• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT (Quick Interpretation and Analysis) Citra Satelit CRISP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT (Quick Interpretation and Analysis) Citra Satelit CRISP"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT

PENAFSIRAN DAN ANALISIS CEPAT

(Quick

(Quick

Interpretation

Interpretation

and

and

Analysis

Analysis

)

)

Citra Satelit CRISP

Citra Satelit CRISP

Diambil

Diambil

Pada

Pada

7 Juni dan

7 Juni dan

dipublikasi

dipublikasi

10 Juni 2009

10 Juni 2009

Sebagai bagian integral Baselines Analisis Kebijakan: Semburan, Luapan, Geohazard Risk 10 tahun

Dikontribusikan Oleh: Hardi Prasetyo

11 Juni 2009

(2)

PENINGKATAN PENANGGULANGAN PASCA 3 TAHUN SEMBURAN LUMPUR PANAS DI

SIDOARJO -

Lusi

:

Tantangan, Paradigma Baru, Arah& Reaktualisasi Kebijakan ke depan

(3)

Daftar Citra dan penafsiran serta analisis secara kualitatif

1. Cakupan citra CRISP 7 Juni 2009 pada daerah di sekitar PAT termasuk aliran Kali Porong hulu (barat) – hilir (timur).

2. Perbandingan Citra 7 Juni dan 30 Maret 2009, memperlihatkan perubahan di Danau Lusi, mencakup utara dari PAT.

3. Kenampakan citra daerah terdampak dengan pola semburan Lusi membentuk gunung dengan pola aliran sedimen yang radial.

4. Perbandingan Citra 7 Juni dan 30 Maret 2009, memperlihatkan perubahan umum di sekitar Pusat Semburan.

5. Sama seperti gambar 4. diperlihatkan titik kontrol untuk tentukan tingkat perubahan.

6. Rincian geometri Pusat Semburan dengan kawah berbentuk elip.

7. Sama seperti 6, pendalaman geometri big hole dan daerah kawah.

8. Cakupan Danau Lusi dan batas yang jelas di selatan dengan sistem Pond Utama.

9. Pola Aliran di sekitar Pusat Semburan, memperjelas pola aliran kipas radial. 10. Gambaran kondisi di tenggara Pusat

Semburan mencakup Basin 43.

11. Gambaran kondisi di selatan Pusat Semburan mencakup Pond R1.

12. Gambaran kondisi di sektor barat (Siring) Pusat Semburan, mencakup Bubble Siring. 13. Gambaran kondisi di Sektor Barat sekitar

Putul-Osaka.

14. Gambaran kondisi di sektor Barat sekitar Osaka (overflow).

15. Gambaran kondisi Pola Aliran di TAS Barat 16. Rincian dinamika dan pola aliran di Basin 43,

dan Kanal Reno sebagai sarana pengumpan sistem Dredger dan Booster

17. Rincian Osaka, daerah titik kritis dan lokasi overflow ke Kali Ketapang yang

(4)

Daftar Citra dan penafsiran serta analisis secara kualitatif

17. Rincian Osaka, daerah titik kritis dan lokasi overflow ke Kali Ketapang yang dipermasalahkan (pencemaran

lingkungan)

18. Kondisi Pond Reno Selatan,

memperlihatkan posisi saat ini kapal keruk, dan pompa booster.

19. Citra memperlihatkan kegiatan utama saat ini di Basin 43 (Lapindo) dan Pond Reno (Bapel BPLS) dipisahkan oleh Tanggul P.42

20. Pond Utama Barat memperlihatkan kondisi propagasi penenggelaman Tanggul P-47 dan daerah di utara T-22 untuk lokasi Mitigasi di sektor Barat.

21. Pos Pantau, Segitiga lokasi pemantauan Danau Lusi, dan Bubble Siring yang aktif kembali.

22. Line drawing, pola aliran radial di Danau Lusi Barat

23. Ringkasan arah propagasi Danau Lusi pada Tanggul Utama barat (P47), tengah, dan timur (P. 43). Pond Utama cenderung melengkung (bending) ke utara.

24. Perkembangan Cekungan di timur

(Glagaharum) yang mengalami pengisian air di bagian depan aliran sedimen kipas radial, menyempit ke selatan Pond Reno. 25. Perkembangan saat ini Daerah

Terdampak bagian Selatan sampai ke Kali Porong.

26. Posisi strategis Pond Besuki antara Pond Utama, Kali Porong dan Intake.

27. Kondisi Basin 41 (Pond Utama) tenggara dan Intake (barat).

28. Kondisi Kali Porong daerah hulu dan hilir. 29. Lokasi Pengungsian di Jalan Tol, Desa

(5)

Cakupan Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009: Daerah Terdampak

Gambaran umum daerah terdampak Lusi dengan daerah di sekitarnya sebelum citra diproses, dibandingkan dengan citra daerah terdampak yang telah di proses (kiri atas). Daerah cakupan termasuk aliran Kali Porong

(6)

Perbandingan Citra Satelit IKONOS-CRISP Daerah Terdampak Lusi

30 Maret 2009

7 Juni 2009

Dari 30 Maret 2009 sampai 7 Juni 2009 dapat diamati terjadi perubahan yang signifikan: 1) meluasnya Danau Lusi, 2) tenggelamnya Tanggul Utama ke arah selatan (P 47 dan P 43), 3) Pusat Semburan semakin membentuk morfologi gunung dengan aliran datar lebih radial, akumulasi air di sisi timur (Reno-Glagaharum), 4) Pond Besuki mongering.

(7)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 dari Daerah Terdampak Lusi

Citra satelit daerah terdampak Lusi

memperlihatkan batas yang jelas antara wilayah perkembangan Danau Lusi dicirikan warna abu-abu dengan pola aliran radial (sebagai aliran Lusi) di selatan, dengan Pond Utama dan Pond Mindi di baratnya dicirikan warna putih permukaan halus. Konsentrasi air yang dominan di Glagaharum dan utara Renokenongo. lainnya di selatan Pond Mindi (merupakan air berasal dari

penampungan hujan). Indikasi sedimentasi di Kali Porong bagian timur jembatan Tol, walaupun masih tipis.

(8)

Perbandingan Citra Satelit IKONOS-CRISP Sekitar Pusat Semburan

30 Maret 2009

7 Juni 2009

Dari 30 Maret 2009 sampai 7 Juni 2009 dapat diamati terjadi perubahan yang signifikan: 1) Kawah di Pusat Semburan berbentuk elip dengan sumbu utara-selatan condong baratlaut-tenggara, 2) aliran lebih radial dengan bagian yang halus dan barlanjut masih dominan ke arah barat, 3) semakin hilangnya P 47 (barat) dan P 43 (timur) yang merambat ke selatan.

(9)

Perbandingan Citra Satelit IKONOS-CRISP Sekitar Pusat Semburan

Dari 30 Maret 2009 sampai 7 Juni 2009 dapat diamati terjadi perubahan yang signifikan: 1) Kawah di Pusat Semburan berbentuk elip dengan sumbu utara-selatan condong baratlaut-tenggara, 2) aliran lebih radial dengan bagian yang halus dan barlanjut masih dominan ke arah barat, 3) semakin hilangnya P 47 (barat) dan P 43 (timur) yang merambat ke selatan.

30 Maret 2009

(10)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sekitar Pusat Semburan

Rincian geometri Big Hole yang relatif bulat dan daerah kawah berbentuk elip dengan sumbu panjang condong

(11)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sekitar Pusat Semburan

Skematik geometri Pusat Semburan

(Big hole) dan daerah kawah,

dikendalikan oleh adanya kick dan wave.

(12)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Ekspansi Danau ke Selatan

War Game Propagasi Danau Lusi ke selatan dengan peta perjalanan: 1. Ekspansi gunung di Pusat

Semburan ke arah lateral, karena encer

2. P 47 (barat), P 43 (Timur) dan batas utara Pond Utama akan tenggelam yang merembet ke selatan;

3. bagian utara Pond Utama mengalami pelengkungan (bending) ke arah utara, berpotensi patah dengan arah timur barat.

Miring ke utara Miring

ke utara Arah propagasi Danau Arah propagasi Danau Arah propagasi Danau

(13)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Cakupan Danau Lusi

Danau Lusi warna abu-abu, rona aliran radial perkembangannya meluas ke selatan. Pond Utama dan Mindi dicirikan dengan warna putih tanpa pola aliran yang baru, terutama disusun oleh Lumpur yang telah Padu.

Konsentrasi air pada saat citra diambil terutama di timur (Glagaharum) menyempit ke selatan (renokenongo).

(14)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sekitar Tenggara Pusat Semburan

Bagian tenggara Pusat Semburan dan khususnya timurlaut Pond Utama, merupakan lokasi untuk pengendalian

pangaliran Lusi ke Kali Porong. Tanggul P 43 terus mengalami penenggelaman. Di bagian dalamnya

terkonsentrasi sistem pompa dan dredger dioperasikan Lapindo. Bagian

luar dibangun Kanal Reno Barat yang sempit dengan aliran Lusi, dibangun

sebagai sarana untuk mengumpan sistem dredger dioperasikan Bapel

(15)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sekitar Selatan Pusat Semburan

Bagian selatan-baratdaya Pusat Semburan memperlihatkan batas jelas Pond Utama, warna putih relatif

halus (Lumpur Padu) dengan morfologi Danau Lusi cenderung berpropagasi ke

selatan. Tanggul P. 47 meruncing ke utara dan penenggelaman ke selatan. Pola aliran ke baratdaya (Pond

R-1 &PPI), pasca hilangnya Tanggul Cincin.

(16)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sekitar Barat (Siring) Pusat Semburan

Pusat Semburan dan Pond Siring. Memperlihatkan aliran

Lusi yang konsisten ke arah barat dari Siring ke Osaka. Di bagian selatan pola aliran

Lusi di padukan (overlay) dengan aliran dihasilkan oleh

Bubble Siring.

Bagian dalam Tanggul Siring dapat diamati konstruksi kayu untuk mencegah longsoran ke

(17)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sektor Barat, Sekitar Osaka (Overflow)

Osaka di pojok baratlaut Danau Lusi merupakan salah satu lokasi titik kritis (deposenter Subsidence).

Gambar memperlihatkan konsentrasi air di pojok Ketapang, mengalir kearah Osaka. Overflow Osaka terlihat pada kondisi mengalirkan air secara deras menuju drainase Ketapang.

(18)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009 Sektor Barat, Sekitar Putul-Osaka

Osaka di pojok baratlaut Danau Lusi salah satu lokasi titik kritis.

Gambar memperlihatkan

konsentrasi air di pojok Ketapang, mengalir kearah Osaka.

Terlihat pola aliran sejajar Tanggul Putul-Osaka berakumulasi di pojok barat Osaka.

Overflow Osaka di sebelah utara terlihat mengalirkan air dengan deras menuju drainase Ketapang.

(19)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Pola Aliran di sekitar Semburan

Pusat Semburan pada Danau Lusi yang terus tumbuh ke selatan

(Pond Utama), memperlihatkan pusat semburan dengan kawah agak elip, pola airan radial di daerah lereng yang relatif landai.

Mekanisme tranportasi sedimen secara aliran arus pekat (density

current), ke arah luar (distal) makin halus dan pada darah

depresi diisi air.

(20)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Pola Aliran di TAS barat

Pola aliran di Danau Lusi sektor Osaka-TAS Barat memperlihatkan transisi pola aliran radial yang mengarah ke

Barat di Osaka berangsur-angsur ke utara dan timurlaut.

Akumulasi air di pojok T TAS dan Osaka, konsisten daerah

tersebut mengalami subsidence yang signifikan.

(21)

Citra Satelit CRISP 7 Juni 2009, Rincian Basin 43

Basin 43 merupakan daerah depresi yang dibuat di sebelah

tenggara Pusat Semburan, sebelah dalam T.43 di utara

Pond Utama.

Saat ini digunakan untuk tempat untuk mengalirkan Lusi ke Kali

Porong, menggunakan sistem pompa lumpur dan akan diperkuat dengan dredger. Pada sisi luar terlihat Kanal Reno

Barat untuk mengumpan Lusi ke dredger dan pompa booster di

selatan P. Reno.

(22)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Rincian Osaka

Pabrik Osaka yang berlokasi di pojok baratlaut Danau Lusi yang dalam tahap ditenggelamkan, namun bangunan bagian atas masih utuh. Sehingga dapat digunakan sebagai salah satu

benchmarking di darat terhadap

kemiringan umum ke arah selatan (Pusat Semburan). Overflow yang mengalirkan air melalui 2 pipa seterusnya masuk ke sistem aliran Kali Ketapang.

(23)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Pond Reno Selatan

Pojok baratdaya Pond Reno memperlihatkan lokasi Kapal Keruk yang beroperasi di kolam penampungan Lusi yang masuk

melalui Kanal Reno Barat. Disamping itu Lusi juga dialirkan

ke Pompa Booster dengan overflow yang berada di selatan Tanggul Reno yang saat ini telah

mencapai elevasi +11 m.

(24)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Sistem Pengaliran Lusi

Sistem Pengaliran Lusi di Basin 43 di bagian dalam T 43 dari Pond Utama (Kiri) dan Pengaliran Lusi pada kondisi Mitigasi Bencana oleh Bapel BPLS (Kanan) dengan kapal keruk di selatan Pond Renokenongo baratdaya dan pompa booster

(25)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Pond Utama Barat

Pasca Tanggul Cincin tenggelam dan tanpa upaya untuk mempertahankan keberadaanya, sehingga Tanggul 47 di sisi Barat Pond Utama akan terus mengalami penenggelaman. Di lapangan daerah di depan Perkantoran lapangan MLS dicirikan sebagai puncak tinggian (high top), di utaranya tanggul miring ke utara. Proses penurunan secara regional (bagian

(26)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Pos Pantau dan Bubble Siring

Citra satelit resoLusi tinggi (5m) dapat mengindikasikan posisi Pos Pantau Divisi Gas

Bapel BPLS yang berada di sebelah luar (barat) dari bekas akses masuk Siring-Bukit

Kepiting.

Bubble di Pond Siring memodifikasi pola aliran Lusi dari daerah kawah di Pusat Semburan,

yang sebagian memperlihatkan pola aliran berbelok ke barat laut. Air terakumulasi di tepi

(27)

Citra Satelit IKONOS-CRISP 7 Juni 2009, Danau Lusi Barat

Danau Lusi di bagian barat memperlihatkan pola

aliran radial dari pusat semburan.

Pola transportasi sedimen dengan pola kipas (fan shape) mengindikasikan

bahwa aliran arus pekat ke arah yang mengalir dari

kawah Lusi ke dataran, masih di dominasi ke arah

(28)

Citra CRISP 7 Juni 2009, Perkembangan Daerah Cekungan di Timur (Glagaharum)

War Game daerah Penanganan Luapan Lusi di

sektor timur: 1) Luapan Lusi menyebar secara radial dari Pusat Semburan; 2) Lapisan sedimen terkini pada radius

luar di sebalah barat, sedangkan bagian timur

ditempati oleh Basin (Glagah), dan mulai ekspansi ke Reno Timur; 3) Pengaliran

Lusi berada pada Basin 43 (Pond Utama) dan timur P.

(29)

Citra CRISP 7 Juni 2009, Perkembangan Daerah Terdampak Selatan

War Game Daerah Selatan: 1) Pond Utama disusun Lumpur

Padu akan memendek ke selatan, 2) Pond Mindi Utara

berpotensi menjadi sasaran perluasan Danau, 3) Basin 41 menjadi daerah transit dari 43, 4) Inteke menjadi daerah transit

dari opsi pengaliran Lusi dari P47-25, 4) Pond Besuki Penampungan sementara Lusi

dari Pond Utama dan sebagai Reservoir air (saat ini kering), dan 5) Normalisasi K. Porong,

sedimen mulai terakumulai (tipis).

(30)

Citra CRISP 7 Juni 2009, Perkembangan Pond Besuki

Pond Besuki yang telah terbangun menempati posisi antara Pond Utama bagian selatan (di utara) dan Kali Porong (Selatan), Intake dan Spillway (barat), dan Jalan Tol di Desa Besuki (timur).

Mencermati bahwa Danau Lusi terus tumbuh dan berekspansi ke selatan, di samping akan menekan Tanggul Lingkar Luar terutama di sektor

Siring-Osaka.

Ke depan Pond Besuki ,

sehingga keberadaannya harus dioptimalkan untuk mendukung upaya Mitigasi Bencana. Dalam hal ini Pond Besuki dapat lebih dimanfaatkan sebagai tempat penampungan Lusi di musim panas dan atau depot

(31)

Citra CRISP 7 Juni 2009,

Basin 41 dan Intake

daerah depresi, berlokasi Basin 41 (Kiri) merupakan di pojok tenggara Pond Utama. Sebelum Oktober 2008, Basin 41 diposisikan sebagai skenario 2 untuk mengalirkan Lusi langsung ke Kali Porong. Akhir 2008 keberadaan dan fungsinya direlokasi ke utara (Basin 43). Saat ini Basin 42 masih dimanfaatkan untuk menyalurkan air injeksi, estafet dari Pond Besuki. Sejak terjadinya sudden

collapse di Pusat

Semburan (Juni 2008), Intake (kanan bawah) dalam perkembangannya hanya berfungsi sebagai transit untuk memasok air injek dari Pond Mindi dan K Porong.

(32)

Citra CRISP 7 Juni 2009, Kali Porong

(Kiri) Kali Porong di sisi hulu (spillway) relatif tidak terindikasikan sedimen, (Kanan) sedimentasi mulai terjadi di sektor Jalan Tol, pada tebing utara merupakan outlet dredger dan booster, sedangkan di sisi tengah jembatan outlet dari Basin 43.

(33)

Citra CRISP 7 Juni 2009, Lokasi Pengungsian di Jalan Tol

Gambar

Gambar memperlihatkan konsentrasi air di pojok Ketapang, mengalir kearah Osaka. Overflow Osaka terlihat pada kondisi  mengalirkan air secara deras menuju drainase Ketapang.
Gambar memperlihatkan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menganalisis sebuah model dinamik pertumbuhan ekonomi waktu diskret, dengan variabel berupa kebijakan fiskal dan moneter... II

Perancangan desain interior gedung A kantor pusat PT Pelindo 3 (Persero) dapat mecapai tujuan yaitu mendorong efisiensi kerja pengguna kantor dengan pendekatan penyelesaian

Berdasarkan prinsip peramalan yaitu, peramalan jangka pendek lebih baik daripada peramalan jangka panjang maka dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode linear

LPEM FEB UI, ada empat langkah perbaikan utama yang potensial untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur yang tangguh: (1) di level pembuat kebijakan, membuat istilah yang tepat

Berdasarkan hasil yang diperoleh, kondisi hidrologi di perairan Raha masih sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Kementrian Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Desain Pesan Video IPB “Karya untuk Negeri” dan Perubahan Persepsi Siswa SMA Negeri 2 Bogor tentang

yang mana dapat dilihat dari interaksi keseharian ketika proses pembelajaran berlangsung dimana mahasiswa dengan dosen, mahasiswa dengan mahasiswa yang sangat aktif

Berdasarkan penelitian tentang “Penerapan Pembelajaran Berbasis E- Learning dalam Mempersiapkan Generasi Milenial di Era 4.0” maka dapat ditarik kesimpulan sebagai