1
Tantangan
Hukum Dalam
Era Disrupsi
DR. SARMAULI SIMANGUNSONG, S.H.,LL.M.DISAMPAIKAN PADA SEMINAR NASIONAL
DI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA, 18 NOVEMBER 2019
DISRUPSI
“Disruption” describes a process whereby a smaller company with fewer resources is able to successfully challenge established incumbent businesses.
Clayton Christensen – Harvard business review.
Inovasi;
Menggantikan seluruh system
lama dengan cara baru;
Berpotensi menggantikan pemain
lama ke pemain baru;
Menggantikan teknologi lama
(serba fisik) menjadi teknologi baru (digital), lebih efisien,lebih bermanfaat, lebih murah.
DISRUPTION MENCIPTAKAN DUNIA BARU
Digital Marketplace
Generasi baru: milenial, pendukung
disrupsi;
Double speed mircroprocessor
/24bulan – RESPON HARUS SANGAT CEPAT
Discuptive society melahirkan
disruptive leader = DISRUPTIVE MINDSET
Tidak hanya bidang Teknologi, tapi
juga Model Bisnis.
Affordable Accessible Sharing
On demand economy
Era
Disrupsi
Inovasi
Industry
4.0
3
Industry 1.0: 1800sDimulainya penggunaan mesin uap.
Industry 2.0: 1900s listrik menjadi sumber energi utama.
Mesin-mesin semakin mengecil ukurannya, dan lebih
portable. Fasilitas Manufaktur semakin efisien dan efektif. Produksi massal manufaktur menggunakan assembly line.
Industry 3.0: Invensi & manufaktur alat2 elektronik, transistor,
sirkuit terpadu; berkembangnya software sebagai pendukung alat-alat elektronik.
Industry 4.0:
Internet of Things, penggunaan dunia maya semakin
banyak/luas,
robotics, artificial intelligence, teknologi kognifit. Cloud
Peradaban Uber
mendisrupsi:
4
Perizinan;
Kepemilikan mobil taksi sendiri; Argometer;
Pool taksi; Bengkel taksi;
Pusat pelatihan/training; Sopir taksi;
Semua bisa dilakukan siapa
saja, saling menyumbang,
berbagi, kolaborasi, berjejaring.
Disrupsi – high regulated
industry.
Layanan jd lebih murah,
Tantangan Hukum
Di Era Disrupsi-
Penting Dibahas?
6
Kesepakatan tidak tercapai, para pihak kuatir legal implication; Identifikasi legal issue: cybersecurity, privacy, data ownership, Intellectual property, perburuhan, dll.
Persepsi yang berlebihan, seolah hambatan hukum tidak bisa dipecahkan;
Mendorong terbentuknya good business practice di era disrupsi; Mendorong para pihak se awal mungkin didampingi / mendapat advise dari Konsultan Hukum (”sedia payung sebelum hujan”).
•Identifikasi hambatan ke depan; •MITIGASI risiko;
•Hindari efek negative dari project;
Bidang hukum
terkait Disrupsi
Inovasi
7
E-commerce; Fintech; E-contract Perbankan•penipuan, penggelapan, pencurian, pemalsuan; Pencemaran nama baik melalui Internet; penyebaran content SARA; menimbulkan kebencian public; penyadapan
Cyber crime
Hak atas kekayaan Intelektual (Intellectual Property);
Persaingan usaha;
•pelaku usaha yang menawarkan produk melalui media elektronik wajib menyediakan informasi yang lengkap dan benar, berkaitan dengan syarat-syarat kontrak, produsen dan produk yang ditawarkan;
Jenis-jenis Kejahatan Siber (Cybercrime)
Pengelompokan menurut Australian Cybercrime Online Reporting Network (ACORN)
Serangan ke sistim computer; Cyber –bullying;
Konten illegal dan terlarang
Materi pelecehan seksual pada anak-anak melalui online; Pencurian identitas
Masalah perdagangan online; Email spam dan phising;
Penipuan online (scams & fraud)
Permasalahan Hukum Privat
Identitas digital dan tanda tangan digital;
Hak kepemilikan virtual dan derivasi benda digital;
Kontrak elektronik /click wrap
agreement;
Kontrak pintar / smart contract; Dokumen elektronik dan informasi elektronik yang otentik;
9
Permasalahan Hak Asasi Manusia
Perlindungan data pribadi; Hak anonimitas di Internet;
Kebebasan menyatakan pendapat (freespeech) ;
Hak untuk dilupakan (dihapus jejaknya pada internet) (Ps26 UUITE). Right to be forgotten.
Hak untuk dilupakan/ Right to be
forgotten
Putusan Pengadilan Uni Eropa(13 May 2014), Google Spain SL and Google Inc. v Agencia Española de Protección de Datos (AEPD) and Mario Costeja González. RTBF dilaksanakan syaratnya informasi tersebut tidak
akurat (inaccurate);
tidak relevan (irrelevant);
idak memadai (inadequate); berlebihan (excessive).
Indonesia: pasal 26 UU ITE belum dapat dilaksanakan karena:
Keberadaan UU Keterbukaan Informasi Publik UU No. 14 / 2008 belum
diimbangi dengan UU Perlindungan Data Pribadi/Hak Privasi (Privacy Act);
Belum ada peraturan pelaksanaan / ketentutan teknisnya
Tantangan hukum – aplikasi UU Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE)
Payung hukum pertama tentang interaksi dan transaksi elektronik
Pasal 27 (3): dianggap pasal karet, tidak ada ukuran jelas tentang “kriteria
pencemaran nama baik dan penghinaan melalui internet”)
UU ITE dianggap Membatasi demokrasi, kebebasan berpendapat di muka umum;
(Ps. 28J);
Pasal 45, sanksi pidana 6 tahun, denda Rp1milyar; jauh lebih berat dari pasal 310
KUHP ancaman pidana 9 bulan, denda Rp4.500,-. Dampak = ancaman pidana >5th, Terlapor bisa ditahan.
RS Omni v Prita
Pasal 5 ayat (2), Pasal 43 ayat (3) dan Pasal 43 ayat (6) berpotensi menghambat
penegakan hukum:
Ps 5(2): IE/DE perluasan alat bukti. Tidak dapat berdiri sendiri. Ps. 43 (3) penggeledahan, harus tunggu ijin Ka.PN.
Ps. 43 (6) penahanan, penangkapan harus ijin Ka. PN dulu. Kendala: kondisi
geografis, infrastruktur.
Tantangan
atau
Kesempatan?
1. Munculnya Digital Lawyer
Artificial Intelligence (AI) yang menampung, mengolah,
menaganalisa data-data dan dokumen hukum.
Mensortir dokumen, memberikan rekomendasi paling
tepat / akurat dari suatu input pertanyaan.
2. Prioritas: meningkatkan penggunaan teknologi dalam proses
bisnis.
3. Penggunaan mobile apps;
4. Pembuatan kontrak secara otomatis /semi otomatis (Smart
contract);
5. Robot disahkan menjadi warganegara Arab Saudi (robot
humanoid). Arab Saudi, Oktober 2017. *Konsultan Hukum bersaing dengan AI?
*Ahli IT lebih piawai menyusun kontrak menggunakan AI?
13
Sumber: PwC, Law Firms Survey Report 2018: Resilience Through Change.
Hukum Siber / Cyberlaw
Siber/Cyber : suatu tempat yang terbentuk dari jaringan
Internet.
Cyberspace / Ruang siber: jaringan internet
Cyberlaw / hukum siber: hukum yang mengatur interaksi manusia sebagai
warganet/pengguna Internet (netizen) dalam berinteraksi di ruang siber.
Indonesia: UU ITE • Hukum Telekomunikasi; • Hukum Media; • Hukum Informatika (Penjelasan UU 11/2008)
15
Hukum Siber /
Cyberlaw
Hukum terikat pada ruang dan waktu (ius constitutum)
Ruang siber menembus batas ruang dan waktu: Tidak ada batas territorial;
Menyulitkan penegak hukum mendudukkan suatu perbuatan
hukum di ruang siber.
Locus; Tempus Mens rea; Actus reus
Pengaturan (Regulation)
Pendapat lama:
“Cyberspace is unavoidable, and yet cyberspace is
unregulable. No nation can live without it, yet no nation
will be able to control behavior in it”
Lawrence Lessig: setiap perbuatan dan tingkah laku
(behavior) dipengaruhi 4 unsur:
1.
Hukum; penerapan dengan sanksi;
2.
Norma social; dilaksanakan oleh komunitas;
3.
Market/Pasar; supply and demand membentuk
harga (price)
4.
Arsitektur Nature, dalam dunia siber adalah code
(buatan manusia)
Peraturan-peraturan terkait Era Disrupsi Inovasi-1
18
UU No. 11 Tahun 2008 yang telah diubah beberapa pasalnya pada UU No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi
Transaksi Elektronik (UUITE);
Undang-UndangNo.3 tahun 2011 tentang Transfer Dana
Undang-undangNo.8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang
Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan jo. Peraturan
Presiden No. 63 Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia UU di bidang Haki: •UU Merek 20/2016 •Paten 03/2016 •Hak Cipta 28/2014
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Sistem Dan
Transaksi Elektronik
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 23 tahun 2013 tentang Pengelolaan
Nama Domain
Peraturan Mahkamah Agung No. 3 Tahun 2018 tentang
Administrasi Perkara Pengadilan Secara Elektronik;
POJK NO.77/POJK.1/2016 tentang LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS
Peraturan-peraturan terkait Era
Disrupsi Inovasi-2
19
POJK NO.18/POJK.3/2017 tentang PELAPORAN DAN PERMINTAAN INFORMASI
DEBITUR MELALUI SISTEM LAYANAN INFORMASI
KEUANGAN;
POJK NO.18/POJK.2/2018 tentang INOVASI KEUANGAN DIGITAL DI SEKTOR JASA KEUANGAN;
POJK No. 12 /POJK.03/2018 ttg Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital
oleh Bank Umum
POJK No. 13 /POJK.02/2018 ttg Inovasi Keuangan Digital
di Sektor Jasa Keuangan
POJK No. 37 /POJK.04/2018 ttg Layanan Urun Dana Melalui Penawaran Saham Berbasis Teknologi Informasi
(Equity Crowdfunding);
PBI No. 14/3/PBI/2012 tentang Program AntiPencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme Bagi Penyelenggara JasaSistem
Pembayaran Selain Bank;
PBI NO.18/40/PBI/2016 tentang PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRAKSAKSI PEMBAYARAN; PBI NO.11/12/PBI/2009 tentang UANG ELEKTRONIK
PBI Nomor 16/ 1 /PBI/2014 Tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem
Apa yang harus dilakukan?
20
1. Digitalisasi1. Identifikasi hal-hal yang akan lebih efisien apabila didigitalisasi; 2. Punya kemampuan mengoperasikan AI dan perangkat digital; 3. Menemukan keunggulan diri sendiri, dibandingkan dengan AI;
1. Paham asas-asas hukum;
2. sumber tetap 1st source (textbook), tidak bersandar hanya pada 2nd
source
4. Meningkatkan kemampuan agar dapat bekerja dengan AI, serta
memberikan sesuatu kepada klien/pencari keadilan, yang tidak dapat diberikan oleh AI.
Kreatif menyelesaikan masalah hukum pada/melalui cyberspace.
5. Simplifikasi ketentuan teks hukum normative.