• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802012116 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802012116 Full text"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN

PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK

FASHION

PADA KARYAWATI

OLEH: LITANI DANTI P.

802012116

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai citivas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Litani Danti Pratiwi Nim : 802012116

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal bebas royalti non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul:

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION PADA KARYAWATI

Dengan hak bebas royalty non-eksklusif ini, UKSW berhak menyimpan, mengalih media atau mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Salatiga

Pada Tanggal : 11 Desember 2015 Yang menyatakan,

Litani Danti Pratiwi

Mengetahui,

Pembimbing

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Litani Danti Pratiwi Nim : 802012116

Program Studi : Psikologi

Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul:

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK FASHION PADA KARYAWATI

Yang dibimbing oleh:

Dr. Christiana Hari S, MS. Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya akui seolah-olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 11 Desember 2015

Yang memberi peryataan,

(6)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK

FASHION PADA KARYAWATI

Oleh

Litani Danti Pratiwi 802012116 TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Disetujui pada tanggal 12 Januari 2016eptemb2015

Oleh:

Pembimbing,

Dr. Christiana Hari S, MS.

Diketahui Oleh, Disahkan Oleh, Kaprogdi Dekan

Dr. Christiana Hari S, MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(7)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN

PERILAKU PEMBELIAN IMPULSIF PRODUK

FASHION

PADA KARYAWATI

Litani Danti Pratiwi Christiana Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif produk fashion pada karyawati. Penelitian di lakukan di wilayah Semarang dengan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling dengan subjek berjumlah 36 orang karyawati. Pengumpulan data konsep diri diukur dengan skala Tennesse Self Concept Scale (TSCS) yang di kembangkan oleh William H. Fitts (Amaliah, 2012), sementara pengumpulan data pembelian impulsif menggunakan skala kecenderungan Pembelian Impulsif yang diadopsi peneliti dari penelitian sebelumnya berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Rook (1987) yaitu aspek spontan, kekuatan impuls dan intensitas, stimuli dan kegembiraan, tidak peduli dengan konsekuensi. Teknik analisa data menggunakan

Pearson. Hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut adalah nilai koefisien korelasi r = - 0,410 dengan sig = 0,006 (p<0,05), yang berarti ada korelasi negatif yang signifikan antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif produk fashion

pada karyawati.

(9)

ii

Abstract

This study aims to determine the relationship between self-concept and impulsive buying

behavior tendency of fashion products on the employee. Research in Semarang with

sampling techniques in this study using snowball sampling technique with a total of 36

people subject employee. The collection of data is measured with a scale of self concept

Tennessee Self Concept Scale (TSCS) that was developed by William H. Fitts (Amaliah,

2012), while collecting data using the impulsive buying tendency scale adopted

Impulsive Purchases researchers from a previous study based on the aspects raised by

Rook (1987), namely spontaneous aspects, strength and intensity of the impulses, stimuli

and excitement, no matter the consequences. Data analysis techniques using Pearson.

The results of these calculations is the value of the correlation coefficient r = - 0.410

with sig = 0.006 (p <0.05), which means there is a significant negative correlation

between self-concept and impulsive buying behavior tendency of fashion products on the

employee.

(10)

1

PENDAHULUAN

Sebagai masyarakat modern tampak aktivitas membeli sebagai salah satu sarana pemuas kebutuhan fisiologis, Asmadi (2008) memaparkan bahwa kebutuhan fisiologis bersifat mendesak dan harus menjadi prioritas utama untuk menjaga homeostasis biologis (mekanisme pengaturan keseimbangan dalam tubuh makhluk hidup). Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, individu yang bersangkutan akan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri. Oleh karena itu, kebutuhan fisiologis menjadi penting untuk dipenuhi. Kehidupan yang semakin modern ini membawa manusia semakin unik dan kebutuhan fisiologisnya semakin beragam. Salah satu kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi adalah pakaian dimana kebutuhan ini sekarang tidak hanya sebagai kebutuhan biasa namun seiring berkembangnya jaman pakaian ini sebagai sarana untuk menunjukkan identitas bahkan dapat menambah kepercayaan diri pemakai jika pakaian tersebut sesuai dengan keinginannya. (Hurlock, 1974) menyatakan bahwa pakaian menentukan di kelompok mana seseorang diterima sebagai anggota. Seperti halnya seorang karyawati yang memiliki kebutuhan akan pakaian dimana mereka dituntut untuk berpenampilan menarik dan rapi saat bekerja.

(11)

2

Dalam memenuhi kebutuhan fisiologis tersebut sering kali, konsumen memutuskan untuk membeli suatu barang pada saat berada di dalam toko, dan tidak merencanakan apa saja yang akan dibeli sebelum pergi ke toko. Seperti yang dikemukakan oleh Whidya (2010) bahwa 70-80% pembelian dilakukan di tempat belanja pada saat memeriksa barang. Dampak dari perilaku tersebut dapat mengembangkan pola perilaku yang tidak produktif serta pola perilaku konsumtif dimana pembelian tidak berdasarkan pada kebutuhan. Serta dapat memunculkan perilaku tidak terduga saat aktivitas konsumsi berlangsung misalnya membeli barang berlebihan, tidak mementingkan kebutuhan yang mendesak saat itu dan membeli berdasarkan keinginan atau bahkan hanya coba-coba. Dalam kehidupan sehari-hari memang tidak bisa dipisahkan dari aktivitas konsumsi karena seseorang membutuhkan produk dan jasa guna memenuhi kebutuhan mereka, akan tetapi apabila dilakukan secara berlebihan dapat mengindikasikan sebagai suatu perilaku yang merugikan menurut Schiffman dan Kanuk pada tahun 2004.

Tidak semua konsumen melakukan pembelian secara rasional, terkadang muncul pembelian yang lebih didasari oleh faktor emosi. Hal itu bertentangan dengan paradigma manusia sebagai makhluk yang rasional. Seperti yang dilakukan oleh seorang karyawati bank

(12)

3

perbelanjaan minat untuk membeli barang muncul dan memutuskan untuk membeli barang tersebut. Jadi hasil dari wawancara yang dilakukan pada beberapa karyawati dapat dikatakan ada kecenderungan pembelian impulsif pada beberapa karyawati.

Menurut Utami dan Sumaryono (2008), pada proses pembelian yang bersifat rasional, konsumen melakukan pertimbangan yang cermat dan mengevaluasi sifat produk secara fungsional. Namun melihat fenomena diatas menimbulkan kondisi yang berbeda yang dapat memicu terjadinya kecenderungan perilaku pembelian impulsif, dan kecenderungan perilaku pembelian impulsif ini banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia (Verplanken and Herabadi, 2001). Assael (1993) mengatakan bahwa belanja impulsif dilakukan oleh masyarakat dari status sosial ekonomi manapun dan tanpa kontrol diri. Rook & Gardner (1993) mendefinisikan pembelian impulsif sebagai tindakan tanpa pertimbangan, dan disertai dengan respon emosi yang kuat. Dalam penelitian ini pembelian impulsif masih bersifat kecenderungan, sehingga variabelnya disebut kecenderungan pembelian impulsif.

(13)

4

Pembelian impulsif dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terbagi menjadi faktor personal dan faktor lingkungan. Faktor personal terdiri dari perilaku pembelajaran, motivasi, kepribadian, kepercayaan, usia, sumber daya konsumen, dan gaya hidup. Faktor lingkungan terdiri dari situasi, kelompok dan budaya (Engel dkk, 1995). Menurut Loudon & Bitta (Widawati, 2011), faktor-faktor mempengaruhi perilaku impulse buying adalah karakteristik konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pengalaman belajar, kepribadian dan konsep diri atau citra diri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yoan Wahyu Pricilia pada tahun 2011 menemukan adanya hubungan positif terhadap motivasi, persepsi, memori dan pembelajaran sebagai faktor dari perilaku pembelian impulsif. Penelitian yang dilakukan oleh Dittmar pada tahun 1995, konsep diri dapat memengaruhi pembelian impulsif pada jenis kelamin yang berbeda. Kacen & Lee pada tahun 2002 (dalam Muruganantham & Shankar Bhakat, 2013) menjelaskan bahwa budaya dapat memengaruhi pembelian impulsif. Pembelian impulsif merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan citra diri dan konsep diri seseorang (Phau & Lo 2004). Penelitian lain menunjukkan hubungan negatif antara konsep diri dan pembelian impulsif pada mahasiswa (Khoirotun, 2015). Dari beberapa penelitian tersebut, tidak dilakukan pada karyawati berusia 20-40 tahun dan dengan status belum menikah. Maka penelitian ini dilakukan pada karyawati dengan karakteristik berusia 20-40 tahun dengan status belum menikah.

(14)

5

dewasa awal berorientasi pada tugas bukan pada diri atau ego, berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya dan tidak condong pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi. Fitts (dalam Agustiani, 2006), mengemukakan bahwa konsep diri merupakan kerangka acuan (frame of reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Baik yang bersifat fisik, sosial dan psikologis diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain. Menurut Dodgson & Wood (2007), mengatakan bahwa individu yang mempunyai konsep diri negatif akan merasa dirinya selalu gagal, merasa tidak mampu dan mempunyai pandangan yang buruk tentang dirinya. Sebaliknya individu yang mempunyai konsep diri positif mempunyai pandangan yang menyenangkan tentang keadaan dirinya.

Adapun aspek konsep diri yang dikemukakan oleh Fitts (dalam Agustiani, 2006, h.139-142) yaitu diri identitas (identity self), Identitas diri merupakan aspek yang paling mendasar dari konsep diri. Didalam identitas diri terdapat seluruh label dan simbol yang digunakan untuk menggambarkan dirinya. Diri perilaku (behavioral self), diri perilaku merupakan persepsi individu tentang tingkah lakunya. Diri pelaku berisikan segala kesadaran

“apa yang dilakukan oleh diri”. Diri yang adekuat akan menunjukkan keserasian antara diri

(15)

6

merupakan perasaan individu terhadap nilai-nilai pribadinya terlepas dari keadaan fisik dan hubungannya dengan orang lain dan sejauh mana merasa adekuat sebagai pribadi. Diri keluarga (family self), merupakan persepsi diri dan perasaan individu sebagai bagian dari keluarganya dan sejauh mana ia merasa berharga dan merupakan bagian dari keluarga tersebut. Diri sosial (social self), merupakan persepsi individu terhadap dirinya dengan lingkungan sosialnya.

Brooks & Emmert (dalam Rakhmat, 2000, h.105) menjelaskan lima ciri-ciri individu yang memiliki konsep diri yang positif dan negatif. Individu dengan konsep diri yang positif ialah, pertama, merasa yakin akan kemampuannya. Kedua, merasa setara dengan orang lain. Ketiga, menerima pujian tanpa rasa malu. Keempat, menyadari bahwa setiap orang mempunyai perasaan, keinginan, dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat. Kelima, mampu memperbaiki diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Sedangkan ciri-ciri individu dengan konsep diri negatif adalah peka terhadap kritik, responsif terhadap pujian, tidak pandai dan tidak sanggup dalam mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada orang lain atau hiperkritis, merasa tidak disenangi oleh orang lain dan bersikap pesimistis terhadap kompetisi seperti terungkap dalam keengganan untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi.

(16)

7

mandiri secara ekonomi, kemandirian secara ekonomi tersebut dapat mendorong individu menjadi konsumtif dan melakukan pembelian impulsif.

Perkembangan dewasa awal memiliki identitas diri berupa konsep diri dan citra diri yang relatif stabil. Serta mengambil keputusan berdasakan logika. Dari fenomena yang terjadi dimana karyawati memunculkan perilaku pembelian impulsif, yang dapat dilihat dari beberapa orang yang diwawancarai mereka cenderung untuk tidak berpikir secara rasional, dan hanya menggunakan emosi saat mengambil keputusan untuk membeli barang. Maka peneliti ingin melihat apakah ada pengaruh konsep diri terhadap pembelian impulsif terhadap produk fashion pada wanita dewasa awal. Dari latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut apakah ada hubungan konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion pada karyawati? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif terhadap produk fashion pada karyawati. Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini seperti hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan psikologi konsumen dan psikologi perkembangan mengenai hubungan konsep diri terhadap kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada wanita dewasa awal. Bagi Wanita dewasa awal hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan bagi konsumen wanita terhadap pembelian.

(17)

8

(18)

9

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Variabel Terikat : Kecenderungan perilaku pembelian impulsif Variabel Bebas : Konsep Diri

Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah karyawati dengan karakteristik yaitu berusia 20

– 40 tahun, belum menikah dan tidak menjadi tulang punggung keluarga, jumlah penghasilan lebih dari upah minimum regional serta bekerja sebagai karyawati swasta. Penelitian ini dilakukan di wilayah Semarang, teknik sampel yang digunakan menggunakan teknik

snowball sampling dilakukan. Partisipan berjumlah 36 orang dengan sesuai karakteristik.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan skala pengukuran psikologi. Terdapat 2 skala yaitu :

Skala Konsep Diri

Alat ukur konsep diri yang digunakan pada penelitian ini adalah Tennesse Self Concept Scale (TSCS) yang di kembangkan oleh William H. Fitts (Amaliah, 2012). TSCS merupakan alat ukur untuk mengukur konspe diri individu secara umum yang berada dalam usia 12 tahun keatas. Skala ini terdiri dari dua aspek. Aspek-aspeknya meliputi diri identitas

(identity self), diri perilaku (behavioral self), diri penerimaan/penilai (judging self), diri fisik

(physical self), diri moral etik (moral-ethical self), diri pribadi (personal self), diri keluarga

(family self), dan diri sosial (social self).

(19)

10

unfavorabel. Adapun penilaian pada masing – masing jawaban responden dilakukan dengan cara skoring. Terdapat 5 alternatif jawaban yaitu SS (sangat sesuai) dengan skor 4, S ( sesuai) dengan skor 3, TP (tidak pasti) dengan skor 2, TS (tidak sesuai) dengan skor 1 dan STS (sangat tidak sesuai dengan skor 0.

Skala ini terdiri dari 60 item dengan 5 alternatif jawaban yaitu dari sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak pasti, setuju dan sangat setuju. Selanjutnya, pada penelitian ini, peneliti menggunakan try out terpakai untuk menguji kembali alat ukur ini dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk penelitian Hasil uji seleksi item dan reliabilitas penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,30. Apabila jumlah item yang valid ternyata masih tidak mencakup jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan kriteria dari ≥ 0,30 menjadi ≥ 0,25 (Azwar, 2004). Maka peneliti menggunakan standart pengukuran validitas item yaitu ≥ 0,25. Setelah peneliti menguji ulang kemudian diperoleh realibilitas sebesar 0,862 dengan corrected item total corelation bergerak dari 0,383-0,756. Dan dari 60 item terdapat 21 item yang gugur yaitu item 5, 10, 21, 26, 27, 31, 33, 34, 37, 38, 41, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 55, 56, 59, 60. Pengujian kedua didapati reliabilitas sebesar 0,913 dan dari 39 item terdapat 5 item yang gugur yaitu 6, 17, 44, 45, 58. Setelah dilakukan uji yang ke 3 dengan reliabilitas 0,916 dengan corrected item total corelation

bergerak dari 0,271-0,822 dan terdapat 1 item gugur yaitu no item 50.

Skala Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif

(20)

11

konsekuensi. Jumlah item sebangak 32 butir yang terdiri dari 16 item favorabel dan 16 item unfavorabel. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif yang dimiliki oleh subjek, demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang dimiliki subjek maka semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif yang diperoleh subjek.

Skala ini terdiri dari 32 item dan menggunakan format likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yakni Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Tidak Pasti (TP), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Selanjutnya, pada penelitian ini peneliti menggunakan try out terpakai untuk menguji kembali alat ukur ini dimana subjek yang digunakan untuk try out

digunakan sekaligus untuk penelitian.

Hasil uji seleksi item dan reliabilitas penentuan-penentuan item valid menggunakan ketentuan dari Azwar yang menyatakan bahwa item pada skala pengukuran dapat dikatakan valid apabila ≥ 0,30. Apabila jumlah item yang valid ternyata masih tidak mencakup jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan kriteria dari ≥ 0,30 menjadi ≥ 0,25 (Azwar, 2004). Maka peneliti menggunakan standart pengukuran validitas item yaitu ≥ 0,25. Setelah peneliti menguji diperoleh realibilitas sebesar 0,939 dengan corrected item total corelation bergerak dari 0,353-0,814. Dan dari 32 item terdapat lima item yang gugur yaitu item 7, 8, 17, 25, dan 27.

Teknik Analisis Data

(21)

12

yang dapat dipertanggungjawabkan, karena berdasarkan perhitungan yang teratur, tepat, dan teliti (Nurgiyantoro, dkk., 2009). Teknik yang digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel penelitian adalah korelasi product moment dari Pearson. Dalam penelitian ini, analisis data akan dilakukan dengan bantuan program khusus komputer statistik yaitu

SPSS seri 16.0 for windows.

HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Penelitian

Konsep Diri dan Kecendurungan Perilaku Pembelian Impulsif Data Deskriptif

Tabel 1. Statistik Deskriptif Skala Konsep Diri dan Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif Pada Karyawati

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Konsepdiri 36 95.6111 16.94239 35.00 118.00

Impulsif 36 65.8056 17.38278 35.00 93.00

Tabel 1 merupakan statistik deskriptif dari skor hipotesis partisipan untuk setiap variabel. Peneliti kemudian membagi skor dari setiap skala menjadi 4 kategori mulai dari “sangat

rendah” “rendah” ke “tinggi” hingga “sangat tinggi”. Interval skor untuk setiap kategori

(22)

13

Tabel 2. Kriteria Skor Konsep Diri

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase

1. 0 ≤ x < 33 Sangat Rendah 0 0

2. 33 ≤ x < 66 Rendah 3 8,33 %

3. 66 ≤ x < 99 Tinggi 15 41,67 %

4. 99 ≤ x < 103 Sangat Tinggi 18 50 %

Jumlah 36 100 %

x = skor konsep diri

Tabel 3. Kriteria Skor Pembelian Impulsif

No. Interval Kategori Frekuensi Presentase

1. 0 ≤ x < 27 Sangat Rendah 0 0 %

2. 27 ≤ x < 54 Rendah 10 27,78 %

3. 54 ≤ x < 81 Tinggi 16 44,44 % 4. 81 ≤ x < 108 Sangat Tinggi 10 27,78 %

Jumlah 100 100 %

x = skor pembelian impulsif

(23)

14

UJI ASUMSI

Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada karyawati. Namun, sebelum dilakukan uji korelasi, peneliti harus melakukan uji asumsi terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik parametrik atau non parametrik yang akan digunakan untuk uji korelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov yang menunjukkan skala konsep diri (K-S-Z = 1,299 p = 0,068 > 0,05) menunjukkan data-data normal dan skala pembelian impulsif (K-S-Z = 0,781 p = 0,575 > 0,05) menunjukkan data-data yang didapat berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Dari hasil uji linearitas menunjukkan adanya hubungan linear antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif dengan deviation from linearity

sebesar 0,483 (p > 0,05).

Uji Hipotesis

(24)

15

Tabel 4. Hasil Uji Korelasi antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku Pembelian Impulsif

Correlations

Konsepdiri Impulsif

Konsepdiri Pearson Correlation 1 -.410**

Sig. (1-tailed) .006

N 36 36

Impulsif Pearson Correlation -.410** 1

Sig. (1-tailed) .006

N 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

(25)

16

PEMBAHASAN

Penelitian ini ingin melihat apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan pembelian impulsif pada karyawati. Dimana menurut Dodgson dan Wood (2007), bahwa individu dengan konsep diri negatif akan merasa dirinya selalu gagal, merasa tidak mampu dan mempunyai pandangan yang buruk tentang dirinya. Sebaliknya individu yang mempunyai konsep diri positif mempunyai pandangan yang menyenangkan tentang keadaan dirinya. Hal ini yang memengaruhi apakah inidividu akan melakukan perilaku pembelian impulsif atau tidak. Pembelian impulsif merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan konsep diri seseorang (Phau & Lo, 2004).

Berdasarkan hasil uji perhitungan korelasi memiliki r = - 0,410 dengan signifikansi sebesar 0,006 (p<0,05) yang berarti kedua variabel yaitu konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif memiliki hubungan negatif yang signifikan. Artinya semakin tinggi konsep diri yang dimiliki karyawati maka, semakin rendah kecenderungan perilaku pembelian impulsif begitu pula sebaliknya, semakin rendah konsep diri yang dimiliki oleh karyawati maka semakin tinggi kecenderungan perilaku pembelian impulsifnya.

Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan Khoirotun (2015) yang menunjukkan hubungan negatif antara konsep diri dan pembelian impulsif, dengan korelasi sebesar -0,609 dengan nilai signifikan 0,000. Artinya semakin positif konsep diri pada karyawati maka kecenderungan perilaku pembelin impulsif (impulsive buying) rendah, sebaliknya semakin negatif konsep diri pada mahasiswi maka kecenderungan perilaku pembelian impulsif (impulsive buying) akan semakin tinggi.Serta penelitian yang dilakukan oleh Dittmar (1995) yang menunjukkan konsep diri dapat memengaruhi perilaku pembelian impulsif.

(26)

17

negatif yang signifikan antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada karyawati swasta di wilayah Semarang. Dimana konsep diri menunjukkan kategori tinggi dengan persentase 50 % dari 36 karyawati, serta kecenderungan perilaku pembelian impulsif menunjukkan kategori sedang dengan persentase 44,44 %.

Banyak faktor yang memengaruhi kecenderungan perilaku pembelian impulsif dan konsep diri merupakan salah satu faktornya. Hasil pengujian melihat bahwa konsep diri karyawati berada pada kategori sangat tinggi dan kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi. Beberapa pembelian dilakukan secara selektif oleh karyawati ketika mereka memiliki konsep diri yang tinggi namun terdapat pula karyawati yang memiliki konsep diri yang tinggi namun tetap memiliki kecenderungan pembelian impulsif karena adanya keinginan untuk menunjukkan diri serta tuntutan untuk mereka menjadi sama seperti kelompoknya terlebih karyawati dalam penelitian ini merupakan karyawati di kota besar dan mereka belum menikah serta tidak memiliki tanggungan terhadap keluarga.

(27)

18

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada karyawati di wilayah Semarang, maka dapat disimpulkan :

1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara konsep diri dengan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada karyawati.

2. Sebagian besar partisipan memiliki konsep diri yang dikategorikan tinggi dan sebagian besar partisipan memiliki kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang berada pada kategori sedang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

a. Bagi Karyawati

(28)

19

b. Bagi peneliti selanjutnya

(29)

20

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan: pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri pada remaja. Bandung: Refika Aditama.

Amaliah. (2012). Gambaran konsep diri pada dewasa muda yang bermain erepublik. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Astrid, Fatihana. (2014). pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying universitas pendidikan indonesia. Retrieved from http://repository.upi.edu.

Assael, H. (1987). Consumer behavior and marketing action third edition, pws-kent. Boston : Publishing Company.

Asmadi. (2008). Teknik prosedural keperawatan: Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

Azwar, S. (2004). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Christina, Widya U. (2010). Manajemen Ritel (edisi 2). Jakarta: Salemba Empat. Cozby, P. C. (2009). Methods in behavioral research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Gender identity and material symbols: Objects and decision considerations in impulse purchases. Journal of Economic Psychology,

16(3), 491-511. Retrieved rom http://dx.doi.org/10.1016/0167-4870(95)00023-H. Dwi, R.A. (2014). Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri siswa sekolah

dasar negeri mendungan 1 yogyakarta. Skripsi. Uninersitas Negeri Yogyakarta.

Engel, J.F., Blackwell, RD & Miniard, P.W. 1995. Consumer behavior. International ed. Florida.

Dryden. J, Gumulya & Widiastuti M. (2013). Pengaruh konsep diri terhadap perilaku konsumtif mahasiswa universitas esa unggul. Jurnal Psikologi, 11, 50-65.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. edisi kelima. terjemahan istiwidayanti dan soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

(30)

21

Maria. (2011). Hubungan antara pemantauan diri dan konformitas teman sebaya dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja putri. Skripsi. Solo: Universitas Negeri Surakarta.

Marcelline, E. (1997). Perbedaan konsep diri antara siswa berinteligensi tinggi dengan siswa berinteligensi rendah. Jakarta: Fakultas Psikologi. UNIKA Atmajaya.

Masmuadi, A. & Mira. (2007). Hubungan antara konsep diri dengan kecenderungan gaya hidup hedonis pada remaja. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Mischel, W., Shoda, Y., & Smith, R. E. (2004). Introduction to personality: toward an integration (7th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc.

Muruganantham, G & Shankar R. B. (2013). A review of impulse buying behavior.

International Journal of Marketing Studies, 5, 149-160.

Papalia, Olds & Feldman. (2007). Human Development, Tenth Edition. New York: McGraw Hill.

Phau, I. & Lo, C. (2004). Profiling fashion innovators: a study of self-concept, impulse buying and internet purchase intent. Journal of Fashion Marketing and Management,

8(4), 399-411. Retrieved from http://www.emeraldinsight.com

Rahmat, J. (1996). Psikologi komunikasi (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rook, D. W. (1987). The buying impulse. The Journal of Consumer Research, 14, 189-199. Santrock, J. W. (2002). Psikologi perkembanganjilid 2. Jakarta: Erlangga.

Schiffman, L.G & Lieslie L. K. (2004). Consumer Behavior. USA: Prentice Hall.

Sarah, Dira D. (2014). Peranan kontrol diri terhadap pembelian impulsif pada remaja berdasarkan perbedaan jenis kelamin di samarinda. eJournal Psikologi, 1(3): 313-323.

Sintiche Ariesny P. (2007). Hubungan antara konsep diri dengan perilaku konsumtif remaja putri dalam pembelian kosmetik melalui katalog di sma negeri 1 semarang. Skripsi. Fakultas Psikologi UNDIP Semarang.

(31)

22

Sugiyono. (2012). Metodologi penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (1993). Teori-teori holistik: organismik-fenomenologis. Yogyakarta: Kanisius.

Soegito. (1996). Konsumerisme Penyebab Inflasi. Retrieved from Stern, H. (1962). The significance of impulse buying today. Journal of Marketing, 59.

Utami, Fika A. & Sumaryono. (2008). Pembelian impulsif ditinjau dari kontrol diri dan jenis kelamin pada remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 46-57.

Verplanken, B. & Herabadi, A. (2001). Individual differences in impulse buying tendency: feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15, S71 -S83.

Wahyu, Yoan P. (2011). Faktor psikologis konsumen yang memengaruhi perilaku pembelian impulsif (impulse buying tendency) produk fashion di malang town square (matos).

Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Widawati, L. (2011). Analisis perilaku “impulse buying” dan “locus of control” pada konsumen di carrefour bandung. Jurnal MIMBAR PsikologiXXVII, 2, 125-132. Wood, M. (1998). Socioeconomic status, delay of gratification, and impulse buying. Journal

of Economic Psychology, 19(3), 295-320.

Henrietta P. D. A. D. S. (2009). Impulsive buying pada dewasa awal di yogyakarta. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(August, 2015). Retrieved from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/ 25285/4/Chapter%20II.pdf.

(August, 2015). Retrieved from http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Jurnal-Rangga-Alam-Purnama-190110090085.pdf.

Gambar

Tabel 1 merupakan statistik deskriptif dari skor hipotesis partisipan untuk setiap variabel
Tabel 2 dan 3 menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan (50 %) memiliki tingkat konsep diri pada kategori sangat tinggi, dan sebagian partisipan (44,44 %) memiliki tingkat
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku

Referensi

Dokumen terkait

Bawang merah dapat ditanam di sawah setelah panen padi dan dapat juga ditanah darat seperti tegalan, kebun dan pekarangan tanah yang gembur, subu, banyak mengandung bahan organik

Informasi mengenai tumbuhan liar (gulma) yang dapat menjadi inang alternatif bagi virus tungro, pada waktu tidak ada pertanaman padi, perlu diketahui untuk mengantisipasi

Kemampuan karyawan dalam menjalankan tugasnya pada umumnya sejajar dengan prestasinya (Notoatmodjo, 2009). Hal lain yang dapat mempengaruhi kinerja menurun adalah masa

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi PERLNGKPN MOBIL PRIVAT LES JAKARTA BARAT Rumah Dijual BODETABEK JAKARTA PUSAT.. DIJUAL RMH / TOKO

Pada tahap penelitian ini dilakukan pengambilan data dengan metode snipping data dan data yang diambil sebanyak 1000 record data, secara random yang sesui

Fakta menyebutkan bahwa faktor pendidikan merupakan penyebab dari tingkat pengetahuan menjadi rendah, sedangkan ada faktor lainnya yaitu kurangnya informasi sehingga

Oleh sebab itu pemberian mikroalga dapat dijadikan pakan alternative pada kultur Artemia salina Berbagai jenis mikroalga dapat digunakan seperti Chaetoceros sp, Skeletonema costatum

JENIS, KELIMPAHAN DAN PATOGENISITAS BAKTERI PADA THALLUS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii YANG TERSERANG ICE-ICE DI.. PERAIRAN PULAU PARI, KEPULAUAN