• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kti"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

P E N D A H U L U A N

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Lingkungan yang di harapkan dalam visi misi Indonesia sehat tahun Lingkungan yang di harapkan dalam visi misi Indonesia sehat tahun 2010 adalah lingkungan yang kondusif dan terwujudnya keadaan sehat, yaitu 2010 adalah lingkungan yang kondusif dan terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai (pembuangan sampah, jamban keluarga), perumahan dan yang memadai (pembuangan sampah, jamban keluarga), perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dalam serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dalam memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Masalah penyakit yang berbasis lingkungan disebabkan oleh Masalah penyakit yang berbasis lingkungan disebabkan oleh lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah yang merupakan perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah yang merupakan penyebab sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan indikator penyebab sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan indikator status kesehatan masyarakat (Burmawi S, 2004)

status kesehatan masyarakat (Burmawi S, 2004)

Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah adanya

adalah adanya sarana kesehatan sarana kesehatan lingkungan yang lingkungan yang memenuhi syarat memenuhi syarat antaraantara lain tersedianya jamban keluarga. Untuk meningkatkan cakupan jamban lain tersedianya jamban keluarga. Untuk meningkatkan cakupan jamban keluarga dan mewujudkan Indonesia sehat di tahun 2010 di perlukan suatu keluarga dan mewujudkan Indonesia sehat di tahun 2010 di perlukan suatu perencanaan yang matang dan didukung data yang lengkap dan akurat. perencanaan yang matang dan didukung data yang lengkap dan akurat.

(2)
(3)

Untuk memperoleh gambaran cakupan jamban di masyarakat maka di Untuk memperoleh gambaran cakupan jamban di masyarakat maka di rasakan perlu teknik pengumpulan data yang dapat menggambarkan rasakan perlu teknik pengumpulan data yang dapat menggambarkan keadaan sehat di masyarakat dapat digunakan sebagai penunjang dari keadaan sehat di masyarakat dapat digunakan sebagai penunjang dari sistem informasi yang ada. (Burmawi S,2004).

sistem informasi yang ada. (Burmawi S,2004).

Di negara berkembang masih banyak terjadi pembuangan tinja secara Di negara berkembang masih banyak terjadi pembuangan tinja secara sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kurang dan kebiasaan buruk dalam bidang kesehatan lingkungan yang kurang dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kondisi pembuangan tinja yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan daerah tersebut terutama ditemukan pada masyarakat di pedesaan dan daerah kumuh perkotaan (Chandra B, 2007).

kumuh perkotaan (Chandra B, 2007).

Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat Pembuangan tinja secara tidak baik dan sembarangan dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber infeksi dan mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah atau menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan

akan mendatangkan bahaya bahaya bagi kesehatan bagi kesehatan karena penyakit karena penyakit yang tergolongyang tergolong waterborne disease 

waterborne disease  akan mudah terjangkit (Chandra B, 2007). Danakan mudah terjangkit (Chandra B, 2007). Dan penggunaan jamban yang disertai partisipasi keluarga akan baik jika di penggunaan jamban yang disertai partisipasi keluarga akan baik jika di dukung oleh beberapa faktor , salah satu faktor yang mendukung antara lain dukung oleh beberapa faktor , salah satu faktor yang mendukung antara lain disebut faktor eksternal yaitu fasilitas jamban baik meliputi jenisnya, disebut faktor eksternal yaitu fasilitas jamban baik meliputi jenisnya, kebersihannya, ketersediaannya mencakup air bersihnya.

kebersihannya, ketersediaannya mencakup air bersihnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti untuk sementara bahwa di Desa Berdasarkan pengamatan peneliti untuk sementara bahwa di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yang umumnya Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yang umumnya bermata pencaharian Petani dan sisanya pegawai negri sipil dan wiraswasta, bermata pencaharian Petani dan sisanya pegawai negri sipil dan wiraswasta, masih banyak masyarakat yang buang air besar di kebun/ladang dan sungai masih banyak masyarakat yang buang air besar di kebun/ladang dan sungai

(4)
(5)

oleh karena itu penulis ingin mengetahui :

oleh karena itu penulis ingin mengetahui :“Hubungan“Hubungan KarakteristikKarakteristik Masyarakat dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Kubu Masyarakat dengan Kepemilikan Jamban Keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapan

Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo”ah Kabupaten Karo”

1.2. Rumusan Masalah 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

merumuskan permasalahan sebagai berikut :

“Apakah ada Hubungan Karakteristik Masyarakat dengan Kepemilikan “Apakah ada Hubungan Karakteristik Masyarakat dengan Kepemilikan

 jamban Keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten  jamban Keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten

Karo Karo”” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik masyarakat dengan Untuk mengetahui hubungan karakteristik masyarakat dengan kepemilikan jamban keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan kepemilikan jamban keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Tigapanah Kabupaten Karo.

1.3.2. Tujuan khusus 1.3.2. Tujuan khusus a.

a. Memperoleh Memperoleh data data jumlah jumlah masyarakat masyarakat yang yang memiliki memiliki jamban jamban keluargakeluarga dan yang tidak memiliki jamban keluarga

dan yang tidak memiliki jamban keluarga b.

(6)
(7)

c.

c. MengidentifikasMengidentifikasi i tingkat tingkat pendapatan pendapatan masyarakat masyarakat di di desa desa KubuKubu Simbelang

Simbelang d.

d. Menilai Menilai tingkat tingkat pengetahuan pengetahuan masyarakat masyarakat tentang tentang jamban jamban keluarga keluarga didi desa Kubu Simbelang .

desa Kubu Simbelang . e.

e. MengidentifikasMengidentifikasi i tingkat tingkat Budaya Budaya (kebiasaan) (kebiasaan) dengan dengan kepemilikankepemilikan  jamban keluarga di desa Kubu Simbelang

 jamban keluarga di desa Kubu Simbelang f.

f. Menganalisa Menganalisa Hubungan Hubungan Karakteristik Karakteristik Masyarakat Masyarakat dengan dengan kepemilikankepemilikan   jamban keluarga di desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah   jamban keluarga di desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah

Kabupaten Karo. Kabupaten Karo.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian 1.

1. Bagi Bagi penulis, penulis, menambah menambah wawasan wawasan dan dan ilmu ilmu pengetahuan pengetahuan tentang tentang hal- hal-hal yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga, disamping hal yang berhubungan dengan kepemilikan jamban keluarga, disamping sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar D-III kesehatan lingkungan.

gelar D-III kesehatan lingkungan. 2.

2. Bagi Bagi pembaca, pembaca, sebagai sebagai bahan bahan refrensi refrensi dan dan penetahuan penetahuan mengenaimengenai  jamban sehat serta keadaan sarana pembuangan tinja pada salah satu  jamban sehat serta keadaan sarana pembuangan tinja pada salah satu

desa di kabupaten Karo. desa di kabupaten Karo. 3.

3. Bagi Bagi institusi, institusi, diharapkan diharapkan hasil hasil penelitian penelitian ini ini dapat dapat di di jadikan jadikan sebagaisebagai salah satu sumber informasi bagi institusi terkait dalam hal penentuan salah satu sumber informasi bagi institusi terkait dalam hal penentuan kebijakan untuk menangani masalah kepemilikan jamban.

(8)
(9)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Karakteristik 2.1. Pengertian Karakteristik

Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak ataupun merasakan berbagai teori pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk ataupun merasakan berbagai teori pemikiran dari karakteristik tumbuh untuk menjelaskan berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree, 2008).

menjelaskan berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree, 2008).

2.2. Karakteristik Masyarakat 2.2. Karakteristik Masyarakat 2.2.1. Pendidikan

2.2.1. Pendidikan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991:232), Pendidikan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1991:232), Pendidikan berasal dari kata

berasal dari kata “didik” “didik” , lalu diberikan awalan kata, lalu diberikan awalan kata “me” “me” sehingga menjadisehingga menjadi “mendidik” 

“mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memeliharayang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara

dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.

Cumming dkk (Azwar, 2007). Mengemukakan bahwa pendidikan Cumming dkk (Azwar, 2007). Mengemukakan bahwa pendidikan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan sebagai suatu proses atau kegiatan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti pendidikan adalah suatu kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti pendidikan adalah suatu pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam membentuk pembentukan watak yaitu sikap disertai kemampuan dalam membentuk kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan. Seperti diketahui bahwa kecerdasan, pengetahuan dan keterampilan. Seperti diketahui bahwa pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah tingkat Sekolah Dasar, pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah tingkat Sekolah Dasar,

(10)
(11)

Sekolah Lanjut Tingkat Pertama, Sekolah Lanjut Tingkat Atas, dan Tingkat Sekolah Lanjut Tingkat Pertama, Sekolah Lanjut Tingkat Atas, dan Tingkat Akademik/Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya Akademik/Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap nalar seseorang yang lebih baik, sehingga memungkinkan menyerap informasi-informasi juga dapat berfikir secara rasional dalam menanggapi informasi-informasi juga dapat berfikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang di hadapi.

informasi atau setiap masalah yang di hadapi.

Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan Pendidikan adalah segala usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmani dan rohani yang mengembangkan kemampuan manusia Indonesia jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Hasibuan, 2005).

berdasarkan Pancasila (Hasibuan, 2005).

2.2.2. Pendapatan 2.2.2. Pendapatan

Pendapatan adalah tingkat penghasilan penduduk, semakin tinggi Pendapatan adalah tingkat penghasilan penduduk, semakin tinggi tingkat penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang di tingkat penghasilan semakin tinggi pula persentase pengeluaran yang di belanjakan untuk barang, makanan, juga semakin tinggi penghasilan belanjakan untuk barang, makanan, juga semakin tinggi penghasilan keluarga semakin baik pula status gizi masyarakat (BPS,2006).

keluarga semakin baik pula status gizi masyarakat (BPS,2006).

Tingkat pendapatan yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk Tingkat pendapatan yang baik memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik, misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, memperoleh yang lebih baik, misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan karir dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya jika pengembangan karir dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya jika pendapatan lemah maka akan ada hambatan dalam pemenuhan pendapatan lemah maka akan ada hambatan dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut. Keadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan kebutuhan tersebut. Keadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga, jenis pekerjaan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga, jenis pekerjaan

(12)
(13)

orang tua erat kaittannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, orang tua erat kaittannya dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, dimana bila penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya dimana bila penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan (Zakler dalam Notoadmojo,1997).

pelayanan kesehatan (Zakler dalam Notoadmojo,1997).

2.2.3. Pengetahuan 2.2.3. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakna hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah Pengetahuan adalah merupakna hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera penglihatan, ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang di manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Ada 6 (enam) tingkatan milikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif, yaitu :

pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif, yaitu : a.

a. Tahu Tahu ((know know ))

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (

(14)
(15)

bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

dan sebagainya. b.

b. Memahami Memahami ((comprehension comprehension ))

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

secara benar benar tentang tentang objek objek yang yang diketahudiketahui i dan dan dapatdapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

terhadap objek yang dipelajari. c.

c. Aplikasi Aplikasi ((application application ))

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

lain. d.

d. Analisis Analisis ((analysis analysis ))

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(16)
(17)

Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti Kemampuan analisis ini dapat di lihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

mengelompokkan, dan sebagainya. e.

e. Sintesis Sintesis ((synthesis synthesis ))

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

rumusan yang telah ada. f.

f. Evaluasi Evaluasi ((evaluation evaluation ))

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan   justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.   justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau penilaian ini di dasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmodjo,2003).

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoadmodjo,2003).

2.2.4. Budaya (Kebiasaan) 2.2.4. Budaya (Kebiasaan)

Dalam ilmu psikologi, ada istilah yang dikenal dengan teori kebiasaan. Dalam ilmu psikologi, ada istilah yang dikenal dengan teori kebiasaan. Teori ini merupakan hasil irisan antara dorongan/keinginan, dengan Teori ini merupakan hasil irisan antara dorongan/keinginan, dengan keterampilan (

keterampilan (skill skill ) dan pengetahuan () dan pengetahuan (knowledge knowledge ). Artinya jika cara berpikir). Artinya jika cara berpikir dan berprilaku setiap individu sudah melekat menjadi sebuah kebiasaan, dan berprilaku setiap individu sudah melekat menjadi sebuah kebiasaan,

(18)
(19)

maka setidaknya terbangun sudah satu batu bata dalam membangun sebuah maka setidaknya terbangun sudah satu batu bata dalam membangun sebuah peradaban manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur manusia (Muslih, peradaban manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur manusia (Muslih, 2009).

2009).

Kebiasaan mempunyai karakteristik utama. Pertama, kebiasaan itu Kebiasaan mempunyai karakteristik utama. Pertama, kebiasaan itu dapat di amati atau observable, bila berupa benda dapat diraba, dan bila dapat di amati atau observable, bila berupa benda dapat diraba, dan bila berupa kegiatan atau aktivitas dapat dilihat. Kedua, kebiasaan itu bersifat berupa kegiatan atau aktivitas dapat dilihat. Kedua, kebiasaan itu bersifat mekanistis atau otomatis. Kebiasaan itu terjadi secara sepontan tanpa di mekanistis atau otomatis. Kebiasaan itu terjadi secara sepontan tanpa di sadari dan sukar di hilangkan terkecuali kalau lingkungan itu berubah. sadari dan sukar di hilangkan terkecuali kalau lingkungan itu berubah. Perubahan itu mengarah kepada penghilangan stimulus yang Perubahan itu mengarah kepada penghilangan stimulus yang membangkitkannya (Tarmizi,2009).

membangkitkannya (Tarmizi,2009).

Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat Pemanfaatan jamban keluarga sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Pemanfaatan jamban keluarga oleh pengetahuan dan kebiasaan masyarakat. Pemanfaatan jamban keluarga oleh masyarakat belum sesuai dengan harapan, karena masih ada yang buang masyarakat belum sesuai dengan harapan, karena masih ada yang buang hajat di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan, misalnya hajat di tempat-tempat yang tidak sesuai dengan kaidah kesehatan, misalnya sungai, kebun, atau sawah. Hal ini karena kebiasaan (pola hidup) atau sungai, kebun, atau sawah. Hal ini karena kebiasaan (pola hidup) atau fasilitas yang kurang terpenuhi serta pengetahuan, sikap, dan prilaku dari fasilitas yang kurang terpenuhi serta pengetahuan, sikap, dan prilaku dari masyarakat itu sendiri maupun kurang informasi yang mendukung terhadap masyarakat itu sendiri maupun kurang informasi yang mendukung terhadap pemanfaatan jamban keluarga (Rendy Maulana,2009).

pemanfaatan jamban keluarga (Rendy Maulana,2009).

Kebiasaan masyarakat yang tidak mau menggunakan jamban Kebiasaan masyarakat yang tidak mau menggunakan jamban merupakan faktor utama meluasnya penyakit. Kebiasaan masyarakat yang merupakan faktor utama meluasnya penyakit. Kebiasaan masyarakat yang lebih suka membuang hajt di sembarangan tempat membuat mereka enggan lebih suka membuang hajt di sembarangan tempat membuat mereka enggan membuat jamban di rumah masing-masing. Rendahnya pendidikan dan membuat jamban di rumah masing-masing. Rendahnya pendidikan dan

(20)
(21)

kesadaran masyarakat membuat kebiasaan membuang air besar di kesadaran masyarakat membuat kebiasaan membuang air besar di sembarang tempat sulit di hilangkan, karena warga lebih suka membuat WC sembarang tempat sulit di hilangkan, karena warga lebih suka membuat WC helikopter daripada membuat jamban di rumah akibat ketiadaan biaya untuk helikopter daripada membuat jamban di rumah akibat ketiadaan biaya untuk membuat septic tank yang mahal (Aryani,2008).

membuat septic tank yang mahal (Aryani,2008).

Ini sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat sendiri yang sudah Ini sangat berkaitan dengan perilaku masyarakat sendiri yang sudah menjadi kebiasaan bertahun-tahun. Upaya meningkatkan kesadaran menjadi kebiasaan bertahun-tahun. Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat itu sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dengan bantuan masyarakat itu sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dengan bantuan pembangunan jamban di beberapa tempat yang membutuhkannya pembangunan jamban di beberapa tempat yang membutuhkannya (Aryani,2008).

(Aryani,2008).

Ketika perilaku masyarakat berubah dalam hal buang air besar maka Ketika perilaku masyarakat berubah dalam hal buang air besar maka akan ada dampak ke arah yang lebih baik. Berpedoman kepada ketentuan akan ada dampak ke arah yang lebih baik. Berpedoman kepada ketentuan organisasi kesehatan dunia (WHO). Sanitasi yang aman mampu menurunkan organisasi kesehatan dunia (WHO). Sanitasi yang aman mampu menurunkan resiko diare hingga 36%. Biaya pengobatan dapat berkurang hanya perlu resiko diare hingga 36%. Biaya pengobatan dapat berkurang hanya perlu komitmen yang kuat dari masyarakat dan pemerintah untuk harus mendorong komitmen yang kuat dari masyarakat dan pemerintah untuk harus mendorong upaya peningkatan sanitasi (Aryani,2009).

upaya peningkatan sanitasi (Aryani,2009).

Dinegara berkembang masih banyak terjadi pembuangan secara Dinegara berkembang masih banyak terjadi pembuangan secara sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di sembarangan akibat tingkat sosial ekonomi yang rendah, pengetahuan di bidang kesehatan lingkungan yang kuarang dan kebiasaan buruk dalam bidang kesehatan lingkungan yang kuarang dan kebiasaan buruk dalam pembuangan tinja yang di turunkan dari generasi ke generasi. Kondisi pembuangan tinja yang di turunkan dari generasi ke generasi. Kondisi tersebut terutama

tersebut terutama di tdi temukan pada emukan pada masyarakat masyarakat di di pedesaan dan pedesaan dan daerahdaerah kumuh perkotaan (Chandra B, 2007).

(22)
(23)

2.3. Pengertian Jamban dan Kotoran Manusia 2.3. Pengertian Jamban dan Kotoran Manusia 2.3.1. Pengertian Jamban

2.3.1. Pengertian Jamban

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.Pembuangan tinja penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.Pembuangan tinja merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang memenuhi sanitasi merupakan salah satu upaya kesehatan lingkungan yang memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik harus dibuang kedalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban.Jamban adalah kedalam tempat penampungan kotoran yang disebut jamban.Jamban adalah suatu bangunan yang di gunakan untuk membuang dan mengumpulkan suatu bangunan yang di gunakan untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran itu tersimpan dalam satu tempat tertentu dan tidak kotoran sehingga kotoran itu tersimpan dalam satu tempat tertentu dan tidak menjadi sarang penyakit (Notoadmojo,1996).

menjadi sarang penyakit (Notoadmojo,1996).

2.3.2. Jenis-Jenis Jamban 2.3.2. Jenis-Jenis Jamban

Ada banyak jamban yang digunakan oleh masyarakat tetapi di Ada banyak jamban yang digunakan oleh masyarakat tetapi di Indonesia pada dasarnya digolongkan menjadi dua macam yaitu :

Indonesia pada dasarnya digolongkan menjadi dua macam yaitu :

1. Jamban tanpa leher angsa, jamban bermacam cara pembuangan 1. Jamban tanpa leher angsa, jamban bermacam cara pembuangan

kotorannya. kotorannya. a.

a. Jamban Jamban cubluk, cubluk, jika jika kotoran kotoran dibuang dibuang ke ke tanahtanah b.

b. Jamban Jamban empang, jika empang, jika kotoran dialirkan kotoran dialirkan ke ke empang empang atau atau kolamkolam 2.

(24)
(25)

a.

a. Tempat jongkok Tempat jongkok dan leher dan leher angsa atau angsa atau pemasangan slab pemasangan slab dan bowldan bowl langsung di atas lubang galian penampungan kotoran.

langsung di atas lubang galian penampungan kotoran. b.

b. Tempat jongkok Tempat jongkok dan ldan leher angsa eher angsa tidak berada tidak berada lansung diatas lansung diatas lubanglubang galian penampungan kotoran atau pemasangan slab bowl tapi di galian penampungan kotoran atau pemasangan slab bowl tapi di bangun terpisah dan di hubungkan oleh satu saluran yang miring bangun terpisah dan di hubungkan oleh satu saluran yang miring kedalam lubang galian penampungan kotoran. (Warsitto,1996)

kedalam lubang galian penampungan kotoran. (Warsitto,1996)

Tempat pembuangan kotoran yang dipakai, cara pemusnahan kotoran Tempat pembuangan kotoran yang dipakai, cara pemusnahan kotoran serta penyaluran air kotor, maka jamban dapat dibedakan atas beberapa serta penyaluran air kotor, maka jamban dapat dibedakan atas beberapa macam yaitu:

macam yaitu: 1.

1. Jamban Jamban Cubluk Cubluk ((Pit Privy Pit Privy ), yaitu tempat penampungan tinjanya dibangun), yaitu tempat penampungan tinjanya dibangun dibawah bangunan jamban, model ini ada yang mengandung air yang dibawah bangunan jamban, model ini ada yang mengandung air yang berupa sumur yang ada di pedesaan di Indonesia atau yang tidak berupa sumur yang ada di pedesaan di Indonesia atau yang tidak mengandung air seperti tong lubang tanah yang tidak berair.

mengandung air seperti tong lubang tanah yang tidak berair. 2.

2. Jamban Jamban Empang Empang ((Overhung Latrine Overhung Latrine ), yaitu jamban yang dibangun di atas), yaitu jamban yang dibangun di atas empang, sungai atau rawa. Kotoran pada jamban ini ada yang tersebar, empang, sungai atau rawa. Kotoran pada jamban ini ada yang tersebar, bisa dimakan ikan atau di kumpulkan memakai saluran khusus dengan bisa dimakan ikan atau di kumpulkan memakai saluran khusus dengan pembatas dari bambu atau kayu yang ditanam melingkar di tengah pembatas dari bambu atau kayu yang ditanam melingkar di tengah empang.

empang. 3.

3. Jamban Jamban Kimia Kimia ((Chemical Toilets Chemical Toilets ), jamban model ini biasanya di bangun), jamban model ini biasanya di bangun di tempat rekreasi, juga alat transportasi seperti kereta api dan pesawat di tempat rekreasi, juga alat transportasi seperti kereta api dan pesawat terbang, tinja didesinfeksi zat kimia seperti Caustik Soda dan kertas terbang, tinja didesinfeksi zat kimia seperti Caustik Soda dan kertas pembersih.

(26)
(27)

4.

4. Jamban Angsa Trine, yaitu jamban leher Jamban Angsa Trine, yaitu jamban leher lubang closet berbentuklubang closet berbentuk lengkung yang terisi air untuk mencegah bau dan masuknya serangga, lengkung yang terisi air untuk mencegah bau dan masuknya serangga, model ini di lengkapi lubang atau sumur resapan yang disebut septic model ini di lengkapi lubang atau sumur resapan yang disebut septic tank. Jamban ini yang terbaik, dianjurkan dalam kesehatan lingkungan tank. Jamban ini yang terbaik, dianjurkan dalam kesehatan lingkungan (Warsitto, 1996).

(Warsitto, 1996).

Dari jenis-jenis jamban di atas maka dapat digolongkan Dari jenis-jenis jamban di atas maka dapat digolongkan penggunaannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air. penggunaannya. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine dan daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa yaitu satu lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa   jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban).   jamban (satu lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban). Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

ditinggikan kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang.

2.3.3. Persyaratan Jamban Sehat 2.3.3. Persyaratan Jamban Sehat

Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 852/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat disebutkan bahwa   jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk   jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk

memutuskan mata rantai penularan penyakit. Adapun kriteria jamban sehat memutuskan mata rantai penularan penyakit. Adapun kriteria jamban sehat menurut menkes tersebut adalah :

(28)
(29)

1.

1. Tidak Tidak mencemari mencemari airair

a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan agar dasar

lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. b.

b. Jika keadaan Jika keadaan terpaksa, terpaksa, dinding dan ddinding dan dasar lubang koasar lubang kotoran harustoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.

dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. c.

c. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10 metermeter

d. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor d. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor

dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.

c. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, c. Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan,

empang, danau, sungai, dan laut. empang, danau, sungai, dan laut. 2.

2. Tidak Tidak mencemari mencemari tanah tanah permukaanpermukaan

a. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, a. Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan,

dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. b.

b. Jamban yang Jamban yang sudah penuh sudah penuh agar segera agar segera disedot untdisedot untuk dikurasuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.

galian. 3.

3. Bebas Bebas dari dari seranggaserangga

a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras a. Jika menggunakan bak air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya setiap minggu. Hal ini penting untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah

nyamuk demam berdarah

b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat b. Ruangan dalam jamban harus terang. Bangunan yang gelap dapat

menjadi sarang nyamuk. menjadi sarang nyamuk.

(30)
(31)

c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang

bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya bisa menjadi sarang kecoa atau serangga lainnya d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering d. Lantai jamban harus selalu bersih dan kering

e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup e. Lubang jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup 4.

4. Tidak Tidak menimbulkan menimbulkan bau bau dan dan nyaman nyaman digunakandigunakan

a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup a. Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus ditutup

setiap selesai digunakan setiap selesai digunakan b.

b. Jika menggunaJika menggunakan jamban lkan jamban leher angsa, eher angsa, permukaan leher permukaan leher angsaangsa harus tertutup rapat oleh air

harus tertutup rapat oleh air

c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi c. Lubang buangan kotoran sebaiknya dilengkapi dengan pipa ventilasi

untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran a.

a. Lantai Lantai jamban jamban harus kharus kedap edap air dair dan peran permukaan bmukaan bowl lowl licin.icin. Pembersihan harus dilakukan secara periodik

Pembersihan harus dilakukan secara periodik 5.

5. Aman Aman digunakan digunakan oleh oleh pemakainyapemakainya

a. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding a. Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan batu atau selongsong anyaman lubang kotoran dengan pasangan batu atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat. bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat. b. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya b. Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi pemakainya c.

c. Lantai jamban rata dan miring kearah saluran Lantai jamban rata dan miring kearah saluran lubang kotoranlubang kotoran

d. Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran d. Jangan membuang plastik, puntung rokok, atau benda lain ke saluran

kotoran karena dapat menyumbat salura kotoran karena dapat menyumbat salura

(32)
(33)

e. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena e. Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena

 jamban akan cepat penuh  jamban akan cepat penuh f.

f. Hindarkan cara penyambungan aliran dengan Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakansudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100

minimal 2:100 6.

6. Tidak Tidak menimbulkan menimbulkan pandangan pandangan yang yang kurang kurang sopansopan a. Jamban harus berdinding dan berpintu

a. Jamban harus berdinding dan berpintu

b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya b. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya

terhindar dari kehujanan dan kepanasan. terhindar dari kehujanan dan kepanasan.

2.4.Pengertian Tinja (Kotoran Manusia) 2.4.Pengertian Tinja (Kotoran Manusia) 2.4.1. Pengertian Tinja (Kotoran Manusia) 2.4.1. Pengertian Tinja (Kotoran Manusia)

Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (

dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja ( faeces faeces ), air seni (), air seni (urine urine ), dan), dan CO

CO22 sebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusiasebagai hasil dari proses pernapasan. Pembuangan kotoran manusia

didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, didalam tulisan ini dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urin, yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau jamban).

yang pada umumnya disebut latrine (jamban atau jamban).

Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang melalui anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (

sistem saluran pencernaan ( tractus digestifus tractus digestifus ). Pengertian tinja ini juga). Pengertian tinja ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia

(34)
(35)

termasuk karbon monoksida (CO

termasuk karbon monoksida (CO22) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses) yang dikeluarkan sebagai sisa dari proses

pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan sebagainya (Soeparman,2002). Ekskreta manusia

(Soeparman,2002). Ekskreta manusia (human excreta)(human excreta) yang berupa fesesyang berupa feses dan air seni

dan air seni (urine)(urine) merupakan hasil akhir dari proses yang berlangsungmerupakan hasil akhir dari proses yang berlangsung dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan dalam tubuh manusia yang menyebabkan pemisahan dan pembuangan zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007).

zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh (Chandra, 2007).

Pembuangan tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat Pembuangan tinja manusia yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah yang menimbulkan pencemaran terhadap permukaan tanah serta air tanah yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencernaan (Soeparman, 2002). Selain dapat mengakibatkan saluran pencernaan (Soeparman, 2002). Selain dapat mengakibatkan kontaminasi pada air, tanah, juga dapat menjadi sumber infeksi, dan akan kontaminasi pada air, tanah, juga dapat menjadi sumber infeksi, dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong

mendatangkan bahaya bagi kesehatan, karena penyakit yang tergolong water water  borne diseases 

borne diseases akan mudah terjangkit. Bahaya terhadap kesehatan yangakan mudah terjangkit. Bahaya terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah pencemaran

dapat ditimbulkan adalah pencemaran tanah,tanah, pencemaran air, kontaminasipencemaran air, kontaminasi makanan, dan perkembangbiakan lalat. Penyakit-penyakit yang dapat makanan, dan perkembangbiakan lalat. Penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit ditimbulkan antara lain tifoid, paratifoid, disentri, diare, kolera, penyakit cacing,

cacing, hepatitishepatitis viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain,viral, dan beberapa penyakit infeksi gastrointestinal lain, serta investasi parasit lain (Chandra, 2007).

serta investasi parasit lain (Chandra, 2007).

Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai Penyebaran penyakit yang bersumber dari tinja dapat melalui berbagai macam cara dan metode. Yang harus kita yakinkan adalah, bahwa tinja macam cara dan metode. Yang harus kita yakinkan adalah, bahwa tinja sangat berperan besar terhadap penyebaran penyakit. Penyebaran tersebut sangat berperan besar terhadap penyebaran penyakit. Penyebaran tersebut dapat terjadi secara langsung (misalnya dengan mengkontaminasi makanan, dapat terjadi secara langsung (misalnya dengan mengkontaminasi makanan,

(36)
(37)

minuman, sayuran dan sebagainya, maupun secara tidak langsung (melalui minuman, sayuran dan sebagainya, maupun secara tidak langsung (melalui media air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya). Juga melalui media air, tanah, serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya). Juga melalui kontaminasi pada bagian-bagian tubuh. Pola penyebaran tersebut kontaminasi pada bagian-bagian tubuh. Pola penyebaran tersebut digambarkan dalam skema berikut ini (Notoatmodjo, 2003).

digambarkan dalam skema berikut ini (Notoatmodjo, 2003).

Gambar 1. Penyebaran Penyakit Melalui Tinja  Gambar 1. Penyebaran Penyakit Melalui Tinja  2.4.2. Pencegahan Penyakit yang Bersumber dari Tinja 2.4.2. Pencegahan Penyakit yang Bersumber dari Tinja

Dalam

Dalam medis,medis, penyakit menularatau penyakit infeksi adalah sebuahpenyakit menularatau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit

penyakit yang disebabkan oleh sebuah agenyang disebabkan oleh sebuah agen biologibiologi (seperti(seperti virus,virus, bakteriabakteria atau

atau parasit)parasit), bukan disebabkan faktor fisik (seperti, bukan disebabkan faktor fisik (seperti luka bakar)luka bakar) atauatau kimiakimia (seperti

(seperti keracunan)keracunan)..

Tinja dapat menularkan penyakit jika tidak dilakukan penangan dengan Tinja dapat menularkan penyakit jika tidak dilakukan penangan dengan baik, tetapi bagian dari penyakit tersebut dapat di kendalikan melalui sanitasi baik, tetapi bagian dari penyakit tersebut dapat di kendalikan melalui sanitasi yang baik terutama pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan. yang baik terutama pembuangan tinja yang memenuhi syarat kesehatan.

Penjamu Penjamu (host) (host) sakit sakit Mati Mati Makanan, Makanan, minuman, minuman, sayur-sayuran, sayuran, dst dst Air Air Tangan Tangan Tanah Tanah Lalat Lalat TINJA TINJA

(38)
(39)

Transmisi penyakit dari orang sakit (

Transmisi penyakit dari orang sakit ( carier carier ) ke orang yang sehat melalui mata) ke orang yang sehat melalui mata rantai penyakit, salah satu usaha pencegahan perlu dilakukan beberapa rantai penyakit, salah satu usaha pencegahan perlu dilakukan beberapa faktor pada transmisinya, yaitu : Agent Penyakit, Cara menghindarinya dari faktor pada transmisinya, yaitu : Agent Penyakit, Cara menghindarinya dari recervoir, Cara transmisi dari recerveoir ke penjamu baru yang potensial, recervoir, Cara transmisi dari recerveoir ke penjamu baru yang potensial, Reservoir atau sumber inveksi dari agen penyebab, Cara masuk ke penjamu Reservoir atau sumber inveksi dari agen penyebab, Cara masuk ke penjamu baru, Penjamu yang rentan (Harianto, Kesehatan Lingkungan,1986).

baru, Penjamu yang rentan (Harianto, Kesehatan Lingkungan,1986).

Jika salah satu faktor penyakit tersebut tidak ada maka penularan Jika salah satu faktor penyakit tersebut tidak ada maka penularan penyakit tidak akan terjadi, harus diupayakan usaha agar dapat memutuskan penyakit tidak akan terjadi, harus diupayakan usaha agar dapat memutuskan bahkan menghilangkan faktor-faktor tersebut. Upaya lain pencegahan bahkan menghilangkan faktor-faktor tersebut. Upaya lain pencegahan penyakit yang bersumber dari tinja adalah dengan memutuskan mata rantai penyakit yang bersumber dari tinja adalah dengan memutuskan mata rantai penularan penyakit melalui peningkatan sanitasi, menurut pendapat haryono penularan penyakit melalui peningkatan sanitasi, menurut pendapat haryono kusno putranto, pencegahan penyakit dari tinja dapat dilihat dari skema kusno putranto, pencegahan penyakit dari tinja dapat dilihat dari skema berikut :

(40)
(41)

Gambar 2. Pemutusan mata rantai transmisi penyakit dari tinja  Gambar 2. Pemutusan mata rantai transmisi penyakit dari tinja 

R R SS I I AA N N NN T T II A A TT N N AA G G SS A A II N N AIR AIR PENJAMU PENJAMU MAKANAN MAKANAN TINJA TINJA SUMBER SUMBER INFEKSI INFEKSI MAKANAN MAKANAN SAYURAN SAYURAN DAN BUAH DAN BUAH TANAH TANAH ARTROPODA ARTROPODA TANGAN TANGAN

(42)
(43)

BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Konsep 3.1. Kerangka Konsep Variabel

Variabel Independent Independent Variabel Variabel DependentDependent

Gambar 3. Kerangka Konsep  Gambar 3. Kerangka Konsep  Karakteristik Masyarakat : Karakteristik Masyarakat : 1. Pendidikan 1. Pendidikan 2. pendapatan 2. pendapatan 3. Pengetahuan 3. Pengetahuan 4.

4. Budaya Budaya (kebiasaan(kebiasaan))

Kepemilikan

KepemilikanJambanJamban

Keluarga Keluarga

-- AdaAda

(44)
(45)

3.2. Defenisi Operasional 3.2. Defenisi Operasional

Tabel 1. Defenisi Operasional Tabel 1. Defenisi Operasional

VARIABEL

VARIABEL DEFENISIDEFENISI OPERASIONAL

OPERASIONAL ALAT ALAT UKUR UKUR HASIL UKURHASIL UKUR

SKALA SKALA PENGUKURAN PENGUKURAN 1.

1. Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan adalahadalah derajat tertinggi derajat tertinggi  jenjang pendidikan  jenjang pendidikan yang di selesaikan yang di selesaikan berdasarkan ijasah berdasarkan ijasah yang di terima dari yang di terima dari sekolah formal terakhir sekolah formal terakhir dengan sertifikat

dengan sertifikat kelulusan.

kelulusan.

Quesioner

Quesioner TinggiTinggi : jika: jika responden lulus responden lulus perguan tinggi perguan tinggi Menengah Menengah : jika: jika responden lulus SMP responden lulus SMP sampai SMA

sampai SMA Rendah Rendah : jika: jika responden tidak responden tidak sekolah dan hanya sekolah dan hanya tamat SD.

tamat SD.

Ordinal Ordinal

2.

2. Pendapatan Pendapatan Pendapatan Pendapatan yangyang dimaksud dalam dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah golongan taraf golongan taraf pendapatan pendapatan masyarakat di Desa masyarakat di Desa Kubu Simbelang yang Kubu Simbelang yang di hasilkan per bulan di hasilkan per bulan

Quesioner

Quesioner TinggiTinggi : jika: jika pendapatan > Rp. pendapatan > Rp. 3.000.000/ bulan 3.000.000/ bulan Menengah

Menengah : jika: jika pendapatan Rp. pendapatan Rp. 1.000.000 1.000.000 -3.000.000/bulan 3.000.000/bulan Rendah

Rendah : jika: jika pendapatan < pendapatan < 1.000.000 1.000.000 Ordinal Ordinal

(46)
(47)

3.

3. Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan adalahPengetahuan adalah kemampuan kemampuan intelektual responden intelektual responden tentang aspek tentang aspek kesehatan yang kesehatan yang berhubungan dengan berhubungan dengan kepemilikan jamban kepemilikan jamban keluarga. keluarga. Quesioner

Quesioner Untuk Untuk mengetahuimengetahui pengetahuan pengetahuan responden tentang responden tentang  jamban maka diajukan  jamban maka diajukan

10 pertanyaan 1 10 pertanyaan 1 pertanyaan yang pertanyaan yang benar akan di beri benar akan di beri skor 10. Dan salah di skor 10. Dan salah di beri nilai 0, maka beri nilai 0, maka variabel pengetahuan variabel pengetahuan dibagi menjadi 3 dibagi menjadi 3 kelompok : kelompok : Baik

Baik: total skor: total skor berada diantara berada diantara 80-100,

100, Cukup

Cukup: apajika total: apajika total skor berada diantara skor berada diantara 50-70,

50-70, Kurang

Kurang : jika total: jika total skor berada diantara skor berada diantara 0-40.

0-40.

Ordinal Ordinal

4.

4. Budaya Budaya Sosial Sosial budaya budaya yangyang dimaksud dalam dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah ruang lingkup yang ruang lingkup yang mencakup perilaku mencakup perilaku

Quesioner

Quesioner Untuk Untuk mengetahuimengetahui budaya/kebiasaan budaya/kebiasaan responden maka di responden maka di berikan 5 pertanyaan, berikan 5 pertanyaan, 1 pertanyaan yang 1 pertanyaan yang Ordinal Ordinal

(48)
(49)

dan adat istiadat yang dan adat istiadat yang mempengaruhi mempengaruhi kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat di Desa Kubu di Desa Kubu Simbelang. Simbelang.

benar akan di beri benar akan di beri skor 20 dan jika salah skor 20 dan jika salah akan di beri skor 0, akan di beri skor 0, maka variabel budaya maka variabel budaya budaya di bagi

budaya di bagi menjadi 2 kelompok menjadi 2 kelompok Baik

Baik : jika total skor: jika total skor berada diantara 60 berada diantara 60 -100

100 Buruk

Buruk : jika total skor: jika total skor berada diantara 0 -40 berada diantara 0 -40 5. Kepemilikan 5. Kepemilikan Jamban Jamban Kepemilikan jamban Kepemilikan jamban yang dimaksud dalam yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian ini adalah setiap kepala keluarga setiap kepala keluarga di Desa Kubu di Desa Kubu Simbelang yang Simbelang yang mempunyai jamban mempunyai jamban keluarga. keluarga. Quesioner

Quesioner AdaAda : jika responden: jika responden memiliki jamban memiliki jamban Tidak Ada Tidak Ada : jika: jika responden menjawab responden menjawab tidak memiliki jamban tidak memiliki jamban

Ordinal Ordinal

3.3. Hipotesis Penelitian 3.3. Hipotesis Penelitian 1.

1. Hipotesis noHipotesis nol (l (HoHo) ) : Tidak : Tidak ada hubungan ada hubungan karakteristik masyarakat dengankarakteristik masyarakat dengan kepemilikan jamban di Desa Kubu Simbelang kepemilikan jamban di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun 2011. Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun 2011.

(50)
(51)

2. Hipotesis Alternatif (

2. Hipotesis Alternatif (HaHa): Ada hubungan karakteristik masyarakat dengan): Ada hubungan karakteristik masyarakat dengan ssskepemilikan jamban di Desa Kubu Simbelang ssskepemilikan jamban di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo tahun 2011.

2011.

3.4. Jenis penelitian 3.4. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah survei analitik, dengan rencana survey

Jenis penelitian ini adalah survei analitik, dengan rencana survey cross cross  sectional 

sectional  yaitu suatu penelitian untuk mempelajari diamika korelasi antarayaitu suatu penelitian untuk mempelajari diamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat ( point time approach point time approach ), tiap), tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran di lakukan subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan pengukuran di lakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan hal ini terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian di amati pada waktu yang sama tidak berarti bahwa semua subjek penelitian di amati pada waktu yang sama (Soekidjo Notoadmodjo,2005).

(Soekidjo Notoadmodjo,2005).

3.5. Tempat dan Waktu Penelitian 3.5. Tempat dan Waktu Penelitian 3.5.1 Tempat

3.5.1 Tempat

Tempat penelitian ini akan di laksanakan di Desa Kubu Simbelang Tempat penelitian ini akan di laksanakan di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

3.5.2. Waktu Penelitian 3.5.2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus Tahun 2011. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus Tahun 2011.

(52)
(53)

3.6. Populasi dan Sampel 3.6. Populasi dan Sampel 3.6.1.Populasi

3.6.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Notoadmoojo, 2002), populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala (Notoadmoojo, 2002), populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga sebanyak 400KK yang bertempat tinggal di Desa Kubu Simbelang keluarga sebanyak 400KK yang bertempat tinggal di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

3.6.2 Sampel 3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti (Arikunto,2002). Menurut Alimul (2003) sampel merupakan bagian populasi (Arikunto,2002). Menurut Alimul (2003) sampel merupakan bagian populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai populasi. Rumus yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : berikut : N = 20% × N N = 20% × N Keterangan : Keterangan : n : besar sampel n : besar sampel N : besar populasi N : besar populasi Maka, Maka, n n = = 20% 20% × × 400400 = 80 = 80

Rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika jumlah subyek adalah Rumus tersebut berdasarkan pernyataan jika jumlah subyek adalah kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sedangkan jika jumlah kurang dari 100 maka lebih baik di ambil semua, sedangkan jika jumlah

(54)
(55)

subyeknya lebih besar dapat diambil antara 20% - 25 % (Arikunto,2002). subyeknya lebih besar dapat diambil antara 20% - 25 % (Arikunto,2002). Maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode simple random sampling 

simple random sampling  dimana semua subjek yang termasuk dalamdimana semua subjek yang termasuk dalam populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sample masing-masing populasi mempunyai hak untuk dijadikan anggota sample masing-masing subjek di beri nomor urut sesuai dengan abjad nama, atau urutan nomor subjek di beri nomor urut sesuai dengan abjad nama, atau urutan nomor semula dengan kertas gulungan yang berisi nomor

semula dengan kertas gulungan yang berisi nomor – –nomor subjek, dilakukannomor subjek, dilakukan lotre yang sudah umumnya di kenal.

lotre yang sudah umumnya di kenal.

3.7. Metode Pengumpulan Data 3.7. Metode Pengumpulan Data 3.7.1.Data Primer

3.7.1.Data Primer

Data primer di peroleh menggunakan quesioner yang di tujukan kepada Data primer di peroleh menggunakan quesioner yang di tujukan kepada setiap kepala keluarga.

setiap kepala keluarga.

3.7.2. Data Sekunder 3.7.2. Data Sekunder

Data sekunder di peroleh dari, kantor Kepala Desa Kubu Simbelang Data sekunder di peroleh dari, kantor Kepala Desa Kubu Simbelang

3.8. Pengolahan Data 3.8. Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan bantuan

Data yang terkumpul diolah dengan bantuan computer computer dengan metodedengan metode SPSS Pengolahan data meliputi kegiatan :

SPSS Pengolahan data meliputi kegiatan : 1.

1. Coding Coding adalah membuat atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yangadalah membuat atau pembuatan kode pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama.

(56)
(57)

2.

2. Editing Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telahadalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan

dikumpulkan 3.

3. Scoring Scoring adalah member skor pada data yang telah dikumpulkanadalah member skor pada data yang telah dikumpulkan 4.

4. Tabulating Tabulating adalah membuat tabel yang berisikan data yang telah diberiadalah membuat tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

3.9. Analisa Data 3.9. Analisa Data

3.9.1. Analisa Univariat 3.9.1. Analisa Univariat

Analisa Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada Analisa Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel. Kemudian di distribusikan ke dalam tabel frekuensi.

masing variabel. Kemudian di distribusikan ke dalam tabel frekuensi.

3.9.2. Analisa Bivariat 3.9.2. Analisa Bivariat

Setelah seluruh data di peroleh dan di olah maka di adakan proses Setelah seluruh data di peroleh dan di olah maka di adakan proses analisis data dengan analisis bivariat yaitu menganalisa data mengenai analisis data dengan analisis bivariat yaitu menganalisa data mengenai hubungan

hubungan antara variabel antara variabel independen independen dengan dengan variabel dependen variabel dependen dengandengan menggunakan uji

menggunakan uji Chi-square Chi-square pada tingkat kepercayaapada tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05).n 95 % (α = 0,05).

Jika p value > 0,05 maka Ho di terima Jika p value > 0,05 maka Ho di terima

Jika p value < 0,05 maka Ho di tolak (Singgih Santoso,2002) Jika p value < 0,05 maka Ho di tolak (Singgih Santoso,2002)

(58)
(59)

BAB IV

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum 4.1. Gambaran Umum

Gambaran Umum Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Gambaran Umum Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo.

4.1.1. Keadaan Geografi 4.1.1. Keadaan Geografi

Desa Kubu Simbelang adalah Desa yang terletak di Kecamatan Desa Kubu Simbelang adalah Desa yang terletak di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yang letaknya kurang lebih 10 km dari Ibu kota Tigapanah Kabupaten Karo yang letaknya kurang lebih 10 km dari Ibu kota Kabupaten.

Kabupaten.

Adapun batas-batas wilayah di Desa Kubu Simbelang adalah : Adapun batas-batas wilayah di Desa Kubu Simbelang adalah : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Bunuraya

1. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Bunuraya 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Manukmulia 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Manukmulia 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Kutakepar 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Kutakepar 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kutambelin 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kutambelin

5. Luas wilayah desa Kubu Simbelang Kecamamatan adalah 700 hektar 5. Luas wilayah desa Kubu Simbelang Kecamamatan adalah 700 hektar

yang dimanfaatkan sebagai areal pemukiman dan perladangan. yang dimanfaatkan sebagai areal pemukiman dan perladangan.

4.1.2. Demografi 4.1.2. Demografi

Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 1615 jiwa yang terdiri dari : Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah 1615 jiwa yang terdiri dari : 1. Laki-laki sebanyak 819

(60)
(61)

2. Perempuan sebanyak 796 2. Perempuan sebanyak 796 3. Jumlah KK sebanyak 400 KK 3. Jumlah KK sebanyak 400 KK 4.1.3. Sarana dan Prasarana

4.1.3. Sarana dan Prasarana

Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut :

mempunyai sarana dan prasarana sebagai berikut : a.

a. Prasarana Prasarana JalanJalan

Jalan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Jalan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo berupa jalan Aspal.

Kabupaten Karo berupa jalan Aspal. b.

b. Sarana Sarana KesehatanKesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Sarana kesehatan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yaitu Puskesmas pembantu

Tigapanah Kabupaten Karo yaitu Puskesmas pembantu c.

c. Sarana Sarana IbadahIbadah

Sarana ibadah yang terdapat di Desa kubu simbelang kecamatan Sarana ibadah yang terdapat di Desa kubu simbelang kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo berupa Gereja sebanyak 5 unit.

Tigapanah Kabupaten Karo berupa Gereja sebanyak 5 unit. d.

d. Sarana Sarana PendidikanPendidikan

Sarana pendidikan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Sarana pendidikan yang ada di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo yaitu Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1 unit. Tigapanah Kabupaten Karo yaitu Sekolah Dasar (SD) sebanyak 1 unit.

4.2. Hasil Penelitian 4.2. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitin yang dilakukan penulis di dapatkan data-data Dari hasil penelitin yang dilakukan penulis di dapatkan data-data tentang hubungan karakteristik masyarakat dengan kepemillikan jamban tentang hubungan karakteristik masyarakat dengan kepemillikan jamban keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. keluarga di Desa Kubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

(62)
(63)

Adapun data yang di peroleh dari data peninjauan berdasarkan kuesioner Adapun data yang di peroleh dari data peninjauan berdasarkan kuesioner terlampir maka diketahui bahwa :

terlampir maka diketahui bahwa : 4.2.1. Data Umum Responden 4.2.1. Data Umum Responden

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur

No

No Umur Umur (Tahun) (Tahun) Frekuensi Frekuensi PersentasePersentase 1 1 23-30 23-30 16 16 20,020,0 2 2 31-37 31-37 9 9 11,2511,25 3 3 38-44 38-44 21 21 26,2526,25 4 4 45-51 45-51 22 22 27,5027,50 5 5 52-58 52-58 4 4 5,05,0 6 6 59-65 59-65 8 8 10,010,0 7 7 Total Total 80 80 100,0100,0

Dari tabel di atas dapat diketahui kelompok umur yang paling tinggi Dari tabel di atas dapat diketahui kelompok umur yang paling tinggi persentasenya adalah 45-51 tahun sebanyak 22 responden (27,50%), dan persentasenya adalah 45-51 tahun sebanyak 22 responden (27,50%), dan kelompok paling sedikit persentasenya adalah 52-57 tahun sebanyak 8 kelompok paling sedikit persentasenya adalah 52-57 tahun sebanyak 8 responden (10,0%).

responden (10,0%).

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Pekerjaan

No

No Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (%)(%) 1

1 Bertani/Berladang Bertani/Berladang 54 54 67,567,5 2

2 Pegawai Pegawai SwastaSwasta 8 8 10,010,0 3

(64)
(65)

4 4 Buruh Buruh 4 4 5,05,0 5 5 PNS PNS 5 5 6,36,3 T T o o t t a a l l 80 80 100,0100,0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan masyarakat Desa Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pekerjaan masyarakat Desa Kubu Simbelang sebagian besar adalah bertani/berladang yaitu sebanyak 54 Kubu Simbelang sebagian besar adalah bertani/berladang yaitu sebanyak 54 responden (67,5%).

responden (67,5%).

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

No

No Jenis Jenis Kelamin Kelamin Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (%)(%) 1 1 Laki-laki Laki-laki 73 73 91,391,3 2 2 Perempuan Perempuan 7 7 8,88,8 Total Total 80 80 100,0100,0

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 responden kepala Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 80 responden kepala keluarga ada 73 responden Laki-laki (91,0) dan 7 responden Perempuan keluarga ada 73 responden Laki-laki (91,0) dan 7 responden Perempuan (8,8%).

(8,8%).

4.2.2. Analisa Univariat 4.2.2. Analisa Univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi Analisis Univariat dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari karakteristik masyarakat (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dari karakteristik masyarakat (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, budaya/kebiasaan)

budaya/kebiasaan) dan dan kepemilikan kepemilikan jamban jamban keluarga keluarga di di Desa Desa KubuKubu Simbelang Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo.

(66)
(67)

Adapun analisisnya sebagai berikut : Adapun analisisnya sebagai berikut :

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan

No Pendidikan Responden Responden Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (%)(%) 1 1 Rendah Rendah 29 29 36,636,6 2 2 Menengah Menengah 46 46 57,557,5 3 3 Tinggi Tinggi 5 5 66,3,3 Total Total 80 80 100,0100,0

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan kepala Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan kepala keluarga Desa Kubu Simbelang terbesar adalah menengah (SMP-SMA) yaitu keluarga Desa Kubu Simbelang terbesar adalah menengah (SMP-SMA) yaitu 46 responden (57,5%).

46 responden (57,5%).

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan

No

No Pendapatan Pendapatan Responden Responden Frekuensi Frekuensi Persentase Persentase (%)(%) 1 1 Rendah Rendah 20 20 25,025,0 2 2 Menengah Menengah 38 38 47,547,5 3 3 Tinggi Tinggi 22 22 27,527,5 Total Total 80 80 100,0100,0

Gambar

Gambar 1. Penyebaran Penyakit Melalui Tinja Gambar 1. Penyebaran Penyakit Melalui Tinja  2.4.2
Gambar 2. Pemutusan mata rantai transmisi penyakit dari tinja Gambar 2. Pemutusan mata rantai transmisi penyakit dari tinja 
Tabel 1. Defenisi OperasionalTabel 1. Defenisi Operasional
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut UmurTabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa nilai p &lt; 0,001, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan

Hasil penelitan dari uji Chi-Square menunjukkan terdapat keterkaitan yang signifikan antara jumlah tenaga kerja, lama usaha, dan modal dengan pendapatan usaha, tetapi

Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa nilaip &lt; 0,001, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Berdasarkan hasil uji Chi-Square (Pearson Chi-Square) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status

analisis bivariat untuk menilai hubungan antara variable bebas dan variable terikat menggunakan uji beda Chi Square yaitu untuk melihat besar hubungan antara usia, jenis kelamin,

Hasil uji statistik dengan menggunakan analisis Chi-square diketahui bahwa nilaip &lt; 0,001, hal ini mempunyai arti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

Pengujian menggunakan uji chi - square (X 2 ) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara penghasilan per bulan dengan tingkat pendidikan formal tenaga kerja wanita

Dari hasil penelitian menggunakan analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi magnesium dengan tingkat nyeri dismenore