• Tidak ada hasil yang ditemukan

Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Budaya Demokrasi Menuju Masyarakat Madani"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Budaya Demokrasi menuju

Masyarakat Madani

(2)

Budaya Demokrasi

• Pengertian Budaya Demokrasi

• Ciri-ciri demokrasi

• Tipe demokrasi modern

(3)

Pengertian Budaya Demokrasi

Kata “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno, yaitu “demos” yang artinya

rakyat dan “cratos“ atau “karatein” yang artinya berkuasa atau

(4)

Ciri-ciri demokrasi

• Jaminan hak asasi

• Persamaan kedudukan di depan hukum

• Pengakuan terhadap hak-hak politik

• Pengawasan dari rakyat terhadap

pemerintahan

• Pemerintahan berdasarkan konstitusi

• Pemilihan umum yang bebas, jujur dan adil

• Adanya kedaulatan rakyat

(5)

Tipe demokrasi modern

• Budaya demokrasi dengan sistem parlementer

• Budaya demokrasi dengan sistem pemindahan

kekuasaan

(6)

Budaya demokrasi dengan sistem

parlementer

Kekuasaan legislatif dipegang oleh parlemen

(DPR) yang mempunyai kedudukan kuat

dibanging dengan kekuasaan eksekutif. Para

menteri dalam bertugas memiliki tanggung

jawab pada parlemen dan jatuh bangunnya

kabinet sangat bergantung pada kepercayaan

yang diberikan oleh parlemen.

(7)

Budaya demokrasi dengan sistem

pemindahan kekuasaan

Kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif

benar-benar terpisah dan tidak ada kerja sama

sesuai teori yang dikemukakan oleh

Montesqueiu, yaitu Trias Politica. Walaupun

terjadi pemisahan ketiga lembaga ini tetap

ada pengawasan dan keseimbangan (checks

(8)

Budaya demokrasi dengan sistem

referendum

Referendum adalah pemungutan suara untuk

mengakui kehendak rakyat secara langsung

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan UU

dan UUD. Referendum terdiri dari dua macam,

yaitu :

1. Referendum obligator (wajib)

2. Referendum fakultatif

(9)

Referendum obligator

Referendum ini harus terlebih dahulu

mendapat persetujuan dari rakyat sebelum

UU tertentu dilakukan. Dalam referendum

obligator suatu undang-undang hanya belaku

apabila telah mendapatkan persetujuan dari

rakyat.

(10)

Referendum fakultatif

Pada referendum ini, pemungutan suara

rakyat tidak besifat wajib mengenai rencana

undang-undang.

(11)

Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila

• Kedaulatan di tangan rakyat

• Pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi

manusia

• Pemerintahan berdasarkan hukum (konstitusi)

• Peradilan yang bebas tidak memihak

• Pengambilan keputusan atas musyawarah

• Adanya partai politik dan organisai sosial politik

• Pemilu yang demokratis

(12)

Masyarakat Madani

• Pengertian Masyarakat Madani

• Ciri-ciri Masyarakat Madani

• Proses Menuju Masyarakat Madani di

Indonesia

(13)

Pengertian Masyarakat Madani

Civil society (masyarakat madani) merupakan

komunitas di luar lembaga negara / politik.

Masyarakat Madani merupakan wujud

masyarakat yan memiliki keteraturan hidup

dalam suasana perikehidupan yang mandiri,

berkeadilan sosial dan sejahtera. Masyarakat

madani mencerminkan tingkat kemampuan dan

kemajuan masyarakat tinggi untuk bersikap kritis,

mengharagi keragaman (pluralisme), mandiri, dan

partisipatif dalam berbagai persoalan sosial.

Bentuk sederhana masyarakat madani adalah

budaya gotong royong di masyarakat.

(14)

Ciri-ciri Masyarakat Madani

Menurut Bahmueller, terdapat beberapa karakteristik masyarakat madani, di

antaranya:

Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok eksklusif ke dalam

masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

Menyebarnya kekuasaan sehingga kepentingan-kepentingan yang mendominasi

dalam masyarakat dapat dikurangi oleh kekuatan-kekuatan alternatif.

Dilengkapinya program-program pembangunan yang didominasi oleh negara

dengan program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

Terjembataninya kepentingan-kepentingan individu dan negara karena

keanggotaan organisasi-organisasi volunter mampu memberikan

masukan-masukan terhadap keputusan-keputusan pemerintah.

Tumbuh kembangnya kreativitas yang pada mulanya terhambat oleh rezim-rezim

totaliter.

Meluasnya kesetiaan (loyalty) dan kepercayaan (trust) sehingga individu-individu

mengakui keterkaitannya dengan orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.

Adanya pembebasan masyarakat melalui kegiatan lembaga-lembaga sosial

dengan berbagai ragam perspektif.

(15)

Proses Menuju Masyarakat Madani di

Indonesia

Beberapa prasyarat untuk menuju masyarakat madani, anatara lain :

 Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam

masyarakat.

 Berkembangnya modal manusia (human capital) dan modal sosial (social capital)

yang kondusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas

kehidupan dan terjalinya kepercayaan dan relasi sosial antarkelompok.

 Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan atau dengan kata

lain terbukanya akses terhadap berbagai pelayanan sosial.

 Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat dan lembaga-lembaga

swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum, sehingga isu-isu kepentingan

bersama dan kebijakan publik dapat dikembangkan.

 Adanya persatuan antarkelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap saling

menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan.

 Terselenggaranya sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga

ekonomi, hukum, dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.

 Adanya jaminan, kepastian, dan kepercayaan antara jaringan-jaringan

kemasyarakatan yang memungkinkan terjalinnya hubungan dan komunikasi

antarmasyarakat secara teratur, terbuka, dan terpercaya.

(16)

Periode Demokrasi di Indonesia

• Periode berlakunya UUD 1945 (18 Agustus

1945 - 27 Desember 1949)

• Periode belakunya Konstitusi Republik

Indonesia Serikat (RIS) 1949 (27 Desember

1949 – 17 Agustus 1950)

• Periode berlakunya kembali UUD 1945 (5 Juli

1959 – sekarang)

(17)

Pelaksanaan Pemerintahan dan Sistem

Demokrasi yang pernah Berlaku di

Indonesia

• Demokrasi Liberal (1945 – 1959)

• Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

• Demokrasi Pancasila

(18)

Demokrasi Liberal

Pada masa antara tahun 1950-1959, Indonesia

memberlakukan sistem demokrasi parlementer. Sistem ini

dikenal pula dengan sebutan demokrasi liberal. Konstitusi

yang digunakan pada masa demokrasi liberal adalah

Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950. Pada

masa demokrasi liberal, terjadi beberapa kali pergantian

kabinet. Akibatnya, pembangunan tidak berjalan lancar.

Setiap partai hanya memperhatikan kepentingan partai atau

golongannya. Masa demokrasi liberal ditandai dengan

berubahnya sistem kabinet ke sistem parlementer. Pada

masa tersebut, presiden hanya sebagai simbol. Presiden

berperan sebagai kepala negara, bukan sebagai kepala

pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh seorang

perdana menteri.

(19)

Terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki pada masa pelaksanaan demokrasi parlemen, yaitu:

1) Berkembangnya partai politik pada masa tersebut. Pada masa ini, terlaksana pemilihan umum pertama di Indonesia untuk memilih anggota konstituante. Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu multipartai. Melalui pelaksanaan pemilu, berarti negara telah menjamin

hak politik warga negara.

2) Tingginya akuntabilitas politik.

3) Berfungsinya parlemen sebagai lembaga legislatif. Adapun kegagalan pelaksanaan demokrasi liberal adalah:

1) Dominannya kepentingan partai politik dan golongan sehingga menyebabkan konstituante digunakan sebagai ajang konflik kepentingan.

2) Kegagalan konstituante menetapkan dasar negara yang baru.

3) Masih rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Akibatnya, masyarakat tidak tertarik untuk memahami proses politik.

Kegagalan sistem parlementer dibuktikan dengan kegagalan parlemen menyusun konstitusi negara. Sidang konstituante mampu memenuhi harapan bangsa Indonesia. Hingga akhirnya, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang berisi:

a. menetapkan pembubarkan konstituante,

b. menetapkan UUD 1945 berlaku kembali dan tidak berlakunya UUDS 1950, c. pembentukan MPRS dan DPAS.

(20)

Demokrasi Terpimpin

Masa demokrasi terpimpin berlangsung antara tahun 1959 hingga 1965. Masa ini dikenal dengan istilah Orde Lama. Pada masa demokrasi terpimpin, pelaksanaan demokrasi dipimpin langsung oleh Presiden Sukarno. Dasar dari penerapan demokrasi terpimpin adalah sila keempat Pancasila. Presiden menafsirkan bahwa kata dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan , berarti pimpinan terletak di tangan “Pemimpin

Besar Revolusi”.

Ciri umum demokrasi terpimpin antara lain: 1) dominasi seorang pemimpin atau presiden, 2) terbatasnya peran partai politik,

3) berkembangnya pengaruh komunis atau PKI.

Terdapat beberapa penyimpangan konstitusi dalam pelaksanaan demokrasi terpimpin, diantaranya: a. pemusatan kekuasaan di tangan presiden,

b. Pancasila tidak ditafsirkan secara bulat dan utuh, akan tetapi secara terpisah, c. pengangkatan presiden seumur hidup,

d. rangkap jabatan yang dilakukan presiden,

e. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu tahun 1955.

f. konsep Pancasila berubah menjadi konsep Nasakom (nasionalisme, agama, dan komunis), g. terjadinya pergeseran makna demokrasi, karena tidak terjadi pembagian kekuasaan, h. kecenderungan pemerintah ke arah blok komunis.

i. Manipol USDEK (Manifesto Politik, Undang-Undang Dasar, Sosialisme Indonesia, Ekonomi Terpimpin,

Kepribadian Indonesia) dijadikan GBHN tahun 1960. USDEK dibuat oleh Presiden, sedangkan GBHN seharusnya dibuat oleh MPR.

(21)

Demokrasi Pancasila

• Orde Baru (1966 – 1998)

(22)

Orde Baru

Berakhirnya pelaksanaan demokrasi terpimpin terjadi bersamaan dengan berakhirnya Orde Lama.

Orde berganti dengan Orde Baru. Masa pemerintahan baru ini berlangsung di bawah

kepemimpinan Presiden Suharto. Segala macam penyimpangan yang terjadi di masa Orde Lama

dibenahi oleh Orde Baru. Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara

murni dan konsekuen.

Masa sejak tahun 1969 menjadi awal bagi bangsa Indonesia untuk hidup dengan harapan.

Pemerintah Orde Baru mulai melaksanakan pembangunan secara bertahap. Tahapan pembangunan

yang dikenal dengan sebutan Pelita (pembangunan lima tahun) dilaksanakan menyeluruh di wilayah

Indonesia. Pelaksanaan pembangunan meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta

pertahanan dan keamanan.

Sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi, pemerintah melaksanakan pemilihan umum setiap 5 tahun

sekali. Pemilihan umum dilaksanakan untuk memilih anggota DPR/MPR. Pemerintah Orde Baru

berhasil menyelenggarakan pemilihan umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.

Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Baru juga terjadi berbagai penyimpangan, antara lain:

a. Terjadi sentralistik kekuasaan yang menjurus pada otoriter.

b. Sentralisasi kekuasaan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan tidak merata.

c. Merebaknya praktik-praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dalam pemerintahan.

d. Terjadi monopoli di bidang perekonomian oleh kelompok tertentu yang dekat dengan kekuasaan.

e. Tidak adanya pembatasan jabatan presiden.

(23)

Reformasi

Berakhirnya masa Orde Baru, melahirkan era baru yang disebut masa reformasi. Orde Baru berakhir pada saat Presiden Suharto menyerahkan kekuasaan kepada Wakil Presiden B.J. Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Pergantian masa juga mengubah pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis dengan mengeluarkan peraturan undangan, antara lain:

a. Ketetapan MPR RI Nomor X/MPR/1998 tentang Pokok-Pokok Reformasi.

b. Ketetapan Nomor VII/MPR/1998 tentang Pencabutan Tap MPR tentang Referendum.

c. Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bebas dari KKN.

d. Ketetapan MPR RI Nomor XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI. e. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.

Sebagai bentuk pelaksanaan demokrasi, pada masa reformasi dilaksanakan Pemilihan Umum 1999. Pelaksanaan Pemilu 1999 merupakan salah satu amanat reformasi yang harus dilaksanakan. Sebagai upaya perbaikan

pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa langkah yang dilaksanakan, yaitu: a. banyaknya partai politik peserta pemilu,

b. pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung,

c. pemilu untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, MPR, dan DPD. d. pelaksanaan pemilu berdasarkan asas luber dan jurdil,

e. pemilihan kepala daerah secara langsung, f. kebebasan penyampaian aspirasi lebih terbuka.

(24)

Pemilu

• Pengertian, asas dan tujuan

(25)

Pengertian, Asas, dan Tujuan

Pemilu merupakan wujud pelaksanaan demokrasi Pancasila dan

kehidupan bernegara. Pemilu dilaksanakan dengan asas LUBER JURDIL

(Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil). Tujuan dari pemilu

adalah untuk memilih wakil rakyat baik di pusat maupun di saerah, serta

membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh

dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana

diamanatkan UUD 1945. Pemilu melaksanakan UUD 1945 pasal 1 ayat 2,

yakni: ”kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya

oleh MPR dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila”.

Pemilu bagi suatu negara demokrasi sangat penting

1.

Untuk mendukurng atau mengubah personel dalam lembaga

legislatif.

2.

Adanya dukungan mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang

kekuasaan eksekutif untuk jangka waktu tertentu.

3.

Rakyat (melalui perwakilan) secara periodik dapat mengoreksi atau

mengawasi eksekutif.

(26)

Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia

•Tahun 1955

•Masa Orde Baru

•Masa Reformasi

(27)

Tahun 1955

Pemilu pada tahun 1955 merupakan pemilu pertama di Indonesia dan

bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Pemilu

1955 dipersiapkan pada masa pemerintahan Perdana Menteri Ali

Sastroamidjojo. Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada

saat pemungutan suara, kepala pemerintahan telah dipegang oleh

Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

Sesuai tujuannya, Pemilu 1955 ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

1)

Tahap pertama, adalah pemilu untuk memilih anggota DPR. Tahap ini

diselenggarakan pada tanggal 29 September 1955, dan diikuti oleh 29

partai politik dan individu.

2)

Tahap kedua, adalah pemilu untuk memilih anggota konstituante.

Tahap ini diselenggarakan pada tanggal 15 Desember 1955.

Lima besar dalam Pemilu 1955 adalah Partai Nasional Indonesia, Masyumi,

Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia, dan Partai Syarikat Islam

(28)

Masa Orde Baru

Tahun

Sistem

Pemilihan

Landasan

operasional

Jumlah

Peserta

Pemilu

Jumlah

anggota DPR

Keterangan

1971

Sistem

gabungan

-TAP MPR No.

XIII/MPR/1968

-UU No.

15/1969

-UU No.

16/1969

10 Parpol

460

360 dipilih,

25 diangkap

oleh Presiden

berdasarkan

haknya, 75

diangkat

ABRI

-Presiden mempunyai hak

pengangkatan anggota

DPR

-ABRI tidak memilih tapi

diberi wakil di ABRI

1977

Sistem

gabungan

-TAP MPR No.

VIII/MPR/1973

-UU No. 4/1975

-UU No. 5/1975

3 Parpol

460

Terjadi peleburan partai

politik seideologi atau

sub-ideologi

1982

Sistem

gabungan

-TAP MPR No.

VII/MPR/1980

-UU No. 2/1980

-UU No. 3/1980

3 Parpol

460

Diikuti oleh 27 propinsi

1987

Sistem

gabungan

-TAP MPR No.

III/MPR/1983

-UU No. 1/1985

-Keppres No.

70/1985

3 Parpol

500

Anggota DPR dan MPR

berubah jumlahnya karana

bertamba suara dari

Timor-timur

1992

Sistem

gabungan

-TAP MPR No.

III/MPR/1988

-UU No. 1/1985

-PP No.

37/1990

3 Parpol

500

Secara umum pelaksanaan

tidak ada terjadi perubahan

1997

Sistem

proporsional

berdasarkan

stelsel daftar

-TAP MPR No.

III/MPR/1988

-UU No. 1/1985

-PP No.

37/1995

3 Parpol

500

Secara umum pelaksanaan

tidak ada terjadi perubahan

(29)

Masa Reformasi

Tahun

Sistem

Pemilihan

Landasan

operasional

Jumlah

Peserta

Pemilu

Jumlah

anggota

DPR

Keterangan

1999

Sistem

proporsional

berdasarkan

stelsel daftar

-TAP MPR No.

XV/MPR/1998

-UU No. 3/1999

-UU No. 4/1999

-Keppres No.

92/1999

48 Parpol

500

Secara umum pelaksanaan

tidak ada terjadi perubahan

2004

Sistem

proporsional

berdasarkan

daftar calon

terbuka

-TAP MPR No.

III/MPR/1998

-UU No. 31/2002

-UU No. 12/2003

24 Parpol

550

Pemilu 2004 merupakan

pemilu yang berbeda dengan

pemilu sebelumnya

(30)
(31)
(32)
(33)

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah saham yang ditawarkan 2.300.178.500 Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 100,- (seratus rupiah) setiap saham.. Penjamin Pelaksana

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian, resiko, keuntungan dan hak-hak saya sebagai subjek penelitian yang berjudul : “Efektivitas Penyuluhan Tentang Penatalaksanaan

Ada hubungan kualitas pelayanan prima perawat dengan loyalitas pasien

It can visualize a program written in a new programming language by setting only five language-dependent features: compile command, run command, library-import

Strategi, taktik, dan sistem informasi operasional membantu manajer pemasaran dalam perencanaan produk, penentuan harga, strategi promosi penjualan dan pembelian, peramalan

Menurut Imam Abu Hanifah, hadits di atas juga menjadi sebuah dalil tentang wajibnya shalat Idul Fitri, hingga para wanita yang sedang haid pun dianjurkan untuk keluar

Pentingnya penyerapan tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi menjadi dasar dilakukannya penelitian ini, maka didasarkan pada uraian latar belakang masalah,

(5) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan hanya 1 (satu) Tempat