• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

Buku Guru

Tunanetra

Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2016

SMALB

KELAS XI

(3)
(4)

ii

Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan

Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup”

yang senantiasa diperbaiki,

diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai

dengan dinamika kebutuhan dan

perubahan zaman. Masukan dari

berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.

Bar Code

Nomor ISBN MILIK NEGARA

(5)

iii

Hak Cipta pada kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang–Undang

Penulis : Dedi Supriadi Penyunting materi : (tim pengarah) Penyunting bahasa : Badan Bahasa

Kotak katalog dalam terbitan (KDT)

Cetakan ke-1, 2016

Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle , 12pt

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. PPKn SMALB - Tunanetra: Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015.

xii, 132 hl. : ilus.; 25 cm. Untuk SMALB Kelas XI

ISBN 978-602-358-442-0 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-444-4 (jilid 2)

PPKn – Studi dan Pengajaran I. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Buku Guru mata pelajaran PPKn kelas XI

merupakan buku panduan guru dalam membelajarkan peserta didik. Materi yang terkandung dalam buku ini meliputi petunjuk umum dan petunjuk khusus.

Buku ini merupakan bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi

sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kemampuan

matematika dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan:

dimulai dengan meningkatkan pengetahuan tentang

metode-metode pembelajaran PPKn, dilanjutkan dengan keterampilan menyajikan suatu permasalahan sederhana

secara matematis dan menyelesaikannya, kemudian

dikembangkan nilai-nilai karakter pada pembentukan sikap jujur, kreatif, teliti, dan taat.

Maksud dan tujuan buku ini adalah menuntun guru untuk dapat memaksimalkan kompetensi peserta didik, melatih peserta didik untuk berani mencari informasi melalui berbagai sumber. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan daya serap peserta didik melalui kegiatan yang telah disediakan dalam buku ini, guru dapat memperkayanya dengan kreasi yang lain yang lebih mengena dengan situasi kondisi lingkungan alam setempat maupun melihat kebutuhan peserta didik yang dihadapi.

Dalam penulisan buku ini masih banyak yang perlu diperbaiki, oleh karena itu ucapan terima kasih yang

(7)

v

sedalam-dalamnya pantas diberikan pada pihak yang dengan ikhlas mau menyumbangkan pikirannya guna perbaikan buku ini.

Jakarta, April 2016 Penulis,

(8)

vi

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... . ... iv

Daftar Isi ... vi

Bagian Petunjuk Umum ... 1

A. Pembelajaran PPKn ... 1

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar .. 3

2. Silabus PPKn Kelas XI SMALB-A ... 6

2. Tujuan Pembelajaran ... 11

3. Materi Pembelajaran ... 14

4. Pengalaman Pembelajaran PPKn ... 15

B. Penilaian Pembelajaran ... 18

1. Konsep Penilaian dalam Pembelajaran ... 18

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran .... 20

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran ... 23

4. Pengolahan Hasil penilaian dan Pelaporan 43

C. Remedial ... 45 1. Prinsip-prinsip Remedial ... 45 2. Pembelajaran Remedial ... 46 D. Pengayaan ... 48 1. Prinsip-prinsip Pengayaan ... 48 2. Pembelajaran Pengayaan ... 49

E. Interaksi dengan Orangtua ... 50

1. Interaksi secara Lansung ... 50

(9)

vii

Bagian Khusus ... 52

Bab I Hak dan Kewajiban Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pacasila ... 55

A. Pembelajaran ... 55

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ... 64

C. Uji Kompetensi Bab I... 67

D. Interaksi dengan Orangtua ... 70

Bab II Dinamika Demokrasi di Indonesia ... 71

A. Pembelajaran ... 73

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ... 83

C. Uji Kompetensi Bab II ... 85

D. Interaksi dengan Orangtua ... 87

Ujian Tengah Semester I ... 88

Bab III Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia ... 91

A. Pembelajaran ... 93

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ... 102

C. Uji Kompetensi Bab III ... 104

D. Interaksi dengan Orangtua ... 107

Ujian Akhir Semester I ... 109

Bab IV Kasus-kasus Ancaman Internal Terhadap Ipoleksosbudhankam ... 111

A. Pembelajaran ... 113

(10)

viii

C. Uji Kompetensi Bab IV ... 124

D. Interaksi dengan Orangtua ... 126

Ujian Tengah Semester II ... 128

Bab V Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa ... 131

A. Pembelajaran ... 133

B. Penilaian dan Tindak Lanjut ... 141

C. Uji Kompetensi Bab V ... 143

D. Interaksi dengan Orangtua... 146

Ujian Akhir Semester II ... 147

Indeks ... 154

Glosarium ... 155

Daftar Pustaka ... 157

Penulis ... 161

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema PenilaianSikap ... 24

Gambar 1.2 Skema Penilaian Pengetahuan ... 36

Gambar 1.3 Peserta didik memiliki hak dn kewajiban yang sama ... 55

Gambar 1.4 Demokrasi harus ditanamkan sejak dini ... 41

Gambar 1.5 Gedung Komnas HAM ... 93

Gambar 1.6 Teman dapat saling melindungi dari ancaman internal ... ... 113

Gambar 1.7 Peserta didik berasal dari suku bangsa yang beragam ... .... 133

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 KI-KD PPKn Kelas XI SMALB-A ... 3

Tabel 1.2 Silabus PPKn Kelas XI SMALB-A ... 6

Tabel 1.3 Alokasi Waktu Penggunaan Buku ... 17

Tabel 1.4 Contoh Format Pengisian Jurnal ... 26

Tabel 1.5 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual ... 27

Tabel 1.6 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial ... 28

Tabel 1.7 Contoh Lembar Penilaian Diri ... 30

Tabel 1.8 Instrumen Penilaian Diri Bab I ... 68

Tabel 1.9 Instrumen Penilaian Diri Bab II .... ... 85

Tabel 1.10 Instrumen Penilaian Diri UTS I ... 89

(12)

x

Tabel 1.12 Instrumen Penilaian Diri UTS I ... 109

Tabel 1.13 Instrumen Penilaian Diri Bab IV ... 125

Tabel 1.14 Instrumen Penilaian Diri UTS 2 ... 129

Tabel 1.15 Instrumen Penilaian Diri Bab V ... 144

(13)

1

A. Pembelajaran

Model pembelajaran yang biasa digunakan dalam pendekatan saintifik untuk mata pelajaran PPKn adalah (1) Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), (2) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning), dan (3) Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning).

Project Based Learning dalam Bahasa Indonesia disebut Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP). Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek dalam proses pembelajaran. Proyek dapat dikerjakan secara perseorangan atau kelompok dan dilaksanakan dalam waktu tertentu secara berkolaboratif. Pelaksanaan proyek berfokus pada pemecahan masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Proyek menghasilkan sebuah produk yang hasilnya kemudian dipresentasikan. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning), guru hanya mengamati, memantau kegiatan belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Pembelajaran berbasis masalah adalah pendekatan

pembelajaran yang dilakukan untuk memecahkan

permasalahan yang diangkat oleh guru dan peserta didik. Model ini membahas dan memecahkan masalah autentik. Peserta didik didorong untuk memecahkan permasalahan

PETUNJUK UMUM

BAB

(14)

2 yang diangkat oleh guru dan peserta didik. Peserta didik juga didorong untuk dapat menyusun pengetahuan sendiri, menumbuhkan keterampilan yang lebih tinggi, melatih kemandirian peserta didik, dan dapat meningkatkan kepercayaan diri peserta didik. Masalah autentik diartikan sebagai masalah kehidupan nyata yang ditemukan peserta didik berkebutuhan khusus dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran berdasarkan masalah lebih memfokuskan pada masalah kehidupan nyata yang bermakna. Guru lebih banyak berperan sebagai pembimbing, fasilitator, dan motivator. Guru mengorientasikan peserta didik kepada permasalahan nyata, memfasilitasi atau membimbing dalam proses penyelidikan, memfasilitasi dialog antara peserta didik, menyediakan bahan ajar peserta didik serta memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan temuan dan perkembangan intektual peserta didik.

Pembelajaran berbasis penemuan (Discovery Based Learning) memfasilitasi peserta didik untuk menemukan sendiri informasi atau pengetahuan sesuai dengan topik atau tema yang dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui tahapan mengenalkan peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing

peserta didik untuk melakukan penyelidikan atau

mengumpulkan data, membimbing peserta didik untuk melakukan analisis dan membuat kesimpulan.

Metode penemuan bisa diterapkan untuk kegiatan sehari-hari. Sedangkan Project Based Learning dan Problem Based

(15)

3 Learning lebih cocok digunakan untuk kelas tinggi dalam minggu terakhir (Kemendikbud, 2015).

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn

Rincian Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-A adalah berikut ini.

Tabel 1.1

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran PPKn Kelas XI

KOMPETENSI INTI 1 (SIKAP SPIRITUAL) KOMPETENSI INTI 2 (SIKAP SOSIAL) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menunjukkan perilaku

jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.1. Menyadari adanya hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

2.1.Mengamalkan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 1.2. Menyenangi adanya dinamika demokrasi di Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2.2.Menghargai dinamika demokrasi di Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

(16)

4

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

1.3. Menyetujui sistem

hukum dan peradilan di Indonesia yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2.3.Mendukung sistem hukum

dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

1.4. Menyadari adanya kasus-kasus ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

2.4. Merembuk kasus-kasus ancaman internal terhadap ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

1.5. Menyadari adanya faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.5.Merembuk faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN) 3. Memahami dan menerapkan pengetahu-an (faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena, dan tampak mata

4. Mengolah, menyaji, dan

menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan

mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Menguraikan hak dan

kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

4.1 Memaparkan secara lisan hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-nilai Pancasila dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara

(17)

5

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.2 Merinci dinamika

demokrasi di Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

4.2 Menyaji secara lisan tentang demokrasi di Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3.3 Menelaah sistem hukum

dan peradilan di

Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945

4.3 Mempresentasikan secara lisan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3.4 Menguraikan

kasus-kasus ancaman internal terhadap

ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

4.4 Memaparkan secara lisan kasus-kasus ancaman internal terhadap

ipoleksosbudhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika

3.5 Menganalisis faktor pedorong dan

penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

4.5 Menyaji hasil analisis tentang faktor pedorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Kompetensi Dasar dapat dicapai melalui proses

pembelajaran dan pengembangan pengalaman belajar atas dasar indikator yang dirumuskan pada setiap Kompetensi Dasar dari KI-3 pada mata pelajaran PPKn. Berikut ini adalah penjabaran silabus PPKn kelas XI SMALB-A.

(18)

6

Tabel 1.2

Silabus PPKn Kelas XI SMALB-A

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran/minggu

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

1.1 Menghayati nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran hak dan kewajiban asasi manusia berdasarkan perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara 2.1 Menghargai nilai-nilai praksis dalam kasus-kasus pelanggaran hak dan kewajiban asasi manusia berdasarkan perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni kehidupan berbangsa dan bernegara 3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni hak dan

Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila. a. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia b.Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila c. Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia d.Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia • Mengamati tayangan film/vidio dan atau membaca dari berbagai sumber dengan penuh rasa syukur tentang Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila

• Mengajukan

pertanyaan dengan penuh kejujuran dan kedisiplinan tentang kasus-kasus

pelanggaran hak asasi manusia dalam

prespektif Pancasila

• Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik dengan penuh kejujuran dan kedisiplinan kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila

• Menganalisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam prespektif Pancasila

• Mempresentasikan hasil analisis dengan penuh kedisplinan tentang Kasus-kasus pelanggaran hak asasi

(19)

7

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

kewajiban asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara 4.1 Menyaji hasil analisis kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila untuk mewujudkan harmoni hak dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara manusia dalam prespektif Pancasila 1.2 Menghargai nilai-nilai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam berdemokrasi Pancasila sesuai Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2.2 Mengembangkan nilai-nilai praksis demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 3.2 Mengkreasikan sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai Sistem dan dinamika demokrasi Pancasila. a. Hakikat demokrasi b. Dinamika penerapan demokrasi di Indonesia c. Membangun kehidupan yang demokratis di Indonesia • Mengamati tayangan vidio/film/gambar, Membaca dari berbagai sumber dengan rasa tanggung jawab, mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang sistem dan dinamikademokrasi Pancasila. • Mengumpulkan data

dari berbagai sumber secara bertanggung jawab tentang sistem dan dinamikademokrasi Pancasila • Menganalisis dan membandingkan sistem dan dinamikademokrasi Pancasila dalam

(20)

8

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4.2Mendemonstrasikan hasil analisis

tentang sistem dan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Menyajikan hasil analisis tentang sistem dan dinamikademokrasi Pancasila 1.3 Mensyukuri nilai-nilai dalam sistem hukum dan

peradilan di Indonesia secara adil sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945secara adil 2.3 Menanamkan nilai-nilai instrumental dalam sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 3.3 Memproyeksikan sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-Sistem hukum dan peradilan di Indonesia a. Sistem hukum di Indonesia b.Mencermati sistem peradilan di Indonesia c. Menampil-kan sikap yang sesuai dengan hukum • Mengamati tayangan vidio/film/gambar dengan penuh rasa syukur dan atau membaca dari berbagai sumber tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia • Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan dari konsep sampai hipotesis secara pro aktif dan responsive tentang sistem hukum dan peradilan di

Indonesia

• Mengumpulkan data

secara pro aktif dan responsive dari berbagai sumber tentang sistem hukum dan peradilan di

Indonesia

• Menganalisis dan

(21)

9

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4.3 Menyaji hasil penalaran tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyaji hasil analisis secara pro-aktif dan responsif tentang sistem hukum dan peradilan di Indonesia 1.4 Mensyukuri nilai-nilai yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dalam bidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika 2.4 Mempertahankan nilai-nilai praksis yang membentuk kesadaran akan ancaman terhadap negara dibidang Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, Kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan a. Ancaman terhadap integrasi nasional b.Strategi dalam mengatasi berbagai ancaman terhadap bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan • Mengamati tayangan vidio/film/gambar dengan penuh rasa syukur dan atau membaca dari berbagai sumber kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan • Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan menggunakan

high-order- thinking skills

(HOTS) dengan percaya diri tentang kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan • Mengumpulkan data

(22)

10

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

pertahanan, dan keamanan dan strategi mengatasinya dalam membangun integrasi nasional berdasarkan asas Bhinneka Tunggal Ika 3.4 Memprediksi kasus-kasus ancaman terhadap Ipoleksos-budhankamdalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika 4.4 Mendemonstrasi kan hasil analisis

penyelesaian kasus-kasus ancaman terhadap Ipoleksos-budhankam dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dalam membangun integrasi nasional secara bertanggung-jawab tentang kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan. • Menganalisis dan menyimpulkan kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan • Menyajikan hasil analisis dengan melakukan debat terbuka secara bertanggung-jawab dan percaya diri tentang kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan 1.5 Menghayati

nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia secara adil secara adil 2.5 Mewujudkan nilai-nilai praksis persatuan dan kesatuan bangsa dalam NegaraKesatuan Republik Indonesia. Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa a. Makna persatuan dan kesatuan bangsa b. Kehidupan bernegara • Mengamati tayangan vidio/film/gambar dengan penuh rasa syukur dan atau membaca dari berbagai sumber tentang faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa • Mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan tentang faktor pendorong dan

(23)

11

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

3.5 Merasionalkan faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia 4.5 Menyaji hasil analisis tentang faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasar kan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 c. Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia d. Perilaku yang menunjukk an sikap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia penghambat persatuan dan kesatuan bangsa • Mengumpulkan data

dari berbagai sumber secara bekerja, menganalisis dan menyimpulkanfaktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa • Menyajikan hasil analisis tentangfaktor pendorong dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa 2. Tujuan Pembelajaran PPKn

PPKn berkontiribusi penting menunjang tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945. PPKn berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan

(24)

12 berbangsa dan bernegara Indonesia. Pendidikan ini merupakan bagian integral dari ide, instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia (Udin Winataputra dalam Darmadi, 2013). Kehadiran Kurikulum PPKn berupaya menanamkan sikap kepada warganegara Indonesia umumnya dan generasi muda khususnya agar memiliki sikap berikut ini.

a. Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa

cinta tanah air sebagai perwujudan warganegara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan hidup bangsa dan negara;

b. Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap

keanekaragaman masyarakat Indonesia sehingga

mampu berkomunikasi baik dalam rangka memperkuat integrasi nasional;

c. Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban, tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warganegara Indonesia yang cerdas, trampil dan berkarakter;

d. Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak dasar manusia serta kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warganegara Indonesia secara adil dan tidak diskriminatif;

e. Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis dengan berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila; f. Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang

(25)

13 mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan perkembangan zaman demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

Mata pelajaran PPKn Kelas XI SMALB-A bertujuan agar peserta didik tunanetra memiliki kemampuan berikut ini.

a. Memahami konsep hak dan kewajiban asasi manusia.

b. Memahami substansi hak dan kewajiban asasi manusia

dalam Pancasila

c. Mengoganiasi kasus-kasus pelanggaran hak asasi

manusia.

d. Mengorganisasi upaya penegakkan hak asasi manusia. e. Mengorganisasikan hakikat demokrasi.

f. Menerapkan Kehidupan yang Demokratis di Indonesia. g. Memahami sistem hukum di Indonesia.

h. Memahami dan mencermati sistem peradilan di

Indonesia.

i. Mengenal lembaga-lembaga peradilan di Indonesia

j. Menerapkan sikap menjunjung dan penegakan hukum di Indonesia.

k. Mengorganisasi ancaman terhadap integrasi nasional di bidang Ideologi

l. Mengrganisasi srategi dalam mengatasi berbagai

ancaman terhadap bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

m.Memahami makna persatuan dan kesatuan bangsa.

n. Mengorganisasi faktor pendorong dan penghambat

(26)

14 o. Menerapkan perilaku yang mennjukkan sikap menjaga

keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.

3. Materi Pembelajaran PPKn

PPKn berupaya mengantarkan warganegara

Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warganegara demokratis yang berkeadaban; yang memiliki daya saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. PPKn adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat (Zamroni dalam Darmadi, 2013). Mata pelajaran PPKn untuk kelas XI SMALB-A membahas lima materi berikut ini.

a. Hak dan kewajiban asasi manusia sesuai nilai-niai Pancasila.

b. Sistem dan dinamika demokrasi Pancasila. c. Sistem hukum dan peradilan di Indonesia

d. Kasus-kasus ancaman terhadap Ideologi, politik,

ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan

e. Faktor pendorong dan penghambat persatuan dan

(27)

15

4. Pengalaman Pembelajaran Mata Pelajaran PPKn

Mata pelajaran PPKn kelas XI SMALB-A memiliki empat Kompetensi Inti yang dijabarkan dalam 20 Kompetensi Dasar. Kompetensi Dasar mata pelajaran PPKn terurai dalam empat Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kompetensi Inti 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. Kompetensi Inti 3 berisi Kompetensi Dasar tentang pengetahuan terhadap materi pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 4 berisi Kompetensi Dasar tentang penyajian keterampilan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus

dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses

pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 diajarkan secara tidak langsung pada setiap kegiatan pembelajaran, sedangkan Kompetensi Inti 3 dan Kompetensi Inti 4 diajarkan secara langsung.

Empat Kompetensi Inti (KI) kemudian dijabarkan menjadi 20 Kompetensi Dasar (KD), merupakan bahan kajian yang akan ditransformasikan selama satu tahun (dua semester) yang terurai dalam 30 minggu. Kegiatan pembelajaran selama 30 minggu dibagi menjadi dua semester. Setiap semester terbagi menjadi 15 minggu. Selama 15 minggu merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak termasuk kegiatan lain seperti: ulangan harian, ujian tengah semester (UTS), dan ujian akhir semester (UAS) yang masing-masing diberi waktu 2 jam/minggu. UTS dan UAS dilaksanakan pada semester 1 dan semester 2. Waktu

(28)

16 efektif untuk kegiatan pembelajaran PPKn sebagai mata pelajaran wajib di SMALB-A adalah 2 x 45 menit x 30 minggu/pertahun (15 minggu/semester). Pelaksanaan UTS 1 dilaksanakan pada minggu ke-11, sedangkan UTS 2 dilaksanakan pada minggu ke-26. UAS 1 dilaksanakan pada minggu ke-17 dan UAS 2 dilaksanakan pada minggu ke-34. Kegiatan ujian dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Waktu pelaksanaan Ulangan Harian (UH) dapat ditentukan oleh guru. Biasanya setiap akhir Bab dapat dilaksanakan Ulangan Harian.

Keseluruhan isi materi pada Buku Peserta didik PPKn kelas XI SMALB-A berjumlah 5 Bab. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.3 Alokasi Waktu Penggunaan Buku. Tiap Bab pada Buku Peserta didik dapat diajarkan sesuai dengan jumlah kegiatan peserta didik dan bobot kedalaman materi yang bervariasi, serta keadaan peserta didik yang juga bervariasi. Uraian tiap Bab adalah berikut ini.

1.Bab I : Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila.

2.Bab II : Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila. 3.Bab III : Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia. 4.Bab IV : Kasus-kasus Ancaman Internal Terhadap

Ideologi, Politik, Ekonomi, Budaya,

Pertahanan, dan Keamanan.

5.Bab V : Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa.

(29)

17 Bab I tentang Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Sesuai Nilai-Nilai Pancasila terdiri dari 4 sub bab, disampaikan pada minggu ke-1 sampai minggu ke-5. Bab II tentang Dinamika Demokrasi di Indonesia terdiri dari 4 sub bab, disampaikan pada minggu ke-6 sampai minggu ke-10. Bab III tentang Sistem Hukum dan Peradilan di Indonesia terdiri dari 4 sub bab, disampaikan pada minggu ke-12 sampai minggu ke-16. Bab IV tentang Kasus-kasus Ancaman Internal Terhadap Ipoleksosbudhankam terdiri dari 5 sub bab, disampaikan pada minggu ke-18 sampai minggu ke-25. Bab V tentang Faktor Pendorong dan Penghambat Persatuan dan Kesatuan Bangsa terdiri dari 4 sub bab, disampaikan pada minggu ke-27 sampai minggu ke-33.

Penggunaan Buku Peserta didik PPKn kelas XI SMALB Tunanetra telah disesuaikan dengan pengaturan alokasi waktu, sebagaimana tampak pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.3

Alokasi Waktu Penggunaan Buku

Bab Pertemuan Minggu Ke-…

1-5 6-10 11 12-16 17 18-25 26 27-33 34 I II UTS III US1 IV UTS V US 2

(30)

18

B. Penilaian Pembelajaran

1. Konsep Penilaian Dalam Pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah proses pengumpulan informasi tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran. Bentuk penilaian hasil belajar adalah penilaian autentik dan non-autentik.

Penilaian autentik menghendaki peserta didik

menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Bentuk penilaian autentik, mencakup penilaian berdasarkan pengamatan, tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal, dan unjuk kerja, serta penilaian diri. Bentuk penilaian non-autentik mencakup tes, ulangan, dan ujian (Kemendikbud, 2015).

a. Pengamatan adalah penilaian terhadap kegiatan

peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. b. Tugas lapangan adalah penilaian atas proses dan hasil

pengerjaan tugas yang dilakukan secara mandiri dan/atau kelompok.

c. Portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan

untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas dalam kurun waktu tertentu.

(31)

19 d. Projek adalah penilaian terhadap suatu tugas berupa

suatu investigasi sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, sampai pelaporan.

e. Produk, penilaian terhadap peserta didik dalam

mengontrol proses, memanfaatkan/menggunakan

bahan untuk menghasilkan sesuatu, kerja praktik, kualitas estitika dari produk hasil penugasan.

f. Jurnal adalah penilaian terhadap kumpulan rekaman

catatan guru di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif peserta didik, selama dan di luar proses pembelajaran.

g. Unjuk kerja adalah penilaian yang menuntut respon

berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku peserta didik sesuai tuntutan kompetensi. h. Penilaian diri adalah penilaian sikap, pengetahuan,

dan keterampilan yang dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta didik secara reflektif. Penilaian diri oleh peserta didik dianalisis oleh pendidik untuk melihat kesesuaiannya dengan hasil ulangan.

i. Ulangan harian dilakukan secara periodik untuk

menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Bab. Ulangan harian terintegrasi dengan proses pembelajaran untuk mengukur aspek pengetahuan, dalam bentuk tes tulis atau lisan.

j. Ulangan tengah semester dilakukan untuk mengukur

semua muatan pembelajaran yang diselesaikan dalam paruh semester. UTS disajikan dalam bentuk tes tulis dan/atau praktek yang meliputi seluruh indikator yang

(32)

20 merepresentasikan seluruh Kompetensi Dasar pada periode tersebut. Penyusunan instrumen penilaian UTS disajikan dalam bentuk tes tertulis dan praktik.

k. Ulangan akhir semester dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Ulangan Akhir Semester disajikan dalam bentuk tes tulis dan/atau praktek.

Penilaian dilakukan secara holistik meliputi aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pelaksanaan penilaian baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar).

2. Karakteristik Penilaian Pembelajaran

Penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Pendidikan

Khusus 2013 memiliki karakteristik berikut ini

(kemendikbud, 2015). a. Belajar Tuntas

Belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama. Untuk kompetensi pengetahuan (KI-3) dan kompetensi keterampilan (KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.

(33)

21 b. Autentik

Memandang penilaian dan pembelajaran sebagai dua hal yang saling berkaitan. Penilaian Autentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria

holistik (kompetensi merefleksikan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap). Penilaian Autentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

c. Berkesinambungan

Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan secara terus menerus dan

berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan berkelanjutan.

d. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lesan, produk, portofolio, unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.

e. Berdasarkan acuan kriteria

Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi (KCK) yang ditetapkan. Skor yang diperoleh

(34)

22 dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan, hal ini dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah suatu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai dengan waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan dari kompetensi yang dipelajari.

Acuan kriteria pada penilaian sikap menggunakan modus. Nilai modus adalah nilai terbanyak capaian pembelajaran pada ranah sikap. Modus dalam penilaian ini dimaksudkan sebagai hasil pengamatan yang sering muncul. Acuan kriteria pada penilaian pengetahuan menggunakan rerata. Nilai rerata adalah nilai rerata capaian pembelajaran pada ranah pengetahuan. Penilaian keterampilan menggunakan capaian optimum. Nilai optimum adalah nilai tertinggi capaian pembelajaran pada ranah keterampilan.

Peserta didik yang berdasarkan hasil asesmen tidak mampu menggunakan kurikulum standar pendidikan khusus, dapat menggunakan program pembelajaran

(35)

23 individual (PPI). Kriterianya ditetapkan secara individual sesuai karakteristik peserta didik.

Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal

pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar. Ketuntasan Belajar diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya. Namun ketuntasan belajar minimal tidak perlu dicantumkan dalam buku rapor, hanya menjadi catatan guru.

3. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran

a. Penilaian sikap 1) Pengertian

Penilaian sikap adalah penilaian terhadap kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil pendidikan.

Penilaian sikap dilakukan dengan asumsi “setiap peserta didik memiliki perilaku baik”. Jika tidak

(36)

24 dijumpai perilaku yang sangat baik atau kurang baik, maka nilai sikap peserta didik tersebut adalah baik.

2) Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling (BK), dan wali kelas, melalui observasi yang dicatat dalam jurnal. Teknik penilaian sikap dijelaskan pada skema berikut.

Gambar 1.1 Skema penilaian sikap a. Observasi

Observasi dalam penilaian sikap peserta didik merupakan teknik yang dilakukan secara berkesinambungan melalui pengamatan perilaku. Asumsinya setiap peserta didik pada dasarnya berperilaku baik sehingga yang perlu dicatat hanya perilaku yang sangat baik (positif) atau kurang baik (negatif) yang berkaitan dengan indikator sikap spiritual dan sikap sosial. Catatan hal-hal positif dan menonjol digunakan untuk

Penilaian Sikap Obeservasi Jurnal Pada saat pembelajaran di luar pembelajaran Dilaksanakan sesuai kebutuhan Penilaian diri Penilaian antar teman Dilaksanakan berkala Dilaksanakan sesuai kebutuhan

(37)

25 menguatkan perilaku positif, sedangkan perilaku negatif digunakan untuk pembinaan. Instrumen yang digunakan dalam observasi adalah lembar observasi atau jurnal. Hasil observasi dicatat dalam jurnal yang dibuat selama satu semester oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas. Jurnal memuat catatan sikap atau perilaku peserta didik yang sangat baik atau kurang baik, dilengkapi dengan waktu terjadinya perilaku tersebut, dan butir-butir sikap. Berdasarkan catatan tersebut pendidik membuat deskripsi penilaian sikap peserta didik selama satu semester. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi:

(1) Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas selama periode satu semester.

(2) Jurnal oleh guru mata pelajaran dibuat untuk seluruh peserta didik yang mengikuti mata pelajarannya. Jurnal oleh guru BK dibuat untuk semua peserta didik yang menjadi tanggung jawab bimbingannya, dan jurnal oleh wali kelas digunakan untuk satu kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

(3) Hasil observasi guru mata pelajaran dan guru BK diserahkan kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut. (4) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam

jurnal tidak terbatas pada butir-butir sikap (perilaku) yang hendak ditumbuhkan melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi dapat mencakup butir-butir sikap lainnya yang ditanamkan dalam semester itu, jika

(38)

26 butirbutir sikap tersebut muncul/ditunjukkan oleh peserta didik melalui perilakunya.

(5) Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester sehingga ada kemungkinan dalam satu hari perilaku yang sangat baik dan/atau kurang baik muncul lebih dari satu kali atau tidak muncul sama sekali.

(6) Perilaku peserta didik yang tidak menonjol (sangat baik atau kurang baik) tidak perlu dicatat dan dianggap peserta didik tersebut menunjukkan perilaku baik atau sesuai dengan norma yang diharapkan.

Tabel 1.4 Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran Nama Satuan pendidikan : SMALB X, Jakarta

Tahun pelajaran : 2015/2016 Kelas/Semester : XI / Semester I Mata Pelajaran : PPKn

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir

Sikap Pos/ Neg Tindak Lanjut 1 5/5/2016 Desi Meninggalkan

laboratorium tanpa

membersihkan meja dan alat bahan yang sudah dipakai

Tanggung

jawab - Dipanggil untuk membersihkan meja dan alat bahan yang sudah

dipakai.Dilakuk an

pembinaan. 2 12/5/ 2016 David Melapor kepada

pendidik bahwa dia memecahkan gelas kimia tanpa sengaja

ketika sedang melakukan praktikum

Jujur + Diberi apresiasi/ pujian atas kejujurannya. Diingatkan agar lain kali lebih

berhati-hati 3 12/5/ 2016 Rizal Membantu membersihkan gelas kimia yang dipecahkan oleh temannya Gotong royong + Diberi apresiasi/ pujian

4 3/6/2016 Yuda Menyajikan hasil diskusi kelompok dan menjawab sanggahan kelompok lain dengan tegas Percaya

(39)

27

menggunakan argumentasi yang

logis dan relevan 5 14/6//

2016 Gowo Tidak mengumpulkan tugas kimia

Disiplin - Ditanya apa alasannya tidak mengumpulkan tugas, agar selanjutnya selalu mengumpulkan tugas

Jika seorang peserta didik menunjukkan perilaku yang kurang baik, pendidik harus segera menindaklanjuti dengan melakukan pendekatan dan pembinaan, secara bertahap peserta didik tersebut dapat menyadari dan memperbaiki sendiri perilakunya sehingga menjadi lebih baik. Tabel 2.2 dan Tabel 2.3 berturut-turut menyajikan contoh jurnal penilaian sikap spiritual dan sikap sosial yang dibuat oleh wali kelas dan/atau guru BK.

Satu jurnal digunakan untuk satu kelas jangka waktu satu semester.

Tabel 1.5 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali kelas

Nama Satuan pendidikan : SMALB X, Jakarta Tahun pelajaran : 2015/2016

Kelas/Semester : XI / Semester I Mata Pelajaran : PPKn

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/Neg 1 5/5/2016 Adi Tidak mengikuti sholat Jum’at

yang dilaksanakan di sekolah

Ketakwaan - Bagus Mengganggu teman yang

sedang berdoa sebelum makan siang di kantin

Toleransi

beragama - 2 12/6/ 2016 Arif Menjadi imam sholat dzuhur

di

musholla sekolah

Ketakwaan +

Ali Mengingatkan teman untuk sholat

dzuhur di musholla sekolah

Toleransi

beragama + 3 14/6/2016 Lia Mengajak temannya berdoa Ketakwaan +

(40)

28

sebelum bertanding basket di lapangan sekolah

4 17/7/2016 Menjadi ketua panitia peringatan

hari besar keagamaan di sekolah

Ketakwaan +

5 20/8/2016 Membantu teman mempersiapkan

perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah

Toleransi

beragama +

Tabel 1.6 Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali kelas

Nama Satuan pendidikan : SMALB X, Jakarta Tahun pelajaran : 2015/2016

Kelas/Semester : XI / Semester I Mata Pelajaran : PPKn

No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap Pos/Neg 1 5/5/2016 Adi Menolong seorang lanjut usia

menyeberang jalan di depan sekolah

Santun +

2 12/6/ 2016 Arif Menjadi pemimpin upacara HUT RI di sekolah

Ketakwaan +

Ali Terlambat mengikuti upacara Disiplin -

3 14/6/2016 Lia Mengakui pekerjaan rumah dikerjakan oleh kakak

Jujur + 4 17/7/2016 Lupa tidak menyerahkan surat

izin tidak masuk sekolah dari orang tuanya

Tanggung

jawab - 5 20/8/2016 Memungut sampah yang

berserakan di halamansekolah

Kebersihan + 6 15/9/2016 Mengkoordinir teman-teman

sekelasnya mengumpulkan bantuan untuk korban bencana alam

Kepedulian +

b. Penilaian diri

Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berperilaku. Selain itu penilaian diri juga dapat

(41)

29 digunakan untuk membentuk sikap peserta didik terhadap mata pelajaran.

Hasil penilaian diri peserta didik dapat digunakan sebagai data konfirmasi. Penilaian diri dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian peserta didik, lain:

(1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri, karena diberi kepercayaan untuk menilai diri sendiri.

(2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan diri, karena ketika melakukan penilaian harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

(3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur, karena dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian. dan

(4) membentuk sikap terhadap mata pelajaran/pengetahuan. Instrumen yang digunakan untuk penilaian diri berupa lembar penilaian diri yang dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan tidak bermakna ganda, dengan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik, dan menggunakan format sederhana yang mudah diisi peserta didik. Lembar penilaian diri dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan sikap peserta didik dalam

situasi yang nyata/sebenarnya, bermakna, dan

mengarahkan peserta didik mengidentifikasi kekuatan atau kelemahannya. Hal ini untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai dirinya secara subjektif.

(42)

30 Penilaian diri oleh peserta didik dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri.

(2) Menentukan indikator yang akan dinilai.

(3) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. (4) Merumuskan format penilaian, berupa daftar cek

checklist) atau skala penilaian (rating scale), atau dalam bentuk esai untuk mendorong peserta didik mengenali diri dan potensinya.

Tabel 1.7 Contoh Lembar Penilaian Diri menggunakan daftar cek (checklist) pada waktu kegiatan kelompok. Nama : ...

Kelas/Semester : .../...

Petunjuk:

1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda  pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.

2. Serahkan kembali format yang sudah kamu isi kepada bapak/ibu guru.

No Pernyataan Ya Tidak

Selama kegiatan kelompok, saya:

1 Mengusulkan ide kepada kelompok

2 Sibuk mengerjakan tugas saya sendiri

3 Tidak berani bertanya karena malu ditertawakan

(43)

31 5 Aktif mengajukan pertanyaan dengan sopan

6 Melaksanakan kesepakatan kelompok, meskipun tidak sesuai dengan pendapat saya

Penilain diri tidak hanya digunakan untuk menilai sikap tetapi juga dapat digunakan untuk menilai sikap terhadap pengetahuan dan keterampilan serta kesulitan belajar peserta didik.

c. Penilaian antarteman

Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a). objektifitas peserta didik, (b). empati, (c). mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d). refleksi diri. Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan sebagai data konfirmasi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarteman. Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai berikut.

(1) Sesuai dengan indikator yang akan diukur.

(2) Indikator dapat diukur melalui pengamatan peserta didik. (3) Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun

jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda.

(4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik.

(5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik.

(44)

32 (6) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik

dalam situasi yang nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.

Penilaian antarteman paling cocok dilakukan pada saat peserta didik melakukan kegiatan kelompok, misalnya setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua

orang temannya, dan dia juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana diagram pada gambar berikut

Gambar 2.2 Diagram penilaian antarteman

Diagram pada Gambar 2.2 di atas menggambarkan aktivitas saling menilai

sikap/perilaku antarteman.

 Peserta didik A mengamati dan menilai B dan E. A juga dinilai oleh B dan E

 Peserta didik B mengamati dan menilai A dan C. B juga dinilai oleh A dan C

 Peserta didik C mengamati dan menilai B dan D. C juga dinilai oleh B dan D

E

B

C D

(45)

33  oleh C dan E Peserta didik D mengamati dan menilai C dan E.

D juga dinilai

 Peserta didik E mengamati dan menilai D dan A. E juga dinilai oleh D dan A

Contoh instrumen penilaian (lembar pengamatan) antarteman (peer assessment) menggunakan daftar cek (checklist)pada waktu kerja kelompok.

Petunjuk

1. Amati perilaku 2 orang temanmu selama mengikuti kegiatan kelompok.

2. Isilah kolom yang tersedia dengan tanda cek (√) jika temanmu menunjukkan perilaku yang sesuai dengan pernyataan untuk indikator yang kamu amati atau tanda strip (-) jika temanmu tidak menunjukkan perilaku tersebut.

3. Serahkan hasil pengamatan kepada bapak/ibu pendidik.

Nama Teman : 1. ………. 2. ……….

Nama Penilai : ……….

Kelas/Semester : ……….

No Pernyataan Teman 1 Teman 2

1 Teman saya mengajukan pertanyaan dengan

sopan

2 Teman saya mengerjakan kegiatan sesuai pembagian tugas dalam kelompok

3 Teman saya mengemukakan ide untuk

menyelesaikan masalah

4 Teman saya memaksa kelompok untuk

menerima usulnya

5 Teman saya menyela pembicaraan teman

kelompok

6 Teman saya menjawab pertanyaan yang diajukan teman lain

7 Teman saya menertawakan pendapat teman

yang aneh

8 Teman saya melaksanakan kesepakatan

kelompok meskipun tidak sesuai dengan pendapatnya

(46)

34 Pernyataan-pernyataan untuk indikator yang diamati pada format di atas merupakan contoh. Pernyataan tersebut bersifat positif (nomor 1, 2, 3, 6, 8) dan bersifat negatif (nomor 4, 5, dan 7). Pendidik dapat berkreasi membuat sendiri pernyataan atau pertanyaan dengan memperhatikan kriteria instrumen penilaian antarteman.

Lembar penilaian diri dan penilaian antarteman yang telah diisi dikumpulkan kepad a pendidik, selanjutnya dipilah dan direkapitulasi sebagai bahan tindak lanjut. Pendidik dapat menganalisis jurnal atau data/informasi hasil observasi penilaian sikap dengan data/informasi hasil penilaian diri dan penilaian antarteman sebagai bahan pembinaan.

Hasil analisis dinyatakan dalam deskripsi sikap spiritual dan ikap sosial yang perlu segera ditindaklanjuti. Peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku positif diberi apresiasi/pujian dan peserta didik yang menunjukkan banyak perilaku negatif diberi motivasi/ pembinaan sehingga peserta didik tersebut dapat membiasakan diri berperilaku baik (positif).

B. Penilaian Pengetahuan 1. Pengertian

Penilaian pengetahuan merupakan penilaian untuk mengukur kemampuan peserta didikberupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, serta kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi. Penilaian ini berkaitan dengan ketercapaian Kompetensi Dasar pada KI-3 yang dilakukan oleh guru mata pelajaran.

(47)

35 Penilaian pengetahuan dilakukan dengan berbagai teknik penilaian. Pendidik menetapkan teknik penilaian sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai. Penilaian dimulai dengan perencanaan pada saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada silabus.

Penilaian pengetahuan, selain untuk mengetahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan belajar, juga

untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan

penguasaan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran (diagnostic). Oleh karena itu, pemberian umpan balik (feedback) kepada peserta didik oleh pendidik merupakan hal yang sangat penting, sehingga hasil penilaian dapat segera digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran. Ketuntasan belajar untuk pengetahuan

ditentukan oleh satuan pendidikan dengan

mempertimbangkan batas standar minimal nilai Ujian Nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara bertahap satuan pendidikan terus meningkatkan kriteria ketuntasan belajar dengan mempertimbangkan potensi dan karakteristik masing-masing satuan pendidikan sebagai bentuk peningkatan kualitas hasil belajar.

2. Teknik Penilaian Pengetahuan

Berbagai teknik penilaian pengetahuan dapat digunakan sesuai dengan karakteristik masing-masing KD. Teknik yang biasa digunakan adalah tes tertulis, tes lisan, dan

penugasan. Namun tidak menutup kemungkinan

(48)

36 observasi. Skema penilaian pengetahuan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.2 Skema penilaian pengetahuan

a. Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan peserta tes. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis dapat berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai berikut. (1) Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi,

penempatan, diagnostik, formatif, atau sumatif. (2) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang

digunakan sebagai acuan menulis soal.

Penilaian Pengetahuan

Tes tertulis

Tes lisan

Benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, isian/melengkapi, uraian pennugasan Teknik lain, misalnya: Portopolio, observasi

Kuis dan tanya jawab

Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok di satuan pendidikan dan/atau di luar sekolah

(49)

37 Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis, meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, bentuk soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarahsesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KD atau materi yang hendak diukur lebih tepat.

(3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan soal.

(4) Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan. Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif. Sedangkan untuk soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi alternatif jawaban dan rubrik dengan rentang skor. (5) Melakukan analisis kualitatif (telaah soal) sebelum

soal diujikan. Contoh Kisi-Kisi

Nama Satuan pendidikan : SMA X, Jakarta

Kelas/Semester : XI/Semester 2

Tahun pelajaran : 2015/2016

Mata Pelajaran : PPKn

No Kompetensi

(50)

38

Setelah menyusun kisi–kisi, selanjutnya

mengembangkan butir soal dengan memperhatikan kaidah penulisan butir soal meliputi substansi/materi, konstruksi, dan bahasa.

(1) Tes tulis bentuk pilihan ganda

Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).

Untuk tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda sebagai berikut.

(a) Substansi/Materi

 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).

 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan, relevansi, dan keterpakaian).

 Pilihan jawaban homogen dan logis.

 Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat. (b) Konstruksi

 Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.

 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja.

(51)

39  Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci

jawaban.

 Pokok soal tidak menggunakan pernyataan negatif ganda.

 Gambar/grafik/tabel/diagram dan sebagainya jelas dan ber fungsi.

 Panjang rumusan pilihan jawaban relatif sama.

 Pilihan jawaban tidak menggunakan

pernyataan "semua jawaban benar” atau “semua jawaban salah”.

 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu disusun berdasarkan besar kecilnya angka atau kronologis kejadian.

 Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

(c) Bahasa

 Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia.

 Menggunakan bahasa yang komunikatif.

 Pilihan jawaban tidak mengulang kata/

kelompok kata yang sama, kecuali

merupakan satu kesatuan pengertian.

 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.

(2) Tes tulis bentuk uraian.

Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan menuliskan

(52)

40 jawaban dengan kalimatnya sendiri. Kaidah penulisan soal bentuk uraian sebagai berikut.

(a) Substansi/materi

 Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian)

 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai

 Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK)

 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang, jenis satuan pendidikan, dan tingkat kelas

(b) Konstruksi

 Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.

 Rumusan kalimat soal/ pertanyaan

menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai

 Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi

 Ada pedoman penskoran (c) Bahasa

 Rumusan kalimat soal/ pertanyaan

komunikatif

 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

(53)

41  Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang

menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian

 Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan

 Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

b. Tes lisan

Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran. Jawaban peserta

didik dapat berupa kata, frase, kalimat maupun paragraf.Tes lisan menumbuhkan sikapcpeserta didik untuk berani berpendapat.Rambu-rambu pelaksanaan tes lisan sebagai berikut.

(1) Tes lisan dapat digunakan untuk mengambil nilai (assessment of learning) dan dapat juga digunakan

sebagai fungsi diagnostik untuk mengetahui

pemahaman peserta didik terhadap kompetensi dan materi pembelajaran (assessment for learning).

(2) Pertanyaan harus sesuai dengan tingkat kompetensi dan lingkup materi pada kompetensi dasar yang dinilai.

(3) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mengonstruksi jawaban sendiri.

(54)

42 (4) Pertanyaan disusun dari yang sederhana ke yang

lebih komplek. c. Penugasan

Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau meningkatkan pengetahuan.

Penugasan yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan (assessment of learning)dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan penugasan yang

digunakan untuk meningkatkan pengetahuan

(assessment for learning) diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau proyek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan

karakteristik tugas. Penugasan lebih ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.

Rambu-rambu penugasan.

(1) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.

(2) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

(3) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

(4) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.

(5) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik menunjukkan kompetensi

(55)

43 individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.

(6) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.

(7) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

(8) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

4. Pengolahan Hasil Penilaian dan Pelaporan a. Nilai Sikap Spiritual dan Sikap Sosial

Langkah-langkah menyusun rekapitulasi penilaian sikap untuk satu semester.

1). Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK mengelompokkan (menandai) catatancatatan jurnal ke dalam sikap spiritual dan sikap sosial.

2). Wali kelas, guru mata pelajaran, dan guru BK membuat rumusan deskripsi singkat sikap spiritual dan sikap sosial sesuai dengan catatan-catatan jurnal untuk setiap peserta didik yang ditulis dengan kalimat positif. Deskripsi tersebut menyebutkan sikap/perilaku yang sangat baikdan/atau kurang baik dan yang perlu bimbingan.

3). Wali kelas mengumpulkan deskripsi singkat (rekap) sikap dari guru mata pelajaran dan guru BK. Wali

kelas menyimpulkan (merumuskan deskripsi)

capaian sikap spiritual dan sosial setiap peserta didik berdasarkan deskripsi singkat sikap spiritual dan

(56)

44 sosial dari guru mata pelajaran, guru BK, dan wali kelas yang bersangkutan.

4). Deskripsi yang ditulis pada sikap spiritual dan sikap sosial adalah perilaku yang menonjol, sedangkan sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai perilaku yang perlu pembimbingan.

5). Dalam hal peserta didik tidak ada catatan apapun

dalam jurnal, sikap peserta didik tersebut

diasumsikan berperilaku sesuai indikator

kompetensi.

6). Rekap hasil observasi sikap spritual dan sikap sosial yang dilakukan oleh wali kelas sebagai deskripsi untuk mengisi buku rapor pada kolom hasil belajar sikap.

Rambu-rambu deskripsi pencapaian sikap:

1) Sikap yang ditulis adalah sikap spritual dan sikap sosial.

2) Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap yang diinginkan dan belum

tercapai yang memerlukan pembinaan dan

pembimbingan.

3) Substansi sikap spiritual adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

4) Substansi sikap sosial adalah hal-hal yang berkaitan dengan menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, responsif

(57)

45 dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

5) Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk predikat dan deskripsi.

6) Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A= sangat baik, B= baik, C= cukup, dan D= kurang. Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi dan bahan refleksi.

C. Remedial

1. Prinsip-Prinsip Remedial

Pengajaran remedial bertujuan agar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan. Perbaikan baik dari segi proses belajar mengajar dalam mata pelajaran PPkn maupun kepribadian peserta didik. Prinsip-prinsip pembelajaran remedial menurut Kunandar dalam Sadikin (2012) adalah berikut ini.

a. Penyiapan pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan peserta didik dan menyiapkan rencana pembelajaran agar efektif.

b. Merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk peserta didik dengan bervariasi.

c. Merancang belajar bermakna, misalnya kuis games dan sebagainya.

Gambar

Gambar 1.1 Skema penilaian sikap  a.  Observasi
Tabel 1.4 Contoh format dan pengisian jurnal guru mata pelajaran  Nama Satuan pendidikan  : SMALB  X, Jakarta
Tabel 1.5   Contoh Jurnal Penilaian Sikap Spiritual yang dibuat guru BK atau wali  kelas
Tabel 1.6   Contoh Jurnal Penilaian Sikap Sosial yang dibuat guru BK atau wali  kelas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Keempat definisi tersebut mewakili pengertian CBI secara umum, yaitu CBI sebagai pendekatan dalam pembelajaran bahasa Inggris yang menyatukan isi mata pelajaran

Lokus yang diambil adalah berdasarkan pada wilayah kerja administrasi yang dalam hal ini dilakukan di Kota Semarang dengan unit analisis adalah instansi – instansi

Departemen Operasi dan Pemeliharaan mempunyai fungsi memastikan seluruh jaringan pipa gas bumi beserta fasilitas penunjangnya telah dimanfaatkan secara optimal untuk

lumnya yang dilakukan terhadap capaian kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan yang men- jalankan merger-akuisisi menemukan bukti yang saling bertentangan. Disajikan pada

Sedangkan pada siklus II dimana dari 35 siswa terdapat 31 siswa atau 88% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi rata-rata yang diperoleh sebesar 80% atau

Firli,Winda,Lais,Rian,Barka Mampu melakukan kegiatan menyapu halaman dengan mandiri namun masih membutuhkan sedikit pengarahan dari pembimbing Aulia,joni,eza masih

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada ibu rumah tangga RW 06 Kelurahan Kapuk

rahmat, karunia, hidayah dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Kepemimpinan pada Oraganisasi Militer Perspektif