PENGARUH PERLAKUAN SIZING TERHADAP KEKUATAN
TARIK SERAT TUNGGALSERAT ALAM RAMI
I Nyoman Pasek Nugraha1*, Kadek Rihendra Dantes2, Nyoman Arya Wigraha3
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja1*
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 2
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja 3
paseknugraha@yahoo.com Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sizing xylene dan natriumsilika terhadap kekuatan tarik serat tunggalrami.
Langkah awal pada perlakuan permukaan serat adalah perlakuan alkali dengan variasi 0-20% NaOH pada temperatur 100oC selama 1 jam guna menentukan konsentrasi perlakuan alkali sebelum tiap tipe perlakuan permukaan serat terlengkapi. Proses berikutnya adalah
sizing dari xylene dan natriumsilika dengan variasi 1-5 jam waktu pencelupan. Spesimen
serat dikarakterisasi menggunakan alat uji tarik. Pola perpatahan serat diamati menggunakan mikroskop optik dan untuk topografi permukaannya diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kekuatan tarik serat dari sizing xylene dan 5% natriumsilika yang masing-masing dengan 5 dan 2 jam waktu pencelupan mengalami peningkatan (7-8%) dibandingkan hanya pada perlakuan awal 5% NaOH.
Kata kunci:serat ramie, sizing, kekuatan tarik, serat tunggal
Abstract
This research is intended to investigate the effect of xylene and natriumsilica sizing on its single fiber tensile strengthof ramie fiber.
The first step in fiber surface treatment is alkali treatment with variation 0-20% NaOH at temperature 100oC for 1 hour in oder to determine the appropriate concentration of alkali treatment before each type of fiber surface treatment is completed. The next process is sizing of xylene and natriumsilica with variation 1-5 hour of immersion time. The fiber specimens were characterized using tensile testing machine. The fiber fracture surface specimens were observed using optical microscope and its surface topography was also observed using scanning electron microscope (SEM).
The experimental results show that the fiber tensile strength of xylene and 5% natriumsilica sizing with 5 and 2 hours of immersion time were increase (7-8%) compared to that of 5% NaOH pre-treatment only.
1. Pendahuluan
Pengembangan serat alam sebagai alternatif pengganti serat gelas untuk penguat komposit polimer dewasa ini menunjukkan peningkatan akibat tuntutan terhadap masalah lingkungan. Serat ramie memiliki potensi sebagai media penguat komposit polimer karena memiliki kekuatan relatif yang tertinggi diantara kelompok serat tumbuhan tetapi belum dimanfaatkan secara optimal dalam aplikasi teknik. Namun, rendahnya pelekatan
interfacial antara serat dan matrik
menyebabkan serat ramie harus mendapat perlakuan awal sebelum dapat diaplikasikan sebagai media penguat komposit polimer.
2. Perlakuan Serat 2.1 Perlakuan alkali
Perlakuan alkali merupakan salah satu perlakuan kimia yang paling sering digunakan pada serat alam. Bahan kimia NaOH digunakan untuk melepaskan ikatan hidrogen pada jaringan struktur serat dengan persamaan kesetimbangan reaksi kimia (Wang dkk, 2003):
Fibre OH + NaOH Fibre O-Na+ + H2O
Pengaruh perlakuan alkali menunjukkan peningkatan mutu permukaan dan sifat
hidrophilic serat alam (Eichhorn dkk, 2001).
Namun perlakuan alkali juga dapat mengakibatkan degradasi kekuatan tarik pada serat ramie (Marsyahyo dkk, 2005) dan hal ini juga belum dapat menjamin ikatan interfacial antara serat-matrik yang baik (Wang dkk, 2003).
2.2 PerlakuanSizing
Sizingmerupakan proses perlakuan lanjut
yang berfungsi melindungi serat dari kerusakan dan memodifikasi permukaannya sehingga dapat meningkatkan ikatan antara serat/matrik (Smallman dan Bishop, 1999). Proses sizing natriumsilika menghasilkan peningkatan kekuatan tarik serat ramie hingga 25% dibandingkan perlakuan awal alkali (Nugraha dkk, 2005) serta peningkatan mutu permukaan serat (Bel-Berger dkk, 1999). Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan media xylene dan natiumsilika untuk proses
sizing agar dapat meningkatkan kekuatan
tarik serat tunggal ramie.
2.3 Kekuatan Tarik Serat Tunggal
Performa material komposit dengan penguatan serat salah satunya dipengaruhi oleh sifat seratnya, sehingga kekuatan tarik serat penting untuk diketahui untuk memahami bagaimana perilaku produk akhir
komposit (Wang dkk, 2003). Kekuatan tarik serat dihitung menggunakan persamaan:
A
F
(1)dengan adalah kekuatan tarik serat yang dihasilkan oleh beban tarik (P) dibagi luasan rata-rata (A). Jika regangan (Ɛ) sudah diketahui maka modulus elastisitas serat dapat ditentukan:
E
(2)3. Metode Penelitian .
Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Serat ramie hasil dekortikasi dikeringkan selama ± 7 hari, lalu mendapat perlakuan awal alkali dengan direndam dalam tabung reaksi berisi konsentrasi larutan NaOH (0, 5, 10, 15, dan 20%) untuk 20 ml larutan tiap 2 gram serat pada temperatur 100oC selama 1 jam. Serat hasil perlakuan dicuci hingga bersih dan dibilas dengan air suling hingga PH=7.
2. Untuk proses lanjut adalah sizing yang menggunakan 2 buah media, yaitu: xylene dan natriumsilika dengan variasi lama waktu pencelupan selama 1,2,3,4, dan 5 jam. Untuk natriumsilika dipilih terlebih
dahulu parameter konsentrasi
kelarutannya dari (5, 10, 15, 20, dan 25 %) guna menentukan konsentrasi yang tepat sebagai acuan pada proses dengan variasi waktu pencelupan.
3. Untuk proses pengujian kekuatan tarik serat menggunakan universal testing machine, yang sebelumnya diawali dengan
membentuk spesimen sesuai standar ASTM D3379.
4. Untuk mengetahui topografi permukaan serat diamati menggunakan alat scanning electron microscope (SEM).
Pemilihan parameter perlakuan awal dan lanjut dilakukan melalui hasil uji tarik dan pengamatan topografi permukaan serat tersebut.
4. Pembahasan Hasil
4.1 Pengujian Perlakuan Awal AlkaliHasil uji tarik serat perlakuan alkali akibat pengaruh konsentrasi NaOH pada 100oC selama 1 jam ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar 2 di bawah ini:
Gambar 1. Kekuatan tarik serat alam rami pengaruh konsentrasi NaOH pada 100oC selama 1 jam
Gambar 2.Modulus elastisitas serat akibat pengaruh konsentrasi NaOH pada 100oC selama 1 jam
Kekuatan tarik dan modulus elastisitas serat ramie mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya konsentrasi larutan NaOH. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya kandungan lignin, pectin, hemicellulose, dan gum pada jaringan struktur serat sehingga akan menurunkan kekuatannya (Bell-Berger dkk, 1999).
Pengamatan topografi permukaan serat ramie menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa serat ramie dengan perlakuan 5% NaOH pada 100oC selama 1 jam pada gambar 4, memiliki permukaan yang lebih bersih dibandingkan dengan serat ramie tanpa perlakuan pada gambar 3. Peningkatan mutu permukaan serat ini disebabkan larutan NaOH berfungsi juga sebagai media pembersih.
Gambar 3.Foto SEM serat ramie tanpa perlakuan
Gambar 4.Foto SEM serat ramie perlakuan 5% NaOH pada 100oC selama 1 jam
Dengan memperhatikan hasil
pengujian di atas, maka
parameter yang dipilih untuk
proses lanjut adalah perlakuan
5% NaOH karena penurunan
kekuatan tarik yang terjadi relatif
paling kecil dan terjadi
peningkatan mutu permukaan
dibandingkan tanpa perlakuan.
4.2Pengujian Perlakuan Sizing
Hasil uji tarik serat ramie akibat pengaruh waktu pencelupan xylene pada gambar 5 dan gambar 6 menunjukkan bahwa Kekuatan tarik dan modulus elastisitas serat meningkat akibat sizing xylene seiring dengan bertambahnya lama waktu pencelupan dibandingkan dengan perlakuan awal alkali. Kekuatan tarik dan modulus elastisitas serat terbaik proses ini yaitu waktu pencelupan xylene selama 5 jam masing-masing sebesar 845,8 MPa dan 42,9 GPa.
Gambar 5.Kekuatan tarik serat ramie pengaruh waktu pencelupan xylene 0 200 400 600 800 1000 1200 0 5 10 15 20 , (M P a ) Konsentrasi NaOH, (%) 0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20 Konsentrasi NaOH, (%) E ( G P a ) 0 200 400 600 800 1000 1200 0 1 2 3 4 5 6 , (M P a )
Gambar 6.Modulus elastisitas serat ramie pengaruh waktu pencelupan xylene
Hasil uji tarik serat sizing natriumsilika pada gambar 7 dan gambar 8 menunjukkan bahwa hanya terjadi peningkatan kekuatan tarik dan modulus elastisitas serat ramie pada konsentrasi 5% natriumsilika dibandingkan perlakuan awal.
Gambar 7.Modulus elastisitas serat ramie pengaruh waktu pencelupan xylene
Gambar 8.Modulus elastisitas serat ramie pengaruh waktu pencelupan xylene
Hasil foto SEM serat ramie tanpa perlakuan pada gambar 9, dengan mendapatkan perlakuan awal 5% NaOH pada 100oC selama 1 jam pada gambar 10, dilanjutkan dengan
sizing xylene pencelupan selama 5 jam pada
gambar11, menunjukkan adanya perubahan
pada topografi permukaan dimana permukaan serat tampak lebih bersih.
Gambar 9.Foto SEM serat ramie tanpa perlakuan
Gambar 10.Foto SEM serat ramie perlakuan 5% NaOH pada 100oC selama 1 jam
Gambar 11.Foto SEM serat ramie sizing xylene pencelupan selama 5 jam
0 10 20 30 40 50 60 0 1 2 3 4 5 6
Waktu Pencelupan, (jam)
E , (GP a ) 0 200 400 600 800 1000 1200 0 1 2 3 4 5 6 , (M Pa )
Waktu Pencelupan, (jam)
0 10 20 30 40 50 60 0 1 2 3 4 5 6
Waktu Pencelupan, (jam)
E , (G P a )
Gambar 12.Foto SEM Serat ramie sizing 5% natriumsilika pencelupan selama 2 jam
Namun tidak demikian yang terjadi pada gambar 12, dimana topografi permukaan serat ramie akibat sizing 5% natriumsilika pencelupan selama 2 jam terlihat lebih kotor dengan mutu pelapisan yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena metode yang digunakan tidak tepat atau konsentrasi larutan yang terlalu besar.
5. Simpulan
1. Parameter perlakuan awal serat yang digunakan adalah perlakuan alkali 5% NaOH pada 100oC selama 1 jam karena
menunjukkan peningkatan mutu
permukaanserat dibandingkan tanpa perlakuan. Penurunan kekuatan tarik dan modulus elastisitasnya masih relatif lebih rendah dibandingkan konsentrasi NaOH yang lain.
2. Terjadi peningkatan kekuatan tarik serat sebesar 7 sampai 8% akibat sizing xylene pencelupan 5 jam dan 5% natriumsilika pencelupan 2 jam dibandingkan perlakuan awal alkali 5% NaOH.
6. Daftar Pustaka
Bel-Berger, P., Hoven, T.V., Ramaswamy, G.N., Kimmel, L. and Boylston, E., 1999, Textile Technology Cotton/Kenaf Fabrics: a Viable Natural Fabric, The Journal of Cotton Science, vol. 3, pp. 60-70
Clark, R. L. Jr, 1996, Influence of the Interphase on the Mechanical Properties of Nylon 66 Composites, Dissertation, Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia
Eichorn, S.J., Zafeiropoulus, C.A.B.N., Ansel, L.Y.M.M.P., Entwistle, K.M., Escamilla, P.J.H.F.G.C., Groom, L., Hill, M.H.C., Rials, T.G. and Wild, P.M., 2001, Review Current International Research into
Cellulosic Fibers and Composites, Journal of Materials Science, vol. 36, pp. 2107-2131
Marsyahyo, E., Soekrisno, R., Jamasri and Rochardjo, H.S.B., 2005, Penelitian Awal Pengaruh Perlakuan Alkali terhadap Kekuatan Tarik dan Model Perpatahan Serat Tunggal Ramie (Boehmeria Nivea), Prosiding SMNP, Yogyakarta
Nugraha, I.N.P., Marsyahyo, E. and Rochardjo, H.S.B., 2005, Pengaruh Perlakuan Kimia pada Serat Alam Rami terhadap Kekuatan Tarik Serat Tunggal, Prosiding SNPRTI, Yogyakarta
Smallman, R.E. and Bishop, R.J., 1999, Modern Physical Metallurgy and Materials Engineering, 6th edition, Reed Education and Prof. Pub. Ltd.
Wang, B., Panigrahi, S., Tabil, L., Crerar, W., Sokansanj, S. and Braun, L., 2003, Modification of Flax Fibers by Chemical Treatment, CSAE/SCGR 2003 meeting, Paper no. 03-337