BAB II
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
II.1. Terminologi Judul
II.1.1. Pengertian Judul “Medan Gymnasium”
Medan adalah salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.
Pengertian Gymnasium:
- Menurut asal kata, senam (gymnastics) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya: "untuk menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh atlet-atlet yang telanjang".”.
- Dalam kamus kosa kata Inggris Gymnasium berarti ruang olah raga. Biasa merupakan stadion indoor.
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ’Medan Gymnasium’ adalah: ” suatu fasilitas olahraga indoor yang dapat digunakan untuk pertandingan olahraga regional maupun internasional. Pertandingan yang dapat diadakan antara lain basket, voly, futsall, bulu tangkis dll. Medan Gymnasium ini merupakan stadion olah raga dengan fasilitas yang lengkap dan bertaraf internasional.”
Berdasarkan standart Menpora dan KONI tempat latihan dan pertandingan senam maupun olahraga disebut Gymnasium. Bangunan Gymnasium dapat hanya sebagai tempat latihan saja dan dapat pula dilengkapi dengan tribun penonton. Dalam operasionalnya Gymnasium dapat digabungkan dengan fasilitas lainnya anatara lain fasilitas kebugaraan, aerobik, areal angkat beban, ataupun kolam renang.
Secara khusus proyek yang direncanakan adalah bangunan yang diberi nama Medan Gymnasium merupakan “Indoor Sport” olahraga yang dilengkapi dengan fasilitas kebugaran, serta pelaksanaan pertandingan, dan fasilitas pengelolaan. Untuk lebih mengetahui tentang bangunan Gymnasium harus pula diketahui bentuk-bentuk aktivitas di dalamnya serta defenisi masing-masing.
Gymnasium merupakan ruang olah raga. Yang dimaksud ruang olah raga pada suatu gymnasium ialah suatu lapangan olah raga indoor yang dapat digunakan sebagai tempat latihan juga dijadikan tempat pertandingan dengan memiliki bangku penonton. Gymnasium dapat juga merupakan stadion olah raga indoor.
Pengertian stadion
Stadion adalah sebuah bangunan yang umumnya digunakan untuk acara olahraga dan konser, dimana didalamnya terdapat lapangan atau pentas yang dikelilingi tempat berdiri atau duduk bagi penonton.
Bangunan stadion olah raga merupakan jenis bangunan teater besar untuk mempertunjukan berbagai macam pertandingan didalamnya. Beberapa pertandingan olah raga yang dapat digelar di stadion antaranya olahraga basket, voly, badminton dll. Umumnya stadion memiliki tempat duduk penonton yang kas disebut tribun. Dimana tribun tersebut mengelilingi lapangan olah raga dan berundak-undak untuk memberikan kenyamanan penonton pada saat menonton pertandingan.
Jadi gymnasium adalah bangunan yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga indoor yang didalamnya terdapat lapangan olahraga untuk menyelenggarakan pertandingan indoor dan dikelilingi tempat duduk untuk penonton.
Selain itu gymnasium ini juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti restoran, kebugaran, lap.tenis serta kolam renang.
Fasilitas yang ada pada gymnasium ini adalah: Fasilitas Utama
Fasilitas Pendukung
Fungsi dan fasilitas yang ada pada bangunan :
Fasilitas utama meliputi; lapangan utama, tribun penonton dan ruang utama. Kebutuhan ruang utama:
- ruang ganti pemain dengan toilet - ruang ganti wasit dengan toilet - ruang kesehatan
- ruang pemanasan - ruang latihan
- tribun penonton biasa - tribun penonton vip - toilet penonton - kantor pengelola - ruang pertemuan - gudang - ruang panel - ruang mesin
- ruang pos keamanan - tiket box - ruang pers - tempat parkir Fasilitas pendukung Restoran
Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruang: - Area makan - gudang - km/wc - kasir - dapur - sirkulasi Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers dan teknikal meeting.
Pusat kebugaran
Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum. Kebutuhan ruang: - ruang penerima - ruang latihan - ruang senam - janitor - kasir - ruang instruktur - km/wc - loker
Souvenir shop dan retail
Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan ringan.
II.1.2. Perkembangan Gymnasium di dunia
Pada awal kemunculannya yaitu sekitar tahun 1960-an di Inggris, gymnasium atau indoor sports merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap fasilitas olahraga yang lebih luas dan lengkap serta semakin dibutuhkannya fasilitas-fasilitas olahraga indoor. Hal ini terjadi dikarenakan berubahnya kebiasaan dan gaya hidup masyarakat dalam bidang olahraga sehingga kebutuhan masyarakat akan olahraga pun menjadi berubah. Metode pembelajaran olahraga di sekolah-sekolah menjadi semakin menekankan dan menitikberatkan kepada beragam permainan olahraga dan keahlian berolahraga sehingga hal ini sudah tidak relevan lagi dengan fasilitas-fasilitas kebugaran tradisional. Masyarakat menjadi semakin mobile dengan aktivitas yang lebih beragam dan mereka mengharapkan suatu hal baru sebagai alternatif kegiatan untuk mengisi waktu luang dan santai mereka. Masyarakat tidak mau diberikan pilihan kegiatan olahraga yang tradisional untuk mengisi waktu luang mereka yang sangat berharga, mereka mengharapkan sebuah pengalaman berolahraga yang disisipi unsur rekreasional sehingga hal ini perlu direspons dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan ke arah yang lebih baik. Dalam perkembangannya, berbagai variasi bentuk bangunan sports center digunakan, mulai dari circular domes, glass ’boxes’, kombinasi dari dinding solid dan bukaan parsial, sampai yang benar-benar tanpa jendela. Dengan semakin meningkatnya berbagai macam alternatif dan variasi perancangan dari indoor sports serta semakin masuknya elemen rekreatif ke dalam program perancangan indoor sports, maka atmosfer berolahraga di gymnasium pun perlahan-lahan mulai berubah dari yang sebelumnya memberi kesan aktif kompetitif menjadi sebuah atmosfer yang lebih rileks, santai seiring dengan semakin terbukanya fasilitas olahraga terhadap masyarakat umum.
II.1.3. Jenis-jenis gymnasium/ indoor sport Menjadi lebih luas yaitu dalam lingkup kota: - Berdasarkan Perletakannya
Terdapat beberapa jenis Indoor Sport yang diklasifikasikan berdasarkan perletakannya pada skala kota, yaitu :
Sub regional
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada pada daerah pinggir kota berjarak sekitar 15 – 20 km dari pusat kota yang bisa dengan mudah dicapai oleh kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Town center periphery
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada berdekatan dengan pusat kota dengan akses yang sangat mudah bagi kendaraan pribadi atau kendaraan umum.
Central area – town center
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada tepat di daerah pusat kota, yang seringkali disebut sebagai ”generator” karena dianggap sebagai elemen penggerak dari aktivitas-aktivitas yang ada di pusat kota. Biasanya merupakan kombinasi dari sports hall dan kolam renang, serta bisa digunakan untuk turnamen-turnamen olahraga dan acara-acara besar tempat berkumpulnya masyarakat.
Gambar 2.1. Indoor Sport central area Sumber : Internet
Gambar 2.2. Indoor Sport Town center periphery Sumber : Internet
Gambar 2.3. Indoor Sport Central area – town center Sumber : Internet
Peripheral – neighbourhood center
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada di daerah permukiman dengan lingkup pelayanan antara 20.000 sampai 30.000 orang. Terdapat 5 unit fasilitas yang masing-masing unitnya berfungsi untuk satu macam jenis olahraga. Umumnya unit 5 ( yang berada di tengah ) merupakan unit yang berfungsi sebagai kantor administrasi untuk keseluruhan unit yang lain. Unit-unit ini disebar untuk mencapai lingkup keseluruhan masyarakat secara optimal.
School or university campus
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada berdekatan dengan lokasi sekolah atau kampus. Dalam operasionalnya, fasilitas olahraga ini bukan hanya melayani komunitas sekolah ataupun kampus saja, melainkan juga melayani komunitas umum. Penekanan terdapat dari dibuatnya jalur masuk khusus dari sekolah atau kampus yang bersangkutan.
Urban park location
Ini merupakan fasilitas olahraga yang berada berdekatan dengan taman kota. Keberadaan fasilitas olahraga ini beriringan dengan adanya fasilitas-fasilitas umum lainnya di sekitar taman kota tersebut, seperti penangkaran burung, fasilitas pameran, dan pusat kebudayaan.
Gambar 2.4. Indoor Sport School or university campus Sumber : Internet
Gambar 2.5. Indoor Sport Urban park location Sumber : Internet
- Berdasarkan konsep perancangannya
berdasarkan konsep perancangannya terdapat beberapa jenis olahraga, yaitu : Destination Club
Indoor Sport dengan jenis seperti ini merupakan suatu pusat kegiatan kebugaran dan olahraga yang berskala besar. Yang dimaksud dengan berskala besar disini adalah mampu memberikan pelayanan olahraga yang beragam dan berjumlah banyak. Selain itu, jenis seperti ini mampu menjangkau hampir seluruh rentang usia dengan tingkat kebugaran yang beragam. Fasilitas-fasilitas yang ditawarkan adalah berupa fasilitas yang murni olahraga tanpa unsur relaksasi maupun rekreasi.Dikarenakan lingkup pelayanan olahraga dan sasaran penggunanya yang berskala besar indoor sports dengan jenis seperti ini seringkali disebut sebagai ”sports hall”.
Diversified Environment Club
Ini merupakan sebuah sports center yang lebih banyak menawarkan variasi dalam kegiatan berolahraga. Beberapa fasilitas relaksasi dan rekreasi yang sebelumnya belum pernah ada dalam sports center mulai ditawarkan, yaitu berupa kolam renang outdoor, sauna, spa, dan ruang-ruang yang family-friendly. Dari segi sasaran penggunanya pun muncul variasi baru, yaitu menjadikan suatu komunitas masyarakat tertentu atau kawasan perkantoran sebagai sasaran pengguna utama.
Boutique Gym Club
Jenis sports center seperti ini merupakan jenis yang sangat memfokuskan pada target-target tertentu saja. Skala pelayanannya pun dibuat lebih kecil, dengan pemilihan sasaran pengguna difokuskan pada orang-orang profesional, eksekutif muda, pejabat, dan masyarakat kota dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Walaupun pelayanan yang ditawarkan berskala kecil, namun dapat dipastikan pelayanan yang diberikan terhadap penggunanya sangat istimewa dan eksklusif. Sports center seperti ini sangat mengelaborasi pandangan visual dalam setiap sisi bangunannya sehingga seringkali bangunannya secara eksterior dan khususnya interior terlihat sangat baik secara visual dan terkesan elegan.
II.1.4. Tinjauan kelayakan proyek II.1.4.1. Kelayakan fungsional
Perkembangan olahraga di kota Medan pada saat sekarang sangat marak-maraknya terjadi. Dengan banyak munculnya pusat-pusat kebugaran diberbagai pelosok kota Medan, membuat peminat-peminat senam ataupun fitness menjadi bertambah. Untuk mengakomodasi peminat olahraga ataupun fitness tersebut sangat menjanjikan untuk
membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga khususnya olah tubuh. Prestasi atlet senam SUMUT di kancah nasional maupun internasional sangat bagus dengan berhasilnya merebut prestasi bergengsi dalam beberapa bidang olahraga senam.
Dengan tidak memperhatikan potensi-potensi yang dijumpai ini, alangkah sayangnya keterpurukan Indonesia khususnya dibidang kesehatan maupun olahraga menjadi bertambah.
Belum adanya suatu bangunan yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan diatas maka perlu dirancang/direncanakan suatu gedung yang nantinya dapat membantu membentuk masyarakat yang sehat baik jasmani dan rohani. Juga dalam rangka menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi di kancah nasional maupun internasional.
Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Gymnasium tersebut yaitu berupa : Lapangan olah raga indoor sebagai tempat latihan dan pertandingan.
Tempat kebugaran yang memiliki fasilitas yang lengkap,
Dapat menjadi tempat yang lebih baik/kondusif bagi klub-klub olahraga di Medan, Penyediaan retail yang berkaitan dengan penjualan alat olahraga,
Memiliki fasilitas olahraga sebagai rekreasi keluarga,
Penyewaan gedung dalam rangka even olahraga indoor, ataupun fungsi lain yang dapat ditampung didalamnya.
Pengelolaan Gym yang akan dirancang melibatkan kerjasama dengan pihak Pemko Medan (KONI) terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina manjadi atlit senam nasional.
II.1.4.2. Kelayakan proyek
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan prasarana olahraga.
Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Medan Gymnasium yang akan menampung kegiatan olahraga indoor dan sejenisnya. Dengan memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di bidang olahraga indoor yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah Gymnasium kota Medan :
Sumatera Utara khususnya Medan tidak memiliki Gymnasium yang dapat memenuhi standar olah raga indoor dan kebugaran,
Banyaknya atlit-atlit senam SUMUT yang memberikan catatan manis bagi keolahragaan senam di tanah air,
Memajukan serta memasyarakatkan olah raga indoor dan senam serta fitness dalam menjaga kesehatan dan kebugaran.
II.1.4.3. Kelayakan lokasi
Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan sebuah Gymnasium di kota Medan. Dikarenakan Gymnasium tersebut harus dapat meberikan peran yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat luas. Hal yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain :
Berada di daerah yang menjadi titik dimana orang melakukan olahraga,
Berada di kawasan perumahan, pertokoan ataupun perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin,
Dapat mengakomodasi kegiatan olahraga baik indoor maupun outdoor,
Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun horizontal. Dengan adanya fasilitas Gymnasium dikawasan tersebut, diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan kawasan menjadi lebih baik.
II.2. Lokasi
Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan, persyaratan dan kriteria lokasi, kriteria desain tapak, analisa pemilihan lokasi, pemilihan lokasi dan deskripsi lokasi.
II.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi A. Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan keuntungan/profit, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan Medan Gymnasium Center ini nantinya. Kriteria pemilihan lokasi untuk gedung Gymnasium meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan ( RUTRK ).
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. (Gymnasium yang akan dirancang adalah suatu bentuk kegiatan
komersil/mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu : W P P Kecamatan
Pusat
Pengembangan Peruntukan Wilayah Program Kegiatan Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan Belawan Pelabuhan Industri Permukiman Rekreasi MaritimJalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan
permukiman.
B M. Deli Tanjung Mulia
Perkantoran Perdagangan
Rekreasi Indoor Permukiman
Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas Aksara Permukiman Perdagangan Rekreasi Sambungan air minum, septic tank,
jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M. Polonia Pusat Kota CBD Pusat Pemerintahan Hutan Kota Pusat Pendidikan Perkantoran Rekreasi Indoor Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah Sei Sikambing Permukiman Perkantoran Perdagangan Sambungan air minum, septic tank,
M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Konservasi Rekreasi Lapangan Golf Hutan Kota permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat untuk mendirikan Gymnasium yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif, seperti : keamanan dan kenyamanan, sangat mendukung kegiatan Gymnasium yang akan dirancang.
3. Kedekatan dengan titik olahraga
Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam hal perencanaan Gymnasium yang baik, berkaitan dengan keberadaan masyarakat luas yang melakukan kegiatan senam ataupun sejenisnya dan juga dalam rangka pencarian bakat baru dibidang senam ataupun sejenisnya. Dengan kata lain, Gymnasium harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah bisnis, olahraga, dan pusat pemerintahan yang menjadi sumber komersil.
4. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai pusat kebugaran tubuh, dimana orang yang bekerja di perkantoran memiliki beban pikiran yang banyak, sehingga orang tidak lagi memikirkan kesehatannya. Dengan keberadaaan bangunan Gymnasium dekat dengan pusat kota, diharapkan para karyawan dapat menyempatkan diri mengunjungi Gymnasium agar dapat mengembalikan kebugaran tubuhnya setelah bekerja seharian di kantor.
B. Pencapaian
Karena Gymnasium menekankan hubungan yang erat dengan publik umum
tersebut, maka Gymnasium tersebut harus dengan mudah dicapai dengan baik oleh pejalan kaki maupun dengan transportasi umum.
C. Ukuran Lahan
Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang, biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan klub latihan. ( > 1 ha).
Tabel 2.1. RUTRK Sumber : BPS Medan
D. Fungsi lain di sekitar tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi kegiatan operasionalnya. .
E. Kemacetan
Daerah yang memiliki tingkat kemacetan yang tinggi akan mempengaruhi aksesibilitas ke bangunan. Konsumen kurang berminat untuk mengunjungi Gymnasium tersebut apabila aksesibilitas/pencapaian ke bangunan kurang baik. F. Pengenalan entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung, atlit, dan tamu khusus, dengan adanya focal point untuk memudahkan pengunjung berorientasi. G. Kebisingan
Keberadaan Gymnasium yang akan dirancang memerlukan tingkat kenyamanan yang baik. Walaupun perancangan Gymnasium dapat didisain untuk mengatasi kebisingan lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang mutlak Perencanaan bangunan harus
mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitamya, yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
II.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi A. Alternatif Lokasi
Berdasarkan kriteria pemilihan di atas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek Gymnasium Medan. Alternatif tersebut akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak yang terpilih adalah :
Jln. Williem Iskandar Jln. Putri Hijau Jln. Teladan
Jln. Setia Budi Gambar 2.6. Peta Umum Kota Medan
Peta Jln. Williem Iskandar
Peta Jln. Putri Hijau
Gambar 2.8. Peta Kawasan Putri Hijau Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 2.7. Peta Kawasan Williem Iskandar
Peta Jln. Teladan
Peta Jln. Setia Budi
Gambar 2.9. Peta Kawasan Teladan Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 2.10. Peta Kawasan Setia Budi Sumber : Dokumen pribadi
B. Penilaian Alternatif Lokasi
No
Kriteria
Lokasi
Jl. Williem Iskandar Jl. Putri Hijau Jl. Teladan Jl. Setia Budi 1 Konteks peruntukan (RUTRK) Sangat cocok (5) Cocok (4) Cocok (4) Cocok (4) 2 Lingkungan Kondusif (4) Kondusif (4) Cukup kondusif (3) Kondusif (4)3 Kedekatan dengan titik olahraga Sangat dekat (5) Sedang (3) Sangat dekat (5) Sangat dekat (5)
4 Jarak ke pusat kota Sangat dekat (5) Sangat dekat (5) Jauh (2) Sedang (3) Nilai Akhir 19 16 14 16
C. Analisa dan Penetapan Lokasi
No Kriteria Lokasi Jl. Williem Iskandar Jl. Putri Hijau Jl. Teladan Jl. Setia Budi 1 Ukuran lahan 4,0 ha (5) 1,2 ha (4) 1,2 ha (4) 1,3 ha (4) 2 Fungsi lain di sekitar tapak Universitas Unimed, Kantor Arsip, Pertokoan, Perumahan (5)
Deli Plaza, rumah sakit, ruko-ruko, gedung TVRI, perkantoran, hotel (5) Stadion teladan, Ramayana, hotel, ruko, perumahan, UISU (5) Dekat perumahan mewah, USU, kios-kios, ruko, restaurant, TK (5)
3 Pencapaian Sangat mudah (5) Mudah (4) Kurang (2) Mudah (4) 4 Kemacetan Sedang (3) Macet (2) Kurang (4) Macet (2) 5 Pengenalan Entrance Sangat mudah (5) Mudah (4) Kurang (2) Sangat mudah (5)
6 Kebisingan Intensitas sedang (3) Intensitas tinggi (2) Intensitas sedang (3) Intensitas tinggi (2) Tabel 2.2. Analisa Pemilihan Lokasi
Nilai Akhir 26 21 20 22
Total Nilai 45 37 34 38
Peringkat 1 3 4 2
Keterangan : 1 kurang sekali
2 kurang
3 sedang
4 baik 5 baik sekali
Dari penilaian dan analisa di atas, maka lokasi tapak di Jl. Williem Iskandar, menjadi tapak perencanaan yang paling memenuhi persyaratan.
II.2.3. Deskripsi Proyek
Secara umum dapat dijabarkan tinjauan umum proyek Medan Gymnasium sebagai berikut :
Kasus Proyek : Medan Gymnasium Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Swasta dan bekerjasama dengan Pemerintah (KONI) Lokasi Tapak : Jln. Williem Iskandar, Kecamatan Medan Tembung
Kotamadya Medan
o Batas Utara : Lahan Kosong o Batas Timur : Jln. Selamet Ketaren o Batas Selatan : Jln. Williem Iskandar o Batas Barat : Kantor Arsip daerah Luas Lahan : + 4,0 Ha (+ 40.000 m2) Kontur : Datar
KDB : 60 %
KLB : 2-3 lantai GSB
o Jln. Williem Iskandar : 10 meter o Jln. Selamet Ketaren : 10 meter
Bangunan Eksisting : Lahan Kosong, Toko-toko 1 lantai. Tabel 2.3. Analisa Pemilihan Tapak
Potensi Lahan :
o Area pengembangan olahraga Sumut o Berada pada kawasan pendidikan o Transportasi lancar dan baik o Luas site mendukung + 4,0 Ha o Memiliki jalur utilitas yang baik.
II.3. Tinjauan Fungsi
Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas kegiatan olahraga ataupun kebugaran tubuh serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di sekitar kawasannya. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah :
Fasilitas Edukatif
Kegiatan yang berlangsung dalam fasilitas edukatif ini adalah pendidikan keolahragaan yaitu berupa pelatihan.
Fasilitas Rekreatif
Kegiatan yang berlangsung dalam fasilitas rekreatif yaitu dapat berupa pertandingan yang menyenangkan.
Fasilitas Penunjang
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi kemajuan kawasan tersebut.
II.3.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Karakteristik pengguna/ pengunjung : Ditinjau dari segi usia
Sasaran pengguna bangunan ini yaitu usia yang produktif (10-24 tahun) yang berdomisili di kota Medan.
Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata ekonomi, tetapi dari segi pemesan bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas.
Ditinjau dari segi aktifitas/ kegiatan - Pengelola / pegawai
Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik yang berhubungan dengan kegiatan kebugaran, juga dengan kegiatan publik.
- Pegawai pemerintah/KONI
Melakukan pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan olahraga khususnya pencarian bakat atlit dan olahraga lain yang ada di fasilitas Gymnasium tersebut.
- Publik Umum
Sebagai pihak yang mengunjungi maupun menggunakan fasilitas-fasilitas yang tersedia di dalam bangunan Gymnasium.
- Atlit dan official
Datang ke Gymnasium untuk melakukan latihan dan perlombaan ataupun pertandingan.
- Penyewa / tenant
Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di dalam bangunan tetapi berhubungan dengan kegiatan kebugaran tubuh.
II.3.2. Deskripsi Perilaku
Pelaku kegiatan aktifitas olahraga senam, kebugaran tubuh dan olahraga lainnya yang ditampung di dalam Gymnasium dapat melahirkan kebutuhan ruang dalam dan ruang luar. Pelaku kegiatan yaitu pengunjung, pemain/atlit, pelatih dan pengelola mempunyai kegiatan yang berbeda-beda.
Untuk pengunjung
Latihan kebugaran dan sejenisnya,
Menonton pertandingan ataupun perlombaan,
Mengunakan fasilitas senam, fitness dan lainnya yang tersedia,
Rekreasi keluarga yang berisifat dapat mengembalikan stamina, belanja perlengkapan olah raga, makan dan minum di cafeteria.
Menyewa gedung untuk kebutuhan yang lain yang memungkinkan diadakan di gedung ini seperti ujian masuk dll.
Untuk pemain, pelatih, dan official
Pemain, mulai dari mengganti pakaian, pemanasan, bertanding, berlomba, istirahat, membersihkan badan dan lainnya. Kegiatan rutin berupa latihan beban di ruang fitness.
Pelatih, memberikan pengarahan kepada pemain baik di dalam ruang maupun dari tepi lapangan saat bertanding ataupun saat berlomba.
Official, membantu tim mengenai masalah administrasi, manajemen, dan akomodasi pemain.
Pengelola
Dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:
Pengelola administrasi, mengatur sistem administrasi dan sistem operasi bangunan
Pengelola lapangan, mengawasi kegiatan yang berlangsung dalam stadion dan penunjang, merawat dan memperbaiki bangunan.
II.3.3. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Adapun kebutuhan ruang yang terdapat dalam proyek Medan Gymnasium antara lain:
Ruang Pertandingan
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang
1 Hall Pertandingan Lapangan
2 Tribun
VIP Tempat duduk
Biasa Tempat duduk
3 R. Pemeriksaan R. Pemeriksaan Kesehatan 4 R. P3K R. Rawat Wastafel 5 R. Pemanasan R. Pemanasan ( 2 ruang)
6 R. Pertemuan Teknis R. Pertemuan Teknis
( 2 ruang)
7 R. Pijat R. Pijat
8 R. Pers & Media R. Kerja
R. Wawancara Toilet Pria Toilet Wanita 9 Toilet Pengunjung Pria ( 60%)x5000 Wastafel Urinoir K.M Wanita ( 40% )x5000 Wastafel K.M
10 R. Ganti Atlit Toilet Pria
( 2 ruang) Wastafel Urinoir K.M Loker Kursi Toilet Wanita Wastafel K.M Loker Kursi
11 R. Ganti Pelatih & Toilet Pria
Ofisial (2 ruang) Wastafel
K.M Loker Kursi Toilet Wanita Wastafel K.M Loker Kursi
12 R. Ganti Wasit Toilet Pria
Wastafel Urinoir K.M Loker Kursi Toilet Wanita Wastafel K.M Loker Kursi 13 Gudang R. Peralatan R. Janitor 14 R. Keamanan R. Keamanan Ruang Latihan
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang
1 Hall Latihan Lapangan
Gudang Peralatan
2 Gymnastic Resepsionis
Hall Latihan
Gudang Peralatan
3 R. Ganti Atlit Toilet Pria
( 2 ruang) Wastafel Urinoir K.M Loker Kursi Toilet Wanita Wastafel K.M Loker Kursi
4 R. Ganti Pelatih Toilet Pria
Wastafel Urinoir K.M Loker Kursi Toilet Wanita Wastafel K.M Loker Kursi
Ruang
Penerima
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang
1 Ruang Penerima Lobby/ Hall
R. Loket
R. Informasi
R. Security
Ruang Pendukung
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang 1 Restaurant R. Makan Kasir Pantry, R. Saji Dapur R. Wastafel Gudang Kering Gudang Basah R. Istirahat Toilet Karyawan Toilet Pengunjung R. Janitor
2 Fitness Center R. Administrasi
Hall Latihan
R. Ganti, Loker, Shower
Toilet Pria Toilet Wanita R. Senam Tubuh Resepsionis + Kasir R. Instruktur Gudang Peralatan
3 R. Serba Guna R. Pertemuan
R. Tunggu
R. Rapat
R. Peralatan
Toilet
4 Retail Shop R. Display
( 10 retail )
5 Souvenir Shop R. Display
( 2 retail )
Ruang Pengelola
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang 1 R. Manager 2 R. Ass Manager 3 R. Kerja 4 R. Rapat 5 R. Tunggu 6 R. Pegawai 7 R. Ganti Pegawai 8 Toilet 9 Dapur
Ruang
Utilitas
No Jenis Ruang Kebutuhan
Ruang
1 Water Reservoir
2 R. PABX & sound
system 3 R. CCTV 4 R. Pompa 5 R. Panel 6 R. Mesin 7 R. Kontrol 8 R. Sampah 9 Gudang
II.3.4. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang
Gymnasium sendiri memiliki kebutuhan ruang yang sangat beragam, namun dapat memenuhi kebutuhan dari senam itu sendiri. Kebugaran tubuh manusia dapat dicapai bila keadaan ruang yang sangat mendukung.
Dari kriteria pemakai maupun aktifitas yang berlangsung didalam Gymnasium yang akan dirancang ada 2 kategori pengelompokan yaitu :
1. Kebutuhan ruang yang mengakomodir kegiatan rekreasi, 2. Kebutuhan ruang yang mengakomodir kegiatan prestasi. Kebutuhan Ruang Kegiatan Rekreasi
Kriteria kebutuhan ruangan ini adalah bersifat rekreatif dan juga banyak diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Olahraga yang dimaksud dapat berupa :
Fitness,
Senam aerobik, Sauna.
1. Fitness
Bentuk dan Dimensi
Bentuk dari fasilitas kebugaran tidaklah bermasalah namun yang terpenting adalah harus mudah dibersihkan. Bentuk yang dianjurkan adalah segiempat dengan perbandingan panjang dan lebar 3 : 1 dan untuk pemakainya perlu 5 m2/orang. Jarak antara peralatan fitness dengan lainnya sejauh 1m untuk kemudahan dipidah-pindahkan.
Ruang peralatan yang dianjurukan adalah 3 m2/peralatan. Dapat digunakan untuk bangku dan rak peralatan. Tidak ada ketetapan dalam menentukan langit-langit untuk
Tabel 2.4. Analisa Kebutuhan Ruang Sumber : Dokumen pribadi
ruang fitness. Tingginya tergantung pada keadaaan ruangan yang akan diciptakan. Langit-langit yang dianjurkan adalah setinggi 3 m.
Persyaratan pada lantai :
Menghindari penggunaan struktur plat datar. Dengan adanya peralatan fitness yang besar dan berat memungkinkan muncul bahaya terhadap struktur tersebut.
Lantai bongkar muat penilaiannya harus hati-hati, sebab mesin latihan mungkin memiliki berat beberapa ratus kilogram, jadi harus dapat mengakomodasi berat peralatan tersebut.
Mempertimbangkan kejutan ataupun getaran. Beberapa bagian memerlukan perawatan lantai.
Lantai tidak mudah licin, tidak rapuh dan tahan lama dan ditutupi oleh karet. Persyaratan pada dinding
Mempertimbangkan kebutuhan akan baut untuk meletakan peralatan fitness yang memiliki baut 75 mm.
Mempertimbangkan kebutuhan akan area bercermin. (catatan : seorang pemakai dapat melihat tubuh utuh mereka dengan cermin setinggi 1 m.
Dinding harus halus dan mudah dibersihkan, tahan lama dan bebas dari proyeksi. Ruang untuk tabel, papan pesan dan info harus dirancang.
Gambar 2.11. Persyaratan R. Fitness Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.12. Persyaratan R. Body Builder Sumber : Data Arsitek
2. Aerobik
Bentuk dan Dimensi
Harus dapat mengakomodasikan kegiatan senam aerobic itu sendiri. Disarankan berupa bentuk persegi dengan perbandingan panjang dan lebar 3 : 2.
Persyaratan pada lantai
Lantai harus berwarna cerah, ulet dan bersemi, bahan kayu seperti maple.
Lantai harus segi empat dan bersih dari proyeksi, bentuk yang menonjol ataupun bebas kolom.
Sound system tidak boleh dilantai tapi harus didinding ataupun disisipkan di atas langit-langit.
Persyaratan pada dinding
Cermin besar pada satu dinding.
Tiang bantuan untuk balet pada satu dinding atau semuanya. Pintu harus terbuka keluar dari studio.
Permukaan tidak abstraktiv, maksudnya adalah tidak adanya dinding yang tidak jelas, seperti : dinding yang melengkung dan miring.
3. Sauna
Gambar 2.13. Persyaratan Matras Senam Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.14. Persyaratan Balet dan Tari Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.15. Persyaratan R. Sauna Sumber : Data Arsitek
Kebutuhan Ruang Kegiatan Prestasi 1. Gymnastic
Persyaratan hall latihan
Keseluruhan dimensi ditentukan oleh banyaknya perlengkapan yang dimiliki, run-ups dan area latihan. Minimum tingginya 6,5 m yang dapat memenuhi seluruh latihan yang dimiliki. Struktur bentang lebar akan dapat memberikan fleksibilitas ruang dan juga jarak bentang yang dapat ditahan oleh kolom tersebut.
Struktur atap didisain dapat mengakomodasi kegiatan senam seperti gelang-gelang. Permukaan dinding harus dimungkinkan menghindari proyeksi dari jarak lari untuk kuda-kuda lompat.
Gambar 2.16. Tempat Pertandingan Senam Wanita Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.17. Tempat Pertandingan Senam Pria Sumber : Data Arsitek
Gambar 2.18. Aksonometri Ruang Pertandingan Senam Sumber : HSRB
II.4. Studi Banding Arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis 1. Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo
Lokasi : Shibuya, Tokyo, Japan Tahun penyelesaian : 1990
Sistem struktur : beton bertulang/rangka baja Jumlah lantai : 3 lantai + 2 Basement Luas tapak : 45.800 m2
Luas bangunan : 24.100 m2 Total luas lantai : 43,971 m2
Konsultan struktur : Kimura Structural Engineers Konsultan M/E : Sogo Consultants
Gymnasium ini berada di luar taman Meiji Shirne. Bentuknya yang begitu indah memberikan kesan yang sangat megah ketika berada disekitar taman tersebut. Bentukan massa yang elips membuat ruang didalamnya begitu luas dan lebar. Gymnasium ini memberikan kontribusi yang menarik bagi tatanan
kota Tokyo. Kehadirannya terhadap tampak kota Tokyo itu sendiri sangat berhasil, hal ini terlihat dari beberapa event yang diselenggarakan di Gymnasium itu sendiri. Dengan adanya Gymnasium tersebut membuat keberadaan kota Tokyo menjadi lebih maju sedikit atau banyaknya.
Gambar 2.19. Tokyo Metropolitan Gymnasium
2. Gymnasium Beijing University Of Technology
Data-data statistik:
Lokasi : Timur Laut Beijing
Sistem struktur : beton bertulang/rangka baja Jumlah lantai : 4 lantai + 1 Basement Luas tapak : 66.124 m2
Luas bangunan : 24.383 m2 Area Kompetisi : 1.500 m2
Tempat duduk kpmpetisi : 7.508 (5.741 permanen, 1.741 sementara) Tinggi Bangunan
- Hall Kompetisi : 2,9 m - Hall Pemanasan : 15,5 m Tempat Parkir : 243 mobil
Dan pada 2007 dua pertandingan “Good Luck Beijing’ diselengarakan di tempat ini: pada 10 sampai 14 Oktober, International Badminton Invitational Tournament, dan pada 5 sampai 7 Desember, Rhythmic Gymnastics International Invitational Tournament.
Dengan luas 24.383 meter persegi gymnasium BUT memiliki kapasitas 7.500 kursi. Gimnasium ini memiliki hall kompetisi and hall untuk pemansasan.
Gimnasium BUT dikabarkan sebagai bangunan dengan langit-langit berupa kubah gantung terbesar dengan diameter 93m. Juga baja yang digunakan untuk menghasilkan struktur ini memiliki berat kurang dari 1.200 ton dengan rata-rata 60kg permeter persegi.
Gambar 2.20. Gymnasium Beijing University Sumber : Internet
Sistem ventilasi dan pengatur udara yang canggih
Baik badminton dan senam ritmik memiliki ketentuan khusus dengan kecepatan udara pada saat kompetisi. Khusus untuk badminton, Federasi Badminton International (IBF) menetapkan standar suhu ruangan mencapai 26° celcius dengan kecepatan angina tidak melebihi 0.2m/s. Tapi gymnasium BUT telah melakukan lebih: selain memenuhi standar IBF, gymnasium ini juga dapat menjaga agar suhu didalam ruangan dapat konstan berada pada 25° celcius.
Rahasianya, seperti diungkapkan oleh Zhang Ailin, wakil presiden BUT, terletak pada tempat duduk penonton. Dibawah setiap kursi-kursi tersebtu, terdapat tiga ventilasi dengan diameter 13cm-total terdaat 9.100 ventilasi yang terletak diseluruh gymnasium. Tempat pertandingan yang ramah lingkungan
“Sejumlah cara menghemat energi dan ramah lingkungan telah digunakan pada gymnasium ini,” kata Zhang. Dia menyebukan beberapa yang termasuk di dalamnya mendaur ulang air hujan, pemanas tenaga bumi untuk pemanas di musim dingin, dan pompa air energi panas untuk penyejuk di musim panas.
Peninggalan budaya penting setelah Olimpiade
Zhang mengungkapkan bahwa diawal pembangunan konsturksi gimnasium BUT, seluruh kampus BUT dirancang ulang untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik dengan manusia, alam, arsitektur sekolah, dan lingkungan untuk menekankan kegunaan bangunan ini setelah pertandingan Olimpiade.
Setelah pertandingan Olimpiade, gymnasium BUT akan tetap menjadi peninggalan budaya yang penting. Tempat ini akan menjadi bangunan penanda di kampus tersebut dan area timur laut Beijing.
Gimnasium BUT akan berguna untuk sekolah dan masyarakat: sebagai pusat kegiatan sekolah dan sebagai pusat rekreasi bagi masyarakat setempat dan sebagai tempat berlatih bagi tim nasional badminton Cina.
3. Sendai Gymnasium, Sendai
Sendai Gymnasium terletak Tomizawa, Taihaku-ku, Sendai, Jepang. Dibuka pada September 1984. Sendai Gymnasium merupakan fasilitas olahraga indoor terbesar di Sendai. Digunakan untuk pertandingan olahraga regional maupun internasional, perayaan seperti perayaan pembukaan universitas dan penutupan akhir tahun maupun konser. Kapasitasnya : 4681 bangku permanen dan 1024 bangku bongkar-pasang. Fasilitasnya terdiri dari : lapangan basket, lap. Voly, lap. Bulutangkis, lap. Tenis, kolam renang, restauran, dan lainnya. Sendai Gymnasium merupakan stadion olah raga yang sangat terlengkap dan bertaraf internasional.
Gambar 2.21. Sendai Gymnasium Sumber : Internet