• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1

LATAR BELAKANG

Permukiman kumuh merupakan suatu kondisi tatanan kawasan permukiman yang tidak layak huni, karena tidak memenuhi persyaratan untuk hunian baik secara teknis maupun non teknis dengan kesan masyarakat yang hidup atau tinggal di dalamnya adalah pemukim yang berada di dalam lingkungan yang rendah kualitasnya dan belum terpenuhinya standar pelayanan minimal manusia untuk hidup layak. Dari sisi pemanfaatan ruang, permukiman kumuh dianalogikan sebagai permukiman dengan suatu kondisi hunian rumah buruk dan minim pelayanan infrastruktur dengan kondisi ekonomi masyarakatnya yang kurang mampu atau miskin.

Sebagaimana amanat dari UU No. 1 tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengemban tugas dan amanah dalam mewujudkan strategi penanganan dan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh melalui peningkatan kualitas permukiman yang dapat dilakukan berupa Pemugaran, Peremajaan, dan/atau melalui Pemukiman kembali sesuai dengan arahan tata ruang dan syarat-prasyarat hunian permukiman yang layak. Direktorat Pengembangan Permukiman berdasarkan kondisi empiris dan kebijakan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama dengan pemerintah kabupaten/kota tentunya memerlukan instrumen

utama perencanaan teknis dengan melakukan pendampingan dalam penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan.

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan disusun dalam pemenuhan beberapa unsur sebagai berikut :

1. Percepatan penanganan permukiman kumuh perkotaan secara menyeluruh dan tuntas bagi kawasan kumuh perkotaaan yang telah disepakati dalam SK Kumuh Bupati dan Walikota. 2. Terwujudnya rencana dan strategi penanganan melalui pencegahan dan peningkatan

kualitas permukiman kumuh.

3. Keterpaduan program / kegiatan dalam penyelesaian permasalahan permukiman kumuh perkotaan melalui semua peran sektor ke-Cipta Karya-an

4. Meningkatkan kesadaran, pemahaman dan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya melakukan pengurangan luasan kawasan permukiman kumuh perkotaan.

5. Perkuatan pemerintah Kabupaten / Kota melalui pelibatan aktif dalam proses penanganan permukiman kumuh guna mewujudkan permukiman yang layak huni bagi masyarakat.

6. Peningkatan kapasitas bagi komunitas permukiman kumuh (kelompok masyarakat KSM /CBO’s / BKM) untuk dapat lebih terlibat dan memampukan diri dalam menangani permukiman kumuh dilingkungannya melalui pola aksi partisipatif (community action plan / CAP).

7. Keberlanjutan penanganan kawasan kumuh perkotaan yang dapat diselenggarakan sendiri oleh kelompok swadaya masyarakat bersama dengan pemerintah kabupaten/kota setempat baik dalam skala lingkungan / kawasan dan skala kota.

Penanganan permukiman kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran, peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh UU no 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten melakukan: (i) menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP), (ii) menyusun Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) dan (iii) penetapan kawasan perumahan/permukiman kumuh di wilayahnya masing-masing. Untuk mencegah menjadi

BAB. 1

(2)

kumuh kembali, dilakukan pengelolaan setelah penanganan sehingga permukiman kumuh tidak mengalami penurunan kualitas permukiman.

1.2

MAKSUD DAN TUJUAN

Pelaksanaan pekerjaan ini dimaksudkan untuk menghasilkan dokumen rencana penyelenggaraan pembangunan kawasan permukiman perkotaan yang difokuskan pada pola pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh perkotaan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan program dan kegiatan yang terpadu dan bersinergi yang pada gilirannya dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah kota/kabupaten secara mandiri dan berkelanjutan.

Tujuan pekerjaan penyusunan RP2KPKP kumuh ini adalah :

a. Memantapkan pemahaman pemerintah kota/kabupaten tentang kebijakan dan strategi penanganan kawasan kumuh perkotaan dalam mencapai target zero kumuh (100-0-100) pada tahun 2019,

b. Agar pemerintah kota/kabupaten dapat sepenuhnya menjadi pemrakarsa utama dalam penyusunan rp2kpkp yang difokuskan pada penanganan permukiman kumuh perkotaan, c. Agar pemerintah kota/kabupaten punya komitmen tinggi serta konsisten didalam

implementasi program dan kegiatan yang telah ditetapkan serta menjaga keberlanjutannya.

1.3

SASARAN

Sasaran dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

a. Tersedianya Dokumen Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan sebagai acuan pelaksanaan penanganan kawasan kumuh perkotaan bagi seluruh pelaku (stakeholders) pelaksanaan penyelenggaran penanganan permukiman kumuh perkotaan yang menyeluruh, tuntas, dan berkelanjutan (konsep delivery system). b. Tersedianya strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi

program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, dan nota kesepakatan bersama bagi seluruh pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019).

c. Tersedianya Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community action plan) sebagai bentuk perkuatan kapasitas Pemerintah Kabupaten/Kota dan kelompok masyarakat (komunitas masyarakat/BKM/KSM/CBO’s) untuk dapat lebih aktif terlibat dalam menangani permukiman kumuh di lingkungannya.

d. Tersedianya Dokumen Rencana Aksi (Action Plan) yang mengacu pada RP2KP dan RPKPP, Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan, serta adopsi rencana penanganan kumuh kegiatan tahun pertama (2016) sebagai bagian dari RP2KPKP secara keseluruhan.

1.4

KELUARAN

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah:

a. Dokumen Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan yang berisikan strategi penanganan kumuh secara spatial dan tipologi kawasan, indikasi program dan kegiatan penanganan kawasan kumuh perkotaan oleh seluruh pelaku, strategi pendanaan/investasi dan nota kesepakatan bersama bagi semua pelaku dalam pengendalian pembangunan bersama selama jangka waktu berjalan (2015-2019). b. Dokumen Rencana Aksi Penanganan Permukiman Kumuh (Action Plan) yang mengacu

pada RP2KP/ SPPIP dan RPKPP, termasuk Rencana Kegiatan Aksi Komunitas (community

action plan).

c. Dokumen SK Penetapan Kawasan Kumuh Perkotaan update disertai dengan detail profil dan basis data informasi (file shp) yang sesuai dengan pedoman.

d. Berita acara kesepakatan tiap tahapan penyusunan RP2KPKP.

e. Dokumentasi kondisi eksisting berupa foto/ film udara (aerial view/Drone).

f. Masterplan/ Desain umum penanganan kawasan beserta jadwal, skenario pelaksanaan dan rumusan tahapan kegiatan.

g. Berita Acara hasil kesepakatan/ Memorandum program dan kegiatan antar pemangku kepentingan penanganan kumuh.

h. Peta Perencanaan skala 1:1000 dan 1:5000, Dokumentasi Visual dan Visualisasi 3 dimensi Dokumen Perencanaan (film, Clip/dokumenter).

i. Dokumentasi kertas kerja proses kegiatan KSM/ BKM bersama Tenaga Ahli dan Tim Teknis Kabupaten/Kota (CAP).

j. Dokumen Desain Kawasan yang meliputi: Masterplan kawasan perencanaan, denah, tampak, potongan, jaringan utilitas dan rencana perhitungan konstruksi/Sipil untuk fasilitas prioritas yang akan disusun, meliputi :

- Analisis tapak dan kawasan sekitar lokasi kegiatan.

- Analisis element, ornament, vegetasi lokal dan hal-hal lain yang diperlukan dalam menyusun masterplan.

(3)

- Membuat konsep-konsep rancangan dan detil desain dengan melibatkan masukan dan pendapat seluruh stakeholder.

- Rancangan dan detail arsitektur.

- Rancangan dan detail struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya. - Rancangan dan detail penghijauan dan tata bangunan serta ruang luar bangunan. - Rancangan dan detail utilitas bangunan dan lingkungan, mekanikal elektrikal, beserta

uraian konsep dan perhitungan kontruksi.

- Gambar kerja lengkap yang akan dikerjakan meliputi : Gambar dan detail arsitektur, gambar dan detail struktur, gambar dan detail utilitas, gambar dan detail elemen kawasan seperti lansekap, dan atau kegiatan terkait lainnya

- Spesifikasi bahan/material yang akan didetailkan dari Pra-Rancangan yang sudah ada. - Perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan bill of quantity (BQ) dan harga satuan

pekerjaan (berdasarkan HSBGN setempat).

- Uraian penggunaan bahan bangunan (spesifikasi secara garis besar) - Gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail (dokumen pelelangan). - Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

k. DED Penataan kawasan permukiman dengan desain/ rancangan rinci tiap komponen infrastruktur (1:200, 1:100, 1:50, 1:10), spesifikasi teknis serta RAB untuk kegiatan yang siap dilelangkan pada tahun pertama.

l. Dokumen lelang:

- Rencana Anggaran Biaya (RAB/EE) - Rincian Volume Pekerjaan (BQ)

- Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS)

- Dokumen persyaratan umum dan dokumen persyaratan administrasi

1.5

RUANG LINGKUP

Lokasi kegiatan kajian, penyusunan, dan pembahasan laporan dilaksanakan di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Lingkup Kegiatan yang ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dibagi menjadi 8 tahap, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan kegiatan sebelum tim turun ke lapangan. b. Tahap Survei

Tahap survei merupakan kegiatan mengumpulkan data.

c. Tahap Kajian

Melakukan analisis dan pemetaan terhadap isu strategis kawasan, potensi, Tahap kajian merupakan kegiatan telaahan data primer dan sekunder. d. Tahap Focus Group Discussion (FGD)

Tahap FGD dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan perkuatan Kelompok Swadaya Masyarakat dan Tim Teknis Pemerintah Kabupaten/Kota berkaitan dengan kegiatan Perencanaan Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan Perkotaan.

e. Tahap Perumusan

Tahapan perumusan merupakan kegiatan penyusunan dokumen perencanaan. f. Tahap Penyusunan Desain Teknis

Tahap penyusunan detail desain dilaksanakan. g. Tahap Pembahasan Pleno

Tahap Pembahasan Pleno merupakan upaya pendampingan dari Pemerintah Pusat (Kementerian PUPR) untuk memastikan kualitas proses dan substansi yang telah dan dalam proses penyusunan sesuai dengan metodologi pelaksanaan. Tim Tenaga Ahli bersama dengan Tim Teknis Pemeritah Kabupaten/Kota akan memberikan pelaporan kemajuan pencapaian kegiatan maupun hasil kesepakatan di daerah dalam penyusunan pekerjaan ini.

h. Tahap Penyusunan Laporan

Tahap penyusunan laporan merupakan kegiatan penyusunan laporan mulai dari laporan pendahuluan, antara, dan akhir.

1.6

KEDUDUKAN RPPKP-KP DALAM DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Kedudukan RPPKP-KP dalam rencana pembangunan dipahami sebagai berikut:  RPPKP-KP adalah produk pemerintah Kabupaten/kota;

 RPPKP-KP bersumber dari produk hukum yang berlaku pada Kabupaten/Kota;

 RPPKP-KP bersinergi dengan hasil perencanaan perkotaan skala kota dan kawasan lainnya; dan

 RPPKP-KP menjadi acuan perencanaan penanganan perumahan dan permukiman kummuh bagi seluruh pemangku kepentingan

(4)

Gambar 1.1

Diagram Kedudukan RPPKP-KP Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan

(5)

1.7

SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN

Sebagai gambaran dan untuk mempermudah pembaca dalam mengetahui isi laporan ini, maka dalam struktur penyusunan laporan ini dibagi menjadi beberapa bab, yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang perlu dilakukannya Penyusunan RPPKP-KP di Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan maksud dan tujuan yang ingin diharapkan, sasaran, keluaran dan lingkup pekerjaan

BAB II KAJIAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN PERKOTAAN

Menyajikan tinjauan tentang kebijakan perencanaan dari segi Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan maupun dari segi Kebijakan Penangan Permukiman Kumuh Perkotaan.

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

Menyajikan Profil Kabupaten Ogan Komering Ilir dan profil kawasan permukiman kumuh yang memuat informasi secara umum tentang kondisi wilayah administratif dari Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan karakteristik fisik dan sarana prasarana kawasan permukiman kumuh.

BAB IV IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN

Menyajikan penjabaran kriteria dan indikator penilaian penentuan klasifikasi serta skala prioritas penanganan, perumusan kebutuhan penanganan permukiman kumuh perkotaan serta pola kontribusi program penanganan permukiman kumuh perkotaan sesuai cakupan skala kawasan dan skala lingkungan.

BAB V KONSEP DAN STRATEGI SERTA PENINGKATAN

Menyajikan konsep dan strategi pencegahan peningkatan kualitas permukiman kumuh sampai dengan pencapaian kota bebas kumuh dalam skala kota serta konsep dan strategi pencegahan peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kawasan. BAB VI PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUMUH PERKOTAAN

Bagian ini menjelaskan turunan dari konsep dan strategi penanganan kumuh kota serta hasil penyusunan dokumen-dokumen memorandum program.

BAB VII RENCANA AKSI PROGRAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN

Bagian ini akan memuat dokumen rencana aksi penanganan permukiman kumuh perkotaan, rencana program dan rencana investasi pada lingkup penanganan skala lingkungan, kawasan dan kota.

BAB VIII RENCANA DETAIL KONSEP DESAIN KAWASAN PENANGANAN PRIORITAS

Pada bab ini berisikan tentang rencana pembangunan penanganan permukiman tahap 1, DED kawasan penanganan prioritas, serta rencana anggaran biaya (RAB) dan daftar kuantitas harga.

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun