• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan, kata dasarnya “tahu”, mendapatkan awalan dan akhiran pe dan an. Imbuhan “pe-an” berarti menunjukkan adanya proses. Jadi, menurut susunan perkataannya, pengetahuan berarti proses mengetahui, dan menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan (Suhartono, 2005).

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Pengetahuan atau kognitif domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Gutamadi (2007) kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi/ seksual dapat menimbulkan terjadinya prilaku seksual yang tidak sehat dan dapat menimbulkan persoalan kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang enggak diinginkan, pengguguran kandungan dan tertularnya penyakit menular seksual (termasuk infeksi saluran reproduksi) (Gutamadi, 2007).

2.2 Kesehatan Reproduksi

Istilah reproduksi berasal dari kata re yang berarti kembali dan kata produksi yang berarti membuat atau menghasilkan. Jadi, kesehatan reproduksi

(2)

adalah proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya (Delyuzar, 2001).

Menurut World Health Organization (1992) kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Dengan demikian kesehatan reproduksi dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalani fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman, termasuk mendapatkan keturunan yang sehat. (Surjadi, 2001)

Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting untuk mendapatkan perhatian terutama dikalangan remaja. Remaja yang kelak akan menikah dan menjadi orangtua sebaiknya mempunyai kesehatan reproduksi yang prima, sehingga dapat menurunkan generasi sehat. Dikalangan remaja telah terjadi revolusi hubungan seksual yang menjurus kearah liberalisasi yang dapat berakibat timbulnya berbagai penyakit hubungan seks yang merugikan alat reproduksi. Bila pada saatnya diperlukan untuk hamil normal, besar kemungkinan kesehatan reproduksi sudah tidak optimal dan dapat menimbulkan berbagai akibat samping kehamilan (Manuaba, 1998).

2.3 Remaja

Remaja merupakan kelompok usia tertentu yang definisinya berbeda di tiap Negara, bahkan didalam suatu Negara tergantung pada sosial budaya dan kondisi lokal masing-masing, remaja dari segi batasan umur dapat berbeda.

(3)

WHO mendefinisikan remaja sebagai periode antara umur 10-19 tahun, sedangkan badan PBB mendefinisikan orang muda (Youth) sebagai periode 15-24 tahun, sedangkan pada saat ini digunakan definisi yang luas pada remaja yaitu kelompok umur 10-24 tahun. Menarik untuk diperhatikan pemerintah Indonesia menggolongkan remaja sebagai kelompok usia serta tidak menikah (Surjadi, 2001).

Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat- sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu sebagai berikut:

2.3.1 Masa pra remaja (remaja awal: 12-15 tahun)

Masa ini ditandai oleh sifat- sifat negatif pada siremaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya.

2.3.2 Masa remaja (masa madya: 15-18 tahun)

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahaminya dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada anak laki- laki sering aktif meniru, sedangakan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memujanya dalam khayalan.

(4)

2.3.3 Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas- tugas perkembangan masa remaja, yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu kedalam masa dewasa (Yusuf LN, 2000).

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak- anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis (Agustiani, 2006).

Perubahan psikologis meliputi intelektualnya, kehidupan emosinya, kehidupan sosialnya, sedangkan fisiknya mencakup juga seksualnya. Khususnya perubahan pada aspek seksualnya, dimana alat-alat reproduksinya sudah mencapai kematangan dan mulai berfungsi. Artinya remaja wanita sudah mampu berovulasi, menghasilkan sel telur dan siap dibuahi. Sedang remaja pria pun sudah mampu menghasilakan sperma yang siap membuahi. Dengan perkataan lain bahwa remaja sudah mampu untuk dihamili dan menghamili. Sesuai dengan taraf perkembangan emosinya yang masih labil, hasrat untuk bereksperimen yang besar juga bisa menjadi permasalahan bagi remaja, antara lain perbuatan seks diluar nikah, perkosaan, masturbasi, homoseks atau lesbian, dan lain- lain kelainan seksual (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,, 1991).

2.4 Kesehatan Reproduksi Remaja

Di Indonesia diperkirakan pada akhir tahun 2000 persentase kelompok remaja (umur 10-19 tahun) akan menjadi 20 persen dari total penduduk.

(5)

Kelompok ini termasuk kelompok yang berisiko tinggi terhadap kasus- kasus terkait seksual, seperti terkena PMS, aborsi yang tidak aman, kehamilan yang tidak dikehendaki, pelecehan seksual dan juga terhadap penyalahgunaan narkotika dan zat aditif (NAPZA) lainnya (Musbir, 2000).

Yang dimaksud dengan kesehatan reproduksi remaja (adolescent

reproduksi health) adalah upaya kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh

remaja (Surjadi, 2001).

Menurut Prof. Azwar, masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia dibagi menjadi 4 kategori masalah yaitu:1. Kurangnya informasi kesehatan reproduksi yang benar bagi remaja, 2. Prilaku yang terkait dengan kesehatan reproduksi maupun penyalahgunaan obat (NAPZA), 3. Kurangnya akses remaja terhadap pelayanan kesehatan reproduksi, serta 4. Masalah yang terkait dengan peraturan dan perundangan yang kurang mendukung kesehatan remaja misalnya belum ada ketentuan/ peraturan yang mengijinkan remaja hamil yang memutuskan meneruskan kehamilannya, pasca lahir masih tetap dapat bersekolah, pemberian informasi dan pelayanan Keluarga Berencana bagi remaja yang secara seksual aktif serta belum efektifnya sistem perundangan untuk mencegah NAPZA (Surjadi, 2001).

2.5 Sistem dan Fungsi Organ Reproduksi

2.5.1 Organ Reproduksi Wanita

Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat kelamin (genitalia) luar dan alat kelamin bagian dalam (Manuaba, 1999).

(6)

1. Alat Genitalia Luar a. Mons Pubis

Mons pubis adalah bantalan berisi lemak yang terletak dipermukaan anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis tertutup rambut ikal yang membentuk pola distribusi tertentu (escutcheon).

b. Labia Mayora

Merupakan dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi kulit dan memanjang kebawah dan kebelakang dari mons pubis. Pada labia mayora terdapat banyak kelenjar sebasea. Labia mayora homolog dengan skrotum pada pria.

c. Labia Minora

Merupakan dua buah lipatan jaringan yang pipih dan berwarna kemerahan, akan terlihat bila labia mayora dibuka. Jaringan yang kedua sisinya menyatu pada ujung atas vulva ini disebut labia minora. Jaringan labia minora menyatu dibagian superior, tempatnya masing- masing terpisah membentuk dua lamela, pasangan lamela sebelah bawah menyatu membentuk frenulum klitoridis, sedangkan pasangan sebelah atas menyatu membentuk preputium klitoridis. Pada bagian inferior, labia minora memanjang mendekati garis tengah sebagai jaringan berlipat- lipat dan menyatu membentuk fourchette. Labia minora ini analog dengan kulit skrotum pada pria.

(7)

d. Klitoris

Klitoris homolog dengan penis dan terletak dekat ujung superior vulva. Organ erektil ini menonjol kebawah dan diantara kedua ujung labia minora. Klitoris terdiri dari glans, korpus, dan dua buah krura. Panjang klitoris jarang melebihi 2 cm, bahkan dalam keadaan ereksi (Cunningham, 2005).

Mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf, sehingga sangat sensitif saat hubungan seks (Manuaba, 1999).

e. Vestibulum

Daerah berbentuk buah almond yang dibatasi labia minora disebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai fourchette. Vestibulum adalah jaringan fungsional pada wanita dewasa yang berasal dari sinus urogenital pada embrio; pada bentuk dewasa terdapat enam buah lubang; uretra, vagina, dua duktus kelenjar bartholini, dan kadang kala terdapat duktus dari kelenjar parauretral yang disebut juga duktus skene beserta kelenjarnya. Bagian posterior vestibulum antara fourchette dan liang vagina disebut fossa

navikularis; biasanya hanya terlihat pada wanita nullipara (Cunningham,

2005).

Kelenjar- kelenjar pada Bartholoni dan Skene akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis (Manuaba, 1999).

f. Ostium Urethra

Dua pertiga bagian bawah urethra terletak tepat diatas dinding anterior vagina (Cunningham, 2005).

(8)

g. Bulbus Vestibulli

Terletak dibawah selaput lendir vulva, dekat ramus ossis pubis. Besarnya 3-4 cm, panjangnya 1-2 cm, lebar 0.5 dan tebal 1 cm, mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskular iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Embriologik sesuai dengan korpus kavernosum penis (Wiknjosastro, 1999).

h. Ostium vagina dan Himen

Liang vagina bervariasi bentuk dan ukurannya. Pada gadis, kebanyakan vagina tertutup sama sekali oleh labia minora, dan bila dibuka biasanya terlihat hampir seluruhnya tertutup himen (Cunningham, 2005).

Himen merupakan selaput tipis yang menutupi kebagian lubang vagina luar. Pada umumnya himen berlubang sehingga menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium (lapisan dalam rahim). Pada saat hubungan seks pertama himen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan himen merupakan tonjolan kecil yang disebut karunkule mirtiformis (Manuaba, 1999).

Lubang himen membentuk semilunaris, anularis, tapisan, septata, atau fimbria. Bila tidak berlubang disebut atresia himenalis atau himen

imperforata (Mochtar, 1998).

i. Vagina

Merupakan struktur tubular muskulo membranosa yang memanjang dari vulva ke uterus, berada diantara kandung kemih dianterior dan rektum

(9)

diposterior. Fungsinya sebagai saluran keluar dari uterus, yang dilalui sekret uterus dan aliran menstruasi, organ kopulasi wanita, dan sebagai jalan lahir. j. Perineum

Terletak diantara vulva dan anus. k. Korpus Perinealis

Merupakan jaringan penyokong utama perineum (Cunningham, 2005). 2. Alat Genitalia Dalam

a. Uterus

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kearah muka belakang; ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Ukuran panjang uterus adalah 7- 7,5 cm, lebar diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Uterus terdiri atas 1) fundus uteri; 2) korpus uteri; 3) servik uteri. Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal; disitu kedua tuba falopii masuk ke uterus. Fungsinya dapat mengetahui tuanya kehamilan. Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim). Servik uteri terdiri atas: 1) pars vaginalis

servisis uteri yang dinamakan porsio; 2) pars supravaginalis servisis uteri

adalah bagian serviks yang berada di atas vagina. Saluran yang terdapat pada serviks disebut kanalis sevikalis berbentuk sebagai saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm.

(10)

b. Tuba Falopii

Tuba falopii terdiri atas: 1) pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus; 2) pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya; 3) pars ampularis, bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi; 4) infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunyai fimbria.

Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur untuk kemudian menyalurkan telur ke dalam tuba. Bentuk infundibulum seperti anemon (binatang laut).

Bagian luar tuba diliputi oleh peritoneum viserale, yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot di dinding tuba terdiri atas (dari luar dan dalam) otot longitudinal dan otot sirkuler. Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat- lipat dengan sel- sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut. c. Ovarium (indung telur)

Wanita pada umumnya mempunyai dua indung telur kanan dan kiri, yang dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira- kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1, 5 cm. Struktur ovarium terdiri atas: 1) korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinatifum yang berbentuk kubik, dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel- folikel primordial; 2) medulla di sebelah dalam korteks

(11)

tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh- pembuluh darah, serabut-serabut saraf, dan sedikit otot polos. Diperkirakan pada wanita terdapat kira- kira 100.000 folikrk primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang- kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de

Graaf. Folikel de Graaf yang matang terdiri atas: 1) ovum, yakni suatu sel

besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula: 2) stratum granulosum yang terdiri atas sel- sel granulosa, yakni sel- sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum; 3) teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel- sel lebih kecil daripada sel

granulosa; 4) di luar teka interna ditemukan teka eksterna, terbentuk oleh

stroma ovarium yang terdesak (Wiknjosastro, 1999). 2.5.2 Organ Reproduksi Pria

Secara umum alat reproduksi pria hampir seluruhnya berada diluar dan meliputi bagian- bagian seperti dibawah ini (Manuaba, 1999).

1. Testis dan Epididimis

Testis adalah kelenjar reproduksi pria. Testis tergantung di dalam skrotum pada korda spermatik, tetapi dibentuk di dalam abdomen dekat ginjal dan secara bertahap turun melalui kanal inguinalis menuju skrotum sesaat sebelum bayi lahir. Setiap testis mengandung 200-300 lobulus, masing- masing berisi tiga tubulus kecil yang disebut tubulus seminiferus konvulsi. Tubulus didukung oleh jaringan penyambung yang berisi kelompok sel interstisial (Watson, 2002).

(12)

Testis menghasilkan sperma dan hormon. Hormon ini mempengaruhi karakteristik laki-laki (seperti jenggot/ kumis dan otot) dan keinginan berhubungan seksual (sex drive) (Ikatan Bidan Indonesia (IBI), 2004).

Epididimis merupakan saluran dengan panjang sekitar 45- 50 cm, tempat bertumbuh dan berkembangnya spermatozoa, sehingga siap untuk melakukan pembuahan (Manuaba, 1999).

Spermatozoa adalah sel yang sangat kecil dengan ujung seperti ekor yang menyatu dengan bagian sel yang menyempit, disebut leher. Spermatozoa diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan diperkirakan rata-rata 300 juta sperma dimasukkan ke dalam vagina dalam suatu waktu, walaupun hanya satu yang dibutuhkan untuk memfertilisasi ovum (Watson, 2002).

2. Duktus Deferens

Duktus deferens adalah lanjutan struktur epididimis. Duktus ini melewati

kanal inguinal dan berada diantara dasar kandung kemih dan rektum menuju kelenjar prostat. Disini duktus digabungkan oleh duktus vesikula seminalis (Watson, 2002).

Fungsinya sebagai saluran yang membawa sperma menyatu dengan air mani (IBI, 2004).

3. Vesikula Seminalis

Vesikula seminalis adalah dua kantung yang berada diantara kandung

kemih dan rektum. Ia menyereksi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan semen (Watson, 2002).

(13)

Semen atau air mani adalah cairan yang keluar dari penis laki- laki saat laki-laki mengalami klimaks. Berisi sperma dan cairan lainnya. Sperma hanya bagian kecil dari air mani. Setelah laki-laki divasektomi, air maninya tidak lagi berisi sperma (IBI, 2004).

4. Duktus Ejakulatorius dan Penis

Duktus ejakulatorius adalah duktus yang dibentuk oleh gabungan duktus

vesikula seminalis dan duktus deferens. Duktus ini berawal di dasar prostat dan berakhir di urethra. Prostat mengelilingi urethra pria. Ukurannya seperti kostanye (chestnut) dan berisi urerthra serta duktus ejakulatorius. Sebagian prostat mengandung kelenjar glandular dan sebagian lagi otot involunter dan menghasilkan sekret, yang disebut semen, yang basa dan mendukung nutrisi sperma (Watson, 2002).

5. Kelenjar Bulbo-Urethra

Kelenjar bulbo-urethra berada pada tiap sisi porsio membranosa urethra.

Duktus terbuka menuju bagian berongga pada urethra dan kelenjar menyereksi suatu substansi yang membentuk bagian cairan seminalis (Watson, 2002).

2.6 Prilaku Reproduksi Sehat

Kita disebut mempunyai reproduksi yang sehat jika mampu mempunyai keturunan yang sehat, mampu mengendalikan diri untuk tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah, mampu menjalankan kehidipan seksual yang sehat dengan pasangan yang sah, tidak menulari atau tertular penyakit kelamin, serta tidak memaksa atau dipaksa oleh pasangan kita, apalagi oleh orang lain. Selain itu, bisa memperoleh informasi dan pelayanan

(14)

reproduksi yang kita butuhkan dan keputusan apapun yang kita ambil seputar masalah reproduksi kita bisa dipertanggungjawabkan (BKKBN, 2006)

Prilaku reproduksi sehat yaitu memiliki kemampuan untuk melindungi diri mereka sendiri dari berbagai penyakit serta kehamilan yang tidak dikehendaki, sadar akan sikap dan perilaku seksual mereka. Mereka juga percaya bahwa mengembangkan reproduksi sehat adalah bagian dari upaya hidup sehat. Untuk mendapatkan reproduksi sehat kita harus dapat merawat dan menjaga tubuh kita dengan baik, satu hal yang penting adalah bagaimana remaja bisa memahami anatomi dan fungsi organ reproduksi mereka. Pengetahuan dan kemamapuan merawat organ reproduksi juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya mendapatkan reproduksi sehat (Gutamadi, 2007).

Menjaga kesehatan organ reproduksi pada wanita diawali dengan menjaga kebersihan organ kewanitaan:

1. Untuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah membasuh secara teratur bagian vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut setiap habis buang air kecil, buang air besar, dan ketika mandi. Yang terpenting adalah membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar bibir vagina. 2. Hindarilah penggunaan terlalu sering sabun antiseptik yang keras atau

cairan pewangi untuk menghilangkan bau di daerah kewanitaan. Terlalu kerap membasuh vagina dengan cairan kimia (douching) dan penggunaan deodoran di sekitar vagina akan merusak keseimbangan organisme dan

(15)

cairan vagina sehingga memungkinkan terjadinya infeksi pada vagina (vaginitis).

3. Menjaga Kebersihan Pada Masa Menstruasi

Untuk menampung darah menstruasi, wanita menggunakan pembalut. Pembalut itu perlu diganti sekitar empat sampai lima kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri pada pembalut yang digunakan dan mencegah masuknya bakteri tersebut ke dalam vagina.

4. Memilih Pakaian Dalam

Yang perlu diperhatikan dalam memilih pakaian dalam adalah bahan terbuat dari bahan katun sehingga dapat menyerap keringat dan membiarkan kulit bernapas. Selain itu, hindari menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat karena selain gerah, juga menyebabkan peredaran darah tidak lancar. Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga dengan sering mengganti pakaian dalam, paling tidak sehari dua kali setelah mandi; terutama bagi wanita aktif dan mudah berkeringat. Anda juga bisa menggunakan panty liners atau pembalut tipis sekali pakai untuk melapisi pakaian dalam.

5. Periksa secara rutin ke dokter spesialis organ genital secara teratur (setidaknya dua tahun sekali) untuk mendeteksi kemungkinan adanya kanker pada organ reproduksi. Ada dua kanker yang kerap menyerang organ reproduksi wanita, yaitu kanker indung telur dan kanker leher rahim. Sampai sekarang, belum diketahui dengan pasti apa penyebab kanker leher rahim. Diduga kuat penyakit tersebut disebabkan oleh virus yang bernama

(16)

Human Papilloma Virus (HPV) yang disebabkan oleh Penyakit Menular Seksual (PMS). Kanker leher rahim bisa muncul karena hubungan seksual di bawah 20 tahun, berganti-ganti pasangan, tidak merawat kebersihan alat kelamin, berhubungan seks dengan laki-laki yang memiliki pasangan penderita kanker leher rahim, dan akibat sering merokok.

Untuk menjaga kebersihan alat kelamin pria, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Pertama, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah buang air kecil. Hal itu untuk menghindari penis dari kotoran yang berasal dari tangan, sekaligus agar tangan kembali steril setelah memegang penis. Kedua, jangan malas untuk selalu membersihkan daerah sekitar penis setiap kali mandi. Seputar organ kemaluan pria memang rentan dengan jamur, terutama daerah lipatan paha dan bawah kantong kemih. Karenanya, selalu jaga kebersihan daerah-daerah tersebut. Ketiga, secara berkala, cukurlah bulu kemaluan agar rapi dan tidak menyebabkan kelembaban. Daerah yang lembab sering kali menjadi tempat subur bagi jamur.

2. Hindari memakai celana dalam yang terlalu ketat, karena selain membuat peredaran darah tidak lancar juga akan membuat penis dan testis kepanasan. Panas berlebihan, yang disebabkan oleh suhu udara, keringat, dan pakaian yang terlalu ketat, dapat menurunkan kualitas sperma dalam membuahi sel telur.

3. Jangan sungkan menemui dokter, terutama dokter kulit dan kelamin, untuk melakukan pemeriksaan rutin. Selain kontrol secara rutin, kita juga harus

(17)

segera memeriksakan diri ke dokter bila menemui atau mengalami hal-hal sebagai berikut; terdapat luka, lecet, atau ruam, atau kutil di daerah testis; terasa gatal terus-menerus; dan saluran kencing mengeluarkan cairan yang tidak biasa. Gejala tersebut merupakan indikasi bahwa organ kelamin sedang terkena penyakit.

Kesehatan organ reproduksi sangat mempengaruhi kesuburan. Selain itu, kenyamanan dalam melakukan hubungan seksual juga tergantung dari bagaimana kita menjaga kesehatan dan kebersihannya. Awali kesehatan organ reproduksi Anda dengan menjaga kebersihannya (Imelda, 2007).

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan Penerbangan/ Pelayaran LN (KMK 417/KMK.04/1996)  ); penghasilan  ); penghasilan neto sebesar 6% dari peredaran bruto dan pajak yang wajib dilunasi sebesar  neto

Dekomposisi kain ialah !uatu cara menganalisis kain contoh, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh data%data yang dapat dipakai untuk membuat kembali kain

Hasil Rapat Kerja Nasional Inkalindo 5 dari 10 Materi : PERUMUSAN LEMBAGA BINTEK BIDANG LINGKUNGAN HIDUP1. DPW : DPW LAMPUNG, DPW BENGKULU dan

The amount of cargo needed: outgoing cargo, export, incoming, import, import rush, the amount of import cargo at the green, yellow, and red line to count the condition of

1. Alasan para malaikat mempertanyakan kepada Allah SWT tentang penciptaan manusia menurut Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30

merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk, (2) tahap-tahap pengembangan

Berdasarkan perngamatan dan respon siswa, hampir seluruh siswa mengatakan bahwa pembelajaran IPS yang berbasis masalah itu menyenangkan, karena siswa tertantang