• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN EKSTRAK ETANOL DAN METANOL DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis) TERHADAP AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS DENGAN METODE DPPH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN EKSTRAK ETANOL DAN METANOL DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis) TERHADAP AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS DENGAN METODE DPPH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN EKSTRAK ETANOL DAN METANOL DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis) TERHADAP AKTIVITAS ANTIRADIKAL BEBAS DENGAN

METODE DPPH

COMPARISON OF ETHANOL AND METHANOL EXTRACT OF LEAVES GAHARU (Aquilaria malaccensis) ACTIVITIES OF METHOD DPPH free radical

Fantry Cristya Prajnalaga, Endang Susilowati

Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang

ABSTRAK

Daun gaharu (Aquilaria malaccensis) banyak digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit antara lain kanker, gangguan ginjal dan penyakit degeneratif lainnya. Penelitian menunjukkan daun gaharu mengandung senyawa flavonoid jenis flavanon yang mempunyai aktivitas antiradikal bebas. Pada pelarut metanol ekstrak daun gaharu terbukti memiliki aktivitas antiradikal dengan IC50 sebesar 30,00 µg/ml. Etanol adalah pelarut organik yang memiliki kepolaran hampir sama dengan metanol, sehingga pelarut ini juga dapat menarik senyawa flavonoid. Kelebihan etanol toksisitasnya jauh lebih kecil dibanding metanol dan harganya relatif lebih murah. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antiradikal bebas antara ekstrak etanol dan ekstrak metanol daun gaharu dengan metode DPPH. Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmakognosi AKAFARMA Putra Indonesia Malang pada bulan Mei 2014. Metode penelitian adalah eksperimen. Sampel penelitian adalah ekstrak metanol dan ethanol daun gaharu. Ekstrak diujikan pada konsentrasi 16, 32, 80, 160 dan 200 ppm dengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 ekstrak metanol daun gaharu adalah 70,65 µg/ml sedangkan nilai IC50 ekstrak etanol adalah 60,72 µg/ml. Kesimpulkan penelitian, aktivitas antiradikal bebas ekstrak etanol daun gaharu lebih besar dibanding ekstrak metanol daun gaharu.

Kata kunci : Antiradikal Bebas, Aquilaria malaccensis, metode DPPH.

ABSTRACT

Leaves of agarwood (Aquilaria malaccensis) is widely used to treat various diseases such as cancer, kidney disorders and other degenerative diseases. Research shows agarwood leaves contain flavonoid compounds that have the type of flavanones free radical activity. In the methanol extract of agarwood leaves antiradikal shown to have activity with IC50 of 30.00 ug / ml. Ethanol is an organic solvent which has almost the same polarity with methanol, so that the solvent can also draw flavonoid compounds. Excess ethanol toxicity is much smaller than the methanol and the price is relatively cheaper. This study aimed to compare the free radical activity between extracts of ethanol and methanol leaf extract of aloes with DPPH. The study was conducted at the Laboratory of Pharmacognosy AKAFARMA Putra Indonesia Malang in May 2014 was an experimental research method. Samples were methanol and ethanol leaf extract of aloes. The extract was tested at concentrations of 16, 32, 80, 160 and 200 ppm by DPPH method. The results showed IC50 values of methanol extract of agarwood leaves is 70.65 ug / ml while the IC50 value of ethanol extract was 60.72 mg / ml. Kesimpulkan study, free radical activity of ethanol extract of agarwood leaves larger than the methanol extract of the leaves of aloes.

Keywords: free radical, Aquilaria malaccensis, DPPH method.

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang memiliki kawasan hutan sangat luas dan kaya akan potensi keanekaragaman hayati. Pohon gaharu merupakan jenis pohon yang

sejak lama dikenal oleh masyarakat dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat.

Gaharu sendiri adalah tanaman familia Thymeleaceae (akar berserabut jala), secara tradisional di Cina tanaman gaharu dimanfaatkan sebagai obat

(2)

penghilang stress, gangguan ginjal, hepatitis dan penyakit degeneratif.

Kandungan kimia daun gaharu mengandung komponen terbesar senyawa flavonoid, serta mengandung senyawa lain seperti alkaloid, terpenoid, saponin, dan fenol.

Kandungan flavonoid yang ada dalam daun gaharu dapat digunakan sebagai antiradikal bebas, karena flavonoid dapat menangkap radikal bebas dengan membebaskan atom hidrogen dan juga menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.

Flavonoid sendiri adalah senyawa yang bersifat polar sehingga untuk menarik senyawa ini harus digunakan pelarut polar juga, hal ini sesuai dengan prinsip like dissolve like yaitu senyawa polar hanya akan larut dalam senyawa polar. Senyawa nonpolar akan larut dalam senyawa nonpolar. Sedangkan senyawa polar tidak akan larut dalam senyawa nonpolar. Zat terlarut yang bersifat polar akan ditarik dengan pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, aseton, dimetil-sulfoksida, dimetilformamida dan air (Markham, 1988 : 15).

Penelitian sebelumnya oleh Mega Swastini (2010) proses ekstraksi untuk menarik flavonoid menggunakan pelarut metanol. ekstrak metanol daun gaharu menunjukkan efek anti radikal bebas (free radical scavenging) yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 30,00 µg/ml.

Metanol adalah pelarut organik yang bersifat polar memiliki sifat sangat mudah menguap, mudah terbakar dan beracun dengan bau yang khas. Dalam pemilihan jenis pelarut, faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah daya melarutkan bahan (berdasarkan kepolaritasan), titik didih, sifat racun, mudah tidaknya terbakar dan pengaruh terhadap alat peralatan ekstraksi.

Digunakan pembanding etanol karena pelarut etanol memiliki sifat yang hampir sama dengan metanol, sifatnya yang tidak beracun, harganya yang relatif lebih murah dan etanol juga dapat menarik senyawa-senyawa yang larut dalam pelarut non polar hingga polar dan memiliki indeks polaritas sebesar 5,2.

Dengan demikian perlu kiranya dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan aktivitas antiradikal bebas antara ekstrak etanol dan ekstrak metanol daun gaharu dengan metode DPPH.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi aktivitas antiradikal bebas daun gaharu terhadap pemilihan pelarut yang tepat guna menambah menambah referensi pengobatan antiradikal bebas yang berasal dari bahan alam.

(3)

MATERI DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Daun gaharu diekstraksi dengan pelarut metanol dan pelarut etanol dengan teknik maserasi.

Pembuktian aktifitas antiradikal bebas menggunakan ekstrak daun gaharu dari masing-masing pelarut dengan beberapa konsentrasi 16, 32, 80, 160, 200 ppm.

Dengan dilakukan pengukuran aktivitas antiradikal bebas pada ekstrak daun gaharu dengan metode DPPH menggunakan spektro UV-Vis, zat yang mempunyai aktivitas anti radikal bebas sangat kuat akan mempunyai harga IC50 < 50.

ALAT

Alat Maserasi, Blender, Pipet volume, Timbangan analitik, Gelas ukur, Pengaduk, Spektrofotometri UV-Vis, Kuvet, Labu ukur, Beaker glass, Cawan Penguap, Water bath.

BAHAN

Etanol 96%, Metanol, DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazil), NaOH 10%, FeCl3, HCl, Mg dan sampel Daun Gaharu

(Aquilaria malaccensis).

TAHAPAN PENELITIAN

Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahap, tahap pertama determinasi tanaman di Materia Medika Batu, menentukan lokasi dan waktu penelitian, kemudian mempersiapkan peralatan yang diperlukan sesuai kebutuhan. Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan tahap ini meliputi pembuatan simplisia serbuk daun gaharu. Ekstraksi simplisia dengan dua macam pelarut etanol dan methanol, kedua macam ekstrak diuji aktivitas antiradikal menggunakan metode DPPH secara spektrofotometri UV-Vis dengan mengukur persen (%) inhibisi. Tahap ketiga, pada tahap ini dilakukan pengolahan data, analisis data dan membuat kesimpulan.

HASIL PENELITIAN

Penelitian telah dilakukan bulan Mei-Juni 2014. Uji determinasi oleh UPT Materia Medika Batu, Hasil uji determinasi menunjukan bahwa sampel uji daun gaharu yang diperoleh dari Tirtoyudho, Kab. Malang adalah tergolong familia Thymelaeaceae spesies Aquilaria

malaccensis.

Dari 2 kg daun gaharu basah setelah dianginkan selama 1 minggu didapat ±500 gram simplisia kering. Kemudian sebanyak 200 g serbuk daun gaharu diekstraksi dengan etanol dan metanol masing-masing 1 liter. Perolehan

(4)

berat ekstrak etanol sebesar 31,0113 g rendemen 15,50% dan ekstrak metanol 30,0263 g rendemen 15,01%.

Hasil maserasi yang diperoleh dari daun gaharu, didapat ekstrak etanol dan metanol daun gaharu ±10 mg ekstrak

kental dan berwarna coklat tua. Uji fitokimia dipergunakan pereaksi Wilstater, pereaksi FeCl3, NaOH 10% untuk menguji

adanya senyawa flavonoid. Hasil yang diperoleh dalam uji fitokimia ini dapat dilihat dalam table berikut ini :

Sampel Pereaksi Hasil Pengamatan Keterangan

Perubahan warna larutan setelah + pereaksi

Ekstrak Etanol

+ NaOH 10% Adanya perubahan warna dari hijau pekat

menjadi warna kuning muda. (+) Flavonoid

+ FeCl3

Adanya perubahan warna dari hijau pekat

menjadi keunguan. (+) Flavonoid

+ Willstater Hijau kecoklatan menjadi kuning muda (+) Flavonoid

Ekstrak Metanol

+ NaOH 10% Adanya perubahan warna dari hijau

kecoklatan menjadi warna kuning muda. (+) Flavonoid

+ FeCl3 Adanya perubahan warna dari hijau

kecoklatan menjadi keunguan. (+) Flavonoid

+ Willstater Hijau kecoklatan menjadi kuning muda (+) Flavonoid

Pengukuran serapan maksimum larutan DPPH 40 ppm dalam etanol pa 96 % dengan menggunakan spektrofotometer Uv-Vis diperoleh serapan maksimum pada panjang gelombang 540 nm.

Hasil Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH 0,004 %

Hubungan Absorbansi Maksimum DPPH dengan Panjang Gelombang

(5)

Hasil % inhibisi aktivitas antiradikal bebas ekstrak etanol daun gaharu dan ekstrak metanol daun gaharu.

Sampel Kons. (ppm)

Absorbansi %

Inhibisi Persamaan Linier IC50 Blanko Sampel Ekstrak 1 Etanol 16,052 0,285 0.149 47,71 Y = 0.0384x + 47,668 R2 = 0.9587 60.72 32,104 0.143 49,82 80,24 0.141 50,52 160,52 0.133 53,33 200,65 0.126 55,78 Ekstrak 2 Metanol 16,1052 0,285 0.150 47,36 Y = 0.0442x + 46,877 R2 = 0.9841 70.65 32,2104 0.148 48,07 80,526 0.139 51,22 161,052 0.133 53,68 201,315 0.126 55,78 Vitamin C 16,0884 0,285 0.142 50.17 Y = 0.0543x + 48.77 R2 = 0.903 22.65 32,1768 0.139 51.22 80,442 0.137 51.92 160,884 0.126 55.78 201,105 0.110 61.4

Hasil Uji Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Daun gaharu (Aquilaria malaccensis) dengan pelarut etanol dan metanol serta kontrol positif Vitamin C

(6)

PEMBAHASAN

Daun Gaharu yang telah dideterminasi untuk mencocokan daun gaharu yang dijadikan sampel adalah daun gaharu dari spesies Aquilaria malaccensis

Lamk. Determinasi dilakukan di Balai

Materia Medika Batu.

Hasil ekstrak kental daun gaharu dari 2 kg daun gaharu basah setelah diangin-anginkan didapat ±500 g simplisia kering kemudian diekstrak sebanyak 200 g dengan pelarut etanol dan 200 g dengan pelarut metanol. Untuk memperoleh ekstrak daun gaharu dilakukan penyarian menggunakan metode maserasi.

Pada proses maserasi dilakukan perendaman selama 3 x 24 jam dengan pelarut etanol 96% dan metanol yang bertujuan untuk menarik zat aktif yang ada pada daun gaharu. Didapat ekstrak etanol kental 31,0113 g, ekstrak metanol kental

30,0263 g setelah ekstrak yang diperoleh dipekatkan di water bath sehingga didapatkan persen rendemen sebesar (15,50%) ekstrak etanol dan (15,01%) ekstrak metanol.

Perbedaan rendemen pada sampel dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah pada pelarut, proses maserasi dengan pelarut etanol 96% dapat menyari lebih banyak kandungan kimia yang terdapat didalam daun gaharu karena etanol 96% mempunyai sifat yang hampir sama dengan flavonoid.

Jika dilihat dari kepolaritasannya etanol yang bersifat semi polar dapat mengekstrak flavonoid lebih banyak kemungkinan flavonoid yang ada dalam daun gaharu (Aquilaria malaccensis) adalah jenis flavonoid non polar, dimana pada penelitian sebelumnya oleh Swastini(2010) flavonoid yang diisolasi dari daun gaharu (Gyrinops versteegii) adalah flavonoid golongan flavanon yang juga bersifat semi polar.

Pengujian pada aktivitas antiradikal bebas dilakukan menggunakan metode DPPH. Pengukuran aktivitas antiradikal bebas dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

Pada penelitian ini penentuan panjang gelombang DPPH dilakukan pada 540 nm. Hal ini disebabkan larutan DPPH yang didapat tidak larut sempurna,

(7)

kemungkinan karena kesalahan pada penyimpanan serbuk DPPH.

Hasil aktivitas antiradikal bebas ekstrak daun gaharu dengan pelarut yang berbeda yaitu etanol dan metanol dengan konsentrasi 16 ppm, 32 ppm, 80 ppm, 160 pmm, 200 ppm dengan lama peredaman selama 30 menit.

Absorbansi dari vitamin C dan sampel yaitu ekstrak etanol daun gaharu dan ekstrak metanol mengalami penurunan. Penurunan sampel tinggi terlihat pada ekstrak yang menggunakan pelarut etanol, meskipun penurunan diantara keduanya tidak terlalu signifikan. Dari absorbansi yang didapat dihitung % inhibisinya.

Hasil yang didapat dari ekstrak etanol yaitu diantara 47,71 – 55,78 % sedangkan dengan ekstrak metanol 47,36 – 55,78 % . Hal ini menunjukkan sampel memiliki aktivitas antiradikal bebas meskipun lebih dari 50%. Karena persen inhibisi yang baik kurang dari 50%.

Sedangkan pada kontrol positif menunjukkan hasil yang cukup besar. Hal ini dikarenakan vitamin C yang digunakan tidak dalam 1 konsentrasi yang sama karena Vit C yg digunakan adalah 3gr Vit C yang baru dibeli sedangkan yang 1gr adalah Vit C yang diambil dari Lab Farmakognosi PIM kemungkinan kedua Vit C konsentrasinya berbeda sehingga IC50 Kontrol 22,65μg/ml.

Perhitungan nilai IC50 dari Ekstrak Etanol daun gaharu 60,72μg/ml, Ekstrak Metanol daun gaharu 70,65μg/ml dan Vit C 22,65 μg/ml.

Dari hasil tersebut maka vitamin C sebagai control positif memiliki aktivitas antiradikal bebas tertinggi. Nilai inhibisi atau IC50 yang baik yaitu kurang dari 50%, sedangkan sampel melebihi dari 50%, maka aktivitas antiradikal sampel kurang baik.

KESIMPULAN

Flavonoid yang didapat dari daun gaharu (Aquilaria malaccensis)

kemungkinan flavonoid jenis non polar. Hasil penelitian aktivitas antiradikal bebas yang dilakukan terhadap ekstrak etanol daun gaharu dan ekstrak metanol daun gaharu menunjukan bahwa ekstrak etanol daun gaharu memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas yang lebih baik dari pada ekstrak metanol daun gaharu meskipun nilai IC50 > 50%.

SARAN

Penelitian ini masih banyak kekurangan, maka peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi senyawa flavonoid yang ada dalam daun gaharu.

2. Perlu dilakukannya pengujian secara InVivo.

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa terimakasih dipersembahakan kepada direktur Akademi Analis farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang yang telah menyediakan sarana dan prasarana untuk penelitian dalam melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Ida Ayu Raka Astiti. Et al. 2012. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Golongan Flavonoid dari Madu Kelengkeng (Nephelium longata L.). Bukit Jimbaran. Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana. Astuti, Niluh Yuni. 2009. Uji aktivitas

penangkapan radikal DPPH oleh analog Kurkumin Monoketon dan N-Heteroalifatik Monoketon. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hukmah, Sho’irotul. 2007. Aktivitas antioksidan Katekin dari teh hijau ( Camella sinesis O.K. var. Assamica ( Mast ) hasil ekstraksi dengan variasi pelarut dan suhu. Universitas Islam Negeri Malang.

Irwanto. 2010. Ekstraksi Menggunakan Proses Infudasi, Maserasi, dan Perkolasi Jakarta.Hariyatimi. 2004. Kemampuan Vitamin E sebagai Antioksidan terhadap Radikal Bebas

pada Lanjut Usia. Jurnal MIPA. Surakarta : Universitas Muhamadiah Surakarta Vol. 14: 52-60.

Kuncahyo, Ilham dan Sunardi. 2007. Uji aktivitas antioksidan eksrak belimbing wuluh (Averrhoa belimbi. L ) terhadap 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH). Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007) ISSN : 1978-19777 Aprianti, Devi. 2012. Senyawa Flavonoid. Yogyakarta : Kreasi Wacana Yogyakarta.

Mega, I Made, dan Dewa. 2010. Screening Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Bukit Jimbaran. Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Udayana.

Rahayu, Dwi Sri, Dewi Kurini dan Enny Fachriyah. 2009. Penentuan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol daun ketapang. (Terminalia catapal L )dengan metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH).Jurusan Kimia. MIPA Universitas Diponegoro.

Rinita, nindy. 2008. KLT. Autografi Cuprac sebagai Teknik cepat pendeteksian senyawa antioksidan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Simbala. Henry E. I. 2009. Analisis

senyawa alkaloid beberapa jenis tumbuhan obat sebagai bahan aktif

(9)

fitofarmaka. Pacific JournalJuli. 2009. Vol. 1 (4) : 489-494.

Sunarmi, T. 2008. Aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas beberapa kecambah pari Biji tanaman fimilia pupliomaceae . Jurnal farmasi Indonesia 2001 : 53-61.

Suratmo. 2005. Potensi Ekstrak DAUN Sirih Merah ( Piper crocotum ) sebagai Antioksidan. Universitas Brawijaya. Malang

Suryaningrum, Th. Dwi, Thamrin Wikanta dan Hendy Kristini 2006. Uji aktivitas senyawa antioksidan dari rumput laut Halymenia harveyana dan Eucheuma Cottoni. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Periakanan.

Tensika, Masetio Yudiastuti. 2010. Hasil penelitian pengaruh jenis pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kasar isoflavon dari ampas tahu.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Jepang yang menunjukkan bahwa konsumsi karbohidrat berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes pada

Tabel 3.. Coli pada makanan disebab- kan oleh beberapa faktor risiko yaitu kontaminasi bahan makanan, kontaminasi air, suhu pemasakan makanan yang kurang optimal, suhu

SMA Ekasakti Padang. Hasil yang diperoleh menunjukan model regresi yang telah dianalisis dapat terus dilanjutkan atau digunakan. Pengujian t-statistik bertujuan untuk

Seterusnya perbincangan dan interpretasi maklumat kajian kes dilakukan mengguna Kerangka Konsep Analisis Jaringan Aktor Dalam Pelaksanaan Sistem E-Kerajaan Berorientasikan

Selanjutnya jika dilihat dari pengaruh kontrol diri terhadap kecanduan internet reponden, maka hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kontrol diri

Perancangan workshop motor custom Katros dengan mendesain ruang pada banguan baru beserta fasilitas bengkel motor custom yang mencakup ruang pengerjaan

Bahan literatur yang tersedia meliputi cakupan yang lebih luas untuk karya utama dalam berbagai format, sejumlah bahan retrospektif yang bernilai klasik, koleksi yang lengkap

Selanjutnya, Modus vibrasi ikatan molekul karbamida secara karakteristik terlihat di daerah bilangan gelombang 1654 cm −1 untuk regangan C=O karbonil dan 1397 cm -1 untuk