• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

D

D

A

A

F

F

T

T

A

A

R

R

P

P

U

U

S

S

T

T

A

A

K

K

A

A

1. Bader, H., Hoigẻ, J. (1981), Determination of Ozone In Water By The Indigo Method, Wat. Res. 15, 449-456.

2. Benefield, L. D., Randall (1980), Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice Hall Inc., Englewood Cliff, New Jersey, 1-5. 3. Blatchley, Ernest R., Thompson, John E. (1998), Groundwater Contaminants,

dalam The Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 13, Delleur, Jacques W., Editor, CRC Press LLC.

4. Camel, V., Bermond, A. (1998), The Use of Ozone and Associated Oxidation Processes in Drinking Water Treatment, Wat. Res. 32, 3208-3222.

5. Contreras, Iglesias Sandra (2002), Degradation and Biodegrability Enhancement of Nitrobenzene and 2,4 Dichlorophenol by Means of AOP Based on Ozone, Thesis of Ingeniería Química, University of Barcelona. 35-42.

6. Djaendi (2005), Selamatkan Air tanah Bandung, Pikiran Rakyat online 01 Desember 2005.

7. Hoignẻ, J. (1994), Characterization of Water Quality Criteria for Ozonation Processes. Part I: Minimal Set of Analytical Data, Ozone Science & Eng. 10, 377-386.

8. Hoignẻ, J., Bader, H. (1976), The Role of Hydroxyl Radical Reactions in ozonation Processes in Aqueous Solutions, Wat. Res. 10, 377-386.

9. Jansen, R. H. S.et al (2005), Holow Fiber Membrane Contactors - A Means to Study the Reaction Kinetics of Humic Substance Ozonation, J. Mem. Sci. 257, 48-59.

10. Keller, Michael C. (1994) Iron Removal, Sybron Chemical Inc., download Juli 2007.

11. Leap, Darrel I. (1998), Geological Occurance of Groundwater, dalam The

Handbook of Groundwater Engineering, Chapter 1, Delleur, Jacques W.,

Editor, CRC Press LLC.

12. Lenntech, 1998. The Ozone, 37-59., download 28 Juni 2006.

(2)

14. MRWA, 1999 Iron and Manganese Removal, download Juli 2007

15. National Drinking Water Clearinghouse, 1998, Iron and Manganese Removal, Tech Brief Nine, September download 17 Juli 2007.

16. Ozone Information (2008).Solubility of Ozone in Water, download Februari 2008.

17. Ozone Solution (2008), Ozone Solubility, download Februari 2008. 18. Rahmat, Adi (2006), Kinetika Kimia, download Mei 2007.

19. Robinson, James A. (1996), Ozone Generation in the Electrical Discharge From a Water Surface, Thesis Master of Engineering Science, The University of Western Ontario, 1-14.

20. Rohmatun (2006), Studi Penurunan Kandungan Besi Organik dalam Air

Tanah dengan Oksidasi H2O2-UV, Thesis Program Master, Institut Teknologi

Bandung

21. Savant, Gourav (2003), Combined Ozone and Ultraviolet Inactivation of Escherichia Coli, Thesis Master Degree of Science in Civil Engineering, faculty of Missisippi state University. 29-33.

22. Sawyer, C.N, McCarty, P.L., Parkin, GF. (1994), Chemistry for Environmental Engineering, McGraw-Hill International Edition.

23. Siddiqui, Mohamed S., Amy, Gary L., Murphy, Brian D. (1997), Ozone Enhanced Removal of Natural Organic Matter From Drinking Water Sources,

Wat. Res. 31, 3098-3106.

24. Standar Methods for The Examination of Water and Wastewater 20th Edition, American Public Health Association, Washington DC, USA (1998).

25. US EPA, 1999, Alternative Disinfectants and Oxidants. Guidance Manual, download April 2008.

26. Wikipedia, 2007. Iron, download November 2007 27. Wikipedia, 2007. Ozone, download November 2007

(3)

Lampiran A

Lampiran A Metode Analisis Ozon Di

Udara

A.1 Analisis Ozon di Udara Menurut Standar Method

Prinsip Pengukuran:

Ozon direaksikan dengan potassium iodida membentuk potassium triiodida yang selanjutnya dianalisa dengan sptekrofotometer pada panjang gelombang 352 nm.

Reaksi yang terjadi:

O3 + 3KI + H2O Æ KI3 + 2KOH + O2

Range : 0.01 ppm – 10 ppm

Sensitifitas : 1 – 10 µL O3 (dalam 10 mL midget impinger)

Interferensi : SO2, H2S, debu, halogen, H2O2, organik, oksidan

Presisi : 5% deviasi dari rata – rata

Peralatan: 1. Midget Impinger 2. Pompa 3. Volume meter 4. Termometer 5. Manometer 6. Stopwatch

7. Spektrofotometer dengan cuvette

(4)

Lampiran A

8. Gelas ukur

Reagen:

1. Purity (standar ACS)

2. Double distilled water

3. Absorbing reagent, yaitu 1% KI dalam 0.1 M buffer phosfat, dengan prosedur pembuatan :

a. larutkan 13.61 gram potasium dihidrogen posfat (KH2PO4)+ 14.2 gram Na2HPO4 atau 35.82 gram Na2HPO4.12H2O + 10.00 gram KI dengan double distilled water hingga volume 1 liter

b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan. Larutan dapat disimpan hingga beberapa minggu di dalam botol kaca berwarna coklat di dalam lemari pendingin. Penyimpanan di temperatur ruang memperpendek masa penggunaan.

4. Larutan Iodine Standar, 0.025 MI2 (0.05N), prosedur pembuatan:

a. Larutkan 16.0 g potassium iodida dan 3.1370 g iodin dengan double

distilled water hingga volume tepat 500 ml.

b. Simpan pada temperatur ruang selama 1 hari sebelum digunakan

c. Lakukan standarisasi sesaat sebelum digunakan dengan 0.025 M Na2S2O3. Sodium tiosulfat yang digunakan distandarisasi dengan standar bi-iodat, KH(IO3)2 atau potassium dikromat, K2Cr2O7.

Prosedur

a. Bersihkan semua peralatan yang akan digunakan, peralatan berbahan gelas dibersihkan menggunakan larutan pembilas dikromat dilanjutkan dengan air kran dan air distillasi.

b. Pengambilan dan pengukuran sampel:

1. Pipet 10 ml absorbing reagen ke dalam midget impinger

(5)

Lampiran A

2. Hubungkan impinger (melalui tabung absorbsi) ke pompa vakum dan pre-filter (jika diperlukan) dengan sambungan fleksibel (bukan berbahan karet). Penggunaan sambungan sesedikit mungkin sehingga tidak ada rongga antara impinger dengan tabung yang akn dilalui udara sebelum masuk ke impinger.

3. Nyalakan pompa dan lakukan pemompaan sampel. Hitung debit, waktu dan/ atau volume sampel seakurat mungkin. Debit pemomompaan sampel berkisar antara 0.2 – 1 lpm. Jika temperatur dan tekanan udara sampel sangat berdeviasi dari 25˚C dan 760 Torr, ukur dan catat nilainya.

4. Pemompaan sampel dilakukan hingga kandungan ozon yang terserap antara 0.5 – 10 μl dalam waktu kurang dari 30 menit. Unutk debit 2 lpm selama 30 menit harus mendapatkan sensitifitas 0.01 ppm. Hindarkan absorbing reagent dari sinar matahari langsung.

5. Sesudah pengambilan sampel, stem impinger dapat dilepas dan dibersihkan. Keluarkan sisa reagen di dalam stem dengan cara mengetukkan stem ke dinding impingerperlahan- lahan. Bilas stem dengan sedikit larutan absorber (< 1ml) danmasukkan bilasan ini ke dalam impinger. Tutup impinger dengan bahan padat yang tidak reaktif (disarankan dari bahan teflon). Jangan menggunakan bahan dari karet.

6. Larutan sampel harus dianalisa tidak lebih dari 60 menit setelah sampling.

7. Buat blangko menggunakan impinger dengan perlakukan sama dengan sampel, tetapi jangan ada udara yang masuk ke dalam impinger.

c. Analisis:

1. Catat volume total laruan sampel yang terdapat di dalam impinger (biasanya 10 ml).

2. Masukkan larutan dari impinger ke dalam kuvet.

(6)

Lampiran A

3. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 352 nm, gunakan air destilasi seabagai referensi. Pengukuran harus dilakukan dalam waktu antara 30 – 6 0 menit setelah sampling.

4. Gunakan blanko serta larutan standar untuk mendapatkan kurva standar hubungan antara konsentrasi ozon dengan absorbansi

5. Jika warna sampel terlalu pekat, lakukan pengenceran.

Perhitungan

Konsentrasi ozon yang terukur dapat diekspresikan sebagai ppm dengan rumus:

Ppm, O3 =

Vs molO3×24.45

μ

, dimana:

Vs = volume sampel udara.

(7)

Lampiran A

A.2 Analisis ozon di Udara dengan Gastec Ozone Meter

(8)

Lampiran A

(9)

Lampiran B

Lampiran B Analisis Konsentrasi Ozon

di Dalam Air

B.1 Metode Indigo

Reagen

1. Larutan Stok Indigo, pembuatan:

a. Tambahkan 1 ml asam fosfat pekat ke dalam 500 ml air destilasi pada labu 1 L.

b. Kemudian sambil diaduk tambahkan 770 mg Potassium indigo trisulfonat, C16H7N2O11S3K3, lalu tambahkan air destilasi hingga volume larutan tepat 1 L. Simpan larutan di tempat gelap.

2. Reagen I Indigo, pembuatan:

a. Masukkan 20 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.

b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.

3. Reagen II Indigo

a. Masukkan 100 ml larutan stok indigo ke dalam labu 1 L, kemudian tambahkan 10 g sodium dihidrat pasfat (NaH2PO4) serta 7 ml asam posfat pekat. Larutkan dengan air destilasi hingga volume tepat 1 L.

b. Larutan sebaiknya disiapkan pada saat akan digunakan, sehingga absorbansinya tidak kurang dari 80% dari nilai awal. Nilai ini biasanya masih diperoleh hingga penyimpanan 1 minggu.

4. Reagen Asam Malonik, diperoleh dengan cara melarutkan 5 g asam malonik ke dalam air, lalu encerkan hingga volume 100 ml.

(10)

Lampiran B

5. Reagen Glisin, dibuat dengan melarutkan 7 g glisin ke dalam air, encerkan hingga volume larutan 100 ml.

Prosedur

1. Untuk konsentrasi ozon antara 0.01 – 0.1 mg/l :

a. Tambahkan 10 ml reagen 1 pada labu 100 ml. Isi salah satu labu dengan air destilasi dan labu lainnya dengan sampel.

b. Ukur absorbansi mengunakan kuvet 10 cm segera (tidak lebih dari 4 jam setelah sampling)

2. Untuk konsentrasi ozon antara 0.05 – 0.5 mg/l: Gunakan reagen II serta pegukuran absobansi meggunakan kuvet 4 – 5 cm

3. Untuk konsentrasi besar dari 0.3 mg/l: gunakan reagen II dengan volume sampel yang lebih kecil. Kemudian larutkan dengan air destilasi hingga volume menjadi 100 ml.

Pengontrolan Interferensi

ƒ Jika terdapat kandugan klor < 0.1 mg/l, tambahkan 1 ml asam malonik pada labu sebelum penambahan sampel. Lakukan pengukurna secepatnya, paling lambat 60 detik setelah penambahan sampel.

ƒ Jika terdapat kandungan mangan, gunakan sampel untuk membuat blanko. Kemudian tambahkan 0.1 ml glisin ke dalam labu 100 ml blanko lalu tambahkan 10 ml reagen II pada masing – masing labu. Masukkan volume sampel yang sama ke dalam masing – masing labu. Jika masih terjadi penurunan internsitas warna pada labu kedua secara signifikan, dosis daapt disesuaikan hingga maksimal 80 ml. Pastikan pH glisin yang digunakan tidak lebih kecil dari 6.

Perhitungan

(11)

Lampiran B v b f A O L mg × × Δ × =100 3 Dimana:

ƒ Δa = perbedaan absorbansi antara blanko dan sampel ƒ b = ukuran kuvet yang digunakan

ƒ v = volume sampel (biasanya 90 ml)

ƒ f = 0.42

Gunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm (± 10 nm)

B.2 Metode Ozone Meter

Alat yang digunakan: Dissolved Ozone Meter O3-2Z Produksi : Kasahara Chemical Instruments Corp. Jepang

Spesifikasi Alat:

Measurement principle The absorptiometry by the coloration reagent Measuring object Dissolved ozone density

Measurement object Dissolved ozone such as clean water Indication LCD 3 column

Measuring range 0.00~5.00mg/L

Resolution 0.01mg/L Illuminant LED Automatic power source

stopping/deciding

Automatic power off after the measurable quantity hold indicatory 5 second

Water finding quantity 5mL

Coloration reagent Powder pack reagent 1 type (OZ-K-1) Power source Alkaline dry cell LR03 (single 4) ×4 (DC6V) Use temperature 5˚C~35˚C

(12)

Lampiran B

Substance external size 75 (W) ×180(D)×38 (H)

Standard accessory The meter itself (the dry cell battery you attach) the measurement cell: 2, reagent (OZ-K-1): 50 batches and dropper 5mL: 1, portable case: 1

Accessory outside standard Reagent for dissolved ozone (OZ-K-1): 100 batches

Interferensi: sisa asam kuat misalnya klor Prosedur Pengukuran:

ƒ Masukkan satu sachet reagen ke dalam kuvet, kemudian pipet 5 ml air destilasi.

ƒ Tutup kuvet dan aduk sekitar 10 detik, kemudian ukur konsentrasi ozon. Jika nilai blanko tidak nol, set ulang hingga blanko menujukkan nilai konsentrasi ozon nol

ƒ ke dalam kuvet yang lain masukkan sampel sebagai ganti air destilasi kemudian ukur konsentrasi ozon.

(13)

Lampiran C

L

L

a

a

m

m

p

p

i

i

r

r

a

a

n

n

C Analisa Kadar Besi

C

C.1 Uji Fe Total dengan Metode Fenantrolin

Prinsip

Didihan asam dan hidroksilamin serta penggabungannya dengan 1.1 fenatrolin akan mengubah semua senyawa besi menjadi Fe(II) yang terlarut. Tiga molekul fenantrolin bergabung dengan satu molekul Fe(II) membentuk ion kompleks berwarna merah-orange. Warna ini akan terbaca pada spektrofotometer.

Pereaksi

a) HCl pekat pro analis

b) NH2OH.HCl (Hidroksilamin): 10 gram NH2OH.HCl dilarutkan dalam 100 ml aquades

c) Bufffer Amonium asetat: 250 gram NH4C2H3O2 dilarutkan dalam 700 ml asam asetat glacial

d) Natrium asetat: 200 gram NaC2H3O2.3H2O dilarutkan dalam 800 ml aquades e) Fenantrolin: larutkan 100 mg C12H8N2. H2O ke dalam 80 ml aquades di

dalamlabu 10 ml. Tambahkan 2 tetes HCl pekat kemudian tambahkan awuades hingga volume larutan tepat 100 ml.

Prosedur Analisa

a. Tentukan panjang gelombang spektrofotometer yang sesuai dengan menggunakan larutan standar besi. Serta buat kurva kalibrasi.

b. Masukkan 50 ml sampel ke dalam gelas erlenmeyer kemudian tambahkan 2 ml HCl pekat dan 1 ml hidroksil amin. Tambahkan juga beberapa batu didih. c. Panaskan larutan hingga volumenya tersisa sekitar 20 ml, kemudian dinginkan

dan pindahkan ke labu 50 ml.

(14)

Lampiran C

d. Tambahkan10 ml buffer amonium asetat, 4 ml fenantrolin dan aquades hingga volume larutan menjadi 50 ml. Aduk dan biarkan diamkan selama 15 menit kemudian ukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang yang telah ditentukan.

Larutan standar besi ( 1 ml = 0.2 mg/l )

ƒ Masukkan 50 ml H2SO4 pekat, 50 ml aquades, 1.404 4 Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O dan beberapa tetes larutan KMnO4 1 N ke dalam labu 1000 ml hingga warna larutan menjadi ungu.

ƒ Kemudian encerkan dengan aquades hingga tanda batas.

Kurva Kalibrasi

Tabel C-1 Data Untuk Mencari Panjang Gelombang Maksimum Untuk Uji Besi λ A 450 0.04 460 0.05 470 0.056 480 0.059 490 0.057 500 0.061 510 0.073 520 0.06 530 0.054 Thesis 25305020 C-2

(15)

Lampiran C . 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 440 450 460 470 480 490 500 510 520 530 540 Panjang Gelombang (nm) A b s o rb an si

Gambar C-1 Kurva Untuk Mementukan Panjang Gelombang Pengujian Besi Tabel C-2 Data Untuk Membuat Kurva Kalibrasi

mg/l Fe Absorbansi 0.8 0.4 1 0.5 2 1 3 1.5 4 2 5 2.5 6 3 7 3.5 8 4

kurva standar Phenanthroline

y = 0.146x R2 = 0.9844 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 0 2 4 6 8 1 [Fe] m g/L A b so rb a n si, 510 n m 0

Gambar C-2 Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan Fenantrolin

(16)

Lampiran C

C.2 Uji Fe

2+

dengan Metode Fenantrolin

Cara pengujian : 25 ml sampel air ditambah dengan 2 ml fenantrolin dan 5 ml buffer asetat. ukur absorbansi warna dengan spektrofotometer dalam waktu 5 10 menit. Usahakan jangan sampai terkena cahaya.

C.3 Uji Fe

3+

dengan Metode KCNs

Reaksi:

(

Fe CNs

)

merah

Cns

Fe3+ +3 → ( )3

Pereaksi:

a. Larutan H2SO4 4 N : 111 ml H2SO4 pekat diencerkan dengan aquades hingga volume 1000 ml.

b. Larutan KCNs 20%: 200 g KCNs dilarutkan dan diencerkan dengan aquades hingga volume 1000 ml.

Prosedur Analisis:

Masukkan 50 ml sampel air ke dalam gelas erlenmeyer, tambahkan 2.5 ml H2SO4 dan 2.5 ml KCNs. Baca nilai absiorbansi dengan spektrofotometer.

Kurva Kalibrasi Uji Besi dengan KCNs

Tabel C-3 Data Untuk Menentukan Panjang Gelombang Pengukuran Besi dengn KCNs 400 0.03 410 0.036 420 0.042 430 0.043 440 0.048 450 0.049 460 0.05 470 0.049 480 0.049 490 0.046 500 0.044 Thesis 25305020 C-4

(17)

Lampiran C 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 400 420 440 460 480 500 520 Panjang Gelombang (nm) Ab s o rb an si

Gambar C-3 Penentuan Panjang Gelombang Optimum Pengukuran Konsenstrasi Besi dengan Metode KCNs

kurva Standar KCNs y = 0.0884x R2 = 0.9949 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0 2 4 6 8 [Fe] m g/L A b so rb an si , 460 n m 10

Gambar 2-4 Kurva Kalibrasi Besi Metode KCNs

(18)

Lampiran D

L

L

a

a

m

m

p

p

i

i

r

r

a

a

n

n

4 2 2 4 4 2 4 2 2 4

D

D Analisa Zat Organik

D.1 Zat Organik Sebagai Angka Permanganat

Metode: Titrasi Permanganometri

Prinsip :

Zat organik dioksidasi olehg KMnO4 berlebih dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan KMnO4

Reaksi: 2 2 berlebih 4 10 2 3 5 2 KMnO Organik SO K CO MnSO SO H O C H KMnO O H CO Zat + + → + + + → + Pereaksi 1. Larutan KMnO4 0.1 N :

a. Larutkan 3.16 g KMnO4 dengan aquades, lalu ecerkan hingga volumenya tepat 1 L. Didihkan selama 10 menit.

b. Tambahkan aquades untuk menggantikan cairan yang hilang hingga volume larutan kembali 1 L. Biarkan di tempat gelap selama 3 hari.

c. Saring denga saringan gelas wool dan simpan di dalam botol coklat.

2. Larutan KMnO4 0.01 N: Pipet 100 ml larutan KMnO4 0.1 N kemudian encerkan denga aquades hingga volumenya tepat 1 L.

3. Larutan Asam Oksalat (H2C2O4.2H2O) 0.1 N : timbang 6.3 g garam oksalat dega teliti kemudian larutkan dengan aquades. Masukkan ke dalam labu ukur 1 L, lalu tambahkan 50 ml H2SO4 pekat, dan encerkan dengan aquades hingga tanda batas.

4. Larutan H2SO4 4 N Bebas Zat Organik:

(19)

Lampiran D

a. Encerkan 111 ml H2SO4 pekat dengan aquades hingga volumenya tepat 1L. Tambahkan tetes deni tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna merah muda.

b. Didihkan selama 10 – 15 menit, jika warna merah hilang selama pendidihan teruskan penambahan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang.

Prosedur Analisis

1. Pembebasan Labu Erlenmeyer dari Zat Organik:

a. Masukkan 100 ml air kran ke dalam labu erlenmeyer, tambahkan beberapa batu didih.

b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna merah muda. Panaskan di atas hot plate dan biarkan mendidih selama 10 menit.

c. Jika selama pendidihan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tidak hilang lagi. Buang cairan dalam erlenmeyer.

2. Pemeriksaan Zat Organik

a. Masukkan 100 ml cotoh air ke dalam labu erlenmeyer bebas zat organik. b. Tambahkan tetes demi tetes larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna

merah muda. Panaskan di atas hot plate sampai hampir mendidih.

c. Tambahkan 10 ml larutan KMnO4 0.01 N, pemanasan diteruskan selama 10 menit tepat.

d. Jika selama pemanasan warna merah muda menghilang, tambahkan lagi larutan KMnO4 0.01 N sampai warna tetap ungu.

e. Setelah pemanasan selesai tambahkan 10 ml asam oksalat 0.01 N (warna KMnO4 akan menghilang). Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai berwarna erah muda. Catat ml KMnO4 yang digunakan.

3. Penentuan Faktor Ketelitian KMnO4 Zat Organik

a. Masukkan 10 ml larutan asam oksalat 0.01N ke dalam labu erlebmeyer bebas zat organik.

(20)

Lampiran D

b. Titrasi dengan larutan KMnO4 0.01 N sampai cairan berwarna merah muda. Catat ml KMnO4 yang digunakan.

4 KMnO ml 10 Ketelitian Faktor = Perhitungan

(

)

{

}

[

10

]

0.01 31.6 ...mg/lKMnO4 100 1000 organik zat Kandungan = × +a ×F × × =

a = ml KMnO4 saat dititrasi

F = faktor ketelitian

31.6 = berat ekivalen KMnO4

D.2 Zat Organik Sebagai TOC

Nama Alat: TOC Automatic Analyzer Model : TOC 100

Produksi : Toray Engineering Co., Ltd.

Gambar D:1 TOC Meter

(21)

Lampiran D

Operation Manual

(22)

Lampiran D Lampiran D

Thesis 25305020 D-5

(23)

Lampiran D

(24)

Lampiran E

Lampiran E

Baku Mutu Air Minum

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI

Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal : 29 Juli 2002

Persyaratan Kualitas Air Minum

1. Bakteriologis

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

a. Air Minum

E.Coli atau fecal coli

Jumlah per 100 ml sampel

0

b. Air yang masuk sistem distribusi

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel

0

Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel

0

c. Air pada sistem distribusi

E.Coli atau fecal coli Jumlah per 100 ml sampel

0

Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel

0

2. Kimiawi

2.1. Bahan kimia yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan.

A. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Antimon (mg/liter) 0.005

Air Raksa (mg/liter) 0.001

Arsenic (mg/liter) 0.01

(25)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Barium (mg/liter) 0.7

Boron (mg/liter) 0,3

Kadmium (mg/liter) 0,003

Kromium (Valensi 6) (mg/liter) 0,05

Tembaga (mg/liter) 2 Sianida (mg/liter) 0.07 Fluorida (mg/liter) 1,5 Timbal (mg/liter) 0.01 Molybdenum (mg/liter) 0.07 Nikel (mg/liter) 0.02

Nitrat (sebagai N03) (mg/liter) 50

Nitrit (sebagai NO2) (mg/liter) 3

Selenium (mg/liter) 0.01

B. Bahan Organik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Chlorinated alkanes

Carbon tetrachloride (µg/liter) 2

Dichloromethane (µg/liter) 20

1,2-dichloroethane (µg/liter) 30

1,1,1-trichloroethane (µg/liter) 2000

Chlorinated ethenes

Vinyl chloride (µg/liter) 5

1,1-dichloroethene (µg/liter) 30 1,2-dichloroethene (µg/liter) 50 Trichloroethene (µg/liter) 70 Tetrachloroethene (µg/liter) 40 Aromatic hydrocarbons Benzene (µg/liter) 10 Toluene (µg/liter) 700 Thesis 25305020 E-2

(26)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 Xylenes (µg/liter) 500 Benzo[a]pyrne (µg/liter) 0,7 Chlorinated benzenes Monochlorobenzene (µg/liter) 300 1,2-dichlorobenzene (µg/liter) 1000 1,4-dichlorobenzene (µg/liter) 300

Trichlorobenzenes (togal) (µg/liter) 20

Lain-lain

Di(2-ethyl hexy)adipate (µg/liter) 80

Di(2-ethylhexyl) phthalate (µg/liter) 8

Acrylamide (µg/liter) 0,5

Epichlorohydrin (µg/liter) 0,4

Hexachlorobutadiene (µg/liter) 0,6

Edetic acid (EDTA) (µg/liter) 200

Tributyltin oxide (µg/liter) 10

C. Pestisida

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 Alachlor (µg/liter) 20 Aldicarb (µg/liter) 10 Aldrin/dieldrin (µg/liter) 0,03 Atrazine (µg/liter) 2 Bentazone (µg/liter) 30 Carbofuran (µg/liter) 5 Chlordane (µg/liter) 0,2 Chlorotoluron (µg/liter) 30 DDT (µg/liter) 2 1,2-dibromo - (µg/liter) 3-chloropropane (µg/liter) 1 2,4-D (µg/liter) 30 Thesis 25305020 E-3

(27)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

1,2-dichloropropane (µg/liter) 20

1,3-dichloropropene (µg/liter) 20

Heptachlor and (µg/liter)

Heptachlor epoxide (µg/liter) 0,03

Hexachlorobenzene (µg/liter) 1 Isoproturon (µg/liter) 9 Lindane (µg/liter) 2 MCPA (µg/liter) 2 Methoxychlor (µg/liter) 20 Metolachlor (µg/liter) 10 Molinate (µg/liter) 6 Pendimethalin (µg/liter) 20 Pentachlorophenol (µg/liter) 9 Permethrin (µg/liter) 20 Propanil (µg/liter) 20 Pyridate (µg/liter) 100 Simazine (µg/liter) 2 Trifluralin (µg/liter) 20 Chlorophenoxy (µg/liter) Herbicides (µg/liter)

selain 2,4D dan MCPA (µg/liter)

2,4-DB (µg/liter) 90

Dichlorprop (µg/liter) 100

Fenoprop (µg/liter) 9

Mecoprop (µg/liter) 10

2,4,5-T (µg/liter) 9

D. Desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Monochloramine (mg/liter) 3

(28)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 Chlorine (mg/liter) 5 Bromate (µg/liter) 25 Chlorite (µg/liter) 200 Chlorophenol (µg/liter) 2,4,6-trichlorophenol (µg/liter) 200 Formaldehyde (µg/liter) 900 Trihalomethanes Bromoform (µg/liter) 100 Dibromochloromethane (µg/liter) 100 Bromodichloromethane (µg/liter) 60 Chloroform (µg/liter) 200

Chlorinated acetic acids

Dichloroacetic acid (µg/liter) 50

Trichloroacetic acid (µg/liter) 100

Chloral hydrate (µg/liter)

(trichloroacetaldehyde) (µg/liter) 10 Halogenated acetonitriles Dichloroacetonitrile (µg/liter) 90 Dibromoacetonitrile (µg/liter) 100 Trichloracetonitrile (µg/liter) 1 Cyanogen chloride (sebagai CN) (µg/liter) 70

2.2 Bahan Kimia yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada konsumen

A. Bahan Anorganik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Ammonia mg/l 1,5

Alumunium mg/l 0,2

(29)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 Klorida mg/l 250 Tembaga mg/l 1 Kesadahan mg/l 500 Hidrogen Sulfida mg/l 0.05 Besi mg/l 0.3 Mangan mg/l 0.1 pH - 6,5-8,5 Sodium mg/l 200 Sulfat mg/l 250

Total zat padat terlarut mg/l 1000

Seng mg/l 3

B. Bahan Organik, Desinfektan dan hasil sampingannya

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan 1 2 3 4 Organik Toluene (µg/l) 24-170 Xylene (µg/l) 20-1800 Ethylbenzene (µg/l) 2-200 Styrene (µg/l) 4-2600 Monochlorobenzene (µg/l) 10-120 1,2-dichlorobenzene (µg/l) 1 -10 1,4-dichlorobenzene (µg/l) 0,3-30 Trichloorbenzenes (total) (µg/l) 5-50 Deterjen (µg/l) 50

Desinfektan dan hasil

sampingannya Chlorine (µg/l) 600-1000 2-chlorophenol (µg/l) 0.1 -10 2,4-dichlorophenol (µg/l) 0,3-40 Thesis 25305020 E-6

(30)

Lampiran E

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

2,4,6-trichlorophenol (µg/l) 2-300

3. Radioaktifitas

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Gross alpha activity (Bq/liter) 0,1

Gross beta activity (Bq/liter) 1

4. Fisik

Parameter Satuan Kadar Maksimum yang

diperbolehkan Keterangan

1 2 3 4

Parameter Fisik

Warna TCU 15

Rasa dan bau _ _ tidak berbau

dan berasa Temperatur °C Suhu udara ± 3`C

Kekeruhan NTU 5

(31)

Lampiran F

L

L

a

a

m

m

p

p

i

i

r

r

a

a

n

n

F Data Hasil Percobaan

F

F.1 Percobaan Pendahuluan

Tabel F-1 Kelarutan Ozon Pada Aquades, 0.5 lpm

depan belakang Waktu (mnt) [O3] pH T ('C) [O3] pH T ('C) 0 0 6.26 25 0 6.26 25 10 0.15 5.98 25.1 0.17 6.04 25.3 20 0.14 5.92 25.3 0.16 5.86 25.4 30 0.2 5.66 25.2 0.19 5.64 25.4 40 0.15 5.55 25.2 0.15 5.45 25.4 60 0.22 5.93 25.5 0.18 5.62 25.4 90 0.19 5.47 25.6 0.2 4.86 25.8 120 0.21 4.77 25.8 0.2 5.04 25.9

Tabel F-2 Kelarutan Ozon Pada Air Kran, 0.5 lpm

Waktu (mnt) [O3] pH T ('C) 0 0 7.1 25.4 10 0.05 7.48 25.3 20 0.06 7.03 25.4 30 0.07 7.17 25.7 40 0.08 7.29 26.4 60 0.12 7.2 26.6 90 0.15 7.04 26.8 120 0.14 7.3 26.6

Tabel F-3 Kelarutan Ozon Pada Air Sumur

t 0.5lpm t 1lpm t 2lpm 0 0 0 0 0 0 10 0.18 20 0.36 30 0.52 30 0.54 30 0.29 40 0.46 60 0.38 60 0.9 60 0.69 90 0.64 90 0.85 90 0.980 120 0.67 120 0.94 120 0.89 Thesis 25305020 F-1

(32)

Lampiran F

Tabel F-4 Produksi Ozon Generatpr

Debit Udara 2 Lpm 1 Lpm 0.5 Lpm 2 Lpm

Waktu 1.5 detik 3 detik 6 detik 1.5 detik

Volume sampel 50 mL 50 mL 50 mL 50 mL

Produksi ozon 66.67 ppm/detik 33.33 ppm/detik 16.67 ppm/detik 66.67 ppm/detik

F.2 Percobaan Utama

Tabel F-5 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.07 27.2 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347 10 7.21 27.4 0.098 0.67 81.23 1.40 4.067 20 7.47 27.6 0.026 0.18 95.02 1.55 4.537 30 7.66 27.6 0.026 0.18 95.02 1.25 3.598 40 7.77 27.5 0.012 0.08 97.70 0.65 1.721 60 7.95 27.5 0.005 0.03 99.04 1.25 3.598 90 8.06 27.9 0.033 0.23 93.68 0.90 2.503 120 8.15 28.2 0.045 0.31 91.38 1.00 2.816

Tabel F-6 Ozonasi Sumur 1, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.26 28.4 0.522 3.58 0.00 0.85 2.347 10 7.29 28.1 0.091 0.62 82.57 1.40 4.067 20 7.53 28.4 0.046 0.32 91.19 2.78 8.369 30 7.64 28.5 0.005 0.03 99.04 2.00 5.945 40 7.86 28.7 0.003 0.02 99.43 1.14 3.254 60 7.98 28.7 0.01 0.07 98.08 2.45 7.352 90 8.08 28.9 0.013 0.09 97.51 2.75 8.291 120 8.27 29.1 0.03 0.21 94.25 1.10 3.129

Tabel F-7 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.42 27.4 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034 10 7.63 27.4 0.035 0.24 92.29 1.60 4.693 20 7.83 27.3 0.008 0.05 98.24 1.40 4.067 30 7.98 27.6 0.005 0.03 98.90 1.90 5.632 40 8.11 27.7 0.007 0.05 98.46 2.45 7.352 60 8.2 27.7 0.011 0.08 97.58 1.90 5.632 90 8.32 28 0.039 0.27 91.41 2.00 5.945 120 8.36 28.1 0.04 0.27 91.19 1.95 5.788 Thesis 25305020 F-2

(33)

Lampiran F

Tabel F-8 Ozonasi Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4

0 7.59 27.7 0.454 3.11 0.00 0.75 2.034 10 7.79 27.6 0.05 0.34 88.99 1.00 2.816 20 7.99 28 0.005 0.03 98.90 1.10 3.129 30 8.09 28.2 0.007 0.05 98.46 0.95 2.659 40 8.15 28.2 0.002 0.01 99.56 1.85 5.475 60 8.23 28.3 0.054 0.37 88.11 2.10 6.257

Tabel F-9 Ozonasi Sumur 1, 2 lpm

t A (Fe) [Fe] A (Fe) [Fe] [Fe] Penyisihan 0 0.454 3.11 0.454 3.109589 3.109589041 0.00 10 0.028 0.19 0.045 0.342466 0.267123288 91.41 20 0.011 0.08 0.006 0.034247 0.054794521 98.24 30 0.0048 0.03 0.0062 0.047945 0.040410959 98.70 40 0.0056 0.04 0.0016 0.013699 0.026027397 99.16 60 0.009 0.06 0.043 0.369863 0.215753425 93.06

Tabel F-10 Ozonasi Sumur 2, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan 0 7.44 25.7 0.286 1.96 0.00 0 7.44 25.7 0.182 1.25 36.36 10 7.58 25.8 0.081 0.55 71.68 20 7.62 25.8 0.057 0.39 80.07 30 7.72 25.7 0.032 0.22 88.81 40 7.81 26 0.049 0.34 82.87 60 7.92 26.3 0.076 0.52 73.43 90 8.01 26.4 0.043 0.29 84.97

Tabel F-11 Ozonasi Sumur 2, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan 0 7.12 26.4 0.44 3.01 0.00 0 7.12 26.4 0.305 2.09 30.68 10 7.46 26.5 0.092 0.63 79.09 20 7.66 26.5 0.069 0.47 84.32 30 7.76 26.4 0.029 0.20 93.41 40 7.85 26.5 0.069 0.47 84.32 60 7.92 26.5 0.043 0.29 90.23 90 8.03 26 0.029 0.20 93.41

Tabel F-12 Ozonasi Sumur 2, 2 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan 0 7.47 26.8 0.327 2.24 0.00

(34)

Lampiran F 0 7.47 27 0.225 1.54 31.19 10 7.64 27 0.042 0.29 87.16 20 7.78 27 0.043 0.29 86.85 30 7.94 27 0.01 0.07 96.94 40 8.03 27.1 0.011 0.08 96.64 60 7.98 27.3 0.026 0.18 92.05 90 8.1 27.4 0.019 0.13 94.19

Tabel F-13 Ozon/UV Sumur 1, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.69 27.4 0.327 2.24 0.00 1.04 2.941 10 7.76 27.7 0.083 0.57 74.62 4.25 12.984 20 7.88 27.8 0.023 0.16 92.97 1.30 3.754 30 7.98 27.7 0.015 0.10 95.41 1.55 4.537 40 8.01 28.2 0.013 0.09 96.02 0.90 2.503 60 8.06 28.7 0.018 0.12 94.50 0.70 1.877 90 8.19 29.1 0.026 0.18 92.05 1.15 3.285 120 8.26 29.9 0.08 0.55 75.54 1.15 3.285

Tabel F-14 Ozon/UV Sumur 1, 1 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.85 26.7 0.203 1.39 0.00 1.15 3.285 10 7.93 26.7 0.045 0.31 77.83 1.20 3.442 20 8.05 26.7 0.022 0.15 89.16 1.10 3.129 30 8.17 27.2 0.015 0.10 92.61 1.20 3.442 40 8.21 27.3 0.03 0.21 85.22 1.25 3.598 60 8.26 27.6 0.017 0.12 91.63 1.00 2.816 90 8.29 28.3 0.026 0.18 87.19 0.95 2.659 120 8.35 28.6 0.019 0.13 90.64 3.00 9.073

Tabel F-15 Ozon/UV Sumur 1, 2 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan ml permanganat Angka KMnO4 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00 0 7.89 26.8 0.126 0.86 49.19 0.85 2.347 0 7.89 26.8 0.248 1.70 0.00 10 8.01 26.9 0.045 0.31 81.85 1.15 3.285 20 8.1 27 0.035 0.24 85.89 0.95 2.659 30 8.2 27.4 0.018 0.12 92.74 2.15 6.414 40 8.24 27.5 0.026 0.18 89.52 2.00 5.945 60 8.39 27.9 0.018 0.12 92.74 2.20 6.570 90 8.45 28.2 0.041 0.28 83.47 2.20 6.570 120 8.5 28.8 0.038 0.26 84.68 2.80 8.448 Thesis 25305020 F-4

(35)

Lampiran F

Tabel F-16 Ozon/UV Sumur 2, 0.5 lpm

t pH T A (Fe) [Fe] % Penyisihan 0 7.8 26.8 0.243 1.66 0.00 10 7.91 27.8 0.115 0.79 52.67 20 8.03 27.8 0.048 0.33 80.25 30 8.08 27.9 0.059 0.40 75.72 40 8.15 28 0.06 0.41 75.31 60 8.23 28.3 0.055 0.38 77.37 90 8.22 29.2 0.105 0.72 56.79

Tabel F-17Ozon/UV Sumur 2, 1 lpm

t pH A (

% e

T Fe) [Fe] P nyisihan 0 .77 3 2 5 0.2947. 2 1.0 0.00 10 7 8.8 2 5 0.1117. 0 6.7 54.32 20 7 6.9 2 6 0.1087. 0 4.7 55.56 30 8 6.2 2 6 0.1047. 0 1.7 57.20 40 8.3 2 5 0.1117. 0 6.7 54.32 60 8 3.3 2 6 0.1277. 0 7.8 47.74 90 8 6.3 28 0.143 0 8.9 41.15

Tabel F-18 Ozon/UV Sumur 2, 2 lpm

t pH T A (Fe) [F ] % Penyisi ane h 0 7.73 27 .5 0.294 2.01 0.00 10 7.81 27.5 0.108 0.74 63.27 20 7.89 27.6 0.11 0.75 62.59 30 8.05 27.6 0.11 0.75 62.59 40 8.15 27.5 0.102 0.70 65.31 60 8.2 27.6 0.108 0.74 63.27 90 8.23 28 0.123 0.84 58.16 Tabel F-19 TOC O3 saja o3 +uv

t TOC Total TOC D Penyisihan t TOC Total TOC D Penyisihan Penyisihan

0 9 5 0 0 9 5 0 44.4 5 8 3 11.1 5 6 3 33.3 66.6 10 6 3 33.3 10 3 2 66.6 77.7 15 6 5 33.3 15 2 1 77.7 88.8 20 6 5 33.3 20 0 0 100 100 25 4 4 55.5 25 0 0 100 100 Thesis 25305020 F-5

(36)
(37)

Lampiran H

L

L

a

a

m

m

p

p

i

i

r

r

a

a

n

n

H Analisa Statistika

H

Uji ANOVA dilakukan terhadap penyisihan besi dari air. Sebelum dilakukan uji ANOVA data terlebih dahulu perlu diuji aakah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan metode Chi-Kuadrat menggunakan program SPSS. Hasil uji normalitas penyisihan besi dari air tanah ditampilkan pada tabel H-2 dan H-3 berikut:

Tabel H-1 Data Analisa Statistik

Level Faktor Efesiensi Sumur Debit Pemompaan, Lpm UV watt R1 R2 Total 0.50 95.02 91.19 186.21 1.00 98.24 98.90 197.14 2.00 0.00 98.56 99.01 197.57 0.50 92.64 93.29 185.93 1.00 89.16 88.73 177.89 1.00 2.00 3x10 85.89 85.94 171.83 0.50 80.07 80.00 160.07 1.00 84.32 83.78 168.10 2.00 0.00 86.85 86.89 173.74 0.50 85.19 85.09 170.28 1.00 81.18 81.61 162.79 2.00 2.00 3x10 81.05 80.98 162.03 Total 1058.16 1055.41 2113.57

Tabel H-2 Hasil Uji Chi- Kuadrat

Tabel H-3

VAR00001 Chi-Square(a) ,000

df 23

Asymp. Sig. 1,000

a 24 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,0. Tabel H-3Test Normalitas

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

VAR00001 ,156 24 ,133 ,907 24 ,030

a Lilliefors Significance Correction

(38)

Lampiran H

ANOVA

Tabel H-4 Berbagai Variasi Kondisi Oksidasi Besi

Faktor Level 1 Level 2 Level 3

Sumber Air (A) Sumur 1 Sumur 2

Debit Pemompaan (B) 0,5 lpm 1 lpm 2 lpm UV (C ) 0 watt 3 x 10 watt 1. Hipotesis: H0 = α1 = α2 = 0 β1 = β2 = β3 γ1 = γ2 ; (α β)11 = (α β)12 =….= (α β)23 = 0 (α γ)11 = (α γ)12 =….= (α γ)22 = 0 (β γ)11 = (β γ)12 =….= (β γ)32 = 0 (α β γ)111 = (α β γ)121 =….= (α β γ)232 = 0 Ha = nilai α, β, γ, (α β), (αγ), (β γ), (α β γ), dan ρ ≠ 0

Tingkat Kepercayaan,α =0.05 (5%) untuk seluruh pengujian.

2. Kriteria a = 2, b = 3, c = 2, r = 2

a. Untuk replikasi df-numerator = r-1 = 1

df-denumerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11)) b. Untuk efek utama

Sumber Air (A) Æ df-numerator = b-1 = 1

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11)) Debit Pemompaan Æ df-numerator = b-1 = 2

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

Sinar UV Æ df-numerator = c-1 = 1

df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11

(39)

Lampiran H

Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11)) c. Untuk interaksi dua faktor

Sumber air- debit pemompaan (AB)Æ df-numerator = (a-1)(b-1) = 2 df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

Sumber air- sinar UV(AC)Æ df-numerator = (a-1)(c-1) = 1 df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 4,84 (F(0,05), (2,11))

Debit pemompaan-Sinar UV (BC)Æ df-numerator = (b-1)(c-1) = 2 df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

d. Untuk interaksi tiga faktor

Sumber Air-Debit Pemompaan-Sinar UVÆ df-numerator = (a-1)(b-1)(c-1) = 2 df-denomerator = (abc-1)(r-1) = 11 Tolak bila F> 3,98 (F(0,05), (2,11))

3. Perhitungan dengan ANOVA dua arah untuk penyisihan besi Dari data pada tabel H-1 dilakukan perhitungan sebagai berikut:

a. 186133,21 2 2 3 2 2113,57 abcr T C 2 2 = = = x x x b. =

2 −C=

[

95,022 +91,192 +...+80,982

]

-186133,21=937,81 ij x SST c.

[

186,21 ... 162,03

]

-1862133,21 929.60 2 1 C -T r 1 SS(Tr) 2 2 2 a = + + = =

d.

[

1058,16 1055,41

]

-1862133,21 0.32 2 3 2 1 C T abc 1 SSR 2 2 2 b − = + = =

x x e. SSE = SST - SSTr – SSR = 7.90

4. Selanjutnya SS(Tr) dipisah menjadi: a. Efek utama = SSA, SSB, SSC

b. Interaksi dua faktor = SS(AB), SS(AC), SS(BC) c. Interaksi tiga faktor = SS (ABC)

(40)

Lampiran H 4.a Interaksi AB

Untuk mengatahui interaksi AB, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan hanya memuat faktor A dan B saja seperti pada tabel H-5

Tabel H-5 Data Interaksi AB

B

A 0.50 1.00 2.00 T

1.00 372.14 375.02 369.40 1116.56 2.00 330.35 330.89 335.77 997.01

T 702.49 705.92 705.17 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:

[

372,14 375,02 ... 335,77

]

1862133,21 603,94 2 2 1 c r 1 SS(Tr)AB 2 2 2 2 = − + + + = − × =

x C xij

[

]

− = + = = 1116,56 997,01 -186133,21 595,53 2 2 3 1 C 1 2 2 2 x x T bxcxr SSA a

[

702,49 705,92 705,77

]

-186133,21 0,81 2 2 2 1 1 2 2 2 2 = + + = =

x x T axcxr SSB b 60 , 7 81 , 0 53 , 595 94 , 603 ) ( ) (AB =SS Tr ABSSASSB = − − = SS 4.b Interaksi AC

Untuk mengatahui interaksi AC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan hanya memuat faktor A dan C saja seperti pada tabel H-6

Tabel H-6 Data Interaksi AC

C

A 0.00 3x10 T

1.00 580.91 535.65 1116.56 2.00 501.91 495.10 997.01

T 1082.83 1030.75 2113.57 Dari data dihitung nilai dari:

[

580,91 535,65 ... 495,10

]

1862133,21 770,13 3 2 1 b r 1 SS(Tr)AC 2 2 2 2 = − + + + = − × =

x C xij Thesis 25305020 H-4

(41)

Lampiran H

[

1082,83 1030,75

]

-186133,21 113,00 2 2 3 1 C 1 2 = 2 + 2 = =

x x T bxaxr SSC b 60 , 61 00 , 113 53 , 595 13 , 770 ) ( ) (AC =SS Tr ACSSASSC = − − = SS 4.b Interaksi BC

Untuk mengatahui interaksi BC, data ada tabel H-1 disusun kembali dengan hanya memuat faktor B dan C saja seperti pada tabel H-7

Tabel H-7 Data Interaksi BC

B

C 0.50 1.00 2.00 T

0.00 346.28 365.24 371.31 1082.83 3X10 356.21 340.68 333.86 1030.75

T 702.49 705.92 705.17 2113.57

Dari data dihitung nilai dari:

[

386

,

28

365

,

24

...

333

,

86

]

1862133

,

21

263

,

85

2

2

1

a

r

1

SS(Tr)BC

2 2 2 2

=

+

+

+

=

×

=

x

C

x

ij 04 , 150 00 , 113 81 , 0 85 , 263 ) ( ) (BC =SS Tr BCSSBSSC = − − = SS

[

]

02 , 1 ) ( ) ( = + + + + + −

=SS Tr SSA SSB SSC SSAB SSAC SSBC ABC

SS

Rekapitulasi hasil perhitungan ANOVA tersebut di atas ditampilkan pada tabel H-8

Tabel H-8 Rekapitulasi ANOVA

sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS replikasi 1.00 0.32 0.32 0.44 4.84 diterima efek utama: A 1.00 595.53 595.53 829.43 4.84 ditolak B 2.00 0.81 0.41 0.57 3.98 diterima C 1.00 113.00 113.00 157.38 4.84 ditolak interaksi 2 faktor AB 2.00 7.60 3.80 5.29 3.98 ditolak AC 1.00 61.60 61.60 85.80 4.84 ditolak BC 2.00 150.04 75.02 104.48 3.98 ditolak Thesis 25305020 H-5

(42)

Lampiran H

sumber variasi df SS MS F hit F HIPOTESIS interaksi 3 faktor

ABC 2.00 1.02 0.51 0.71 3.98 diterima error 11.00 7.90 0.72

total 23.00

Gambar

Tabel C-1 Data Untuk Mencari Panjang Gelombang Maksimum Untuk Uji Besi  λ A  450 0.04  460 0.05  470 0.056  480 0.059  490 0.057  500 0.061  510 0.073  520 0.06  530 0.054  Thesis 25305020  C-2
Gambar C-1 Kurva Untuk Mementukan Panjang Gelombang Pengujian Besi  Tabel C-2 Data Untuk Membuat Kurva Kalibrasi
Gambar  C-3 Penentuan Panjang Gelombang Optimum Pengukuran Konsenstrasi  Besi dengan  Metode KCNs
Gambar  D:1 TOC Meter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji fitokimia, data spektrum UV, IR, 1 H- NMR, dan 13 C-NMR, diperoleh asumsi awal bahwa senyawa golongan terpenoid yang

Kalau aliran air sudah tidak turun lagi atau terlalu lambat bongkar filter dari penampung dan menggosok dengan sepon atau sikat yang lembut di bawah aliran air keran,

Teori tersebut juga menjelaskan bahwa panel akustik berkerapatan 0,5 g/cm³ memiliki nilai DSA yang lebih tinggi dari pada panel akustik berkerapatan 0,8 g/cm³, karena

Panitia Penerimaan CPNS Pelamar Mulai Melakukan pendaftaran Mengumpulkan Berkas Lamaran CPNS Tidak Lengkap Lengkap Lengkap Menerima dan mengecek berkas lamaran Panitia

Penelitian ini adalah merancang suatu sistem pendukung keputusan yang dapat menentukan desa terbaik dalam lomba desa yang dilakukan oleh Badan Pemberdayaan

Pemerisaan telinga anan an iri normal1 tia ter&amp;ai gangguan serta tia menggunaan alat bantu engar.... Pasien mengataan sering

Oleh yang demikian, berdasarkan perkara-perkara yang dibincangkan sebelum ini, jelaslah bahawa perkembangan sosioekonomi kolonial telah bertanggungjawab mewujudkan masyarakat

Drainase (drainage) memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air, Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis