• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 802011108 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 802011108 Full text"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSIONAL DITINJAU DARI

JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013

FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW SALATIGA

OLEH

DANTI ARDIANI SEBAYANG 802011108

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

PERBEDAAN KECERDASAN EMOSIONAL DITINJAU DARI

JENIS KELAMIN PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013

FAKULTAS PSIKOLOGI UKSW SALATIGA

Danti Ardiani Sebayang Chr. Hari Soetjiningsih

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(8)

i Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Partisipan penelitian ini adalah 134 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Emotional Competency Inventory (ECI).Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan T-Test (uji-t). Terdapat hasil dari penelitian ini tidak ada perbedaan signifikan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa dengan signifikansi 0,666 (p > 0,05).

(9)

ii Abstact

The purpose of this study to difference of emotional intellegencefrom gender at

FakultasPsikologi UKSW Salatiga.Participant of this research are 134 of

FakultasPsikologi UKSW Salatiga. Intake technique of sample use sampling purposive

technique.Instrument measure using Emotional Competency Inventory (ECI).This

research use quantitativemethod with T-Test (uji-t). There is result fromthis research

that is there is a not significant difference of emotional intellegence evaluated from

gender with significancy 0,666 (p > 0,05).

(10)

1

PENDAHULUAN

Setiap individu mempunyai kepandaian dan kemampuan yang berbeda. Individu diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dalam dirinya agar dapat memahami dan menguasai bagaimana berperilaku dan bersikap untuk dirinya dan orang lain. Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam pengambilan keputusan individu. Salah satu kecerdasan yang perlu dimiliki individu adalah kecerdasan emosional.

Menurut Back (dalam Hurlock, 2006), seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, akan lebih mampu mengatur emosinya sehingga dapat meminimalisasi atau bahkan menghindari perasaan cemas. Goleman (2007) menyatakan bahwa individu yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan lebih kritis dan rasional dalam menghadapi berbagai macam masalah. Dengan kata lain, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi mampu memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam kelangsungan hidupnya. Kecerdasan emosional diperlukan seseorang saat menghadapi masalah yang kemungkinan akan menimbulkan tekanan, kecemasan, bahkan stres bagi individu tersebut. Hasil penelitian Gohm (2003) didapatkan bahwa kecerdasan emosional diperlukan oleh setiap individu untuk memahami diri sendiri maupun orang lain, mengontrol emosi, menyelesaikan masalah dengan baik, dan membantu kita membuat penilaian objektif mengenai orang lain. Tanpa adanya kecerdasan emosional individu tidak akan bisa menggunakan kemampuan-kemampuan kognitifnya dengan maksimal. Kecerdasan emosional akan berpengaruh pada perilaku individu dalam mengatasi permasalahan yang muncul.

(11)

2

berdasarkan nalar namun juga melibatkan perasaan. Tak hanya menekankan intelligence quotient (IQ) namun perlu diimbangi dengan emotional intelligence(EI). Kecerdasan

emosional membuat kita dapat bersifat manusiawi. Kecerdasan emosional meliputi kemampuan mengungkapkan perasaan, kesadaran, serta pemahaman tentang emosi dan kemampuanuntuk mengatur dan mengendalikannya.

Individu yang cerdas secara emosi bukan hanya memiliki emosi atau perasaan-perasaan saja, namun juga memahami apa artinya. Mampu melihat diri sendiri, seperti oranglain melihat diri kita. Memahami orang lain seolah-olah apa yang dirasakan orang itu juga kita rasakan.Dengan demikian orang yang cerdas secara emosional adalah orang yangmemahami kondisi dirinya dengan baik dan dapat mengambil tindakan yangtepat. Individu tersebut mampu mengenali dan dapat bersikap sesuai dengan kebutuhan.

Goleman (2007) menyatakanbahwa kecerdasan emosional mampu membantu individu dalam meraih kesuksesan.Tak hanya mengedepankan IQ saja namun diperlukan EI untuk mengimbanginya. Dalam dunia kerja misalnya, tak hanya seseorang dituntut hanya pandai di bidang pekerjaannya karena dalam bekerja tidak selalu dikerjakan secara personal akan tetapi perlu bekerja dalam tim. Tentunya diperlukan interaksi dengan orang lain, di mana individu harus mampu mengatasi dirinya sendiri dan orang lain. Jika seseorang hanya pandai di bidangnya maka ia hanya mampu bekerja dengan baik, namun jika individu memiliki kecerdasan emosional maka kemungkinan untuk mendapatkan dukungan sosial akan lebih besar. Sisi emosional inilah yang dapat membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan yang lebih jauh.

(12)

3

Pradana (2011), Tariq, Qualter, Roberts, Appleby, dan Barnes (2013), Sierra, Rosal, Romero, Villegas, dan Lorenzo (2013), serta Labby, Lunenburg, dan Slate (2013) menyatakan bahwa ada perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan perempuan di mana perempuan lebih memiliki kecerdasan emosional. Hal ini dikarenakan perempuan lebih memberatkan emosinya ketika dihadapkan pada suatu hal. Di sisi lain, Aprilia dan Ritandiyono (2007) serta Singh dan Goel (2014) mendapatkan hasil bahwa laki-laki lebih memiliki kecenderungan emosional daripada perempuan. Berbeda dengan hasil penelitianPratama (2010), Khaterina dan Garliah (2012),Jiang (2014), serta Nikmah (2014) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dikarenakan zaman sekarang dalam lingkup relasi sosial sudah dapat memanfaatkan kata-kata yang mengandung emosi dan lebih banyak memperlihatkan emosi yang bervariasi ketika berinteraksi satu sama lain, sehingga antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya. Dari hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan kecerdasan emosional laki-laki dan perempuan bervariasi berkaitan dengan bagaimana sisi emosional berpengaruh dalam suatu hal yang akan dicapai.

Dalam kecerdasan emosional terdapat sisi emosional yaitu perasaan yang terlibat, seperti:

a. Mengenali bagaimana emosi memengaruhi perilaku. b. Menggunakan emosi dalam pencapaian suatu hal. c. Berempati.

(13)

4

Berdasarkan hasil pengamatan pada mahasiswa terlihat bahwa adanya variasi kecerdasan emosional yang dimiliki setiap individu. Siwi, Luthfi, dan Pradana (2011) mengatakan mahasiswa yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah tidak memiliki kemampuan yang fokus pada sisi emosinya. Misalnya mahasiswa tidak mempunyai kemampuan mengelola emosi diri yaitu kemampuan dalam menangani perasaan agar perasaan terungkap dengan baik. Kemampuan menangani perasaan meliputi kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, ketersinggungan, dan akibat- akibat yang timbul karena gagalnya ketrampilan emosi. Mahasiswa yang mempunyai kecerdasaan emosional yang tinggi mempunyai kemampuan untuk mengenal emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenal emosi orang lain, membina hubungan dengan orang lain, dengan kemmapuan yang dimiliki tersebut, maka mahasiswa yang mempunyai kecerdasan emosional dapat berprilaku secara positif didalam lingkungan masyarakat.

(14)

5

pengembangan kecerdasan emosional pada masing-masing individu. Oleh karena itu, diharapkan para mahasiswa dapat mengerti mengenai kecerdasan emosional yang dimiliki, sehingga dapat direalisasikan pada aktivitas sehari-hari.

Namun pada kenyataanya, mahasiswa perempuan memiliki kecerdasan emosional lebih tinggi dibanding laki-laki dan perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional, tetapi rata-rata perempuan mungkin dapat lebih tinggi dibandinglaki-laki dalam beberapa keterampilan emosi (namun ada juga laki- laki yang lebih baik dibanding kebanyakan perempuan), walaupun secara statistik ada perbedaan yang nyata diantara kedua kelompok tersebut (Khaterina dan Garliah, 2012).Pada zaman sekarang ini yang serba canggih dan modern membuat individu menjadi apatis dan individualis. Hal tersebut membuat individu menjadi kurang peka terhadap orang lain dan hanya mementingkan diri sendiri. Tak heran jika kecerdasan emosional hampir tidak diperhatikan. Ini akan berpengaruh pada bagaimana individu bersosialisasi di lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Tentu akan sangat memprihatinkan jika kecerdasan emosional ini tidak dipahami dan ditanamkan dalam diri setiap individu. Dari hasil-hasil penelitian sebelumnya didapatkan hasil pro dan kontrajuga dari hasil pengamatan tampak ada perbedaan kecerdasan emosional antara laki-laki dan perempuan, sehingga peneliti semakin tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “apakah ada perbedaan kecerdasan emosional

(15)

6

Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan ilmu pengetahuan kepada fakultas psikologi untuk mengembangkan kecerdasan emosional pada mahasiswa.

Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (2005), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri dan perasaan orang lain, untuk memotivasi diri sendiri dan untuk mengelola emosi secara efektif pada diri sendiri dan orang lain.

Dimensi Kecerdasan Emosional

Goleman (2001) mengungkapkan 5 dimensi dari kecerdasan emosional yaitu:

a. Self-Awareness(Kesadaran Diri)

Kemampuan untuk mengenali apa yang dirasakan, untuk memahami kebiasaan respons emosional, dan untuk mengenali bagaimana emosi memengaruhi perilaku dan kinerja. Ketika sadar diri, maka kita dapat melihat diri kita sendiri seperti orang lain melihat kita, serta memiliki rasa yang baik dalam kemampuan diri sendiri dan keterbatasan diri kita.

b. Managing Emotion (Pengaturan Emosi)

(16)

7

c. Motivating Oneself (Memotivasi Diri Sendiri)

Kemampuan untuk menggunakan emosi terdalam untuk bergerak dan membimbing diri untuk menuju tujuan. Kemampuan ini memungkinkan diri kita untuk mengambil inisiatif dan untuk bertahan dalam menghadapi rintangan dan kemunduran.

d. Emphaty (Empati)

Kemampuan untuk merasakan, memahami dan menanggapi apa yang orang lain rasakan. Dari kesadaran diri maka akan muncul empati terhadap orang lain. Jika tidak dapat menyadari emosi diri sendiri, maka tidak akan dapat membaca emosi orang lain.

e. Social Skill (Keterampilan Sosial)

Kemampuan untuk mengelola, memengaruhi, dan menginspirasi emosi orang lain. Mampu menangani emosi dalam hubungan, mampu memengaruhi, dan mengilhami orang lain merupakan keterampilan dasar yang penting untuk kesuksesan kerja tim dan kepemimpinan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecerdasan Emosional

Menurut Goleman (dalam Zahra, 2008) faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan emosional yaitu:

a. Pengalaman

(17)

8

b. Usia

Siswa yang lebih tua dapat sama baiknya atau lebih baik dibandingkan sisw ayang lebih muda dalam penguasaan kecakapan emosi baru.

c. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan mempunyai kemampuan yang sama dalam hal meningkatkan kecerdasan emosional, tetapi rata-rata perempuan lebih dapat mengembangkan kecerdasan emosionalnya dibanding kaum laki-laki dalam mengembangkan beberapa keterampilan emosi (namun ada juga laki-laki yang lebih dapat mengembangkan kecerdasan emosional dibanding kebanyakan perempuan), walaupun secara statistik ada perbedaan yang nyata diantara kedua kelompok tersebut.

d. Jabatan

Semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin penting keterampilan anta rpribadinya dalam membuatnya menonjol dibanding mereka yang berprestasibiasa-biasa atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi jabatan, maka semakintinggi kecerdasan emosional yang dimilikinya.

PerbedaanKecerdasan Emosional Ditinjau dari Jenis Kelamin

(18)

9

emosionalnya.Namun tak semuadari perempuan juga mengutamakan sisi emosionalnya saja.

Dengan kata lain, tidak dapat disimpulkan bahwa perempuan yang cenderung mempertimbangkan sisi emosional jauh lebih memiliki kecerdasan emosional yang tinggi daripada laki-laki, begitu pula sebaliknya laki-laki tidak dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosionalnya lebih rendah daripada perempuan. sehingga laki- laki dan perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya.

Hipotesis Penelitian

Menurut penjelasan di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Ada perbedaan yang signifikan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada

mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW Salatiga”.

METODE PENELITIAN Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini variabel yang ingin diketahui adalah perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW.

Partisipan

(19)

10

perkulihan Psikologi. Rentang usia partisipan yaitu 18-21 tahun. Jumlah mahasiswa perempuan 96 mahasiswa dan jumalah mahasiswa laki-laki 38 mahasiswa.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013)

Alat Ukur Penelitian

Alat ukur kecerdasan emosional menggunakan skala Emotional Competency

Inventory (ECI) oleh Goleman (2005). Kecerdasan emosional mencakup lima

dimensiyaitu self-awareness (kesadaran diri), managing emotion (pengaturan emosi), motivating oneself (memotivasi diri sendiri), emphaty (empati), dan social skill (keterampilan sosial).

Skala Emotional Competency Inventory (ECI) terdiri dari 50 item pernyataan dalam bentuk skala ini menggunakan modelLikert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Dapat Menentukan Dengan Pasti (TP), Tidak Sesuai Dengan Diri Saya (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala ini berjumlah dari 50 aitem dimana terdapat 50 aitem favorable. Pemberian skor pada aitem Favorabel yaitu Sangat Sesuai (SS) diberi skor 5, Sesuai (S) diberi skor 4, Tidak Dapat

Menentukan dengan Pasti (TP) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Penilaian skala ini adalah makin tinggi skor yang diperoleh, maka kecerdasan emosional semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka kecerdasan emosional semakin rendah.

(20)

11

menggunakan batasan 0,25 dikarenakan banyaknya aitem yang gugur jika menggunakan batasan 0,30. Dari hasil empat kali uji daya diskriminasi aitem pada 50 aitem skala kecerdasan emosional, terdapat 19 aitem yang gugur sehingga 31 aitem yang layak digunakan. Dari uji reliabelitas Alpha Cronbach didapatkan hasil 0,858. Menurut Azwar (2012), koefisian reliabel. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa skala kecerdasan emosional ini tergolong reliable.

Metode Analisis Data

Metode analisis menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW. Syarat uji-t yaitu sebaran data berdistribusi normal dan varians data homogen, namun apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka dapat digunakan Mann-Whitney U-Test (uji-u). Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian validitas yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi person (Product Moment Correlation) yaitu mengkorelasi antara skor tiap aitem dengan skor total instrument, dan dengan menggunakan metode yang telah ada yaitu metode correted item- total correlation. Pengujian analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan computer SPSS versi 16.0.

(21)

12

Dari hasil uji reliabilitas setelah aitem gugur, diperoleh koefisien Alpha sebesar 0,856. Menurut Azwar (2013) jika koefisien Alpha lebih dari 0,8 maka menunjukan bahwa reliabilitas alat ukur termasuk dalam kategori baik, sehingga skala kecerdasan emosional yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini juga termasuk dalam kategori baik.

1. Uji Asumsi

Dalam penelitian komposisi ini, dilakukan uji normalitas dan homogenitas a. Uji Normalitas

Normal Parametersa Mean 186.8958 1.8918E2

Std. Deviation 14.24631 1.49103E1

Most Extreme Differences Absolute .105 .116

Positive .105 .116

Negative -.081 -.052

Kolmogorov-Smirnov Z 1.029 .714

Asymp. Sig. (2-tailed) .241 .687

a. Test distribution is Normal.

Hasil uji Normalitas pada Tabel 1 menunjukan bahwa data kecerdasan emosional pada perempuan memiliki koefisien Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 1,029 dengan probabilitas (p) atau signifikan sebesar 0,241 sedangkan pada laki-laki memiliki koefisien Kolmogrof-Smirnov Test sebesar 0,687 dengan demikian data kecerdasan emosional pada perempuan dan laki- laki memiliki distribusi data yang normal p > 0,05.

(22)

13

Data dapat dikatakan homogen apabila nilai p > 0,05.

Tabel 2

Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

kecerdasan_emosional

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.187 1 132 .666

Dari hasil uji homogenitas menujukan bahwa nilai koefisien Levene Test sebesar 0,187 dengan signifikansi sebesar 0,666. Oleh karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut homogen.

2. Statistik Diskriptif

Dalam penelitian ini tingkat variabel kecerdasan emosional akan dibuat sebanyak 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Rumus untuk mencari interval yang digunakan untuk menentukan kategori kecerdasan emosional mempunyai 31 aitem valid dengan pemberian skor antara 1 sampai 5 sehingga pembagian skor tertinggi dan terendah yaitu:

Skor tertinggi 5 x 31 = 155 Skor terendah 1 x 31 = 31

Interval =

= = 25

(23)

14

Tabel 3

Kategorisasi Pengukuran Skala Kecerdasan Emosional

Status Interval Kategori N Persentase

Perempuan 130< x <155 ST 10 10,41%

105<x<130 T 80 83,33%

80<x<105 S 6 6,25%

55<x<80 R 0

30<x<55 SR 0

JUMLAH 96 100%

Status Interval Kategori N Persentase

Laki-Laki 130< x <155 ST 5 13%

105<x<130 T 30 79%

80<x<105 S 3 8%

55<x<80 R 0 0

30<x<55 SR 0 0

JUMLAH 38 100%

Berdasakan Tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa kecerdasan emosional pada sebagian besar mahasiswa perempuan 83,33% terletak pada kategori tinggi, sedangkan untuk kecerdasan emosional pada laki-laki 79% yang terletak kategori tinggi.

(24)

15

Setelah dilakukan analisis data mengenai perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4 kecerdasan_emosional Perempuan 96 1.8690E2 14.24631 1.45401

laki-laki 38 1.8918E2 14.91028 2.41877

Independent Samples Test Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Hasil perhitungan Independen Samples Testpada Tebel 4, menunjukan bahwa nilai signifikansi pada perbedaan perempuan dan laki-laki ( equal variances assumed)memiliki nilai t-test sebesar -0,827 dengan signifikansi 0,666 atau p > 0,05

(25)

16

Pembahasan

Berdasakan hasil penelitian tetang perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, didapatkan hasil perhitungan Independent Samples Test sebesar -0,827 dengan signifikansi 0,666 (p > 0,05). Hal ini menunujukan bahwa tidak ada perbedaan kecerdasaan emosional ditinjau dari jenis kelamin pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Psikologi UKSW Salatiga.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianPratama (2010), Khaterina dan Garliah (2012),Jiang (2014), serta Nikmah (2014) yang menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan kecerdasan emosional antara perempuan dan laki-laki. Hasil yang diperoleh bahwa kecederdasan emosional pada mahasiswa laki-laki dan perempuan tergolong tinggi. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa laki-laki dan perempuan berbeda seks (jenis kelamin) namun dalam segi peran dan fungsi dalam masyarakat sesungguhnya tidak ada perbedaan. Makna yang lebih mendalam dari hasil penelitian ini, bahwa tidak ada perbedaan kecerdasaan emosional ditinjau dari jenis kelamin, sehingga tidak perlu mempermasalahkan peran gender dalam segala aktivitas. Misalnya ketika laki-laki dan perempuan dalam melakukan suatu pekerjaan. Pada hal ini kualitas kerja tidak ditentukan oleh jenis kelamin tetapi lebih pada semangat dan motivasi diri masing- masing untuk maju dan berkembang. Sehingga antara laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam mengembangkan kecerdasan emosionalnya.Maka, bisa saja terjadi tidak adanya perbedaan antara perempuan dan laki-laki dalam kecerdasan emosional seperti hasil dalam penelitian ini.

(26)

17

(27)

18

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Tidak ada perbedaan dan signifikasi antara kecerdasaan emosional ditinjau dari jenis kelamin yang artinya bahwa antara perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan yang sama dalam mengembangkan kecerdasan emosional.

2. Dalam penelitian ini ada 80 mahasiswa (83,33%) kecerdasan emosional pada perempuan memiliki tingkat kategori tinggi dan 30 mahasiswa (79%) kecerdasaan emosional pada laki- laki memiliki tingkat kategori tinggi.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai dan peneliti menyadari masih banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, untuk itu peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Setiap individu agar dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan menyadari bahwa penting bagi setiap individu untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional dalam menghadapi hubungan atau relasi yang lebih efektif tanpa memandang laki-laki dan perempuan.

(28)

19

DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, K., & Ritandiyono. (2007). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresif pada remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.

Azhar, R. P., & Aini F. Q. (2012). Kecerdasan emosi dan agresivitas pada remaja akhir. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Azwar,S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Gohm, C. L. (2003). Mood regulation and emotional intelligence: Individual difference.

Journal of Personality and Social Psychology, 84(3), 594-607.

Goleman, D. (2005). Emotional competence inventory (ECI). USA: Hay Acquisition Company I, Inc.

__________ (2001). Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

__________ (2007). Kecerdasan emosional: Mengapa ei lebih penting daripada iq. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Ilmu.

Hurlock, E. B. (2006). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Khaterina & Garliah, L. (2012). Perbedaan kecerdasan emosi pada pria dan wanitayang mempelajari dan yang tidak mempelajari alatmusik piano. Jurnal Psikologi, 1(1), 17-20.

Jiang, Z. (2014). Emotional intelligence and career decision-making self-efficacy: National and gender differences. Journal of Employment Counseling, 51, 112-124.

Labby, S., Lunenburg, F. C., & Slate, J. R. (2013). Emotional intelligence skills and principal characteristics. Journal of Education Research, 7(4), 257-268. Mukarromah, E. (2008). Hubungan antara kecerdasan emosional (emotional

intelligence) dengan perilaku agresif pada polisi samapta di polda metro jaya. Junal Psikologi, 6(1), 39-50.

Nikmah, A. (2014). Pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi ditinjau dari perspektif gender (Studi empiris pada mahasiswa jurusan akuntansi angkatan 2010 universitas dian nuswantoro semarang). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

(29)

20

Sierra, M. D. V., Rosal, M. A. B., Romero, N. R., Villegas, K., Lorenzo, M. (2013). Electronic Journal of Research in Educational Psychology, 11(2), 395-412.

Singh, N., & Goel, A. (2014). Self-efficacy and emotional intelligence among creative professionals: A study on gender differences. Learning Community, 5(1), 23-31.

Siwi, W., Luthfi, A., & Pradana, N. (2011). Perbedaan kecerdasan emosional ditinjau dari persepsi penerapan disiplin orang tua pada mahasiswa uieu. Jurnal Psikologi, 9(1), 16-28.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r & d. Bandung: Alfabeta.

Tariq, V. N., Qualter, P., Roberts, S., Appleby, Y., & Barnes, L. ( 2013). Mathematical literacy in undergraduates: Role of gender, emotional intelligence and emotional self-efficacy. International Journal of Mathematical Education in Science and Technology, 44(8), 1143-1159.

Gambar

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas
Tabel 2  Hasil Uji Homogenitas
Tabel 3  Kategorisasi Pengukuran Skala Kecerdasan Emosional

Referensi

Dokumen terkait

Himpunan fuzzy memberikan nilai keanggotaan antara 0 dan 1 yang menggambarkan secara lebih alami sebuah kumpulan anggota dengan himpunan, Sebagai contoh, jika seorang berumur

The point of this section is that there’s no need for the guilt, because the various manipulations can be carried out in the ring of formal power series, where questions of

Kerikulum sebagai pedoman guru untuk me Guru pendidikan jasmani harus mampu dan menguasai semua materi yang akan diberikan kepada siswa, merupakan salah satu tugas utama

Konsep gaya hidup dapat membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana juga gaya hidup mempengaruhi perilaku pembelian, sehingga untuk mengetahui bagaimana

Sesua', perihal tersebut d',atas, maka dengan ini kami sampaikan jadwa\ pelaksanaan Registrasi Mahasiswa Baru Jalur UMPN Politeknik Negeri Kupang Tahun Akademik

Kata bentukan baku yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang dalam kalimat di atas adalah _______.. Kalimat di bawah ini tidak efektif kecuali

Dalam Tugas Akhir ini mensimulasikan vertical handover dari jaringan UMTS.. ke jaringan LTE dengan membandingkan kedua metode RSS based handover

Setelah selesai mengerjakan, dilanjutkan dengan membahas soal-soal perkalian yang terdapat pada LKS. Selama membahas persoalan anak didik tidak mau kalah dengan temannya,