• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CAC tempat Terapi di daerah Surabaya Selatan. Luas tempat terapi ini sekitar panjang 25 meter dan lebar 15 meter. Sedangkan untuk ruangan kelasnya berukuran masing-masing panjang 4 meter dan lebar 4 meter. Ruangan ini memiliki bangku-bangku kecil yang tertatata rapi dan di beri sekat untuk memisahkan antara murid yang satu dengan yang lain. Meja yang sengaja di bentuk setengah lingkaran ditepi meja digunakan agar dapat membuat anak tetap diam, tiap meja ada dua kursi dimana satu kursi untuk murid dan satu kursi untuk terapis, sebuah almari tempat meletakkan tas terapi dan juga tas para murid. Dalam bangunan ini terdapat tiga ruang kelas untuk terapi satu ruangan untuk arena terapi bermain, dan satu ruang kantor.

CAC berdiri pada hari Minggu, 7 Februari 1999. Saat awal berdiri, bernama autisme center A. Awalnya berdiri berdomisili Surabaya Pusat. Namun kini telah pindah berdomisili di Surabaya Selatan.

Pertimbangan dasar berdirinya CAC selain karena pendiri (Drg. Hj. Illy Yudiono) memiliki anak menderita autis, pendirian sekolah ini kerena saat itu di Surabaya masih belum ada sekolah untuk anak-anak autis. Bahkan saat CAC berdiri, banyak anak autis yang dijadikan ajang bisnis.

(2)

Ide untuk mendirikan sekolah ini muncul ketika Prof Koesnoe merasa khawatir terhadap sang cucu, pada awal 1998, dia meminta agar Pak Ir.Yudi berhenti dari pekerjaannya. Bukan sekadar untuk membantu merawat Anaknya yang pertama, akan tetapi Prof Koesnoe meminta agar Ir.Yudi (suami Drg. Hj. Illy Yudiono) mendirikan sekolah autis. Dengan demikian, pendidikan Anaknya bisa terjaga, sekaligus punya sumbangan kepada masyarakat.

Amanah itulah yang menjadi latar belakang perdirinya CAC ini. Nama ini diambil dari penggabungan dua nama anak Drg. Hj. Illy Yudiono yaitu “anak pertama dan anak keduanya”. Hingga diambillah nama CAC.

Sekolah CAC telah tumbuh dan berkembang sejak awal berdiri. Bahkan Sekarang telah melayani 350 anak autis, 50 di antaranya berhasil masuk ke TK dan SD reguler.

Dinding ruangan tiap kelas sama yaitu putih bersih, dengan tiap kelas terdapat satu papan tulis berwarna putih, dalam ruangan ini juga di lengkapi dengan satu kipas angin dinding dan juga pendingin ruangan (AC). Para pengajar disini semuanya lulusan S1 Psikologi, dan sistem belajar disini satu pengajar satu murid.

Sebelum dilakukannya penelitian ini, peneliti menyiapkan jadwal pemberian treatmen, materi yang digunakan dalam penelitian, modul penelitian untuk di gunakan oleh terapis yang mengajarkan terapi PECS ini, pencocokan materi dengan pengajar dan pemilik CAC, dan tak lupa pula alat terapi PECS. Hal lain yang peneliti siapkan yaitu kesiapan diri dari peneliti untuk mengkondisikan

(3)

anak yang menjadi subyek penelitian ini. Kesemua ini dilakukan agar eksperimen ini berjalan lancar dan memperoleh hasil yang maksimal.

Tanggal 16 juni 2014 mengajukan izin proposal penelitian pada pihak CAC, yang kemudian di acc oleh pihak pemilik CAC, dan peneliti mulai melakukan pengamatan untuk masa baseline mulai tanggal 17 juni 2014. Baseline di laksanakan selama 4 hari, lebih satu hari daripada yang telah dijadwalkan peneliti dengan dosen pembimbing, hal ini dilakukan atas saran dari pemilik CAC agar dapat menstabilkan situasi dan kondisi anak sebelum diberikannya treatmen. Sayangnya mulai tanggal 23 juni CAC libur semester selama satu minggu, dan mulai masuk tanggal 30 juni 2014, di hari senin tanggal 30 juni 2014 itulah peneliti mulai memberikan treatmen berupa metode pembelajaran terapi PECS terhadap subyek dengan di bantu oleh terapis yang ada di CAC yakni Ibu L dan Ibu A, kenapa terapis yang membantu ada dua orang , karena memang di CAC sistemnya satu anak dua penanggung jawab, jadi kebetulan anak yang menjadi subyek peneliti adalah Ibu L dan Ibu A, treatmen ini dilakukan selama satu jam mulai jam 11.00 - 12.00 WIB setiap hari senin hingga hari kamis, dan pada hari jum’at dilakukan pengukuran (post test) tahap 1 melalui panduan observasi yang sudah peneliti buat bersama dengan dosen pembimbing peneliti.

Hal ini dilakukan hingga minggu ke tiga sehingga post testnya terdapat 3 kali yang selalu di lakukan setiap hari jum’at. Jadi ketika hari jum’at subyek tidak mendapatkan treatmen melainkan di ukur seberapa jauh peningkatan yang subyek dapatkan selama diberikan treatment.

(4)

Ma dilakukann selama in dengan m dan analis Se menyimpu kemampua 2. Se sebelumny penelitian maka dipe tersebut. G asa treatme nya analisi ni, analisis memperhatik sis antar kon

telah mela ulkan apaka an komunik Deskrips telah mela ya di analis single case eroleh bebe Grafik 4.1 Ke en dilaksan s terhadap yang digun kan beberap ndisi. kukan anal ah metode kasi verbal p si Hasil Pen akukan ana sis dengan e experimen rapa output emampuan 0 0.5 1 Junmlah  Kosa  Kata nakan hingg hasil-hasil nakan adala pa kompone lisis dianta pembelaja pada anak a nelitian alisis data beberapa k ntal yakni an t data. Berik Komunikas kata 1 2 3 4 Ses

Gra

ga tanggal dari treatm ah statistik en yakni an

ara dua tah aran terapi autis atau tid

mengguna komponen y nalisis dalam kut adalah si Verbal an 5 6 7 si

fik KKVA

18 juli 2 ment yang deskriptif nalisis visua hap tersebu PECS itu dak. akan analis yang harus m kondisi d deskripsi gr

nak autis asp

A

Kosa  Linea kata) 014, setela sudah dibe yang seder al dalam ko ut peneliti efektif terh sis grafik dilakukan dan antar ko rafik output pek jumlah kata r (Kosa  ah itu erikan rhana, ondisi dapat hadap yang pada ondisi t data kosa

(5)

Pada data grafik pertama menguraikan tentang peningkatan komunikasi verbal dalam komponen banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, dalam grafik menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan, hal ini di lihat dari analisis dalam kondisi dari salah satu aspek pengukur komunikasi verbal anak autis yaitu banyaknya jumlah kosa kata yang dimiliki anak, menyimpulkan bahwasanya tidak ada perubahan dari pemberian metode pembelajaran PECS terhadap komunikasi verbal anak ditinjau dari aspek kosa kata. Terlihat dari tabel analisis yang terakhir yaitu level perubahan dibawah ini.

Tabel 4.1 tabel analisi dalam kondisi aspek jumlah kosa kata anak

Kondisi A/1 B/2

1. Panjang Kondisi 4 15

2. Estimasi Kecenderungan Arah

3. Kecenderungan Stabilitas Variabel

(tdk stabil) 0% Variabel (tdk stabil) 0% 4. Kecenderungan Jejak

5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0 Variabel (tdk stabil) 0-0 6. Level Perubahan 0-0 (=) 0-0 (=)

Dapat dilihat bahwasanya dalam level perubahan tidak ada perubahan sama sekali antara sebelum diberi metode pembelajaran PECS dengan sesudah diberikan treatment terhadap anak. Dan untuk analisis antar kondisi juga menyimpulkan bahwasanya untuk aspek pertama tidak terdapat perubahan antara A1 dengan B1.

(6)

Kondisi Y 1. Ju 2. Pe Ef 3. Pe Ke 4. Pe 5. Pe Ta pemberian 4 Pa jumlah pe terdapat p Tabel 4 Yang diban umlah Varia erubahan A feknya erubahan ecenderung erubahan L ersentase O abel di atas n metode PE 4.2 Grafik K ada grafik k ertanyaan y erubahan ya 4.2 tabel ana ndingkan abel Arah dan gan Stabilit Level Overlap sudah men ECS dengan Kemampuan kedua tentan yang anak a ang dapat d 0 0.5 1 Junmlah  Anak  Bertanya lisis antar ko B1 A1 2:1 1 (= Tida tas Vari (0-0) 0 0% njelaskan b n meningkat n Komunika Bertany ng aspek p ajukan kepa dilihat dalam 1 2 3 4

Gra

ondisi aspek j =) ak ada perub abel ke Var ) bahwa tidak tnya komun asi Verbal A ya pengukur ya ada shadow m tabel level 4 5 6 Sesi 

afik KKV

jumlah kosa (=) bahan riabel k terdapat p nikasi verba Anak Autis ang kedua y w, dalam ha l perubahan 7

VA

a kata anak perubahan a al anak autis Aspek Jum yaitu banya al ini juga n dibawah in Bertanya antara s. mlah aknya tidak ni.

(7)

4.3 tabel analisis dalam kondisi aspek jumlah bertanya anak

Kondisi A/1 B/2

1. Panjang Kondisi 4 15

2. Estimasi Kecenderungan Arah

3. Kecenderungan Stabilitas Variabel

(tdk stabil) 0% Variabel (tdk stabil) 0% 4. Kecenderungan Jejak

5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0 Variabel (tdk stabil) 0-0 6. Level Perubahan 0-0 (=) 0-0 (=)

Dan untuk analisis antar kondisi juga menyimpulkan tidak adanya perubahan yang signifikan dari adanya treatment metode pembelajaran terapi PECS terhadap kemampuan komunikasi verbal anak autis dilihat dari aspek berapa jumlah anak bertanya sederhana pada orang lain. Hal ini mungkin tidak menunjukkan hasil dikarenakan kondisi subyek yang memang belum bisa bicara, dan mengatakan apapun, selain itu dikarenakan waktu yang terbatas bagi peneliti dalam melakukan treatmen kepada subyek.

4.4 tabel analisis antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis dalam aspek jumlah anak bertanya

Kondisi Yang dibandingkan B1

A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1

2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (=)

Tidak ada perubahan

3. Perubahan

Kecenderungan Stabilitas

Variabel ke Variabel

(8)

5. Pe As pertanyaan baseline d 4 Di aspek yan (A) dan se 4. da Kondisi 1. Pa 2. Es 3. Ke ersentase O spek yang k n sederhana dan masa tre

.3 grafik ke lihat dari gr ng ketiga tid etelah masa 5 tabel anal alam aspek j anjang Kon stimasi Kec ecenderung Overlap ketiga yakni a, dapat di eatmen men emampuan k anak menj rafik di atas dak terdapat treatmen di lisis dalam k jumlah anak ndisi cenderunga gan Stabilit 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Junmlah  Anak  Menjawab 0 0% i aspek bany lihat di gra nghasilkan ju komunikasi jawab perta s dan di ana t perubahan ilakukan (B kondisi kem k mampu m an Arah tas 1 2 3

G

yaknya jum afik di baw umlah angk verbal anak anyaan seder alisi dengan n yang sign B). mampuan ko menjawab pe 4 5 Sesi 

Grafik KK

mlah anak m wah ini bah ka yang sam k autis dalam rhana n analis dala nifikan antar omunikasi v ertanyaan se A/1 4 Vari 6 7

KVA

mampu menj hwa antara ma yaitu (0) m aspek jum am kondisi u ra masa bas verbal anak ederhana B/2 15 iabel Var Menjaw jawab masa mlah untuk seline autis riabel wab

(9)

(tdk stabil) 0% (tdk stabil) 0% 4. Kecenderungan Jejak

5. Level Stabilitas dan Rentang Variabel

(tdk stabil) 0-0 Variabel (tdk stabil) 0-0 6. Level Perubahan 0-0 (=) 0-0 (=)

Didukung dengan hasil analisis antar kondisi yaitu tidak terdapat perubahan arah atau efek dari pemberian metode PECS terhadap meningkatnya komunikasi verbal anak autis, dapat dilihat pada analisi antar kondisi, bahwa arah kecenderungan dan efek treatmen menunjukkan hasil yang tetap, (=).

4.6 Tabel analisis antar kondisi aspek jumlah anak menjawab pertanyaan

Kondisi Yang dibandingkan B1

A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1

2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (=)

Tidak ada perubahan

3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas Variabel ke Variabel 4. Perubahan Level (0-0) 0 5. Persentase Overlap 0%

Untuk grafik yang keempat menguraikan tentang aspek seberapa banyak anak mampu memahami sebuah makna dari kata, namun sayang dalam aspek ini juga menyimpulkan bahwasanya tidakk ada efek atau tidak ada perubahan yang signifikan terhadap kemampuan komunikasi verbal anak autis.

(10)

Da kesimpula signifikan menunjuk sama hal i treatmen d Kondisi 1. Pa 2. Es 3. Ke 4. Ke 5. Le 4.4 grafik alam penjel an yang sam n atau dari s kkan bahwa itu menunju dan masa se 4.7 tabel anjang Kon stimasi Kec ecenderung ecenderung evel Stabilit k kemampu Memaham lasan analis ma yakni pa tabilitas ke arah kecen ukkan tidak etelah diberi analisis dala ndisi cenderunga gan Stabilit gan Jejak tas dan Ren

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Junmlah  Memahami  Kata uan komunik mi makna d si dalam ko da level per stabilitas, s nderungan d adanya per ikannya trea am kondisi a an Arah tas ntang 1 2 3 kasi verbal dari sebuah ondisi dan a rubahan tid sedangkan d dan efek tera rubahan ant atmen. aspek jumlah 4 5 Sesi

Grafik K

anak autis d kata antar kondi dak terdapat dalam anali api menunju ara masa se h memahami A/1 4 Vari (tdk stabi 0% Vari (tdk stabi 0-0 6 7

KKVA

dalam aspek isi menunju perubahan isis antar ko ukkan arah ebelum dibe sebuah kata B/2 15 iabel il) Var (tdk stab 0% iabel il) Var (tdk stab 0-0 Memaham k ukkan yang ondisi yang erikan riabel k bil) riabel k bil) mi Kata

(11)

6. Le Kondisi Y 1. Ju 2. Pe Ef 3. Pe Ke 4. Pe 5. Pe Gr yaitu aspe terapis ata evel Peruba 4.8 tabel Yang diban umlah Varia erubahan A feknya erubahan ecenderung erubahan L ersentase O rafik yang t ek mendeng au shadow. 4.5 grafik ahan l analisis ant ndingkan abel Arah dan gan Stabilit Level Overlap terakhir yak garkan apa k kemampu kemam 0 5 10 15 20 Junmlah  Anak   Mendengarkan tar kondisi as B1 A1 2:1 1 (= Tida tas Vari (0-0) 0 0% kni mengura a yang dika uan komunik mpuan men 1 2 3

G

spek jumlah =) ak ada perub abel ke Var ) aikan tentan atakan oleh kasi verbal ndengar anak 4 5

Grafik K

0-0 (=) memahami s (=) bahan riabel ng aspek ko h orang lain anak autis d k 6 7

KKVA

0-0 (=) sebuah kata omunikasi v n terutama dalam aspek mendenga verbal oleh k rkan

(12)

Da memuaska mendenga melihat gr dulu panja 1. Se estimasi k fase basel sejajar de grafik diba Ga kecenderu 2.

alam hal ini an dikarena arkan perin rafik 4.5 di a ang kondisi Panjang k telah meng kecenderung line begitu ngan absis awah ini. 4.6 graf aris kuning ungan arah p Estimasi k i metode pe akan adany ntah yang d atas dapat d yakni panja kondisi getahui pan gan arah, h juga deng yang men fik analisis diatas lah perubahan d kecenderung 0 5 10 15 20 Junmlah  Anak   Mendengarkan embelajaran ya peningk dikatakan o di analisis d ang antara m A1/ 4 njang kond hal ini dilak gan fase tre ghubungkan

dalam kond

h yang men dari fase bas

gan arah 0 5 0 5 0 1 2 3

G

n PECS mem katan jumla oleh terapis dalam kondi masa baselin disi langka kukan deng eatment. Ke n titik temu disi estimas njadu acuan seline ke fas A 4 5 6

Grafik K

mberikan h ah banyakn s atau oran si dengan c ne dan mas B2/13 ah selanjutn gan cara me emudian di u dua bagi i kecenderu n bagaiman se treatmen B 6 7

KVA

hasil yang se nya subyek ng lain. Se ara mencari a treatmen nya menge embagi dua tarik garis ian, seperti ungan arah na arah est nt. mendengark edikit mau etelah i tahu etahui a data yang pada timasi kan

(13)

me sem ba Se Kemudian enghitung 1 Skor tertin 15 Lalu dilan mua data p seline (15+15+1 Menentuk 14,75 + ( Menetuka 14,75 – ( ½ hingga tam Junmlah  Anak   n menghit 5% dari sko nggi x x njut dengan pada fase b 4+15) : 4 =

kan batas ata

½ x 2,25) = an batas baw ½ x 2,25) = mpak pada gr 4 13.5 14 14.5 15 15.5 1 Mendengarkan tung kece or tertinggi kriteri 0,15 menghitun baseline da 14,75 as yaitu mea = 15.87 wah yaitu m = 13,62 rafik 4.7 dib .7 grafik me 1 2 3 4

Graf

enderungan pada grafik a stabilitas ng mean lev an membag an level + ½ mean level - bawah ini enghitung s 5 6 7

fik KKVA

15,87 14,75 13.6 stabilitas k = rent = 2,25 vel dengan c gi dengan j ½ dari rentan ½ dari renta stabilitas

A

men 7 5 62 dengan ang stabilita 5 cara: menju umlah sesi ng stabilitas ang stabilita ndengarkan cara as umlah i fase s as

(14)

Menghitung presentase data point pada kondisi baseline yang berada dalam rentang stabilitas dengan cara:

Banyaknya point dlm rentang banyak data point presentase

4 4 100%

3. kecenderungan stabilitas stabil (100%) stabil (100%)

Menentukan kecenderungan jejak dapat dilihat di kecenderungan arah

4. kencenderungan jejak A B

menentukan level stabilitas dan rentang sebagaimana telah di hitung di atas yaitu stabil dengan rentang 14-15

5. Level stabilitas dan rentang stabil stabil 14-15 15-17

Menentukan level perubahan dari menghitung selisih hari pertama dan data terakhir di fase baseline

Data yang besar - data yang kecil presentase

15 - 15 0

Dengan demikian level perubahannya adalah

6. Level perubahan 15-15 17-15

(15)

Maka dapat disimpulkan pada tabel 4.9 dibawah ini

4.9 tabel analisis dalam kondisi kemampuan komunikasi verbal anak autis dalam aspek kemampuan mendengarkan

Kondisi A/1 B/2

1. Panjang Kondisi 4 15

2. Estimasi Kecenderungan Arah

(=) (+)

3. Kecenderungan Stabilitas Stabil

100%

Stabil 100%

4. Kecenderungan Jejak

(=) (+)

5. Level Stabilitas dan Rentang Stabil

14-15 Stabil 15-17 6. Level Perubahan 15-15 (0) 17-15 (+2)

Untuk analisis antar kondisi yang pertama kali dilakukan adalah menentukan jumlah variabel yang ingin dirubah

1. Jumlah variabel yang dirubah 1

Selanjutnya menentukan kecenderungan arah dan efeknya dengan mengambil dari analisi dalam kondisi seperti yang tertera di tabel 4.9

2. Perubahan arah dan efeknya

= +

Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas ini dilihat dari kecenderungan stabilitas pada fase A dan fase B pada rangkuman analisi dalam kondisi di atas.

(16)

Menentukan level perubahan dengan cara mengambil point terakhir di fase A dan sesi pertama di fase B kemudian hitung berapa selisihnya , untuk disini fase terakhirnya poinnya 15 dan fase pertamanya 15 maka (15-15) sehingga menjadi 0, karena hasilnya nol berarti disini menunjukkan perubahan level yang stagnan atau diam ditempat dan sama saja, kemungkinan adanya kemajuan itu hanya sedikit dan tidak terlihat jelas.

4. Perubahan level (15-15)

0

Yang terakhir menentukan overlap data dengan cara mellihat batas atas dan batas bawah fase baseline pada analisis kondisi dan, kemudian hitung jumlah point fase B yang masuk dalam range batas atas dan batas bawah kemudian di bagi dengan jumlah sesi fase B dan dikalikan 100

5. Presentase overlap 1:3x100 33,33%

Semakin kecil presentase yang didapat pada overlap menunjukkan bahwa semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior. Dan presentase yang didapat adalah 33,33 % dimana masih hampir ¾ dari angka 100% sehingga dapat disimpulkan dalam aspek kemampuan mendengar anak dalam diberikannya intruksi oleh orang lain menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang baik dari intervensi yang diberikan yakni meode pembelajara PECS terhadap salah satu aspek kemampuan komunikasi verbal anak autis.

Semua data di atas disimpulkan menjadi tabel analisis antar kondisi seperti pada tabel 4.10 dibawah ini.

(17)

4.10 tabel analisi data antar kondisi kemampuan komunikasi verbal anak dalam aspek kemampuan mendengarkan intruksi dari orang lain

Kondisi Yang dibandingkan B1

A1 2:1

1. Jumlah Variabel 1

2. Perubahan Arah dan

Efeknya (=) (+) Ada perubahan 3. Perubahan Kecenderungan Stabilitas Variabel ke Stabil 4. Perubahan Level (15-15) 0 5. Persentase Overlap 33,33%

Dari masing-masing data analisis yang sudah dipaparkan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat perubahan pada kemampuan mendengar anak yang diberikan treatmen berupa metode pembelajaran PECS.

Analisis grafik dengan menggunakan analisis visual dalam kondisi, dan analisis visual antar kondisi menyatakan apabila terdapat kecenderungan arah yang meningkat hal itu dapat dikatakan bahwasanya target behavior yang ingin di rubah berhasil atau dalam penelitian ini efektif. Pada penelitian ini terlihat bahwa dari lima aspek sebuah pengukuran komunikasi verbal pada anak autis arah kecenderungan dan efek dari yang diukur menyatakan hasil 0 (=), yang artinya bahwa metode pembelajaran terapi PECS ini tidak efektif pada peningkatan komunikasi verbal pada anak autis.

(18)

B. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan grafik deskriptif sederhana (Juang;2006) yang dianalisis melalui analisis visual baik dalam kondisi maupun antar kondisi. Dan setiap aspek pengukur komunikasi verbal anak autis melalui panduan observasi akan dibuatkan satu per satu grafik dan dianalisis sendiri-sendiri dengan analisis dalam kondisi juga antar kondisi.

Setelah pengujian hipotesisi dengan grafik deskriptif sederhana, pada analisis visual dalam kondisi maupun antar kondisi pada aspek yang pertama yakni aspek jumlah kosa kata anak menunjukkan bahwasanya level perubahan antara masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) itu nilainya sama yaitu “0” (=) yang berarti tidak ada perubahan dalam penambahan jumlah kosa kata pada anak yang sudah di berikan treatment metode pembelajaran PECS.

Berdasarkan hasil analisis dalam kondisi dan antar kondisi dalam aspek jumlah banyak bertanya dan menjawab ternyata juga menyimpulkan yang sama yakni paada level perubahan di analisis dalam kondisi juga pada perubahan dan efek di analisis antar kondisi menunjukkan hal yang sama antar masa baseline (A1) dan juga masa treatmen (B2) yaitu bernilai 0 (=) yang berarti tidak ada perubahan yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan tretamen.

Nilai aspek mendengarkan apa yang diperintahkan memiliki nilai yang berbeda, disini terdapat perubahan meskipun tidak terlalu banyak, hal ini terlihat dalam analisi dalam kondisi pada level perubahan. Dimasa baseline (A1) nilainya adalah “0” namun dimasa treatmen (B1) menjadi (+2).

(19)

Berdasarkan data di atas menyimpulkan bahwasanya metode pembelajaran PECS secara keseluruhan tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis.

C. Pembahasan

Hasil yang diperoleh dari uji hipotesi dengan grafik deskriptif sederhana menunjukkan bahwa metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak autis.

Berdasarkan hasil analis data tersebut bahwasanya metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak autis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya waktu penelitian yang sangat singkat yakni satu bulan kurang untuk mengetahui hasil yang lebih baik lagi dalam hal penelitian eksperimen dengan subyek anak autis apalagi dalam mencoba hal yang baru buat mereka. Karena dibutuhkan waktu untuk adaptasi dengan sesuatu yang baru.

Akan tetapi pada aspek yang terakhir yakni aspek kemampuan mendengar, anak mengelami kemajuan hal ini terlihat dalam analisis dalam kondisi di tabel paling bawah yakni level perubahan disitu tertera bahwasanya ada perbedaan antara pada masa baseline (A1) dengan masa treatmen (B2) yaitu mula-mula nilainya “0” menjadi “+2”. Selain itu di analisi antar kondisi juga menyatakan bahwa dalam aspek kemampuan mendengar anak mengalami kemajuan meskipun hanya sedikit, yaitu pada arah perubahan dan efek disini arah grafik mengalami kemajuan dengan mengarah ke atas, yang semula arah garis mendatar.

(20)

Hasil jumlah banyak nya anak mendengarkan perintah ini di lihat dari anak mulai melakukan proses belajar mengajar (pada masa baseline), dan menghitung jumlah banyaknya anak mau mendengarkan perintah anak di masa treatmen dihitung sejak anak diberikan treatmen selama satu jam tersebut.

Subyek yang tingkat autistiknya termasuk kategori autis berat, dengan disertai komorbid dengna hyperactive menjadikan subyek masih belum bisa bicara sedikitpun, yang dilakukan subyek hanya bersiul ataupun menangis ketika diberikan perintah saat melakukan terapi. Meskipun sudah lama terapi di CAC subyek mengalami kemajuan yang tidak begitu pesat, karena disini peran orang tua dalam menjaga meningkatnya autistik anak masih kurang, hal ini terbukti dari bekal makanan yang subyek bawa, selama melakukan observasi di CAC peneliti mengetahui subyek selalu membawa jelly coklat buatan sendiri atau kue kukus. Padahal untuk anak dengan kecenderungan autis diusahakan agar berdiet makanan yang berbau coklat, tepung, susu sapi, karena hal itu membuat anak menjadi lebih aktif dan terkadang tantrum.

Menurut penanggung jawab subyek, diketahui bahwa subyek juga sudah lama tidak mengonsumsi obat, dikarenakan harga obat yang didiagnosiskan dokter kepada subyek mahal, lebih dari satu juta per bulannya, orang tua subyek yang penghasilannya cukup merasa keberatan akan biaya obat yang dianjurkan oleh dokter. Hal ini yang membuat anak tidak mau diam dan susah di atur, dan ciri khas autistik yang dimiliki anak menjadi sering muncul tak terkendali.

(21)

Setelah diberikan treatmen di minggu pertama masih belum tampak perubahan subyek, mungkin disini subyek masih memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan hal baru, akan tetapi di minggu kedua dan ketiga subyek sudah mulai menunjukkan perubahan, meskipun untuk komunikasi secara verbalnya tidak ada perubahan, dalam sikap kepatuhan subyek juga mengalami kemajuan, dilihat dari berkurangnya tangisan subyek ketika diberikan perintah untuk melakukan treatmen.

Berhasil atau tidak nya penelitian ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu ;

1. Jangka waktu penelitian

Dalam melakukan penelitian eksperimen dengan subyek autis memang seharusnya membutuhkan waktu yang cukup lama, minimal lima bulan, barulah disini akan diketahui perubahan anak itu secara signifikan atau keseluruhan atau dapat memastikan bahwasanya penelitian itu pasti berhasil dengan catatan mengetahui bahwa target behavior itu berubah karena treatmen yang telah diberikan.

2. Tingkat autistik anak

Untuk memilih subyek penelitian dengan metode eksperimen seyogyanya memilih subyek yang tingkat autistik anak tidak terlalu berat, hal ini dilakukan agar meminimalisir keberhasilan suatu penelitian dalam jangka waktu yang sangat singkat. Tapi jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu minimalnya yaitu 5 bulan mungkin tingkat autistik anak tidak terlalu mempengaruhi.

(22)

3. Peran orang tua

Peran orang tua disini adalah peran orang tua di luar terapi yang dilakukan di CAC, yakni terapi biomedik atau obat-obatan yang di berikan ke anak, mampu meminimalisirkan sifat autistik anak sehingga anak dapat selayaknya anak normal sebayanya.

Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya metode pembelajaran PECS tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak autis, akan tetapi salah satu aspek komunikasi verbal yaitu aspek mendengarkan mampu ditingkatkan dengan metode pembeljaran ini dalam jangka waktu yang singkat.

Gambar

Tabel 4.1 tabel analisi dalam kondisi aspek jumlah kosa kata anak

Referensi

Dokumen terkait

Jika kita berada pada satu jaringan yang sama denganorang yang mengirim email, atau yang dilalui oleh email, maka kita bisa menyadap email dengan memantau port 25,yaitu port

Strategi Saluran distribusi yang dilakukan oleh Perum-Perumnas Regional II Cabang Lampung adalah menggunakan Saluran Distribusi Langsung yaitu terdiri dari

Urea disintesa dalam hati sebagai produk sampingan metabolisme makanan dan protein endogen. Merupakan rute sekresi utama nitrogen dalam eliminasinya dalam urin. Urea disaring

Pada peta fasies model dari estuarine ini, tidal sand bar ini merupakan bagian terluar dari tide dominated estuarine, memanjang sejajar dengan arusnya, dan dari peta

Penelitian ini menemukan bahwa terdapat delapan tupoksi dari 10 tupoksi TN yang penjabaran pelaksanaannya berupa pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk penyediaan

Sumber: Gambar 1 diambil dari Buku Maria Ullfah Subadio Pembela Kaumnya karya Gadis Rasid, 1982, Jakarta: Bulan Bintang.. Gambar 2 diambil dari Majalah Historia, Nomor 1,

Berdasarkan data, fakta dan analisis hasil pembahasan dari penelitian yang telah diungkapkan pada bab IV, maka diambil kesimpulan bahwa pengembangan nilai religius,

Berdasarkan pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, menyatakan Sistem pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan