber: Data Statistik Bulanan SMPN 37 Purworejo, 2016

Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan M enteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan M inimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota Pasal 2 ayat 2 point a.3 menyebutkan bahwa jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/M I tidak melebihi 32 orang, dan untuk SM P/M Ts tidak melebihi 36 orang. SM P Negeri 37 Purworejo setiap penerimaan peserta didik baru memiliki kuota 108 orang, namun setiap periode tahun ajaran kuota itu tidak pernah terpenuhi malah ada kecenderungan menurun.

Secara geografis SM P Negeri 37 Purworejo memiliki tempat strategis yaitu berada di sekitar 4 (empat) SD Negeri sebagai masukan mentah (peserta didik) yaitu SD Negeri Pekacangan, SD Negeri M edono, SD Negeri Cacaban Lor, dan SD Negeri M angguljoyo (Cacaban Kidul) yang berada di ring 1.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

3   

Sementara itu di ring 2 terdapat SD Negeri Jati, SD Negeri Wadas, M I Bleber dan M I Cacaban Kidul. Namun demikian SM P Negeri 37 Purworejo juga berada di area beberapa sekolah pesaing yaitu SM P Negeri 29 Purworejo, M Ts Negeri Loano (Banyuasin), SM P Negeri 19 Purworejo, dan M Ts Negeri Bener yang secara nomenklatur memiliki usia lebih matang.

Kondisi sosial budaya wilayah sekitar SM P Negeri 37 Purworejo 95% penduduk religius (muslim) artinya sifat tawadu’ umat pada para Kyai masih sangat kental “sendiko dawuh” sehingga hal ini dimanfaatkan oleh pesaing khususnya M Ts dengan slogan “Sekolah sambil M engaji”.

M emperhatikan kondisi demografis bahwa daerah sekitar SM P Negeri 37 Purworejo khususnya wilayah Pekacangan, Cacaban Lor, Cacaban Kidul dan M edono bersifat fluktuatif dan ada kecenderungan menurun dengan asumsi anak usia SD kelas enam (2015/2016) menurun yaitu SDN Pekacangan 21 peserta didik, SDN Cacaban Lor 24 peserta didik, SDN Cacaban Kidul 13 peserta didik, dan SDN M edono 8 peserta didik (data hasil survei panitia PPDB tahun 2015/2016).

Data statistik SM P Negeri 37 Purworejo menunjukkan kondisi ekonomi peserta didik menunjukkan bahwa dari 237 peserta didik 104 peserta didik merupakan keluarga yang memiliki KPS (Kartu Perlindungan Sosial) yang kemudian juga sebagai pemilik KIP (Kartu Indonesia Pintar).

Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk dapat menentukan kebijakan pelayanan yang tepat, khususnya dalam pelayanan kepada siswa, sehingga diperlukan kajian tentang upaya peningkatan hasil

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

lulusan dan fasilitas SM P Negeri 37 Purworejo menurut persepsi orang tua atau masyarakat yang telah mempercayakan anaknya untuk menempuh pendidikan di SM P Negeri 37 Purworejo, sehingga dapat memperoleh masukan yang baik bagi peningkatan hasil lulusan dan fasilitas di SM P Negeri 37 Purworejo.

Studi ini perlu dilakukan dalam rangka dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran kepada sekolah sebagai penyedia layanan pendidikan dalam upaya peningkatan kompetensi siswa, memberikan pertimbangan bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan tentang hubungan perbaikan kinerja pelayanan di SM P Negeri 37 Purworejo dengan dasar persepsi orang tua, karena sekali lagi orang tua tetap berperan dalam peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 12 Tahun 2012 menjelaskan bahwa Orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Oleh karena itu diperlukan penelitian untuk mengetahui strategi peningkatan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo.

B. RUMUS AN MAS ALAH

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah ditengarai selama 3 tahun telah terjadi penurunan jumlah siswa masuk di SM P Negeri 37 Purworejo.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

5   

C. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Faktor apa yang menyebabkan penurunan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo?

2. Strategi apa yang dapat diterapkan untuk meningkatkan minat orang tua agar menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo ?

D. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui penyebab kurangnya minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo.

2. Untuk mengetahui strategi apa yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo.

E. MANFAAT PENELITIAN 1. M anfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi teori terutama mengenai analisis minat masyarakat dalam menyekolahkan anaknya dan semoga dapat menjadi masukan bagi peneliti berikutnya.

2. M anfaat Praktis

a. Bagi SM P Negeri 37 Purworejo

1) M emberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam hubungannya dengan jasa pelayanan pendidikan dan minat masyarakat.

2) Sebagai input atau bahan masukan untuk perbaikan hasil lulusan dan fasilitas guna menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo, sehingga dapat menentukan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

langkah-langkah selanjutnya yang diambil dalam mengukur kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

BAB II

LANDAS AN TEORI

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian S trategi

M enurut David (2003), strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. M anajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian. Sementara menurut Heene et al. ( dalam Su’ud 2015) manajemen strategi didiskripsikan sebagai proses manajemen pada suatu organisasi yang berulang-ulang dalam menciptakan nilai dan kemampuan untuk menghantar dan memperluas distribusinya kepada pemangku kepentingan atau pihak lain yang berkepentingan.

Strategi menurut Arifin (2011) adalah keseluruhan kepuasan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari berbagai pendapat dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi adalah tahapan-tahapan yang harus dilalui menuju target yang diinginkan. Strategi yang baik akan memberikan gambaran tindakan utama dan pola keputusan yang akan dipilih untuk mewujudkan tujuan organisasi atau strategi adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

mempertahankan sesuatu yang layak antara sasaran dan sumber daya dengan peluang-peluang yang selalu berubah-ubah.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of avtivities designed to achieves a particular educational goal.

(http://uny.ac.id.pdf, diakses tgl 28 September 2016 pkl. 14.45).

Startegi menurut Nawawi (dalam Siswanto 2010) adalah perencanaan berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan (VISI), dan ditetapkan sebagai keputusan mendasar dan prinsipiil agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (M ISI) dalam usaha menghasilkan sesuatu yang berkualitas dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi.

2. Pengertian Masyarakat

Pengertian M asyarakat atau Community dalam bahasa Yunani adalah “persahabatan”. Sebagai refleksi dari arti kata tersebut, Aristoteles mengemukakan bahwa manusia yang hidup bersama dalam masyarakat karena mereka menikmati ikatan yang saling bekerja sama, untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan untuk menemukan makna kehidupan. M asyarakat dalam konteks pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat atau community dalam bahasa inggris atau juga komunitas.

Secara etimologis “community” berasal dari komunitas yang berakar pada comunete atau comman. Community mempunyai dua arti Talizi (dalam Roesmidi et.al., 2006) :

a. Sebagai kelompok sosial yang bertempat tinggal di lokasi tertentu,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

9   

memiliki kebudayaan dan sejarah yang sama

b. Sebagai suatu pemukiman yang terkecil di atasnya ada kota kecil (town), dan di atas kota kecil ada kota atau kota besar (city).

Konsep komunitas masyarakat yang baik (good community) mengandung sembilan nilai (the competent community) Talizi (dalam Roesmidi et.al., 2006)

a. Setiap anggota masyarakat berinteraksi satu dengan yang lain berdasar hubungan pribadi.

b. Komunitas memiliki otonomi, kewenangaan, dan kemampuan mengurus kepentingan sendiri.

c. M emiliki viabilitas, yaitu kemampuan untuk memecahkan masalahnya sendiri.

d. Distribusi kekayaan yag merata, setiap orang berkesempatan yang sama dan bebas nenyatakan kehendaknya.

e. Kesempatan setiap anggota untuk berpatisipasi aktif dalam mengurus kepentingan bersama.

f. Komunitas memberi makna kepada anggotanya sejauh manakah pentingnya komunitas bagi seorang anggota.

g. Di dalam komunitas dimungkinkan adanya heterogenitas dan perbedaan pendapat.

h. Di dalam komunitas, pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat mungkin pada yang berkepentingan

i. Di dalam komunitas bisa terjadi konflik, namun komunitas memiliki

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

kemampuan untuk managing conflict

3. Pengertian Persepsi Masyarakat

Persepsi menurut Jalaludin (1998), adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah suatu proses tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. M enurut Koentjaraningrat (1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

4. Minat Menyekolahkan Anak

a. Pengertian Teori M inat (kesukaan)

M inat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu gairah, keinginan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007).

Sedangkan menurut Suryabrata (dalam Jani 2012) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. M inat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu hal diluar dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minatnya.

Pendapat lain tentang minat yaitu yang diungkapkan oleh Albertus sebagaimana diterjemahkan Sardiman (dalam Jani 2012)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

11   

minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu obyek, seseorang, suatu soal maupun situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya.

Dengan demikian minat merupakan aspek psikis yang terdapat dalam diri seseorang yang mampu menimbulkan rasa senang atau tertarik terhadap obyek dan mampu mempengaruhi cara bertindak seseorang. M inat berhubungan erat dengan motivasi dalam diri individu sehingga menimbulkan kemauan untuk berpartisipasi pada obyek/sesuatu yang diminati.

b. Faktor-Faktor Yang M empengaruhi M inat

Proses tumbuhnya minat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu rasa tertarik atau rasa senang, perhatian dan kebutuhan. M inat timbul karena perasaan senang serta tendensi yang dinamis untuk berperilaku atas dasar ketertarikan seseorang pada jenis-jenis kegiatan tertentu. Perasaan senang seseorang akan menimbulkan dorongan-dorongan dalam dirinya untuk segera beraktifitas.

Faktor-faktor yang menimbulkan minat pada diri seseorang terhadap sesuatu menurut M ubin (2014) dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Faktor kebutuhan dari dalam

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan

2) Faktor motif sosial

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana dia berada.

3) Faktor emosional

Faktor yang merupakan ukuran intensitas dalam menaruh perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu. Crow & Crow (dalam M ubin 2014), menyebutkan ada tiga aspek minat pada diri seseorang yaitu :

a) Dorongan dari dalam untuk memenuhi kebutuhan diri sebagai sumber penggerak untuk melakukan sesuatu

b) Kebutuhan untuk berhubungan dengan lingkungan sosialnya yang akan menentukan posisi individu dalam lingkungannya.

c) Perasaan individu terhadap suatu pekerjaan yang dilakukannya c. Upaya Yang Dilakukan Untuk M endukung M inat Orang Tua

Upaya yang dapat mendorong minat orang tua menyekolahkan anaknya ke pendidikan formal dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

1) Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan meliputi kondisi geografis sekolah, kelebihan dan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran (Juknis PPDB 2016/2017 SM P Negeri 37 Purworejo) 2) Pemerintah memberikan bantuan operasional sekolah dengan

tujuan (Lampiran Permendikbud No. 80 Tahun 2015):

a) M embebaskan pungutan bagi seluruh peserta didik SD/SDLB

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

13   

negeri dan SM P/SM PLB/SD-SM P Satap/SM PT negeri terhadap biaya operasi sekolah

b) M embebaskan pungutan seluruh peserta didik miskin dari seluruh pengutan dalam bentuk apapun, baik disekolah negeri maupun swasta

c) M eringankan beban biaya operasi sekolah bagi peserta didik di sekolah swasta

3) Pemerintah melalui menteri pendidikan dan kebudayaan menerbitkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dengan tujuan untuk memastikan bahwa setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan mimpi-mimpinya. http://pengaduanpip.kemendibud.go.id

5. Pendidikan Anak

M enurut Ulwan (1990) berbagai tanggung jawab yang paling menonjol dan perlu diperhatikan bagi orang tua terhadap anak-anaknya adalah :

a. Pendidikan iman, yaitu mengikat anak dengan dasar-dasar iman sejak anak mulai mengerti dan memahami sesuatu

b. Pendidikan moral, adalah pendidikan yang memperkenalkan dasar-dasar moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak

c. Pendidikan fisik, yaitu pendidikan yang mengutamakan agar anak tumbuh dewasa dengan kondisi fisik yang kuat dan selamat, sehat,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

bergairah dan bersemangat

d. Pendidikan intelektual, yaitu pembentukan dan pembinaan berpikir dengan segala sesuatu yang bermanfaat (ilmu pengetahuan, peradaban ilmiah maupun modernism)

e. Pendidikan psikis, adalah mendidik anak supaya bersikap berani, terus terang, merasa sempurna, suka berbuat baik terhadap orang lain, sabar, dan senang terhadap semua bentuk keutamaan psikis dan moral

f. Pendidikan sosial, yaitu membiasakan anak agar terbiasa menjalankan adab sosial yang baik dan mulia

6. Mutu Pendidikan

Dalam proses pendidikan guru memiliki peranan sangat penting dan strategis dalam membimbing peserta didik kearah kedewasaan, kematangan dan kemandirian, sehingga guru sering dikatakan ujung tombak pendidikan. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru tidak hanya menguasai bahan ajar dan memiliki kemampuan teknis edukatif tetapi memiliki juga kepribadian dan integritas pribadi yang dapat diandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat (Sagala, 2007).

Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 telah menetapkan Standar Niasional Pendidikan yang berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

15   

M enurut Sugiyanta (2015) menyatakan pada dasarnya sebuah satuan pendidikan yang merupakan unit layanan pendidikan yang langsung berhubungan dengan subyek pengguna layanan pendidikan, dapat dinyatakan bermutu apabila :

a. Satuan pendidikan tersebut mampu menetapkan dan mewujudkan standar yang telah ditetapkan baik oleh pemerintah melalui visi dan pelaksanaan misinya

b. Satuan pendidikan tersebut mampu memenuhi kebutuhan stakeholder berupa kebutuhan kemasyarakatan (societal needs); kebutuhan dunia kerja (industrial needs); kebutuhan professional (professional needs).

Berikut ini adalah elemen dasar bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia (Bull, http://kafeilmu.com.html, tanggal akses 10 M ei 2016 jam 18.32)

a. Insan Pendidikan Patut M endapatkan Penghargaan Karena itu Berikanlah Penghargaan

“M anajemen Sumber Daya M anusia” mengatakan, penghargaan diberikan untuk menarik dan mempertahankan SDM karena diperlukan untuk mencapai saran-saran organisasi. Staf (guru) akan termotivasi jika diberikan penghargaan ekstrinsik (gaji, tunjangan, bonus dan komisi) maupun penghargaan instrinsik (pujian, tantangan, pengakuan, tanggung jawab, kesempatan dan pengembangan karir). M anusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang memiliki lima tingkatan yakni, mulai dari kebutuhan fisiologis (pangan, sandang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

dan papan), kebutuhan rasa aman (terhindar dari rasa takut akan gangguan keamanan), kebutuhan sosial (bermasyarakat), kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan kebutuhan mengaktualisasikan diri di tengah masyarakat.

Pendidik dan pengajar sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak meningkatkan mutu berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya. Jasanya yang besar dalam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak termarjinalkan dalam kehidupan masyarakat.

b. M eningkatkan Profesionalisme Guru dan Pendidik

Kurikulum dan panduan manajemen sekolah sebaik apapun tidak akan berarti jika tidak ditangani oleh guru profesional. Karena itu tuntutan terhadap profesionalisme guru yang sering dilontarkan masyarakat dunia usaha/industri, legislatif, dan pemerintah adalah hal yang wajar untuk disikapi secara arif dan bijaksana.

Konsep tentang guru profesional ini selalu dikaitkan dengan pengetahuan tentang wawasan dan kebijakan pendidikan, teori belajar dan pembelajaran, penelitian pendidikan (tindakan kelas), evaluasi pembelajaran, kepemimpinan pendidikan, manajemen pengelolaan kelas/sekolah, serta teknologi informasi dan komunikasi.

Fenomena menunjukkan bahwa kualitas profesionalisme guru kita masih rendah. Faktor-faktor internal seperti penghasilan guru yang belum mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan profesi masih

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

17   

dianggap sebagai faktor determinan. Akibatnya, upaya untuk menambah pengetahuan dan wawasan menjadi terhambat karena ketidakmampuan guru secara finansial dalam pengembangan SDM melalui peningkatan jenjang pendidikan.

Hal itu juga telah disadari pemerintah sehingga program pelatihan mutlak diperlukan karena terbatasnya anggaran untuk meningkatkan pendidikan guru. Program pelatihan ini dimaksudkan untuk menghasilkan guru sebagai tenaga yang terampil (skill labour) atau dengan istilah lain guru yang memiliki kompetensi.

c. Kurangi dan Berantas Korupsi

M enurut laporan BPK tahun 2003 lalu, Depdiknas merupakan lembaga pemerintah terkorup kedua setelah Departemen Agama. Laporan ICW menyebutkan bahwa korupsi dalam dunia pendidikan dilakukan secara bersama-sama dalam berbagai jenjang mulai tingkat sekolah, dinas, sampai departemen. Pelakunya mulai dari guru, kepala sekolah, kepala dinas, dan seterusnya masuk dalam jaringan korupsi. Sekolah yang diharapkan menjadi benteng pertahanan yang menjunjung nilai-nilai kejujuran justru mempertotonkan praktik korupsi kepada peserta didik.

Korupsi itu berhubungan dengan dana yang berasal dari pemerintah dan dana yang langsung ditarik dari masyarakat. Jika selama ini anggaran pendidikan yang sangat minim dikeluhkan, ternyata dana yang kecil itupun tak luput dari korupsi. Hal ini tidak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

terlepas dari kekaburan sistem anggaran sekolah. Kekaburan dalam sistem anggaran (RAPBS) itu memungkinkan kepala sekolah mempraktikkan Pembiayaan Sistem Ganda (PSG). M isalnya dana operasional pembelian barang yang telah dianggarkan dari dana pemerintah dibebankan lagi kepada masyarakat.

Semakin terpuruknya peringkat SDM Indonesia pada tahun 2004, tak perlu hanya kita sesali, melainkan menjadikannya sebagai motivasi untuk bangkit dari keterpurukan. Jika kondisi itu mau diubah mulailah dari menerapkan konsep yang berpijak pada akar masalah. d. Berikan Sarana dan Prasarana yang Layak

M enurut Kepmendikbud No. 053/U/2001 tentang Standar Pelayanan M inimal (SPM ), sekolah harus memiliki persyaratan minimal untuk menyelenggarakan pendidikan dengan serba lengkap dan cukup seperti, luas lahan, perabot lengkap, peralatan/laboratorium/media, infrastruktur, sarana olahraga, dan buku rasio 1:2. Kehadiran Kepmendiknas itu dirasakan sangat tepat karena dengan keputusan ini diharapkan penyelenggaraan pendidikan di sekolah tidak “kebablasan cepat” atau “keterlaluan tertinggal” di bawah persyaratan minimal sehingga kualitas pendidikan menjadi semakin terpuruk.

Selanjutnya, UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 45 ayat (1) berbunyi, setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

19   

dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Jika kita lihat kenyataan di lapangan bahwa hanya sekolah-sekolah tertentu di beberapa kota di Indonesia saja yang memenuhi persyaratan SPM , umumnya sekolah negeri dan swasta favorit. Berdasarkan fakta ini, keterbatasan sarana dan prasarana pada sekolah-sekolah tertentu, pengadaannya selalu dibebankan kepada masyarakat. Alasannya pun telah dilegalkan berdasarkan Kepmendiknas No. 044/U/2002 dan UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 56 ayat (1). Dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah, ayat (2) Dewan pendidikan, sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan ditingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hirarki, dan ayat (3) Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

M enyikapi keadaan yang demikian sulit, apalagi kondisi negara yang kian kritis, solusi yang ditawarkan adalah manfaatkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

seluruh potensi sumber daya sekolah dan masyarkat sekitar, termasuk memberdayakan dewan pendidikan dan komite sekolah. M udah-mudahan dengan sistem anggaran pendidikan yang mengacu pada UU Sisdiknas No. 20/2003 pasal 46 dan 49 permasalahan ini dapat diatasi dengan membangun kebersamaan dan kepercayaan antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.

7. S tandar Nasional Pendidikan (S NP)

M enurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan, SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lingkup Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi:

a. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

b. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

c. Standar Kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

d. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

21   

prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

e. Standar Sarana dan Prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

f. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

g. Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan

h. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

8. Lingkungan Pemasaran

Dalam perencanaan strategi menganalisis lingkungan adalah hal pertama yang harus dilakukan. Lingkungan pemasaran terdiri dari pelaku-pelaku (lingkungan intern) dan kekuatan-kekuatan diluar pemasaran

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

(lingkungan ekstern) yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan mempertahankan transaksi yang berhasil dengan pelanggan sasaran.

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan ekstern pada umumnya tidak dapat dikontrol oleh manajemen, dan faktor tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : (Wijayanti, 2008)

a. Faktor-faktor lingkungan makro organisasi seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, sosial dan kebudayaan, politik dan hukum /peraturan-peraturan, teknologi, alam.

Sos/bud Hk/pol

Ekonomi Teknologi

Demografi Organisasi Alam

Gambar 2.1. Lingkungan M akro (Wijayanti, 2008)

b. Faktor-faktor lingkungan mikro organisasi seperti penyedia (supplier), perantara pemasaran, pesaing, perantara pemasaran, pembeli dan publik/masyarakat.

Gambar 2.2. Lingkungan M ikro (Wijayanti, 2008)

Pesaing Penyedia

Organisasi

Perantara  Konsumen

Publik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

23   

9. Perilaku Konsumen

a. Pengertian Perilaku Konsumen

Kegiatan pemasaran dilakukan dalam organisasi pelayanan kesehatan bertujuan memenuhi kebutuhan pasien dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sedangkan para pemasar berusaha mempelajari bagaimana perilaku konsumen dimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli dan memanfaatkan barang, jasa, dan gagasan berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. (Kotler, 2000)

Gambar 2.3. M odel Perilaku Konsumen Sumber : (Kotler, 2000)

b. Faktor-Faktor Utama Yang M empengaruhi Perilaku Konsumen

M emahami perilaku konsumen, pemasar perlu memahami motivasi yang lebih dalam. Pelanggan mungkin menanggapi pengaruh yang mengubah pikiran mereka pada menit-menit terakhir sebelum melakukan pembelian. Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis (Kotler, 2000). P erangsang P erangsang

Keputusan P embeli

Memilih produk Memilih jenis Memilih pemasok P enentuan saat

(38)

Gambar 2.4. Faktor-Faktor Yang M empengaruhi Perilaku Konsumen Sumber : (Kotler, 2000)

1) Faktor Budaya

Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial merupakan hal yang sangat penting dalam perilaku pembelian.

a) Budaya

Budaya merupakan penentu perilaku yang paling mendasar. Anak-anak mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lain. b) Sub-budaya

M asing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya. Sub-budaya terdiri atas kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.

Kebudayaan

(39)

25   

c) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarki dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Dalam kelas sosial sering terdapat perbedaan dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan lain-lain.

2) Faktor Sosial

Faktor sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.

a) Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah:

(1) Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal.

(2) Kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih, formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

b) Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Kita dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas.

c) Peran dan status

Seseorang sering bergabung ke dalam banyak kelompok keluarga, klub, organisasi. Kedudukan dan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. M asing-masing peran menghasilkan status.

3) Faktor Pribadi

Karakteristik pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan, gaya hidup, serta kepribadian.

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup

Orang pembeli barang dan jasa berbeda sepanjang hidupnya. M ereka makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, banyak ragam makanan selama tahun-tahun pertumbuhan dan kedewasaan, serta diet khusus selama tahun-tahun berikutnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

27   

Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia.

b) Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal dan perjalanan dengan pesawat udara. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok profesi yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan produknya untuk kelompok profesi tertentu.

c) Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

d) Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian biasanya mencerminkan kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemampuan beradaptasi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

4) Faktor Psikologi a) M otivasi

Setiap orang pasti mempunyai kebutuhan pada waktu tertentu dan biasanya kebutuhan itu ingin dipuaskan jadi kebutuhan biasanya menjadi salah satu faktor yang mendorong memenuhinya. Sehingga motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak.

b) Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang mana seseorang menyeleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan informasi untuk memperoleh gambaran dunia yang berarti.

Dalam konteks ini yang dimaksud adalah persepsi konsumen terhadap kualitas jasa yang merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan jasa yang ditawarkan oleh organisasi berdasarkan pengalaman mereka sendiri saat bertransaksi atau mendapatkan pelayanan jasa di perusahaan atau organisasi pelayanan kesehatan tersebut. Persepsi pelanggan terhadap pelayanan organisasi digambarkan sebagai dengan kepuasan atau ketidakpuasan.

c) Pembelajaran

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil dari belajar. Ahli teori pembelajaran yakin bahwa pembelajaran

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

29   

dihasilkan melalui perpaduan kerja antara dorongan, rangsangan, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

d) Keyakinan dan sikap

M elalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan mungkin berdasarkan pengetahuan, pendapat atau kepercayaan dan juga keyakinan membentuk citra produk dan merek, dan orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut.

Sikap (Attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan.

B. PENELITIAN TERDAHULU

Ayu (2013). ”Strategi Hubungan masyarakat untuk M enarik M inat Orangtua dalam M enyekolahkan Anaknya di SM PN Satu Atap Lesanpuro 2 M alang,” penelitian ini menggunakan teknik analisis interaktif dengan cara (1) reduksi data, (2) penyederhanaan data, (3) pemaparan/penyajian data, (4) penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan (1) mengadakan pengamatan secara terus-menerus, (2) mengadakan trianggulasi, dan (3) menggunakan bahan referensi. Temuan penelitian ini adalah: (1) gambaran dan profil SM PN Satu Atap Lesanpuro 2 Kota M alang ini diantaranya meliputi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

lokasi sekolah, visi dan misi, kondisi peserta didik, kondisi guru, KBM dan kurikulum, ekstrakurikuler, dan sarana prasarana sekolah; (2) kondisi lingkungan geografis Desa Lesanpuro yaitu terletak di daerah pegunungan, jarak tempuh ke sekolah cukup jauh, kondisi ekonomi, sosial dan budayanya masih rendah, (3) minat orangtua dalam menyekolahkan anaknya juga masih kurang karena kondisi sosial ekonomi kurang mendukung, yaitu latar belakang pendidikan yang rendah dan ekonomi orangtua yang tergolong prasejahtera, (4) strategi humas untuk menarik minat orangtua dalam menyekolahkan anaknya yaitu bekerjasama dengan komite sekolah dan orangtua peserta didik, kerjasama dengan SD-SD terdekat, kerjasama antar personil sekolah dalam mengembangkan sekolah sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat, (5) faktor pendukungnya adalah karena sekolah ini gratis, kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar, dan kekompakan para guru sedangkan faktor penghambatnya karena kondisi ekonomi, sosial, budaya masyarakat. Dari hasil temuan disarankan sebagai berikut: (1) Bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota M alang, hasil penelitian ini menemukan bahwa SM PN Satap Lesanpuro 2 Kota M alang ini dapat dikatakan mempunyai kriteria bagus yaitu dari segi sarana dan prasarana yang sudah memadai, jumlah peserta didik yang sudah banyak untuk itu sudah sewajarnya SM PN Satap Lesanpuro 2 ini untuk dijadikan SM P regular. (2) Bagi Kepala Sekolah SM PN Satu Atap Lesanpuro 2, diharapkan terus meningkatkan hubungan masyarakat diantaranya dalam menjalin hubungan kerjasama dengan para guru dan masyarakat sekitar. Karena dukungan dan kerjasama para guru dan masyarakat dapat membawa sekolah

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

31   

mencapai tujuan yang diinginkan. (3) Bagi Waka Humas SM PN Satu Atap Lesanpuro 2, diharapkan dapat membina hubungan baik dengan para guru dan masyarakat sekitar. M embuat strategi-strategi lain salah satu satunya yaitu dengan memanfaatkan perkumpulan tahlilan sebagai media untuk mempromosikan dan mensosialisasikan sekolah, agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya di SM PN Satu Atap Lesanpuro 2. (4) Bagi Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan, diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam pengembangan ilmu Administrasi Pendidikan khususnya di disiplin ilmu M anajemen Humas. (5) Bagi M asyarakat, diharapkan dapat sadar terhadap pendidikan, karena pendidikan itu sangat penting bagi anak-anak. Lebih-lebih sekolah ini adalah sekolah gratis. Jadi selagi ada kesempatan untuk bersekolah, orangtua diharapkan agar memotivasi putra-putrinya agar giat untuk bersekolah. (6) Bagi Peneliti Lain, diharapkan untuk dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan penelitian sejenis, terutama tentang strategi humas sehingga memiliki referensi yang lebih banyak secara Ilmiah.

Susilowati (2012), Faktor - Faktor Yang M empengaruhi M inat Orang Tua M enyekolahkan Anaknya Ke Jenjang Sekolah M enengah Kejuruan Di Kecamatan Berbah Sleman Yogyakarta, penelitian ini menggunakan teknik sampling Cluster sampling dan didapatkan sampel sebanyak 58 orang tua siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner) dan dokumentasi. Pengujian validitas menggunakan validitas konstruk dengan teknik korelasi product moment, dari 45 butir pertanyaan yang diujikan 40

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

butir yang valid, dengan 30 responden diluar sampel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas konsistensi internal teknik alpha cronbach. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang SM K di Kecamatan Berbah Sleman Yogyakarta adalah faktor intrinsik terdiri dari faktor rasa tertarik yang mempengaruhi minat orang tua sebanyak 53,45% termasuk kategori “Baik”, faktor rasa senang sebanyak 60,34% termasuk kategori “Baik”, faktor motivasi sebanyak 65,52% termasuk kategori “Baik”. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang SM K di Kecamatan Berbah Sleman Yogyakarta adalah faktor ekstrinsik yaitu status sosial ekonomi yang terdiri dari faktor tingkat pendidikan yang mempengaruhi minat orang tua 79,31% termasuk kategori “Sangat Baik”, faktor jenis pekerjaan sebanyak 50% termasuk kategori “Baik” dan faktor penghasilan sebanyak 50% termasuk kategori “Sangat Baik”. Dengan kata lain secara keseluruhan faktor intrinsik dan ekstrinik minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang SM K di Kecamatan Berbah sebanyak 62,07% termasuk kategori “baik” (3). Faktor yang paling dominan mempengaruhi minat orang tua menyekolahkan anaknya ke jenjang SM K adalah faktor ekstrinsik dimana pada aspek tingkat pendidikan dengan persentase sebanyak 79,31% sehingga dapat dikatakan sebagai faktor yang paling dominan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

33   

C. KERANGKA PENELITIAN

Gambar 2.5. Kerangka Penelitian Sumber : Data diolah

 

Minat Masuk di SMPN 37 Purworejo

Perilaku Konsumen

a. Selera b. Keinginan c. Psikologis

Internal : a. Keuangan b. SDM c. Fasilitas

Lingkungan Internal Lingkungan

Eksternal

Eksternal Makro:

 Demografi

 Ekonomi

 Sosial-Budaya

Eksternal Mikro:

 Pesaing

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

34 

METODE PENELITIAN

A. DES AIN PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, sehingga teknis analisis data yang dipergunakan adalah analisis diskriptif kualitatif dan interpretatif yang dilakukan sejak pengumpulan data dimulai. Data merupakan konstruksi makna yang diperoleh dari sumber data. M enganalisis data sama dengan mengonstruksi dari konstruksi makna yang diperoleh (Kuntjara, 2006).

Kumpulan data yang cukup banyak, tersebar berupa catatan hasil pengamatan, wawancara, gambar, foto, dokumen, artikel dan sebagainya. Selanjutnya data yang terkumpul tersebut diatur, diurut, dikelompokkan, diberi kode, dan dikatagorikan. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif (M oleong, 1991).

Dalam analisis data kualitatif yang penting adalah bahwa analisis data hendaknya bersifat induktif, generatif, konstruktif dan subyektif sehingga mengandung interpretasi realitas subyek itu sendiri (Kuntjara, 2006).

M oleong (1991) mengatakan bahwa prinsip penelitian kualitatif adalah menemukan teori dan data. Peranan teori baru atau verifikasi teori baru akan tampak sewaktu analisis data ini mulai dilakukan. Tahapan analisis data merupakan satu bagian yang tidak terpisahkan dengan tahapan-tahapan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

35   

lainnya. Data primer dan sekunder dianalisis secara kualitatif, melalui verstehen atau interpretasi atau juga disebut dengan tafsir.

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan dalam populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis menurut (Kerlinger dalam Sugiyono, 2001).

B. S UBYEK DAN OBYEK PENELITIAN

1. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi subyek penelitian adalah 9 orang guru, 5 orang dari Komite Sekolah dan paguyuban wali murid perkelas (6 kelas) masing-masing 5 orang atau total 30 orang, sehingga total informan 44 orang. Kemudian untuk wawancara subyek penelitiannya adalah 1 orang Wakil Kepala Sekolah, 1 orang Guru, 1 orang Komite Sekolah, Dan 1 orang Wali M urid.

2. Obyek penelitian adalah kegiatan peningkatan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SM P Negeri 37 Purworejo.

C. LOKAS I DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SM P Negeri 37 Purworejo dan dilaksanakan pada bulan Juni 2016 - Agustus 2016.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

D. METODE PENGUMPULAN DATA

a. Sumber Data 1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya tidak melalui perantara. Dalam penelitian ini dipergunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang kemudian diolah. Data ini bersumber dari responden SM P Negeri 37 Purworejo yang menyangkut variabel-variabel yang berkaitan dengan minat masyarakat. 2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.

b. Teknik Pengumpulan Data 1) Wawancara

Digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. (Sugiyono 2001).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

37   

2) Observasi

Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut:

a) Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik.

b) Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.

c) Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.

Penggunaan pengamatan langsung sebagai cara mengumpulkan data mempunyai beberapa keuntungan antara lain :

a) Dengan cara pengamatan langsung, terdapat kemungkinan untuk mencatat hal-hal, perilaku, pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut berlaku, atau sewaktu perilaku tersebut terjadi. Dengan cara pengamatan, data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari obyek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang;

b) Pengamatan langsung dapat memperoleh data dari subyek baik tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tak mau berkomunikasi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

secara verbal. Adakalanya subyek tidak mau berkomunikasi, secara verbal dengan enumerator atau peneliti, baik karena takut, karena tidak ada waktu atau karena enggan. Dengan pengamatan langsung, hal di atas dapat ditanggulangi. Selain dari keuntungan yang telah diberikan di atas, pengamatan secara langsung sebagai salah satu metode dalam mengumpulkan data, mempunyai kelemahan-kelemahan. (Sekaran, 2006).

3) Kuesioner

Kuesioner ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang biasa digunakan dalam penilaian akreditasi sekolah. Kuesioner ini diisi berdasarkan pendapat kepada 44 narasumber / responden yang terdiri dari :

a) 9 orang guru,

b) 5 orang dari Komite Sekolah dan

c) paguyuban wali murid perkelas (6 kelas) masing-masing 5 orang atau total 30 orang

Kuesioner ini dinilai berdasarkan bobot dibawah ini : a) Bobot 4 : Baik Sekali

b) Bobot 3 : Baik

c) Bobot 2 : Cukup Baik d) Bobot 1 : Kurang Baik

Kesimpulan dalam rata-rata standar diatas didasarkan pada hitungan interval kelas sebagai berikut : (Wijayanti, 2008)

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

39   

interval kelas =    –      

    = = 0,75

Jadi interval kelasnya :

1,00 – 1,75 = Kurang Baik 1,76 – 2,50 = Cukup Baik 2,51 – 3,25 = Baik

3,26 – 4,00 = Baik Sekali

4) Studi kepustakaan adalah cara yang dilakukan sejak penyusunan proposal, sampai dengan hasil penelitian. Perolehan dari metode ini, baik berupa konsep maupun teori-teori dari para penulis yang berhubungan dengan permasalahan dipergunakan sebagai bahan pembanding. Studi ini dilaksanakan dengan mengumpulkan dan mencatat hal-hal yang penting yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa literatur, jurnal, dokumen, dan lain-lainnya.

E. KEABS AHAN DATA

M enurut Sutopo (2006), triangulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam kaitannya dengan hal ini, dinyatakan bahwa terdapat empat macam teknik triangulasi, yaitu (1) triangulasi data/sumber (data triangulation), (2) triangulasi peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis (methodological triangulation), dan (4) triangulasi teoritis (theoritical triangulation). Pada dasarnya triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandang saja.

M odel penelitian triangulasi data yang mengarahkan peneliti dalam mengambil data harus menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda. Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Oleh karena itu triangulasi data sering pula disebut sebagai triangulasi sumber.

Teknik triangulasi sumber dapat menggunakan satu jenis sumber data misalnya informan, tetapi beberapa informan atau narasumber yang digunakan perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda. Narasumber dalam penelitian ini sejumlah 44 orang. Teknik triangulasi sumber ini dilakukan dengan menggali informasi dari sumber-sumber data yang berbeda jenisnya, misalnya narasumber-sumber tertentu, misalnya kepala sekolah, guru, komite sekolah dan wali murid, dari kondisi tertentu, misalnya pada saat kegiatan supervisi, rapat koordinasi, pertemuan paguyuban orang tua murid dari aktivitas yang menggambarkan perilaku orang atau guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan dokumen, misalnya profil SM P Negeri 37 Purworejo.

data  wawancara 

Informan 1 

Informan 2 

Informan 3 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

41   

Gambar 3.1. Triangulasi Data Sumber : Sutopo (2006)

F. METODE ANALIS IS DATA

Analisis SWOT menurut Johnson, dkk., (1989); Bartol, dkk., (1989) dalam Nita (2011) menyatakan bahwa secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.

M enurut David (2003), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada organisasi yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan.

data  Content 

analysis  wawancara 

observasi 

Informan  

Dokumen/arsip 

Aktivitas/perilaku 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(56)

Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sebagaimana yang digambarkan dalam diagram berikut :

Gambar 3.2. Diagram Analisa SWOT

Sumber: Rangkuti dalam Imadiklus (2010)

Tahap-tahap analisis SWOT menurut M unazat (2013) terdiri dari 3 tahap yaitu :

Berbagai Peluang

Kelemahan internal

Kekuatan internal

Berbagai Ancaman

1. Mendukung

strategi agresif

2. Mendukung

strategi diversifikasi

3. Mendukung

strategi T urn-araund

4. Mendukung

strategi defensif

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(57)

43   

1. Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data untuk keperluan atas tujuan tertentu. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Kegiatan pengumpulan data juga merupakan kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis data.

Pada tahap ini digunakan dua model matriks pengumpulan data yaitu matriks faktor strategi eksternal dan matrik faktor strategi internal. Langkah-langkah menyusun matrik faktor strategi eksternal (EFAS) dan matrik faktor strategi internal (IFAS) adalah sebagai berikut:

a.Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan)

b.Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting)

c.Hitung rating pada kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi sekolah yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk factor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, jika peluangnya kecil diberi rating +1), sementara pemberian rating untuk ancaman adalah kebalikan dari pemberian rating peluang. d.Untuk memperoleh pembobotan pada kolom 4, kalikan bobot pada

kolom 2 dengan rating pada kolom 3. Hasilnya berupa skor pembobotan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(58)

untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 sampai 1,0.

e.Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor tersebut dipilih dan bagaiman skor pembobotannya dihitung

f. Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh skor pembobotan bagi sekolah tersebut. Nilai total ini menunjukkan bagaimana sekolah bereaksi terhadap faktor-faktor strategis.

2. Tahap Analisis Data SWOT

Dalam analisis data SWOT ini digunakan diagram matrik SWOT dengan menggunakan input informasi tahap 1 untuk mengevaluasi secara obyektif strategi-strategi alternative dari hasil tahap 2. Adapun matrik SWOT dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 M atrik SWOT

IFAS EFAS

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)

Peluang (Opportunity) STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Ancaman (Weakness) STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti (2006) 3. Tahap Penyimpulan Hasil Analisis

Dengan menggunakan tabel faktor internal-eksternal maka tahap penyimpulan dapat dirujuk dengan menggunakan diagram Cartesius.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(59)

45 

BAB IV

HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN

A.Hasil Penelitian

1. Diskripsi S MP Negeri 37 Purworejo

SM P Negeri 37 Purworejo terletak di perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten M agelang bagian utara dan dengan Provinsi DIY di bagian timur, tepatnya berada di wilayah Desa Pekacangan, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.

Visi SM P Negeri 37 Purworejo adalah “Terwujudnya Lulusan Yang Terampil, Berprestasi, Berbudaya, Dilandasi Iman dan Taqwa”, sedangkan misinya adalah:

a. M emberikan bekal kecakapan hidup peserta didik melalui seni budaya, muatan lokal dan olahraga

b. M eningkatkan prestasi akademik dan non akademik

c. M elaksanakan budaya 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) d. M endorong terciptanya budaya bersih, tertib, gotong royong, empati dan

sehat

e. M eningkatkan pengalaman agama di lingkungan sekolah bagi seluruh warga sekolah

(Kurikulum SM P Negeri 37 Purworejo Tahun 2015/2016)

M eskipun SM P Negeri 37 Purworejo adalah sekolah yang berlokasi di pegunungan, namun partisipasi diberbagai bidang diikuti baik di tingkat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 3.1. Triangulasi Data STIE Widya Wiwaha
Gambar 3.2. Diagram Analisa SWOT
tabel faktor internal-eksternal maka tahap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Melihat dari hasil penelitian ini bahwa peningkatan nilai CBR Laboratorium tidak terlalu berpengaruh signifikan dan cenderung peningkatannya kecil pada setiap penambahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan khitobah dzuhur untuk meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa MTs Muhammadiyah 1 Baturetno dimulai dengan

Analisis data dengan analisis univariat untuk melihat distribusi dan frekuensi variabel dependen dan independen dan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan

• Selain memiliki kemampuan perancangan animasi dasar yang baik, proses sinkronisasi antara suara dubber dengan gerakan mulut karakter juga dapat dilakukan dengan lebih teliti

The suitability of UAV-based photogrammetric point clouds and hyperspectral imaging was investigated in mapping biodiversity indicators such as structural complexity

Si suami yang berkewarganegaraan Indonesia dapat beralih mengikuti kewarganegaraan isterinya (Warga Negara Asing), hal ini diatur dalam Pasal 26 ayat (2) Undang – Undang Nomor 12

• Cicilan I: pembayaran pertama sebesar berupa biaya PKKMB dan 20% dari biaya pendidikan Semester I, dibayarkan pada masa pendaftaran ulang dengan batas akhir 20

pemahaman peserta didik terhadap Semboyan Bhineka tunggal Ika dan menjajagi pemahaman tentang Keberagaman Suku, Agama,Ras dan Antargolongan dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika dan