1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Industri adalah suatu proses yang mengelolah atau mengubah bahan mentah menjadi bahan baku atau bahan baku menjadi barang jadi, sehingga menjadi suatu barang yang memiliki nilai bagi masyarakat luas sesuai dengan kebutuhan. Pengertian industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengelolaan terhadap bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah dengan tujuan mendapatkan keuntungan (Siahaan, 2013). Industri berperan penting dalam suatu negara, karena menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan dan juga dapat menjaga perekonomian negara baik penyumbang pendapatan negara, juga dapat menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran. Berikut tabel Jumlah Industri Pengolahan Skala Besar dan Sedang pada wilayah Jawa dan Luar Jawa Tahun 2009-2015 :
Tabel 1.1 Jumlah Industri Pengolahan Skala Besar dan Sedang pada Wilayah Jawa dan Luar Jawa Tahun 2009-2015
Lokasi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jawa 20.397 19.529 19.440 19.554 19.587 20.256 21.460 Luar Jawa 4.071 3.816 3.930 4.038 4.111 4.273 4.862
Jumlah 24.468 23.345 23.370 23.592 23.698 24.529 26.322 Sumber : BPS 2019
Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah industri pada wilayah jawa dan luar jawa cenderung naik tetapi, mengalami penurunan jumlah pada tahun 2010 dan 2011 di wilayah jawa, sedangkan pada wilayah luar jawa mengalami penurunan jumlah
industri pengolahan pada tahun 2010. Jumlah dari dua wilayah tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2010 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009. Tahun 2011-2015 mengalami peningkatan jumlah industri pengolahan, peningkatan terbanyak pada tahun 2014-2015.
Perusahaan memiliki tujuan yang salah satunya memaksimalkan nilai laba perusahaan atau kekayaan perusahaan. Laba perusahaan menjadi salah satu ukuran kinerja keuangan perusahaan. Menurut A’thinih (2016) kinerja keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan serta mengatur sumber daya yang dimiliki perusahaan. Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Pencapaian kinerja suatu perusahaan salah satu indikatornya adalah laba, semakin besar laba yang diperoleh maka kinerja perusahaan dapat dikategorikan semakin baik pula. Indikator pengukur kinerja keuangan perusahaan adalah Return On Assets (ROA). ROA merupakan rasio yang digunakan dalam untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktitivitas investasi.
ROA (Return On Assets) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan, jika semakin besar rasionya dan tinggi maka perusahaan tersebut mempunyai peluang dalam meningkatkan pertumbuhan sehingga dapat efektif menghasilkan laba (Hutami, 2012). Menurut Mardiyanto (2009) return on assets digunakan untuk melihat sejauh mana investasi yang sudah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan aset yang dimiliki. Aset pada suatu perusahaan
berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh perusahaan, investasi yang digunakan harus dapat menambah laba yang diperoleh perusahaan sehingga biaya yang dikeluarkan untuk investasi dapat dikembalikan sesuai dengan indikator perhitungan.
Perusahaan yang beroperasi akan memperoleh pendapatan, Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut (Sukirno, 2012). Menurut PSAK No. 23 paragraf 06 Ikatan Akuntansi Indonesia, pendapatan adalah arus kas yang masuk dalam bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode. Arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penerimaan yang diperoleh perusahaan akan dikurangi total biaya yang dikeluarkan, biaya yang dikeluarkan meliputi banyak aspek biaya produksi, pembelian asset dan lain-lain. Hasil pengurangan akan menghasilkan pendapatan perusahaan atau laba perusahaan. Tingginya laba perusahaan dipengaruhi pada ouput produksi, sedangkan proses produksi dipengaruhi oleh bahan baku, tenaga kerja dan teknologi produksi yang digunakan.
Gaji atau upah merupakan imbalan atas pengganti jasa yang telah diberikan pekerja dalam pekerjaannya pada perusahaan (Suwatno et al, 2013). Menurut Mulyadi (2013) fungsi dari adanya prosedur pembayaran gaji pegawai adalah untuk memfasilitasi pertukaran dana antara pegawai dengan jasa yang diberikan. Tingkat upah memiliki peran penting dalam perusahaan karena berhubungan dengan produksi perusahaan, upah tenaga kerja termasuk dalam biaya produksi. Biaya untuk upah tenaga kerja yang
tinggi dapat mengakibatkan pergantian bentuk tenaga kerja menjadi teknologi produksi.
Optimalisasi laba perusahaan dapat diprediksi dengan produk marginal tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang dilibatkan dalam proses produksi suat perusahaan semakin banyak output yang dihasilkan. Produk marginal tenaga kerja (marginal product of labor, MPL) adalah jumlah hasil output tambahan yang diperoleh perusahaan dari satu unit tenaga kerja yang ditambahan, dengan mempertahankan jumlah modal tetap (Mankiw et al, 2014). Tenaga kerja dapat mempengaruhi penerimaan laba perusahaan, dengan memperkerjakan total tenaga kerja yang efisien dapat diperoleh laba yang optimal, dengan kemajuan teknologi di era sekarang perusahaan menggantikan peran tenaga kerja manusia dengan mesin produksi yang bertujuan untuk mengoptimalkan laba.
Pengangguran dalam suatu masyarakat, dikarenakan kurang efisiennya pemanfaatan salah satu modal dasar dan dibatasinya pilihan yang tersedia. Angka pengangguran jika nantinya mencapai tingkat yang cukup tinggi, hal itu dapat mengganggu stabilitas ekonomi masyarakat yang bersangkutan (Hasibuan, 2014). Perusahaan yang menggunakan modal dengan tidak efisien dapat menambah pengangguran dengan adanya PHK, perusahaan yang bangkrut sehingga tidak beroperasi dan tidak membutuhkan tenaga kerja. Perusahaan memiliki peran penting dalam mengurangi dan menambah angka pengangguran karena perusahaan menjadi sarana dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan uraian diatas melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian, dengan judul yang diangkat adalah “Analisis
Pengaruh Perkembangan Pendapatan, Total Asset dan Total Tingkat Upah terhadap Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang masalah di atas, dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan antara pendapatan perusahaan sektor pertanian dengan pendapatan negara ?
2. Apakah pendapatan perusahaan (laba), total aset, dan total tingkat upah berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja pada perusahaan sektor pertanian ? 3. Apakah terdapat hubungan bolak balik antara jumlah tenaga kerja pada
perusahaan sektor pertanian dengan pendapatan negara ? 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Menganalisis pengaruh pendapatan perusahaan sektor pertanian dengan
pendapatan negara.
2. Menganalisis pengaruh pendapatan, total aset, dan total tingkat upah terhadap jumlah tenaga kerja perusahaan sektor pertanian.
3. Menganalisis pengaruh bolak balik antara jumlah tenaga kerja pada perusahaan sektor pertanian dengan jumlah pendapatan negara
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan rekomendasi bagi perusahaan dalam perumusan kebijakan terutama dibidang ketenagakerjaan.
2. Penelitian diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5 Batasan Istilah
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Pendapatan atau laba perusahaan merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan yang diperoleh dari penjualan atau pendapatan dikurangi dengan biaya produksi (Mahmud, 2010).
2. Menurut PSAK No. 16 revisi tahun 2011 pengertian aset adalah seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perseorangan atau perusahaan, baik berwujud maupun tidak berwujud yang berharga atau bernilai yang akan mendatangkan manfaat bagi seseorang atau perusahaan tersebut.
3. Menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
4. Menurut Pasal 1 PP No. 8/1981 tentang perlindungan upah, upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja, termasuk tunjangan untuk pekerja sendiri maupun keluarganya.
5. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Pasal 1 Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara, pendapatan negara adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan negara.