• Tidak ada hasil yang ditemukan

ffiffiwffi o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ffiffiwffi o o o o o o o o o o o o o o o o o o o"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

::r

o

o

O

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

O

o

o

o

o

o

o

o

o

REVISI 2007, Jakarta

ffiffiwffi

PEDOMANUMUM

PENGELOLAAN BANTUAN HIBAH

UNITED NATTONS POPULATTON FUND (LtNFpA)

2006-2010

(SIKLUS KE TUJUH)

D O K U M E N T A S I & A I t $ i ; " ,

BAPPENAS

Acc.

No.

,(..kt./

Class , ..:...t.1.'f':y'i

KERJASAMA

PEMERTNTAII IND ONESIA DENGAN TINFPA

JAKARTA

(2)

o

o

o

o

o

o

o

a

o

O

o

t

(3)

Io

lo

O

a

o

o

o

o

o

o

a

o

o

O

o

I

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

O

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan komitmen internasional pada Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all Forms of Discriminations Against Women - CEDAW, yang diratifikasi tahun 1984, Konferensi Internasional untuk Kependudukan dan Pembangunan (lnternational Conference on Population DevelopmenflIOPD), Kairo tahun 1994, serta Millenium Developmenf Goa/s. (MDGs) tahun 2000, Pemerintah Indonesia dan UNFPA telah sepakat untuk melaksanakan-program kerja sama bidang pembangunan kependudukan. Kesepakatan ini juga sesuai dengan tujuan United Nation Development Assistance Framework (UNDAF), Strategi Nasional Penanggufangan Kemiskinan (SNPK) serta tujuan Rencana Pembangunan Janglia Menengah (RPJM) Pemerintah Indonesia 2004-2A09.

Sebagai penvujudan kesepakatan ini, Pemerintah Indonesia dan UNFPA telah mengembangkan Country Programme Action Plan (CPAP) Bantuan Hibah UNFPA Siklus-7 2006 - 2010 sebagai acuan perencanaan dan rancangan kegiatan tahunan (Annual Workplan - AWP) yang diharapkan akan mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan-tujuan RPJM, MDGs dan Program Aksi ICPD. Dokumen CPAP telah ditandatangani oleh Pemerintah lndonesia, yang diwakili oleh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Meneg. PPN)/Kepala BAPPENAS dan Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia pada 11 Mei 2006.

Komponen program bantuan hibah ini meliputi kesehatan reproduksi, strategi kependudukan dan pembangunan, serta gender. Pelaksanaan program kerjasama dilakukan di provinsi-provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur yang mencakup 21 kabupaten/kota. Adapun mitra pelaksana utama program adalah antara lain Departemen Kesehatan, BKKBN, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BPS, PKBI, dan Forum Parlemen, dengan Bappenas sebagai penanggungjawab koordinasi seluruh program.

Dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dibuat Pedoman Umum (Pedum) Pengelolaan Bantuan Hibah United Nations Population Fund (UNFPA) 2006-2010 yang memuat latar belakang, tujuan dan ruang lingkup program, gambaran umum serta pengelolaan program yang meliputi pengorganisasian, mekanisme pengelolaan dan pengelolaan keuangan.

Seiring dengan perkembangan dan dinamika pelaksanaan program, perlu dilakukan revisi pada beberapa bagian dari Pedum yang telah diterbitkan pada tahun 2006. Melalui berbagai pembahasan, Revisi Pedum Tahun 2007 dapat diselesaikan. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Tim Penyusun Revisi Pedum. Kami berharap Pedum ini dapat bermanfaat dan memperlancar pengelolaan pelaksanaan program di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Masukan dan saran untuk peningkatan efektivitas program dapat disampaikan kepada Unit Kerja Koordinasi Program Nasional (NPCU) di BAPPENAS.

Jakarta, September 2007 Deputi Meneg. PPN/Kepala Bappenas fil Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan

-Wd-1r\a-,,LIL

/

(4)

ISTILAH-ISTILAH

1. lmplementing

Partners=

Lembaga

yang melaksanakan

operasional

kegiatan

2. Resu/f-Based

Managemenf=

Pendekatan

manajemen

berdasarkan

pencapaian

3. AnnualWorkplan=

Rencana

kerja tahunan

4. National Programme Coordinating

Unit (NPCU)= Unit Kerja Program Koordinasi

tingkat

Nasional

5. Provincial

Programme

Coordinating

Unit (PPCU)= Unit Kerja Program Koordinasi

Tingkat

Provinsi

6. District Programme Coordinating

Unit (DPCU)= Unit Kerja Program Koordinasi

Tingkat

Kabupaten

7. Programme Component Management

Unit (PCMU)= Unit Kerja Pengelola

Komponen

Program

8. Project

Manager= Manajer

Proyek

(Konsultan)

9. Letter of lntent (LOtl= Surat kesediaan

untuk berkontribusi

dalam pelaksanaan

kegiatan

10. Letter of Understanding

(LOU1=

Surat kesepahaman

antara pemerintah/lembaga

swadaya

masyarakat

(NGO)

dengan

UNFPA

11. Baseline

Data Survey=

Survei

Data Dasar

12. Annual Project Repor

= Laporan

Tahunan

Proyek

13.

Annual

Country

Review

= Laporan

Tahunan

Kemajuan

Program

14. Final Project Repoft=

Laporan

Akhir Proyek

15.

Authorized Person= Seseorang

yang ditunjuk sebagai penanggung

jawab

pelaksanaan

kegiatan

dan mempunyai

kewenangan

dalam

penarikan

/ pengiriman

dana dari Bank

o

o

O

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

O

o

o

o

o

a

o

o

I

a

11

(5)

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

a

o

o

o

O

o

a

o

o

o

o

o

o

o

o

o

o

a

a

O

o

o

o

o

o

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR B A B I P E N D A H U L U A N . . . . . . . 1 A . L a t a r 8 e 1 a k a n 9 . . . . . . 1 B . T u j u a n . . . ; . . . 1 C . R u a n g L i n g k u p . . . . . . 1 B A B I I G A M B A R A N U M U M P R O G R A M . . . . , , . . . 2

BAB III PENGELOLAAN PROGRAM ... ...4

A. PENGORGANISASIAN PROGRAM ...4

4.1. Struktur Pengelolaan Program... ...4

4 . 2 . K e 1 e m b a 9 a a n . . . . . . 4

4 . 2 . 1 . T i n g k a t P u s a t . . . . . . 4

B . M E K A N T S M E P E N G E L O L A A N . . . . . . 9

8 . 1 . P e r e n c a n a a n . . . . . . 9

8.2. Monitoring, Evaluasi, dan Pe1aporan... ... 10

BAB IV PENGELOLMN KEUANGAN ...,...14

A. Permintaan dan Pencairan Dana... ... 14

B. Pembukuan ... 16

C. Pertanggungjawaban dan Laporan Keuangan ... 16

D. Pengawasan Keuangan ...17

BAB V PENGADAAN BARANG/JASA ... 18

(6)

o

o

O

o

a

o

o

o

o

t

t

o

O

o

a

o

o

o

o

o

a

o

o

o

o

o

a

O

o

a

o

o

o

o

a

(7)

o

o

o

o

o

o

o

a

o

o

t

o

o

o

o

o

t

o

o

a

o

o

o

o

o

o

a

a

o

o

I

o

o

o

I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1. Dalam rangka pelaksanaan komitmen lnternasional bidang kependudukan dari hasil Konferensi Internasional untuk Kependudukan dan Pembangunan (lnternational Cooperation for Population Developmentl|CPD) Kairo 1994, Millenium Developmenf Goa/s (MDGs), dan pefaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun (RPJM) 2004-2009, Pemerintah Indonesia dan UNFPA telah sepakat untuk melanjutkan program kerjasama bidang pembangunan kependudukan yang dituangkan dalam 7th Country Programme of Assistance 2006-2010 (CP-7lSiklus-7) yang selanjutnya dijabarkan di dalam Country Programme Action P/an (CPAP). Dokumen CPAP telah ditandatangani antara Pemerintah Indonesia, dalam hal ini diwakili ofeh Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (Meneg. PPN)/Kepala Bappenas dengan Kepala Perwakilan UNFPA Indonesia pada tanggal 11 Mei 2006.

1.2. Untuk melaksanakan program kerjasama Pemerintah RI-UNFPA Siklus-7 ini diperlukan suatu Pedoman Umum pengelolaan pelaksanaan program dan kegiatan baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupatenlkota.

B. Tujuan

1.3. Pedoman Umum (PEDUM) ini ditujukan untuk memberikan panduan bagi para pelaksana di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah dalam melaksanakan kegiatan yang tercantum dalam dokumen CPAP dan rencana kerja tahunan (An nual Work Plan/AWP).

. C. Ruang Lingkup

1.4. Ruang Lingkup yang dibahas dalam Pedum adalah Gambaran Umum Program; Pengelolaan Program; Pengelolaan Keuangan; serta Pengadaan Barang dan Jasa.

(8)

BAB II

GAMBARAN UMUM PROGRAM

2.1. Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan UNFPA dalam program pembangunan kependudukan dan KB telah berlangsung sejak tahun 1972 dan dilaksanakan dalam siklus lima tahunan, dimana pada tahun 2006-2010 memasuki Siklus-7 (CP-7). Tujuan umum bantuan hibah UNFPA Siklus-7 adalah berkontribusi terhadap terwujudnya kualitas kehidupan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia melalui(i) Kesehatan reproduksiyang lebih baik; (ii) Strategi pembangunan kependudukan yang lebih baik; dan (iii) Pengintegrasian prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan gender. Untuk itu, program bantuan hibah siklus 7 dibagi dalam 3 (tiga) komponen yaitu: 1) Kesehatan Reproduksi,2) Strategi Pembangunan dan Kependudukan, serta 3) Gender.

2.2. Bantuan hibah UNFPA CP-7 ini dilakukan pada tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota dengan dasar pemilihan wilayah inimengacu pada standar Indeks Pembangunan Manusia (lPM) dan lndeks Pembangunan Gender (lPG) serta termasuk dalam wilayah lokasi program bersama Perserikatan Bangsa - Bangsa. Daerah penerima bantuan hibah UNFPA siklus 7 sebanyak 6 provinsi dan 21 kabupaten/kota, yaitu Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam meliputi Kab. Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan Kota Banda Aceh; Provinsi Sumatera Selatan meliputi Kabupaten Ogan Komering llir; Provinsi Kalimantan Barat meliputi Kab. Sintang, Landak, Sambas, Kota Pontianak dan Kota Singkawang; Provinsi Jawa Barat meliputi Kab. Indramayu dan Tasikmalaya; Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi Kab. Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Dompu; serta Provinsi Nusa Tenggara Timur meliputi Kab. Sumba Barat, Kupang, Alor, Timor Tengah Selatan, dan Manggarai (Lampiran 1).

2.3. Dalam pelaksanaan CP-7 perlu diperhatikan tiga prinsip. Pertama, adanya komitmen daerah, yaitu komitmen atau dukungin Pemerintah Daerah terhadap kegiatan CP-7 disesuaikan dengan kemampuan daerah masing-masing, baik dalam bentuk dana pendampingan ataupun i'?r-kind. Kedua, bersifat komplementer, artinya bahwa bantuan hibah UNFPA CP-7 dimaksudkan untuk melengkapi kegiatan prioritas dari sektor di bawah masing-masing komponen baik yang dibiayai APBN maupun APBD. Ketiga, melibatkan peran serta masyarakat, yaitu dalam pelaksanaannya CP-7 dimaksudkan untuk mendorong peran serta masyarakat secara pro-aktif dalam mendukung program Kesehatan Reproduksi, Strategi Pembangunan dan Kependudukan, serta Gender.

2.4. Untuk pelaksanaan CP-7 dituangkan dalam dokumen utama yaitu CPAP yang berisi rencana aksi program negara selama lima tahun (2006-2010). Sedangkan dokumen lainnya adalah Nota Kesepakatan/Letter of Intent (LOl) yang ditandatangani oleh Gubernur, Bupati dan Walikota penerima bantuan hibah sebagai pernyataan dukungan untuk pelaksanaan kegiatan bantuan hibah UNFPA di masing-masing daerah dan komitmen dukungan Pemerintah (Lampiran 2). Selain itu juga terdapat dokumen Nota Kesepahaman/Letter of Understanding (LOU) yaitu dokumen yang mengatur kerjasama antara mitra pelaksana dengan UNFPA untuk pencapaian Siklus-7 (Lampiran 3). LOU ditandatangani oleh mitra pelaksana dan UNFPA yang

o

o

o

o

a

o

o

o

a

o

o

o

o

O

a

o

o

o

o

o

a

o

a

a

o

o

o

o

o

O

a

o

o

o

a

(9)

I

o

o

I

O

o

o

t

o

a

a

o

o

o

o

a

a

o

o

o

I

o

a

I

o

o

I

a

a

o

o

o

o

o

o

mencantumkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan yang berada dalam dokumen CPAP, terkait otorisasi pengelolaan dana (Lampiran 3a), tata cara pengajuan dana, monitoring dan evaluasi, pelaporan dan audit.

Hasil(ouf comel yang diharapkan dari bantuan hibah iniadalah:

2.5. Kesehatan Reproduksi/Reproductive Health (RH): (a) Meningkatnya kebijakan dan komitmen untuk meningkatkan hak-hak reproduksi dan kesehatan reproduksi yang menyeluruh, berkualitas tinggi dan sensitif terhadap gender, serta informasi dan pelayanan mengenai kesehatan reproduksi remaja pada tingkat nasional dan daerah. (b) Menguatnya tuntutan dari masyarakat akan kesehatan reproduksi yang berkualitas tinggi, terpadu, berorientasi kepada klien dan sensitif terhadap gender dan pelayanan serta informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja. (c) Meningkatnya akses kesehatan reproduksi yang berkualitas tinggi, terpadu, berorientasi kepada klien dan sensitif terhadap gender, serta pelayanan kesehatan dan informasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, termasuk bantuan pasca bencana Tsunami.

2.6. Strategi Kependudukan dan Pembangunan/Population and Development Strategies (PDS): (a) Kebijakan, rencana dan strategi nasional, daerah maupun sektoral yang mempertimbangkan kaitan antara kependudukan, kesehatan reproduksi, gender, kemiskinan, dan pembangunan. (b) Semakin tersedianya dan digunakannya data terpitah mengenai kependudukan, kesehatan reproduksi dan kesehatan reproduksi remaja, termasuk penyakit menular seksual (STls), HIV/AIDS, gender dan kemiskinan, di tingkat nasional dan daerah. Z.l. Gender: Menguatnya mekanisme kelembagaan, praktek-praktek dan nilai-nilai sosial kebudayaan untuk mendorong dan melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan untuk meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender.

2.8. Untuk mencapai hasil-hasil tersebut dilakukan melalui pencapaian 6 keluaran (output) yang meliputi 4 output untuk Kesehatan Reproduksi, 1 output untuk Strategi Pembangunan dan Kependudukan, serta 1 output untuk Gender (Lampiran 4. Annex 4)

Referensi

Dokumen terkait

♦ Digunakan baik untuk kegiatan yang akan menghasilkan penyerahan terutang PPN maupun untuk kegiatan yang akan menghasilkan penyerahannya yang PPNnya ditanggung oleh Pemerintah

” Semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok yang menimbulkan kesenangan yang mendalam pada

Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris yang telah dilakukan, ternyata masih terdapat 10 siswa yang memperoleh

Ijasah yang diperoleh dari perguruan tinggi swasta setelah berlakunya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 184/U/2001 tentang Pedoman Pengawasan,

Apole ES ES -550 Inkali -550 Inkali Poliester Poliester Resin Resin ini ini bersifat bersifat nonionik, nonionik, maka dalam penggunaannya maka dalam penggunaannya

Sedangkan tujuan khusus untuk mengetahui variabel lingkungan dalam rumah (B3, jenis atap, jenis lantai, jenis dinding, sumber penerangan, bahan bakar memasak, kepadatan

 Potensi perikanan, antara lain kawasan perikanan darat (perikanan kolam dan keramba di Kecamatan Paiton, Krakasan, Pajarakan, Gending, Dringu, Tongas dan Sumberasih),