• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I) Dalam Ilmu Tarbiyah."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA

MATA PELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK

EKOSISTEM KELAS X DI MA NEGERI DEMAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Disusun Oleh : Disusun Oleh : Disusun Oleh : Disusun Oleh : DIYAR MAFLUKHA 063811001

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Diyar Maflukha

NIM : 063811001

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Biologi

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011 Saya yang menyatakan

Diyar Maflukha NIM : 063811001

(3)

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pokok Ekosistem Kelas X di MA

Negeri Demak N a m a : Diyar Maflukha N I M : 063811001 Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Pendidikan Biologi

telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Biologi

Semarang, 13 Juni 2011

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Lianah, M.Pd Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes

NIP. 19590313 198103 2 007 NIP. 19751113 200501 2 001

Penguji I, Penguji II,

Drs.Achmad Suja’i, M.Ag Dr. Ruswan, M.A.

NIP. 19511005 197612 1 001 NIP. 19680424 199303 1 004

Pembimbing I, Pembimbing II,

Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes H. Mursid, M.Ag.

(4)

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Untuk MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X DI MA NEGERI DEMAK

Nama : Diyar Maflukha NIM : 063811001 Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Pendidikan Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing I

Hj. Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes.

(5)

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Untuk MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS X DI MA NEGERI DEMAK

Nama : Diyar Maflukha NIM : 063811001 Jurusan : Tadris Biologi Program Studi : Pendidikan Biologi

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing II

H. Mursid, M.Ag

(6)

vi

ABSTRAK

Judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Mata Pelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pokok Ekosistem Kelas X Di MA Negeri Demak.

Penulis : Diyar Maflukha NIM : 063811001

Skripsi ini membahas penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada mata pelajaran biologi. Kajiannya dilatarbelakangi oleh hasil belajar dari peserta didik terhadap pembelajaran biologi masih rendah. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis portofolio pada pembelajaran biologi materi ekosistem kelas X di MA Negeri Demak? (2) Apakah model portofolio dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi pokok ekosistem kelas X di MA Negeri Demak? (3) Apakah melalui model portofolio dapat menciptakan suasana pembelajaran biologi yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik kelas X materi ekosistem di MA Negeri Demak? Permasalahan tersebut di atas melalui penelitian lapangan di MA Negeri Demak. Datanya diperoleh dengan cara observasi, dokumentasi dan tes. Semua data ini dianalisis dengan analisis deskriptif menggunakan industri dan refleksi.

Kajian ini menunjukkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran portofolio materi pokok ekosistem meliputi merumuskan masalah, pemecahan masalah, menyimpulkan permasalahan menekankan kepada peserta didik agar aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya menyimpulkan. (2) keberhasilan model pembelajaran portofolio sebagai upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik materi ekosistem di MA Negeri Demak di tunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu kesiapan dan keaktifan pada saat proses pembelajaran, juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai tes akhir dari siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari perolehan prosentase ketuntasan klasikal pada siklus I yaitu 80,00% dan siklus II yaitu 87,08%. (3) Penelitian yang dilaksanakan di MA Negeri Demak dengan menerapkan model portofolio sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan mengetahui perkembangan siswa dalam pembelajaran ini membawa dampak yang positif terhadap kreatifitas belajar terutama mengurangi kejenuhan dan sebagai variasi pembelajaran menciptakan suasana menyenangkan dan menarik minat peserta didik sehingga peserta didik menjadi bersemangat lagi dalam pembelajaran. Seperti problem solving yang tes akhirnya dibawah kriteria ketuntasan minimal menjadi meningkat yaitu siklus I sebanyak 32 peserta didik dan siklus II sebanyak 35 peserta didik.

(7)

vii

TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam skripsi ini berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/Untuk1987. Penyimpangan penulisan kata sandang (al-) disengaja secara konsisten agar sesuai teks Arabnya.

a

t}

b

z}

t

s|

gh

j

f

h}

q

kh

k

d

l

z|

m

r

n

z

w

s

h

sy

s}

y

d}

Bacaan madd: Bacaan diftong:

a> = a panjang

ﻭﹶﺍ

= au i> = I panjang

ﻱﹶﺍ

= a u> = u panjang

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, semesta alam yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis ucapkan karena atas karunia dan rahmat Allah-lah skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Suja’i, M. Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Tadris Biologi, dosen-dosen Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya.

3. Dosen Wali dan Pembimbing Hj. Nur Khasanah, S. Pd., M. Kes. yang meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta membagi ilmunya kepada penulis.

4. H. Mursid, M. Ag. sebagai dosen pembimbing skripsi penulis, dengan kesabarannya dan keluasan wawasan keilmuannya banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan sayangi. Ayahanda H. Abdullah, yang banyak memberikan ruang kedewasaan penulis untuk selalu berfikir akan sesuatu hal, memberikan rasa optimisme yang tinggi, dan selalu mengajarkan untuk selalu berbuat baik sesamanya. Ibunda Hj. Mastianah, sosok yang menawarkan kesabaran dalam hidup, bijak dalam bertindak, dan selalu memahami penulis dalam keadaan apapun sejak kecil sampai saat ini.

(9)

ix

Sehingga membuatku tetap tegar dalam menyongsong masa depan serta kakak dan adik-adikku.

6. Kepala MA Negeri Demak, yang telah berkenan memberikan waktu dan bantuannya untuk memberikan informasi dalam penelitian ini kepada penulis. 7. Temen-temen baikku yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi, terima kasih atas indahnya kebersamaan dan kekeluargaan yang indah ini, semoga tak terlupakan selamanya.

8. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan ruang. Terima kasih telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga segala kebaikannya diterima sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan berlipat dari-Nya. Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari, sebagai bekal mengarungi kehidupan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari segi substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, Mei 2011 Penulis

Diyar Maflukha NIM : 063811001

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN KEASLIAN ... ii PENGESAHAN ... iii NOTA PEMBIMBING ... iv ABSTRAK ... vi TRANSLITERASI……….. vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Penegasan Istilah ... 4 C. Rumusan Masalah... 5 D. Tujuan Penelitian ... 6 E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : Landasan Teori A. Kajian Pustaka ... 26

B. Kerangka Berfikir ... 28

C. Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 34

B. Pelaksana dan Kolaborator ... 34

C. Rancangan Penelitian ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 39

(11)

xi

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 41 B. Pembahasan ... 43 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 53 B. Saran ... 54 C. Penutup ... 55 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil observasi siswa siklus I

Tabel 2 Nilai hasil belajar siswa pada siklus I Tabel 3 Hasil observasi siswa siklus 2

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tingkatan Organisasi Mahluk Hidup Gambar 2 Piramida Jumlah

Gambar 3 Piramida Biomassa Gambar 4 Piramida Energi

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 1 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus 2 Lampiran 4 Daftar nama siswa kelas X 9

Lampiran 5 Daftar kelompok siswa siklus 1 dan 2 Lampiran 6 Kisi-kisi soal

Lampiran 7 Lembar kerja siswa siklus 1 Lampiran 8 Uji kompetensi siklus 1 Lampiran 9 Lembar kerja siswa siklus 2 Lampiran 10 Uji kompetensi siklus 2 Lampiran 11 Hasil observasi siswa siklus 1 Lampiran 12 Daftar nilai siswa siklus 1 Lampiran 13 Hasil observasi siswa siklus 2 Lampiran 14 Daftar nilai siswa siklus 2 Lampiran 15 Daftar riwayat hidup

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Harapan yang tidak pernah sirna dari guru adalah, bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Hal tersebut merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi juga, sebagai mahluk sosial dengan latar belakang yang berlainan.1

Belajar merupakan proses psikis, maka keberhasilan belajar banyak di tentukan oleh individu sendiri (anak didik). Orang tua dan pendidik hanya berperan sebagai pembimbing dan mengatur situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar,2 untuk mewujudkan keberhasilan belajar anak didik diperlukan kemandirian. Kemandirian anak didik dalam belajar merupakan modal dasar untuk menentukan tindakan apa yang akan dilakukan dalam proses belajarnya.

Penerapan pembelajaran biologi khususnya pada materi ekosistem dibutuhkan pendekatan kontekstual yang dapat membantu anak didik mengkaitkan antara materi dengan situasi dunia nyata, dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari.3

Adapun peningkatan hasil belajar peserta didik yaitu dengan mengimplementasikan model pembelajaran berbasis portofolio dengan model pembelajaran tersebut anak didik mampu membangun pengetahuannya melalui interaksinya dengan lingkungannya. Keberhasilan proses belajar

1

Syamsul Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 1

2

Muntholi’ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, (Semarang: Kerjasama Gunung Jati Press dengan Yayasan Al-Qolam, 2001), hlm. 66

3

Mansur Muslih, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 41

(16)

2 dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh sebab itu guru hares memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.4 Guru yang progresif berani mencoba metode-metode baru yang dapat membantu meningkatkan kegiatan pembelajaran dan meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar peserta didik dapat belajar dengan baik, maka mengajar harus diusahakan dengan tepat, efisien dan seefektif mungkin.

Berdasarkan pengamatan awal, MA Negeri Demak mengalami permasalahan dalam hasil belajar Biologi terutama pada materi pokok ekosistem. Ekosistem merupakan materi pokok biologi yang diajarkan pada kelas X. Dari pengalaman-pengalaman terdahulu pembelajarannya didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar peserta didiknya tidak menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan praktis kehidupan mereka, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pembelajaran yang selama ini peserta didik terima hanyalah mengedepankan tingkat hafalan dari sekian rentetan topik atau materi pokok tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam sehingga tidak dapat diterapkan ketika, peserta didik berhadapan dengan situasi yang nyata dalam kehidupan.

Penelitian awal yang dilakukan peneliti bahwa penyebab hasil belajar peserta didik di MA Negeri Demak masih rendah seperti yang diungkap di bawah ini antara lain :

1.

Minat dari peserta didik terhadap pembelajaran biologi masih rendah.

2.

Sistem pembelajaran banyak menekankan pada hafalan-hafalan sehingga,

4

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Agama dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 29

(17)

3 peserta didik mengalami kebosanan.

3.

Proses pembelajaran banyak didominasi oleh guru sedangkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan.

4. Latihan-latihan soal yang diberikan guru kurang sistematis.

Konsep pembelajaran yang bersifat kontekstual memilih acuan konsep pembelajaran yang membantu guru dalam menghubungkan mata pelajaran dengan situasi nyata dan dapat memotivasi anak didik dalam menghubungkan. pengetahuan serta menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang bersifat kontekstual adalah proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengalaman nyata, dan anak didik dapat berlatih menyelesaikan tugas dengan senang hati serta tidak membebaninya sebagaimana tugas yang sulit dan berat. Diharapkan dengan pendekatan pembelajaran biologi dengan metode berbasis portofolio dapat dipahami oleh anak didik.

Materi ekosistem dalam pembelajaran biologi membutuhkan ketelitian dari anak didik, padatnya materi tersebut menjadikan anak didik tidak memahami secara menyeluruh yang disampaikan oleh pendidik, sehingga dibutuhkan metode yang tepat dalam hal ini adalah metode yang berbasis portofolio. Metode portofolio digunakan agar anak didik berfikir mandiri, dengan berfikir mandiri anak didik dapat belajar dengan baik. Dengan adanya metode portofolio semua tugas dan hasil belajar anak didik dicatat, sehingga anak didik akan selalu ingat dengan apa yang telah dipelajarinya.

Dengan model pembelajaran berbasis portofolio melalui pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) diharapkan materi ekosistem dapat dipahami dengan baik, sehingga hasil belajarnya juga dapat meningkat. Dengan adanya latar belakang diatas, maka peneliti menulis judul "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Pada Mata Pelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Pokok Ekosistem Peserta Didik Kelas X Di MA Negeri Demak".

(18)

4

B. PENEGASAN ISTILAH

1. Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa penerapan adalah salah satu proses menerapkan (hal mempraktikkan). Hal ini merupakan suatu tindakan untuk mempengaruhi tindakan di kelas.5 2. Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran portofolio merupakan usaha yang dilakukan guru agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut diperoleh peserta didik melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang ada dalam pikirannya dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam, pekerjaannya atau tugas-tugasnya.6

3. Belajar

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut W.J.S. Poerwadarminta, belajar adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha. Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran biologi.

4. Hasil belajar

Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yaitu hasil dan belajar. Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha. Sedangkan belajar berarti tahapan perubahan tingkah laku peserta didik yang positif sebagai basil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha perubahan

5

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 1180

6

Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 43

(19)

5 tingkah laku peserta didik sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif

5. Biologi

Biologi adalah "ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat mahluk hidup (manusia hewan dan tumbuhan serta lingkungan)".7 Pembelajaran biologi merupakan proses yang diselenggarakan guru untuk pembelajaran peserta didik dalam belajar bagaimana memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam mempelajari seluk beluk mahluk hidup. 6. Ekosistem

Ekosistem adalah "keanekaragaman suatu komunitas dan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan ekologi di alam". Dengan kata lain ekosistem adalah "keadaan khusus tempat komunitas suatu organisme hidup dan komponen organisme tidak hidup dari suatu lingkungan yang saling berinteraksi".8

C. RUMUSAN MASALAH

Dengan adanya latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, pada pembelajaran biologi materi ekosistem peserta didik kelas X di MA Negeri Demak ?

2. Apakah metode berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar biologi peserta didik kelas X materi pokok ekosistem di MA Negeri Demak ?

7

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), hlm. 155

8

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 287

(20)

6 3. Apakah melalui metode berbasis Portofolio dapat menciptakan suasana pembelajaran biologi yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik kelas X materi pokok ekosistem di MA Negeri Demak ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan berbasis portofolio dalam meningkatkan hasil belajar biologi dalam materi ekosistem peserta didik kelas X di MA Negeri Demak.

2. Untuk mengetahui apakah dengan metode berbasis portofolio dapat meningkatkan hasil belajar biologi materi ekosistem peserta didik kelas X di MA Negeri Demak.

3. Dengan metode berbasis portofolio diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik peserta didik kelas X materi pokok ekosistem. di MA Negeri Demak.

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini bermanfaat bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran dan bagi peserta didik yang mampu mengatasi kesulitan akan bertambah ketrampilannya. Model pembelajaran berbasis portofolio dapat lebih meningkatkan pemahaman peserta didik tentang keberhasilan yang mereka lakukan, karena apa yang mereka lakukan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang pandai merasa dihargai guru. Sedangkan peserta didik yang kurang mampu merasa diperhatikan baik oleh guru maupun teman-temannya.

2. Bagi Guru

Dimanfaatkan guru untuk mengetahui kemampuan peserta didik. Sehingga dapat mengoptimalkan proses pembelajaran.

(21)

7 3. Bagi Pihak Sekolah

a. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran berbasis portofolio yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MA Negeri Demak.

b. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran di MA Negeri Demak maka diharapkan peringkat di MA Negeri Demak dapat ditingkatkan.

(22)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Portofolio sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun sebagai adjective. Benda fisik portofolio, itu adalah kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik yang disimpan rapi.1 Adapun portofolio bisa dikatakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang telah ditentukan.2 Portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan guru agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya menjadi individu maupun kelompok.

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu bentuk dari praktek belajar yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktek empirik. Praktek belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi tanggung jawab dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antar peserta didik, antar sekolah dan antar anggota masyarakat.3

1. Prinsip-prinsip Model Berbasis Portofolio

Model pembelajaran berbasis portofolio mengacu pada prinsip dasar pembelajaran antara lain :

a. Prinsip Belajar siswa Aktif

Proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran berbasis portofolio berpusat pada peserta didik, dengan demikian kreativitas

1

Dasim Budimansyah, Modem Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Genasindo, 2002), hlm. 1

2

Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 47

3

Boediyono, dkk, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2001), hlm. 12

(23)

9 peserta didik hampir diseluruh proses pembelajaran dari mulai fase perencanaan di kelas, kegiatan di lapangan dan laporan.

b. Kelompok Belajar Kooperatif

Proses pembelajaran menerapkan prinsip belajar kooperatif yaitu kerja sama antar peserta didik dan antar komponen-komponen peserta didik di sekolah.

c. Pembelajaran Partisipatorik

Prinsip dasar pembelajaran partisipatorik adalah peserta didik mempraktekkan yang sedang dibahas (learning by doing). Pada pembelajaran berlangsung peserta didik mengemukakan pendapat,, mendengarkan pendapat orang lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik.

d. Reactive Teaching

Untuk menerapkan prinsip ini guru perlu menciptakan strategi yang tepat agar peserta didik mempunyai motivasi belajar yang tinggi, dengan adanya hal tersebut guru harus mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk segera mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan peserta didik.4

2. Langkah-langkah Model Berbasis Portofolio

Adapun langkah-langkah portofolio sebagai model pembelajaran antara lain :

a. Mengidentifikasi masalah

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama peserta didik yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, dan mengetahui masalah-masalah dan memberi tugas pekerjaan rumah tentang masalah-masalah yang ada sesuai dengan kemampuan peserta didik.

4

Dasim Budimansyah, Modem Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Genasindo, 2002), hlm. 3

(24)

10 b. Memilih masalah untuk kajian kelas

Sebelum memilih masalah yang akan dipelajari atau dikaji hendaknya para peserta didik mengkaji terlebih dahulu pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.

c. Mengumpulkan informasi yang akan dikaji oleh kelas

Guru hendaknya membimbing peserta didik dalam mendiskusikan sumber-sumber informasi masalah yang dikaji, misalnya mencari sumber informasi melalui perpustakaan, surat kabar, dan lain-lain. d. Membuat Portofolio Kelas

Pada tahap ini siswa hendaknya telah menyelesaikan penelitian yang memadai untuk memulai membuat portofolio. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Kelas dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung jawab untuk membuat suatu bagian portofolio. Keempat kelompok tersebut adalah :

Kelompok 1 bertugas : Menjelaskan masalah yang dikaji Kelompok 2 bertugas : Menjelaskan berbagai kebijakan

alternative untuk mengatasi masalah. Kelompok 3 bertugas : Mengusulkan kebijakan untuk

mengatasi masalah.

Kelompok 4 bertugas : Membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk pemecahan masalah. 2) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio. Pastikan

bahwa peserta didik pada setiap kelompok mengerti hasil pekerjaan apa yang diharapkan dari mereka.

3) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh tim-tim penelitian seringkali akan bermanfaat bagi lebih satu kelompok portofolio.

4) Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian penayangan dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok.

(25)

11 e. Merefleksi pada Pengalaman Belajar

Dalam melakukan refleksi pengalaman belajar peserta didik, guru melakukan upaya evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang telah dipelajari sebagai upaya belajar kelas secara kooperatif. Penyajian portofolio kelas kepada audien yang telah dilakukan sangat bermanfaat dalam pelaksanaan refleksi ini, sebab pertanyaan-pertanyaan dan reaksi-reaksi dari audien memberikan umpan balik yang penting bagi kelas.5

3. Penilaian Model Berbasis Portofolio

Portofolio disini diartikan sebagai kumpulan fakta atau bukti dokumen yang berupa tugas-tugas terorganisir secara sistematis dari seseorang secara individual dalam proses pembelajaran. Selain itu juga diartikan sebagai koleksi sistematis dari peserta didik dan guru untuk menguji proses dan prestasi belajar. Portofolio penilaian merupakan pembelajaran praktek dan mempunyai beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar peserta didik dan guru yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar peserta didik secara mendalam, yang pada akhirnya dapat membantu peserta didik menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa portofolio penilaian memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Merupakan hasil karya peserta didik yang berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus (kontinyu) dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran.

b. Mengukur setiap prestasi peserta didik secara individual dan menyadari perbedaan diantara peserta didik.

c. Merupakan suatu pendekatan kerjasama.

5

Arnie Fajar, Portofolio dalam Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 54-89

(26)

12 d. Mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri

e. Memperbaiki dan mengupayakan prestasi.

f. Adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.

Adapun pembelajaran dapat diartikan diantaranya yaitu belajar adalah aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar.6 Definisi ini menyebutkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan.7 Ada pula yang menyebutkan belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.8

Sholeh Abdul Aziz mendefinisikan belajar :

ﺗ ﺎﻬﻴﻓ ﺙﺪﺠﻴﻓ ﺔﻘﺑﺎﺳ ﺓﲑﺧ ﻰﻠﻋﺍﺮﻄﻳ ﻢﻠﻌﺘﳌﺍ ﺐﻫﺫ ﰱ ﺮﻴﻐﺗ ﻮﻫ ﻢﻠﻌﺘﻟﺍ ﻥﺍ

ﺍﲑﻐ

ﺍﺪﻳﺪ

"Belajar adalah suatu perubahan pada akal orang yang belajar karena pengalaman lama, kemudian terjadilah perubahan yang baru".

Clifford T. Morgan mengemukakan "Learning is any relatively permanent

change in behavior that is the result of past experience”9 (belajar dapat

didefinisikan sebagai hasil dari pengalaman masa lalu. Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif peserta didik dalam membangun makna dan pemahaman. Oleh karena itu, peserta didik perlu diberi waktu yang memadai untuk melakukan proses itu. Artinya, memberikan waktu yang cukup untuk berfikir ketika peserta didik menghadapi masalah sehingga peserta didik mempunyai kesempatan untuk membangun sendiri gagasannya.

6

Umar Tirtaharja, La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 51

7

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2

8

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 85

9

Clifford T. Morgan, Omtrucdution to Psikology, Fourth Edition, (New York: McGrew Hill Inc), hlm. 219

(27)

13 Menurut Dimyati dan Mudjiono, pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.10

Proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan hasil belajar, maka dari proses pembelajaran harus diorganisasikan dengan baik, sehingga diharapkan peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Namun perlu di ingat, meskipun tujuan pembelajaran itu dirumuskan dengan jelas dan baik, belum tentu hasil yang diperoleh itu optimal. Karena hasil yang baik, selain dipengaruhi oleh pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat, juga dipengaruhi oleh komponen-komponen yang lain, terutama bagaimana aktivitas peserta didik sebagai subjek belajar.11

a. Tujuan dan Komponen Biologi

Biologi berasal dari dua suku kata, yaitu `bios' yang berarti hidup dan

'logos' yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup.

Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan keyakinannya terhadap keagungan Allah SWT, sebagai warga negara yang menguasai ilmu sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk :

1. Memahami konsep-konsep biologi yang saling keterkaitannya.

2. Mengembangkan keterampilan proses biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.

3. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.

4. Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah yang

10

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 157

11

Sardiman, AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 2001), Cet. IX, hlm. 47

(28)

14 berkaitan dengan proses kehidupan dalam sehari-hari.

5. Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.

6. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.12 Komponen mata pelajaran biologi :

a) Standar kompetensi

Terdiri dari dua bab. Bab pertama tentang pendahuluan dan bab kedua terdiri atas : kompetensi dasar, indikator hasil belajar, dan materi pokok. Ruang lingkup mata pelajaran biologi SMA/ MA terdiri dari dua bagian yaitu : bekerja ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok serta penerapannya).13

b) Mata Pelajaran Biologi

Dikembangkan berdasarkan tujuan, cakupan muatan dan kegiatan setiap kelompok mata pelajaran.

c) Silabus

Dari standar kompetensi guru dituntut untuk dapat menjabarkan ke dalam bentuk silabus. Silabus adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar pada setiap tatap muka. Komponen silabus meliputi : standar kompetensi, kompetensi dasar, uraian materi, indikator, pengalaman belajar, sarana dan sumber belajar dan penilaian.14

b. Pembelajaran Biologi

1. Hasil Belajar Biologi

Menurut Mulyono Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.15 Nana Syaodih Sukmadinata menyatakan hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

12

Musahair, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran

Biologi, (Jakarta: CV. Irfandi Putra, 2003), hlm. 5-6

13

Musahair , Panduan Kurikulum, hlm. 6

14

Musahair , Panduan Kurikulum, hlm. 7

15

Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Siswa Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm. 37

(29)

15 dari cakapan-cakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.16 Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu tingkat penguasaan peserta didik terhadap potensi pada topik bahasan yang disampaikan oleh pengajar.

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan sekali setelah suatu kegiatan pembelajaran dilakukan. Penilaian hasil belajar ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran telah berjalan secara efektif. Dari segi guru, penilaian hasil belajar sangat membentuk gambaran mengenai penerapan pembelajarannya, apakah model pembelajaran yang digunakan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang telah terjadi sebelumya. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), setiap pelajaran mempunyai Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk setiap aspek penilaian.

Ada beberapa prosedur pengukuran hasil belajar, pengukuran secara tertulis, secara lisan, dan melalui observasi. Dalam pembelajaran biologi prosedur yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya kognitif dan afektif, sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya masih psikomotor.

Pada dasarnya hasil belajar merupakan interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari luar maupun dari dalam individu. Beberapa faktor tersebut sangat penting untuk dikenalkan kepada para peserta didik dengan tujuan untuk membantu mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Abu Ahmadi, yaitu : a). Faktor-faktor stimulasi belajar

Segala sesuatu di luar individu yang merangsang individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Yang dikelompokkan dalam faktor stimulasi belajar antara lain : panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran,

16

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 102

(30)

16 berat ringannya tugas, dan suasana lingkungan eksternal.

b). Faktor-faktor metode belajar

Metode belajar yang dipakai guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh peserta didik. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut : kegiatan berlatih atau praktek,

over learning, dan drill, prestasi belajar, pengenalan tentang hasil

belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian, penggunaan modalitas indera, bimbingan dalam belajar, kondisi-kondisi intensif.

c). Faktor-faktor individual

Faktor-faktor individual meliputi : kematangan, faktor usia kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi.17

2. Aktivitas Belajar

Kegiatan pendidikan berlangsung dalam interaksi antara pendidik dan peserta didik. Interaksi tersebut akan menjadi lebih efektif apabila peserta didik sendiri ikut dalam proses kegiatan pendidikan sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar dari aktivitas belajar. Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang berusaha memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Aktivitas belajar ini dilakukan oleh peserta didik, dan diharapkan mampu mendapatkan banyak pengalaman belajar serta mampu memahami materi secara maksimal.

Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh William Burton

"Teaching is the guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn" yang berarti bahwa mengajar itu

memimpin aktivitas satu kegiatan belajar dan bermaksud untuk membantu atau menolong peserta didik dalam belajar. Dalam

17

(31)

17 pengertian ini maka aktivitas peserta didik sangat diperlukan dalam belajar mengajar sehingga peserta didiklah yang seharusnya aktif.18

Pembelajaran berbasis portofolio yang melibatkan para peserta didik dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengkaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para peserta didik melihat makna di dalam tugas sekolah.

Dengan pembelajaran berbasis portofolio mereka akan merasakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mereka akan menemukan makna belajar yang sebenarnya, sehingga materi pelajaran yang didapatkan di dalam kelas benar-benar berkaitan erat dengan kerangka fikir yang dimilikinya (ingatan, pengalaman, maupun tanggapan).

Menurt Paul D. Dierich membagi jenis-jenis aktivitas menjadi 8, diantaranya :

1) Kegiatan-kegiatan visual, meliputi membaca melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan, meliputi mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permintaan, mendengarkan radio. 4) Kegiatan-kegiatan menulis, meliputi menulis cerita, menulis

laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

18

(32)

18 5) Kegiatan-kegiatan menggambar, meliputi menggambar, membuat

grafik, chart, diagram peta dan pola.

6) Kegiatan-kegiatan matrik, meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

7) Kegiatan-kegiatan mental, meliputi merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8) Kegiatan-kegiatan emosional, meliputi minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.19

Dengan bermacam-macam aktivitas yang dapat diterapkan di sekolah, maka keadaan sekolah menjadi lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal dan memperlancar peran sebagai pusat dan transformasi kebudayaan. Beberapa asas aktivitas yang mempunyai nilai penting bagi peserta didik, yaitu :20

1) Peserta didik mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.

2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik.

3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan peserta didik. 4) Peserta didik bekerja menurut minat dan kemantapan sendiri. 5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antar orang tua dengan guru.

19

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), hlm. 172-173

20

(33)

19 7) Pengajaran dilaksanakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berfikir serta menghindarkan verbalitas.

8) Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

Adapun materi biologi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah materi ekosistem seperti yang akan diuraikan dibawah ini.

Semua organisme yang hidup di alam tidak dapat hidup sendiri, melainkan harus terus berinteraksi, baik dengan kelompoknya maupun dengan kelompok lainnya serta interaksi dengan alam (lingkungan). Organisme hidup dalam sebuah sistem, di topang oleh berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kehidupan semua jenis mahluk hidup saling mempengaruhi, dipengaruhi, serta berinteraksi dengan alam. Motivasi membentuk kesatuan yang disebut dengan ekosistem.21

1. Komponen Penyusun Ekosistem a. Berdasarkan sifatnya meliputi :

1) Faktor biotik

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua mahluk hidup di bumi baik itu tumbuhan, hewan, maupun manusia. Dalam ekosistem umumnya tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan sebagai konsumen dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan (seperti pada gambar 2.1)

21

(34)

20 Gambar 2.1

Tingkatan Organisasi Mahluk Hidup22 2) Faktor abiotik

Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik yang mempengaruhi ekosistem seperti suhu, sinar matahari, air, tanah, ketinggian permukaan, angin, dan garis lintang.

b. Berdasarkan Fungsinya

Dilihat dari fungsinya ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut :

1) Komponen autotrof

Autotrof adalah organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan energi seperti cahaya matahari dan energi kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produser, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

2) Komponen heterotrof

Heterotrof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh

22

Saiful Musthofa,” Sistem Transportasi Hewan Vertebrata”, dalam

(35)

21 organisme lain. Yang masuk dalam golongan heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

3) Pengurai (decomposer)

Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produser. Organisme yang termasuk golongan pengurai adalah jamur dan bakteri.

2. Interaksi antar Komponen a. Interaksi antar organisme

Semua mahluk hidup selalu bergantung kepada mahluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu dari populasi lain. Interaksi antar organisme dalam komunitas ada yang sangat erat dan ada yang kurang erat. Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut : predasi, parasitisme, komensalisme dan mutualisme.

b. Interaksi antar populasi

Antar populasi yang satu dengan populasi yang lain selalu terjadi interaksi secara langsung atau tidak langsung. Contohnya interaksi

alelopati atau kompetisi.

c. Interaksi antar komunitas

Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi, contohnya komunitas sawah dan sungai. Interaksi antar komunitas cukup kompleks, karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.

d. Interaksi antar komponen biotik dan abiotik

Interaksi antar biotik dan abiotik membentuk ekosistem. Hubungan antar organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran

(36)

22 energi dalam sistem itu.23

3. Suksesi

Suksesi adalah rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis hingga mencapai ekosistem klimaks. Perubahan populasi menyebabkan ekosistem berubah, perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan baru. Proses suksesi berakhir dengan sebuah

ekosistem klimaks atau telah mencapai keadaan seimbang (homestatis). Di

alam ini terdapat dua macam suksesi. a. Suksesi primer

Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini menyebabkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total. Sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Contohnya terbentuknya suksesi di gunung Krakatau yang pernah meletus.

b. Suksesi sekunder

Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun secara buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total habitat organisme, sehingga dalam komunitas tersebut substrat dan kehidupan awal masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, kebakaran dan gelombang laut.

4. Macam-macam ekosistem

Di bumi ada bermacam-macam ekosistem, secara garis besar ekosistem dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Ekosistem darat

Ekosistem darat adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya) ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, antara lain bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan basah, bioma hutan gugur, bioma taiga, dan bioma tundra.

23

(37)

23 b. Ekosistem perairan

1) Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Organisme yang hidup di air tawar umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang seperti danau dan rawa, dan air mengalir seperti sungai

2) Ekosistem air laut

Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuary (muara/ bersatunya air sungai dengan air laut) dan terumbu karang.24

5. Piramida ekologi

Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Adapun tiga, jenis piramida ekologi, antara lain :

a. Piramida jumlah

Organisme dalam pramida jumlah, (seperti pada gambar 2.2)

Gambar 2.2 Piramida Jumlah25 b. Piramida biomassa

Biomassa adalah ukuran berat materi hidup diwaktu tertentu. Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk

24

Hutagalung RA, Ekologi Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 13-15

25

Yuni, “Ekologi Tumbuhan”, dalam http://iwansingkep.piramida jumlah.blogspot.com, diakses 21 juni 2010

(38)

24 mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur, kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan. Seperti gambar 2.3

Gambar 2.3 Piramida Biomassa26

c. Pirmida energi

Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang dibutuhkan tentang ekosistem tertentu. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem. Seperti pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Piramida Energi27

26

Yuni, “Ekologi Tumbuhan”, dalam http://iwansingkep.piramida biomassa.blogspot.com, diakses 21 juni 2010

27

Suwarno, “Piramida Ekologi”, dalam http://ahmad cecep.aliran energi.blogspot.com/, diakses 4 April 2010

(39)

25 6. Rantai makanan

Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam tumbuhan melalui deretan organisme yang makan dan dimakan, ada tiga macam rantai pokok yaitu :

a. Rantai pemangsa

Landasan utama rantai pemangsa adalah tumbuhan hijau sebagai produsen. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivora sebagai konsumen tingkat 1, dilanjutkan dengan hewan karnivora yang memangsa herbivora sebagai konsumen tingkat 2, dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen tingkat 3. Gambar 2.5

Gambar 2.5 Rantai Pemangsa di Habitat Darat (a) dan Air (b)28

b. Rantai parasit

Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing, bakteri, dan tanaman benalu.

c. Rantai saprofit

Rantai saprofit dimulai dari organisme mati sampai organisme pengurai. Misalnya femur dan bakteri.

28

Supriharyono, “Konservasi Ekosistem Sumber Daya Hayati”, dalam

(40)

26 Rantai-rantai di atas tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan sehingga membentuk jaring-jaring makanan.

Penerapan model pembelajaran portofolio, siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok. Kecakapan siswa dilatih untuk mengemukakan pendapat, mempertahankan pendapat dan belajar berinteraksai dengan kelompok kecil akan tercapai hubungan saling membutuhkan dan saling bergantung sehingga akan terjadi interaksi dan komunikasi antar anggota sebagai tanggung jawab kelompok.29

Pendidikan biologi menekankan pembelajarannya pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Melalui pengembangan model ini diterapkan model pembelajaran yang inovatif, yang mampu membangkitkan motivasi siswa untuk memperkaya pengalaman belajarnya menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar dan memfasilitasi siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan. Model yang dimaksud adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Untuk menilai hasil belajar dilakukan serangkaian penilaian terhadap seluruh unjuk kerja siswa yang meliputi dua tes formatif, tugas terstruktur, aktivitas harian dan laporan kegiatan siswa diluar sekolah yang menunjang kegiatan-kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini adalah penilaian berbasis portofolio. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis portofolio dimulai pada tahap perencanaan, siswa diberikan kebebasan untuk menyampaikan atau memberikan ide-ide tentang masalah.30

A. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka merupakan informasi dasar rujukan yang digunakan

dalam penelitian ini, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi plagiat dan

29

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hlm. 158

30

Dudimansyah, Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio, (Bandung: Genasindo, 2002), hlm. 58

(41)

27 pengulangan dalam penelitian. Berdasarkan survei yang dilakukan ada beberapa penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang berjudul "Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio pada

Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pokok Bahasan Ekosistem Peserta Didik Kelas X di MA Negeri Demak". Adapun penelitian tersebut adalah :

1. Peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan kontekstual pada pokok bahasan ekosistem peserta didik kelas VII A semester II SMP Ibu Kartini Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 oleh Tri Siswanti (06320114) lulus tahun 2007 IKIP PGRI Semarang.

Hasil penelitian ini adalah dalam pembelajaran pokok bahasan ekosistem di kelas VII A, peneliti menggunakan pendekatan kontekstual ternyata dalam pelaksanaannya dan hasil yang dicapai setelah proses evaluasi menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dibandingkan dengan pendekatan yang digunakan sebelumnya, karena pembelajaran sebelumnya lebih banyak menitikberatkan pada teori saja tanpa melihat kemampuan siswa secara individual.

2. Pengembangan pembelajaran biologi dengan pendekatan CTL (Contextual

Teaching Learning) untuk meningkatkan keterampilan berfikir kreatif

siswa pada pokok bahasan fungsi tumbuh-tumbuhan kelas ganjil SMP N 1 Wonotunggal Batang tahun Pelajaran 2007/2008 oleh Darwati (03220080) lulus tahun 2008.

Hasil penelitian ini adalah dalam pembelajaran pokok bahasan fungsi tumbuh-tumbuhan kelas ganjil dengan menggunakan CTL (Contextual

Teaching Learning) hasil yang di peroleh dalam proses pembelajaran dan

evaluasi mengalami peningkatan dalam hal keaktifan siswa meskipun peningkatan tersebut tidak maksimal. Hal tersebut dikarenakan karena latar belakang lingkungan siswa tetapi dalam evaluasi ada juga siswa yang memperoleh hasil maksimal.

(42)

28 Kajian pustaka sementara yang penulis gunakan ini merupakan referensi awal dalam melakukan penelitian ini. Dari penelitian-penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Persamaannya terletak pada model dalam pembelajaran yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kontekstual dan juga tujuan pembelajarannya yaitu dalam rangka meningkatkan proses berfikir siswa. Penelitian ini juga mempunyai orientasi yang berbeda yaitu letak lokasi penelitiannya, peserta didik dan juga pembelajaran di kelas berbeda karena dalam pembelajaran kreativitas siswa sudah ada.

B. KERANGKA BERFIKIR

Untuk meningkatkan hasil belajar biologi dan aktivitas serta kreativitas

siswa, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang demokratis atau menyenangkan bagi siswa sehingga hasil pembelajaran dapat mencapai hasil yang diinginkan. Upaya untuk meningkatkan pembelajaran dapat dilakukan dengan melakukan hal-hal yang ada disekitar siswa. Untuk dapat mewujudkan semua hal tersebut diatas, dibutuhkan peran guru khususnya dalam pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran portofolio merupakan pembelajaran yang mengenalkan siswa akan lingkungan sebenarnya.

Pembelajaran berbasis portofolio dapat juga dikatakan sebagai upaya mendekatkan peserta didik kepada objek yang dibahas. Pengajaran yang menjadikan materi pelajaran yang dibahas secara langsung dihadapkan kepada peserta didik secara langsung mencari informasi tenteng hal yang dibahas secara mendalam. Pada hakikatnya dengan pembelajaran berbasis portofolio, disamping memperoleh pengalaman fisik terhadap objek pembelajaran, peserta didik juga memperoleh pengalaman atau terlibat secara mental. Pengalaman fisik dalam arti melibatkan peserta didik atau mempertemukan peserta didik dengan objek pembelajaran. Pembelajaran berbasis portofolio memungkinkan peserta didik untuk:

(43)

29 1. Berlatih memadukan antar konsep yang diperoleh dari penjelasan guru atau

dari buku atau bacaan dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Peserta didik diberi kesempatan untuk mencari informasi dari luar kelas, baik

informasi yang sifatnya benda atau bacaan.

3. Membuat alternatif untuk mengatasi topik objek yang dibahas.

4. Membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) yang berkaitan dengan konsep yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.

5. Merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

Pembelajaran berbasis portofolio memberikan keragaman sumber belajar dan keleluasaan kepada peserta didik untuk memilih sumber belajar yang sesuai sebagai landasan untuk menyusun fenomena alam pada masing-masing peserta didik.

Pembelajaran portofolio mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar peserta didik dan guru yang saling melengkapi serta menggambarkan belajar peserta didik secara mendalam, yang pada akhirnya dapat membantu peserta didik menjadi sadar untuk meningkatkan dirinya sebagai pembaca dan penulis yang baik.

Adapun untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X materi pokok ekosistem di MA Negeri Demak, guru diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang berarti bagi siswa.

C. HIPOTESIS TINDAKAN

Dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keaktifan dan kreativitas serta hasil belajar siswa materi pokok ekosistem dapat ditingkatkan dengan model portofolio.

(44)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Secara umum tujuan peneliti yang diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan proses belajar. Tujuan khusus dari penelitian ini model pembelajaran portofolio dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di MAN Demak

Suatu kegiatan ilmiah dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat dalam menguji suatu kebenaran. Dalam usaha untuk memperoleh data-data tersebut diperlukan langkah-langkah antara lain: penetapan subjek penelitian, pengadaan pengumpulan data dan analisis data berdasarkan metode yang dapat dipertanggung jawabkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan guru dan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan adalah “Cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”.1

Suharsimi menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata yaitu:

1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

1

(45)

31 3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru.2

Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain sebagai berikut:

1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas atau lapangan atau laboratorium.

2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas atau sedang membimbing.

3. Materi Pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa.

4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu hasil belajar, yang diamati guru, siswa atau keduanya.

5. Hasil Pembelajaran, merupakan produk yang harus ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan, sarana pendidikan, guru dan siswa itu sendiri.

6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah maupun yang melingkupi siswa dirumahnya. Bentuk perlakuan atau tindakan yang dapat dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif.

7. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur atau direkayasa dalam bentuk tindakan. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan.3

Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut:

2

Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, hlm. 58

3

(46)

32 1. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas.

3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. 4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran.4

Tujuan utama penelitian tindakan kelas demi perbaikan peningkatan layanan profesional tindakan kelas menangani proses belajar mengajar dapat dicapai dengan melakukan refleksi. Empat langkah penting dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

1. Perencanaan

Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan selama tindakan berlangsung. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benar-benar factual terjadi di lapangan, masalah bersifat umum di kelasnya, masalahnya cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu hasil pembelajaran.

b) Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK.

c) Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pertanyaan.

4

(47)

33 d) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menentukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik yang dapat dilakukan guru.

e) Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpulan data yang dapat dipakai untuk menganalisis keberhasilan.

2. Tindakan

Pada tahap ini, skenario atau rancangan tindakan akan dilakukan diantaranya:

a) Langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan b) Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru c) Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa

d) Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya

e) Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.

3. Pengamatan

Pada tahap ini akan berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.

Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

Gambar

Gambar 2.3 Piramida Biomassa 26
Gambar 2.5 Rantai Pemangsa di Habitat Darat (a) dan Air (b) 28
Tabel 4.3 Analisis Observasi terhadap Peserta Didik pada Siklus II  No  Aspek yang diamati  Jumlah
Tabel 4.4  Perbandingan hasil tes Peserta Didik antara Siklus I dan  Siklus II

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Maharani C Putri (2015) dalam penelitiannya menyatakan, sistem keuangan merupakan sebuah sistem yang berperan utama dalam menjembatani mobilisasi dana antara pihak

Hal ini dapat kita lihat pada kompleks makam Manuba dimana makam-makam yang terdapat pada kompleks tersebut yang menggunakan nisan arca adalah makam para raja yang mempunyai

Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan

Judul Skripsi : Efektivitas Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Iman Kepada Malaikat-Malaikat Allah Dan Makhluk Gaib Selain Malaikat Pada Peserta

Persyaratan pelaporan berserta informasi lainnya digunakan untuk mengantisipasi reaksi terhadap informasi yang dilaporkan, karena pada umumnya orang akan bereaksi

Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem Gambut adalah material organik yang terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan yang terdekomposisi tidak sempurna dengan

Sehubungan dengan itu, diperlukan suatu kajian tentang kualitas pelayanan penyuluh pertanian dan kepuasan petani terhadap pelayanan penyuluhan tersebut serta kaitannya dengan

Evaluasi pada dasarnya dilakukan untuk mengukur sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk