• Tidak ada hasil yang ditemukan

Abdul Yusuf, Eman Sulaeman Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen,Universitas Singaperbangsa Karawang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Abdul Yusuf, Eman Sulaeman Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen,Universitas Singaperbangsa Karawang."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK WISATA TERHADAP PLACE BRANDING DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEPUTUSAN

MENGUNJUNGI DESTINASI WISATA PANTAI

(Survey Terhadap Wisatawan Nusantara di Kabupaten Karawang) Abdul Yusuf, Eman Sulaeman

Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen ,Universitas Singaperbangsa Karawang.

Abstrak

Pariwisata pada saat ini juga merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia, baik bagi masyarakat yang melakukan perjalanan wisata (wisatawan) maupun masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah para Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang mengunjungi destinasi pariwisata di Kabupaten Karawang. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Karena populasi dalam penelitian ini terdiri dari 11 destinasi wisata, maka pembagian sampel untuk setiap destinasi wisata dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus alokasi proportional dan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik Probability Sampling, khususnya Cluster Sampling. Pada penelitian ini digunakan analisis jalur untuk menguji hipoteses penelitian. Analisis jalur adalah metode analisis data multivariat dependensi yang digunakan untuk menguji hipotesis hubungan asimetris yang dibangun atas dasar kajian teori tertentu

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Atribut produk wisata di Kabupaten Karawang dinilai para wisnus cukup baik. Pelaksanaan place branding yang dilakukan Pemda Kabupaten Karawang, khususnya Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan serta pihak terkait lainnya, dinilai para wisnus cukup baik. Keadaan keputusan mengunjungi destinasi pariwisata secara umum dinilai tinggi. diketahui secara simultan pengaruh atribut produk wisata dan place branding terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata adalah cukup kuat, sehingga hipotesis atribut produk wisata dan place branding berpengaruh secara simultan terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata terbukti.

Kata Kunci : Pariwisata, Atribut Produk, Place Branding, Keputusan Pembelian

LATAR BELAKANG

Pariwisata pada saat ini juga merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia, baik bagi masyarakat yang melakukan perjalanan wisata (wisatawan) maupun masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Wisatawan butuh dipuaskan keinginannya, sementara masyarakat di sekitar lokasi berharap mendapatkan implikasi positif berupa peningkatan pendapatan guna menunjang perekonomiannya.

Wisatawan memiliki peran sentral selaku pembuat keputusan untuk mengunjungi suatu tempat destinasi wisata tertentu. Keputusan berkunjung itu sendiri memiliki keterkaitan dengan keputusan pembelian karena sebelum seseorang memutuskan untuk berkunjung ke suatu tempat (dapat diartikan sebagai organisasi), berarti orang yang bersangkutan (dapat diartikan sebagai konsumen) telah melakukan keputusan pembelian untuk menikmati segala fasilitas dari tempat tersebut.

Jumlah pengunjung di destinasi wisata Kabupaten Karawang yang cenderung fluktuatif atau belum maksimal itu, bisa jadi disebabkan banyak pengunjung yang belum mengetahui destinasi wisata tersebut. Dugaan permasalahan yang menyebabkan kunjungan orang

(2)

terhadap sebagian besar destinasi wisata di Kabupaten Karawang relatif fluktuatif tersebut juga perlu diatasi melalui Place Branding.

KAJIAN TEORI

1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2012:27) adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, manawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Hospitality and tourism marketing merupakan cabang dari ilmu manajemen

pemasaran, dimana terdapat beberapa istilah dalam mendefinisikan manajemen pemasaran itu sendiri. Salah satunya adalah istilah produk yang berarti seluruh barang dan jasa yang dikemas secara bersama-sama dan ditawarkan kepada konsumen. Jasa (service) itu sendiri merupakan bagian dari industri hospitality dan tourism, yang merupakan salah satu industri jasa terbesar (Reid dan Bojanic, 2006:9-10).

Fandy Tjiptono (2008:103) atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijasikan dasar pengambilan keputusan.

Place Branding menjadi salah satu dari konsep yang paling populer, umumnya

dalam pemasaran tempat dan khususnya daerah tujuan turis (Avraham dan Ketter, 2008:16).

METODOLOGI PENELITIAN

Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif. Istijanto (2007:13) mengatakan bahwa riset deskriptif merupakan jenis riset yang bertujuan menggambarkan sesuatu. Dalam riset deskriptif, peneliti diasumsikan telah memiliki pemahaman tentang masalah riset dan telah mengetahui jenis informasi yang akan dicari. Riset deskriptif relatif paling banyak dilakukan dalam riset pemasaran.

Melalui jenis penelitian deskriptif, maka dapat diperoleh deskripsi menurut wisnus yang mengunjungi destinasi pariwisata di Kabupaten Karawang mengenai: 1) gambaran atribut produk wisata; 2) gambaran place branding; serta 3) gambaran keputusan mengunjungi destinasi pariwisata.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian verifikatif adalah pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan (Arikunto, 2006:8).

Variabel independen (X) adalah atribut produk wisata yang diwakili lima indikator, yaitu destination attraction, destinantion facilities, Accessibility, dan images. Sedangkan yang menjadi variabel intervening (Y), adalah place branding, yang diwakili lima indikator, yaitu the presence, the place, the potential, the pulse, the people, dan the prerequisite Keputusan mengunjungi destinasi pariwisata sebagai variabel dependen (Z), diwakili oleh lima indikator, meliputi daerah tujuan, moda perjalanan, waktu dan biaya, pengatur perjalanan, serta sumber layanan.

Populasi pada penelitian ini adalah para Wisatawan Nusantara (Wisnus) yang mengunjungi 3 destinasi wisata pantai yang tersebar di 3 kecamatan di wilayah Kabupaten Karawang sejumlah 83.712 orang pada triwulan keempat tahun 2012. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik Probability Sampling, khususnya Cluster Sampling. Menurut Sugiyono (2010:118-119), Probabillity Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:119), Cluster Sampling digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan

(3)

diteliti atau sumber data luas. Pada penelitian ini digunakan analisis jalur untuk menguji hipoteses penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Atribut Produk

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui gambaran keseluruhan tanggapan responden mengenai upaya atribut produk wisata yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang dan pihak-pihak terkait lainnya melalui tabel berikut ini:

TABEL 1

REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI ATRIBUT PRODUK WISATA No. Sub Variabel Skor

Aktual Total Item Skor rata-rata 1 Destination attraction 1389 4 347,3 2 Destinantion facilities 1347 4 336,8 3 Accessibility 535 2 267,5 4 Images 345 1 345,0 Total 6577 20

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada variabel atribut produk wisata adalah terdapat pada sub variabel destination attraction, dimana pada sub variabel ini, skor tertinggi berada pada indikator daya tarik sejarah tempat tujuan wisata Karawang. Sedangkan skor terendah berada pada variabel accessibility indikator kemudahan akses k tempat tujuan wisata Karawang.

2. Gambaran Place Branding

Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui gambaran keseluruhan tanggapan responden mengenai upaya place branding yang telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang dan pihak-pihak terkait lainnya melalui tabel berikut ini:

TABEL 2

REKAPITULASI TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PLACE BRANDING

No. Sub Variabel Skor Aktual Total Item Skor rata-rata

1 The presence 652 2 326 2 The place 342 1 342 3 The potential 670 2 335 4 The pulse 677 2 338,5 5 The people 703 2 351,5 6 The prerequisite 1015 3 338,33 Total 4059 12

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi pada variabel

place branding adalah terdapat pada sub variabel the people, dimana pada sub variabel

ini, skor tertinggi berada pada indikator keramahan dan kesopanan karyawan tempat tujuan wisata Karawang. Sedangkan skor terendah berada pada indikator pengetahuan masyarakat tempat tujuan wisata Karawang dalam memberikan informasi bagi pengunjung.

(4)

Lovelock dan Wright (2005:10) mengatakan “people are part of the product, so

customer satisfaction depends on both employee performance and the behavior of the other customers”. Selanjutnya Vellas dan Becherel (2008:143) mengemukakan bahwa

sifat-sifat karyawan termasuk keramahan, bagaimana menampilkan diri, kesediaan membantu, kemampuan pendekatan, sopan-santun, pengetahuan, dan kompetensi merupakan sifat-sifat khusus jasa atau pelayanan dari unsur people atau manusia. Dengan kata lain, keramahan dan sopan santun karyawan sangat diperlukan dalam industri jasa, termasuk pariwisata.

3. Gambaran Keputusan Berkunjung

Diketahui bahwa skor tertinggi untuk variabel keputusan mengunjungi adalah pada item keragaman layanan yang diberikan, dengan skor 344.

Ismayanti (2009:29,68) mengemukakan bahwa keputusan perjalanan wisata diambil oleh wisatawan berdasarkan pilihan fasilitas dan pelayanan. Pelayanan adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memenuhi kepuasan wisatawan-perasaan dimana produk atau jasa telah mencapai harapan yang diinginkan. Pelayanan adalah inti dari kegiatan wisata dan membuat produk wisata menjadi unik.

Berdasarkan hasil perhitungan path analysis struktur tersebut,diperoleh informasi secara objektif sebagai berikut:

a. Besarnya pengaruh Atribut produk wisata (X) yang secara langsung mempengaruhi keputusan mengunjungi destinasi pariwisata (Z) adalah 0,268 atau sebesar 0,2682 = 0,0718 atau 7,18%.

b. Besarnya pengaruh Place branding (Y) yang secara langsung mempengaruhi keputusan mengunjungi destinasi pariwisata (Z) adalah 0,425 atau sebesar 0,4252 = 0,1806 atau 18,06%.

c. Besarnya pengaruh atribut produk wisata (X) yang secara langsung mempengaruhi

Place Branding (Y) adalah 0,661 atau sebesar 0,6612 = 0,4369 atau 43,69%.

d. Besarnya pengaruh atribut produk wisata (X) dan Place Branding (Y) yang secara simultan langsung mempengaruhi keputusan mengunjungi destinasi pariwisata (Z) adalah 0,403 atau 40,3%. Sisanya sebesar (1 – 40,3%) adalah 59,7% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar variabel X dan Y yang tidak dijelaskan dalam model.

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori, hasil pengolahan dan analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Atribut produk wisata di Kabupaten Karawang dinilai para wisnus cukup baik karena atraksi alam dan sejarah yang ada di Karawang menjadi daya tarik wisata pantai di Karawang serta dengan banyaknya akses yang bisa dilalui wisnus ke destinasi wisata pantai.

2. Pelaksanaan place branding yang dilakukan Pemda Kabupaten Karawang, khususnya Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan serta pihak terkait lainnya, dinilai para wisnus cukup baik. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium variabel place branding, dimana diperoleh hasil place

branding yang dirasakan oleh wisnus berada pada daerah kontinum sedang. Penilaian

responden yang paling dominan dari place branding adalah sub variabel:

a. The presence, dimana para wisnus cukup mengenal Karawang sebagai kota pangkal perjuangan.

(5)

b. The place, para wisnus menilai tempat tujuan wisata memiliki cukup daya tarik. c. The potential, para wisnus menilai hiburan di destinasi wisata cukup baik. d. The Pulse, para wisnus menilai konsep wisata cukup menarik.

e. The people, keramahan dan kesopanan karyawan tempat tujuan wisata, dinilai baik oleh para wisnus.

f. The prerequisite, penilaian responden dominan pada ketersediaan tempat pusat oleh-oleh di tempat tujuan wisata.

3 Keadaan keputusan mengunjungi destinasi pariwisata secara umum dinilai tinggi. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium variabel keputusan mengunjungi, dimana diperoleh hasil keputusan mengunjungi destinasi pariwisata yang dirasakan oleh wisnus berada pada daerah kontinum tinggi. Penilaian responden yang paling dominan dari variabel keputusan mengunjungi adalah sumber layanan atau keragaman layanan yang diberikan.

4. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh atribut produk wisata terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata adalah rendah, sehingga hipotesis atribut produk wisata berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata terbukti.

5. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh place branding terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata adalah cukup kuat, sehingga hipotesis place branding berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata terbukti.

6. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh atribut produk wisata terhadap place branding adalah kuat, sehingga hipotesis atribut produk wisata berpengaruh secara signifikan terhadap place branding terbukti.

7. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui secara simultan pengaruh atribut produk wisata dan place branding terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata adalah cukup kuat, sehingga hipotesis atribut produk wisata dan place branding berpengaruh secara simultan terhadap keputusan mengunjungi destinasi pariwisata terbukti.

2. Rekomendasi

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, sebagai saran untuk meningkatkan keputusan mengunjungi destinasi pariwisata melalui atribut prduk dan place branding, maka Pemda Kabupaten Karawang, khususnya Dinas Perhubungan, Pariwisata, dan Kebudayaan perlu melakukan upaya sebagai berikut:

1. Rekomendasi berkaitan dengan place branding. Memberikan perhatian terhadap komponen the prerequisite yang berfungsi memberi kepuasan bagi pengunjung destinasi wisata, melalui peningkatan daya tarik pusat oleh-oleh di tiap destinasi wisata dan juga penyediaan berbagai fasilitas transaksi keuangan, seperti ATM, biro perjalanan wisata, pemandu wisata, pusat perbelanjaan, tempat penginapan, dan fasilitas keamanan di tempat tujuan wisata.

2. Rekomendasi berkaitan dengan atribut produk wisata, memberikan perhatian pada indikator accessibility yang dinilai masyarkat masih rendah karena kesulitan yang dialami wisatawan selama perjalan, yaitu dengan memperbaiki kualitas jalan yang kebanyakan dalam kondisi rusak.

3. Rekomendasi berkaitan dengan keputusan mengunjungi destinasi pariwisata. Memberikan perhatian terhadap penyediaan alat transportasi umum (seperti bis wisata atau double decker) sebagai salah satu faktor penting dari produk wisata.

(6)

4. Penulis dalam penelitian ini belum secara mendalam menganalisa variabel maupun indikator-indikator lain yang mempengaruhi keputusan wisnus untuk mengunjungi destinasi pariwisata di Kabupaten Karawang, sehingga masih memerlukan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang. Variabel-variabel yang dimaksud diantaranya adalah promosi, distribusi/kenyamanan, atau strategi biaya wisatanya.

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Alma, Buchari. (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta. Ardianto, Elvinaro. (2011). Handbook of Public Relations. Bandung:Simbiosa Rekatama

Media.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.

Yogyakarta:Bina Aksara.

Avraham, Eli dan Eran Ketter. (2008). Media Strategies for Marketing Places in Crisis

Improving the Image of Cities, Countries and Tourist Destinations. UK: Elsevier.

Baker, Bill (2007). Destination Branding for Small Cities the Essentials for Successful Place

Branding. Oregon USA:Creative Leap Books.

Clifton, and John Simmons. (2003). Brands and Branding. London:Profile Books Ltd.

Danim, Sudarwan dan Darwis. (2003). Metode Penelitian Kebidanan Prosedur Kebijakan

dan Etik.Jakarta:EGC.

Damanik, Janianton dan Helmut F. Weber. (2006). Perencanaan Ekowisata dari Teori ke

Aplikasi. Yogyakarta:Andi.

Ghozali, Imam. (2007). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Go., Frank M dan Robert Govers (Eds). (2010). International Place Branding Yearbook 2010

Place Branding in the New Age of Innovation New York: Palgrave Macmillan.

Goeldner, Charles R dan JR Brent Ritchie. (2009). Ed.9. Tourism:Principles, Practises,

Philosophies. New Jersey:John Wiley & Sons.

Govers, Robert dan Frank Go. (2009). Place Branding Glocal, Virtual, and Physical

Identities, Constructed, Imagined, and Experienced. England: Palgrave Macmillan.

Harrison, Shirley. (2005). Marketers Guide to Public Relation. New York:John Willy and Son.

Haryadi, Adi. (2007). Kiat Membuat Promosi Penjualan. Jakarta:Elex Media Komputindo. Hermawan, Asep. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta:Grasindo. Ismayanti. (2009). Pengantar Pariwisata. Jakarta:Grasindo.

Istijanto. (2007). Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Kavaratzis, Mihalis dan Gregory Ashworth. (2010). Towards Effective Place Brand

Management Branding European Cities and Regions. UK: Edward Elgar Publishing

Limited.

Kartajaya, Hermawan dan Yuswohady. (2005). Attracting Tourists Traders Investors

Strategi Memasarkan Daerah di Era Otonomi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Kotler, Philip. (2006). Marketing Management (Twelfth Edition). USA:Prentice Hall, Inc. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13. Jilid 1).

Jakarta:Erlangga.

Kusnendi. (2008). Model-model Persamaan Struktural. Bandung:Alfabeta.

Lovelock, Christopher dan Wright Lauren. (2005). Principles of Service Marketing and

Management. New York:McGraw-Hill.

Middleton, Victor TC dan Jackie R. Clarke. (2001). Third Edition. Marketing in Travel and

(7)

Muljadi, A.J. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Narimawati, Umi. (2007). Structural Equation Model (SEM) Menggunakan LISREL. Yogyakarta:Gava Media.

Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relations, Strategi PR Menghadapi Krisis, Mengelola

Isu, Membangun Citra dan Reputasi Perusahaan. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Pike, Steven. (2008). Destination Marketing An Integrated Marketing Communication

Approach. UK:Elsevier.

Pitana, I Gde dan Diarta I Ketut Surya. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta:Andi.

Reid, Robert D and David C Bojanic. (2006). Hospitality Marketing Management. Canada:John Wiley & Sons.

Riduwan. (2003). Dasar-dasar Statistika. Bandung:Alfabeta.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Mamaknai Path

Analysis (Analisis Jalur). Bandung:Alfabeta.

Riduwan dan Sunarto. (2009). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Simamora, Bilson. (2008). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung:Alfabeta.

Susanto, AB dan Himawan Wijanarko. (2004). Power Branding Membangun Merek Unggul

dan Organisasi Pendukungnya. Jakarta:Mizan.

Sutojo, Siswanto. (2004). Membangun Citra Perusahaan. Jakarta:Damar Mulia Pustaka. Tarigan, Joshua. (2010). Values Driven Accounting. Jakarta:Gramedia.

Tjiptono, Fandy. (2008). Pemasaran Strategik. Yogyakarta:Andi.

Tim Penelusuran Sejarah Purwakarta. Edtor: A. Sobana Hardjasaputra. (2008). Sejarah

Purwakarta. Badan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Bandung:Kiblat

Buku Utama.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.

Umar, Husein. (2006). Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Vellas, Francois dan Lionel Becherel. (2008). Pemasaran Pariwisata Internasional.

Jakarta:Yayasan Obor Indonesia.

Yuty, Oka A. (2008). Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta:Kompas.

Jurnal:

Aksoy, Ramazan dan Sule Kiyci. (2011). A Destination Image As a Type of Image and

Measuring Destination Image in Tourism (Amasra Case). European Journal of Social

Sciences – Volume 20, Number 3 (2011).

Cecilia, Stanciulescu Gabriela. City Image As Tourism Destination. Academy of Economic Studies, Faculty of Commerce, Department of Tourism-Services. p. 1218-1222.

Dumbraveanu, Daniela. (2010). Place Branding: a Challenging Process for Bucharest the

Capital City of Romania. Journal of Studies and Research in Human Geography. 4.2,

53-62.

Hankinson, Graham. (2009). Managing Destination Brands: Establishing a Theoretical

Foundation. Journal of Marketing Management Vol. 25 No 1-2, pp. 97-115.

ISSN0267-257X print /ISSN1472-1376 online © Westburn Publishers Ltd.

Johansson, Ola dan Michael Cornebise. (2010). Place Branding Goes to the Neighbourhood:

the Case of Pseudo-Swedish Andersonville. Journal Geografiska Annaler: Series B

(8)

Kastenholz, Elisabeth. (2010). Cultural Proximity as a Determinant of Destination Image. Journal of Vacation Marketing 16 (4) 313-322.

Maheshwari, Vishwas. (2011). Place Branding’s Role in Sustainable Development. Journal of Place Management and Development, Vol 4, No 2, 2011.

Park, Yumi dan David Njite. (2010). Relationship between Destination Image and Tourist’

Future Behavior:Observations from Jeju Island, Korea. Asia Pacific Journal of

Tourism Research, Vol 15, No 1, March 2010.

Zenker, Sebastian. (2011). How to Catch the City? The Concept and Measurement of Place

Brands. Journal of Place Management and Development, Vol 4, No 1, 2011.

Skripsi:

Suryantika, Yuni. 2009. Pengaruh Place Branding terhadap Keputusan Mengunjungi Mal

Paris Van Java sebagai Salah Satu Resort Lifestyle Place (Survei pada Pengunjung PVJ Resort Lifestyle Place Kota Bandung. Skripsi pada FPIPS UPI Bandung:tidak

diterbitkan.

Octaviany, Vany. 2010. Pengembangan Citra Jakarta sebagai “Destinasi Pariwisata”

melalui Destination Branding “Enjoy Jakarta” (Survei terhadap Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke TMII, Monas, dan Kepulauan Seribu). Skripsi pada FPIPS UPI

Bandung:tidak diterbitkan.

Mustikawati, Fitria. 2011. Pelaksanaan Program Sponsorship dalam Meningkatkan

Keputusan Berkunjung di Grama Tirta Jatiluhur (Survei pada Wisatawan Grama Tirta Jatiluhur). Skripsi pada FPIPS UPI Bandung:tidak diterbitkan.

Internet:

http://www.kpu.go.id

http://www.karawangkab.go.id

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kualitas pelayanan, kepercayaan dan kepuasan terhadap loyalitas pelanggan pada kartu XL.. Penelitian

Menurut survei awal yang peneliti lakukan melalui kuesioner online pada mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta, mengatakan bahwa

Untuk mencapai tujuan tersebut peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, dimana dalam analisisnya peneliti menggunakan teori indikator

Hasil analisis deskriptif yang dilakukan peneliti membuktikan bahwa pada Kualitas Informasi Akuntansi memiliki skor tanggapan responden sebesar 67,45% dan berada

Dividen Payout Ratio (DPR) dapat menggambarkan hubungan antara dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham perusahaan. Manajer pada umumnya akan bersifat oportunis

Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis kinerja keuangan ratio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Analisis yang digunakan pada survei dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan populasi dari variabel yang tersedia, dan

Untuk mencapai tujuan peneliti melakukan dua metode yaitu ceramah dan juga praktek yang di mana ceramah yang dimaksud adalah pemberian materi tentang senam body combat ini sendiri dan