Dampak Negatif Pestisida Terhadap
Dampak Negatif Pestisida Terhadap Lingkungan PertanianLingkungan Pertanian
IMAM ANSORI IMAM ANSORI
15051010157 15051010157 Fakultas Pertanian Universitas
Fakultas Pertanian Universitas PadjadjarPadjadjaranan
Peningkatan
Peningkatan kegiatan kegiatan agroindustri agroindustri selain selain meningkatkan meningkatkan produksiproduksi pertanian
pertanian juga juga menghasilkan menghasilkan limbah limbah dari dari kegiatan kegiatan tersebut. tersebut. PenggunaanPenggunaan pestisida, disamping bermanfaat
pestisida, disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian tapi jugatapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia.
kesehatan manusia. Dalam pen
Dalam penerapan di erapan di bidang bidang pertanian, pertanian, ternyata tidak ternyata tidak semua pestisidasemua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan
sedangkan 80 persen 80 persen lainnya jatuh lainnya jatuh ke tanah. ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebutAkumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id,
Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).1994).
Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang lebih menyukai produk pertanian
produk pertanian yang alami yang alami dan bebas dan bebas dari dari pengaruh pestisida pengaruh pestisida walaupun produkwalaupun produk pertanian tersebut
pertanian tersebut di dapat di dapat dengan harga dengan harga yang lebih yang lebih mahal dari mahal dari produk pertanianproduk pertanian yang menggunakan pestisida (Ton, 1991).
yang menggunakan pestisida (Ton, 1991).
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan
matahari dan tidak mudah tidak mudah terurai (Sa’id, 1994terurai (Sa’id, 1994).).
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu berdampingan
berdampingan dengan dengan masalah masalah pencemaran pencemaran lingkungan lingkungan sejak sejak bahanbahan bahanbahan kimiakimia tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar Sebagian menguap dan menyebar di atmosfer dimana akan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan dan jatuh ke tanah (Uehara, 1993).
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan, terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah. Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahanbahan kimia yang berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air.
Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
Berdasarkan data yang diperoleh Theresia (1993) dalam Sa’id (1994), di Indonesia kasus pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai kerugian. Di Lembang dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi. Juga telah tercemar beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk dan juga tercemarnya produk-produk hasil pertanian.
Dampak Negatif Pestisida Terhadap Lingkungan Pertanian
Dalam kegiatan agroindustri selain meningkatkan produksi pertanian juga menghasilkan limbah dari kegiatan tersebut. Penggunaan pestisida, disamping bermanfaat untuk meningkatkan produksi pertanian tapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan pertanian dan juga terhadap kesehatan manusia. Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya.
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini
peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai (Sa’id, 1994).
Dampak bagi kesehatan petani Penggunaan pestisida yaitu bisa mengontaminasi pengguna secara langsung sehingga mengakibatkan keracunan. Dalam hal ini, keracunan bisa dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu keracunan akut ringan, keracunan akut berat dan kronis. Keracunan akut ringan menimbulkan pusing, sakit kepala, iritasi kulit ringan, badan terasa sakit dan diare. Keracunan akut berat menimbulkan gejala mual, menggigil, kejang perut, sulit bernapas keluar air liur, pupil mata mengecil dan denyut nadi meningkat. Selanjutnya, keracunan yang
sangat berat dapat mengakibatkan pingsan, kejang-kejang, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa dan tidak menimbulkan gejala serta tanda yang spesifik. Namun, Keracunan kronis dalam jangka waktu yang lama bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan penggunaan pestisida diantaranya iritasi mata dan kulit,
Dampak yang ditimbulakan bagi konsumen, dampak pestisida bagi konsumen umumnya berbentuk keracunan kronis yang tidak segera terasa. Namun, dalam jangka waktu lama mungkin bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Meskipun sangat jarang, pestisida dapat pula menyebabkan keracunan akut, misalnya dalam hal konsumen mengkonsumsi produk pertanian yang mengandung residu dalam jumlah besar.
Dampak penggunaan pestisida bagi lingkungan bisa dikelompokkan menjadi dua kategori.
a. Bagi Lingkungan Umum
Pencemaran lingkungan (air, tanah dan udara).
Terbunuhnya organisme non target karena terpapar secara langsung.
Terbunuhnya organisme non target karena pestisida memasuki rantai
makanan.
Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh organisme melalui rantai
Pada kasus pestisida yang persisten (bertahan lama), konsentrasi pestisida
dalam tingkat trofik rantai makanan semakin keatas akan semakin tinggi (bioakumulasi).
Penyederhanaan rantai makanan alami. Penyederhanaan keragaman hayati.
Menimbulkan efek negatif terhadap manusia secara tidak langsung melalui
rantai makanan.
b. Bagi Lingkungan Pertanian
OPT menjadi kebal terhadap suatu pestisida (timbul resistensi OPT terhadap
pestisida)
Meningkatnya populasi hama setelah penggunaan pestisida
Timbulnya hama baru, bisa hama yang selama ini dianggap tidak penting
maupun hama yang sama sekali baru.
Terbunuhnya musuh alami hama.
Perubahan flora, khusus pada penggunaan herbisida. Fitotoksik (meracuni tanaman)
Berdasarkan data yang diperoleh Theresia di Indonesia kasus pencemaran oleh pestisida menimbulkan berbagai kerugian. Di Lembang
dan Pengalengan tanah disekitar kebun wortel, tomat, kubis dan buncis telah tercemar oleh residu organoklorin yang cukup tinggi. Juga telah tercemar beberapa sungai di Indonesia seperti air sungai Cimanuk dan juga tercemarnya produk-produk hasil pertanian.
Daftar Pusaka
Sa’id, E.G., 1994. Dampak Negatif Pestisida, Sebuah Catatan bagi Kita Semua. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor, hal 71-72.
Sudarmo, S., 1991. Pestisida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta, hal 15-33.
Suwahyono, U., 1996. Aplikasi Biofungisida T richoderma spp Untuk Pengendali Jamur Patogen Rhizoctonia solanii Pada Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Alami, Vol. 1(2). BPPT, Jakarta, hal 50-53.
Suwanto, A., 1994. Mikroorganisme Untuk Biokontrol : Strategi Penelitian dan Penerapannya Dalam Bioteknologi Pertanian. Agrotek, Vol. 2(1). IPB, Bogor, hal 40-46.
Ton, S.W., 1991. Environmental Considerations With Use of Pesticides in
Agriculture. Paper pada Lustrum ke-VIII Fakultas Pertanian USU, Medan. Utami, A. dan Rahyu B., 1996. Eko-Teknologi Sebagai Jalan Keluar Untuk
Mengatasi Problem Lingkungan. Alami, Vol. 1(2). BPPT, jakarta, hal 54-57.